Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KOMPREHENSIF

KEGIATAN PKK II PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DENGAN EMESIS


GRAVIDARUM

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN DOTIK SUKISMI KAB. KEDIRI

TANGGAL : 5 OKTOBER s/d 11 DESEMBER 2020

DISUSUN OLEH :

SAVIRA RAHMA ANGGELITA (P27824118074)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA

TAHUN 2020

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Kebidanan yang berjudul “Asuhan Kebidanan “ ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
HAMIL TRIMESTER I DENGAN EMESIS GRAVIDARUM ” dengan baik dan lancar.
Sehubungan dengan itu penulisan Asuhan Kebidanan ini tidak terlepas dari bantuan pihak dan
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Astuti Setiyani,SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kementerian


Kesehatan Surabaya
2. Dwi Wahyu Wulan Sulistyowati,M.Keb. selaku Ketua Prodi Jurusan Kebidanan
Politeknik Kementerian Kesehatan Surabaya dan pembimbing pendidikan
3. Kharisma Kusumaningtyas, M.Keb selaku pembimbing pendidikan
4. Dotik Sukismi, Amd.Keb selaku pembimbing lahan

Penulis menyadari bahwa penulisan asuhan kebidanan ini masih terdapat kekurangan,
karena keterbatasan yang ada pada penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan penulis demi perbaikan yang akan datang. Semoga laporan
asuhan kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi semua pihak yang
membaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Kediri, 15 Oktober 2020   

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Cover............................................................................................................................. i
Lembar Pengesahan..................................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................................ iii
Daftar Isi..................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................... 1
1.1.1 Tujuan Umum.................................................................................................. 1
1.1.2 Tujuan Khusus................................................................................................. 2
1.3 Manfaat.................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Emesis Gravidarum........................................................................ 3
2.1.1 Pengertian........................................................................................................... 3
2.1.2 Etilogi.................................................................................................................. 3
2.1.3 Faktor Risiko....................................................................................................... 4
2.1.4 Pathway............................................................................................................... 4
2.1.5 Komplikasi...........................................................................................................5

BAB III TINJAUAN KASUS TEORI


3.1 Pengkajian Data..................................................................................................... 6
3.1.1 Pengumpulan data............................................................................................ 6
3.2 Interpretasi data...................................................................................................... 8
3.3 Diagnosa Masalah.................................................................................................. 9
3.4 Tindakan Segera..................................................................................................... 9
3.5 Intervensi.................................................................................................................9
3.6 Implementasi.......................................................................................................... 9
3.7 Evalusi.................................................................................................................. 10

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................11
4.2 Saran.................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa yang sangat sensitive dalam kehidupan wanita,


yaitu rentan terhadap timbulnya gangguan secara fisik dan mental. Perawatan kesehatan
ibu selama kehamilan telah dilakukan selama kurang lebih 100 tahun yang lalu.
Perawatan ibu selama kehamilan merupakan bagian penting dari sisem kesehatan yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan dan persalinan sehingga
keshatan ibu dan bayi tetap terjaga. ( Gonjei,et al, 2015 ).
Hingga tahun 2018/2019 AKI di Indonesia masih tetap tinggi di 305 per 1000
kelahiran hidup. Inilah mengapa pentingnya ANC dilakukan dalam kehamilan mengingat
masalah yang akan terjadi saat kehamilan, contohnya emesis gravidarum. Walaupun
masalah ini merupakan masalah fisiologis namun jika tidak dilakukan asuhan yang benar
bisa saja menyebabkan komplikasi yang berakibat fatal sehingga menyumbang angka
kematian.
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering terdapat pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan 40 – 60% multi
gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat.Perasaan
mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum. Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon
ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan
inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada kehamilan
fisiologis dengan emesis gravidarum melalui pendekatan pola pikir manajemen asuhan
kebidanan secara komprehensif dan mendokumentasikannya dalam bentuk soap.

1
1.2.2 Tujuan Khusus
- Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada kehamilan dengan
emesis gravidarum
- Mampu menegakkan diagnosa, masalah, serta menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan
- Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin akan terjadi
- Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
- Mampu merencanakan asuhan sesuai dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan klien
- Mampu melaksanakan asuhan yang telah direncanakan baik secara mandiri,
kolaborasi, rujuakan
- Mampu menevaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan
- Mampu mendokumentasikan asuhan yang dilakukan dalam bentuk soap

1.3  Manfaat Penulisan
Diharapkan mampu untuk mengerti dan memahami tentang emesis gravidarum
sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami
emesis gravidarum.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Pengertian

Menurut Wibisono dan Dewi ( 2015 ), emesis gravidarum, nama lainnya


nausea gravidarum ( NVP ) atau lebih dikenal dengan istilah morning sickness adalah
gejala mual - biasanya disertai muntah - yang umumnya terjadi pada awal kehamilan,
biasanya pada trisemester pertama. Kondisi ini umumnya dialami oleh lebih dari
separuh wanita hamil yang disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen.
Dalam beberapa kasus, gejala yang sama pula dialami oleh para wanita yang
menggunakan kontrasepsi hormonal, atau menjalani bentuk-bentuk terapi hormonal
tertentu. Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi yang akan menurun
setiap harinya sering dengan bertambahnya usia kehamilan.

2.1.2 Etiologi

1. Kadar estrogen
Saat hamil, kadar estrogen di dalam tubuh seorang wanita akan meningkat secara
signifikan. Kenaikan kadar estrogen ini akan menimbulkan rasa mual saat hamil pada
trimester pertama.
2. Kadar progesteron

Kadar hormone progesterone dalam tubuh juga meningkat. Tingginya kadar


progesteron membantu mengencangkan otot-otot rahim untuk mencegah kelahiran
prematur. Dan hal ini juga diduga mampu memicu rasa mual.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia atau gula darah rendah juga diduga bisa memicu rasa mual saat
hamil. Hipoglikemia terjadi pada ibu hamil karena plasenta menguras energi dari tubuh
ibu.

4. Human chorionic gonadotropin (hCG)

Hormon ini diproduksi pertama kali saat embrio mulai berkembang di rahim
setelah pembuahan. Beberapa ahli menduga bahwa hormon ini juga bisa memicu
morning sickness pada ibu hamil.

5. Indra penciuman yang sensitif

Selama kehamilan, biasanya wanita cenderung memiliki indra penciuman yang


lebih sensitif. Hal ini diduga kuat merangsang mual secara berlebihan.
3
6. Kekurangan nutrisi

Dilansir dari laman Pregnancy birth and baby, kekurangan vitamin B6 di dalam
tubuh diduga bisa memicu rasa mual. Vitamin B6 memiliki berbagai peran penting
dalam tubuh, mulai dari mengobati anemia, mencegah risiko penyakit jantung,
menurunkan kolesterol tinggi hingga mengurangi morning sickness.

7. Masalah pada lambung

Saat produksi progesteron meningkat, kondisi ini bisa memberikan dampak yang
kurang baik pada esofagus bagian bawah. Bagian ini berhubungan dengan katup ke
lambung yang juga akan terkena imbasnya. Ketika kedua bagian ini mengalami sedikit
masalah, hal ini bisa memicu rasa mual.

2.1.3 Tanda Gejala

 Rasa mual bahkan muntah


 Mual dan muntah terjadi 3-4 kali sehari, tidak hanya pagi hari.
 Nafsu makan berkurang
 Mudah lelah
 Emosi yang cenderung tidak stabil

2.1.3 Faktor Risiko

Beberapa hal yang membuat lebih berisiko terkena morning sickness, yaitu:

 Mual dan muntah di kehamilan sebelumnya


 Riwayat morning sickness dalam keluarga
 Riwayat mabuk kendaraan
 Riwayat mual saat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen
 Obesitas, dimana Anda memiliki indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih
 Stres
 Kehamilan ganda, seperti kembar dua atau tiga
 Kehamilan pertama

2.14 Pathway

4
2.1.5 Komplikasi

Dalam kondisi yang ringan, mual saat hamil biasanya tidak akan menyebabkan
komplikasi apa pun pada bayi. Namun, dalam kasus yang cukup parah seperti pada
hiperemesis gravidarum, dapat mengalami berbagai komplikasi seperti:

 Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh


 Dehidrasi
 Depresi dan kecemasan ekstrem
 Malnutrisi pada janin akibat berat badan ibu yang terus menurun
 Kadar kalium di dalam darah rendah (hipokalemia)
 Luka pada organ vital, termasuk hati, jantung, ginjal, dan otak ( Surinah, 2014 )

