Anda di halaman 1dari 20

Laporan Pendahuluan Askeb Kehamilan Normal

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi
tertua di dunia sejak adanya peradaban umat. Profesi ini telah menduduki
peran dan posisi bidan menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang
diembannya sangat mulia dalam upaya memberikan semangat dan
membesarkan hati ibu-ibu. Di samping dengan setia mendampingi dan
menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya
dengan baik(Sujatmiko, 2005).
Bidan dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang penting
dalam penurunan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak
pemberi asuhan kebidanan. Hal ini sesuai dengan surat keputusan menteri
kesehatan tentang Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan,
dalam SK tersebut diatur tentang pelayanan kesehatan yang wajib
dilakukan oleh kabupaten dan dibuat target 2010.Adapun SPM yang
berkaitan dengan peningkatan kesehatan ibu dan anak adalah cakupan ibu
hamil K4 (ibu hamil yang mendapat pelayanan kesehatan paling sedikit 4
kali dalam hamil) target 2010 : 95%. Cakupan pertolongan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, target 2010 : 90%
ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk, target 2010 : 100%, cakupan
kunjungan neonatus (pelayanan kesehatan kepada bayi umur 0-28 hari),
target 2010 : 90%, cakupan kunjungan bayi (pelayanan kesehatan bagi bayi
umur 1-12 bulan), target 2010 : 90%, cakupan BBLR yang ditangani target
2010 : 100%, cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak balita
dan pra sekolah, target 2010:90%, cakupan peserta KB aktif target,
2010:70%(Hanifa, 2007).
Kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor pelayanan kebidanan, antara lain asuhan kebidanan
yang diberikan oleh tenaga bidan melalui pendekatan manajemen
kebidanan. Asuhan kebidanan merupakan Pelayanan kesehatan utama yang
diberikan kepada ibu, anak, keluarga, dan masyarakat. Setiap ibu hamil
akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu,
setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa kehamilannya (asuhan
antenatal)(Salmah, 2006).
Asuhan dan konseling selama kehamilan kompetensi ke-3 adalah
bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama hamil yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau
rujukan dari komplikasi tertentu (Permenkes, 2007).
Di mana tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi
hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina
hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi
yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan
pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah
tetap berjalan normal selama kehamilan (Pusdiknakes, 2003). Bidan
sebagai pemberi asuhan harus mampu memegang prinsip pelaksanaan
pelayanan kebidanan dengan pola pikir yang benar, asuhan yang benar dan
pendokumentasian asuhan yang benar. Pola pikir yang benar adalah pola
pikir yang sistematis dan berdasarkan fakta. Bidan yang terlatih
menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam tiap aspek kehidupannya
juga dapat menerapkannya dalam memberikan asuhan. Pemberian asuhan
yang dilakukan bidan juga berdasarkan langkah-langkah yang sistematis
sesuai manajemen pada umumnya dimulai dari pengumpulan data sampai
tindakan evaluasi (Juliana, 2008).
Namun pada kenyataannya berdasarkan apa yang dilihat oleh peneliti
selama ini masih banyak bidan yang belum mengimplementasikan
manajemen asuhan kebidanan antenatal dalam memberikan pelayanan
kebidanan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka dirumuskan masalah
bagaimanakah sikap dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan
kebidanan antenatal.

C. Tujuan
1) Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan menggunakan manajeman kebidanan.
2) Khusus
a) Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b) Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c) Mengidentifikasi masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Menentukan intervensi
f) Melaksanakan intervensi
g) Mengevaluasi tindakan
h) Mendokumentasikan Askeb

D. Manfaat
1) Teoritis
a) Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta
mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan
kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat
digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan
tugas sebagai bidan.
b) Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap
tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu
pelayanan.

2) Praktis
a) Agar klien mengetahui dan memahami perubahan
fisiologis yang terjadi pada kehamilan secara fisiologis
maupun psikologis serta masalah pada kehamilan sehingga
timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan
kehamilannya.
b) Merupakan informasi kepada masyarakat tentang
perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan baik
secara biologis dan psikologis serta masalah pada
kehamilan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari/ 40 minggu, dihitung
dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan
merupakan suatu proses yang terjadi antara perpaduan aspek :
sperma, ovum, konsepsi. Masa kehamilan adalah masa ketika
seorang wanita membawa embrio atau fetus dalam tubuhnya.
Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas
dan masuk ke dalam saluran sel telur. Pada saat persetubuhan,
berjuta–juta cairan sel mani atau sperma dipancarkan oleh
laki-laki dan masuk ke rongga rahim(Astuti, 2011).
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester:
a) Trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
Ketika wanita dinyatakan hamil, maka kadar
hormon progesteron dalam tubuh akan meningkat dan
akan menimbulkan mual, muntah pada pagi hari, lemah,
letih dan membesarnya payudara. Pada awal
kehamilannya ibu akan membenci perubahan yang
terjadi pada dirinya. Banyak ibu merasa kecewa, terjadi
penolakan, kecemasan, dan kesedihan(Nirwana, 2011).
b) Trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat
mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Pada trimester ini ibu dapat merasakan
kehamilannya. Banyak ibu merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakan pada trimester pertama(Wulandari, 2009).
c) Trimester ketiga (antara 24 sampai 40 minggu)
Pada trimester ketiga ibu akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan dan merasa khawatir akan
keselamatannya(Wulandari, 2009).
Trimester ketiga lebih sering disebut periode menunggu
atau penantian dan waspada. Sebab pada masa ini ibu
merasa tidak sabar ingin segera melihat anak yang
selama sembilan bulan lahir kedunia ini. Trimester
ketiga ini adalah masa persiapan kelahiran dan peran
sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada
kelahiran bayi(Wulandari, 2009).

2. Gejala Tidak Pasti Kehamilan


a) Amenorea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid
terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan
HPL (hari Perkiraan lahir).
b) Mual dan muntah (nausea dan emisis)
Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran
lendir yg berlebihan, Biasanya terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan hingga akhir triwulan
pertama,karena terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness (sakit pagi), bila mual dan muntah terlalu
sering disebut hiperemesis.
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan dan minuman
tertentu (ngidam) terutama pada bulan-bulan triwulan
pertama.
d) Tidak tahan suatu bau-bauan
e) Pingsan (sinkope)
Bila pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat
bisa pingsan
f) Tidak ada selera makan (anoreksia)
hanya berlangsung pada triwulan pertama,kemudian
nafsu makan timbul kembali
g) Lelah
h) Payudara Tegang
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri,
disebabkan pengaruh estrogen- progestreon dan
somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan
garam, merangsang duktus dan alveoli payudara,
kelenjar montgemery terlihat lebih membesar, Nyeri
tekan pada kehamilan trimester I
i) Miksi sering
Karena kandung kemih tertekan oleh pembesaran uterus,
Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan,
pada akhir kehamilan gejala ini kembali terulang karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terendah janin
yang mulai masuk pintu atas panggul
j) Konstipasi / obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik
usus menyebabkan kesulitan BAB
k) Pigmentasi kulit
pengaruh keluarnya hormon Melanophore Stimulating
Hormon (MSH), Dijumpai dimuka (cloasma
gravidarum), areola mamme, leher dan di dinding perut
(linea nigra)
l) Epulis (hipertrosi dan papil gusi)
m) Penekanan vena-vena (varices)
Pengaruh esterogen dan progesteron dapat terjadi pada
kaki, betis,vulva dan payudara, biasanya Asuhan
Kehamilan Normal dijumpai pada triwulan terakhir
(Hanifah, 2005).

3. Tanda–tanda Tidak Pasti Kehamilan


a) Perut membesar
b) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk
besar dan konsistensi dari rahim
c) Tanda hegar: ismus rahim mengadakan hipertropi dan
bertambah panjang, sehingga teraba lebih lunak (soft)
disebut
d) Tanda Chadwick: Vulva dan vagina kebiruan
e) Tanda Piscaseck: Uterus membesar kesalah satu
jurusan sehingga menonjol jelas kejurusan pembesaran
tersebut
f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus (Braxton-Hicks)
g) Tanda ballottement (Astuti, 2011)

4. Tanda-tanda Pasti Kehamilan


a) Gerakan janin yang dapat dilihat atau di rasa
Primigrvida 18 minggu, Multigravida 16 minggu
b) Denyut jantung janin
Di dengar dengan Laenec (monoscope) 18-20 mg, Di
catat dan didengar dengan Doppler 12 mg, Di catat
dengan feto–elektro kardiogram (12 mg), Dilihat pada
USG
c) Terlihat tulang–tulang janin pada foto rongten.
d) Pada kehamilan yg lebih tua dapat diraba Ballotemen
(lentingan) dan bagian bagian janin. (Sujatmiko, 2005)

5. Diagnosa Kehamilan
a) Dapat diraba kemudian dikenal bagian bagian janin
b) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin (DJJ)
dengan beberapa cara
c) Dapat dirasakan gerakan janin dan ballotemen
d) Pada pemeriksaan sinar rontgen terlihat kerangka janin
e) Pada USG dapat dilihat ukuran kantong janin, panjang
janin dan ukuran biparietalis sehingga dapt diperlirakan
tuanya kehamilan(Sujatmiko, 2005)

6. Diagnosa Banding Kehamilan


a) Hamil palsu (pseudocyesis)
Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan tes biologis
tidak ditemukan tanda kehamilan
b) Tumor kandungan atau mioma uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda
kehamilan, Bentuk dan pembesaran tidak merata,
Perdarahan banyak dan nyeri pada saat menstruasi
c) Hematometra
Terlambat datang bulan yg dapat melampaui usia
kehamilan, Perut terasa sakit setiap bulan, Terjadi
penumpukan darah dalam rahim, Tanda dan
pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan hasil positif,
Sebab himen in ferporata
d) Kandung kemih yang penuh
Lakukan katerisasi, maka pembesaran uterus akan
menghilang.(astuti, 2011)

7. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil


Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang
terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil.
Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan
adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang
terdekat(Jensen:2009).
a) Suami
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan
terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan
juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang
yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri.
Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik
maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan
perhatian dan membina hubungan baik dengan istri,
sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap
masalah yang dialaminya dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan selama mengalami
kehamilan (Allina Hospitals & Clinics, tahun 2009).

b) Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun
lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat
berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita
hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida.
Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua. Dukungan Keluarga Dapat
Berbentuk :
1) Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat
mendukung kehamilan ini.
2) Ayah – ibu kandung maupun mertua sering
berkunjung dalam periode ini.
3) Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan
bayi.
4) Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti
tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan(Allina
Hospitals & Clinics, tahun 2009).

e) Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
1) Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari
ibu-ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang
berhubungan dengan sosial/ keagamaan.
2) Membicarakan dan menasehati tentang
pengalamaan hamil dan melahirkan.
3) Adanya diantara mereka yang bersedia
mengantarkan ibu untuk periksa.
4) Menunggui ibu ketika melahirkan.
5) Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu
hamil(Allina Hospitals & Clinics, tahun 2008).

f) Support dari Tenaga kesehatan


Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologi
adalah dengan memberi support atau dukungan moral
bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi
kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya adalah
sesuatu yang normal. Bidan harus bekerjasama dan
membangun hubungan yang baik dengan klien agar
terjalin hubungan yang terbuka antara bidan dan klien.
Keterbukaan ini akan mempermudah bidan memberikan
solusi terhadap permasalahan yang dihadapi klien.
Bidan juga berfungsi sebagai fasilitator bagi kliennya.
Bidan dapat membagi pengalaman yang pernah
dirasakan bidan itu sendiri, misalnya jika bidan tersebut
juga pernah merasakan kehamilan, hal ini akan
membuat klien mengerti akan fungsi bidan yang disatu
sisi sebagai seorang bidan dan disisi lain sebagai
manusia biasa yang juga merasakan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam siklus
kehidupan.
g) Rasa Aman Nyaman Selama Kehamilan

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil


biasanya ialah ayah sang anak. Semakin banyak bukti
menunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan
dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan
menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih
sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah
melakukan penyesuaian selam masa nifas. Ada dua
kebutuhan utama yang ditunjukan wanita selama ia
hamil, kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda
bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah
merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap
sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut kadalam
keluarga.

h) Persiapan Menjadi Orang Tua


1) Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat
dianggap sebagai masa transisi atau peralihan.
2) Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat
kelahiran dan peran yang baru, serta ketidak pastian
yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat
disatukan dengan anggota keluarga yang baru.

9. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil


a) Oksigen: Kebutuhan oksigen pada ibu hamil
meningkat 20% dari biasanya.
b) Kalori: Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap
harinya 2500-3000 kalori.

c) Protein: Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil


adalah 85gr perhari.

d) Kalsium: Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah


1,5gram perhari.
e) Zat besi: Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil
dengan jumlah 30mg perhari terutama setelah trimester
ke II.

f) Asam folat: Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu


hamil sebesar 400mikro gram perhari.
g) Air: Ibu hamil dianjurkan untuk minum 6-8gelas
(1500-2000ml) air, susu, dan jus setiap 24jam.

h) Personal hygiene
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan.
Perubahan anatomik pada perut, area genetalia atau lipat
paha, dan payudarah menyebabkan lipatan-lipatan kulit
menjadi lebih lembab dan mudah terinfestasi oleh
mikroorganisme.
i) Pakaian

Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu


hamil: Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada
ikatan yang ketat didaerah perut, Bahan pakaian
usahakan yang mudah menyerap keringat, Pakailah bra
yang menyokong payudarah, Memakai sepatu dengan
hak rendah, Pakaian dalam harus selalu bersih.

i) Eliminasi
konstipasi dan sering BAK. Konstipasi sering terjadi
karena adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rilexs terhadap otot polos, salah
satunya usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran
janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum
air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan
kosong. Dapat merangsang gerak peristatik usus. Jika
ibu sudah mengalami dorongan, segeralah untuk buang
air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air
kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu
hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut
adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada
awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang
mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya
berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi
pembesran janin yang juga menyebabkan desakan pada
kantong kemih. Tindkan mengurangi asupan cairan
untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan
karena akan menyebabkan dehidrasi.

j) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang


selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut
ini: Sering abortus dan kelahiran prematur, Pendarahan
per vaginam, Coitus harus dilakukan dengan hati-hati
terutama pada minggu pertama kehamilan, Bila ketuban
sudah pecah, coitus dilrang karena dapat menyebabkan
infeksi janin intra uteri.

k) Mobilisasi

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang


punggung bertambah lordosis, karena tumpuan tubuh
bergeser lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh
ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul dari
perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram
kaki ketika tidur malam. Untuk mencegah dan
mengurangi keluhan ini, dibutuhkan sikap tubuh yang
baik: Pakailah sepatu dengan hak rendah atau tanpa hak
dan jangan terlalu sempit, Posisi tubuh saat
mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak lurus dan
pastikan beban terfokus pada lengan, Tidur dengan
posisi kaki ditinggikan,Duduk dengan posisi punggung
tegak, Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti
posisi secara bergantian untuk mengurangi ketegangan
otot.
l) Exersise/ Senam Hamil
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan namun
dengan melakukan senam hamil banyak memberi
manfaat dalm membantu kelancaran proses persalinan
antara lain melatih pernafasan relaksasi, menguatkan
otot-otot panggul dan perut, serta melatih cara mengejan
yang baik.Manfaat senam hamil secara terukur dan
terukur: Memperbaiki sirkulasi darah, Mengurangi
pembekakan, Memperbaiki keseimbangan
otot, Mengurangi resiko gastrointestinal termasuk
simbelit, Mengurangi kram atau kejang
kaki, Menguatkan otot perut,Mempercepat proses
persembuhan setelah melahirkan.

m) Istirahat / Tidur
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah
satunya beban berat pada perut, terjadi perubahan sikap
tubuh. Tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan.
Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi
ibu hamil.
n) Imunisasi

