BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi
tertua di dunia sejak adanya peradaban umat. Profesi ini telah menduduki
peran dan posisi bidan menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang
diembannya sangat mulia dalam upaya memberikan semangat dan
membesarkan hati ibu-ibu. Di samping dengan setia mendampingi dan
menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya
dengan baik(Sujatmiko, 2005).
Bidan dalam pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang penting
dalam penurunan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak
pemberi asuhan kebidanan. Hal ini sesuai dengan surat keputusan menteri
kesehatan tentang Standart Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan,
dalam SK tersebut diatur tentang pelayanan kesehatan yang wajib
dilakukan oleh kabupaten dan dibuat target 2010.Adapun SPM yang
berkaitan dengan peningkatan kesehatan ibu dan anak adalah cakupan ibu
hamil K4 (ibu hamil yang mendapat pelayanan kesehatan paling sedikit 4
kali dalam hamil) target 2010 : 95%. Cakupan pertolongan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, target 2010 : 90%
ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk, target 2010 : 100%, cakupan
kunjungan neonatus (pelayanan kesehatan kepada bayi umur 0-28 hari),
target 2010 : 90%, cakupan kunjungan bayi (pelayanan kesehatan bagi bayi
umur 1-12 bulan), target 2010 : 90%, cakupan BBLR yang ditangani target
2010 : 100%, cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak balita
dan pra sekolah, target 2010:90%, cakupan peserta KB aktif target,
2010:70%(Hanifa, 2007).
Kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor pelayanan kebidanan, antara lain asuhan kebidanan
yang diberikan oleh tenaga bidan melalui pendekatan manajemen
kebidanan. Asuhan kebidanan merupakan Pelayanan kesehatan utama yang
diberikan kepada ibu, anak, keluarga, dan masyarakat. Setiap ibu hamil
akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu,
setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa kehamilannya (asuhan
antenatal)(Salmah, 2006).
Asuhan dan konseling selama kehamilan kompetensi ke-3 adalah
bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama hamil yang meliputi deteksi dini, pengobatan atau
rujukan dari komplikasi tertentu (Permenkes, 2007).
Di mana tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi
hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina
hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi
yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan
pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah
tetap berjalan normal selama kehamilan (Pusdiknakes, 2003). Bidan
sebagai pemberi asuhan harus mampu memegang prinsip pelaksanaan
pelayanan kebidanan dengan pola pikir yang benar, asuhan yang benar dan
pendokumentasian asuhan yang benar. Pola pikir yang benar adalah pola
pikir yang sistematis dan berdasarkan fakta. Bidan yang terlatih
menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam tiap aspek kehidupannya
juga dapat menerapkannya dalam memberikan asuhan. Pemberian asuhan
yang dilakukan bidan juga berdasarkan langkah-langkah yang sistematis
sesuai manajemen pada umumnya dimulai dari pengumpulan data sampai
tindakan evaluasi (Juliana, 2008).
Namun pada kenyataannya berdasarkan apa yang dilihat oleh peneliti
selama ini masih banyak bidan yang belum mengimplementasikan
manajemen asuhan kebidanan antenatal dalam memberikan pelayanan
kebidanan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka dirumuskan masalah
bagaimanakah sikap dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan
kebidanan antenatal.
C. Tujuan
1) Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan menggunakan manajeman kebidanan.
2) Khusus
a) Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b) Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c) Mengidentifikasi masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Menentukan intervensi
f) Melaksanakan intervensi
g) Mengevaluasi tindakan
h) Mendokumentasikan Askeb
D. Manfaat
1) Teoritis
a) Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta
mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan
kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat
digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan
tugas sebagai bidan.
b) Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap
tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu
pelayanan.
2) Praktis
a) Agar klien mengetahui dan memahami perubahan
fisiologis yang terjadi pada kehamilan secara fisiologis
maupun psikologis serta masalah pada kehamilan sehingga
timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan
kehamilannya.
b) Merupakan informasi kepada masyarakat tentang
perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan baik
secara biologis dan psikologis serta masalah pada
kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari/ 40 minggu, dihitung
dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Kehamilan
merupakan suatu proses yang terjadi antara perpaduan aspek :
sperma, ovum, konsepsi. Masa kehamilan adalah masa ketika
seorang wanita membawa embrio atau fetus dalam tubuhnya.
Awal kehamilan terjadi pada saat sel telur perempuan lepas
dan masuk ke dalam saluran sel telur. Pada saat persetubuhan,
berjuta–juta cairan sel mani atau sperma dipancarkan oleh
laki-laki dan masuk ke rongga rahim(Astuti, 2011).
