DISUSUN OLEH:
KELAS :DIV-IIC
JURUSAN KEBIDANAN
TA. 2020/2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
2.3 Nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimester II dan III................ 8
Kehamilan ............................................................................................ 9
2.6 Kejadian anemia pada ibu hamil ditinjau dari paritas usia................... 11
Punggung............................................................................................... 13
Pada primigravida................................................................................... 15
Masa kehamilan.................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah evidence based
dalam kebidanan . Makalah ini disusun dengan harapan dapat dijadikan sebagai
bahan ajar untuk Mata Kuliah evidence based dalam Kebidanan bagi mahasiswa
yang mengikuti pendidikan DIV Kebidanan.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari keterbatasan kami selaku penulis, oleh karena itu demi pengembangan
kreatifitas dan penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan saran dan
masukan dari pembaca maupun para ahli, baik dari segi isi, istilah serta
pemaparannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak
yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan
makalah ini.Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca.Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin lahir. Lama kehamilan
normal dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) yaitu 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester
pertama mulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua mulai dari bulan
keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga mulai dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
(Saifuddin, 2009). Kementrian Kesehatan Indonesia memperkirakan 20%
kehamilan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat
mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani
bila: 1) ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan
melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf
untuk memantau perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala
III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pascasalin; 3) tenaga kesehatan mampu
melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga
kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan
stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan efektif;
6)pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna (Kemenkes RI, 2014).Faktor risiko
ibu hamil dikelompokkan dalam 3 kelompok. Faktor risiko kelompok I antara lain
anak terkecil <2 tahun, grande multi, primi muda, primi tua perkawinan ≥4 tahun,
primi tua ≥35 tahun, anak terkecil <2tahun, primi tua sekunder, grande multi, umur
≥35 tahun, tinggi badan ≤145 cm, Riwayat Obstetri Jelek (ROJ) (pernah
keguguran, pernah persalinan prematur, lahir mati), riwayat persalinan dengan
tindakan (ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, operasi sesar), persalinan lalu dengan
tindakan, riwayat sesar. Kelompok II antara lain kehamilan dengan anemia,
malaria, pre-eklampsi ringan, tuberkulosa paru, payah jantung, diabetes melitus,
HIV/AIDS, toksoplasmosis, hamil kembar. Kelompok III antara lain pre-eklampsi
berat/eklampsi dan perdarahan antepartum (Rochjati, 2011).
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan
persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir. Kualitas
pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan
janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas (Kemenkes, 2010).
Kunjungan ANC yang tinggi diharapkan dapat membantu menurunkan komplikasi
maternal dan neonatal serta kematian ibu dan anak melalui pendeteksian dini
kehamilan berisiko tinggi (Kemenkes RI, 2014).
Penelitian yang dilakukan Cesa (2013) mengenai Faktor Risiko Ibu Hamil di Kota
Yogyakarta menyebutkan 24 ibu (9.6%) memiliki faktor risiko yang meliputi
grandemulti (riwayat hamil lebih dari sama dengan 3
empat), grandemultigravida tua (riwayat hamil lebih dari sama dengan empat
dengan usia lebih dari 35 tahun), primigravida tua (riwayat kehamilan pertama
dengan usia lebih dari 35 tahun) dan riwayat abortus berulang (pernah mengalami
abortus lebih dari satu kali). Grande multigravida sendiri memiliki risiko
komplikasi baik pada kehamilan dan persalinan, diantaranya pada saat hamil ibu
memiliki risiko abortus, plasenta letak rendah hingga plasenta previa, dan juga
perdarahan pada saat persalinan karena elastisitas otot-otot uterus yang berkurang
(Saifuddin, 2009).
RESUME ARTIKEL
Judul penelitian : Gizi dalam kehamilan
Peneliti : Intan Gumilang Pratiwi dan Baiq Yuni fitri hamidiyanti
Tujuan peneliti : penelitian ini dibuat bertujuan untuk menyajikan kualitas gizi,
nutrisi yang kaya akan makronutrint maupun mikronutrient dan rekomendasi gizi
seimbang di sesuaikan dengan kebutuhan nutrisi selama hamil sesuai dengan
indeks tubuh ibu sebelum hamil dan dilaporkan oleh mahasiswa kebidanan
Poltekkes Kemenkes Mataram.
Latar belakang :
Artikel ini menyajikan temuan gizi dalam kehamilan yang dilakukan dan
dilaporkan oleh mahasiswi jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram.Data
sudah diperiksa dan dihubungkan dengan program mata kuliah.jenis informasi
gizi dalam kehamilan dan proses pemberian gizi yang baik dalam
kehamilan.menjelaskan bahwa wanita hamil harus mengkonsumsi diet yang
sehat sesuai dengan diet pada umumnya, meningkatkan asupan energi makanan
dan nutrisi yang seimbang.
Strategi pengajaran perlu memperhatikan pengetahuan gizi dalam kehamilan
dan menggabungkan pengalaman pengetahuan. Ulasan ini mengangkat
pertanyaan penting tentang bagaimana informasi gizi dalam kehamilan dan agar
dapat belajar dengan jurusan kesehatan lainnya supaya menciptakan
keselamatan dan kesehatan pasien atau ibu hamil.
Metodologi :
Bentuk pembelajaran dan pengetahuan yang diberikan oleh mahasiswi jurusan
kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram diperiksa dan di pelajari untuk
mengetahui status gizi dalam kehamilan.laporan ini tidak merupakan
dokumentasi nyaris karna tidak memberikan efek samping atau merugikan
pasien.
Hasil :
Dalam artikelnya berjudul gizi dalam kehamilan wanita hamil, diet seimbang
sesuai dengan rekomendasi diet untuk populasi umum pada ibu hamil sangat
penting agar gizi dalam kehamilan bisa seimbang dan konsumsi makanan yang
mengandung protein, mengonsumsi makanan yang mengandung biji bijian,beras
merah, makanan yang mengandung gandum,susu,sayuran dan mengirangi
makanan berminyak dan lemak berlebihan.meraka harus meningkatkan asupan
energi makanan pada akhir kehamilan dengan tidak lebih dari 10% di atas resep
asupan yang direkomendasikan pada wanita tidak hamil.untuk wanita Dangan
BMI normal(<25 kg/M2), peningkatan asupan energi dibutuhkan hanya setelah
kehamilan untuk meningkatkan kebutuhan metabolisme yang dibutuhkan oleh
ibu dan energi janin yang sedang tumbuh.rekomendasi internasional
menyarankan bahwa selama kehamilan wanita harus meningkatkan asupan
energi mereka sebanyak 85 kkal per hari pada trimester pertama, 285 kkal per
hari pada trimester kedua,475 kkal per hari pada trimester ketiga.namun.pada
trimester ketiga tingkat aktivitas cenderung berkurang sehingga asupan makanan
biasanya tidak perlu meningkat sekitar 10% pada akhir kehamilan.mikronutrient
yang dibutuhkan secara khusus adalah asam folat,vitamin D,zat besi, yodium,
kalsium dan DHA.
RESUME ARTIKEL
Judul penelitian : ibu Nyeri punggung bawah pada hamil trimester II dan III
Latar belakang :
Nyeri punggung bawah merupakan keluhan nyeri kompleks yang paling sering
terjadi di dunia maupun indonesia. ibu Nyeri punggung bawah pada hamil
trimester II dan III merupakan keluhan umum yang terjadi pada ibu
hamil.diperkirakan sekitar 70% ibu hamil mengeluhkan beberapa bentuk nyeri
punggung pada suatu saat dalam kehamilan, persalinan hingga postpartum.
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan nyeri punggung bawah pada ibu
hamil trimester II dan III. Desain studi deskriptif potong lintang, pengambilan
sampel secara konsekutif dilakukan pada bulan juni 2018, dengan menggunakan
kuesioner. Subjek penelitian adalah ibu hamil trimester II dan III.Sebanyak 30
responden masuk dalam penelitian, responden yang mengalami nyeri ringan
sebanyak 20%, 50% mengalami nyeri sedang dan sebanyak 30% mengalami nyeri
berat disertai dengan gejala penyerta. Meski merupakan suatu masalah, 82%
remaja hanya membiarkan saja saat nyeri timbul atau hanya minum air hangat
dan menekan bagian yang sakit (18%). Para ibu hamil trimester II dan III mencari
pertolongan kepada suami dan keluarga (87,2%) mengenai masalah yang timbul
dan hanya, 12,8% dari ibu hamil trimester II dan III yang mencari
pertolongan ke tenaga kesehatan/ bidan. Sebagian besar responden pernah
mengalami nyeri otot punggung bawah. Umumnya informasi tentang punggung
bawah paling banyak didapatkan dari wanita hamil lainnya dan orangtua.Saat
mengalami punggung bawah sebagian besar ibu hamil meminta pertolongan
kepada suami dan keluarga.Edukasi kesehatan tentang masalah nyeri punggung
bawah penting untuk ibu hamil trimester II dan III, suami dan keluarganya, dan
perlunya evaluasi rutin masalah nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimester
II dan III oleh para klinisi.
Metodologi :
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non probability sampling jenis
consecutive sampling, yaitu semua subjek yang datang ke Puskesmas Ngesrep
secara berurutan dan memenuhi kriteria dimasukkan dalam penelitian sampai
jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Ngesrep menggunakan desain studi deskriptif dengan metode potong lintang,
pada bulan juni 2018.Subjek penelitian adalah Ibu hamil trimester II dan III yang
melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Ngesrep.
Kuesioner penelitian menggunakan kuesioner Visual Analog Scale (VAS) dan
kuesioner yang terdiri dari 3 pertanyaan seputar nyeri punggung yang dialami
ibu. Berdasarkan berat ringannya gejala nyeri, nyeri punggung bawah
dikelompokkan menjadi derajat ringan bila nyeri ringan yang tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari ibu (skala 1-3), derajat sedang bila nyeri sedang yang bisa
mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi masih bisa beraktivitas normal (skala 4-
7), sedangkan derajat berat bila nyeri hebat dan ibu tidak dapat melakukan
kegiatannya dan hanya bisa tirah baring (skala 8-10). 9Skala Visual Analog Scale
(VAS) yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 1.
Sebelum pengisian kuesioner, responden diberikan penjelasan dan dimintakan
persetujuan responden untuk mengikuti penelitian.Data dianalisis dengan
program komputerisasi.Adanya nyeri hebat menyebabkan reaksi reflekstorik
pada otot-otot lumbo dorsal terutama otot erector spine pada L4 dan L5 sehingga
terjadi peningkatan tonus yang terlokalisir (spasme) sebagai “guarding”
(penjagaan) terhadap adanya gerakan. Jika spasme otot berlangsung lama maka
otot akan cenderung menjadi tightness. Keadaan tightness pada otot-otot erector
spine akan memperberat nyeri karena terjadi ischemic dan menyebabkan
alignment spine menjadi abnormal sehingga menimbulkan beban stres/kompresi
yang besar pada diskus intervertebralis yang cidera.
Hasil :
Nyeri biasanya memuncak pada usia gestasi 36 minggu dan akan menurun
kemudian. Biasanya secara substansial membaik 3 bulan pasca persalinan.12
Nyeri punggung yang terus-menerus dapat terjadi pada wanita dengan nyeri
pinggang belakang dan panggul belakang, nyeri punggung pada awal kehamilan,
kelemahan otot ekstensor belakang, individu yang lebih tua, dan orang-orang
yang memiliki ketidakpuasan kerja11. Sepanjang kehamilan, wanita mengalami
perubahan fisiologis yang disebabkan oleh kebutuhan anatomis dan fungsional.6
Perubahan higienis mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan biasanya
menimbulkan rasa sakit, termasuk sakit punggung bawah3.
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan didapatkan bahwa dari sejumlah 30
orang responden sebagian besar (73,33%) mengalami nyeri sedang, sedangkan
yang mengalami nyeri ringan dan berat 10% dan 16,67%.Nyeri punggung bawah
adalah penyebab paling sering kecacatan jangka panjang di seluruh dunia13
dengan prevalensi sebanyak 6 dari 10 orang ibu hamil di dunia Hal ini
mengindikasikan adanya kecenderungan bagi otot untuk memendek jika otot
abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot
disekitar panggul dan punggung bawah, dan tegangan tambahan dapat dirasakan
di atas ligamen tersebut. Akibatnya nyeri punggung yang biasanya berasal dari
sakroiliaka atau lumbar, dan dapat menjadi gangguan punggung jangka panjang
jika keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak dipulihkan setelah melahirkan
dan postpartum.
Diperkirakan bahwa sekitar 50% wanita hamil mengeluhkan beberapa jenis nyeri
punggung di beberapa titik kehamilan atau selama periode postpartum15.
Pada studi hanya sedikit para ibu hamil mencari pertolongan medis saat nyeri
punggung bawah timbul.Sebagian besar ibu hamil trimester II dan III yang
mengalami nyeri punggung bawah, hanya 23 (13,33%) yang melakukan konsultasi
pada bidan dan tenaga kesehatan mengenai masalah yang dialaminya.
Didapatkan sebagian besar ibu hamil mengetahui mengenai fisiologis nyeri
punggung bawah berdasarkan informasi dari keluarga dan suami sedangkan
informasi dari dokter hanya sebesar 3,5%. Dalam studi lainnya ditemukan bahwa
pada wanita hamil di trimester II dan III nyeri punggung bawah lebih banyak
terjadi dengan prevalensi sebanyak (43,24%)18. Penelitian sebelumnya juga
menemukan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah lebih tinggi pada wanita.
RESUME ARTIKEL
Judul penelitian : Faktor maternal yang mempengaruhi kejadian
preeklamsia pada kehamilan
Peneliti : Dian pratiwi
Tujuan peneliti : penelitian ini dibuat bertujuan untuk menyajikan faktor
maternal yang mempengaruhi kejadian preeklamsia pada kehamilan dan
dilaporkan oleh mahasiswi program study pendidikan dokter,fakultas kedokteran
universitas lampung.
Latar belakang :
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator kesehatan dan kematian ibu hamil
dimana tingginya AKI dapat menunjukkan rendahnya keadaan ekonomi dan
pelayanan kesehatan dalam antenaatal dan obstetrik. AKI dapat disebabkan
karena penyebab yang terjadi secara langsung atau tidak langsung, penyebab
secara langsung biasanya disebabkan karena kelahiran atau persalinan,
sedangkan penyebab tidak langsung karena adanya penyakit yang dialami saat
kehamilan atau adanya riwayat penyakit. Salah satu penyebab tidak langsung
adalah penyakit preeklampsia yang timbul pada saat kehamilan dan ada faktor –
faktor maternal yang mempengaruhi terjadinya komplikasi tersebut. Isi dalam
penelitian ini menggunakan metode literatur rivew dari 18 jurnal internasional
dan jurnal indonesia melalui media PubMed, NCBI,dan google scolar. Beberapa
jurnal menyebutkan faktor maternal yang mempengaruhi terjadinya komplikasi
preeklampsia yaitu usia, IMT, primigravida, dan nutrisi berupa vitamin. Pada
beberapa jurnal yang didapat bahwa usia yang mempengaruhi adalah usia < 20
dan > 35 tahun, dan beberapa jurnal juga menyebutkan bahwa Indek Masa tubuh
(IMT) ≥ 25 kg/m2, faktor primigravida dapat berpengaruh karena stresor pre
melahirkan akan meingkatkan tekanan darah dan apabila terjadi kekurangan
vitamin B12 dan asam folat dapat dikaitkan dengan tingkat hemositasis dalam
tubuh menjadi tinggi sehingga dapat menimbulkan preeklampsia. Simpulan dapat
diketahui terdapat beberapa faktor maternal yang paling mempengaruhi
preeklamsia yaitu usia dan IMT.
Metodologi :
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literature review.
Penelusuran sumber pustaka dalam artikel ini melalui web WHO, Kementrian
Kesehatan, NCBI, database PubMed dan Google Scholar. Sumber pustaka yang
digunakan dalam penyusunan melibatkan 18 pustaka yang terdiri dari jurnal
internasional dan jurnal indonesia. Pemilihan artikel sumber pustaka dilakukan
dengan melakukan peninjauan pada judul, abstrak dan hasil yang membahas
tentang faktor maternal yang mempengaruhi kejadian preeklampsia pada
kehamilan. Tahun penerbitan sumber pustaka yang digunakan dalam penulisan
artikel adalah dari tahun 2015 sampai tahun 2020.
Hasil penelitian :
Menurut penelitian Ogawan (2017) di Jepang dengan meneliti sebanyak 365,417
ibu hamil yang digolongkan melalui usia untuk meneliti komplikasi pada
kehamilan menurut usia. Pada penelitian ini ditemukan komplikasi kehamilan
preeklamsia yang ditunjukkan bahwa ibu hamil dengan usia 45 tahun yang
mengalami preeklampsia sebanyak 53 dari 924 orng sehingga usia lebih dari 45
tahun jauh lebih beresiko dibandingkan dengan wanita yang berusia 30-34 tahun
karena yang mengalami preeklampsia sebanyak 5034 dari 204,181.
Pada penelitian 173 ibu hamil di China terdapat 74 kasus preeklampsia dan 99
kontrol, dalam menentukan adanya preeklampsia ditemukan faktor maternal
berupa Indek Masa Tubuh (IMT) ≥ 25 kg/m2 dan paritas atau usia kehamilan
dapat menjadi fakto resiko yaitu pada usia 16 – 20 bulan. Pada kehamilan apabila
terjadi peningkatan BPA (Bisphenol A) serum ibu dan dapat berkembang menjadi
preeklamsia (Ye et all, 2017).
Ada pula faktor resiko dari kadar folat dan vitamin B12 yang rendah dapat
dikaitkan dengan tingkat homosistein yang lebih tinggi dalam aliran darah,
sehingga kadar tersebut dapat meningkatkan risiko preeklampsia (Serranon et all,
2018).
Pada penelitian Persson (2016) di Swedia sebanyak 43,223 ibu hamil dengan
komplikasi preeklampsia menyatakan bahwa tarif preeklampsia lebih tinggi pada
usia muda yakni usia ≤ 24 tahun yaitu sebanyak 7602, wanita nulipara sebanyak
28,966 orang dan ibu dengan obesitas dimana maningkatnya IMT ibu ≥ 25 kg/m2
sebanyak 11,340 orang .
Pada penelitian yang di lakukan di sub-Sahara afrika memiliki faktor resiko yang
ditemukan terdapat usia, IMT, anemia, edukasi kehamilan, kipertensi yang kronis,
diabetus millitus dan nutrisi. Pada usia 24,30,34 dan >45 tahun dapat terjadi
komplikasi kehamilan preeklampsia, untuk IMT pada ibu yang overweight yaitu
25-39,9 kg/m2 dan > 30 kg/m2, terjadi anemia apabila hemoglobin <11 g/dl,
rendahnya edukasi kehamilan dikarenakan kurang mulakukan kunjungan ke
pelayanan kesehatan, dan nutrisi yang dibutuhkan tidak sesuai (Meazawa et all,
2020).
Penelitian di Jos Nigeria terdapat ibu hamil yang memiliki masalah dalam riwayat
kesehatan pada keluarganya dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilannya,
misalnya riwayat hipertensi, penyakit jantung,koroner, dan diabetus millitus.
Penelitian yang dilakukan dari 307 orang terdapat 27 orang menggalami
preeklampsia karena terjadi peningkatan berat badan dengan IMT >25 kg/m2
(Musa, 2018).
Penelitian dengan 170 ibu hamil di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
ditemukan faktor – faktor yang signifikan bermakna dengan kejadian
preeklampsia yaitu usia ≥ 35 tahun, obesitas dan riwayat hipertensi (Gustri,
2016).
Penelitian pada 36 ibu hamil di Poli KIA RSU Anutapura Palu dengan kriteria
inklusi didapatkan faktor maternal berupa usia yang dapat menjadi komplikasi
preeklampsia, sedangkan faktor maternal seperti paritas, riwayat hipertensi, dan
kunjungan ANC (Sitomorang, 2016). Faktor resiko maternal yang berhubungan
dengan preeklampsia yang meneliti 34 kasus dan 34 kontrol didapatkan OR (Odds
Ratio) sebesar 4,886 bahwa ibu hamil yang beresiko pada usia < 20 tahun dan >
35 tahun untuk terkena preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil dengan
usia antara 20 – 35 tahun. Pada penelitian di kota Palu ditemukan bahwa faktor
maternal terjadinya preeklampsia adalah primigravida pada sampel 104 orang ibu
hamil ditemukan ibu hamil primigravigada sejumlah 21 orang yang mengalami
preeklmpsia dibandingkan dengan faktor maternal lain seperti obesitas sebanyak
20 orang yang terjadi preeklampsia dan riwayat hipertensi terdapat sebanyak 14
orang yang mengalami hipetensi. Sehingga faktor maternal primigravida di kota
Palu terdapat kaitannya dengan kejadian preeklampsia ( Nur dan Ariffuddin,
2017). Preeklampsia adalah penyakit komplikasi pada ibu hamil biasanya terjadi
waktu kehamilan 20 minggu atau ≤ 34 minggu dengan tekanan darah sistol < 160
mmHg dan tekanan diastol < 100 mmHg. Trias gejala yang muncul saat terjadinya
preeklampsia yaitu hipertensi, proteinuri dan edema. Preeklampsia dapat
mengakibatkan masalah komplikasi yang menimbulkan kematian, sehingga para
ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ruti ke pelayanan ANC untuk
mendeteksi dini apabila terdapat komplikasi dan mendapatkan perawatan.
Faltor – faktor materna yang beerhubungan dengan terjadinya preklampsia
adalah usia, IMT, privaginam, dan nutrisi berupa vitamin B12. Faktor yang paling
sering terjadi pada usia < 20 dan > 35 tahun beberapa jurnal menggungkapkan
bahwa usia cenderung menjadi faktor preeklampsia, selanjutya ibu hamil dengan
obesitas yang memiliki IMT ≥ 25 kg/m2 dapat berhubungan dengan kejadian
preeklamsi, paritas dan riwayat penyakit jarang terjadi preklamsia tetapi dapat
menjadi faktor resiko.
RESUME ARTIKEL
Judul penelitian : Penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi
Nama peneliti : Indri astuti purwanti,nuke devi indrawati,aerief tajally
adhiatma
Tujuan penelitian : penelitian ini dibuan untuk menyajikan penyuluhan
tentang kehammilan resiko tinggi,apa saja yaangharus di perhatikan dan di jaga
pada kehamilan resiko tinggi dan dilaporkan oleh universitas muhammadyah
semarang.
Latar belakang :
Kota semarang merupakan pusat pemerintah provinsi jawa tengah.akan
tetapi,kota ini mengalami peningkatan angka kematian ibu dan anak.hasil analisis
dinas kesehatan provinsi jawa tengah menunjukkan bahwa penyabab kematian
ibu adalah keterlambatan pasien mencapai fasilitas kesehatan dan penyebab
utama kematian ibu diwilayah ini adalah ketidakpedulian terhadap pemeriksaan
kehamilan.
Metodologi :
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
pemberdayaan mitra untuk menyusun media promosi kesehatan tentang kelas
hamil,pendampingan mitra untuk memasang media cetak serta menyebarluaskan
di tempat – tempat strategis,pendampingan mitra untuk tetap melakukan
sosialisasi dan promosi kesehatan dengan lisan seperti yang biasanya dilakukan.
Hasil penelitian :
Pelatihan dan penyusunan media promosi kesehatan bagi kader kesehatan
tersebut terbagi dua tahap.tahap pertama adalah pemberian materi.peserta
pelatihan sangat antusias selama mengikuti pembeian materi.pemberian materi
ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan yang
menjadi mitra pengabdi masyarakat.pengetahuan tersebut akan menjadi dasar
obyektif dalam melakukan praktik penyuluhan.tahap kedua adalah praktik
penyusunan media promosi kesehatan dan praktik pemberi penyuluhan.untuk
merintis standar penapisan resiko kehamilan,pelaksana pengabdi masyarakat
menyusun standar prosedur operasional untuk penapisan resiko kehamilan.
RESUME ARTIKEL
Judul penelitian : kejadian anemia pada ibu hamil ditinjau dari paritas
dan usia
Nama peneliti : Willy astriana
Tujuan peneliti : penelitian ini dibuat untuk menyajikan kejadian
anemia pada ibu hamil ditinjau dari paritas dan usia,penyebab anemia pada ibu
hamil dan dilaporkan oleh mahasiswi program study kebidanan prodi D III
kebidanan stikes al-ma’arif baturaja.
Latar belakang :
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama
bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Menurut WHO secara global
prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %. Salah
satu penyebab anemia pada kehamilan yaitu paritas dan umur ibu. Penelitian
ininmenggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Agung Kabupaten OKU pada periode Agustus – Oktober 2017 didapatan
sampel berjumlah 277 orang. Analisa data menggunakan uji statistik Chi-Square,
dengan derajat kepercayaan 95%. Pada analisa univariat, Dari 277 responden
yang mengalami kejadian anemia pada ibu hamil sebanyak 118 responden (42,
6%) dan 159 responden (57, 4%) yang tidak mengalami kejadian anemia pada ibu
hamil, paritas beresiko sebanyak 226 responden (81, 6%) dan paritas tidak
beresiko sebanyak 51 responden (18, 4%), umur beresiko sebanyak 199
responden (71, 8%) dan umur tidak beresiko sebanyak 78 responden (28, 2%).
Analisa statistik menunjukkan adanya korelasi antara kejadian anemia pada ibu
hamil dengan paritas (p value 0,023) dan usia (p value 0, 028). Petugas kesehatan
diharapkan dapat melakukan promosi kesehatan dengan memberikan informasi
tentang pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi yang tepat,makan makanan
yang mengandung sumber zat besi, dan pentingnya vitamin C untuk
meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.
Metodologi :
Hasil penelitian :
Pada penelitian ini variabel umur dikategorikan menjadi beresiko dan tidak
beresiko. Dari hasil penelitian didapatkan dari 118 responden yang mengalami
kejadian anemia pada ibu hamil dengan paritas beresiko yaitu 104 responden
(46,0%) lebih besar dibandingkan responden dengan paritas tidak bersiko yaitu
14 responden (27,5%). Hasil uji statistik Chi-Square di dapatkan p value 0,023 ini
menunjukkan menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Maka hipotesa yang menyatakan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil
di UPTD Puskesmas tanjung Agung Tahun 2017 terbukti. Hasil penelitian ini hasil
sesuai dengan penelitian Salmariantity (2012) menunjukkan hubungan paritas
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai uji statistik terbukti
signifikan p value = 0,029 < 0,05 dengan nilai Prevalance Ratio (PR)=1,64 dan 95%
CI antara 1,03 -2,8. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden
dengan paritas beresiko lebih banyak mengalami anemia pada ibu hamil
dibandingkan responden dengan paritas tidak beresiko. Menurut peneliti hal ini
dikarenakan Paritas merupakan salah satu faktor penting dalam kejadian anemia
zat besi pada ibu hamil. Pengaruh anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal
jika tidak segera di atasi di antaranya dapat menyebabkan keguguran, partus
prematus, inersia uteri, partus lama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan
(30,8%). Hasil uji statistik Chi-Square di dapatkan p value 0,018 ini menunjukkan
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian
anemia pada ibu hamil. Maka hipotesa yang menyatakan menunjukkan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu
hamil di UPTD Puskesmas tanjung Agung Tahun 2017 terbukti. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Salmariantity (2012) menunjukkan hubungan umur
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai uji statistik terbukti
signifikan p value = 0,012 < 0,005 dengan nilai Prevalance Ratio (PR)=1,8 dan 95%
CI antara 1,07 - 3,28 yang artinya ibu hamil pada umur beresiko (< 20 Tahun)
berpeluang mendapatkan anemia 1,8 kali dibandingkan dengan ibu hamil pada
umur
Latar belakang :
Metodologi :
Selanjutnya data diolah melalui tahapan editing, coding, processing dan cleaning
dengan menggunakan software pengolah data. Analisis data menggunakan
analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan analisis chi square
dengan kemaknaan 0,05. Kategori pengetahuan dan perilaku menggunakan cut
off point mean karena data berdistribusi normal (Hastono, 2006). Peneliti
memperhatikan etika penelitian. Etika penelitian tersebut antara lain anonymity
& confidentiality, protection from discomfort & harm, informed consent, dan self
determination.
Hasil penelitian :
Karakteristik Responden
Sebagian besar responden berada pada tahap dewasa awal dengan rentang usia
21–40 tahun (90,6%). Mayoritas responden tidak bekerja (85,4%) dengan
pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA (60,4%). Responden terbanyak
primigravida (68,8%) dengan rerata usia kehamilan 33,36 minggu, usia kehamilan
termuda adalah 27 minggu dan usia kehamilan tertua 41 minggu.
Latar belakang :
Metode Penelitian :
Jenis penelitian ini adalah berupa studi kasus yang dilakukan pada dua ibu hamil
di BPM Sri Hardi, Amd.Keb selama 2 minggu. Teknik pengambilan data dengan
menggunakan lima langkah varney. Perbandingan pengumpulan data
menggunakan alat ukur berupa observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi.
Hasil :
Asuhan menunjukkan bahwa pada kasus 1 dan kasus 2 pada kunjungan ke-3
sudah tidak nyeri yang dirasakan di punggung. Selama kunjungan ke-3 baik pada
kasus 1 maupun kasus 2 diberikan intervensi, yaitu, kompres air panas, senam
hamil, KIE tentang personal hygiene, pentingnya minum tablet Fe. Pembahasan:
Penanganan nyeri pada ibu hamil trimester II dapat dilakukan secara mandiri oleh
ibu dengan cara mengompres punggung yang sakit, senam hamil dan
menghindari penyebab nyeri punggung. Bidan juga harus ikut serta memberikan
informasi tentang apa yang dialami ibu hamilagar apa yang dialami ibu hamil bisa
cepat berkurang atau sembuh.
RESUME ARTIKEL
Latar belakang :
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang
tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan
pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode
menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses
reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik
kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini
bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba
dapat berisiko tinggi (Maternity dan Putri, 2017).
Metodologi :
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional dengan pendekatan
case control Pengambilan Desain penelitian yang digunakan adalah analitik
korelasional dengan pendekatan case control Pengambilan sampel menggunakan
teknik consecutive sampling dengan responden penelitian berjumlah 12 ibu hamil
trimester III. Waktu pelaksanaan Maret-April 2019 di Kecamatan Semen
Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia. Variabel dalam penelitian adalah
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan pencapaian K4, hal
ini dapat diketahui dengan melihat hasil kuisioner. Populasi sasaran penelitian
adalah ibu hamil trimester III di Kecamatan Semen. Populasi sumber (populasi
terjangkau) penelitian adalah ibu hamil trimester III di Kecamatan Semen. Sampel
sebanyak 12 ibu hamil trimester III dengan teknik sampling jenuh yaitu dengan
mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket dan sumber data sekunder yaitu buku KIA. Data dianalisis
menggunakan Analisis Bivariat dengan fisher exact menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian :
29
tercapai danTidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda
bahaya kehamilan dengan pencapaian K4.
30
RESUME JURNAL
Tujuan Penelitian :
Latar Belakang :
31
Metodologi :
Hasil :
Penelitian ini menunjukkan bahwa persentase umur ibu mudan dan tua
<20 dan > 35 tahun sebagian besar mengalami kecemasan sedang sampai
kecemasan berat dan yang berusua 20-35 tahun sebagian besar mengalami
kecemasan ringan sampai dengan sedang, kecemasan berat pada ibu yang
berusia terlalu muda dan terlalu tua akan sangat memengaruhi lahan presepsi
seseorang .
Sehingga kecemasan sedang juga akan muncul pada rentang usia ini
manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkatkan,
kecepatan denyut jantung dan pernapasa semakin meningkat, ketegangan otot
meningkat , dan bahkan bicara cepat dengan volume yang tinggi.
32
RESUME JURNAL
Tujuan Peneliti :
Latar Belakang :
Metodologi :
Hasil :
33
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran
tersebut yaitu, responden terbanyak dengan dengan karakteristik umur ibu
hamil yaitu umur 26-35, responden terbanyak dengan usia kehamilan ibu hamil
yaitu ibu usia 7-9 bulan, dan responden terbanyak dengan paritas kehamilan
multigravida.
Responden yang memiliki stes dengan kejadian insomnia ringan lebih banyak
dari responden yang memiliki stres dengan kejadian insomnia berat dan tidak
mengali insomnia.
34
RESUME JULNAL
Tujuan :
Latar Belakang :
Deteksi awal pada kehamilan dapat dijadikan sebagai salah satu upata
untuk mendeteksi sekaligus menangani kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil.
Resiko tinggi pada kehamilan merupakan suatu kehamilan dimana jiwa dan
kesehatan ibu atau bayi dapat terancam, kehamilan beresiko merupakan suatu
kehamilan yang merupakan suatu kehamilan yang beresiko besar dari
biasanya, yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit atau kematian
sebelum maupun sesudah persalinan.
Metodologi :
35
beseriko berdasarkan umur, paritas, riwayat abortus, jarak kehamilan, dan
tinggi badan yang di lakukan di puskesmas kasihan yogyakarta dan yidak ada
mengandung efek samping dan kerugian pada pasien
Hasil :
36
RESUME JURNAL
Peneliti : Katmini
Tujuan penelitian :
Latar Belakang :
37
edemen, demam tinggi, penurunan gerak janin, muntah persiten dan ruptur
membran
Metodologi :
Hasil :
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat hasil bahwa ibu hamil
di desa semen kabupaten kendiri seluruhnya memiliki pengetahuan yang baik
tentang bahaya kehamilan yaitu sebanyak 12 responden, maka dari situ dapta
di simpulkan bahwa pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan
yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuanya. Akan
tetapi perlu di tekankan, bukan berarti seorang yang berpendidikan rendah
mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingatkan bahwa peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperolehdari prndidikan formal saja, akan tetapi
dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir smp, selain itu karena ibu sebagian besar
tidak bekerja atau menjadi ibuh rumah tangga maka ibu banyak waktu untuk
mencai informasi mengenai tanda bahaya kehamilan dari berbagai sumber
baik dari media massa seperti koran, majalah, maupun media elektronik
seperti radia dan televisi.
38
RESUME JURNAL
Tujuan Peneliti:
Latar Belakang :
Metodologi :
39
Desain yang digunakan untuk meneliti adalah kajian literatul untuk
mencari hasil melalui data base nasional dan internasional bahta tidak ada efek
samping dan kerugian yang di lakukan olek mahasisiwa poltekkes semarang.
Hasil :
- Menurunkan kesemasan
Kecemasan yang terjadi pada trimester 3 merupakan efek dari peribahan fisik ,
persalinan yang semakin dekat dan kekhawatiran tentang keadaan bayi yang
akan dilahirkan.
40
nyaman. Tujuan utama terapi pemijatan ibu hamil adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin. Manfaat pijatan ibu pada trimester III antara lain
untuk menirunkan intensitas nyeri punggung, meningkatkan kualitas tidur dan
mengurangi kecemasan stres serta dapat membuat ibu merasa bahagia.
41
RESUME JURNAL
Tujuan Peneliti :
Latar belakang :
Mual atau nausea atau muntah atau yang biasa disebut emesis
gravidarum merupakan gejala yang umum dan sering terjadi pada kehamilan
trimester awa, mual biasanya muncul pada pagi hari, namun bisa juga timbul
pada setiap saat dan malam hari.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi
pada multigravida. Mual muntah yang terjadi pada kehamilan disebabkan
karena peningkatan kadar hormon okstrogen dan progesteron yang diproduksi
oleh human Choniarik Gonadottropine dari serum plasenta. Derajat keluhan
mual muntah yang dirasakan setiap ibu hamil tidak sama, pada umumnya
42
wanita hamil mampu menyesuaikan dengan keadaan mual muntah yang
dialami meskipun berbulan-bulan.
Metodologi :
Hasi :
43
RESUME JURNAL
Tujuan Peneliti :
Latar belakang :
Metodologi :
44
Desain penyuluhan yang di lakukan di kabupaten indramayu
menggunakan metode vidio , menjelaskan isi brosur kepada remaja puru dan
putra sehingga penyuluhan tersebut tidak merugikan bahkan mempunyai
manfaat bagi siswa-siswi tersebut.
Hasil :
45
TABEL ARTIKEL KEHAMILAN
47
dengan indeks massa tubuh ibu
sebelum hamil.
48
2.Tabel nyeri punggung bawah pada ibu hamil terimester II dan III
49
ketidakpuasan kerja11. Sepanjang
kehamilan, wanita mengalami
perubahan fisiologis yang disebabkan
oleh kebutuhan anatomis dan
fungsional.6 Perubahan higienis
mempengaruhi sistem
muskuloskeletal dan biasanya
menimbulkan rasa sakit, termasuk
sakit punggung bawah3.
Kesimpulan /saran Studi ini menunjukkan bahwa nyeri
punggung bawah pada ibu hamil
trimester II dan III terjadi dengan
prevalensi terbanyak pada skala nyeri
sedang. Peningkatan usia kehamilan
dan temuan ini empa-ukuran asal
biomekanik nyeri pinggang pada
wanita hamil.Nyeri punggung bawah
sering ditemukan pada kehamilan.Hal
ini dapat menjadi indikasi pentingnya
edukasi kesehatan tentang nyeri
punggung bawah untuk ibu hamil
selama trimester II dan III dan suami
serta keluarganya, dan evaluasi rutin
masalah nyeri punggung bawah oleh
para klinisi.Berdasarkan hasil yang
diberikan oleh studi ini mengenai
nyeri punggung bawah selama
kehamilan, penelitian selanjutnya
disarankan untuk pemberian
intervensi dalam penanganan nyeri
punggung bawah pada ibu hamil
trimester II dan II
50
3.Tabel faktor maternal yang mempengaruhi kejadian preeklamsia pada
kehamilan
51
hipertensi, dan kunjungan ANC
(Sitomorang, 2016). Faktor resiko
maternal yang berhubungan dengan
preeklampsia yang meneliti 34 kasus
dan 34 kontrol didapatkan OR (Odds
Ratio) sebesar 4,886 bahwa ibu hamil
yang beresiko pada usia < 20 tahun
dan > 35 tahun untuk terkena
preeklampsia dibandingkan dengan
ibu hamil dengan usia antara 20 – 35
tahun. Pada penelitian di kota Palu
ditemukan bahwa faktor maternal
terjadinya preeklampsia adalah
primigravida pada sampel 104 orang
ibu hamil ditemukan ibu hamil
primigravigada sejumlah 21 orang
yang mengalami preeklmpsia
dibandingkan dengan faktor maternal
lain seperti obesitas sebanyak 20
orang yang terjadi preeklampsia dan
riwayat hipertensi terdapat sebanyak
14 orang yang mengalami hipetensi.
Sehingga faktor maternal Faltor –
faktor materna yang beerhubungan
dengan terjadinya preklampsia adalah
usia, IMT, privaginam, dan nutrisi
berupa vitamin B12. Faktor yang
paling sering terjadi pada usia < 20
dan > 35 tahun beberapa jurnal
menggungkapkan bahwa usia
cenderung menjadi faktor
preeklampsia, selanjutya ibu hamil
dengan obesitas yang memiliki IMT ≥
25 kg/m2 dapat berhubungan dengan
kejadian preeklamsi, paritas dan
riwayat penyakit jarang terjadi
preklamsia tetapi dapat menjadi
faktor resiko.
52
komplikasi pada ibu hamil biasanya
terjadi waktu kehamilan 20 minggu
atau ≤ 34 minggu dengan tekanan
darah sistol < 160 mmHg dan tekanan
diastol < 100 mmHg. Trias gejala yang
muncul saat terjadinya preeklampsia
yaitu hipertensi, proteinuri dan edema.
Preeklampsia dapat mengakibatkan
masalah komplikasi yang
menimbulkan kematian, sehingga para
ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan ruti ke pelayanan ANC
untuk mendeteksi dini apabila terdapat
komplikasi dan mendapatkan
perawatan.
Faltor – faktor materna yang
beerhubungan dengan terjadinya
preklampsia adalah usia, IMT,
privaginam, dan nutrisi berupa
vitamin B12. Faktor yang paling sering
terjadi pada usia < 20 dan > 35 tahun
beberapa jurnal menggungkapkan
bahwa usia cenderung menjadi faktor
preeklampsia, selanjutya ibu hamil
dengan obesitas yang memiliki IMT ≥
25 kg/m2 dapat berhubungan dengan
kejadian preeklamsi, paritas dan
riwayat penyakit jarang terjadi
preklamsia tetapi dapat menjadi
faktor resiko.
53
4.Tabel penyuluhan tentang kehamilan resiko tinggi
54
melakukan praktik penyuluhan.tahap
kedua adalah praktik penyusunan
media promosi kesehatan dan praktik
pemberi penyuluhan.untuk merintis
standar penapisan resiko
kehamilan,pelaksana pengabdi
masyarakat menyusun standar
prosedur operasional untuk penapisan
resiko kehamilan.
Kesimpilan/saran Sebaiknya melakukan regenerasi
kader pada usia 40 tahun untuk
menunjang kegiatan penyuluhan
dan penapisan ibu hamil resiko
tinggi.
55
5.Tabel kejadian anemia pada ibu hamil ditinjau dari paritas dan usia
57
sectional dengan teknik sampling
consecutive sampling. Sampel
berjumlah 96 ibu hamil trimester III
yang melakukan pemeriksaan
kehamilan di Puskesmas Bestari Jl.
Rotan Baru no. 1, Medan Petisah.
hasil Sebagian besar responden berada
pada tahap dewasa awal dengan
rentang usia 21–40 tahun (90,6%).
Mayoritas responden tidak bekerja
(85,4%) dengan pendidikan terakhir
terbanyak adalah SMA (60,4%).
Responden terbanyak primigravida
(68,8%) dengan rerata usia kehamilan
33,36 minggu, usia kehamilan
termuda adalah 27 minggu dan usia
kehamilan tertua 41 minggu.
Kesimpulan/saran Sebagian besar responden memiliki
pengetahuan tinggi mengenai tanda
bahaya kehamilan dan memiliki
perilaku yang kurang tepat dalam
merawat kehamilan. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan secara statistik antara
pengetahuan tanda bahaya kehamilan
dengan perilaku perawatan kehamilan
pada ibu hamil trimester III. Meskipun
demikian ibu hamil yang
berpengetahuan tinggi berpeluang
2,048 kali untuk memiliki perilaku
yang tepat dalam perawatan
kehamillan.
58
7.Tabel asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester II fisiologis dengan nyeri
punggung
59
peneliti
dapat mengambil kesimpulan dan
saransaran
yang bertitik tolak pada pembahasan.
60
8.Tabel Determinan kesehatan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan
dengan pencapaian kontak minimal 4 kali selama kehamilan (4k)
62
TABEL ARTIKEL 9
63
Kesimpulan Saran untuk tenaga kesehtan meningkatkan peran
serta tenaga medis dan para medis dalam
memberikan promosi kesehatan kepada ibu hamil
pada saat antenatal care tentang proses
kehamilan dan persalinan
Mengajukan pada ibu hamil khususnya
primigravida untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur, sehingga ibu hamil
tersebut lebih mengetahui informasi mengenai
kehamilan dan kesehatanya.
64
TABEL ARTIKEL 10
66
TABEL ARTIKEL 11
67
usia muda.
68
TABEL ARTIKEL 12
70
TABEL ARTIKEL 13
71
kehamilan dan menurun sampai dengan 3 bulan
usai melahirkan.
- Menurunkan kesemasan
Kecemasan yang terjadi pada trimester 3
merupakan efek dari peribahan fisik , persalinan
yang semakin dekat dan kekhawatiran tentang
keadaan bayi yang akan dilahirkan.
72
TABEL ARTIKEL 14
74
TABEL ARTIKEL 15
75
khususnya di indonesia pada umumnya.
76