Imunisasi sangat penting selama kehamilan untuk


mencegah penyakit yang menyebabkan kematian ibu
dan janin. Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus
toxoit(TT), yang dapat mencegah tetanus. Ibu hamil
yang belum mendapatkan imunisasi (TO). Jika telah
mendapatkan dua dosis dengan interval 4minggu(pada
masa balitannya telah memperoleh imunisasi DPT
sampai 3kali) statusnya T2. Bilah telah mendapat dosis
TT yang ke 3(interfal minimal 6bulan dari dosis ke2),
statusnya T3. Status T4 didapat setelah mendapatkan
4dosis (interfal minimal 1tahun dari dosis ke3) dan
status T5 didapat bila lima dosis sudah didapat(interfal
minimal 1tahun dari dosis ke4).

o) Traveling

Berikut ini Ada beberapa tips untuk ibu hamil yang


akan melakukan perjalanan: Selalu berkonsultasi
dengan dokter sebelum melakaukan perjalanan atau
berpergian , terutama jarak jauh atau
internasional,Jangan berpergian dengan perut kosong ,
apalagi jika mengalami morning sickness
(mual-muntah), Bawalah beberapa cemilan untuk
mencegah mual, Bawalah yang anda butuhkan dalam
tas kecil sehingga akan mudah mengambilnya, Bawalah
minuman atau jus.
p) Persiapan Laktasi
Payudara perlu disiapkan sejak seblum bayi lahir
sehingga dapat segera berfuingsi dengan baik pada saat
di perlukan pengurutan payudara untuk mengeluarkan
sekresi dan membuka duktus snius
laktiverus ,sebauiknya dilakukan secara berhati-hati dan
benar ,karna pengurutan keliru bisa dapat menim bulkan
kontraksi pada Rahim ,sehingga terjadi kondisi seperti
pada uji kesejahteraan janin menggunakan
uterotonika .basuhan lembut setiap hari pada aerola dan
putting susu akan dapat memngurangi letak dan lecet
pada area tersebut .untuk sekresi yang mongering pada
putting susu,lakukan pembersihan menggunakan
campuran gleserin dan alcohol.karena payudara
menegang,sensitive ,dan menjadi lebih besar sebaiknya
gun akan penompang payudara yang sesuai .

B. Konsep Dasar Kebidanan


1. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh
bidan kepada individu pasien atau klien yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara bertahap dan
sistematis, melalui suatu proses yang disebut manajemen
kebidanan(Ayurai, 2009).

2. Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian
pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya,
yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang
diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah
yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data,
memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan
keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat,
efektif dan efisien.

Standar 7 langkah Varney, yaitu:


a) Langkah 1: Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data
dapat dilakukan dengan cara:
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital
3) Pemeriksaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu di
konsultasikan kepada dokter dalam penatalaksanaan
maka bidan perlu melakukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter. Tahap ini merupakan
langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai
dengan kasus yang di hadapi akan menentukan
proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini harus
yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif
dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi / masukan klien yang
sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di
kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

b) Langkah II: Merumuskan Diagnosa/Masalah


Kebidanan
Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang akurat atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan
karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti
diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasioleh bidan
sesuaidengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah
diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.

c) Langkah III: Mengantisipasi Diagnosa/Masalah


Kebidanan
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial tidak hanya
merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau
diagnosa potesial tidak terjadi.

d) Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan
kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan.
Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan
dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas
masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah
bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada
langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan
tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik
ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk
tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau yang bersifat rujukan.

e) Langkah V: Merencana Asuhan Secara Menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan
terhadap masalah atau diagnosa yang telah
teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien
atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari
krangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,
apakah dibutuhkan penyuluhan konseling dan apakah
perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh
kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut. Semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan
dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan dilakukan klien.

f) Langkah VI: Implementasi


Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima
dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini
dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri,
bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana bidan
berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap
bertanggung jawab terhadap terlaksananyarencana
asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Pelaksanaan
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dan asuhan klien.

g) Langkah VII: Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah proses
penatalaksanaan umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi
tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena
proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam
situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada
klien dan situasi klinik.

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui
kadar protein glukosanya, diperiksa darah untuk
mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella
DAFTAR PUSTAKA

Helen Varney, Jam M. Kriebs, Carolyn .Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC
Prof. Dr .Sarwono Prawirohardjo .Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai