Anda di halaman 1dari 51

MASALAH ANTENATAL CARE

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Matrenitas

Dosen Pengampu

Disusun Oleh:

Lasma Panjaitan

Novi Nurullita Rahayu

Puspo Gayatri

Raka

Siti Fatimah

Tuminingsih

Zuli asih

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES

PERTAMEDIKA JAKARTA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho allah SWT, karena tanpa rahmat dan ridho nya kita tidak dapat

meyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu selaku dosen pengampu kami, yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas

makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam

pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang perawatan antenatal care

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui atau masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman maupun dosen, demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini semoga makalah

ini bermanfaat.

Jakarta, September 2023

1
DAFTAR ISI

2
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama kehamilan. Hal ini

dilakukan untuk memantaukesehatan fisik dan mental, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mempersiapkan persalinan dan

mencegah kematian akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan (SDG) global yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO 2019).

Ibu berperan penting dalam mengasuh potensi anaknya di dalam kandungan. Salah satu inisiatif tersebut adalah Integrated

Pregnancy/Pregnancy Screening atau Quality Prenatal Care (ANC). Secara umum, pelayanan antenatal terpadu (ANC) bertujuan untuk

memenuhi hak setiap ibu hamil atas pemeriksaan kehamilan yang berkualitas dan untuk mencapai kehamilan yang sehat, persalinan

yang aman dan bayi yang sehat (Yang et al. 2020).

Permenkes No. 43 Tahun 2016 menyatakan bahwa semua ibu hamil harus memiliki akses terhadap pelayanan

pemeriksaan kehamilan yang terstandar. Fasilitas pelayanan antenatal yang sesuai adalah ibu hamil yang telah melakukan minimal 4

kali kunjungan dan tes, dengan tes pertama antara 0- 12 minggu (trimester 1), kedua trimester 2 12-24 minggu (trimester ke-2), dan

kunjungan ibu hamil 2 kali berikutnya pada minggu ke-24 (trimester 3).

Setelah adanya pembaharuan sesuai dengan Permenkes No.21 Tahun 2021 bahwa untuk pelayanan Antenatal Care ada

penambahan yaitu K1-K6 pelayanannya yaitu Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum hamil, Pelayanan Kesehatan Masa Hamil,

Pelayanan Kesehatan Bersalin, Pelayanan Kesehatan Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, Pelayanan Kesehatan Seksual.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio kematian ibu global (MMR) adalah 303.000 pada tahun 2019. Rasio kematian ibu

(AKI) ASEAN adalah 235 per 100.000 kelahiran hidup. Tujuan

B. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memahami cara perawatan, pemeriksaan dan asuhan

keperawatan Antenatal care

C. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perawatan antenatal care,

2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan antenatal care,

3. Untuk mengetahui jadwal kunjungan antenatal care,

4. Untuk mengetahui adaptasi fisiologis antenatal care

1
5. Untuk mengetahui adaptasi secara psikologis antenatal care

6. Untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium dan penunjang pada pasien antenatal care

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien antenatal care

2
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Perawatan Antenatal Care

1. Pengertian

Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya

yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Kunjungan ibu hamil ke pelayanan

kesehatan dianjurkan yaitu 2 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan minimal 3 kali pada trimester III

(Kemenkes, 2020).

Antenatal adalah memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin,

meningkatkan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi, mempersiapkan peran ibu dan keluarga

dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal, mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik

dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi, mendeteksi dan

menatalaksana komlikasi medik bedah, atau obstetry selama kehamilan, mengembangkan persiapan persalinan serta

persiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu menyusui dengan dengan sukses, menjalankan nifas

normal dan merawat anak secara fisik psikologis dan social. (Yantimala, 2020).

Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan. Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin

dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat mata rantai

yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi

konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2009).

Trimester Kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu ( Prawirohardjo,2014) :

a. Trimester I adalah usia kehamilan 0 sampai 12 minggu

b. Trimester II adalah usia kehamilan 13 sampai 27 minggu

c. Trimester III adalah usia kehamilan diatas 28 sampai 40 minggu

2. Tujuan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

Menurut Miftahul (2020) kunjungan kehamilan berupaya untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa

kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik. Tujuan kunjungan awal antara lain:

a. Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.

3
b. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nila darah, serta pertumbuhan dan perkembangan

janin dapat digunakan sebagai standar pembanding esuai kemajuan kehamilan.

c. Mengidentifikasikan factor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidananan masa lalu dan masa sekarang.

d. Memberitahu kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan mendiskusikannya adanya

kekhawatiran tentang kehamilan saat ini, proses persalinan, serta masa nifas.

e. Mengajurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan

perkembangan kesehatan bayinya.

f. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan

3. Manfaat pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas Kesehatan

b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya

c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

d. Mengindentifikasi dan menatalaksanakehamilan resiko tinggi

e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi

f. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi

yang dikandungya (Prawiroharjo, 2014).

4. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Menurut WHO untuk wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko dalam kehamilannya, minimal dapat

melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1 kali saat Trimester pertama, satu kali pada saat trimester kedua dan dua kali pada

saat trimester ketiga.

a. Kunjungan pertama, sebaiknya sebelum kehamilan 12 minggu:

 Informasi umum pasien

 Informasi tentang riwayat kesehatan pasien

 Riwayat obstetric pasien sebelumnya

 Pemeriksaan fisik mencakup tanda-tanda anemia, tekanan darah, berat badan dan tinggi badan, dan

pemeriksaan vagina dengan speculum termasuk Pap smear

 Pemeriksaan darah (sebaiknya pemeriksaan Hb hanya dilakukan kehamilan 32 minggu atau kunjungan ke-3,

kecuali ada tanda-tanda anemia), urin, dan golongan darah

 Pemeriksaan suplemen zat besi, memberikan edukasi dan informasi kesehatan selama kehamilan

4
 Pemberian suntikan TT

b. Kunjungan kedua dilakukan pada kehamilan mendekati 26 minggu.

 Mengulang pertanyaan tentang riwayat kesehatan dan penyakit pasien

 Catat kondisi pasien yang tidak ditemukan sewaktu kunjungan pertama (kecelakaan, penyakit,

perdarahan/keputihan dari vagina.

 Catat setiap perubahan pada tubuh pasien

 Tanya gerakan bayi

 Periksa BJA

 Tanya tentang kebiasaan ibu : merokok, alcohol

 Pemeriksaan leopold

 Pemeriksaan vagina bila pada kunjungan pertama tidak dilakukan. Bila terjadi pendarahan pemeriksaan

vagina dilarang.

 Pemeriksaan Hb ulang jika pada pemeriksaan Hb pertama <7gr%

B. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis

1. Adaptasi Fisiologis

a. Sistem Kardiovaskuler

Kehamilan memberikan perubahan yang signifikan terhadap system kardiovaskuler.

Perubahan sistem kardivaskuler pada ibu hamil bertujuan untuk:

1) Memberikan perlindungan terhadap fungsi system kardiovaskuler yang normal pada ibu hamil

2) Memenuhi kebutuhan metabolisme yang disebabkan karena kehamilan pada tubuhnya

3) Memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin

5
Perubahan posisi, bentuk dan ukuran pada sistem kardivaskuler menyebabkan perubahan, diantaranya pada

tekanan darah, volume dan komposis darah, cardiac output dan waktu sikulasi dan koagulasi. Adaptasi Tekanan

darah Tekanan darah sistolik mungkin sedikit menurun seiring kehamilan. Tekanan darah diastolik mulai menurun

pada trimester pertama, terus turun hingga 24 hingga 32 minggu, kemudian secara bertahap meningkat dan kembali

ke tingkat prahamil.

Tekanan darah menurut saat trimester pertama dan kedua, namun cenderung meningkat pada trimester ketiga.

Pada saat pertengahan trimester perubahan tekanan darah dapat menyebabkan ketidaksadaran pada kehamilan juga

ibu hamil. Tuanya menjadi pemicu ketidakseimbangan tubuh, seperti posisi tidur terlentang perlu dihindari karena

dapat menyebabkan hipotensi yang terjadi pada 10% ibu hamil. Kondisi ini disebut sindrom hipotensif telentang.

a) Volume Darah

Volume darah meningkat sekitar 1500 ml, atau 40% hingga 45% dibanding tidak hamil.

Peningkatan ini bervariasi bergantung pada ukuran ibu hamil, paritas, primigravida atau multigravida.

Peningkatan ini terdiri dari 1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah.

Volume darah mulai meningkat di minggu ke 10 atau 12 kehamilan, memuncak pada

minggu ke 30 sampai 34 kehamilan, dan kemudian sedikit menurun pada minggu 40 kehamilan.

Peningkatan volume darah pada kehamilan ganda lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal.

Vasodilatasi perifer mempertahankan tekanan darah normal meskipun volume darah

meningkat pada kehamilan. Peningkatan aldosteron, estrogen dan progesteron diduga berkontribusi

terhadap peningkatan volume darah selama kehamilan.

Peningkatan volume darah dibutuhkan untuk:

 Memenuhi kebutuhan volume darah uterus,

 Menghidrasi jaringan janin dan ibu dengan cukup mengambil terlentang, posisi ketika tegak

wanita atau

 Menyediakan cadangan cairan untuk mengkompensasi kehilangan darah selama kelahiran dan

masa nifas

b) Komposisi Darah

Komposisi Darah Selama kehamilan terjadi percepatan produksi sel darah merah. Massa

sel darah merah meningkat sekitar 20% hingga 30%. Massa sel darah merah mengalami peningkatan

sebagai akibat akselerasi produksi untuk kebutuhan oksigen ekstra untuk maternal dan jaringan

plasenta. Peningkatan volume darah sebagai akibat peningkatan plasma menyebabkan penurunan kadar

hemoglobin. Kondisi ini dikenal dengan nama Hemodilusi, kondisi anemia fisiologis yang terjadi pada

6
trimester kedua kehamilan. Anemia fisiologis (Hb 10.5 gram%). Apabila Hb menjadi ≤ 10 gram% dan

hematokrit menurun ≤ 30% (anemia). Sel darah putih meningkat sejak trimester kedua puncaknya

trimester ketiga

c) Cardiac Output (Curah Jantung)

Cardiac output meningkat 30%-50% dibandingkan kondisi tidak hamil sejak minggu ke 30

kehamilan. Pada minggu ke 40 kehamilan menurun, namun tetap lebih tinggi 20% dari kondisi tidak

hamil. Posisi lateral recumbent akan meningkatkan cardiac output dibandingkan terlentang. Pada posisi

terlentang uterus yang besar dan berat sering menghambat aliran balik vena ke jantung dan

mempengaruhi tekanan darah. Meskipun curah jantung meningkat pada wanita hamil tetapi tekanan

darah belum tentu meningkat.

d) Waktu Sirkulasi dan Koagulasi

Waktu sikulasi melambat pada minggu ke 32 kehamilan dan kembali normal menjelas

persalinan. Aktifitas koagulasi meningkat, dimana darah lebih cepat untuk menggumpal. Hal ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan. Darah yang cepat menggumpal meningkatkan risiko

thrombosis, khususnya pada persalinan dengan SC. Sistem pembekuan darah dan fibrinogen

mengalami akselerasi yang besar pada saat kehamilan. Fibrinogen plasma (faktor X meningkat dari 3

bulan pertama kehamilan dan terus meningkat sedikit. Faktor VII, VIII, IX dan X akan terus meningkat

sejalan dengan konsumsi trombosit. Hal ini menyebabkan perubahan waktu koagulasi dari 12 ke 8

menit hamil.

b. Sistem Respirasi

Adaptasi sistem respirasi masa kehamilan dibutuhkan untuk:

1) Memenuhi kebutuhan oksigen ibu sebagi respon peningkatan laju metabolism

2) Memenuhi kebutuhan dalam rangka peningkatan jaringan uterus dan payudara

3) Memenuhi kebutuhan janin akan oksigen yang tinggi Kehamilan juga menyebabkan perubahan anatomi dari

paru-paru.

Perubahan anatomi ini disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen merilekskan ligament tulang rusuk, sehingga ekspansi

dada dapat meningkat. Perubahan tampak pada ukuran diameter traversal torak meningkat 2 cm dan diameter kelilingnya

meningkat 6 cm, diafragma bergeser 4 cm, pernafasan torak menggantikan pernafasan perut. Elevasi diafragma menyebabkan

7
kapasitas paru berkurang 5%. Frekuensi nafas normal berkisar 14-15 nafas/menit dengan pernafasan diafragma dan nafas menjadi

semakin dalam.

a) Fungsi paru-paru

Perubahan sensitivitas pusat pernafasan yang dipengaruhi hormone estrogen dan progesterone

mengakibatkan peningkatan ambang batas karbindioksida tubuh, sehingga memicu ibu hamil untuk lebih sering

bernafas.

b) Basal Metabolik Rate (BMR)

Peningkatan BMR semasa hamil tergantung status gizi sebelum hamil dan pertumbuhan janin.

Peningkatan BMR sebagai tanda:

 Peningkatan kebutuhan oksigen pada sirkulasi utero-plasenter

 Peningkatan kebutuhan oksigen ibu karena kerja jantung yang meningkat

Peningkatan BMR pada trimester awal kehamilan menyebabkan ibu malas beraktifitas dan cenderung

tidur. Vasodilatasi perifer dan akselerasi aktivitas kelenjar keringat membantu menghilangkan panas akibat

peningkatan BMR. Peningkatan progresif konsumsi oksigen disebabkan oleh peningkatan metabolisme ibu dan

janin. Keseimbangan Asam Basa Terjadi penurunan tekanan parsial karbondioksida (PCO2) pada minggu ke 10

kehamilan. Pada kehamilan, volume tidal meningkat, PCO2 menurun, basa menurun dan Ph meningkat. Kondisi ini

juga menfasilitasi pertukaran CO2 dan O2 dari janin ke ibu. Progesteron mempengaruhi sensitivitas respirasi

terhadap karbondioksida. Konsentrasi karbondioksida di alveolar menjadi lebih rendah dari pada wanita tidak hamil

yang menyebabkan darah maternal yang mengandung karbondioksida menjadi lebih rendah. Hal ini menyebabkan

alkalosis respirasi.

c. Sistem Muskuskeletal

Kehamilan menyebabkan perubahan postur tubuh, posis dan cara berjalan wanita. Pembesaran perut menyebabkan

panggul condong kedepan dan tulang belakang menjadi lordosis. Perubahan struktur ligament dan tulang belakang sering

mengakibatkann ketidaknyaman kehamilan.\

8
Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal terjadi dalam kehamilan. Peningkatan hormone

estrogen dan relaxin menyebabkan peningkatan perlunakan jaringan ikat dan kolagen. Tingkat relaksasi bervariasi setiap ibu,

tetapi pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan sendi sacroiliac dapat menyebabkan rasa sakit dan kesulitan dalam berjalan.

Kondisi ini akan memperluas dimensi panggul dan membantu proses persalinan. Simfisis pubis melebar 4 mm pada usia

kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba.Peningkatan pergerakan pelvik memunculkan keluhan sakit punggung dan

ligaen pada wanita hamil tua.

Pada kehamilan

otot-otot dinding perut meregang.

Selama trimester ketiga otot rectus

abdominalis dapat terpisah.

Umbilicus rata atau menonjol.

Kondisi ini dapat kembali atau menetap setelah melahirkan

d. Sistem Integumentum

Perubahan keseimbangan hormon dan mekanisme peregangan bertanggungjawab pada beberapa perubahan sistem

integumentum selama masa kehamilan. Hiperpigmentasi pada kehamilan distimulasi oleh hormon Melanotropin yang meningkat

selama hamil. Perubahan warna kulit terjadi diantaranya pada: putting, ketiak, vulva. Wajah (chloasma/topeng kehamilan)

merupakan hiperpigmentasi berwarna kecoklatan pada kulit di atas pipi, hidung, dan dahi, terutama pada wanita hamil berkulit

gelap.

1) Hiperpigmentasi Wajah (Chloasma)

Wajah (chloasma/topeng) merupakan hiperpigmentasi kehamilan berwarna kecoklatan pada kulit di atas pipi,

hidung, dan dahi, terutama pada wanita hamil berkulit gelap. Muncul pada 50-70% wanita hamil, mulai dr awal

kehamilan dan akan meningkat sampai kehamilan matur. Chloasma terjadi secara normal karena kehamilan dan akan

berkurang setelah melahirkan.

2) Linea Nigra

Linea nigra merupakan perubahan warna pada garis yang memanjang dari symphisis pubis sampai dengan fundus.

Garis ini awalnya

dikenal dengan

sebutan linea alba

9
sebelum terjadi hiperpigmentasi. Pada primigravida perpanjangan linea nigra dimulai pada bulan ke 3 terus memanjang

sejalan dengan pembesaran fundus. Pada multigravida hiperpigmentasi dimulai lebih awal.

3) Striae Gravidarum

Hampir 50-90% ibu hamil mengalami striae gravidarum mulai dari TM 2 kehamilan, mungkin disebabkan oleh

aktifitas adrenokortikosteroid. Striae mencerminkan pemisahan dalam jaringan ikat (kolagen) kulit. Garis-garis yang agak

tertekan ini cenderung terjadi pada area yg mengalami peregangan maksimal (misalkan perut, paha, dan payudara). Striae

menghasilkan sensasi gatal. Ada hubunganannya denga keturunan.

Berkurang setelah melahirkan. Pada multipara, selain striae kehamilan saat ini, garis perak berkilau (pada wanita

berkulit terang) atau garis keunguan (pada wanita berkulit gelap) sering terlihat. Ini mewakili bekas luka striae dari

kehamilan sebelumnya, disebut striae albican.

e. Sistem Saraf

Kompresi saraf panggul atau stasis pembuluh darah yang disebabkan oleh pembesaran uterus dapat menyebabkan

sensoris perubahan pada kaki. Dorsolumbar lordosis dapat menyebabkan nyeri karena traksi pada saraf atau kompresi akar saraf.

Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan sindrom carpal tunnel selama trimester terakhir. Sindrom ini ditandai

oleh paresthesia (sensasi abnormal seperti terbakar) dan rasa sakit di tangan, menjalar ke siku.

Sensasi disebabkan oleh edema yang menekan saraf median di bawah ligamentum karpal pergelangan tangan.

Merokok dan konsumsi alkohol dapat mengganggu sirkulasi mikro dan dapat memperburuk gejalanya. Tangan dominan biasanya

paling terpengaruh, meskipun sebanyak 80% wanita mengalami gejala di kedua tangan. Acroesthesia (mati rasa dan kesemutan

pada tangan) disebabkan oleh sikap bungkuk pada bahu.

Kondisi ini terkait dengan traksi pada segmen pleksus brakialis. Sakit kepala karena tegang sering terjadi ketika

kecemasan atau ketidakpastian mempersulit kehamilan. Sinusitis atau migrain juga mungkin bertanggung jawab untuk sakit

kepala. "Sakit kepala," pingsan, dan bahkan sinkop (pingsan) sering terjadi selama awal kehamilan. ketidakstabilan motorik,

hipotensi postural, atau hiperglikemia mungkin dapat bertanggung jawab menyebabkan Hipokalsemia. Masalah neuromuskuler

seperti kram otot atau tetani. Kehamilan juga menyebabkan peningkatan sensitifitas saraf terhadap obat-obatan anestesi. Wanita

hamil membutuhkan lebih sedikit anestesi lokal dibandingkan wanita tidak hamil untuk mencapai level dermatom sensorik.

Progesteron memiliki efek sedasi 20 kali lebih tinggi apabila diberikan dalam dosis farmakologis pada ibu hamil aterm.

f. Sistem Gastrointestinal

1) Nafsu Makan

10
Selama kehamilan nafsu makan dan asupan makanan cenderung fluktuatif. Pada awal kehamilan, beberapa wanita

mengalami mual dengan atau tanpa muntah (morning sickness), kemungkinan sebagai respons terhadap peningkatan kadar

hCG dan perubahan metabolisme karbohidrat.

Morning sickness atau mual dan muntah kehamilan muncul pada sekitar 4 sampai 6 minggu kehamilan dan biasanya

mereda pada akhir bulan ketiga (trimester pertama) kehamilan dgn tingkat keparahan bervariasi. Peningkatan saliva adalah

masalah umum yang dihadapi ibu hamil. Masalah ini biasanya dihubungkan dengan keluhan mual yang menyebabkan ibu

malas menelan salivanya. 70% ibu hamil diprediksi mengalami keluhan mual muntah.

Relaksasi otot polos perut dan hipomotilitas akibat hormon estrogen dan hCG dapat menyebabkan hal tersebut. Pada

akhir trimester kedua, nafsu makan meningkat sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan metabolisme dan

perintah hormon progesteron pada otak untuk mengatur keseimbangan lemak sebagai upaya menyeimbangkan energi.

Mual muntah tidak berisiko keguguran, persalinan prematur, atau pembatasan pertumbuhan intrauterin. Harus

menjadi perhatian pabila mual muntah berlebih disertai demam, penurunan BB dibutuhkan tindakan medis (tanda gejala

Hipermesis Gravidarum). Wanita juga mungkin mengalami perubahan dalam indra perasa mereka, yang mengarah ke

mengidam dan perubahan dalam asupan makanan. Beberapa wanita mengalami mengidam non-makanan (disebut pica),

seperti untuk es dan tanah liat.

2) Mulut

Gusi menjadi hiperemis, kenyal, dan bengkak selama kehamilan. Mereka cenderung mudah berdarah karena

meningkatnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif dan proliferasi jaringan ikat (gingivitis

nonspesifik). Epulis dapat berkembang di garis gusi. Beberapa wanita hamil mengeluh ptyalisme (air liur berlebihan),

yang mungkin disebabkan oleh penurunan menelan secara tidak sadar oleh wanita ketika mual atau dari stimulasi kelenjar

ludah dengan makan pati.

3) Kerongkongan,

Lambung dan Usus Herniasi bagian atas lambung (hiatal hernia atau sebagan bagian lambung naik ke rongga dada)

terjadi setelah bulan 7 atau 8 kehamilan pada sekitar 15% hingga 20% wanita hamil. Terjadi lebih sering pada wanita

multipara dan wanita yang lebih tua atau obesitas. Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam

klorida. Peningkatan produksi progesteron menyebabkan penurunan tonus dan motilitas otot polos, mengakibatkan

regurgitasi esofagus, waktu pengosongan lambung yang lebih lambat, dan peristaltik melambat.

Akibatnya, wanita tersebut mungkin mengalami “acid indigestion" atau heartburn (pirosis) yang dimulai sejak awal

trimester pertama dan semakin intensif hingga trimester ketiga. Peningkatan progesteron(menyebabkan hilangnya tonus

otot dan penurunan gerak peristaltik) menghasilkan peningkatan penyerapan air dari usus besar dan dapat menyebabkan

konstipasi. Konstipasi juga dapat terjadi karena: hipoperistalsis (kelesuan usus), pilihan makanan, kekurangan cairan,

11
suplementasi zat besi, penurunan tingkat aktivitas, pembesaran perut oleh rahim hamil, dan perpindahan dan kompresi

usus. Jika wanita hamil menderita wasir dan mengalami konstipasi, wasir dapat menjadi everted atau mungkin berdarah

saat mengejan. Wanita hamil menderita wasir dan mengalami konstipasi, wasir dapat menjadi everted atau mungkin

berdarah saat mengejan.

4) Ketidaknyamanan

Perut Perubahan intraabdomen menyebabkan ketidaknyamanan dapat termasuk beban atau tekanan panggul,

ketegangan ligamen, perut kembung, distensi, kram usus, dan kontraksi uterus. Selain perpindahan usus, tekanan dari

rahim yang mengembang menyebabkan peningkatan tekanan vena di organ panggul. Harus selalu waspada terhadap

kemungkinan gangguan seperti penyumbatan usus atau proses peradangan.

Apendisitis sulit didiagnosis pada kehamilan karena apendiks berpindah jauh dari titik McBurney

g. Sistem Urinari

Pertambahan ukuran ginjal pada masa kehamilan

tidak signifikan dibandingkan tidak hamil. Perubahan

struktru dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron,

tekanan yang timbul akibat pembesaran rahim dan

peningkatan volume darah. Pelvis ginjal dan ureter mengalami dilatasi mulai minggi ke 10 kehamilan. Dinding otot polos ureter

berhiperplasia, hipertropi dan mengalami relaksasi.

Bertambahnnya usia kehamilan menjadikan pelvis ginjal dan ureter kanan lebih berdilatasi dibandingkan pelvis

ginjal dan ureter kiri. Laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate, GFR) maternal dan aliran plasma ginjal (renal plasma

flow, RPF) mulai meningkat pada awal kehamilan. GFR maternal meningkat sebanyak 50% dibandingkan tidak hamil mulai

pertengahan kehamilan dan tetap meningkat sepanjang masa kehamilan. Sebaliknya RPF mulai menunjukkan penurunan pada

trimester tiga kehamilan.

Natrium yang terfiltrasi mengalami peningkatan 60-70%. Hormon progesteron meningkatkan buangan natrium

dengan mempengaruhi reabsorpsi natrium pada tubulus proksimal ginjal. Kondisi ini menyebabkan peningkatan aldosteron 2-3

kali kadar normal. Penurunan reabsorpsi glukosa oleh tubuhlus proksimal ginjal pada wanita hamil menyebabkan glukosa dapat

terdeteksi pada wanita hamil normal. Pemeriksaan glukosa urin diperlukan untuk menentukan diagnosa diabetes pada kehamilan.

Volume urin pada pelvis ginjal dan ureter meningkat 2x lipat pada paruh kehamilan. Urin lebih lama terkumpul

didalam kandung kemih. Hal ini terjadi karena progesteron menyebabkan relaksasi otot polos dan tekanan mekanik ginjal oleh

uterus. Kondisi ini meningkatkan risiko infeksi ginjal akut pada ibu hamil.

12
h. Sistem Reproduksi dan Payudara

1) Uterus

Pertumbuhan rahim pada trimester pertama dirangsang oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron. Pembesaran

uterus awal disebabkan oleh peningkatan vaskularisasi dan saluran pembuluh darah, hiperplasia (produksi serat otot baru

dan jaringan fibroelastik) dan hipertrofi (pembesaran serat otot yang sudah ada sebelumnya dan jaringan fibroelastik), dan

perkembangan desidua. Pada usia kehamilan 7 minggu, rahim adalah ukuran telur ayam besar; usia kehamilan 10 minggu

menjadi dua kali lipat dari tidak

hamil; dan usia kehamilan 12

minggu menjadi sebesar

segerombol anggur. Setelah

bulan ketiga,

pembesaran uterus terutama

disebabkan oleh tekanan

mekanik janin yang sedang

tumbuh.

Kehamilan mulai tampak setelah minggu 14, tapi tergantung pada tinggi dan berat badan wanita itu. Rahim teraba di

atas simfisis pubis pada usia 12 dan 14 minggu. Pembesaran rahim ditentukan dengan perabaan TFU. Pada 6 minggu

kehamilan, pelunakan dan kompresibilitas segmen bagian bawah uterus dikenal dengan nama tanda Hegar yang

menghasilkan anteflexion uterus yang berlebihan selama 3 bulan pertama kehamilan. Pada posisi ini, fundus uterus

menekan kandung kemih, menyebabkan wanita mengalami frekuensi kemih.

Segera setelah bulan 4 kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding perut. Kontraksi ini disebut

sebagai tanda Braxton Hicks. Setelah minggu ke 28, kontraksi ini menjadi jauh lebih sering, tetapi biasanya berhenti

dengan berjalan atau berolahraga. Kontraksi Braxton Hicks dapat disalah artikan sebagai tanda persalinan. Pergerakan

pasif janin dalam rahim disebut ballottement, dapat diidentifikasi secara umum antara minggu ke 16 dan 18.

Ballottement adalah teknik meraba struktur mengambang dengan memantulkannya dengan lembut dan

merasakannya melambung tumbuh Pergerakan pertama janin dapat dirasakan oleh wanita multigravida pada minggu ke 14

atau 16. Wanita primigravida mulai merasakan minggu ke 18 atau lebih. Quickening umumnya digambarkan sebagai

flutter dan sulit dibedakan dari peristaltik. Gerakan janin secara bertahap meningkatkan intensitas dan frekuensi.

13
2) Aliran Darah Utero Plasenter

Perfusi plasenta tergantung pada aliran darah ibu ke rahim. Aliran darah meningkat dengan cepat seiring dengan

bertambahnya ukuran uterus. Meskipun aliran darah uterus meningkat 2x lipat, unit janin tumbuh lebih cepat. Akibatnya,

lebih banyak oksigen diekstraksi dari darah rahim selama bagian akhir kehamilan. Pada kehamilan normal, seperenam dari

total volume darah ibu berada dalam sistem pembuluh darah rahim. Laju aliran darah melalui uterus ratarata 500 ml /

menit, dan konsumsi oksigen uterus yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan janin tumbuh.

3) Serviks

Tanda Goodell dapat diamati mulai awal minggu keenam pada serviks yang normal dan tidak rusak. Tanda ini

disebabkan oleh peningkatan vaskularisasi, hipertrofi ringan, dan hiperplasia (peningkatan jumlah sel) otot dan jaringan

ikat yang kaya kolagen menjadi longgar, edematosa, sangat elastis, dan volumenya meningkat. Kerapuhan meningkat dan

dapat menyebabkan sedikit pendarahan setelah koitus atau setelah pemeriksaan vagina.

4) Vulva dan Vagina

Hormon kehamilan mempersiapkan vagina untuk melakukan peregangan selama persalinan dan kelahiran dengan

menyebabkan mukosa vagina menebal, jaringan ikat mengendur, otot polos menjadi hipertrofi, dan kubah vagina

memanjang. Peningkatan vaskularitas menghasilkan warna ungu dari mukosa vagina dan serviks. Warna yang lebih dalam,

disebut tanda Chadwick, mungkin terlihat pada awal minggu keenam tetapi mudah terlihat pada minggu kedelapan

kehamilan. Keputihan berlendir putih atau sedikit abu-abu dengan sedikit bau apek. terjadi sebagai respons terhadap

stimulasi serviks oleh estrogen dan progesteron.

Cairan berwarna keputihan karena adanya banyak sel epitel vagina yang terkelupas yang disebabkan oleh

hiperplasia kehamilan normal. Lendir mengisi saluran endoserviks, menghasilkan pembentukan sumbat mukosa

(operculum). Operculum bertindak sebagai penghalang terhadap invasi bakteri selama kehamilan. Selama kehamilan, pH

sekresi vagina lebih asam (berkisar antara sekitar 3,5 hingga 6 (normal 4 hingga 7) karena peningkatan produksi asam

laktat yang disebabkan oleh aksi Lactobacillus acidophilus pada glikogen dalam epitel vagina, kemungkinan disebabkan

oleh peningkatan kadar estrogen.

Lingkungan asam ini memberikan perlindungan lebih dari beberapa organisme, wanita hamil lebih rentan terhadap

infeksi lain, terutama infeksi jamur karena lingkungan yang kaya glikogen lebih rentan terhadap Candida albicans.

Peningkatan vaskularisasi vagina dan viscera panggul lainnya menghasilkan peningkatan sensitivitas. Sensitivitas yang

meningkat menyebabkan gairah seksual yang tinggi, terutama selama trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongersti,

ditambah dinding pembuluh darah yang rileks dan uterus yang berat dapat menyebabkan edema dan varises pada vulva.

Edema dan varisesitas biasanya sembuh selama periode postpartum. Perineum juga melebar disebabkan peningkatan

vaskularisasi, hypertropi dan deposit lemak.

14
5) Payudara

Pembesaran payudara sebagai respons terhadap peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Puting dan areola

menjadi lebih berpigmen, areola meluas melampaui areola primer, terbentuk warna merah sekunder pada areola dan puting

menjadi lebih ereksi. Hipertrofi kelenjar sebaceous (minyak) yang muncul pada areola primer disebut Montgomery

tubercles dapat dilihat di sekitar puting susu.

Suplai darah yang lebih kaya menyebabkan

pembuluh di bawah kulit membesar. Lebih jelas pada

primigravida. Striae gravidarum dapat muncul di

bagian luar payudara. Selama trimester kedua dan

ketiga, pertumbuhan kelenjar susu menyebabkan

pembesaran payudara yang progresif.

Tingginya kadar hormon luteal dan plasenta dalam kehamilan meningkatkan proliferasi duktus laktiferosa dan

jaringan lobul-alveolar, sehingga palpasi payudara nodularitas umum yang kasar. menunjukkan Kadar estrogen yang tinggi

selama kehamilan menyebabkan proses laktasi belum terjadi. Sekretori kental (precolostrum) dapat ditemukan dalam sel

asini pada bulan ketiga kehamilan. Kolostrum cairan premilk berwarna krem, putih hingga kekuningan, dapat

diekspresikan dari puting susu sejak usia kehamilan 16 minggu.

i. Sistem Endokrin

1) Hormon Pituitari dan Plasenta

Selama kehamilan, peningkatan kadar estrogen dan progesteron (diproduksi pertama oleh corpus luteum di ovarium

sampai sekitar 14 minggu kehamilan dan kemudian oleh plasenta) menekan sekresi follicle-stimulating hormone (FSH)

dan luteinizing hormone (LH) oleh hipofisis anterior. Setelah implantasi, sel telur yang dibuahi dan vili korionik

menghasilkan hCG. Korpus luteum menpertahankan estrogen dan progesteron sampai plasenta mengambil alih produksi.

Progesteron sangat penting untuk mempertahankan kehamilan dengan mengendurkan otot polos, yang

mengakibatkan kontraktilitas uterus menurun dan pencegahan keguguran. Progesteron dan estrogen menfasilitasi cadangan

energi ibu selama masa hamil dan laktasi dengan mengendapkan lemak di jaringan subkutan di atas perut ibu, punggung,

dan paha atas. Estrogen juga meningkatkan pembesaran alat kelamin, rahim, dan payudara, meningkatkan vaskularisasi,

menyebabkan vasodilatasi, relaksasi ligamen dan sendi panggul. Estrogen mengubah metabolisme nutrisi dengan

15
mengganggu metabolisme asam folat, meningkatkan tingkat protein total tubuh, dan meningkatkan retensi natrium dan air

oleh tubulus ginjal.

Estrogen dapat mengurangi sekresi asam hidroklorat dan pepsin, yang mungkin bertanggung jawab untuk

pencernaan seperti mual. Prolaktin serum yang diproduksi oleh hipofisis anterior mulai meningkat pada awal trimester I

dan terus meningkat secara bertahap. Prolaktin bertanggungjawab untuk laktasi awal; namun, tingginya kadar estrogen dan

progesteron menghambat laktasi dengan menghalangi pengikatan prolaktin ke jaringan payudara sampai setelah kelahiran.

Oksitosin diproduksi oleh hipofisis posterior. Jumlahnya semakin meningkat saat janin matur. Hormon ini dapat

merangsang kontraksi uterus selama kehamilan, tetapi kadar progesteron yang tinggi mencegah kontraksi hingga waktu

dekat.

Oksitosin juga menstimulasi reaksi let-down atau ejeksi ASI setelah lahir sebagai respons terhadap mengisap bayi

pada payudara ibu. Human chorionic somatomammotropin (hCS), disebut juga lactogen plasenta manusia dan diproduksi

oleh plasenta bertugas sebagai hormon pertumbuhan dan berkontribusi pada perkembangan payudara. Hormon ini juga

dapat menurunkan metabolisme glukosa ibu dan meningkatkan jumlah asam lemak untuk kebutuhan metabolisme.

2) Hormon Adrenal

Kelenjar adrenal bertanggung jawab dalam memproduksi tiga jenis hormon, yaitu aldosteron yang mengatur

elektrolit dalam tubuh dan tekanan darah, kortisol yang mengontrol kadar gula darah dan metabolisme, dan

gonadokortikoid yang mengatur hormon seks. Sekresi aldosteron meningkat, menghasilkan reabsorpsi kelebihan natrium

dari tubulus ginjal. Kadar kortisol juga meningkat.

j. Sistem Hematologi

Volume darah maternal mulai meningkat pada awal kehamilan sebagai akibat perubahan osmoregulasi dan sistem

renin-angiotensin yang menyebabkan terjadinya retensi sodium dan peningkatan dari total body water menjadi 8.5 liter. Volume

darah meningkat sampai 45%. Peningkatan voluem sel darah merah mencapai 30%. Perbedaan peningkatan ini dapat

menyebabkan terjadinya “anemia fisiologis” dalam kehamilan dengan hemoglobin rata-rata 11.6gr% dan hematokrit 35.5%.

Anemia fisiologis ini tidak mengganggu transportasi oksigen, karena tubuh ibu memberikan kompensasi dengan meningkatkan

curah jantung, peningkatan PaO2, dan pergeseran ke kanan dari kurva disosiasi oxyhemoglobin

2. Adaptasi Psikologis

a. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester I

Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakrta wanita bahwa ia hamil.

Trimester pertama juga sering merupajakan masa kehawatiran dari penantian. Segera setelah konsepsi kadar hormone

16
progesterone dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,

klemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya.

Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal

kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung. Kejadian gangguan

jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita

yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya. Perubahan psikologis

yang terjadi pada kehamilan trimester I didasarai pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu,

dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.

Beberapa tahapan aktifitas pentik seseorang menjadi ibu:

1) Taking On

Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.

2) Taking In

Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran di lakukan.

3) Letting Go

Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukan.

Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai

perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih

meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.

Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau

dirahasiakannya.

Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada

tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologinya, jika mereka multigravida berhubungan dengan pengalaman

yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat mengganggu. Mimpinya sering kali tentang bayi nya

yang bias diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenagkan.

 Bentuk Motifasi

Motivasi Suami Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah

timbul nya kebanggaan atas kemampuanya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan nya menjadi

seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan

keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karna takut akan mencederai bayi nya . adapula pria yang

hasrat seksual nya terhadap wanita hamil relative besar.

17
Disamping respon yang diperhatikan nya , seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan menerimanya. Zaman

dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang

diberikan oleh suami kepada saat ini, bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada:

 Untuk saling berkomunikasi dari sejak awal

 Menempatkan nilai-nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan menjadi orangtua.

Motivasi Keluarga Wanita hamil seringkali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Tapi mungkin bias

menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan

perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan

pasangan menjadi orang tua.

Stress yang terjadi pada kehamilan trimester I Ada dua tipe stress yaitu yang negative dan positif, keduan stress ini

dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsic dan ektrinsik. Stress intrinsic berhubungan dengan tujuan

pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya

maupun dalam kehidupan sosialnya secara professional. Stress ekstrinsik timbul Karen factor eksternal seperti rasa sakit,

kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.

Menurut Bumard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :

 Stress di dalam individu

 Stress yang disebabkan oleh pihak lain

 Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social

Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian

kehamilannya.

 Memperkuat Ikatan

Kemampuan untuk menyesuaingan diri dengan kehamilan memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling

memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-

bulan sesudahnya merupakan saat-saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya . jadi pada saat

hidup masih relative normal. Luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan pasanganya.

Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan

suatu yang normal. Kehamilan dan Libido Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita pada trimester pertama ini

berbeda-beda . walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi.

Kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama priode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk uka

berkomunikasi secara terbuka dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai

namun tanpa hubungan seks, libido sangat dipengaruhi oleh kelelehan, rasa mual, pembesaran payudara.

18
 Kehamilan dan olahraga

Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang

teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti keguguran

atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program

olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus wanita hamil.

Latihan-latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil adalah Latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding

perut untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting

untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.

b. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester II

Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya

merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.

1) Pembagian perubahan psikologis pada trimester II Trimester kedua dapat dibagi menjadi 2 fase; prequickeckening

(sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang

dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :

a) Fase prequickening

Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi

lagi hubungannya dan segala aspek di dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan

mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia

mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa

hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negative, maka ia akan

menolaknya.

Perasaan menolak terhadap sikap negative ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya.

Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas

keibuannya. Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima

kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih saying (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini meberikan

pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberi kasih sayang kepada

anak yang akan dilahirkannya.

b) Fase postquickening

Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan

focus pada kehamilannya dan persiapan menghadapai peran baru sebagi seorang ibu. Perubahan ini bisa

menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami

19
hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran

yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan

hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara

pada proses persalinan.

Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinmya adlah individu

yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebakna perubahan focus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi

tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalh kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut

system patrilineal/matrilineal).

2) Menjaga agar ikatan tetap kuat

Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitive terhadap pengaruh kondisi ini pada

mereka berdua. Ibu hamil sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi maslah

yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci dari permasalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan

pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar

belakang maslah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasehat

kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.

3) Menjaga kehamilan yang sehat

Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian

dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilanyang terus berkembang. Beberapa perubahan

dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang

menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus di berikan pengertian terhadpa

kondisi tersebut sehingga ia merasa lebih nyama lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual

berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energy bertambah dan peningkatan libido.

4) Reaksi orang-orang di sekitar ibu hamil

Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring perubahan yang dialami istrinya yang hamil.

Pada suatu studi dilaporkan sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa sakit kepala

hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut

menangani dalam kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.

Apabila didalam sebuah keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa bingung akan perubahan yang dialami

ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi

sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya dalah orang yang sering mengambil peran yang cukup

20
besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapai

kehamilan dan persiapan penerimaan bayi yang bakan dilahirkan.

5) Berhubungan seks

Ada satu lagi peubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan

yaitu suatu peningkatan libido yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah. Kebanyakan calon

orang tua khawatir yang paling sering diajukan adlah kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya, atau

ejakulasi. Ibu hamil dan pasangannya pelu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks.

Janin tidak akan terpengaruh karena berada dibelakang serviks dan dilindungi cairan amniotic dalm uterus.

Namun dalam beberpa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta

privia dan ibu dengan riwayat persalinan premature. Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan

seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan suami. Namun

dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi. Walaupun sebaian ibu hamil merasa seks

selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita disebabkan variasi perubahan hormone selam hamil. Karena

respon terhadap hormone berbeda, raksi masing-masing ibu hamil pun berbeda.

c. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Pada Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode mingguan / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak

sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai

orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang

mengingatkan ibu akan bayinya.

Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu mengingat

kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau –

kalau bayi yang akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakn ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan menghindari orang

atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan

bahaya fisik yang akan timbul waktu akan melahirkan.

Rasa tidak nyaman akibat kelhamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya

aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,keluarga dan bidan.

Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya.

Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran

bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki-laki atau

perempuan ) dan akan mirip siapa.

21
C. Pemeriksaan Laboraturium dan Diagnostik

Menurut Ai Yeyeh. (2011), bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal perawatan Antenatal

Care yang disebut “14 T”, yaitu:

1. Timbang berat badan dan mengukur tinggi badan

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar

anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai

TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering

berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

2. Ukur tekanan darah.

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

(tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai

bawah; dan atau proteinuria).

3. Ukur Lingkar Lengan Atas (LiLA).

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis

(KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama

(beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir

rendah (BBLR).

4. Hitung Denyut Jantung Janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang

dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.

5. Ukur tinggi fundus uteri

Pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan

hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai

dirasakan.TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT

6. Pemberian imunisasi TT lengkap

Pemberian Imunisasi TT Imunisasi harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan

yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.

7. Pemberian tablet zat besi

Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama. (Ai Yeyeh. (2011).

8. Tes terhadap penyakit seksual menular

22
a) Tes Sifilis

Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis.

Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

b) Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai

menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri

keputusannya untuk menjalani tes HIV.

c) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar

infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan

dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan. (Asrinah dan Putri.2010)

9. Tes glukosa

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya

minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir

trimester ketiga).

10. Tes Hb dan goldar

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada

trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama

kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.Pemeriksaan

golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk

mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

11. Tes protein urine

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu

indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

12. Tentukan Presentasi Janin

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,

atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.

13. Pemberian obat malaria

23
Pemberian obat gondok Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam

rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria

apabila ada indikasi.

14. Temu wicara dan konseling

Dalam rangka rujukan Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap

kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-

kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. (Kusmiyati, Yuni. (2011)

Pemeriksaan Penunjang Menurut Sulistyawati (2011), yang terdiri dari pemeriksaan penunjang antara lain:

1) Tes Urine Kehamilan (Tes HCG).

Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu setelah koitus). Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi

hari.

2) Pemeriksaan USG.

Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.

3) Pemeriksaan Rontgen.

Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakkan diagnosis pasti kehamilan. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan

tulang belakang

D. Intervensi/ manajemen keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dan

pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi status kesehatan pasien, data ini

termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meli[uti data subjekstif, data objektif, serta

data penunjang (Nursalam, 2009).

24
a. Data subjektif

Data yang didapat dari pasien atau keluarga meliputi:

1) Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa

medis.

2) Keluhan utama

Untuk mengetahui kesehatan yang dialami pasien saat pemeriksaan serta berhubungan dengan

kehamilan (Nursalam 2009). Keluhan-keluhan yang dirasakan pada ibu hamil dengan anemia ringan yaitu

pasien merasa pusing, cepat lelah dan badan tersa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan

kondisi yang dirasakan.

3) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus lama haid, banyaknya darah,

sifat darah (cair atau beku, warna dan bau) dan ada dismenore atau tidak.

4) Riwayat kehamilan sekarang

Untuk mengetahui HPHT, dan taksiran persalinan, ANC dimana, berapa kali, teratur atau tidak,

imunisasi TT berapa kali, masalah dan kehamilan sekarang, pemakaian obat-obat, keluhan selama

kehamilan.

5) Riwayat penyakit

a.) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada saat sekarang ini untuk mengetahui

penyakit lain yang bisa memperberat keadaan ibu.

b.) Riwayat penyakit sistematik

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti: hepatitis, TBC,

dan penyakit menurun seperti DM, Jantung, Hipertensi.

c.) Riwayat kesehatan keluarga

Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga, untuk mengetahui apakah

dalam keluarga terdapat penyakit menular dan penyakit menurun.

d.) Riwayat penyakit yang lain atau operasi

Adanya riwayat penyakit atau operasi yang pernah dideritayang sekiranya dapat

mengganggu persalinan dan memerlukan pengawasan.