2.2 Asuhan Kebidanan

2.2.1 Pengkajian Data


Tanggal : Tanggal dilakukannya pengkajian
Jam : Jam dilakukannya pengkajian

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
 Nama : Nama pasien untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadi
kekeliruan
 Umur : Untuk mengetahui kemungkinan berisiko atau tidak di kehamilan ini
 Agama : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh dengan kebiasaan pasien dan
memudahkan pendekatan dalam melakukan asuhan
 Suku Bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
 Pendidikan : Tingkat penyampaian komunikasi yang diberikan tergantung pada
tingkat pengetahuan dan sebagai dasar dalam memberikan asuhan
 Pekerjaan : Mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat yang diberi
sesuai
 Alamat : Mengetahui tempat tinggal pasien apakah tinggal di lingkungan bersih
atau tidak
2.   Keluhan Utama
      Keluhan utama merupakan alasan utama klien datang dan apa saja yang dirasakan
klien. Keluhan pada pasien dengan emesis gravidarum yaitu mual, muntah, lemas,
pusing, dan tidak nafsu makan. (Alam, Dewi.K. 2012)
3.    Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan kemungkinan diketahui status perkawinan, umur waktu kawin,
berapa lama kawin baru hamil.
4.   Riwayat Menstruasi
      Pada riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan atau diketahui yaitu menarche (untuk
mengetahui usia pertama haid. Usia menarche dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi,
bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum), siklus (untuk mengetahui klien
5
mempunyai siklus normal atau tidak), lamanya (jika lama haid ≥15 hari berarti abnormal
dan kemungkinan adanya gangguan yang mempengaruhinya), banyaknya (untuk
mengetahui apakah ada gejala kelainan banyaknya darah haid), nyeri haid (untuk
mengetahui apakah klien menderita nyeri setiap haid)
5.     Riwayat Obstetrik yang lalu
tangg usia jenis tempat komplikasi bayi nifas
n peno
al kehamil persalin persalin pb/bb/ keada
o ibu bayi long lochea laktasi
lahir an an an jk an

Pada riwayat obstetri yang lalu perlu dikaji pada kasus emesis gravidarum yaitu riwayat
Kehamilan ganda, riwayat operasi abdomen(alam, 2012)
6.   Riwayat kehamilan sekarang
Kemungkinan klien merasa mual, muntah,pusing, lemas dan tidak nafsu makan.
7.  Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu : kemungkinan klien pernah menderita masalah pada lambung
dan memiliki kasus yang yang sama yaitu morning sickness( emesis gravidarum ). Pada kasus
emesis gravidarum, salah satu faktor penyebab terjadinya emesis gravidarum yaitu riwayat
maagh, tukak lambung (cunningham, 2013)
8.  Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita penyakit turunan, penyakit menular,
riwayat kehamilan kembar atau riwayat kehamilan postterm.
Pada klien dengan plasenta previa, salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
emesis gravidarum yaitu penyakit turunan dari ibu maupun diabetes.
9.  Riwayat kontrasepsi
Untuk mengetahui apakah klien sudah pernah atau belum menggunakan alat kontrasepsi. Bagi
klien dengan emesis gravidarum, salah satu faktor penyebab terjadinya emesis gravidarum
yaitu penggunaan kontrasepsi hormonal.
10. Riwayat seksualitas
Jumlah frekuensi berhubungan dalam seminggu.
11. Riwayat sosial, ekonomi dan budaya
Kemungkinan hubungan klien dengan suami, keluarga dan masyarakat baik, kemungkinan
ekonomi yang kurang mencukupi, adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kehamilan
dan persalinan.
12. Riwayat spiritual
Kemungkinan klien melakukan ibadah agama dan kepercayaan dengan baik
13. Riwayat psikologi
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga dengan baik terhadap kehamilan dan
persalinan. Kemungkinan klien dan suami mengharapkan dan senang dengan kehamilan ini
atau kemungkinan klien cemas dan gelisah dengan kehamilannya.
Pada klien dengan emesis gravidarum, secara psikologis klien mengalami kekhawatiran serta
kecemasan tentang kelangsungan bayi di dalam kandungannya jika sering mual dan muntah,
Penyebab lain yang dialami oleh klien adalah stress. ( norma, 2013 )
6
14. Kebutuhan dasar
Kemungkinan pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi :
 pemenuhan nutrisi, meliputi riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman,
jumlah, waktu makan, dan reaksi setelah makan )
 pola eliminasi, meliputi jumlah dan frekuensi eliminasi dalam sehari
 aktifitas sehari-hari, meliputi aktivitas apa saja yang dapat dilakukan selama satu hari
 istirahat, meliputi frekuensi istirahat

2)     DATA OBJEKTIF
Dapat dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus :
a.  Pemeriksaan umum
Pada klien dengan emesis gravidarum, dapat dijumpai tekanan darah, nadi dan pernapasan
dalam batas normal, tekanan darah turun, nadi dan pernapasan meningkat, dengan
kesadaran compos mentis, dan keadaan umum lemah. (Fatah, dkk. 2013)

b.  Pemeriksaan khusus
1.   Secara inspeksi secara inspeksi yaitu pemeriksaan pandang yang dimulai dari kepala
sampai kaki. Yang dinilai pada inspeksi yaitu kemungkinan bentuk tubuh yang
normal, kebersihan kulit rambut, muka, konjungtiva, sklera, hidung, telinga, mulut,
leher, payudara, abdomen, genitalia dan ekstremitas.
Pada klien dengan emesis gravidarum, yang perlu dikaji pada pemeriksaan
inspeksi yaitu:
a) Wajah : terlihat lesu (sofian, 2012)
b) Mulut : membrane mukosa kering
c) Turgor kulit menurun
2.    Secara palpasi
Pada klien dengan emesis gravidarum, yang perlu dikaji pada pemeriksaan
palpasi yaitu :
a) Palpasi abdomen untuk melihat apakah ada pembesaran organ dan nyeri tekan
b) Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Secara auskultasi
Secara auskultasi, kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekuensinya
teratur atau tidak.
c.  Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan emesis gravidarumyaitu :
1. Labolatorium    : pemeriksaan keton dalam urine (norma, dkk. 2013)

2.2.2    Langkah II : intepretasi data


a.Diagnosa kehamilan
Ibu G...P...A...H... usia kehamilan di ... minggu, janin hidup/mati, tunggal/multi,
intrauterine, presentasi janin, KU ibu dan janin dengan emesis gravidarum
Dasar :
7
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke....
2. Ibu mengatakan HPHT ....
3. DJJ....
5. Pada pemeriksaan palpasi ibu tidak merasa nyeri
6. Tanda- tanda vital
TD  : .... mmHg                  P : ... x/menit
N    : ... x/menit                  S : ... x/menit
DJJ : ... x/menit

b. Masalah kemungkinan masalah yang timbul pada klien dengan emesis gravidarum adalah
kecemasan
c.  Kebutuhan yang diperlukan pada klien dengan emesis gravidarum yaitu pemenuhan
nutrisi, pemenuhan istirahat, dukungan psikologis dan rasa nyaman

2.2.3   Langkah III : diagnosa atau dan masalah potensial kemungkinan diagnosa potensial yang
akan timbul yaitu :
a. Pada ibu
Hypermesis gravidarum tingkat I. (sofian, 2012)
b. Pada janin
IUGR, Abortus. (norma, dkk. 2013)

2.2.4  Langkah IV: tindakan segera


a. Tidak diperlukan kolaborasi dengan SpOG

2.2.5  Langkah V : intervensi


Perencanaan tindakan penanganan pada pasien dengan emesis gravidarum :
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b. Anjurkan ibu makan yang tidak merangsang mual dan berminyak, beraroma kuat atau
terlalu pedas dan asin atau yang mengandung alkohol
c. Anjurkan makan sedikit tapi sering dan menyiapkan camilan yang mengandung
karbohidrat dan tidak mudah rusak
d. Anjurkan minum banyak air
e. Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung
f. Berikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa cemas
g. Berikan terapi vitamin B1 dan B6, anti muntah ( Mediamer B6, Dramamin) antasida
dan anti mulas
h. Anjurkan untuk memperbanyak waktu istirahat dan tidak tergesa gesa bangun dari
tempat tidur
i. Anjurkan pemeriksaan hamil lebih sering, segera datang bila kondisi bertambah parah

8
2.2.6 Langkah VI : Implementasi
a. Mengkaji ulang keluhan ibu
b. Menganjurkan ibu makan yang tidak merangsang mual dan berminyak, beraroma kuat
atau terlalu pedas dan asin atau yang mengandung alcohol
c. Menganjurkan makan sedikit tapi sering dan menyiapkan camilan yang mengandung
karbohidrat dan tidak mudah rusak
d. Menganjurkan minum banyak air
e. Menghindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung
f. Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa cemas
g. Memberikan terapi vitamin B1 dan B6, anti muntah ( Mediamer B6, Dramamin)
antasida dan anti mulas
h. Menganjurkan untuk memperbanyak waktu istirahat dan tidak tergesa gesa bangun dari
tempat tidur
i. Menganjurkan pemeriksaan hamil lebih sering, segera datang bila kondisi bertambah
parah

2.2.7  Langkah VII : Evaluasi


evaluasi adalah hal terakhir yang dilakukan dari proses asuhan kebidanan dengan emesis
gravidarum. Kemungkinan hasil evaluasi yang ditemukan :
a.      Tercapainya seluruh perencanaan tindakan
b.      Tercapainya sebagian dari perencanaan tindakan

9
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 04 November 2020
Pukul : 18.30 WIB
Oleh : Savira Rahma Anggelita

3.1 Data Subyektif


3.1.1 Biodata
Nama Pasien : Ny “ I ” / Tn “ D ”
Umur : 30 tahun / 31 tahun
Agama : Islam/ Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Jawa
Pendidikan : SMA / SMP
Pekerjaan : IRT / Swasta
Alamat : Jl. Kenitu 02/05 Tertek
HPHT : 27 – 09 - 2020
HPL : 04 – 07 - 2021
UK : 5-6 minggu
3.1.2 Keluhan
Utama : Ibu mengeluh mual muntah dan pusing
3.1.3 Riwayat Menstruasi
- Haid pertama umur 12 tahun
- Siklus Menstruasi 28 hari sekali dengan lama haid 7 hari dan menghabiskan
1-4 pembalut/hari. Sifat darah encer dengan warna merah segar. Dismenorhea.
3.1.4 Riwayat Obstetri
I. Bidan Spontan / Laki-laki / 3400 gr / H / 8 th / Asi Eksklusif / KB Pil
3.1.5 Riwayat Penyakit Sekarang dan dulu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular ( HIV, hepatiis, sifilis ), menurun
( Asma, DM, hipertensi ) dan menahun ( jantung, stroke ) baik sekarang ataupun
dulu.

3.1.6 Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular ( HIV, hepatiis, sifilis ),
menurun ( Asma, DM, hipertensi ) dan menahun ( jantung, stroke )

10
3.1.7 Status Perkawinan

- Pernikahan pertama dengan lama perkawinan 9 tahun saat umur ibu 21 tahun
dan bapak 22 tahun.

3.1.8 Pola Kebiasaan sehari-hari

a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan menghabiskan roti satu bungkus dan susu 2 kotak
b. Pola Eleminasi
Ibu mengatakan untuk BAB 1 x/hari sedangkan untuk BAK 2-4x/hari
c. Pola aktifitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga pada umumnya
seperti memasak dan mencuci baju
d. Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang selama 1 jam dan tidur 7 jam saat malam.
e. Pola Kebersihan diri
Ibu mengatakan mandi 2x/hari. Gosok gigi 2x/hari, keramas
2x/minggu, dang anti baju 2-3x/hari.
f. Pola seksualitas
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1-2 x/minggu

3.2 Data Obyektif

3.2.1 Keadaan Umum


Kesadaran/KU : Composmentis / Baik
Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 114/78 mmHg
Suhu : 36,5° C
Nadi : 80x/ menit
Respirasi : 20
BB/TB : 41 kg/ 145 cm
Lila : 22,5 cm
3.2.2 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan wajah : Tidak odem, tidak pucat
2. Leher : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik
3. Mulut : Bibir tidak pucat, mukosa lembab, gigi tidak carries,
gusi tidak berdarah

11
4. Telinga : Bersih, pengeluaran serumen normal
5. Leher : Tidak ada pembesaran kalenjar thyroid, limfe, vena
jugularis
6. Mamae : Simetris, tidak ada benjolan, areola menghitam dan
melebar
7. Abdomen : Belum teraba ballotement
8. Ekstrimitas : Tidak ada oedem baik ekstremitas atas ataupun
ekstremitas bawah, tidak ada varises, tidak sianosis pada ujung jari
3.3 Analisa Data
3.3.1 Diagnosa Aktual
Ny “ I ” G2P1A0 UK 5-6 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine dengan
emesis gravidarum
3.3.2 Masalah
Ibu merasa cemas dengan keadaan janin
3.3.3 Diagnosa Potensial
- Pada Ibu : Hyperemesis Tingkat I
- Pada Janin : IUGR, Abortus
3.3.4 Identifikasi kebutuhan tindakan segera
Tidak diperlukan kolaborasi dengan SpOg
3.4 Penatalaksanaan
3.4.1 Intervensi
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
b. Anjurkan ibu makan yang tidak merangsang mual dan berminyak, beraroma kuat atau
terlalu pedas dan asin atau yang mengandung alkohol
c. Anjurkan makan sedikit tapi sering dan menyiapkan camilan yang mengandung
karbohidrat
d. Anjurkan minum banyak air
e. Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung
f. Berikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa cemas
g. Berikan terapi vitamin B1 dan B6, anti muntah ( vosea ) antasida dan anti mulas
h. Anjurkan untuk memperbanyak waktu istirahat dan tidak tergesa gesa bangun dari
tempat tidur
i. Anjurkan pemeriksaan hamil lebih sering, segera datang bila kondisi bertambah parah

12
3.4.2 Implementasi
a. Mengkaji ulang keluhan ibu
b. Menganjurkan ibu makan yang tidak merangsang mual dan berminyak, beraroma kuat
atau terlalu pedas dan asin atau yang mengandung alcohol
c. Menganjurkan makan sedikit tapi sering dan menyiapkan camilan yang mengandung
karbohidrat dan tidak mudah rusak
d. Menganjurkan minum banyak air
e. Menghindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung
f. Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan faktor psikis rasa cemas
g. Memberikan terapi vitamin B1 dan B6, anti muntah ( vosea ) antasida dan anti mulas
h. Menganjurkan untuk memperbanyak waktu istirahat dan tidak tergesa gesa bangun dari
tempat tidur
i. Menganjurkan pemeriksaan hamil lebih sering, segera datang bila kondisi bertambah
parah

3.5 Evaluasi
a. Ibu merasa lega dengan hasil pemeriksaan
b. Ibu mengerti tentang makanan apa yang harus di hindari dan tidak
c. Ibu mau mau makan sedikit tapi sering
d. Ibu mau minum banyak air
e. Ibu mengerti dan mau menghindari makanan asam
f. Ibu mengerti tentang konseling yang diberikan
g. Ibu mau minum terapi obat obat yang diberikan
h. Ibu mau memperbanyak waktu dengan istirahat
i. Ibu bersedia melakukan pemeriksaan hamil lebih sering jika kondisinya makin
parah

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Emesis gravidarum, nama lainnya nausea gravidarum ( NVP ) atau lebih dikenal
dengan istilah morning sickness adalah gejala mual - biasanya disertai muntah - yang
umumnya terjadi pada awal kehamilan, biasanya pada trisemester pertama. Kondisi ini
umumnya dialami oleh lebih dari separuh wanita hamil yang disebabkan karena
meningkatnya kadar hormon estrogen. Dalam beberapa kasus, gejala yang sama pula
dialami oleh para wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, atau menjalani bentuk-
bentuk terapi hormonal tertentu. Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi
yang akan menurun setiap harinya sering dengan bertambahnya usia kehamilan. Beberapa
faktor penyebab dari emesis gravidarum ( Morning Sickness ) adalah hormone estrogen
yang meningkat, hormone progesterone yang juga meningkat, dan Hormon Chorionic
Gonadotropin yang memicu morning sickness. Tanda Gejalanya meliputi rasa mual bahkan
muntah, mual dan muntah terjadi 3-4 kali sehari, tidak hanya pagi hari, nafsu makan
berkurang, mudah lelah, dan emosi yang cenderung tidak stabil. Faktor risiko dari
keturunan atau mual muntah pada kehamilan sebeelumnya merupakan pengaruh besar
yang menyebabkan mesis gravidarum. Dalam kondisi yang ringan, mual saat hamil
biasanya tidak akan menyebabkan komplikasi apa pun pada bayi. Namun, dalam kasus
yang cukup parah dapat terjadi hiperemesis gravidarum.

4.2 Saran

Penulis diharapkan dapat mengerti dan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas
dalam pembekalan, pengetahuan, dan keterampilan terutama khususnya penerapan
manajemen asuhan kebidanan dalam rangka pemecahan masalah yang dialami oleh klien,
sehingga nantinya dapat menciptakan kepuasan terhadap klien yang membutuhkan pelayanan
seorang bidan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba.2008. Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta.: EGC


Niebyl, Jennifer R. (2015) “ Nausea and Vomiting in Pregnancy ”. New England Journal
of medicine. 363 (16) : 1544-1550
Dewi, Vivian N.L, & Sunarsih, Tri. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Jakarta :
Salemba Medika.
Sarwono, Prawirohardjo, 2004, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina pustaka
http://www.dinkes-jatim.com
http://midwife.wordpress.com/2017/03/22/emesis-gravidarum/

15

Anda mungkin juga menyukai