Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE

Disusun Untuk Memenuhi :


Tagihan Tugas : Laporan Komperhensif Antenatal Care
Dosen Pembimbing : Asworoningrum Y, S.Si, M.Keb

Disusun Oleh :
SYAHRINA TAZKIA PUTRI
P17310223058

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
Laporan pendahuluan ini telah mendapat persetujuan dan disahkan.

Malang, 24 April 2023


Mahasiswa

Syahrina Tazkia Putri


NIM. P17310223058

Mengetahui,

Perseptor Klinik Perseptor Akademik

Caecilia Yunita Rahayu Asworoningrum Y, S.Si, M.Keb


NIP. 198207052008122003
A. PELAYANAN ANTENATAL CARE
1. Pengertian Antenatal Care
Asuhan antenatal atau antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh
tenaga Kesehatan (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan) kepada ibu
selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

2. Tujuan Pelayanan Antenatal


a. Tujuan Umum
Semua ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan
berkualitas sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan
pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
Pengalaman yang bersifat positif adalah pengalaman yang menyenangkan dan
memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi ibu hamil dalam menjalankan
perannya sebagai perempuan, istri dan ibu. (Pedoman Pelayanan Antenatal
Terpadu Kemenkes Republik Indonesia, 2020)
b. Tujuan Khusus
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013, tujuan khusus
antenatal terpadu meliputi:
1) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,
termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI.
2) Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas.
3) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
4) Melakukan intervensi terhadap kelaianan/penyakit/gangguan pada ibu
hamil sedini mungkin.
5) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan yang ada.

3. Standar Pelayanan Antenatal


Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil
memenuhi kriteria 10 T (Kementrian Republik Indonesia, 2016). Pelayanan yang
diberikan yaitu :
a. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Tinggi badan bila < 145 cm, maka factor risiko panggul sempit kemungkinan sulit
melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan dilakukansetiap kali periksa.
Sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit1kg/bulan.
b. Pengukuran tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90 mmHg, ada factor risiko hipertensi (tekanan darah tinggi)
dalam kehamilan.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Hasil LiLA bila <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis
(KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
d. Pengukuran tinggi rahim
Pengukuran tinggi Rahim berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai
dengan usia kehamilan.
e. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut jantung janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala belum masuk
panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut
jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau lebih dari 160x/menit menunjukkan
ada tanda gawat janin, segera rujuk.
f. Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Perlu mendapatkan suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran petugas Kesehatan
untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi. Jadwal pemberian imunisasi TT yaitu
TT1 diberikan saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan), TT2 4
minggu setelah TT1 (pada kehamilan), TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan,
jika selang waktu minimal terpenuhi), TT4 1 tahun setelah TT3 dan TT5 1 tahun
setelah TT4.
g. Pemberian tablet tambah darah
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal
selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi
rasa mual.
h. Tes laboratorium
1. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan.
2. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (anemia).
3. Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4. Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan Sifilis, sementara pemeriksan
malaria dilakukan di daerah endemis.
i. Konseling dan penjelasan
Tenaga Kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), nifas,
perawatan bayi baru lahir, ASI Ekslusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada
bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.
j. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus sesuai dengan
standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Sedangkan kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
4. Jadwal Kunjungan Antenatal
Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali selama masa kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu dua
kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester
kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan tiga kali pada trimester ketiga (usia
kehamilan 24 minggu sampai persalinan) (Kemenkes Republik Indonesia, 2018).

B. KONSEP DASAR KEHAMILAN


1. Pengertian kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dan terbagi
dalam periode 3 triwulan / trimester (Nugroho, 2014).
Menurut BKKBN kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur
matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya
menyatu membentuk sel yang akan tumbuh.
2. Tanda kehamilan
Menurut Hani (2010), tanda kehamilan terdiri atas tanda tidak pasti kehamilan, tanda
kemungkinan kehamilan, tanda pasti kehamilan.
a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat dikenali dan
yang dirasakan oleh wanita hamil.
1. Amenorea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembenbtukan folikel de
graf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenore dapat
dikonfirmasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. HPHT
yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah menstruasi
dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi biasa. HPHT dapat digunakan
sebagai perhitungan taksiran persalinan. Tanggal perkiraan persalinan atau
Estimated Date Confinement (EDC) atau bisa digunakan istilah Estimated Date
Delivery (EDD) dapat diperkirakan menggunakan teori Neagle, yaitu:
a) Bila HPHT antara bulan April sampai Desember
(Hari + 7) (Bulan – 3) (Tahun + 1) = Tafsiran Persalinan
b) Bila HPHT antara bulan Januari sampai Maret
(Hari + 7) (Bulan + 9) = Tafsiran Persalinan
2. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari
yang disebut morning sickness.
3. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan sesuatu makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama
kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
4. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme pada kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan usia
kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
5. Sering BAK
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Frekuensi kencing yang sering terjadi pada trimester pertama akibat
desakan uterus terhadap kandung kemih.
6. Payudara Tegang
Estrogen meningkat perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan
progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
Menimbulkan pembesaran payudara, perasaan tegang dan nyeri selama 2 bulan
pertama kehamilan lebih dari 16 minggu.
b. Tanda Mungkin (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita
hamil.
1) Abdomen Membesar
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
2) Tanda Hegar
Tanda hegar adalah perlunakan dan dapat ditekannya ismus uteri.
3) Pemeriksaan Tes Biologi Kehamilan Positif (Planotest)
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Corionic
Gonadotropin (HCG) yang di produksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaran darah (pada plasma darah)
dan diekskresi oleh urine ibu.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah yang menunjukkan langsung keberadaan janin yang dapat
dilihat langsung oleh pemeriksa.
1) Gerakan Janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan
janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut Jantung Janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat Fetal
Elektrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop laenecc, DJJ baru
dapat didengar pada usia kehamilan 18 – 20 minggu.
3) Bagian – Bagian Janin
Bagian – bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada
usia kehamilan trimester akhir. Bagian janin ini dapat dilihat dengan
sempurna menggunakan USG.
4) Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
3. Perubahan Psikologis Pada Kehamilan
Kehamilan merupakan waktu transisi yaitu kehidupan ebelum memiliki anak
yang berada dalam kandungan dan kehidupan setelah anak lahir. Secara umum
emosi yang dirasakan oleh ibu hamil cukup labil, ia dapat memiliki reaksi yang
ekstrim dan suasana hati yang cepat berubah. Ibu hamil menjadi sangat sensitif dan
cenderung bereaksi berlebihan.
Ibu hamil lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman
dengan orang lain. Wanita hamil memiliki kondisi yang sangat rapuh, sangat takut
akan kematian baik terhadap dirinya sendiri maupun bayinya.
1. Trimester I
a. Rasa cemas bercampur bahagia
Perubahan psikologis yang menonjol pada usia kehamilan trimester pertama
ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus bahagia. Mereka cemas akan
hal-hal yang tidak dipahami karena mereka merasa tidak dapat
mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang mereka jalani sedang berada
dalam suatu proses yang tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat
sebagian wanita menjadii tergantung dan menjadi lebih menuntut.
Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat berkaitan dengan pada kualitas
kemampuan untuk merawat dan mengasuh bayi kandungnya, sedangkan
rasa bahagia dikarenakan dia merasa sudah sempurna sebagai wanitan yang
dapat hamil.
b. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat
stimulan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau kondisi
(Bobak, Lowdermilk, dan Jensen 2005). Sebagian besar wanita merasa sedih
dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil. Penyebab ambivalensi
pada ibu hamil yaitu perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk,
ibu karier, tanggung jawab baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi
ibu, keuangan dan sikap penerimaan keluarga terdekatnya. Perasaan
ambivalen ini berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima kehamilanya.
c. Fokus padaa Diri Sendiri
Fokus wanita adalah dirinya sendiri. Dari fokus pada diri sendiri ini timbul
ambivalensi mengenai kehamilanya seiring usaha menghadapi pengalaman
kehamilan yang buruk yang pernah dialami sebelumnya, efek kehamilan
terhadap kehidupan kelak (terutama jika berkarier), tanggung jawabnya
yang baru atau tambahan yang ditanggung, kecemasan yang berhubungan
dengan untuk menjadi ibu, masalah keuangan dan rumah tangga dan
peneriman orang terdekat terhadap kehamilanya.
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih berfokus
kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin. Meskipun, demikian
bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi bayinya. Kini ibu lebih
merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi bagian tubuhnya yang
tidak terpisahkan. Hal ini mendorong ibu untuk menghentikan rutinitasnya,
terutama yang berkaitan dengan tuntutan sosial atau tekanan psikologis agar
bisa menikmati waktu kosong tanpa beban.
d. Perubahan Seksual
Hasrat seksual pada trimester I sangat bervariasi antar satu wanita dan
wanita lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual
tetapi secara umum trimester I merupakan waktu terjadinya penurunan
libido dan hal ini merupakan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap
pasangan. Banyak wanita yang merasakan kebutuhan kasih sayang yang
besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umun sangat dipengaruhi
oleh keletihan, depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah-masalah lain yang merupakan normal terjadi
pada trimester I.
e. Perubahan Emosional
Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama menyebabkan adanya
penurunan kemauan berhubungan seksual, rasa letih dan mual, perubahan
suasana hati, depresi, kekhawatiran ibu tentang kesejahterannya dan
bayinya, kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik,
dan sebagainya.
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa dia
sedang mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti semua ini
bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester
pertama kehamilan.
2. Trimester II
Perubahan psikologis pada trimester kedua, secara umum periode
trimester kedua dikelompokkan menjadi dua fase, yakni prequickeckening
(sebelum ada pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah
ada pergerakan janin yang dirasakan ibu).
1. Fase Pre Quickening
Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester
kedua, ibu hamil mengevaluasi segala aspek yang telah terjadi selama hamil.
Disini ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan
interpersonal yang terjadi dan menjadikannya sebagai dasar-dasar dalam
mengembangkan interaksi sosial dengan bayi yang akan dilahirkannya.
Transisi ini memberikan pengertian bagi ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang penuh kasih sayang kepada anak-anak
yang akan dilahirkannya kelak.
2. Fase Post Quickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, maka identitas keibuan
semakin jelas. Ibu akan fokus pada kehamilannya dan mempersiapkan diri
untuk menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Terkadang perubahan ini
bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan,
terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Oleh
sebab itu, ibu harus diberikan pengertian bahwa dia tidak harus membuang
segala peran yang diterima sebelum masa hamilnya.
Pada wanita multi gravida, peran baru menggambarkan bagaimana dia
bisa menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana jika dia
harus meninggalkan rumah untuk sementara waktu disaat proses persalinan.
Pergerakan bayi membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah
makhluk hidup yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan
fokus pada bayinya.
Bentuk-bentuk reaksi psikologis pada trimester kedua, untuk trimester
kedua kehidupan psikologis ibu hamil tampak lebih tenang dan mulai dapat
beradaptasi, perhatian mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan
seksual, keluarga, dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta
peningkatan kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat, dan meniru peran
ibu. Selain itu, ketergantungan ibu hamil kepada pasangan juga semakin
meningkat seiring dengan perkembangan kehamilannya
3. Rasa Khawatir
Kadang kala ibu khawatir bahwa bayi akan lahir sewaktu-waktu. Hal ini
menyebabkan adanya peningkatan kewaspadaan atas timbulnya tanda-tanda
persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan menghindari orang atau benda yang dianggap membahayakan bayi.
Ibu mulai merasa takut atas rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
saat melahirkan.
4. Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester II terjadi pada bulan kelima kehamilan
terasa nyata karena bayi sudah mulai bergerak sehingga dia mulai
memperhatikan bayi dan memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau
cacat. Rasa kecemasan seperti ini terus meningkat seiring bertambah usia
kehamilannya.
5. Keinginan untuk Berhubungan seksual
Kebanyakan calon orang tua khawatir jika hubungan seks dapat
memengaruhi kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering diajukan ialah
kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibu, atau ejakulasi.
Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak
diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan
prematur.
Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan
seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang
dan menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang
menyenangkan masalah ini bisa diatasi. Walaupun sebagian ibu hamil
merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita akan
meningkat pada trimester kedua. Perubahan tingkat libido disebabkan variasi
perubahan hormonal.
Mengenai strategi pemilihan posisi saat berhubungan seks ini sangat
beragam, semua tergantung pada kesiapan fisik dan psikis dari kedua pihak. Bagi
sebagian perempuan, kehamilan justru meningkatkan dorongan seks, tetapi bagi
sebagian lain tidak berpengaruh. Sementara bagi perempuan yang lain,
kehamilan justru menekan atau menurunkan dorongan seks. Namun, perlu kita
ketahui bahwa hubungan seks saat ibu hamil pada dasarnya dipengaruhi
kepercayaan yang telah dimiliki kedua pasangan tentang perilaku seksual,
kondisi fisik dan emosi (Kusmiyati, 2010).

3. Trimester III
Trimester ketiga seringkali disebut periode penantian/menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu
mengingatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya
persalinan. Ibu juga merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat
waktu.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester
ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek, sehingga
memerlukan perhatian lebih besar dari pasangannya. disamping itu ibu
mulai merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil, terdapat perasaan mudah
terluka (sensitif). Hasrat seksual tidak setinggi pada trimester kedua karena
abdomen merupakan sebuah penghalang.
Posisi alternatif untuk hubungan seksual dan metode alternatif yang
memberikan kepuasan seksual mungkin membantu atau malah
menimbulkan perasaan bersalah jika ada ketidaknyamanan dalam
berhubungan seksual. Bersikap terbuka dengan pasangan atau konsultasi
dengan bidan atau tenaga kesehatan lain adalah hal yang penting. Trimester
ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang
tua, bahkan mereka juga memilih sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkan. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Trimester III merupakan periode
penantian/menunggu dan merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayi dan menjadi orang tua.
1) Rasa Tidak Nyaman
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali pada trimester
ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu,
ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan
dukungan dari suami, keluarga, dan bidan.
2) Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester III terutama pada bulan-bulan terakhir
kehamilan biasanya gembira bercampur takut karena kehamilan telah
mendekati persalinan. Rasa kekhawatirannya terlihat menjelang melahirkan,
apakah bayi lahir sehat dan tugas-tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran
(Sulistyawati, 2009).
3. Tanda Bahaya Kehamilan
Macam-macam tanda bahaya selama kehamilan
a. Preeklamsia
Preeklamsia merupakan tekanan darah tinggi disertai dengan proteinuria
(protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan) yang terjadi pada
kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.
Klasifikasi preeklamsia ada dua yaitu :
1. Preeklamsia ringan
Preeklamsia terjadi jika terdapat tanda-tanda berikut :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau kenaikan
sistolik 30 mmHg atau lebih.
b. Edema umum,kaki, jari, tangan, dan muka atau kenaikan berat badan
1 kg atau lebih per minggu.
c. Proteinuria memiliki berat 0,3 gram atau per liter, kualitatif 1+ atau
2 + pada urin kateter atau midstream.
2. Preeklamsia berat
Preeklamsia berat ditandai sebagai berikut :
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5 gram atau lebih per liter
c. Oliguria yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada
epigastrium
e. Terdapat edema paru dan sianosis. (Ratnawati, 2020)
b. Perdarahan pervaginan
Perdarahan pravaginam dalam kehamilan cukup normal. Pada masa awal
kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan atau spotting.
Perdarahan tidak normal yang terjadi pada awal kehamilan (perdarahan
merah, banyak atau perdarahan dengan nyeri), kemungkinan abortus,
mola atau kehamilan ektopik. Ciri-ciri perdarahan tidak normal pada
kehamilan lanjut (perdarahan merah, banyak, kadang – kadang, tidak
selalu, disertai rasa nyeri) bisa berarti plasenta previa atau solusio
plasenta.
c. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang.
Sakit kepala hebat dan tidak hilang dengan istirahat adalah gejala pre
eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang bahkan stroke.
d. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang dirasakan oleh ibu hamil bila tidak ada hubungannya
dengan persalinan adalah tidak normal. Nyeri yang dikatakan tidak normal
apabila ibu merasakan nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat, hal ini kemungkinan karena appendisitis, kehamilan ektopik,
abortus, penyakit radang panggul, gastritis.
e. Bengkak pada wajah atau tangan. Hampir setiap ibu hamil mengalami
bengkak normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Hal tersebut menunjukkan
tanda bahaya apabila muncul bengkak pada wajah dan tangan dan tidak hilang
setelah beristirahat dan disertai keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan
tanda anemia, gagal jantung atau preeklamsia.
f. Bayi bergerak kurang dari seperti biasanya Pada ibu yang sedang hamil ibu
akan merasakan gerakan janin yang berada di kandungannya pada bulan ke 5
atau sebagian ibu akan merasakan gerakan janin lebih awal. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 x dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai