Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL pada Ny.

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan

Disusun Oleh :

Nama : Ramini Giyanti

NIM : P27224016032

Kelas : DIV Kebidanan Alih Jenjang

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

JURUSAN DIV KEBIDANAN

ALIH JENJANG

2016
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal

di Puskesmas Klaten Utara

Disusun Oleh :

Nama : Ramini Giyanti

NIM : P27224016032

Kelas : D-IV ALIH JENJANG

Tanggal Pengkajian / Pemberian Asuhan 16 Juni 2016

Disetujui tanggal ..................

Pembimbing Kasus,

R.D.Rahayu,S.SiT,S.Psi,M.Psi

NIP.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi


tertua di dunia sejak adanya peradaban umat. Profesi ini telah menduduki
peran dan posisi bidan menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang
diembannya sangat mulia dalam upaya memberikan semangat dan
membesarkan hati ibu-ibu. Di samping dengan setia mendampingi dan
menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya
dengan baik. (PP IBI, 2005).
Kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor pelayanan kebidanan, antara lain asuhan kebidanan yang
diberikan oleh tenaga bidan melalui pendekatan manajemen kebidanan.
Asuhan kebidanan merupakan pelayanan kesehatan utama yang diberikan
kepada ibu, anak, keluarga,dan masyarakat. Setiap ibu hamil akan
menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu
hamil memerlukan asuhan selama masa kehamilannya (asuhan antenatal).
(Salmah, 2006).
Asuhan dan konseling selama kehamilan kompetensi ke-3 adalah
bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama hamil yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau rujukan
dari komplikasi tertentu (Permenkes, 2007). Di mana tujuan utama asuhan
antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu
maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu,
mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal
penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama
kehamilan. (Pusdiknakes, 2003).
Bidan sebagai pemberi asuhan harus mampu memegang prinsip
pelaksanaan pelayanan kebidanan dengan pola pikir yang benar, asuhan yang
benar dan pendokumentasian asuhan yang benar. Pola pikir yang benar adalah
managemen kebidanan. Bidan yang terlatih menerapkan prinsip-prinsip
manajemen dalam tiap aspek kehidupannya juga dapat menerapkannya dalam
memberikan asuhan. Pemberian asuhan yang dilakukan bidan juga
berdasarkan langkahlangkah yang sistematis sesuai manajemen pada
umumnya dimulai dari pengumpulan data sampai tindakan evaluasi. (Juliana,
2008).

B. TUJUAN

1. Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan menggunakan manajeman kebidanan.
2. Khusus

a. Melaksanakan pengkajian data.


b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
c. Menentukan antisispasi masalah potensial.
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai dengan prioritas
masalah.
f. Melaksanakan rencana asuhan dengan masalah.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan.

C. MANFAAT

1. Bagi Penulis
a. Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam
melaksanakan tugas sebagai bidan.
b. Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga
kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dan selalu menjaga mutu pelayanan
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada aasuhan
kebidanan pada ibu hamil fisiologis.
3. Bagi Klien dan Keluarga
a. Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang
terjadi pada kehamilan secara fisiologis maupun psikologis serta
masalah pada kehamilan sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk
memperhatikan kehamilannya.
b. Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologi
yang terjadi pada kehamilan baik secara biologis dan psikologis serta
masalah pada kehamilan.
4. Bagi lahan Praktek
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan
untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan
selalu menjaga mutu pelayanan.
5. Bagi Masyarakat
Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologi
yang terjadi pada kehamilan baik secara biologis dan psikologis serta
masalah pada kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR KEHAMILAN NORMAL


1. Pengertian
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai janin lahir, lama
hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan dimulai dari
proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria.
Untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan maternal selama hamil
maka ibu dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini
mungkin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang disebut dengan
antenatal.

2. Tanda dan Gejala Kehamilan


Tanda dan gejala kehamilan yaitu :
a. Tanda pasti kehamilan :gerakan janin yang dapat dilihat / diraba /
dirasa, juga bagian-bagian janin, denyut jantung janin (didengar
dengan stetoskop monoral leannec, dicatat dan didengar alat doppler,
dicatat dengan feto elektrokardiogram atau dilihat pada
ultrasonografi) ,terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen, pada
kehamilan yg lebih tua dapat diraba Ballotemen (lentingan) dan
bagian2 janin.(Sujatmiko, 2005)
b. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive): perut membesar, uterus
membesar, tanda hegar (ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu,
yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari
bagian yang lain), tanda Chadwick (Adanya perubahan warna pada
serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan), tanda Piscaseck (yaitu
adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio
biasanya terletak disebelah atas, dengan bimanual akan terasa
benjolan yang asimetris), kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila
dirangsang (braxton hicks), teraba ballotement, reaksi kehamilan
positif.
c. Gejala tidak pasti kehamilan
1) Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang
dihitung menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT + 7)
dan (bulan HT + 3).
2) Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka
disebut morning sickness.
3) Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama
pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
4) Pingsan (sinkop)
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa
pingsan.
5) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian
nafsu makan timbul kembali.
6) Fatigue (kelelahan)
Suatu kondisi yang memiliki tanda berkurangnya kapasitas yang
dimiliki seseorang untuk bekerja dan mengurangi efisiensi
prestasi, dan biasanya hal ini disertai dengan perasaan letih dan
lemah. Kelelahan dapat akut dan datang tiba-tiba atau kronis dan
bertahan.
7) Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat membesar.
8) Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim
yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan.
9) Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh
hormon steroid.
10) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara,
leher dan dinding perut (linea nigra=grisea).
11) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
12) Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.

3. Tahap Kehamilan
Kehamilan dibagi menjadi tiga periode yaitu : 40
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
Ketika wanita dinyatakan hamil, maka kadar hormon
progesteron dalam tubuh akan meningkat dan akan menimbulkan
mual, muntah pada pagi hari, lemah, letih dan membesarnya
payudara. Pada awal kehamilannya ibu akan membenci perubahan
yang terjadi pada dirinya. Banyak ibu merasa kecewa, terjadi
penolakan, kecemasan, dan kesedihan.
b. Kehamilan triwulan kedua (antara > 12 sampai 28 minggu).
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada
trimester ini ibu dapat merasakan kehamilannya. Banyak ibu merasa
terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakan pada trimester pertama.
c. Kehamilan triwulan terakhir (antara > 28 sampai 40 minggu).
Pada trimester ketiga ibu akan bersikap melindungi bayinya
dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan dan merasa khawatir akan keselamatannya.
Trimester ketiga lebih sering disebut periode menunggu atau
penantian dan waspada. Sebab pada masa ini ibu merasa tidak sabar
ingin segera melihat anak yang selama sembilan bulan lahir kedunia
ini. Trimester ketiga ini adalah masa persiapan kelahiran dan peran
sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
4. Diagnosa Banding Kehamilan
a. Hamil palsu (pseudocyesis)
Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan tes biologis tidak
ditemukan tanda kehamilan
b. Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda kehamilan,
Bentuk dan pembesaran tidak merata, Perdarahan banyak dan nyeri
pada saat menstruasi
c. Hematometra
Terlambat datang bulan yg dapat melampaui usia kehamilan, Perut
terasa sakit setiap bulan, Terjadi penumpukan darah dalam rahim,
Tanda dan pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan hasil positif,
Sebab himen in ferporata
d. Kandung kemih yang penuh
Lakukan katerisasi, maka pembesaran uterus akan menghilang.

5. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan


Perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan yaitu :
a. Perubahan pada sistem reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran rahim membesar.
b) Berar dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan.
c) Bentuk dan konsistensi menjadi lebih panjang dan lunak
(tanda hegar, dan pisscacek.
d) Terjadi vaskularisasi.
2) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak merah dan kebiruan.
3) Ovarium
Ovarium berhenti masih terdapat korpus luteum gravidarum
sampai terbentuknya plasenta yang mengambil pengeluaran
estrogen dan progesteron.
4) Payudara
Sebagai persiapan menyusui perkembangan payudara
dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron dan
sosamomamotropi.
b. Perubahan pada organ dan sistem lainya
1) Sirkulasi darah ibu
a) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin.
b) Hubungan langsung antara arteri dan vena pada
retnoplasenter.
c) Pengaruh peningkatan hormon estrogen dan progesteron.
d) Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum lebih
dari pertumbuhan sel terjadi hemodilusi.
e) Mengalami anemia fisiologi akibat dari hemodilusi.
2) Sistem pencernaan.
Pengaruh estrogen yang meningkat, pengeluaran asam lambung
menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, emesis
gravidarum, terasa panas dilambung akibat pengaruh
progesteron menimbulkan gerakan usus semakin lambat
sehingga terjadi konstipasi.
3) Sistem respirasi
Terjadi desakan diagfragma karena dorongan atau pembesaran
rahim adan akibat dari kebutuhan oksigen yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam.
4) Perubahan pada kulit
Terjadi kloasma gravidarum, striae livida, strie alba, strie nigra,
pigmentasi pada mamae atau papila mamae.
5) Perubahan metabolisme
a) Metabolisme basal naik 15-20 %.
b) Keseimbangan asam basa meiurun akibat hemodilusi darah
dan kebutuhan mineral untuk janin.
c) Kebutuhan nutrisi meningkat.
d) Pertambahan berat badan ibu hamil normal antara 6,5-16,5 kg
selama hamil atau 0,5 kg per minggu.

6. Perubahan Psikologis pada Kehamilan


Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan
adalah :
a. Trimester I
1) Rasa Cemas Bercampur Bahagia.
Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus
disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat
berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan
mengasuh bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia
dikarenakan dia merasa sudah sempurna sebagai wanita yang
dapat hamil.
2) Perubahan Emosional
Perubahan-perubahan emosi pada trimester pertama
menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan seksual,
rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi,
kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya,
kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik
dan sebagainya.
3) Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang
bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang,
sesuatu atau kondisi. Meskipun sikap ambivalen sebagai respon
individu yang normal, tetapi ketika memasuki fase pasca
melahirkan bisa membuat masalah baru. Penyebab ambivalensi
pada ibu hamil yaitu perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil
yang buruk, ibu karier, tanggung jawab baru, rasa cemas atas
kemampuannya menjadi ibu, keuangan dan sikap penerimaan
keluarga terdekatnya.
4) Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin
pada kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu
memiliki masalah emosi dan kepribadian. Meskipun demikian
pada kebanyakan ibu hamil terus berusaha untuk mencari
kepastian bahwa dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan
perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.
5) Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun.
Hal-hal yang menyebabkannya berasal dari rasa takut terjadi
keguguran sehingga mendorong kedua pasangan menghindari
aktivitas seksual.
6) Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu
lebih berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada
janin. Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang
memperhatikan kondisi bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin
yang dikandungnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
7) Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester
pertama bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres
ini dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebut
bersifat instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena
faktor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa
reproduksi.
8) Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada
trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
b. Trimester II
Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil tampak
lebih tenang, namun perhatian ibu mulai beralih pada perubahan
bentuk tubuh, kehidupan seks, keluarga dan hubungan batiniah
dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan kebutuhan untuk
dekat dengan figur ibu, melihat dan meniru peran ibu serta
meningkatnya ketergantungan ibu pada pasangannya. Beberapa
bentuk perubahan psikologis pada trimester kedua, yaitu :
1) Rasa Khawatir / Cemas
Kekhawatiran yang mendasar pada ibu ialah jika bayinya lahir
sewaktu-waktu. Keadaan ini menyebabkan peningkatan
kewaspadaan terhadap datangnya tanda-tanda persalinan. Hal ini
diperparah lagi dengan kekhawatiran jika bayi yang
dilahirkannya tidak normal. Paradigma dan kegelisahan ini
membuat kebanyakan ibu berusaha mereduksi dengan cara
melindungi bayinya dengan memakan vitamin, rajin kontrol dan
konsultasi, menghindari orang atau benda-benda yang dianggap
membahayakan bayinya.
2) Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester II yang paling menonjol yaitu
periode bulan kelima kehamilan, karena bayi mulai banyak
bergerak sehingga ibu mulai memperhatikan bayi dan
memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau cacat.
Rasa kecemasan ini terus meningkat seiring bertambahnya usia
kehamilannya.
3) Keinginan untuk Berhubungan Seksual
Pada trimester kedua terjadi peningkatan energi libido sehingga
pada kebanyakan ibu menjadi khawatir jika dia berhubungan
seksual apakah ini dapat mempengaruhi kehamilan dan
perkembangan janinnya. Bentuk kekhawatiran yang sering
terjadi adalah apakah ada kemungkinan janinnya cedera akibat
penis, orgasme ibu, atau ejakulasi. Meskipun demikian, yang
perlu diketahui hubungan seks pada masa hamil tidak
berpengaruh karena janin dilindungi cairan amnion di dalam
uterus.
c. Trimester III
1) Rasa Tidak Nyaman
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan pada kebanyakan ibu merasa bentuk
tubuhnya semakin jelek. Selain itu, perasaan tidak nyaman juga
berkaitandengan adanya perasaan sedih karena akan berpisah
dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami,
keluarga, bidan.
2) Perubahan Emosional
Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan perubahan
emosi ibu semakin berubah-ubah dan terkadang menjadi tak
terkontrol. Perubahan emosi ini bermuara dari adanya perasaan
khawatir, cemas, takut, bimbang dan ragu jangan-jangan kondisi
kehamilannya saat ini lebih buruk lagi saat menjelang persalinan
atau kekhawatiran dan kecemasan akibat ketidak mampuannya
dalam menjalankan tugas-tugas sebagai ibu pasca kelahiran
bayinya.

7. Kebutuhan FisikIbu Hamil


a. Oksigen: Kebutuhan oksigen pada ibu hamil meningkat 20% dari
biasanya.
b. Kalori: Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya 2500-
3000 kalori.
c. Protein: Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85gr
perhari.
d. Kalsium: Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5gram perhari.
e. Zat besi: Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah
30mg perhari terutama setelah trimester ke II.
f. Asam folat: Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar
400mikro gram perhari.
g. Air: Ibu hamil dianjurkan untuk minum 6-8gelas (1500-2000ml) air,
susu, dan jus setiap 24jam.
h. Personal hygiene
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan.Perubahan
anatomik pada perut, area genetalia atau lipat paha, dan payudarah
menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinfestasi oleh mikroorganisme.
i. Pakaian
Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil: Pakaian harus
longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat didaerah perut,
Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat, Pakailah
bra yang menyokong payudarah, Memakai sepatu dengan hak
rendah, Pakaian dalam harus selalu bersih.
j. Eliminasi
Konstipasi dan sering BAK.Konstipasi sering terjadi karena adanya
pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rilexs terhadap
otot polos, salah satunya usus.Selain itu, desakan usus oleh
pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
konstipasi.Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih,
terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.Dapat merangsang
gerak peristatik usus.Jika ibu sudah mengalami dorongan, segeralah
untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air
kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hamil,
terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang
fisiologis.Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran
uterus yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya
berkurang.Sedangkan pada trimester III terjadi pembesran janin yang
juga menyebabkan desakan pada kantong kemih. Tindkan
mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat
tidak dianjurkan karena akan menyebabkan dehidrasi.
k. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada
riwayat penyakit seperti berikut ini: Sering abortus dan kelahiran
prematur, Pendarahan per vaginam, Coitus harus dilakukan dengan
hati-hati terutama pada minggu pertama kehamilan, Bila ketuban
sudah pecah, coitus dilrang karena dapat menyebabkan infeksi janin
intra uteri.
l. Mobilisasi
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung
bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh bergeser lebih kebelakang
dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil.Keluhan yang sering
muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram
kaki ketika tidur malam. Untuk mencegah dan mengurangi keluhan
ini, dibutuhkan sikap tubuh yang baik: Pakailah sepatu dengan hak
rendah atau tanpa hak dan jangan terlalu sempit, Posisi tubuh saat
mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak lurus dan pastikan
beban terfokus pada lengan, Tidur dengan posisi kaki ditinggikan,
Duduk dengan posisi punggung tegak, Hindari duduk atau berdiri
terlalu lama (ganti posisi secara bergantian untuk mengurangi
ketegangan otot.
m. Exersise/ Senam Hamil
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan namun dengan
melakukan senam hamil banyak memberi manfaat dalm membantu
kelancaran proses persalinan antara lain melatih pernafasan relaksasi,
menguatkan otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan
yang baik.Manfaat senam hamil secara terukur dan terukur:
Memperbaiki sirkulasi darah, Mengurangi pembekakan,
Memperbaiki keseimbangan otot, Mengurangi resiko gastrointestinal
termasuk simbelit, Mengurangi kram atau kejang kaki, Menguatkan
otot perut, Mempercepat proses persembuhan setelah melahirkan.
n. Istirahat / Tidur
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban
berat pada perut, terjadi perubahan sikap tubuh. Tidak jarang ibu
akan mengalami kelelahan. Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat
penting bagi ibu hamil.
o. Imunisasi
Imunisasi sangat penting selama kehamilan untuk mencegah
penyakit yang menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi
yang diberikan adalah tetanus toxoit(TT), yang dapat mencegah
tetanus. Ibu hamil yang belum mendapatkan imunisasi (TO). Jika
telah mendapatkan dua dosis dengan interval 4minggu(pada masa
balitannya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3kali) statusnya
T2. Bilah telah mendapat dosis TT yang ke 3(interfal minimal
6bulan dari dosis ke2), statusnya T3. Status T4 didapat setelah
mendapatkan 4dosis (interfal minimal 1tahun dari dosis ke3) dan
status T5 didapat bila lima dosis sudah didapat(interfal minimal
1tahun dari dosis ke4).
p. Traveling
Berikut ini Ada beberapa tips untuk ibu hamil yang akan melakukan
perjalanan: Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum melakaukan
perjalanan atau berpergian , terutama jarak jauh atau internasional,
Jangan berpergian dengan perut kosong , apalagi jika mengalami
morning sickness (mual-muntah), Bawalah beberapa cemilan untuk
mencegah mual, Bawalah yang anda butuhkan dalam tas kecil
sehingga akan mudah mengambilnya, Bawalah minuman atau jus.
q. Persiapan Laktasi
Payudara perlu disiapkan sejak seblum bayi lahir sehingga dapat
segera berfuingsi dengan baik pada saat di perlukan pengurutan
payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus snius
laktiverus ,sebauiknya dilakukan secara berhati-hati dan benar ,karna
pengurutan keliru bisa dapat menim bulkan kontraksi pada
Rahim ,sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin
menggunakan uterotonika .basuhan lembut setiap hari pada aerola
dan putting susu akan dapat memngurangi letak dan lecet pada area
tersebut .untuk sekresi yang mongering pada putting susu,lakukan
pembersihan menggunakan campuran gleserin dan alcohol.karena
payudara menegang,sensitive ,dan menjadi lebih besar sebaiknya gun
akan penompang payudara yang sesuai .

8. Dukungan Psikososial terhadap Ibu hamil


Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang
wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu
yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan
nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang
terdekat(Jensen:2009).
a. Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti
meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan
proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai
seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri.
Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental.
Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina
hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap
saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan (Allina Hospitals
& Clinics, tahun 2009).
b. Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat
tinggal yang kondusif sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi
ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan
terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida.
Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan
menjadi orang tua. Dukungan Keluarga Dapat Berbentuk :
1) Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat mendukung
kehamilan ini.
2) Ayah – ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam
periode ini.
3) Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan bayi.
4) Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti tersendiri yang
tidak boleh ditinggalkan(Allina Hospitals & Clinics, tahun
2009).
c. Tingkat Kesiapan Personal Ibu
Kesiapan personal merupakan modal besar bagi kesehatan fisik dan
psikis ibu. Hal yang berkaitan dengan kesiapan personal adalah
kemampuan untuk menyeimbangkan perubahan-perubahan fisik
dengan kondisi psikologisnya sehingga beban fisik dan mental bisa
dilaluinya dengan sukacita, tanpa stres atau depresi.
d. Pengalaman Traumatis Ibu
Trauma yang terjadi pada ibu hamil dipengaruhi oleh sikap, mental
dan kualitas diri ibu tersebut. Terjadinya ketakutan seperti ini secara
berlebihan akan menghambat dan mengganggu imun mental ibu.
Beban trauma yang berat akan mempengaruhi janin dan ibu. Ibu
akan sulit berpikir, sulit mengendalikan emosi, impulsif, takut dan
sebagainya.
e. Tingkat Aktivitas Ibu
Dokter menganjurkan ibu untuk melakukan latihan prenatal yang
telah dirancang khusus untuk wanita hamil. Latihan yang
menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan menguatkan
dinding perut yang akan menopang uterus dan otot panggul, latihan
kaki untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot.
f. Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
1) Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari ibu-ibu
pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang berhubungan dengan
sosial/ keagamaan.
2) Membicarakan dan menasehati tentang pengalamaan hamil dan
melahirkan.
3) Adanya diantara mereka yang bersedia mengantarkan ibu untuk
periksa.
4) Menunggui ibu ketika melahirkan.
5) Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil(Allina
Hospitals & Clinics, tahun 2008).
g. Support dari Tenaga kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologi adalah dengan
memberi support atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan
bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang
dirasakannya adalah sesuatu yang normal. Bidan harus bekerjasama
dan membangun hubungan yang baik dengan klien agar terjalin
hubungan yang terbuka antara bidan dan klien. Keterbukaan ini akan
mempermudah bidan memberikan solusi terhadap permasalahan
yang dihadapi klien. Bidan juga berfungsi sebagai fasilitator bagi
kliennya. Bidan dapat membagi pengalaman yang pernah dirasakan
bidan itu sendiri, misalnya jika bidan tersebut juga pernah merasakan
kehamilan, hal ini akan membuat klien mengerti akan fungsi bidan
yang disatu sisi sebagai seorang bidan dan disisi lain sebagai
manusia biasa yang juga merasakan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam siklus kehidupan.
h. Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah
ayah sang anak. Semakin banyak bukti menunjukan bahwa wanita
yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil
akan menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit
komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian
selam masa nifas. Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan wanita
selama ia hamil, kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda
bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin
akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan
mengasimilasi bayi tersebut kadalam keluarga.
i. Persiapan Menjadi Orang Tua
1) Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai
masa transisi atau peralihan.
2) Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat kelahiran dan
peran yang baru, serta ketidak pastian yang terjadi sampai peran
yang baru ini dapat disatukan dengan anggota keluarga yang
baru.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


1. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada
individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara
bertahap dan sistematis, melalui suatu proses yang disebut manajemen
kebidanan. Manajemen Kebidanan menurut Varney (1997) merupakan
suatu proses pemecahan masalah, digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang
logis, dan berfokus pada klien.

2. Macam-macam Asuhan Kebidanan


a. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Asuhan kebidanan adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal yaitu
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga, mampu menghadapi persalinan, nifas,
persiapan pemberian ASI, dan kehamilan kesehatan reproduksi
secara wajar. Tujuan utama asuhan kebidanan adalah
menurunkan/mencegahan kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal, sedang tujuan khusus asuhan kebidanan adalah:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tubuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental
dan sosial ibu.
3) Mengenal secara dini adanya ketidak normalan, komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
4) Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma semenimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima,
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
7) Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan
Bidan pada ibu hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin
serta untuk mencegah dan menangani secara dini
kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan. Tujuan
pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil:
a) Tujuan umum:
(1) Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas,
sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
b) Tujuan khusus:
(1) Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang
mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan
nifas.
(2) Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang
mungkin diderita sedini mungkin.
(3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan
anak.
(4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat
sehari-hari.
Standar kunjungan asuhan kebidanan minimal :
1) Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13 minggu)
2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 – 27 minggu)
3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 – 40 minggu)

b. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin, bidan melakukan
observasi pada Ibu bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan
kala IV. Asuhan yang diberikan yaitu:
1) Memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4
jam.
2) Mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten
dan 30 menit pada fase aktif.
3) Palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit
pada fase aktif.
4) Memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah
terendah pada fase laten dan fase aktif setiap 4 jam.
5) Memonitoring pengeluaran urine setiap 2 jam.
6) Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti
suami, keluarga atau teman dekat untuk mendampingi ibu.
7) Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan
selanjutnya serta kemajuan persalinan dan meminta persetujuan
ibu untuk rencana asuhan selanjutnya.
8) Mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi
sewaktu ada his.
9) Menjaga privasi ibu.
10) Menjaga kebersihan diri.
11) Memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi
rasa nyeri ketika his misalnya dengan membuat rasa sejuk dan
masase.
12) Memberikan cukup minum dan makan.
13) Memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong.
14) Menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya
dengan sentuhan.
Pada kala II Asuhan yang diberikan adalah :
1) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu.
2) Memastikan kecukupan makan dan minum.
3) Mempertahankan kebersihan diri.
4) Mempersiapkan kelahiran bayi.
5) Membimbing meneran pada waktu his.
6) Melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi
terus menerus.
7) Melakukan amniotomi bila diperlukan.
8) Melakukan episiotomi jika diperlukan.
9) Melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir.
10) Melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat
pada kepala dan badan bayi.
11) Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi.
12) Menilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah
asuhan bernafas , denyut jantung, warna kulit.
13) Klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting
steril/DTT.
14) Menjaga kehangatan bayi.
15) Merangsang pernafasan bayi bila diperlukan.
Asuhan yang diberikan pada kala III
1) melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam 2 menit.
2) memberikan suntikan oksitosin 10 IM
3) Memotong dan mengikat tali pusat.
4) Memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya.
5) Meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah
lahir bila memungkinkan.
Asuhan yang diberikan pada kala IV:
1) lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah,
tanda-tanda vital.
2) Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum.
3) Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya.
4) Ajarkan ibu/keluarga tentang cara mengecek/meraba uterus
dan memasasenya.
5) Evaluasi darah yang hilang.
6) Memantau pengeluaran klohkea (biasanya tidak lebih dari darah
haid)
7) Mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan
kateterisasi).

c. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


Asuhan kebidanan pada ibu nifas adalah asuhan yang di
berikan pada ibu nifas, biasanya berlangsung selama 40 hari atau
sekitar 6minggu. Pada asuhan ini bidan memberikan asuhan berupa
memantau involusi uteri, Kelancaran ASI, dan kondisi ibu dan anak.
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas.
Ibu nifas juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat
fisiologis maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan juga
komunikasi pada saat masa nifas. Perubahan fisiologis pada
ibu nifas meliputi proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya
lochia dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis meliputi
perasaan bangga setelah melewati proses
persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan. Kondisi-
kondisi yang membuat ibu sedih saat nifas yaitu keadaan bayi tidak
sesuai harapan, perceraian, dan sebagainya.
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas
harus memperhatikan kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan
terfokus pada penerimaan kelahiran bayi. Penyampaian informasi
jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga.

d. Asuhan Kebidanan Pada Bayi baru lahir


Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di
berikan Bidan pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir bidan
memotong tali plasenta, memandikan, mengobservasi ada tidaknya
gangguan pada pernafasan dan memakaikan pakaian dan
membendong dengan kain. Dan pada balita bidan memberikan
pelayanan, informasi tentang imunisasi dan KIE sekitar kesehatan
neonatus dan balita. Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran
bayi.

e. Asuhan Kebidanan Pada Pelayanan KB


Asuhan Kebidanan pada pelayanan KB adalah asuhan yang
diberikan bidan pada ibu yang akan melakukan pelayanan KB, bidan
memberikan asuhan tentang macam-macam KB, efek dan dampak
dari pemakaian KB, serta memberikan wewenang terhadap ibu untuk
memilih macam-macam KB yang akan di gunakan. Tidak
semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan
alat kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara
fisiologis maupun psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi.
Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat dari efek
samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut, misalnya pusing, BB
bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi,
keputihan, dan lain-lain. Adapun perubahan psikologis yang dialami
adalah kecemasan atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi,
dan kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi.

f. Asuhan Kebidanan Pada Wanita Dengan Gangguan Sistem


Reproduksi
Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi adalah asuhan yang di berikan bidan pada wanita yang
mengalami gangguan reproduksi. Bidan memberikan KIE
(Konseling Informasi Edukasi) tentang gangguan-gangguan
reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti keputihan,
menstruasi yang tidak teratur.
Wanita dengan gangguan sistem reproduksi akan mengalami
perubahanyang bersifat fisiologis maupun psikologis. Perubahan
fisiologis yang terjadi seperti keputihan, gangguan haid, penyakit
menular seksual, dan lain-lain. Sedangkan perubahan yang
bersifat psikologis diantaranya ibu cemas, takut akan masalah-
masalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.

3. Standar Pelayanan Asuhan Kebidnan


Standar Pelayanan Antenatal Care Dalam melaksanakan pelayanan
Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh
bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau
asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Berat badan ibu hamil akan bertambah 6,5-16,5 Kg selama hamil
atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ Kg/minggu
b. Pemeriksaan tekanan darah.
Untuk mengetahui umur kehamilan, pertumbuhan janin dan deteksi
dini adanya gemelli dan mola.
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri).
Umur Kehamilan TFU
12 minggu 2 jari diatas symphisis
16 minggu Pertengahan symphisis - pusat
20 minggu 3 jari dibawah pusat
24 minggu setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu pertengahan pusat - PX
36 minggu 3 jari dibawah PX
40 minggu pertengahan pusat - PX
Menentukan umur kehamilan dan taksiran persalinan.
Rumus Neagle dapat dihitung dari TP = HPHT +7, bulan - 3, tahun
+1
Cara Mc.Donald :
Tuanya kehamilan (bulan) = TFU (cm) : 3,5 cm

e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).


f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat
menurunkan angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi
toksoid tetanus dilakukan dua kali selama hamil.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Fe yang terdapat dalam makanan tidak mencukupi kebutuhan wanita
hamil akan Fe. Jadi, dalam kehamilan perlu diberi tambahan Fe
misalnya sebagai sulfas ferosus 3 x 200 mg.
h. Test laboratorium (rutin dan khusus).
i. Tatalaksana kasus.
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

4. Macam-macam Palpasi
a. Secara Leopold I, gunanya untuk :
1) Menentukan umur kehamilan.
Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri :
a) Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum bisa terbaca dan
diraba dari luar.
b) Akhir bulan ketiga (12 minggu) → 1 – 2 jari atas symphisis
c) Akhir bulan IV (16 minggu) → pertengahan antara pusat –
symphisis
d) Akhir bulan V (20 minggu) → 3 jari bawah pusat
e) Akhir bulan VI (24 minggu) → setinggi pusat
f) Akhir bulan VII (28 minggu) → 3 jari atas pusat
g) Akhir bulan VIII (32 minggu) → pertengahan prosessus
xipoideus
h) Akhir bulan IX (36 minggu) → 3 jari bawah prosessus
xipoideus
i) Akhir bulan X (40 minggu) → pertengahan prosessus
xipoideus – pusat.
2) Mengetahui bagian yang terdapat di fundus.
a) Kepala → keras, bundar, dan melenting.
b) Bokong → lunak, kurang bundar, kurang melenting.
c) Lintang → fundus teraba kosong.
3) Menghitung TBJ menurut Johnson Tusak.
HI : TFU – 13cm X 155 gram
H II : TFU – 12cm X 155 gram
H III : TFU – 11cm X 155 gram

b. Secara Leopold II
Gunanya untuk menentukan letak punggung anak pada letak
memanjang dan menentukan letak kepala dan letak lintang.
Tanda punggung : datar, keras, tidak teraba bagian kecil anak.
c. Secara Leopold III
Gunanya untuk mnentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan
apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu
atas panggul.
d. Secara Leopold IV
Gunanya untuk menentukan seberapa jauh masuknya bagian bawah.
Bila jari-jari tangan saling bertemu berarti kepala belum masuk
(convergen), bila kedua tangan sejajar berarti kepala sudah masuk
rongga panggul, dan bila kedua tangan saling menjauh berarti ukuran
kepala terbesar sudah masuk PAP (divergen).
Prasat Osborn gunanya untuk menentukan ada tidaknya
keseimbangan antara kepala dan panggul.

Kesimpulan Hasil Palpasi


a. Menentukan UK.
b. Bagian anak dapat diraba dengan jelas setelah kehamilan 20 minggu.
c. Letak anak membujur atau melintang.
d. Presentation yaitu bagian janin yang terletak di bawah.
e. Kedudukan anak habitus yaitu fleksi atau defleksi.
f. Posisi yaitu letak punggung kiri atau kanan.
g. Masuknya bagian bawah ke PAP, primigravida 32 minggu,
multigravida 36 minggu.
h. Kelainan – kelainan pada ibu dan janin seperti CPD, hidramnion,
gemelli.
C. MANAGEMEN ASUHAN KEBIDANAN
1) Pengertian Menegemen Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian
pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya, yang
merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang diselenggarakan
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan-tahapan
dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan
data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan
tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien.

2) Standar 7 langkah Varney


Standar 7 langkah Varney, yaitu:
a. Langkah 1: Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien,
untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital
3) Pemeriksaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan kepada
dokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu melakukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi akan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehensif
meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi / masukan klien yang sebenarnya dan valid.
Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah tepat,
lengkap dan akurat.
b. Langkah II: Merumuskan Diagnosa / Masalah Kebidanan.
Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasioleh bidan sesuaidengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa
kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
c. Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Kebidanan.
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose
potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah
potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi.
d. Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter
dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan
kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus-menerus.Pada penjelasan diatas
menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah
bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya,
bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk
segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini
termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
e. Langkah V: Merencana Asuhan Secara Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau
diagnosa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan
yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan
tetapi juga dari krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien
bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-
kultural atau masalah psikologi.Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar
dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan
benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date
serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
f. Langkah VI: Implementasi.
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman dan
efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap
bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam
kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Pelaksanaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
g. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya.Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya
merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang
mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena
proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik
dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik.

3) Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil


a. Pengkajian
Tanggal : untuk mengetahui tanggal mulai dilakukan pengkajian pada
pasien.
Jam : untuk mengetahui waktu pengkajian pada pasien.
1) Data Subtektif
a) Biodata
Nama : Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama
panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan
penanganan.
Umur : Kurun reproduksi sehat antara umur 20 – 30
tahun.
Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut
untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya.
Pekerjaan : Gunanya untuk mengetahui dan mengukur
tingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut.
Penghasilan : Ditanya untuk mengetahui tingkat
intelektualnya. Tingkat pendidikn mempengaruhi sikap
perilaku kesehatan seseorang.
Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan
rumah bila diperlukan.
2) Keluhan Utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan ataukah
ada pengaduan lain yang penting.
3) Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang
Meliputi penyakit yang pernah dialami, penyakit yang sedang
atau pernah diderita dan pengobatannya yang sedang atau
pernah dilakukan. Hal ini penting diketahui untuk melihat
kemungkinan adanya penyakit-penyakit yang menyertai dan
yang dapat mempengaruhi kehamilannya, sehubungan dengan
keadaan ibu yang lemah pada waktu kehamilan dan setelah
melahirkan.
Penyakit tersebut meliputi :
a) Penyakit Jantung
Kehamilan dapat memperbesar penyakit jantung, bahkan
dapat meyebabkan payah jantung (dekompensasi cordis).
Karena pada saat kehamilan terjadi perubahan pada jantung
yaitu hipervolemia jantung dan diafragma terdorong ke atas
karena pembesaran uterus.
b) Diabetes Melitus
Pengaruh penyakit gula terhdap kehamilan yaitu dapat terjadi
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran,
persalinan premature, kematian dalam rahim, lahir mati, dan
bayi yang besar ; dapat terjadi kehamilan, dapat
menimbulkan pre eklampsia, eklampsia.
c) Tuberkulosis Paru
Diagnose kadang-kadang tidak mudah, karena ibu hamil
tampak sehat terutama dalam proses penyakit tenang .
d) Penyakit Asma
Penyakit asma dalam kehamilan kadang-kadang bertambah
berat atau bahkan berkurang. Dalam batas yang wajar
penyakit ini tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan.
Penyakit asma yang berat dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan
pertukaran O2 dan CO2. Pengawasan hamil dan pertolongan
persalinan dapat berlangsung biasa, kecuali terdapat indikasi
pertolongan persalinan dengan tindakan operasi. Bila bidan
berhadapan dengan kehamilan disertai asma sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter sehingga dapat melakukan
pengawasan bersama.
e) Anemia
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik
bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun nifas.
f) Hepatitis Infeksiosa
Gambaran klinik berupa anoreksia, demam, mual muntah,
nyeri ulu hati, ikterus dan pembesaran hati. Hepatitis
Infeksiosa dapat memberikan pengaruh yaitu dapat terjadi
abortus, parnus prematus, dan kematian janin dalam
kandungan.
g) Hipertensi Esensial
Kehamilan dengan hipertensi esensial dapat berlangsung
sampai aterm tanpa gejala menjadi pre eklampsia tidak
murni. Hanya sekitar 20% menjadi pre eklampsi-eklampsi
tidak murni yang disertai gejala protein urin, oedem, dan
terdapat keluhan nyeri pada epigastrium, sakit kepala,
penglihatan kabur dan mual serta muntah. Yang banyak
dijumpai adalah hipertensi esensial jinak dengan tekanan
darah antara 140/90 mmHg sampai 160/100 mg.
h) Gonorrhoe
Dapat menyebabkan vulva vaginitis dalam kehamilan,
dengan keluhan flour albus dan disuria. Bayi yang lahir dari
ibu gonorrhoe dapat menderita conjungtivitis gonorrhoika
neonatorum atau disebut Blenorrhea Neonatorum.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga
terutama :
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu
terutama penyakit menular, seperti TBC, Hepatitis.
b) Penyakit keluarga yang dapat diturunkan, seperti kencing
manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Factor yang dapat meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan,
umur wanita dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang
pernah melahirkan atau hamil anak kembar harus diwaspadai,
karena hal ini bisa menurun pada ibu.
5) Riwayat Haid
a) Menarche
Menarche adlah terjadi haid yang pertama kali. Menarche
terjadi pada usia pubertas, yaitu sekitar usia 10-16 tahun,
rata-rata usia 12,5 tahun.
b) Siklus
Lamanya siklus haid normal atau dianggap sebagai siklus
haid klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi dua
sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda-beda pada wanita
yang normal dan sehat.
c) HPHT
HPHT dapat dijabarkan untuk memperhitungkan tanggal
tafsiran persalinan. Bila siklus haid ± 28 hari, rumus yang
dipakai adalah rumus neagle, yaitu hari + 7, bulan – 3, dan
tahun +1.
6) Riwayat Perkawinan
Menikah : berapa kali.
Lama menikah :
a) Infertile primer, pasangan suami/ istri belum pernah hamil
meskipun senggama dilakukan tanpa perlindungan apapun,
untuk waktu sekurang-kurangnya 12 bulan.
b) Infertile sekunder, pasangan suami/ istri pernah hamil tapi
kemudian tidak mampu hamil lagi dalam waktu 12 bulan,
kemudian senggama dilakukan tanpa perlindungan apapun.
Usia pertama menikah : kurun reproduksi sehat antara 20-30
tahun.
7) Riwayat Kehamilan. Persalinan, Nifas yang Lalu
a) Kehamilan : Ibu pernah berapa kali hamil, periksa hamil
berapa kali dan dimana, apa ada keluhan saat hamil.
b) Persalinan : ibu melahirkan di usia kehamilan berapa,
dimana, ditolong siapa, secara apa, jenis kelamin bayi, berat
bayi waktu lahir, panjang bayi.
c) Nifas : apakah ada kelainan saat nifas, bagaimana
perdarahan, bagaimana pengeluaran ASI.
8) Riwayat Kehamilan Sekarang
Apakah ada keluhan saat hamil, berapa kali periksa hamil dan
dimana, apa saja yang sudah ibu dapatkan selam periksa. Kapan
gerakan janin mulai dirasakan dan berencana melahirkan
dimana.
9) Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan KB apa, ada keluhan atau tidak,
rencana KB ibu, alasan memilih KB tersebut dan ingin
digunakan berapa lama.
10) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Makan berapa kali, komposisi, minum berapa kali.
Wanita hamil harus betul-betul mendapatkan perhatian.
Terutama jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan anemia, abortus, partus presipitatus,
perdarahan post partum, sepsis puerpuralis, dll. Zat-zat yang
diperlukan : protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau
bermacam-macam garam terutama kalsium, fosfor, zat besi,
vitamin dan air.
b) Eliminasi
BAK dan BAB berapa kali sehari, konsistensi, keluhan.
BAB pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena
kurang gerak badan, peristaltic usus kurang karena pengaruh
hormone, tekanan pada rektum oleh kepala.
c) Aktivitas
Kegiatan sehari-hari, apakah ada gangguan.
Pekerjaan rutin dapat dilaksanakan, bekerjalah sesuai dengan
kemampuan dan makin dikurangi dengan semakin tuanya
kehamilan. Kehamilan bukanlah merupakan halangan
berkarya, asalkan dikerjakan dengan pengertian sedang
hamil,
Senam hamil dimulai pada umur 24 – 48 minggu.
d) Kebersihan
Mandi, gosok gigi, ganti celana dalam berapa kali.
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Mamae yang
bertambah besar juga membutuhkan BH yang lebih besar.
e) Istirahat
Tidur siang dan malam berapa jam, apakah ada gangguan.
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik,
karena istirahat dan tidur yang teratur meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
f) Kebiasaan : apakah ibu minum jamu, merokok.
g) Seksualitas : berapa kali berhubungan dalam seminggu,
apa ada keluhan.
11) Data Psikososial dan Spiritual
Psikososial : apakah ada gangguan psikologik, bagaimana
dukungan keluarga.
Spiritual : bagaimana ibu melaksanakan ibadah.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Perhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan
cara berjalan.
b) Tanda – Tanda Vital
c) Tinggi badan, berat badan sebelumnya/ sekarang, LILA.
(1) Berat badan
(2) Pertambahan berat badan sekitar 6,5–15Kg selama hamil.
Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5
Kg/minggu.
(3) Tinggi badan
(4) Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari rata-rata
(diperkirakan kurang dari 145cm) kemungkinan
panggulnya sempit.
LILA
LILA kurang dari 23,5cm merupakan indicator kuat untuk
status gizi ibu yang kurang/ buruk, sehingga ia berisiko untuk
melahirkan BBLR. Dengan demikian bila hal ini ditemukan
sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar
lebih memperhatikan kesehatnnya serta jumlah dan kualitas
makanannya.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
Kepala : Rambut bersih atau kotor, pertumbuhan,
warna, mudah rontok atau tidak. Rambut yang mudah dicabut
menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu.
Muka : Tidak oedem, tidak pucat, bentuk simetris,
sudah ada atau belum ada chloasma gravidarum.
Mata : Bentuk simetris, konjungtiva normal warna
merah muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera normal
berwarna putih, bila kuning menandakan ibu mungkin
terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada
conjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak kemungkinan
adanya pre eklampsia.
Hidung : Normal, ada atau tidak kelainan bentuk, tidak
ada polip dan kebersihan cukup.
Telinga : Normal, tidak ada serumen yang berlebih dan
berbau, bentuk simetris.
Mulut : Adakah sariawan , bagaimana kebersihannya.
Dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan gingivitis yang
mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah, mulut
perlu perawatan agar selalu bersih.
Leher :normal tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,
daerah ini akan menjadi lebih hitam akibat deposit pigmen
yang berlebihan ;dalam kehamilan biasa kelenjar gondok
(kelenjar thyroid) mengalami hiperfungsi dan kadang disertai
pembesaran ringan. Metabolisme basal dapat meningkat 15-
25% walaupun tanpa gejala-gejala yang dapat menyerupai
hiperfungsi glandula thyroid namun wanita hamil normal itu
tidak menderita hyperthyroidismus.
Dada : tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara : membesar, tegang, putting menonjol,
hiperpigmentasi areola. Membesar dan tegang akibat
somatotropin, estrogen, progesterone. Estrogen
mengakibatkan hipertropi sistem saluran. Progesterone
mengakibatkan mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus
dsn menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi
pembuatan casein, lactabumin dan lactoglobulin.
Abdomen :Perut membesar selama kehamilan karena
pengaruh estrogen dan progesterone yang meningkat
menyebabkan hipertropi otot polos uterus, serabut-serabut
kolagen yang adapun menjadi hiposkropik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat
mengikuti pertumbuhan janin.
Genetalia : apakah oedem/ tidak, varises/ tidak.
Vulva dan vagina : Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan
vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiruan. Tanda
ini disebut tanda Chadwick.
b) Palpasi
Leher : apa ada pembesaran kelenjar thyroid dan apa
ada bendungan vena jugularis.
Payudara : tidak ada benjolan abnormal dan tidak ada
nyeri tekan.
Abdomen : Pemeriksaan Leolod I – IV
c) Auskultasi
Dada : ronchi -/- , wheezing -/-
Abdomen : Mendengarkan denyut jantung bayi, meliputi
frekuensi dan keteraturannya.
d) Perkusi
Reflek patella. :
Normal : tungkai kaki bawah akan bergerak sedikit ketika
tendon di tekuk. Bila gerakannya berlebih dan cepat, maka
hal ini mungkin merupakan tanda pre eklampsia.

Anda mungkin juga menyukai