6) Riwayat perkawinan

25
Status perkawinan: jika menikah apakah perkawinan ini yang pertama. Untuk mengetahui kawin umur

berapa, berapa kali kawin, lama perkawinan, dan jumlah anak.

7) Riwayat keluarga berencana

Riwayat KB jenis kontrasepsi,yang pernah digunakan,setelah persalinan,jumlah anak yang

direncanakan

8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

a) Kehamilan: adalah gangguan seperti muntah-muntah berlebihan, hipertensi, perdarahan, pada hamil

muda

b) Persalinan: waktu persalinan, dimana tempat bersalin, umur kehamilan, jenis persalinan, ditolong

oleh siapa

c) Nifas : apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan bagaimana proses laktasi

d) Anak : jenis kelamin, berat badan, panjang badan, hidup atau mati.

9) Kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

Data yang dikaji meliputi kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan

makanan, dan bagaimana pola makan setiap hari. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, ringan,

kebutuhan akan nutrisi pasien harus ditingkatkan.

b) Eliminasi

Dikaji untuk mengetahui berapa kali pasien BAB dan BAK untuk mengetahui

keseimbangan antara intake dan output yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu

hamil

c) Personal hygiene

Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien meliuti : berapa kali mandi, berapa kali

gosok gigi, perawatan kulitnya, kebersihan genitalia

d) Istirahat dan tidur

Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur adalah berapa jam

pasien tidur dalam sehari, apakah ada gangguan

e) Hubungan seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seks. Pada masa kehamilan,

diperbolehkan, namun pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan, biasanya akan mengalami

26
penurunan hubungan seksualitas, karena ibu hamil engan anemia ringan sudah merasa lelah, letih

sehingga dapat mengurangi libido pada masa kehamilan.

f) Data psikososial

Apakah terjadi gangguan kenyamanan selama kehamilan, bagaimana mengatasinya, apa

yang diharap dari perawat untuk mengatasi kenyamanan tersebut

g) Obat-obatan

Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok, menggunakan obat-obatan dan alcohol

b. Data Objektif

Data yang diobservasi dan diukur oleh perawat (Nursalam 2008)

1) Status generalis

a) Keadaan umum pasien:

untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek. Pada ibu hamil dengan

anemia ringan mempengaruhi keadaan umum yang menimbulkan rasa lemas.

b) Kesadaran:

Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis, apatis, samnolen, sopor, koma.

Pada ibu hamil dengan anemia ringan kesadaranynya komposmentis.

c) TTV, BB dan TB, dan LILA

2) Pemeriksaan Sistematis Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan sistematis meliputi :

a) Kepala

(1) Rambut: untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontik aau berketombe

(2) Muka: keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah odema, adakah kloasama

gravidarium.

(3) Mata: untuk mengetahui apakah konjungtiva merah muda, dan sklera putih, pada wanita hamil

dengan anemia ringan konjungtiva pucat

(4) Hidung: untuk menilai adanya kelainan, apakah polip, apakah hidung tersumbat.

(5) Telinga: untuk mengatahu apakah di dalam telinga ada serum atau tidak, nyeri atau tidak.

(6) Mulut: untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, caries dan karang gigi ada atau tidak, lidah

tampak kering atau kotor

(7) Leher : untuk mengetahui lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan trakea.

b) Dada dan axila

27
(1) Mamae

Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris, adakah tumor atau tidak,

areola hyperpigmentasi atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, kolostrum sudah ada atau

tidak.

Untuk mengetahui apakah ada tumor atau tidak, atau nyeri tekan.

c) Ekstermitas

Untuk mengetahui refleks patela (+) atau (-), terdapat varises dikaki atau tidak, ada udema

atau tidak, dan akral biasanya dingin.

3) Pemeriksaan Khusus Obsterti

a) Abdomen

(1) Inspeksi

Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembesaran, ada luka bekas operasi atau

tidak, striae gravidarum, linea nigra, atau alba.

(2) Palpasi

(a) Kontraksi : kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan merupakan kontaksi tak teratur

rahim dan tanpa nyeri, kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta, yang disebut

kontraksi braxton hicks, kontraksi ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan.

(b) Pemeriksaan Leopold

 Leopold I

Tujuan: menentukan tinggi fundus uteri (TFU) dan bagian janin yang terabadalam

fundus.

Cara:

 Pasien dipersiapkan (tidur telentang, kaki ditekukan)

 Perawat berada di sisi kanan pasien (berhadapan muka) memulai

pemeriksaan dengan meletakkan kedua telapak tangan di perut pasien

bagian bawah lalu bergerak menyusur kefundus uteri untuk menentukan

TFU dan bagian apa yang terdapat di fundus.

Hasil pemeriksaan:

 Bokong : tidak keras, lebar, tidak melenting

 Kepala : keras, melenting pada saat goyang

 Lintang : teraba bagian kecil janin

28
Mc Donald:

Pengukuran Tinggi

Fundus : selama trimester II dan II, sbb:

 Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau +3,5) = durasi kehamilan dalam bulan

 Tinggi fundus (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu

 Leopold II

Tujuan:

Menentukan letak punggung janin dan bagian terkecil dari janin.

Cara:

 Posisi sama seperti pemeriksaan leopold I

 Melakukan pemeriksaan dengan meletakan satu tangan di salah satu sisi perut pasien dan

tangan yang lainnya menyusuri pada sisi yang berlawanan.

Hasil pemeriksan:

 Letak punggung: permukaannya keras dan lebar dan jika menemukan tangan atau kaki

merupakan bagian terkecil dari bayi, jika punggung janin berada pada sisikanan ibu,

dikatakan punggung kanan pun sebaliknya punggung kiri.

 Letak lintangakan teraba kepala

29
 Leopold III

Tujuan:

Menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian bawah tersebut terpegang (masuk

PAP/belum)

Cara:

 Posisinya masih samadengan pemeriksaan leopold I dan II

 Melakukan pemeriksaan dengan meletakkan satu tangan (non dominan) dibagian fundus

dan tangan yang satunya meraba pada bagian simpisis sambal meminta pasien untuk

menarikana pas dalam.

Hasil pemeriksaan:

 Presentasi kepala: kepala, keras, bulat

 Bokong : lunak, tidak bulat

 Lintang : simfisis pubis terasa kosong

Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak

nyaman bagi pasien. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.

Di tentukan apa yang menjadi bagia terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami

engagemen/belum.

 Leopold IV

Tujuan:

30
Menentukan seberapa besar bagian bawah janin masuk PAP.

Cara:

 Posisi ibu tidur terlentang dengan kaki diluruskan dan pemeriksan menghadap kekaki

ibu penderita untuk menentukan bagian terendah janin yang masuk PAP.

Hasil pemeriksaan:

 Dikatakan divergen jika tangan melampaui lingkaran terbesar artinya sebagian besar

kepala janin sudah masuk PAP.

 Dikatakan konvergen jika tangan pemeriksan belum melampaui lingkaran terbesarnya

artinya masih sebagian kecil kepala janin masuk PAP.

Auskultasi: stetoskop mononural, stetoskop kepala, doptone

(3) Auskultasi DJJ

Terdengar detak

jantung janin menujukan bahwa

janin hidup, dan tanda pasti

kehamilan. Frekuensi DJJ janin

120-160x/menit

(4) Perhitungan berat badan

Janin menggunakan rumus Johnson TFU dalam cm –nx155 n=11 jika kepala belum masuk

pintu atas panggul n=12 jika kepala bayi sudah masuk pintu tas panggul

b) Ekstermitas : variseso edema, reflex patella

c) Genitalia : tanda chadwick (tanda kebiruan karena vaskularisasi yang meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada

masalah kesehatan atau risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan yang merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan

keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal (PPNI, 2017).

a. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)

b. Gangguan Pola Tidur (D.0055)

c. Ansietas (D.0080)

31
d. Defisit Pengetahuan (D.0111)

e. Kesiapan Persalinan (D.0070)

f. Nyeri Akut (D.0077)

g. Nausea (D.0076)

3. Perencanaan

Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang

diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke

perawat lainnya (Simamora, 2019). Sebagai hasil, seluruh perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi

dan konsisten. Perencanaan yang disusun mengacu pada buku SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia). (TIM POKJA SLKI DPP PPNI, 2017) dan (TIM POKJA SIKI DPP PPNI, 2017).

BAB III

TUNJAUAN KASUS

A. Gambaran Kasus

1. Identitas

a. Identitas Pasien Pasien

Nama : Ny. S

Umur : 29 Tahun

Agama : Islam

Diagnosa Medis : G4P2A1

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal Pengkajian : 6 September 2022

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. S

Umur : 30 Tahun

Agama : Islam

32
Pekerjaan : Karyawan Swasta

Hubungan : Suami

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan

Klien mengeluh sering BAK, selalu merasa lelah, tidur merasa tidak puas dan juga sering sesak nafas ketika tidur terlentang.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang ke RB Kasih Bunda pada tanggal 6 September 2022. Klien datang dengan keluhan sering BAK siang dan malam hari, sehingga

tidurnya terganggu, tidur merasa tidak puas, kalau tidur terlentang sering sesak nafas. Klien mengatakan cemas dan khawatir dengan

kehamilannya karena riwayat keguguran sebelumnya. Klien memakai kontrasepsi suntik 3 bulanan, pernah imunisasi TT pada kehamilan

sebelumnya, untuk hamil saat ini belum. Klien tidak pernah mengikuti senam hamil.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit degenartif dan penyakit menular. Untuk kehamilan klien mengatakan ini merupakan

kehamilan yang keempat dan pernah mengalami keguguran satu kali.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan dikeluarga nya tidak ada yang menderita penyakit degeneratif dan penyakit menular.

3. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi

1) Menarche : 13 Tahun 4) Siklus : Tidak Teratur

2) Banyaknya : ±40cc 5) Lamanya : 5-7 Hari

3) HPHT : 5 Januari 2022 6) Keluhan : Nyeri

b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Anak

No. Tahun Umur Kehamilan Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Komplikasi Perdarahan L/P BB PB

1 2014 40 minggu - Normal Bidan - - - - P 3000 50

2 2017 40 minggu - Normal Bidan - - - - L 3200 52

c. Genogram

Meninggal
Laki-laki

Perempuan

Pasien

33
d. Pengalaman Menyusui: ya (√) / tidak ( ) Berapa lama : ASI Ekslusif

e. Kehamilan Sekarang

1) Status Obstetrik : G4P2A1 H34 Mgg AH2

2) HPHT : 5 Januari 2022

3) BB Sebelum Hamil : 50 kg

4) Taksiran Partus : 12 Oktober 2022

5) Imunisasi : TT1 □ Sudah / ■ Belum

: TT2 □ Sudah / ■ Belum

6) Pengobatan : Tidak ada

7) Persiapan Persalinan :

 Senam Hamil : Tidak pernah

 Rencana tempat melahirkan : Fasilitas Kesehatan

 Perlengkapan kebutuhan ibu & bayi : Sudah disiapkan

 Kesiapan mental ibu dan keluarga : Cemas dan khawatir

 Pengetahuan tanda-tanda melahirkan : Sudah mengetahui

8) Melaksanakan KB: ■ Sudah / □ Belum

 Jenis KB : Kontrasepsi suntik 3 bulanan

 Sejak Kapan: Setelah melahirkan anak ke 1

 Keluhan : Haid sering tidak teratur

4. Aspek Psikososial

Ny. S merupakan seorang ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak berusia 8 tahun dan 5 tahun. Klien mengatakan pada saat kehamilan

yang sekarang merasa cemas dan khawatir karena riwayat keguguran sebelumnya. Klien tidak mengalami gangguan perubahan harga diri dan

gangguan citra tubuh, klien sering berinteraksi dengan tetangga sekitar. Karena kehamilan sekarang merupakan yang ke 4 klien sudah banyak

tau tentang persiapan dan tanda-tanda kelahiran.

5. Kebutuhan Dasar

Kebutuhan Sebelum Hamil Saat Hamil

1. Nutrisi Sebelum hamil, klien makan 2-3x sehari, Saat hamil klien makan 2-3x sehari, nafsu

dengan menu nasi, sayur, dan protein. Nafsu makan baik. Hanya pada saat terimester I saja

makan klien baik. klien merasa kurang nafsu makan

dikarenakan sering mengalami mual. Menu

makan pada saat hamil juga nasi, protein dan

34
sayur.

2. Eliminasi

BAK

 Frekuensi  5-6x sehari  10-12x sehari

 Warna  Kuning  Kuning

 Keluhan  Tidak ada  Tidak ada

BAB

 Frekuensi  1x sehari  1x sehari

 Warna  Kuning  Kuning

 Bau  Normal  Normal

 Konsistensi  Normal  Normal

 Keluhan  Tidak ada  Tidak ada

3. Personal Hygiene Klien mengatakan mandi 2x sehari dengan Klien mengatakan mandi 2x sehari dengan

menggunakan sabun dan shampo, sikat gigi menggunakan sabun dan shampo, sikat gigi

dilakukan 2x sehari dilakukan 2x sehari

4. Pola Istirahat Tidur

 Lama tidur  6-8 jam sehari  5-6 jam sehari

 Frekuensi  Terkadang tidur siang  Hanya tidur malam saja

 keluhan  Tidak ada  Sering BAK sehingga pola tidur

teraganggu, susah mencari posisi yang

nyaman, jika tidur posisi terlentang

mengalami sesak nafas

5. Aktivitas/Latihan

 Kegiatan dalam pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

 Keluhan dalam aktivitas: Mudah lelah

 Olahraga: tidak ada

6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

 Merokok: Tidak

 Minuman keras: Tidak

 Ketergantungan obat: Tidak

6. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda Vital

1) Keadaan Umum : Baik

2) Kesadaran : Composmentis

3) Tekanan Darah : 120/80 mmHg

o
4) Suhu : 36.5 C

35
5) Nadi : 84 x/menit

6) Respirasi : 20 x/menit

7) SpO2 : 99%

8) TB/BB : 150 cm/60 kg

b. Kepala

1) Bentuk : Normal

2) Keluhan : Tidak ada

c. Mata

1) Kelopak Mata : Normal

2) Gerakan Mata : Normal

3) Konjungtiva : Ananemis

4) Sklera : Tidak ikterik

5) Pupil : Isokor

6) Lainnya, sebutkan :-

d. Hidung

1) Reaksi Alergi : Tidak ada

2) Sinus : Normal

3) Lainnya, sebutkan :-

e. Mulut dan Tenggorokan

1) Gigi geligi : Lengkap

2) Kesulitan Menelan : Tidak ada

3) Lainnya, sebutkan :-

f. Dada dan axilla

1) Mammae Membesar : (√) ya ( ) tidak

2) Areolla Mammae : Hiperpigmentasi

3) Papilla Mammae : Exverted, tampak kotor

g. Pernafasan

1) Jalan Nafas : Tidak ada hambatan

2) Suara Nafas : Vesikuler

3) Manggunakan otot : Tidak ada

bantu pernafasan

36
4) Lainnya, sebutkan :-

h. Sirkulasi Jantung

1) Nadi x/menit : 84 x/menit

2) Irama : Regular

3) Kelainan bunyi jantung: Tidak ada

4) Sakit Dada : Tidak ada

5) Timbul :-

6) Lainnya, sebutkan :-

i. Abdomen

1) Membesar sesuai usia : ( √ ) ya ( ) tidak

kehamilan

2) Linea dan striae : Tidak ada linea nigra, ada striae gravidarum

3) Luka bekas operasi : Tidak ada

4) Leopold I : TFU 32 cm, teraba bokong

5) Leopold II : Punggung kiri, ekstermitas kanan

6) Leopold III : presentasi kepala

7) Leopold IV : belum masuk PAP

8) Denyut Jantung Janin : 140 x/menit

9) Kontraksi : Tidak ada

10) Lainnya, sebutkan :-

j. Ekstremitas (Integumen/Muskuloskeletal)

1) Turgor Kulit : Elastis

2) Warna Kulit : Sawo Matang

3) Kontraktur : Tidak ada

4) Kesulitan dalam pergerakan : Tidak ada

5) Lainnya, sebutkan :-

7. Data Penunjang

a. Laboratorium:

Hemoglobin : 10,5 gr/dL

3
Leukosit : 9.000/mm

Hematokrit : 45 %

37
Trombosit : 356.000/mm

b. USG

Hasil USG menyatakan bahwa letak bayi memanjang, gerakan janin aktif.

c. Terapi yang didapat

Tidak ada terapi yang sedang dikonsumsi oleh klien.

B. Analisa Data

Data Etiologi Masalah Keperawatan

Data Subjektif Perubahan pada ibu hamil Defisit Pengetahuan

- Klien mengeluh sering BAK dan sesak Perubahan psikologis


nafas ketika tidur terlentang (Adaptasi fisiologi ke-
Krisis situasi
hamilan)
Kurang pengetahuan
Data Objektif
Defisit pengetahuan
- Klien belum mengetahui tentang

dampak perubahan fisiologi dan psikologis pada ke-

hamilan

Data Subjektif Perubahan pada ibu hamil Gangguan Rasa Nyaman

-Klien mengeluh sesak nafas ketika tidur terlentang Desakan uterus ke diafragma ketika

Data Objektif posisi terlentang

- Klien hamil trimester III Rongga dada sempit

Komplimen paru terbatas

Ventilasi dan pernapasan meningkat

Sesak nafas ketika posisi terlentang

Gangguan rasa nyaman

Data Subjektif Perubahan pada ibu hamil Gangguan Pola tidur

- Klien mengeluh tidur tidak puas Perubahan fisiologi


- Klien mengeluh pola dan waktu tidur
Janin berkembang
berubah
Penekanan vesika urinaria
- Klien mengeluh istirahat tidak cukup
Peningkatan frekuensi BAK
- Klien mengeluh sering terbangun
Sering terbangun ketika tidur
dikarenakan sering BAK
Gangguan pola tidur
Data Objektif

- Klien hamil hrimester III

Data Subjektif Perubahan pada ibu hamil Ansietas

- Klien mengatakan cemas dan merasa Perubahan psikologis


khawatir akan kehamilannya karena riwayat kegugu-
Krisis situasi
ran sebelumnya
Kurang pengetahuan

38
Data Objektif Ansietas

- Berorientasi pada masa lalu karena

klien terus merasa takut kepada riwayat keguguran-

nya

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Rasa Nyaman

2. Gangguan Pola Tidur

3. Ansietas

4. Defisit Pengetahuan

39
D. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi

1. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam status kenyamanan Pengaturan Posisi (I.01019)

meningkat, dengan kriteria hasil (L.01004) Observasi

1. Keluhan tidak nyaman (Sesak nafas) menurun 1. Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi

Terapeutik

1. Tempatkan pada posisi yang terapeutik

2. Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi

3. Atur posisi untuk mengurangi sesak (semi-fowler)

4. Posisikan untuk mengubah ventilasi/perfusi

5. Hindari posisi yang meningkat rasa tidak nyaman

Edukasi

1. Ajarkan cara menggunakan/mengatur posisi yang baik

2. Gangguan Pola Tidur (D.0055) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam pola tidur membaik, Dukungan Tidur (I.05174)

dengan kriteria hasil (L.05045) Observasi

1. Keluhan sering terjaga menurun 1. Identifikasi pola aktivitas tidur

2. Keluhan tidak puas menurun 2. Identifikasi faktor penggangu tidur

3. Keluhan pola tidur menurun Terapeutik

4. Keluhan istirahat tidak cukup menurun 1. Modifikasi lingkungan

40
2. Tetapkan jadwal tidur rutin

3. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan

Edukasi

1. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur

2. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang menganggu waktu tidur

3. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap ganggaun pola tidur

3. Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam tingkat ansietas Reduksi Ansietas (I.09314)

menurun, dengan kriteria hasil (L. 09093) Observasi

1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

2. Perilaku tegang menurun Terapeutik

1. Pahami situasi yang membuat ansietas

2. Dengarkan dengan penuh perhatian

3. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi

1. Informasikan secara faktual mengenai diganosa, pengobatan dan prognosis

2. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

3. Latih teknik relaksasi

4. Defisit Pengetahuan (D.0111) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam tingkat pengetahuan Edukasi Perawatan Kehamilan (I.12425)

meningkat, dengan Kriteria Hasil (L.12111) Observasi

41
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan meningkat 2. Identifikasi pengatahuan tentang perawatan masa kehamilan

3. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat Terapeutik

4. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

3. Berikan kesmepatan untuk bertanya

Edukasi

1. Jelaskan perubahan fisiologi dan psikologis masa kehamilan

2. Jelaskan perkembangan janin

3. Jelaskan ketidaknyamanan selama kehamilan

4. Jelaskan kebutuhan aktivitas istirahat

5. Ajarkan cara mengatasi ketidaknyamanan selama kehamilan

6. Anjurkan ibu rutin memeriksakan kehamilann

42
E. Implementasi & Evaluasi Keperawatan

Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi

Selasa, Gangguan rasa nyaman 1. Memonitor status oksigenasi

6 September 2022 2. Menganjurkan untuk mengatur posisi tidur yang

disukai

3. Mengajurkan mengatur posisi untuk mengurangi

sesak (semi-fowler atau miring)

4. Menganjurkan untuk menghindari posisi yang

meningkat rasa tidak nyaman seperti terlentang

5. Mengajarkan cara menggunakan/mengatur posisi

yang baik

Gangguan Pola Tidur 1. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur

2. Mengidentifikasi faktor penggangu tidur

3. menganjurkan memodifikasi lingkungan seperti

mematikan lampu

4. Menganjurkan untuk menetapkan jadwal tidur rutin

5. Menganjurkan untuk menepati kebiasaan waktu

tidur

6. Menganjurkan untuk menghindari makanan /minu-

man yang mengganggu waktu tidur

Ansietas 1. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonver-

bal)

2. Memahami situasi yang membuat ansietas

3. Mendengarkan dengan penuh perhatian

4. Mendiskusikan perencanaan realistis tentang peris-

tiwa yang akan datang

5. Menginformasikan secara faktual mengenai

diganosa, pengobatan dan prognosis

43
6. Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi

ketegangan

7. Melatih teknik relaksasi

Defisit Pengetahuan 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan mener-

ima informasi

2. Mengidentifikasi pengatahuan tentang perawatan

masa kehamilan

3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepa-

katan

4. Menyediakan materi dan media pendidikan kese-

hatan

Kamis, Gangguan rasa nyaman 1. Memonitor status oksigenasi setelah melakukan pe-

8 September 2022 rubahan posisi tidur

Gangguan Pola Tidur 1. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur

Ansietas 1. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonver-

bal)

Defisit pengetahuan 1. Menjelaskan perubahan fisiologi dan psikologis

masa kehamilan

2. Menjelaskan perkembangan janin

3. Menjelaskan ketidaknyamanan selama kehamilan

4. Menjelaskan kebutuhan aktivitas istirahat

5. Mengajarkan cara mengatasi ketidaknyamanan se-

lama kehamilan

6. Menganjurkan ibu rutin memeriksakan kehamilann

F. Evaluasi Keperawatan

Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan

Selasa, Gangguan rasa nyaman S: Pasien mengatakan sesak nafas jika tidur terlentang, klien

mengatakan untuk tidur klien selalu dalam posisi terlentang.

44
6 September 2022 Klien mengerti dan memahami anjuran untuk perawat untuk

mengubah posisi guna mengurangi sesak dan rasa tidak nyaman

dan akan mencoba posisi Semi-Fowler atau miring

O: Klien bisa mengulang dan menyebutkan kembali posisi untuk

mengurangi sesak

A: Gangguan rasa nyaman

P: Lanjutkan intervensi

Gangguan Pola Tidur S: Klien mengatakan tidur tidak puas, sering terbangun karena

BAK dan sesak. Klien mengerti dan memahami anjuran yang

diberikan perawat.

O: Klien tampak kooperatif dan terbuka menerima anjuran dari

perawat

A: Gangguan Pola Tidur

P: Intervensi dilanjutkan

Ansietas S: Klien mengatakan cemas dan khwatir karena riwayat

keguguran sebelumnya, klien mengerti dan memahami

imformasi yang diberikan perawat

O: Klien tampak berorientasi pada masa lalu karena terus

mengaitkan kepada riwayat keguguran sebelumnya. Klien

tampak bisa mengulangi teknik relaksasi yang sudah diajarkan

(tarik nafas dalam)

A: Ansietas

P: Intervensi dilanjutkan

Defisit pengetahuan S: Pasien mengatakan belum terlalu mengetahui dampak

perubahan fisiologis dan psikologis pada kehamilan

O: Klien kooperatif dan antusias ketika akan diberikan penkes.

klien tampak tidak tahu ketika ditanya oleh perawat. Klien dan

perawat sudah melakukan kontrak untuk penkes yaitu pada hari

45
kamis, 8 september 2022

A: Defisit Pengetahuan

P: Intervensi dilanjutkan

Kamis, Gangguan rasa nyaman S: Pasien mengatakan sesak nafas sudah tidak dirasakan dan

8 September 2022 terasa lebih nyaman setelah klien tidur dalam posisi semifowler

dan juga miring kanan/kiri

O: Klien tampak lebih rileks

A: Gangguan rasa nyaman teratasi

P: Intevensi dihentikan

Gangguan Pola Tidur S: Klien mengatakan tidur lebih baik karena klien tidur lebih

awal dan frekuensi BAK juga tidak sesering biasanya jika klien

tidur dalam posisi miring

O: Klien tampak lebih rileks

A: Gangguan Pola Tidur teratasi

P: Intervensi dihentikan

Ansietas S: Klien mengatakan cemas dan khwatir masih ada namun tidak

berlebihan seperti sebelumnya

O: Klien tampak bisa mengulangi teknik relaksasi yang sudah

diajarkan (tarik nafas dalam)

A: Ansietas teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

Defisit pengetahuan S: Pasien mengatakan paham dan mengerti tentang edukasi yang

diberikan

O: Klien dapat menyebutkan dan menjawab ketika ditanya oleh

perawat

A: Defisit Pengetahuan teratasi

P: Intervensi dihentikan

46
BAB IV

A. KESIMPULAN

Asuhan keperawatan pada system hematologi diatas dapat disimpulkan bahwa diagnose keperawatan dapat muncul sesuai dengan kondisi pasien

masing-masing.

B. SARAN

Saran yang dapat kami sampaikan semoga asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system hematologi dapat disesuaikan dengan

perkembangan ilmu terbaru dan dapat dikolaborasi dengan metode dan sumber lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Andika Aliviameita; Puspitasari. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Hematologi (Cetakan Pe). UMSIDA Press.

C.Pearce, E. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis (cetakan vi). Gramedia Pustaka Utama.

Edward Arthur Iskandar. (2017). PAPDI 176-222 Hematologi. Papdi.

Firani, N. K. (2018). Mengenali Sel-Sel Darah dan Kelainan Darah. UB Press.

Handayani, W., & Haribowo, A. S. (2012). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi (Jilid 1). Salemba Medika.

Jeremy W dan Roger L. (2017). Platelets and Haemostasis, (Edisi ke 4). Wiley Blackwell.

Krans, B. (2018). Bone Marrow.

Maesaroh. (2020). Metodologi Keperawatan. KMB.

Nugraha, G. (2017). Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. trans info medika.

PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Edisi 1). DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Edisi 1). DPP PPNI.

Saadah, S. (2018). Sistem Peredaran Darah Manusia. 8 Februari, 1–58.

Schooley, M. E. (2015). Stem cell. Selvedge, 62, 16–21.

47
Umar, I., & Sujud, R. W. (2020). Hemostasis and Disseminated Tinjauan Pustaka. Journal of Anaesthesia and Pain, 1(2), 19–32.

48

Anda mungkin juga menyukai