Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Matrenitas
Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
Lasma Panjaitan
Puspo Gayatri
Raka
Siti Fatimah
Tuminingsih
Zuli asih
PERTAMEDIKA JAKARTA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas rahmat dan ridho allah SWT, karena tanpa rahmat dan ridho nya kita tidak dapat
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu selaku dosen pengampu kami, yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam
pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang perawatan antenatal care
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui atau masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman maupun dosen, demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini semoga makalah
ini bermanfaat.
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama kehamilan. Hal ini
dilakukan untuk memantaukesehatan fisik dan mental, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mempersiapkan persalinan dan
mencegah kematian akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDG) global yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000
Ibu berperan penting dalam mengasuh potensi anaknya di dalam kandungan. Salah satu inisiatif tersebut adalah Integrated
Pregnancy/Pregnancy Screening atau Quality Prenatal Care (ANC). Secara umum, pelayanan antenatal terpadu (ANC) bertujuan untuk
memenuhi hak setiap ibu hamil atas pemeriksaan kehamilan yang berkualitas dan untuk mencapai kehamilan yang sehat, persalinan
Permenkes No. 43 Tahun 2016 menyatakan bahwa semua ibu hamil harus memiliki akses terhadap pelayanan
pemeriksaan kehamilan yang terstandar. Fasilitas pelayanan antenatal yang sesuai adalah ibu hamil yang telah melakukan minimal 4
kali kunjungan dan tes, dengan tes pertama antara 0- 12 minggu (trimester 1), kedua trimester 2 12-24 minggu (trimester ke-2), dan
kunjungan ibu hamil 2 kali berikutnya pada minggu ke-24 (trimester 3).
Setelah adanya pembaharuan sesuai dengan Permenkes No.21 Tahun 2021 bahwa untuk pelayanan Antenatal Care ada
penambahan yaitu K1-K6 pelayanannya yaitu Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum hamil, Pelayanan Kesehatan Masa Hamil,
Pelayanan Kesehatan Bersalin, Pelayanan Kesehatan Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, Pelayanan Kesehatan Seksual.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio kematian ibu global (MMR) adalah 303.000 pada tahun 2019. Rasio kematian ibu
B. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memahami cara perawatan, pemeriksaan dan asuhan
C. Tujuan Khusus
1
5. Untuk mengetahui adaptasi secara psikologis antenatal care
6. Untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium dan penunjang pada pasien antenatal care
2
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya
yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan. Kunjungan ibu hamil ke pelayanan
kesehatan dianjurkan yaitu 2 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan minimal 3 kali pada trimester III
(Kemenkes, 2020).
Antenatal adalah memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin,
meningkatkan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi, mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal, mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik
dan mental ibu dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi, mendeteksi dan
menatalaksana komlikasi medik bedah, atau obstetry selama kehamilan, mengembangkan persiapan persalinan serta
persiapan menghadapi komplikasi, membantu menyiapkan ibu menyusui dengan dengan sukses, menjalankan nifas
normal dan merawat anak secara fisik psikologis dan social. (Yantimala, 2020).
Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan. Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin
dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat mata rantai
yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm (Susilowati dan Kuspriyanto, 2016).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2009).
Menurut Miftahul (2020) kunjungan kehamilan berupaya untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik. Tujuan kunjungan awal antara lain:
a. Menentukan tingkat kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan uji skrining yang tepat.
3
b. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nila darah, serta pertumbuhan dan perkembangan
c. Mengidentifikasikan factor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidananan masa lalu dan masa sekarang.
d. Memberitahu kesempatan pada ibu dan keluarga untuk mengekspresikan dan mendiskusikannya adanya
kekhawatiran tentang kehamilan saat ini, proses persalinan, serta masa nifas.
e. Mengajurkan adanya pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan
f. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah mitra dalam asuhan
b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi
f. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi
Menurut WHO untuk wanita hamil yang tidak memiliki faktor risiko dalam kehamilannya, minimal dapat
melakukan ANC sebanyak 4 kali yaitu 1 kali saat Trimester pertama, satu kali pada saat trimester kedua dan dua kali pada
Pemeriksaan fisik mencakup tanda-tanda anemia, tekanan darah, berat badan dan tinggi badan, dan
Pemeriksaan darah (sebaiknya pemeriksaan Hb hanya dilakukan kehamilan 32 minggu atau kunjungan ke-3,
Pemeriksaan suplemen zat besi, memberikan edukasi dan informasi kesehatan selama kehamilan
4
Pemberian suntikan TT
Catat kondisi pasien yang tidak ditemukan sewaktu kunjungan pertama (kecelakaan, penyakit,
Periksa BJA
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan vagina bila pada kunjungan pertama tidak dilakukan. Bila terjadi pendarahan pemeriksaan
vagina dilarang.
1. Adaptasi Fisiologis
a. Sistem Kardiovaskuler
1) Memberikan perlindungan terhadap fungsi system kardiovaskuler yang normal pada ibu hamil
5
Perubahan posisi, bentuk dan ukuran pada sistem kardivaskuler menyebabkan perubahan, diantaranya pada
tekanan darah, volume dan komposis darah, cardiac output dan waktu sikulasi dan koagulasi. Adaptasi Tekanan
darah Tekanan darah sistolik mungkin sedikit menurun seiring kehamilan. Tekanan darah diastolik mulai menurun
pada trimester pertama, terus turun hingga 24 hingga 32 minggu, kemudian secara bertahap meningkat dan kembali
ke tingkat prahamil.
Tekanan darah menurut saat trimester pertama dan kedua, namun cenderung meningkat pada trimester ketiga.
Pada saat pertengahan trimester perubahan tekanan darah dapat menyebabkan ketidaksadaran pada kehamilan juga
ibu hamil. Tuanya menjadi pemicu ketidakseimbangan tubuh, seperti posisi tidur terlentang perlu dihindari karena
dapat menyebabkan hipotensi yang terjadi pada 10% ibu hamil. Kondisi ini disebut sindrom hipotensif telentang.
a) Volume Darah
Volume darah meningkat sekitar 1500 ml, atau 40% hingga 45% dibanding tidak hamil.
Peningkatan ini bervariasi bergantung pada ukuran ibu hamil, paritas, primigravida atau multigravida.
Peningkatan ini terdiri dari 1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah.
minggu ke 30 sampai 34 kehamilan, dan kemudian sedikit menurun pada minggu 40 kehamilan.
Peningkatan volume darah pada kehamilan ganda lebih besar dibandingkan kehamilan tunggal.
meningkat pada kehamilan. Peningkatan aldosteron, estrogen dan progesteron diduga berkontribusi
Menghidrasi jaringan janin dan ibu dengan cukup mengambil terlentang, posisi ketika tegak
wanita atau
Menyediakan cadangan cairan untuk mengkompensasi kehilangan darah selama kelahiran dan
masa nifas
b) Komposisi Darah
Komposisi Darah Selama kehamilan terjadi percepatan produksi sel darah merah. Massa
sel darah merah meningkat sekitar 20% hingga 30%. Massa sel darah merah mengalami peningkatan
sebagai akibat akselerasi produksi untuk kebutuhan oksigen ekstra untuk maternal dan jaringan
plasenta. Peningkatan volume darah sebagai akibat peningkatan plasma menyebabkan penurunan kadar
hemoglobin. Kondisi ini dikenal dengan nama Hemodilusi, kondisi anemia fisiologis yang terjadi pada
6
trimester kedua kehamilan. Anemia fisiologis (Hb 10.5 gram%). Apabila Hb menjadi ≤ 10 gram% dan
hematokrit menurun ≤ 30% (anemia). Sel darah putih meningkat sejak trimester kedua puncaknya
trimester ketiga
Cardiac output meningkat 30%-50% dibandingkan kondisi tidak hamil sejak minggu ke 30
kehamilan. Pada minggu ke 40 kehamilan menurun, namun tetap lebih tinggi 20% dari kondisi tidak
hamil. Posisi lateral recumbent akan meningkatkan cardiac output dibandingkan terlentang. Pada posisi
terlentang uterus yang besar dan berat sering menghambat aliran balik vena ke jantung dan
mempengaruhi tekanan darah. Meskipun curah jantung meningkat pada wanita hamil tetapi tekanan
Waktu sikulasi melambat pada minggu ke 32 kehamilan dan kembali normal menjelas
persalinan. Aktifitas koagulasi meningkat, dimana darah lebih cepat untuk menggumpal. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan. Darah yang cepat menggumpal meningkatkan risiko
thrombosis, khususnya pada persalinan dengan SC. Sistem pembekuan darah dan fibrinogen
mengalami akselerasi yang besar pada saat kehamilan. Fibrinogen plasma (faktor X meningkat dari 3
bulan pertama kehamilan dan terus meningkat sedikit. Faktor VII, VIII, IX dan X akan terus meningkat
sejalan dengan konsumsi trombosit. Hal ini menyebabkan perubahan waktu koagulasi dari 12 ke 8
menit hamil.
b. Sistem Respirasi
3) Memenuhi kebutuhan janin akan oksigen yang tinggi Kehamilan juga menyebabkan perubahan anatomi dari
paru-paru.
Perubahan anatomi ini disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen merilekskan ligament tulang rusuk, sehingga ekspansi
dada dapat meningkat. Perubahan tampak pada ukuran diameter traversal torak meningkat 2 cm dan diameter kelilingnya
meningkat 6 cm, diafragma bergeser 4 cm, pernafasan torak menggantikan pernafasan perut. Elevasi diafragma menyebabkan
7
kapasitas paru berkurang 5%. Frekuensi nafas normal berkisar 14-15 nafas/menit dengan pernafasan diafragma dan nafas menjadi
semakin dalam.
a) Fungsi paru-paru
Perubahan sensitivitas pusat pernafasan yang dipengaruhi hormone estrogen dan progesterone
mengakibatkan peningkatan ambang batas karbindioksida tubuh, sehingga memicu ibu hamil untuk lebih sering
bernafas.
Peningkatan BMR semasa hamil tergantung status gizi sebelum hamil dan pertumbuhan janin.
Peningkatan BMR pada trimester awal kehamilan menyebabkan ibu malas beraktifitas dan cenderung
tidur. Vasodilatasi perifer dan akselerasi aktivitas kelenjar keringat membantu menghilangkan panas akibat
peningkatan BMR. Peningkatan progresif konsumsi oksigen disebabkan oleh peningkatan metabolisme ibu dan
janin. Keseimbangan Asam Basa Terjadi penurunan tekanan parsial karbondioksida (PCO2) pada minggu ke 10
kehamilan. Pada kehamilan, volume tidal meningkat, PCO2 menurun, basa menurun dan Ph meningkat. Kondisi ini
juga menfasilitasi pertukaran CO2 dan O2 dari janin ke ibu. Progesteron mempengaruhi sensitivitas respirasi
terhadap karbondioksida. Konsentrasi karbondioksida di alveolar menjadi lebih rendah dari pada wanita tidak hamil
yang menyebabkan darah maternal yang mengandung karbondioksida menjadi lebih rendah. Hal ini menyebabkan
alkalosis respirasi.
c. Sistem Muskuskeletal
Kehamilan menyebabkan perubahan postur tubuh, posis dan cara berjalan wanita. Pembesaran perut menyebabkan
panggul condong kedepan dan tulang belakang menjadi lordosis. Perubahan struktur ligament dan tulang belakang sering
8
Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal terjadi dalam kehamilan. Peningkatan hormone
estrogen dan relaxin menyebabkan peningkatan perlunakan jaringan ikat dan kolagen. Tingkat relaksasi bervariasi setiap ibu,
tetapi pemisahan simfisis pubis dan ketidakstabilan sendi sacroiliac dapat menyebabkan rasa sakit dan kesulitan dalam berjalan.
Kondisi ini akan memperluas dimensi panggul dan membantu proses persalinan. Simfisis pubis melebar 4 mm pada usia
kehamilan 32 minggu dan sakrokoksigeus tidak teraba.Peningkatan pergerakan pelvik memunculkan keluhan sakit punggung dan
Pada kehamilan
d. Sistem Integumentum
Perubahan keseimbangan hormon dan mekanisme peregangan bertanggungjawab pada beberapa perubahan sistem
integumentum selama masa kehamilan. Hiperpigmentasi pada kehamilan distimulasi oleh hormon Melanotropin yang meningkat
selama hamil. Perubahan warna kulit terjadi diantaranya pada: putting, ketiak, vulva. Wajah (chloasma/topeng kehamilan)
merupakan hiperpigmentasi berwarna kecoklatan pada kulit di atas pipi, hidung, dan dahi, terutama pada wanita hamil berkulit
gelap.
Wajah (chloasma/topeng) merupakan hiperpigmentasi kehamilan berwarna kecoklatan pada kulit di atas pipi,
hidung, dan dahi, terutama pada wanita hamil berkulit gelap. Muncul pada 50-70% wanita hamil, mulai dr awal
kehamilan dan akan meningkat sampai kehamilan matur. Chloasma terjadi secara normal karena kehamilan dan akan
2) Linea Nigra
Linea nigra merupakan perubahan warna pada garis yang memanjang dari symphisis pubis sampai dengan fundus.
dikenal dengan
9
sebelum terjadi hiperpigmentasi. Pada primigravida perpanjangan linea nigra dimulai pada bulan ke 3 terus memanjang
sejalan dengan pembesaran fundus. Pada multigravida hiperpigmentasi dimulai lebih awal.
3) Striae Gravidarum
Hampir 50-90% ibu hamil mengalami striae gravidarum mulai dari TM 2 kehamilan, mungkin disebabkan oleh
aktifitas adrenokortikosteroid. Striae mencerminkan pemisahan dalam jaringan ikat (kolagen) kulit. Garis-garis yang agak
tertekan ini cenderung terjadi pada area yg mengalami peregangan maksimal (misalkan perut, paha, dan payudara). Striae
Berkurang setelah melahirkan. Pada multipara, selain striae kehamilan saat ini, garis perak berkilau (pada wanita
berkulit terang) atau garis keunguan (pada wanita berkulit gelap) sering terlihat. Ini mewakili bekas luka striae dari
e. Sistem Saraf
Kompresi saraf panggul atau stasis pembuluh darah yang disebabkan oleh pembesaran uterus dapat menyebabkan
sensoris perubahan pada kaki. Dorsolumbar lordosis dapat menyebabkan nyeri karena traksi pada saraf atau kompresi akar saraf.
Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan sindrom carpal tunnel selama trimester terakhir. Sindrom ini ditandai
oleh paresthesia (sensasi abnormal seperti terbakar) dan rasa sakit di tangan, menjalar ke siku.
Sensasi disebabkan oleh edema yang menekan saraf median di bawah ligamentum karpal pergelangan tangan.
Merokok dan konsumsi alkohol dapat mengganggu sirkulasi mikro dan dapat memperburuk gejalanya. Tangan dominan biasanya
paling terpengaruh, meskipun sebanyak 80% wanita mengalami gejala di kedua tangan. Acroesthesia (mati rasa dan kesemutan
Kondisi ini terkait dengan traksi pada segmen pleksus brakialis. Sakit kepala karena tegang sering terjadi ketika
kecemasan atau ketidakpastian mempersulit kehamilan. Sinusitis atau migrain juga mungkin bertanggung jawab untuk sakit
kepala. "Sakit kepala," pingsan, dan bahkan sinkop (pingsan) sering terjadi selama awal kehamilan. ketidakstabilan motorik,
hipotensi postural, atau hiperglikemia mungkin dapat bertanggung jawab menyebabkan Hipokalsemia. Masalah neuromuskuler
seperti kram otot atau tetani. Kehamilan juga menyebabkan peningkatan sensitifitas saraf terhadap obat-obatan anestesi. Wanita
hamil membutuhkan lebih sedikit anestesi lokal dibandingkan wanita tidak hamil untuk mencapai level dermatom sensorik.
Progesteron memiliki efek sedasi 20 kali lebih tinggi apabila diberikan dalam dosis farmakologis pada ibu hamil aterm.
f. Sistem Gastrointestinal
1) Nafsu Makan
10
Selama kehamilan nafsu makan dan asupan makanan cenderung fluktuatif. Pada awal kehamilan, beberapa wanita
mengalami mual dengan atau tanpa muntah (morning sickness), kemungkinan sebagai respons terhadap peningkatan kadar
Morning sickness atau mual dan muntah kehamilan muncul pada sekitar 4 sampai 6 minggu kehamilan dan biasanya
mereda pada akhir bulan ketiga (trimester pertama) kehamilan dgn tingkat keparahan bervariasi. Peningkatan saliva adalah
masalah umum yang dihadapi ibu hamil. Masalah ini biasanya dihubungkan dengan keluhan mual yang menyebabkan ibu
malas menelan salivanya. 70% ibu hamil diprediksi mengalami keluhan mual muntah.
Relaksasi otot polos perut dan hipomotilitas akibat hormon estrogen dan hCG dapat menyebabkan hal tersebut. Pada
akhir trimester kedua, nafsu makan meningkat sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan metabolisme dan
perintah hormon progesteron pada otak untuk mengatur keseimbangan lemak sebagai upaya menyeimbangkan energi.
Mual muntah tidak berisiko keguguran, persalinan prematur, atau pembatasan pertumbuhan intrauterin. Harus
menjadi perhatian pabila mual muntah berlebih disertai demam, penurunan BB dibutuhkan tindakan medis (tanda gejala
Hipermesis Gravidarum). Wanita juga mungkin mengalami perubahan dalam indra perasa mereka, yang mengarah ke
mengidam dan perubahan dalam asupan makanan. Beberapa wanita mengalami mengidam non-makanan (disebut pica),
2) Mulut
Gusi menjadi hiperemis, kenyal, dan bengkak selama kehamilan. Mereka cenderung mudah berdarah karena
meningkatnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan vaskularisasi selektif dan proliferasi jaringan ikat (gingivitis
nonspesifik). Epulis dapat berkembang di garis gusi. Beberapa wanita hamil mengeluh ptyalisme (air liur berlebihan),
yang mungkin disebabkan oleh penurunan menelan secara tidak sadar oleh wanita ketika mual atau dari stimulasi kelenjar
3) Kerongkongan,
Lambung dan Usus Herniasi bagian atas lambung (hiatal hernia atau sebagan bagian lambung naik ke rongga dada)
terjadi setelah bulan 7 atau 8 kehamilan pada sekitar 15% hingga 20% wanita hamil. Terjadi lebih sering pada wanita
multipara dan wanita yang lebih tua atau obesitas. Peningkatan produksi estrogen menyebabkan penurunan sekresi asam
klorida. Peningkatan produksi progesteron menyebabkan penurunan tonus dan motilitas otot polos, mengakibatkan
regurgitasi esofagus, waktu pengosongan lambung yang lebih lambat, dan peristaltik melambat.
Akibatnya, wanita tersebut mungkin mengalami “acid indigestion" atau heartburn (pirosis) yang dimulai sejak awal
trimester pertama dan semakin intensif hingga trimester ketiga. Peningkatan progesteron(menyebabkan hilangnya tonus
otot dan penurunan gerak peristaltik) menghasilkan peningkatan penyerapan air dari usus besar dan dapat menyebabkan
konstipasi. Konstipasi juga dapat terjadi karena: hipoperistalsis (kelesuan usus), pilihan makanan, kekurangan cairan,
11
suplementasi zat besi, penurunan tingkat aktivitas, pembesaran perut oleh rahim hamil, dan perpindahan dan kompresi
usus. Jika wanita hamil menderita wasir dan mengalami konstipasi, wasir dapat menjadi everted atau mungkin berdarah
saat mengejan. Wanita hamil menderita wasir dan mengalami konstipasi, wasir dapat menjadi everted atau mungkin
4) Ketidaknyamanan
Perut Perubahan intraabdomen menyebabkan ketidaknyamanan dapat termasuk beban atau tekanan panggul,
ketegangan ligamen, perut kembung, distensi, kram usus, dan kontraksi uterus. Selain perpindahan usus, tekanan dari
rahim yang mengembang menyebabkan peningkatan tekanan vena di organ panggul. Harus selalu waspada terhadap
Apendisitis sulit didiagnosis pada kehamilan karena apendiks berpindah jauh dari titik McBurney
g. Sistem Urinari
peningkatan volume darah. Pelvis ginjal dan ureter mengalami dilatasi mulai minggi ke 10 kehamilan. Dinding otot polos ureter
Bertambahnnya usia kehamilan menjadikan pelvis ginjal dan ureter kanan lebih berdilatasi dibandingkan pelvis
ginjal dan ureter kiri. Laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate, GFR) maternal dan aliran plasma ginjal (renal plasma
flow, RPF) mulai meningkat pada awal kehamilan. GFR maternal meningkat sebanyak 50% dibandingkan tidak hamil mulai
pertengahan kehamilan dan tetap meningkat sepanjang masa kehamilan. Sebaliknya RPF mulai menunjukkan penurunan pada
Natrium yang terfiltrasi mengalami peningkatan 60-70%. Hormon progesteron meningkatkan buangan natrium
dengan mempengaruhi reabsorpsi natrium pada tubulus proksimal ginjal. Kondisi ini menyebabkan peningkatan aldosteron 2-3
kali kadar normal. Penurunan reabsorpsi glukosa oleh tubuhlus proksimal ginjal pada wanita hamil menyebabkan glukosa dapat
terdeteksi pada wanita hamil normal. Pemeriksaan glukosa urin diperlukan untuk menentukan diagnosa diabetes pada kehamilan.
Volume urin pada pelvis ginjal dan ureter meningkat 2x lipat pada paruh kehamilan. Urin lebih lama terkumpul
didalam kandung kemih. Hal ini terjadi karena progesteron menyebabkan relaksasi otot polos dan tekanan mekanik ginjal oleh
uterus. Kondisi ini meningkatkan risiko infeksi ginjal akut pada ibu hamil.
12
h. Sistem Reproduksi dan Payudara
1) Uterus
Pertumbuhan rahim pada trimester pertama dirangsang oleh tingginya kadar estrogen dan progesteron. Pembesaran
uterus awal disebabkan oleh peningkatan vaskularisasi dan saluran pembuluh darah, hiperplasia (produksi serat otot baru
dan jaringan fibroelastik) dan hipertrofi (pembesaran serat otot yang sudah ada sebelumnya dan jaringan fibroelastik), dan
perkembangan desidua. Pada usia kehamilan 7 minggu, rahim adalah ukuran telur ayam besar; usia kehamilan 10 minggu
bulan ketiga,
tumbuh.
Kehamilan mulai tampak setelah minggu 14, tapi tergantung pada tinggi dan berat badan wanita itu. Rahim teraba di
atas simfisis pubis pada usia 12 dan 14 minggu. Pembesaran rahim ditentukan dengan perabaan TFU. Pada 6 minggu
kehamilan, pelunakan dan kompresibilitas segmen bagian bawah uterus dikenal dengan nama tanda Hegar yang
menghasilkan anteflexion uterus yang berlebihan selama 3 bulan pertama kehamilan. Pada posisi ini, fundus uterus
Segera setelah bulan 4 kehamilan, kontraksi uterus dapat dirasakan melalui dinding perut. Kontraksi ini disebut
sebagai tanda Braxton Hicks. Setelah minggu ke 28, kontraksi ini menjadi jauh lebih sering, tetapi biasanya berhenti
dengan berjalan atau berolahraga. Kontraksi Braxton Hicks dapat disalah artikan sebagai tanda persalinan. Pergerakan
pasif janin dalam rahim disebut ballottement, dapat diidentifikasi secara umum antara minggu ke 16 dan 18.
Ballottement adalah teknik meraba struktur mengambang dengan memantulkannya dengan lembut dan
merasakannya melambung tumbuh Pergerakan pertama janin dapat dirasakan oleh wanita multigravida pada minggu ke 14
atau 16. Wanita primigravida mulai merasakan minggu ke 18 atau lebih. Quickening umumnya digambarkan sebagai
flutter dan sulit dibedakan dari peristaltik. Gerakan janin secara bertahap meningkatkan intensitas dan frekuensi.
13
2) Aliran Darah Utero Plasenter
Perfusi plasenta tergantung pada aliran darah ibu ke rahim. Aliran darah meningkat dengan cepat seiring dengan
bertambahnya ukuran uterus. Meskipun aliran darah uterus meningkat 2x lipat, unit janin tumbuh lebih cepat. Akibatnya,
lebih banyak oksigen diekstraksi dari darah rahim selama bagian akhir kehamilan. Pada kehamilan normal, seperenam dari
total volume darah ibu berada dalam sistem pembuluh darah rahim. Laju aliran darah melalui uterus ratarata 500 ml /
menit, dan konsumsi oksigen uterus yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan janin tumbuh.
3) Serviks
Tanda Goodell dapat diamati mulai awal minggu keenam pada serviks yang normal dan tidak rusak. Tanda ini
disebabkan oleh peningkatan vaskularisasi, hipertrofi ringan, dan hiperplasia (peningkatan jumlah sel) otot dan jaringan
ikat yang kaya kolagen menjadi longgar, edematosa, sangat elastis, dan volumenya meningkat. Kerapuhan meningkat dan
dapat menyebabkan sedikit pendarahan setelah koitus atau setelah pemeriksaan vagina.
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina untuk melakukan peregangan selama persalinan dan kelahiran dengan
menyebabkan mukosa vagina menebal, jaringan ikat mengendur, otot polos menjadi hipertrofi, dan kubah vagina
memanjang. Peningkatan vaskularitas menghasilkan warna ungu dari mukosa vagina dan serviks. Warna yang lebih dalam,
disebut tanda Chadwick, mungkin terlihat pada awal minggu keenam tetapi mudah terlihat pada minggu kedelapan
kehamilan. Keputihan berlendir putih atau sedikit abu-abu dengan sedikit bau apek. terjadi sebagai respons terhadap
Cairan berwarna keputihan karena adanya banyak sel epitel vagina yang terkelupas yang disebabkan oleh
hiperplasia kehamilan normal. Lendir mengisi saluran endoserviks, menghasilkan pembentukan sumbat mukosa
(operculum). Operculum bertindak sebagai penghalang terhadap invasi bakteri selama kehamilan. Selama kehamilan, pH
sekresi vagina lebih asam (berkisar antara sekitar 3,5 hingga 6 (normal 4 hingga 7) karena peningkatan produksi asam
laktat yang disebabkan oleh aksi Lactobacillus acidophilus pada glikogen dalam epitel vagina, kemungkinan disebabkan
Lingkungan asam ini memberikan perlindungan lebih dari beberapa organisme, wanita hamil lebih rentan terhadap
infeksi lain, terutama infeksi jamur karena lingkungan yang kaya glikogen lebih rentan terhadap Candida albicans.
Peningkatan vaskularisasi vagina dan viscera panggul lainnya menghasilkan peningkatan sensitivitas. Sensitivitas yang
meningkat menyebabkan gairah seksual yang tinggi, terutama selama trimester kedua kehamilan. Peningkatan kongersti,
ditambah dinding pembuluh darah yang rileks dan uterus yang berat dapat menyebabkan edema dan varises pada vulva.
Edema dan varisesitas biasanya sembuh selama periode postpartum. Perineum juga melebar disebabkan peningkatan
14
5) Payudara
Pembesaran payudara sebagai respons terhadap peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Puting dan areola
menjadi lebih berpigmen, areola meluas melampaui areola primer, terbentuk warna merah sekunder pada areola dan puting
menjadi lebih ereksi. Hipertrofi kelenjar sebaceous (minyak) yang muncul pada areola primer disebut Montgomery
Tingginya kadar hormon luteal dan plasenta dalam kehamilan meningkatkan proliferasi duktus laktiferosa dan
jaringan lobul-alveolar, sehingga palpasi payudara nodularitas umum yang kasar. menunjukkan Kadar estrogen yang tinggi
selama kehamilan menyebabkan proses laktasi belum terjadi. Sekretori kental (precolostrum) dapat ditemukan dalam sel
asini pada bulan ketiga kehamilan. Kolostrum cairan premilk berwarna krem, putih hingga kekuningan, dapat
i. Sistem Endokrin
Selama kehamilan, peningkatan kadar estrogen dan progesteron (diproduksi pertama oleh corpus luteum di ovarium
sampai sekitar 14 minggu kehamilan dan kemudian oleh plasenta) menekan sekresi follicle-stimulating hormone (FSH)
dan luteinizing hormone (LH) oleh hipofisis anterior. Setelah implantasi, sel telur yang dibuahi dan vili korionik
menghasilkan hCG. Korpus luteum menpertahankan estrogen dan progesteron sampai plasenta mengambil alih produksi.
Progesteron sangat penting untuk mempertahankan kehamilan dengan mengendurkan otot polos, yang
mengakibatkan kontraktilitas uterus menurun dan pencegahan keguguran. Progesteron dan estrogen menfasilitasi cadangan
energi ibu selama masa hamil dan laktasi dengan mengendapkan lemak di jaringan subkutan di atas perut ibu, punggung,
dan paha atas. Estrogen juga meningkatkan pembesaran alat kelamin, rahim, dan payudara, meningkatkan vaskularisasi,
menyebabkan vasodilatasi, relaksasi ligamen dan sendi panggul. Estrogen mengubah metabolisme nutrisi dengan
15
mengganggu metabolisme asam folat, meningkatkan tingkat protein total tubuh, dan meningkatkan retensi natrium dan air
Estrogen dapat mengurangi sekresi asam hidroklorat dan pepsin, yang mungkin bertanggung jawab untuk
pencernaan seperti mual. Prolaktin serum yang diproduksi oleh hipofisis anterior mulai meningkat pada awal trimester I
dan terus meningkat secara bertahap. Prolaktin bertanggungjawab untuk laktasi awal; namun, tingginya kadar estrogen dan
progesteron menghambat laktasi dengan menghalangi pengikatan prolaktin ke jaringan payudara sampai setelah kelahiran.
Oksitosin diproduksi oleh hipofisis posterior. Jumlahnya semakin meningkat saat janin matur. Hormon ini dapat
merangsang kontraksi uterus selama kehamilan, tetapi kadar progesteron yang tinggi mencegah kontraksi hingga waktu
dekat.
Oksitosin juga menstimulasi reaksi let-down atau ejeksi ASI setelah lahir sebagai respons terhadap mengisap bayi
pada payudara ibu. Human chorionic somatomammotropin (hCS), disebut juga lactogen plasenta manusia dan diproduksi
oleh plasenta bertugas sebagai hormon pertumbuhan dan berkontribusi pada perkembangan payudara. Hormon ini juga
dapat menurunkan metabolisme glukosa ibu dan meningkatkan jumlah asam lemak untuk kebutuhan metabolisme.
2) Hormon Adrenal
Kelenjar adrenal bertanggung jawab dalam memproduksi tiga jenis hormon, yaitu aldosteron yang mengatur
elektrolit dalam tubuh dan tekanan darah, kortisol yang mengontrol kadar gula darah dan metabolisme, dan
gonadokortikoid yang mengatur hormon seks. Sekresi aldosteron meningkat, menghasilkan reabsorpsi kelebihan natrium
j. Sistem Hematologi
Volume darah maternal mulai meningkat pada awal kehamilan sebagai akibat perubahan osmoregulasi dan sistem
renin-angiotensin yang menyebabkan terjadinya retensi sodium dan peningkatan dari total body water menjadi 8.5 liter. Volume
darah meningkat sampai 45%. Peningkatan voluem sel darah merah mencapai 30%. Perbedaan peningkatan ini dapat
menyebabkan terjadinya “anemia fisiologis” dalam kehamilan dengan hemoglobin rata-rata 11.6gr% dan hematokrit 35.5%.
Anemia fisiologis ini tidak mengganggu transportasi oksigen, karena tubuh ibu memberikan kompensasi dengan meningkatkan
curah jantung, peningkatan PaO2, dan pergeseran ke kanan dari kurva disosiasi oxyhemoglobin
2. Adaptasi Psikologis
Trimester pertama ini sering dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakrta wanita bahwa ia hamil.
Trimester pertama juga sering merupajakan masa kehawatiran dari penantian. Segera setelah konsepsi kadar hormone
16
progesterone dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,
klemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya.
Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal
kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah, depresi dan murung. Kejadian gangguan
jiwa sebesar 15% pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita
yang mendatangi klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya. Perubahan psikologis
yang terjadi pada kehamilan trimester I didasarai pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu,
dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas.
1) Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu.
2) Taking In
3) Letting Go
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang dilalui seorang ibu dalam mencapai
perannya yaitu pada tahap taking on. Pada trimester pertama seorang ibu akan akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada orang lain atau
dirahasiakannya.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada
tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologinya, jika mereka multigravida berhubungan dengan pengalaman
yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat mengganggu. Mimpinya sering kali tentang bayi nya
Bentuk Motifasi
Motivasi Suami Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah adalah
timbul nya kebanggaan atas kemampuanya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan nya menjadi
seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan
keadaan ibu yang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karna takut akan mencederai bayi nya . adapula pria yang
17
Disamping respon yang diperhatikan nya , seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan menerimanya. Zaman
dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang
diberikan oleh suami kepada saat ini, bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada:
Motivasi Keluarga Wanita hamil seringkali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Tapi mungkin bias
menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan
perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
Stress yang terjadi pada kehamilan trimester I Ada dua tipe stress yaitu yang negative dan positif, keduan stress ini
dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsic dan ektrinsik. Stress intrinsic berhubungan dengan tujuan
pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya
maupun dalam kehidupan sosialnya secara professional. Stress ekstrinsik timbul Karen factor eksternal seperti rasa sakit,
Menurut Bumard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian
kehamilannya.
Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaingan diri dengan kehamilan memberikan kesempatan pada seorang ibu untuk saling
memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-
bulan sesudahnya merupakan saat-saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya . jadi pada saat
hidup masih relative normal. Luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan pasanganya.
Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan
suatu yang normal. Kehamilan dan Libido Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita pada trimester pertama ini
berbeda-beda . walaupun pada beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi.
Kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama priode ini. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk uka
berkomunikasi secara terbuka dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai
namun tanpa hubungan seks, libido sangat dipengaruhi oleh kelelehan, rasa mual, pembesaran payudara.
18
Kehamilan dan olahraga
Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang
teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti keguguran
atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program
olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus wanita hamil.
Latihan-latihan yang menguntungkan bagi wanita hamil adalah Latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding
perut untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting
untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya
1) Pembagian perubahan psikologis pada trimester II Trimester kedua dapat dibagi menjadi 2 fase; prequickeckening
(sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang
a) Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi
lagi hubungannya dan segala aspek di dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan
mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia
mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa
hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negative, maka ia akan
menolaknya.
Perasaan menolak terhadap sikap negative ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya.
Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas
keibuannya. Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima
kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih saying (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini meberikan
pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberi kasih sayang kepada
b) Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan
focus pada kehamilannya dan persiapan menghadapai peran baru sebagi seorang ibu. Perubahan ini bisa
menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami
19
hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran
yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan
hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinmya adlah individu
yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebakna perubahan focus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi
tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalh kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut
system patrilineal/matrilineal).
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitive terhadap pengaruh kondisi ini pada
mereka berdua. Ibu hamil sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi maslah
yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci dari permasalah ini. Tetap cara ini dapat digunakan bila ibu dan
pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar
belakang maslah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasehat
kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian
dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilanyang terus berkembang. Beberapa perubahan
dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang
menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus di berikan pengertian terhadpa
kondisi tersebut sehingga ia merasa lebih nyama lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual
berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester pertama, energy bertambah dan peningkatan libido.
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring perubahan yang dialami istrinya yang hamil.
Pada suatu studi dilaporkan sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa sakit kepala
hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut
menangani dalam kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.
Apabila didalam sebuah keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa bingung akan perubahan yang dialami
ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi
sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya dalah orang yang sering mengambil peran yang cukup
20
besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapai
5) Berhubungan seks
Ada satu lagi peubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan
yaitu suatu peningkatan libido yang pada trimester pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah. Kebanyakan calon
orang tua khawatir yang paling sering diajukan adlah kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya, atau
ejakulasi. Ibu hamil dan pasangannya pelu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks.
Janin tidak akan terpengaruh karena berada dibelakang serviks dan dilindungi cairan amniotic dalm uterus.
Namun dalam beberpa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta
privia dan ibu dengan riwayat persalinan premature. Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan
seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan suami. Namun
dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi. Walaupun sebaian ibu hamil merasa seks
selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita disebabkan variasi perubahan hormone selam hamil. Karena
respon terhadap hormone berbeda, raksi masing-masing ibu hamil pun berbeda.
Trimester ketiga sering disebut periode mingguan / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak
sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu mengingat
kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau –
kalau bayi yang akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakn ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan menghindari orang
atau benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
Rasa tidak nyaman akibat kelhamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya
aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya.
Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki-laki atau
21
C. Pemeriksaan Laboraturium dan Diagnostik
Menurut Ai Yeyeh. (2011), bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal perawatan Antenatal
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar
anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai
TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis
(KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama
(beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir
rendah (BBLR).
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang
dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
Pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan
hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan.TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT
Pemberian Imunisasi TT Imunisasi harus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan
Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama. (Ai Yeyeh. (2011).
22
a) Tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis.
b) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai
menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri
c) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar
infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan. (Asrinah dan Putri.2010)
9. Tes glukosa
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir
trimester ketiga).
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada
trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.Pemeriksaan
golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
23
Pemberian obat gondok Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam
rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
Dalam rangka rujukan Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap
kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. (Kusmiyati, Yuni. (2011)
Pemeriksaan Penunjang Menurut Sulistyawati (2011), yang terdiri dari pemeriksaan penunjang antara lain:
Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu setelah koitus). Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi
hari.
2) Pemeriksaan USG.
Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan.
3) Pemeriksaan Rontgen.
Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakkan diagnosis pasti kehamilan. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan
tulang belakang
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dan
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi status kesehatan pasien, data ini
termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meli[uti data subjekstif, data objektif, serta
24
a. Data subjektif
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa
medis.
2) Keluhan utama
Untuk mengetahui kesehatan yang dialami pasien saat pemeriksaan serta berhubungan dengan
kehamilan (Nursalam 2009). Keluhan-keluhan yang dirasakan pada ibu hamil dengan anemia ringan yaitu
pasien merasa pusing, cepat lelah dan badan tersa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan
3) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus lama haid, banyaknya darah,
sifat darah (cair atau beku, warna dan bau) dan ada dismenore atau tidak.
Untuk mengetahui HPHT, dan taksiran persalinan, ANC dimana, berapa kali, teratur atau tidak,
imunisasi TT berapa kali, masalah dan kehamilan sekarang, pemakaian obat-obat, keluhan selama
kehamilan.
5) Riwayat penyakit
Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada saat sekarang ini untuk mengetahui
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti: hepatitis, TBC,
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga, untuk mengetahui apakah
Adanya riwayat penyakit atau operasi yang pernah dideritayang sekiranya dapat
6) Riwayat perkawinan
25
Status perkawinan: jika menikah apakah perkawinan ini yang pertama. Untuk mengetahui kawin umur
direncanakan
a) Kehamilan: adalah gangguan seperti muntah-muntah berlebihan, hipertensi, perdarahan, pada hamil
muda
b) Persalinan: waktu persalinan, dimana tempat bersalin, umur kehamilan, jenis persalinan, ditolong
oleh siapa
c) Nifas : apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan bagaimana proses laktasi
d) Anak : jenis kelamin, berat badan, panjang badan, hidup atau mati.
9) Kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Data yang dikaji meliputi kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan
makanan, dan bagaimana pola makan setiap hari. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, ringan,
b) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali pasien BAB dan BAK untuk mengetahui
keseimbangan antara intake dan output yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu
hamil
c) Personal hygiene
Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien meliuti : berapa kali mandi, berapa kali
Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur adalah berapa jam
e) Hubungan seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seks. Pada masa kehamilan,
diperbolehkan, namun pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan, biasanya akan mengalami
26
penurunan hubungan seksualitas, karena ibu hamil engan anemia ringan sudah merasa lelah, letih
f) Data psikososial
g) Obat-obatan
b. Data Objektif
1) Status generalis
untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang, jelek. Pada ibu hamil dengan
b) Kesadaran:
a) Kepala
(1) Rambut: untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontik aau berketombe
(2) Muka: keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah odema, adakah kloasama
gravidarium.
(3) Mata: untuk mengetahui apakah konjungtiva merah muda, dan sklera putih, pada wanita hamil
(4) Hidung: untuk menilai adanya kelainan, apakah polip, apakah hidung tersumbat.
(5) Telinga: untuk mengatahu apakah di dalam telinga ada serum atau tidak, nyeri atau tidak.
(6) Mulut: untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, caries dan karang gigi ada atau tidak, lidah
(7) Leher : untuk mengetahui lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan trakea.
27
(1) Mamae
Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris, adakah tumor atau tidak,
areola hyperpigmentasi atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, kolostrum sudah ada atau
tidak.
Untuk mengetahui apakah ada tumor atau tidak, atau nyeri tekan.
c) Ekstermitas
Untuk mengetahui refleks patela (+) atau (-), terdapat varises dikaki atau tidak, ada udema
a) Abdomen
(1) Inspeksi
Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembesaran, ada luka bekas operasi atau
(2) Palpasi
(a) Kontraksi : kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan merupakan kontaksi tak teratur
rahim dan tanpa nyeri, kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta, yang disebut
kontraksi braxton hicks, kontraksi ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan.
Leopold I
Tujuan: menentukan tinggi fundus uteri (TFU) dan bagian janin yang terabadalam
fundus.
Cara:
Hasil pemeriksaan:
28
Mc Donald:
Pengukuran Tinggi
Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau +3,5) = durasi kehamilan dalam bulan
Leopold II
Tujuan:
Cara:
Melakukan pemeriksaan dengan meletakan satu tangan di salah satu sisi perut pasien dan
Hasil pemeriksan:
Letak punggung: permukaannya keras dan lebar dan jika menemukan tangan atau kaki
merupakan bagian terkecil dari bayi, jika punggung janin berada pada sisikanan ibu,
29
Leopold III
Tujuan:
Menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian bawah tersebut terpegang (masuk
PAP/belum)
Cara:
Melakukan pemeriksaan dengan meletakkan satu tangan (non dominan) dibagian fundus
dan tangan yang satunya meraba pada bagian simpisis sambal meminta pasien untuk
Hasil pemeriksaan:
Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak
nyaman bagi pasien. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
Di tentukan apa yang menjadi bagia terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami
engagemen/belum.
Leopold IV
Tujuan:
30
Menentukan seberapa besar bagian bawah janin masuk PAP.
Cara:
Posisi ibu tidur terlentang dengan kaki diluruskan dan pemeriksan menghadap kekaki
ibu penderita untuk menentukan bagian terendah janin yang masuk PAP.
Hasil pemeriksaan:
Dikatakan divergen jika tangan melampaui lingkaran terbesar artinya sebagian besar
Terdengar detak
120-160x/menit
Janin menggunakan rumus Johnson TFU dalam cm –nx155 n=11 jika kepala belum masuk
pintu atas panggul n=12 jika kepala bayi sudah masuk pintu tas panggul
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada
masalah kesehatan atau risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan yang merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan
keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal (PPNI, 2017).
c. Ansietas (D.0080)
31
d. Defisit Pengetahuan (D.0111)
g. Nausea (D.0076)
3. Perencanaan
Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang
diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke
perawat lainnya (Simamora, 2019). Sebagai hasil, seluruh perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi
dan konsisten. Perencanaan yang disusun mengacu pada buku SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia). (TIM POKJA SLKI DPP PPNI, 2017) dan (TIM POKJA SIKI DPP PPNI, 2017).
BAB III
TUNJAUAN KASUS
A. Gambaran Kasus
1. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
Nama : Tn. S
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
32
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan
Klien mengeluh sering BAK, selalu merasa lelah, tidur merasa tidak puas dan juga sering sesak nafas ketika tidur terlentang.
Klien datang ke RB Kasih Bunda pada tanggal 6 September 2022. Klien datang dengan keluhan sering BAK siang dan malam hari, sehingga
tidurnya terganggu, tidur merasa tidak puas, kalau tidur terlentang sering sesak nafas. Klien mengatakan cemas dan khawatir dengan
kehamilannya karena riwayat keguguran sebelumnya. Klien memakai kontrasepsi suntik 3 bulanan, pernah imunisasi TT pada kehamilan
sebelumnya, untuk hamil saat ini belum. Klien tidak pernah mengikuti senam hamil.
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit degenartif dan penyakit menular. Untuk kehamilan klien mengatakan ini merupakan
Klien mengatakan dikeluarga nya tidak ada yang menderita penyakit degeneratif dan penyakit menular.
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
No. Tahun Umur Kehamilan Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Komplikasi Perdarahan L/P BB PB
c. Genogram
Meninggal
Laki-laki
Perempuan
Pasien
33
d. Pengalaman Menyusui: ya (√) / tidak ( ) Berapa lama : ASI Ekslusif
e. Kehamilan Sekarang
3) BB Sebelum Hamil : 50 kg
7) Persiapan Persalinan :
4. Aspek Psikososial
Ny. S merupakan seorang ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak berusia 8 tahun dan 5 tahun. Klien mengatakan pada saat kehamilan
yang sekarang merasa cemas dan khawatir karena riwayat keguguran sebelumnya. Klien tidak mengalami gangguan perubahan harga diri dan
gangguan citra tubuh, klien sering berinteraksi dengan tetangga sekitar. Karena kehamilan sekarang merupakan yang ke 4 klien sudah banyak
5. Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi Sebelum hamil, klien makan 2-3x sehari, Saat hamil klien makan 2-3x sehari, nafsu
dengan menu nasi, sayur, dan protein. Nafsu makan baik. Hanya pada saat terimester I saja
34
sayur.
2. Eliminasi
BAK
BAB
3. Personal Hygiene Klien mengatakan mandi 2x sehari dengan Klien mengatakan mandi 2x sehari dengan
menggunakan sabun dan shampo, sikat gigi menggunakan sabun dan shampo, sikat gigi
5. Aktivitas/Latihan
Merokok: Tidak
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
2) Kesadaran : Composmentis
o
4) Suhu : 36.5 C
35
5) Nadi : 84 x/menit
6) Respirasi : 20 x/menit
7) SpO2 : 99%
b. Kepala
1) Bentuk : Normal
c. Mata
3) Konjungtiva : Ananemis
5) Pupil : Isokor
6) Lainnya, sebutkan :-
d. Hidung
2) Sinus : Normal
3) Lainnya, sebutkan :-
3) Lainnya, sebutkan :-
g. Pernafasan
bantu pernafasan
36
4) Lainnya, sebutkan :-
h. Sirkulasi Jantung
2) Irama : Regular
5) Timbul :-
6) Lainnya, sebutkan :-
i. Abdomen
kehamilan
2) Linea dan striae : Tidak ada linea nigra, ada striae gravidarum
j. Ekstremitas (Integumen/Muskuloskeletal)
5) Lainnya, sebutkan :-
7. Data Penunjang
a. Laboratorium:
3
Leukosit : 9.000/mm
Hematokrit : 45 %
37
Trombosit : 356.000/mm
b. USG
Hasil USG menyatakan bahwa letak bayi memanjang, gerakan janin aktif.
B. Analisa Data
hamilan
-Klien mengeluh sesak nafas ketika tidur terlentang Desakan uterus ke diafragma ketika
38
Data Objektif Ansietas
nya
C. Diagnosa Keperawatan
3. Ansietas
4. Defisit Pengetahuan
39
D. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam status kenyamanan Pengaturan Posisi (I.01019)
1. Keluhan tidak nyaman (Sesak nafas) menurun 1. Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi
Terapeutik
Edukasi
2. Gangguan Pola Tidur (D.0055) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam pola tidur membaik, Dukungan Tidur (I.05174)
40
2. Tetapkan jadwal tidur rutin
Edukasi
3. Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam tingkat ansietas Reduksi Ansietas (I.09314)
1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Edukasi
4. Defisit Pengetahuan (D.0111) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam tingkat pengetahuan Edukasi Perawatan Kehamilan (I.12425)
41
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Kemampuan menjelaskan pengetahuan meningkat 2. Identifikasi pengatahuan tentang perawatan masa kehamilan
4. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Edukasi
42
E. Implementasi & Evaluasi Keperawatan
disukai
yang baik
mematikan lampu
tidur
bal)
43
6. Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
ima informasi
masa kehamilan
katan
hatan
Kamis, Gangguan rasa nyaman 1. Memonitor status oksigenasi setelah melakukan pe-
bal)
masa kehamilan
lama kehamilan
F. Evaluasi Keperawatan
Selasa, Gangguan rasa nyaman S: Pasien mengatakan sesak nafas jika tidur terlentang, klien
44
6 September 2022 Klien mengerti dan memahami anjuran untuk perawat untuk
mengurangi sesak
P: Lanjutkan intervensi
Gangguan Pola Tidur S: Klien mengatakan tidur tidak puas, sering terbangun karena
diberikan perawat.
perawat
P: Intervensi dilanjutkan
A: Ansietas
P: Intervensi dilanjutkan
klien tampak tidak tahu ketika ditanya oleh perawat. Klien dan
45
kamis, 8 september 2022
A: Defisit Pengetahuan
P: Intervensi dilanjutkan
Kamis, Gangguan rasa nyaman S: Pasien mengatakan sesak nafas sudah tidak dirasakan dan
8 September 2022 terasa lebih nyaman setelah klien tidur dalam posisi semifowler
P: Intevensi dihentikan
Gangguan Pola Tidur S: Klien mengatakan tidur lebih baik karena klien tidur lebih
awal dan frekuensi BAK juga tidak sesering biasanya jika klien
P: Intervensi dihentikan
Ansietas S: Klien mengatakan cemas dan khwatir masih ada namun tidak
P: Intervensi dilanjutkan
Defisit pengetahuan S: Pasien mengatakan paham dan mengerti tentang edukasi yang
diberikan
perawat
P: Intervensi dihentikan
46
BAB IV
A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada system hematologi diatas dapat disimpulkan bahwa diagnose keperawatan dapat muncul sesuai dengan kondisi pasien
masing-masing.
B. SARAN
Saran yang dapat kami sampaikan semoga asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system hematologi dapat disesuaikan dengan
perkembangan ilmu terbaru dan dapat dikolaborasi dengan metode dan sumber lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andika Aliviameita; Puspitasari. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Hematologi (Cetakan Pe). UMSIDA Press.
C.Pearce, E. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis (cetakan vi). Gramedia Pustaka Utama.
Handayani, W., & Haribowo, A. S. (2012). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi (Jilid 1). Salemba Medika.
Jeremy W dan Roger L. (2017). Platelets and Haemostasis, (Edisi ke 4). Wiley Blackwell.
Nugraha, G. (2017). Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. trans info medika.
PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Edisi 1). DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Edisi 1). DPP PPNI.
47
Umar, I., & Sujud, R. W. (2020). Hemostasis and Disseminated Tinjauan Pustaka. Journal of Anaesthesia and Pain, 1(2), 19–32.
48