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester:
a) Trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
Ketika wanita dinyatakan hamil, maka kadar
hormon progesteron dalam tubuh akan meningkat dan
akan menimbulkan mual, muntah pada pagi hari, lemah,
letih dan membesarnya payudara. Pada awal
kehamilannya ibu akan membenci perubahan yang
terjadi pada dirinya. Banyak ibu merasa kecewa, terjadi
penolakan, kecemasan, dan kesedihan(Nirwana, 2011).
b) Trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat
mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Pada trimester ini ibu dapat merasakan
kehamilannya. Banyak ibu merasa terlepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakan pada trimester pertama(Wulandari, 2009).
c) Trimester ketiga (antara 24 sampai 40 minggu)
Pada trimester ketiga ibu akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggap membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan dan merasa khawatir akan
keselamatannya(Wulandari, 2009).
Trimester ketiga lebih sering disebut periode menunggu
atau penantian dan waspada. Sebab pada masa ini ibu
merasa tidak sabar ingin segera melihat anak yang
selama sembilan bulan lahir kedunia ini. Trimester
ketiga ini adalah masa persiapan kelahiran dan peran
sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada
kelahiran bayi(Wulandari, 2009).
5. Diagnosa Kehamilan
a) Dapat diraba kemudian dikenal bagian bagian janin
b) Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin (DJJ)
dengan beberapa cara
c) Dapat dirasakan gerakan janin dan ballotemen
d) Pada pemeriksaan sinar rontgen terlihat kerangka janin
e) Pada USG dapat dilihat ukuran kantong janin, panjang
janin dan ukuran biparietalis sehingga dapt diperlirakan
tuanya kehamilan(Sujatmiko, 2005)
b) Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis ataupun
lingkungan tempat tinggal yang kondusif sangat
berpengaruh terhadap keadaan emosi ibu hamil. Wanita
hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap
orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida.
Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan
pasangan menjadi orang tua. Dukungan Keluarga Dapat
Berbentuk :
1) Ayah – ibu kandung maupun mertua sangat
mendukung kehamilan ini.
2) Ayah – ibu kandung maupun mertua sering
berkunjung dalam periode ini.
3) Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan ibu dan
bayi.
4) Adanya ritual adat istiadat yang memberikan arti
tersendiri yang tidak boleh ditinggalkan(Allina
Hospitals & Clinics, tahun 2009).
e) Lingkungan
Dukungan Lingkungan Dapat Berupa :
1) Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi dari
ibu-ibu pengajian/ perkumpulan/ kegiatan yang
berhubungan dengan sosial/ keagamaan.
2) Membicarakan dan menasehati tentang
pengalamaan hamil dan melahirkan.
3) Adanya diantara mereka yang bersedia
mengantarkan ibu untuk periksa.
4) Menunggui ibu ketika melahirkan.
5) Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu
hamil(Allina Hospitals & Clinics, tahun 2008).
h) Personal hygiene
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan.
Perubahan anatomik pada perut, area genetalia atau lipat
paha, dan payudarah menyebabkan lipatan-lipatan kulit
menjadi lebih lembab dan mudah terinfestasi oleh
mikroorganisme.
i) Pakaian
i) Eliminasi
konstipasi dan sering BAK. Konstipasi sering terjadi
karena adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rilexs terhadap otot polos, salah
satunya usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran
janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum
air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan
kosong. Dapat merangsang gerak peristatik usus. Jika
ibu sudah mengalami dorongan, segeralah untuk buang
air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air
kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu
hamil, terutama pada trimester I dan III. Hal tersebut
adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pada
awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang
mendesak kantong kemih sehingga kapasitasnya
berkurang. Sedangkan pada trimester III terjadi
pembesran janin yang juga menyebabkan desakan pada
kantong kemih. Tindkan mengurangi asupan cairan
untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan
karena akan menyebabkan dehidrasi.
j) Seksual
k) Mobilisasi
m) Istirahat / Tidur
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah
satunya beban berat pada perut, terjadi perubahan sikap
tubuh. Tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan.
Oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi
ibu hamil.
n) Imunisasi
o) Traveling
2. Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada klien. Manajemen kebidanan menyangkut pemberian
pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari kepada kliennya,
yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan yang
diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah
yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data,
memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan
keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat,
efektif dan efisien.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui
kadar protein glukosanya, diperiksa darah untuk
mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella
DAFTAR PUSTAKA
Helen Varney, Jam M. Kriebs, Carolyn .Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC
Prof. Dr .Sarwono Prawirohardjo .Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo