Disusun Oleh :
MARIA GABRIELA SIN LAMAKADU
16618073
JUDUL
ASUHAN KEBIDANAN PADA By Ny “N” NCB SMK 1 HARI DENGAN
NAMA MAHASISWA
MENGETAHUI
PENDAHULUAN
faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan
sampai dengan 2007 terjadi penurunan AKI dari 307 per 100.000 kelahiran
hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB dari 35 per 1000
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Selain itu, kesepakatan global
dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
(www.depkes.go.id).
diantaranya BBLR (berat badan lahir rendah) 29%, asfiksia 27%, tetanus
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9% -
obstetri, komplikasi medis, faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu diantaranya
adalah dikarenakan penyakit, usia ibu, keadaan sosial ekonomi dan kondisi ibu
saat hamil. Penyebab langsung kematian bayi adalah komplikasi pada bayi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asfiksia dan infeksi. Penyebab tidak
kesehatan sendiri.
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami
masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat lahir yang rendah. Kalaupun
kesejahteraan masyarakat itu masih rendah. Untuk itu diperlukan upaya untuk
Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada Ibu, tetapi karena
ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal.
Memberikan asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan
untuk mengambil judul “asuhan kebidanan pada bayi “N” NCB SMK 1 hari
dengan bayi baru lahir rendah di ruang perinatologi RSIA Trisna Medika
1.2.1 Umum
Varney.
1.2.2 Khusus
(NCB SMK).
(NCB SMK).
SMK).
SMK).
(NCB SMK).
1.3. Metode Pengambilan Data
1.3.1 Wawancara
pasien.
1.3.2 Observasi
diagnosa.
BAB I : Pendahuluan
dan evaluasi
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram (Menurut Dep. Kes. RI, 2005).
Bayi baru lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina, tanpa
memakai alat pada usia kehamilan genap 37 - 42 minggu dengan berat
badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Ahonyin,
2010).
2.1.2. Etiologi
2.1.3 Fisiologi
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kehamilan dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin.
Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian
fisiologis. 3 fakta yang mempengaruhi perubahan dan proses vital
neonatus yaitu : maturasi, adaptasi, transisi, selain itu pengaruh kehamilan
dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan
mortalitas bayi, 4 aspek transisi pada BBL yang paling cepat berlangsung
adalah system pernafasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber
glukosa (Anonyin, 2010).
2.1.4 Patofisiologi.
13. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas
telapak tangan bayi akan mengenggam
14. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama mekonium berwarna kecoklatan (Anonym, 2008).
Prematuvitas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut
neonates kurang bulan. Sesuai masa kehamilan (NKB-SMK).
Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilannya (KMK).
2.2.5. Etiologi
Faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya persalinan
dengan berat badan lahir rendah adalah :
Faktor Ibu
Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
misalnya Taksemia Gravidarum, perdarahan antepartum,
trauma fisis dan psikologis. Penyakit lainnya ialah infeksi
akut yang dapat merupakan faktor etiologi prematuritas.
Usia kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu
dibawah 20 tahun dan pada Multigravida yang jarak antara
kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah adalah pada
usia ibu antara 26 – 35 tahun.
Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya
prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan
sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh
keadaan gizi kurang baik dan pengawasan antenatal yang
kurang teratur.
Faktor pekerja yang terlalu berat
Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion.
Hamil ganda.
Perdarahan Antepartum (plasenta previa).
Komplikasi hamil ( pre-eklamsia/eklamsia dan ketuban pecah.
dini.
Faktor janin
Cacat bawaan
Infeksi dalam rahim (Toxoplasmosis, Rubella,
Citomegalovirus, Herpes,Sifilis atau disebut dengan TORCH).
2.2.6. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberiakn efek pada
masalah gizinya.
a) Menurunnya simpanan zat gizi. Hampir semua lemak glikogen dan
mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan seng di deposit selama 8
minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm
mempunyai peningkatan potensi terhadap hipoglikemia, rikets dan
anemia.
b) Meningkatnya kkal untuk pertumbuhan BBLR memerlukan sekitar
120 kkal/kg/hari dibandingkan neonates aterm sekitar 108 kkal/kg/hari
c) Belum matangnya funsi mekanis dari saluran pencernaan koordinasi
antara reflex isap dan menelan. Dengan penutupan epiglottis untuk
mencegah aspirasi pneumonia, belum berkembang dengan baik
sampai kehamilan 32-42 minggu. Penundaan pengosongan lambung
dan buruknya motalitis usus sering terjadi pada bayi preterm.
d) Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorsi lemak dibandingkan bayi aterm. Produksi
amylase pancreas lipase yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan
lemak dan karbohidrat juga menurun. Kadar lactase juga rendah
sampai sekitar kehamilan 34 minggu,
e) Paru-paru yang belum matang dngan peningkatan kerja bernafas dan
kebutuhan kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan
mengganggu makanan secara oral.
f) Potensi untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh
dibandingkan dengan berat badan, dan sedikitnya lemak pada jaringan
bawah kulit memberikan insulusi. Kehilangan panas ini meningkatkan
keperluan kalori.
(More,2004).
2.2.7. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir
rendah antara lain :
a) Hipotermi
b) Hipoglikemia
c) Gangguan cairan dan elektrolit
d) Hiperbilirubinemia
e) Syndrome gawat nafas
f) Infeksi
g) Apnea of prematurity
h) Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
a) Gangguan perkembangan
b) Gangguan pertumbuhan
c) Gangguan penglihatan (retinopati)
d) Gangguan pendengaran
e) Penyakit paru kronis
f) Kenikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
g) Kenaikan frekuensi yang sering masuk rumah sakit
h) Kenaikan frekuensi kelainan bawaan.
(Cunningham, 2006).
2.2.8. Gambaran Klinis BBLR (premature/persalinan premature)
Kram hebat seperti pada saat menstruasi atau kemungkinan
tertukar dengan nyeri disekitar ligament.
Nyeri tumpul pada punggung bawah berbeda dari nyeri punggung
bawah yang biasa dialami oleh wanita hamil.
Nyeri atau tekanan suprapubis mungkin tertukar dengan infeksi
saluran kemih
Sensasi adanya tekanan atau berat badan pelvis
Perubahan karakter atau jumlah rabas vagina (lebih kental, lebih
encer, berair, berdarah, berwarna coklat, tidak berwarna)
Diare
Kontraksi uterus tidak dapat dipalpasi yang dirasakan lebih sering
dari setiap 10 menit selama 1 jam atau lebih dan tidak mereda
dengan tidur berbaring.
Ketuban pecah dini
IUGR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan. (Prawirohardjo, 2007)
2. Etiologi
a) Faktor Ibu
Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, penderita
penyakit DM yang berat, toksemia, hipoksia Ibu (tinggal di daerah
pegunungan, hemoglobinopati, penyakit paru kronik) gizi buruk,
drug abbuse, peminum alkohol.
b) Faktor Uterus dan Plasenta
Kelainan pembuluh darah (hemangioma, inersia tali pusat
yang tidak normal, uterus bikornis, infark plasenta, tranfusi dari
kembar yang satu ke kembar yang lain (gemelli), sebagian plasenta
lepas.
c) Faktor Janin
Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan missal TORCH.
d) Penyebab lain seperti social ekonomi yang rendah
(Mochtar, 2005)
3. Gejala dan Tanda
a) Proportinate IUGR
Janin yang menderita disters yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.
Sebelum bayi lahir sehingga berat badan, panjang dada, lingkar
kepala, dalam porsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya
masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak
menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi pada janin
terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.
b) Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa
minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai
dengan masa gestasi.bayi tampak wasted dengan tanda-tanda
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit,kulit kering kriput dan
mudah di angkat,bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
Berdasarkan Umur kehamilan:
Kurang bulan atau preterem atau premature:usia kehamilan
kurang dari 37 minggu .
Cukup bulan atau aterm atau fullterm :usia kehamilan 37-42
minggu.
Lebih bulan atau postterm atau serutinus:usia kehamilan lebih
dari 42 minggu.
(Mochtar, 2005).
2.2.10. Penatalaksanaan Bayi Bau Lahir Rendah (BBLR)
Dengan memperhatikan gambaran klinik dan berbagai
kemungkinan yang dapat terjadi pada bayi prematuritas maka
perawatan dan pengawasaan di tujukan pada pengaturan
suhu,pemberian makan bayi ,ikterus ,pernapasan, hipoglikemia dan
menghindari infeksi.
a) Pengaturan suhu badan bayi BBLR
Bayi premature dengan cepat akan kehilangan panas badan
dan menjadi hipotermi karena puasat pengaturan panas belum
berfungsi dengan baik, metabolisme rendah dan permukaan
relative luas. Oleh karena itu bayi premature harus dirawat dalma
incubator sehingga panas badannya mendekati incubator rahim,
apabila tidak ada incubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingg panas
badannya dapat dipertahankan
b) Makanan bayi premature
Alat pencernaan bayi belum sempurna, lambung kecil,
enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-
5gram perkilogram berat badan dan kalori 110 kal/kgBB sehingga
pertumbuhan dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3
jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan
lambung. Reflek masih lemah sehingga pemberian minum
sebaiknya sedikit demi sedikit dengan frekuensi yang lebih
sering. ASI merupakan makanan yang paling utama sehingga
ASIlah yang paling dahulu diberikan, bila faktor menghisapnya
kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan dengan sendok
perlahan-lahan atau dengan memasang sonde. Permulaan cairan
yang diberikan 50-60cc/kgBB/hari terus dinaikkan sampai
mencapai sekitar 200cc/kgBB/hari.
c) Ikterus
Semua bayi premature menjadi ikterus karena system enzim
hatinya belum mature dan bilirubin tak berkonjugasi tidak
dikonjugasikan secara efisien sampai 3-5hari berlalu. Ikterus
dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisisas dan infeksi
karena hiperbilirubinemia dapat menyebabkan kern ikterus maka
warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa, bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.
d) Pernafasan
Bayi premature munkin menderita penyakit membrane
hialin, pada penyakit ini tanda-tanda gawat pernafasan selalu ada
dalam 4jam bayi harus dirawat telentang atau tengkurap dalm
incubator, dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi
pernafasan.
e) Hipoglikemia
Mungkin paling timbul pada bayi premature yang sakit bayi
beberat badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala
timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur.
f) Mencegah infeksi
Bayi premature mudah sekali mengalami infeksi karena
daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leokosit masih
kurang dan pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena
itu, tindakan preventive sudah dilakukan sejak antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan dengan premature.(BBLR).
(Prawirohardjo, 2008).
Umur : 1 hari
b. Orang Tua
Nama Ibu : Ny “N” Nama Ayah : Tn “S”
Pendidikan :- Pendidikan : -
PB : 45 cm
LLA :-
LK :-
LD :-
Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : bersih, warna rambut hitam,tidak ada caput succedenum
tidak terdapat cephal hematoma, UUB/UUK sudah
menutup, UUB tidak cekung.
I. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
Dx :NCB SMK 1 hari dengan bayi baru lahir rendah.
Ds : -
Do : Ku : lemah
warna kulit : kemerahan
gerak : kurang aktif
Suhu :36 0C
Pernapasan : 42X/menit
Moro Reflek : ada,lemah
Tonik Neck Reflek : ada,lemah
graps Reflek : ada,lemah
Rooting Reflek : ada,lemah
Sucking Reflek : ada,lemah
Swallowing Reflek : ada,lemah
Riwayat Persalinan : Air ketuban keruh
Intervensi:
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/: mencegah terjadinya infeksi
2. Jaga bayi agar tetap hangat/tempatkan bayi dalam inkubator
R/ mencegah kehilangan panas dari konduksi serta mencegah hipotermi
3. Observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam
R/ deteksi dini adanya komplikasi
4. Ganti segera pakaian/ popok yang basah akibat air kencing/feses
R/ mengurangi kehilangan panas secara induksi.
5. Beri therapy sesuai anjuran dokter
Injeksi genta 2 x 7,5 mg dan Goforan 2 x 150 mg secara IM
R/ mencegah terjadinya perdarahan dan mencegah infeksi
6. Beri cairan sesuai dengan kebutuhan
R/ Mencegah terjadinya bayi dehidrasi atau bayi kuning
7. Jaga hygiene tubuh bayi dan lingkungan sekitar
R/ menghindari transmisi memberi rasa aman pada bayi
V. IMPLEMENTASI
Tanggal Pengkajian : 12-12-2017
Pukul : 19.00 WIB
Dx : NCB SMK 1 hari dengan bayi baru lahir rendah.
VI. EVALUASI
Tanggal : 12 Desember 2017 Jam : 20.00 WIB
Dx :NCB SMK 1 hari dengan bayi baru lahir rendah.
Bayi BBLR adalah berat badan bayi kurang dari 2100 gram yaitu karena
umur hamil kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir rendah dari semestinya
sekalipun umur cukup atau karena kombinasi keduanya. (Manuaba, 1998 ;326)
Pada Asuhan Kebidanan yang saya buat, penulis akan membahas masalah
yang terjadi pada by.Ny ”N” usia 1 hari. Penulis melaksanakan asuhan kebidanan
kepada by.Ny “N” pada tanggal 12-12-2017 di ruang Perinatologi RSIA Trisna
Medika Tulungagung dikaitkan dengan teori yang dibahas dalam tinjauan pustaka.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan sesuai 7 langkah varney yaitu pada
pengkajian didapatkan bayi Ny “N” umur 1 hari dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR). Bayi lahir dengan SC, ketuban keruh. Pada Asuhan Kebidanan
yang saya buat, antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak terjadi
kesenjangan.
Pada kasus ini, by.”N” di diagnosa sebagai bayi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) sesuai dengan teori Wiknjosastro tahun 2006 yang menyebutkan bahwa
BBLR kondisi dimana berat bayi saat dilahirkan tidak mencapai 2,5 kg (2500
gram) tanpa memandang usia kehamilan karena berat badan lahir by.”N” sebesar
2100 gram. Kasus by.“N” ini disebabkan karena kehamilan ganda yang umumnya
menyebabkan adanya pertumbuhan janin yang kurang sehingga mengalami BBLR
sesuai dengan teori yang ada. Faktor lain yang dapat memicu terjadinya BBLR di
antaranya faktor ibu (penyakit, usia < 20 tahun atau diatas 35 tahun, keadaan
sosial ekonomi),faktor pekerjaan yang terlalu berat, faktor kehamilan, dan faktor
janin.
Dari ciri-ciri yang biasa ditemukan pada bayi BBLR pada teori yang telah
dikemukakan terdapat beberapa ciri-ciri yang sama yaitu kulit tipis dan
mengkilap, tulang rawan telinga sangat lunak atau belum terbentuk, pada bayi
laki-laki skrotum berwarna kecokelatan dan belum banyak lipatan, pernafasan
tidak teratur, aktivitas dan tangisannya lemah, daya hisap dan menelan masih
lemah, panjang badan < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm.
Untuk penanganan kasus by.”N” dengan BBLR ini sudah terhitung tepat,
yaitu dengan memperhatikan hal-hal seperti mempertahankan suhu dengan,
memberikan kehangatan pada by.”N” dengan menutup Inkubator bayi, mencegah
infeksi dengan nosokomial salah satunya juga dengan cara minimal handling,
pengawasan nutrisi / PASI sesuai instruksi dokter dan penimbangan rutin
dilakukan setiap harinya.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua yaitu bayi normal (sehat)
yang memerlukan perawatan biasa dan bayi gawat (high risk baby)
yaitu yang memerlukan penanggulangan khusus.
5.2. Saran
Depkes. 2007. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. revisi 2007. Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde, SpOG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.