Anda di halaman 1dari 10

RESUME KEPERAWATAN MATERNITAS

PEMERIKSAAN KEHAMILAN ANTENATAL CARE ( ANC )”

Disusun Oleh :
Vrima Ayu F
19631831

PRAKTIKUM SKILL LABORATORIUM 2


PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Vrima Ayu F


Judul : Resum Keperawatan Maternitas Pemeriksaan
Kehamilan Antenatal Care ( ANC )

Tanggal : 06 Juni 2022

Disusun untuk memenuhi tugas praktikum Skill laboratorium 2 di Laboratorium Keperawatan


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Ponorogo, 06 Juni 2022

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Hery Ernawati , S.Kep.,Ns,.M.Kep Vrima Ayu F


NIDN. 0711117901 NIM. 19631831
RESUME PEMERIKSAAN KEHAMILAN ANTENATAL CARE ( ANC )

A. PENGERTIAN
Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan. Kehamilan
adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel
telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat mata rantai yang saling
berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi
spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi
(implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai kehamilan matur atau aterm (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala
untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi pemeriksaan kehamilan,
upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Manuaba,
2010). Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,
memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak, 2005). Pelayanan
Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (Dokter spesialis
kandungan, Dokter umum, Bidan, Perawat) untuk ibu selama masa kehamilanya.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Saifuddin, 2009). Trimester Kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu (
Prawirohardjo,2014) :
1. Trimester I adalah usia kehamilan 0 sampai 12 minggu
2. Trimester II adalah usia kehamilan 13 sampai 27 minggu
3. Trimester III adalah usia kehamilan diatas 28 sampai 40 minggu

B. TUJUAN
Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal yaitu :
Mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang dapat membantu bidan dalam
membangun membina hubungan yang baik saling percaya antara ibu dan bidan,
mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi, menggunakan data untuk menghitung
usia kehamilan dan tafsiran tanggal persalinan, merencanakan asuhan khusus yang
dibutuhkan ibu (Istri Bartini, 2012).
Menurut Rukiah (2013) tujuan dilakukannya pemeriksaan antenatal yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
C. MANFAAT
Manfaat Antenatal Care Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai
kehamilan secara dini, Sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkahlangkah dalam pertolongan persalinanya (Manuaba, 2010).
D. KLASIFIKASI
1. Tenaga dan Lokasi Pelaksanaan Antenatal Care
Untuk melakukan Antenatal Care (pelayanan antenatal care) pada ibu hamil,
hanya dapat dibantu atau diberikan oleh tenaga kesehatan profesional, seperti:
dokter spesialis ginekologi, dokter, perawat, bidan dan tidak diberikan oleh dukun
bayi (Prawiroharjo, 2002). Sementara pelayanan Antenatal Care dapat diakses di
Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, Rumah sakit maupun di klinik
dokter praktek swasta (Depkes RI, 2007).
a. Jadwal Pemeriksaan Antenatal care
Jadwal pemeriksaan Antenatal Care, secara garis besar terbagi atas beberapa
tahap, yaitu:
a. Pemeriksaan Pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
atau tidak menstruasi.

b. Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan,
setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu
sekali sejak usia kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
c. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan
oleh Ibu Hamil (Manuaba,1998).

Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal care sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Manuaba,
1998).

b. Standar Pelayanan Minimal Antenatal


Menurut Kemenkes RI (2011), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan
standar pelayanan antenatal dimulai dengan :
a. Ukur tinggi badan.

b. Timbang berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA).

c. Ukur Tekanan Darah.

d. Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU).

e. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).

f. Pemberian Tablet besi (fe).

g. Tanya/Temu wicara.

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) terdapat enam standar dalam


pelayanan asuhan antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari
lingkup standar pelayanan kebidanan:
a. Standar 1 Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong
ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.

b. Standar 2 Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesis, perkembangan janin, mengenal kehamilan resiko
tinggi, imunisasi, nasihat, dan penyuluhan kesehatan. Standar 3 Palpasi
Abdominal Bidan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia
kehamilan, memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan masuknya
kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan.
c. Standar 4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, dan
rujukan semua kasus anemia pada kehamilan. Standar 5 pengelolaan dini
hipertensi pada kehamilan bidan menemukan secara dini setiap kenaikan
tekanan darah pada kehamilan, mengenali tanda dan gejala preeklamsia
lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya.
d. Standar 6 Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, dan
keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan bersih dan aman, serta suasana yang menyenangkan.
c. Pelaksana kunjungan ANC
Menurut Depkes RI (2005) pelaksana pelayanan ANC terdiri dari : a
a. Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis obstetrik dan
ginekologi.
b. Tenaga perawatan meliputi : bidan, pembantu bidan, perawat bidan, dan
perawat wanita yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan.
d. Lokasi pelayanan ANC atau pemeriksaan kehamilan
Menurut Depkes RI (2005) tempat pemberian pelayanan ANC dapat status
aktif meliputi :
a. Puskesmas
b. Puskesmas pembantu
c. Pondok bersalin desa
d. Posyandu
e. Rumah penduduk (pada kunjungan kegiatan puskesmas)
f. Rumah sakit pemerintah atau swasta
g. Rumah sakit bersalin
h. Tempat praktek swasta (bidan, dokter)
E. INDIKASI / INDIKATOR
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komperhensif sesuai
standar.
Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama,
sebaliknya sebelum minggu ke 8.
2. Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga kesehatan
yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komperhensif sesuai standar. Kotak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada
trimester I (kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12-24 minggu),
minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan setelah minggu ke 24 sampai
dengan minggu ke 36.
3. Penanganan komplikasi (PK)
PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun tidak
menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas.
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi.

Menurut Saifuddin (2002), kunjungan ANC untuk pemantauan dan pengawasan


kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu
sebagai berikut :
a. Kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan.
b. Kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan.
c. Kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke- 36)
dua kali kunjungan.
F. KONTRAINDIKASI
Tidak ada kontraindikasi absolut pelayanan antenatal, akan tetapi ketidaktersediaan
pelayanan antenatal secara bebas dan terpadu mempengaruhi dapat mempengaruhi
proses kelahiran dan timbulnya komplikasi selama kelahiran. Selain itu, pelayanan
antenatal tidak dapat dilakukan pada pasien yang menolak dilakukan pemeriksaan.
Dilihat dari tujuannya, pelayanan antenatal ini tidak memiliki kontraindikasi karena
pelayanan ini bertujuan agar setiap wanita hamil dan remaja hamil mendapatkan
konseling kesehatan secara komprehensif sehingga dapat mendeteksi secara dini
kelainan dan risiko yang mungkin timbul selama kehamilan, sehingga kelainan dan
risiko tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Semua wanita hamil dan remaja
berhak mendapatkan pelayanan antenatal yang baik oleh tenaga kesehatan profesional
kecuali adanya penolakan dari wanita yang bersangkutan untuk dilakukan pelayanan
antenatal tersebut.
G. KEUNTUNGAN ANC
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2005).
Menurut Prawirohardjo (2006), bahwa manfaat pelayanan ANC untuk:
a. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan
yang mungkin terjadi.
b. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama kehamilan,
baik yang bersifat medis, bedah atau obstetrik.
c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta bayi
dengan memberikan pendidikan, supleman dan imunisasi.
d. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa nifas yang
normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan` sosial.
H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN ANTENATAL CARE
Menurut standar pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2003), ada banyak alasan mengapa
ibu hamil tidak kunjungan ANC antara lain :
1. Kemampuan mengambil keputusan.
Ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu, karena hal itu adalah hak suami
dan mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan
kehamilan dan hanya mengandalkan cara-cara tradisional.
2. Fasilitas kesehatan
Fasilitas untuk pelayanan ANC tidak memadai, tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaannya, harus menunggu lama atau
perlakuan petugas kesehatan yang kurang memuaskan.
3. Pengetahuan
Beberapa ibu hamil tidak mengetahui mereka harus memeriksakan kehamilannya,
maka ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan.
4. Budaya
Kurangnya dukungan keluarga maupun tradisi yang tidak mengijinkan seorang
ibu hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.
5. Petugas kesehatan
Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada petugas kesehatan secara umur
beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan
pemerintah.
6. Kepercayaan
Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilannya pada petugas
kesehatan (terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki). 7) Sosial ekonomi Ibu
hamil atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak mempunyai
waktu untuk memeriksakan kehamilan

Anda mungkin juga menyukai