Anda di halaman 1dari 30

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif Asuhan
Kebidanan Kehamilan Primigravida Trimester III di Puskesmas Simomulyo Surabaya
pada tanggal 21 Oktober 2019 – 16 Noember 2019.

Dalam penyusunan laporan ini penulis dapat bimbingan dan pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu tidak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih
kepada:

1. Astuti setiyani, SST. M. Keb, selaku Kepala Jurusan Kebidanan


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
2. Dwi Wahyu Wulan S,SST. M. Keb, selaku Ketua Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.
3. Drg. Dharmawati Zahara, selaku Kepala Puskesmas Simomulyo
Surabaya
4. Al Usnaini, SST. M.M Kes, selaku Bidan Koordinator Poli KIA-KB
Puskesmas Simomulyo.
5. Queen, SST, M. Keb selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
6. Ira Rahayu Tiyar, SST, selaku pembimbing pendidikan Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya.
7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Semoga laporan praktik klinik ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Surabaya, 13 November 2019

2
Penulis

3
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan............................................................................................ i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar isi ……….………………………………………………………….....… iii
Daftar Tabel ……….……………………………………………….....……...... iv
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...............................................................................…... 5
1.2 Tujuan................................................................................................... 5
1.3 Manfaat................................................................................................ 5
Bab 2. Tinjauan Pustaka
2.1. Konsep Kehamilan
2.1.1 Pengertian……………………………………………........…... 6
2.1.2 Proses kehamilan…………………………………..…….…..... 7
2.1.3 Tanda Gejala Kehamilan…………………………..…..….…... 7
2.1.4 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil ………………….......…...….. 9
2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil …………..…………………………..… 10
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan…..…………………....… 11
2.2. Konsep Asuhan Kebidanan pada Kehamilan
2.2.1 Pengertian Asuhan Kebidanan ………..………………....…… 13
2.2.2 Tujuan Asuhan Kebidanan……………..…………….......…… 13
2.2.3 Kebijakan Program………………..…..…………………....…. 13
2.2.4 Penapisan Ibu Hamil…………………..………….………....... 17
2.2.5 Manajemen Kebidanan..………………….…………………... 17
Bab 3. Tinjauan Kasus……………………………………………….....…....... 23
Bab 4. Pembahasan…………………………………………………………...... 27
Bab 5. Penutup
5. 1 Simpulan............................................................................................. 28
5.2 Saran.................................................................................................... 28
Daftar Pustaka..................................................................................................... 29

4
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 TFU Berdasarkan UK……….……………………………………..…. 9


Tabel 2.2 Status Gizi (IMT) Ibu Hamil……………..………………………..…. 10
Tabel 2.3 Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT dan Perlindungannya….…. 14
Tabel 2.4 Informasi Kunjungan Kehamilan………………………………….…. 16

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini kematian ibu masih merupakan salah satu masalah utama
di bidang Kesehatan Ibu dan Anak (Sulistyawati, 2009: 1). WHO memperkirakan
sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi
yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Dari
5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah besar akan mengalami suatu
komplikasi atau masalah yang menjadi fatal (Hani, Umi, dkk., 2011: 6).
Antenatal care terpadu merupakan salah satu program kunci dalam
penapisan pelayanan KIA yang dimulai saat hamil sampai pada pasca nifas.
Pelayanan tersebut sangat penting bagi ibu hamil yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya komplikasi pada masa kehamilan dan pasca persalinan. Pelayanan
kunjungan pertama ANC (K1) sampai kunjungan lengkap ANC (K4) menjadi
strategi kunci provider pelayanan kesehatan dalam upaya menurunkan angka
missed opportunities ibu hamil yang dapat berimplikasi pada kualitas pelayanan
ibu maternal dan bayi
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan antenatal dapat dilakukan dengan cara; penemuan dini ibu hamil
melalui stiker P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi) dan buku KIA yang melibatkan kader dan perangkat desa,
meningkatkan cakupan antenatal dengan meningkatkan pengetahuan dan
perubahan perilaku ibu dan keluarga melalui pelaksanaan Kelas Ibu Hamil,
peningkatan kualitas pelayanan melalui pelaksanaan konsep pelayanan antenatal
terpadu dan pelaksanaan PWS-KIA sebagai alat surveilans KIA (Walyani,
Elisabeth S., 2014).
Dalam pelayanan antenatal terdapat standar minimal termasuk "7T"
(Timbang) berat badan, ukur (Tekanan darah), ukur (Tinggi fundus uteri),
pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid), TT lengkap, pemberian tablet zat besi,
minimal 90 tablet selama kehamilannya, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester I (0-12 minggu),
trimester II (12-28 minggu), dan trimester III (28-40 minggu).
Dengan adanya laporan ini, diharapkan tenaga kesehatan dapat lebih
meningkatkan kinerjanya untuk memperluas cakupan Antenatal Care. Ibu hamil
dan keluarga diharapkan lebih kooperatif dalam menerima asuhan yang diberikan
dan bersedia melaksanakan anjuran-anjuran yang diberikan. Institusi dapat
memanfaatkan ini sebagai bahan pembelajaran dan referensi . Mahasiswa juga
dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar untuk menyusun
laporan selanjutnya.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka dirumuskan masalah
bagaimanakah sikap dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan kebidanan
antenatal.
1.2 Manfaat
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman
dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat
digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai bidan dan
memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu pelayanan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KEHAMILAN


2.1.1 Pengertian Kehamilan
         Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum.
(Helen Varney, 2007 ; 492)
         Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan
terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi ) pada uterus, pembentukan
plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
(Manuaba, 2010 ; 84)
         Kehamilan normal adalah dari konsepsi sampai lahirnya janin dengan
kehamilan 280 hari ( 40 minggu ) dihitung dari hari pertama haid
terakhir.
(Sarwono, 2007; 84)

2.1.2 Proses Kehamilan


a. Fertilisasi
Yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum
dan sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum
keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1.      Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba
fallopi yang bisa menembus korona radiata karena sudah
mengalami proses kapasitasi.
2.      Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida,
tetapi hanya satu terlihat mampu menembus oosit.
3.      Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk
jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel
, 8 sel, sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan
membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel
tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari). Saat morula
masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk
kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur –
angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah 
rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian
dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona
pellusida  akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk
blastokista tingkat lanjut.

7
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium
blastokista) kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya
terjadi pada pars superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada
saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik (
2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh
nadi menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan.
(Marjati,dkk.2010 ; 37)

2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan


1.      Tanda presumtif kehamilan
  Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama
kehamilan, dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk
menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
  Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada
pagi hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
  Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya
kehamilan.
  Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan
menghilang setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
  Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
  Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu
makan), tapi setelah itu nafsu makan muncul lagi.
  Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang
membesar keluar rongga panggul.
  Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
  Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan
  Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
-  Pipi                      : - Cloasma gravidarum

8
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
- Perut                    : - Striae livide
- Striae albican
- Linea alba makin menghitam
- Payudara            : - hiper pigmentasi areola mamae
  Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna,
kaki dan betis erta payudara.

2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)


  Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan
keempat kehamilan.
 Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uterus.
 Tanda Goodel
Pelunakan serviks
 Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
 Tanda Piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
 Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomycin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,
sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
 Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan
pemeriksa.
 Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya hCG yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini
disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi
pada urine ibu.

3.      Tanda Pasti (Positive Sign)


 Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan
sekitar 20 minggu.

9
 Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan
alat fetal electrocardiograf ( misalnya doppler).
 Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil
janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia
kehamilan lebih tua (trimester akhir)
 Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG

2.1.4 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil


a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram,
pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
Usia Tinggi Fundus
Kehamilan
(minggu) Dalam cm Menggunakan Penunjuk Badan

12 - Teraba diatas simfisis pubis


16 - Pertengahan simfisis pubis dan umbilikus
20 20 cm (±2cm) Pada umbilikus
22-27 UK (minggu)=cm (±2cm) -
28 28 cm (±2cm) Pertengahan umbilikus dan prosesus
xifoideus
29-35 UK(minggu)=cm (±2cm) -
36 36 cm (±2cm) Pada prosesus xifoideus
40 33 cm (±2cm) 3 jari dibawah prosesus xifoideus
Tabel TFU berdasarkan UK sumber : (Saifuddin,2008 : 93)
b. Vagina
 Elastisitas vagina bertambah
 Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
 Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila
normal, dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
perobekan selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie
gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari
alveoli puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola
mammae melebar dan lebih tua warnannya.

10
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim,
kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan
bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI, Sehingga ibu akan
mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil.
A. Metabolisme
 BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga
 Kebutuhan protein meningkat untuk pertumbuhan fetus,
payudara. Laktasi
 Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing.
 Kolesterol meingkat karena somatotoropin membentuk lemak.
 BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg
Nilai Status Gizi Kesimpulan
<17,0 Gizi kurang Sangat kurus
17,0-18,5 Kurang Kurus
18,5-25,0 Baik Normal
25,0-27,0 Lebih Gemuk
>27,0 Lebih Sangat gemuk
Tabel Status Gizi (IMT) ibu hamil sumber : Ai Yeyeh (2009 : 34)

2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil


A. Kebutuhan Fisik ibu Hamil
1. Kebutuhan oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat
sebanyak 20%. Hal ini disebabkan karena selam kehamilan
pembesaran uterus dapat menekan diafragma sehingga tinggi
diafragma bergeser 4cm dan kapassitas total (paru-paru berkurang
5%).
2. Kebutuhan nutrisi
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat
dan seimbang yang harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya
meliputi karbohidrat (2500Kcal), protein (60gr/hari), zat besi (30mg),
vitamin, asam folat (400 µg) dan mineral.
3. Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi,
perwatan gigi dan mulut ,perawatan kulit, perawatan payudara, dan
pakaian.
4. Kebutuhan eliminasi
 Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan
trimester III karena adannya penekanan kandung kemih  oleh
uterus.
 Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaaksasi
otot polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar

11
pada kehamilan dan serta karena adannya aksihormonal yang
dapat mengurangi gerakan peristaltik usus.
5. Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu amil akan menurun pada trimester I dan
trimester III sedangkan pada trimester II gairah ibu akan kembali.
6. Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ad
resiko cidera bagi ibu/ janin. Ibu hamil dapat melakukan mobilitas
misalnya dengan berjalan-berjalan. Hindari gerakan melonjak,
meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7. Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang
hari dan 8-11 jan pada malam hari.
8. Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan
fisik / fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan,
persiapan tempat melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan
barang-barang kebutuhan ibu dan bayi.

B. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil


1. Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untuk mempererat
ikatan keluarga. Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yang baik
untuk membantu ibu dalam menyesuaikan diri dan menghadapi
masalah selama kehamilannya.
2. Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama
ibu hamil, membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu
dan mengenal serta menghindari kemungkinan komplikasi.
3. Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk
membantu menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami
para calon orang tua.
4. Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki anak hal ini
bertujuan untuk memudahkan anak sebelumnya beradaptasi dan
menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana lingkungan
mereka yang baru.
(Bobak,2004 : 279-289)

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan


Pemeriksaan diagnostik kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan
untuk memastikan seorang wanita sedang hamil atau tidak. Pemeriksaan
ini terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul serta
pemeriksaan laboratorium.
1. Anamnesis

12
Dari anamnesis dapat diketahui tanda – tanda sebagi berikut ini.
a. Terhentinya menstruasi/amenore
b. Mual dan muntah
c. Tingling (dilep), tegang, berbenjol – benjol, pembesaran
payudara, dan pelebaran puting susu.
d. Peningkatan frekuensi berkemih
e. Kelelahan
f. Perubahan warna pada payudara
g. Menonjolnya kelenjar Montgomery
h. Peningkatan suhu basal tubuh tanpa adanya infeksi
i. Pengeluaran kolostrum dari puting susu
j. Salivasi berlebihan
k. Tanda chadwick
l. Quickening biasanya UK 16 – 18 mg.
m. Pigmentasi kulit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pengeluaran kolostrum
b. Perubahan warna pada payudara
c. Pembesaran pada abdomen
d. Teraba garis janin
e. Ballotement
f. Gerakan janin
g. Bunyi jantung janin
3.  Pemeriksaan Pelvis
a. Pembesaran uterus
b. Perubahan bentuk uterus
c. Tanda piskacek
d. Tanda hegar
e. Tanda goodell
f. Teraba kontraksi baxton hicks
g. Tanda chadwick
4. Tes laboratorium dan pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan positif
b. USG tampak keberadaan janin. Tampak rangkan jani pada
rontgen (x-ray film)

13
2.2 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN
2.2.1 Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan atau Antenatal Care adalah pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim.
2.2.2 Tujuan Asuhan Kebidanan
 Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
 Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
 Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
2.2.3 Kebijakan Program
a. ANC Terpadu
1. Timbang Berat Badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Normalnya ibu hamil mengalami kenaikan berat badan 1 kg / bulan.
2. Ukur lingkar Lengan Atas
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis berarti ibu
telat megalami kekurangan gizi bahkan sebelum masa kehamilan. LiLA
normal adalah >23,5 cm.
3. Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah e”
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai
edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria).
4. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.
5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap
kali kunjungan antenatal. Batas normal DJJ janin adalah 120-160x /
menit.
6. Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain.

7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

14
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu
hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.
Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dan lama
perlindungannya:

8. Beri tablet tambah darah (tablet besi),


Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak
kontak pertama.
9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah
Untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
dibutuhkan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal
sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut
menderita anemia atau tidak.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil (Indikator
Preeklamsia ibu hamil).
d. Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah minimal sekali pada setiap
trimester (terutama akhir trimester 3).
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan
darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama.
f. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan
ibu hamil yang diduga Sifilis.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus
HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV

h. Pemeriksaan BTA

15
Pemeriksaan dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin.
10. Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan.
11. KIE Efektif
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar
beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9- 10 jam per
hari) dan tidak bekerja berat.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan
selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi
2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah
sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau
masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi,
transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila
terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera
dibawa ke fasilitas kesehatan.
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik
selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Mengenal tanda-tanda
bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke
tenaga kesehtan kesehatan.
e. Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan
yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting
untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.
f. Gejala penyakit menular dan tidak menular.
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit
menular (misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak
menular (misalnya hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada
kesehatan ibu dan janinnya.
g. Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah
tertentujrisiko tinggi).
Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV dari
ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu
hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi

16
penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu
hamil tersebut HIV negatif maka diberikan bimbingan untuk tetap
HIV negatif selama kehamilannya, menyusui dan seterusnya.
h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya
segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan
tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI murrni
(tanpa PASI) dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
i. KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya
waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
j. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan,
ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi
b. Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama
kehamilan , yang terdistribusi dalam 3 trimester, yaitu sbb:
 1 kali pada trimester I
 1 kali pada trimester II
 2 kali pada trimester III
c.  Informasi Kunjungan Kehamilan

Kunjugan Waktu Informasi Penting


     Membangun hubungan saling percaya
antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
     Mendeteksi masalah dan menanganinya

     Melakukan tindakan pencegahan seperti


Sebelum
Trimester tetanus neonatorum, anemis zat besi,
minggu ke
Pertama penggunaan praktik tradisional yang
14
merugikan
     Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
     Mendorong perilaku yang sehat.

Sebelum Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan


Trimester
minggu ke khusus mengenai preeklampsia .
kedua
28
Antara Sama seperti diatas, ditambah palpasi
Trimester
minggu 28 – abdominal untuk mengetahui apakah ada
ketiga
36 kehamilan ganda
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
Trimester 36-40
bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
ketiga minggu
yang memerlukan kelahiran dirumah sakit.
(Marjati dkk, 2010 ;9-13)
2.2.4 Penapisan Ibu Hamil
Ibu hamil dibagi dalam 3 kelompok yaitu:
1. Kehamilan Resiko Rendah (KKR) skor 2 hijau

17
Kehamilan normal tanpa masalah/faktor resiko
Kemungkinan besar: persalinan normal,tetap waspada komplikasi
persalinan Ibu dan Bayi baru lahir Hidup Sehat.
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu dan atau janin dapat
menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak kematian / kesakitan /
kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
3. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan dengan faktor resiko ganda 2 lebih baik dari ibu dan atau
janinnya yang dapat menyebabkan :
- lebih besar resiko/ bahaya komplikasi persalinan
- lebih besar dampak kematian ibu dan atau bayi

2.2.5 Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada klien. Menurut Varney, terdapat 7 Langkah standar dalam
manajemen kebidanan :

1. Langkah Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien, untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara:
A. Anamnesa
Tahap anamnesa menghasilkan data Subjektif dimana data
yang kita dapat berasal dari keterangan Pasien maupun sumber
lainnya. Data yang didapat dari hasil anamnesa dapat berupa data-
data berikut :
a. Biodata
Nama
Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah
kekeliruan
Umur
kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan
sangat menentukan proses kelahirannya. Proses pembuahan,
kualitas sel telur wanita usia ini sudah menurun jika
dibandingkan dengan sel telur pada wanita usia reproduksi (20-
35 tahun)
Pekerjaan
Mengetahui kegiatan ibu selama hamil. Penelitian menunjukkan
bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan lebih
baik daripada ibu yang tidak bekerja
Alamat
Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya
tentang kehamilan serta untuk kunjungan rumah jika diperlukan.
(marjati,dkk:2010:87)
Penghasilan

18
Mengetahui keadaan ekonomi ibu, berpengaruh apabila sewaktu
– waktu ibu dirujuk. Juga sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil (Ari S,2009;104)
b. Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol
atau  kunjungan ulang ataupun ada keluhan.
c. Keluhan Utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi,
pada saat hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan III),
Hemoroid (TM II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit
(TM II dan III), Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II
dan III), Nyeri ligamentum rotundum (TM II dan III),
Pusing/sinkop (TM II dan III), mual muntah (TM I), sakit
punggung (II dan III)
d. Riwayat Kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi
medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh
kehamilan. Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu.
Hipertensi dapat mempredisposisikan pada trombosit vena
profilasi dan selanjutnya embolisme paru. Kondisi lain seperti
asma, epilepsi, infeksi memerlukan pengobatan dan dapat
menimbulkan efek samping pada janin. Komplikasi media utama
seperti DM, jantung memerlukan keterlibatan dan dukungan
spesialis medis.
Menurut Poedji Rouhjati, 2003 riwayat kesehatan yang
dapat berpengaruh pada kehamilan antara lain:
 Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr %
 TBC paru, janin akan tertular setelah lahir.
 Jantung
 Diabetes melitus
 HIV/AIDS

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi,
TBC, jantung, DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu
dan akan berdampak pada kehamilan. (Unpad, 1983;155)
f. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
- Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan
seperti hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat,
pandangan kabur, dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
-  Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur,
perdarahan dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran
terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat
ini mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung
pada lokasi insisi di uterus, jika insisi uterus berada dibagian
bawah melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan untuk
dikeluarkan pervaginam.
-  Nifas

19
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi.
Kesehatan fisik dan emosi ibu harus diperhatikan
g. Riwayat Pernikahan
Ditanyakan nikah atau tidak, berapa kali menikah, usia
pertama menikah dan berapa lama menikah. (Marjati dkk,
2010;126). Jika hamil diluar nikah dan kehamilan tersebut tidak
diharapkan, maka secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya. (Ari S,2009;101)
h. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I :  berisi tentang bagaimana awal mula
terjadinya kehamilan, ANC dimana dan
berapa kali, keluhan selama hamil muda, obat
yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat.
Trimester II :  sama dengan Trimester I namun ditambah
dengan Sudah atau belum merasakan gerakan
janin, usia berapa merasakan gerakan
janin(gerakan pertama fetus pada
primigravida dirasakan pada usia 18 minggu
dan pada multigravida 16 minggu), serta
imunisasi yang didapat.
Trimester III : berisi tentang ANC dimana dan berapa kali,
keluhan selama hamil muda, obat yang
dikonsumsi, serta KIE yang didapat.

i. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi.
Mencakup apa saja yang dikonsumsi oleh Pasien selama masa
kehamilannya
b. Pola Istirahat
Mencakup intensitas dan frekuensi istirahat ibu hamil
c. Pola eliminasi.
Mencakup intensitas dan frekuensi Eliminasi (BAB maupun
BAK) ibu hamil
d. Pola Aktifitas.
Meliputi frekuensi aktifitas ibu hamil yang biasanya
berhubungan dengan pekerjaan ibu hamil tersebut.
e. Pola seksual
Meliputi frekuensi ibu hamil berhubungan seksual selama masa
kehamilan.
B. Pemeriksaan Umum
- Kesadaran         
- TD                       
- Nadi
- Suhu
- RR
- BB
- TB
- Lila

20
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil difokuskan pada area abdomen
yang meliputi :
Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan
TFU dengan jari yang dipadukan dengan teori
McDonald yaitu dengan penggunaan alat ukur satuan
centimeter dan mengetahui bagian yang teraba di
fundus uteri.
Tanda kepala : bulat, keras, melenting
Tanda bokong: bulat, lunak, tidak melenting, sulit
digoyangkan
Leopold II : Menentukan letak bayi membujur atau melintang.
Meraba bagian kanan dan kiri perut ibu. Bagian yang
teraba ada dua, yaitu punggung (datar, keras,
memanjang seperti papan) dan bagian terkecil janin
Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah
bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum.
Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP

D. Pemeriksaan Umum
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus,
golongan darah, Hb dan penyakit rubella
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena
sebelum buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan
rontgen dilakukan pada kondisi – kondisi
- Diperlukan tanda pasti hamil
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas
dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
- Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
- Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
- Mengetahui posisi plasenta
- Mengetahui adanya IUFD
- Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung
janin.

2. Langkah Merumuskan Masalah/Diagnosa Kebidanan


Pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan.

21
3. Langkah Mengantisipasi Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah
diidentifikasi. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah
potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi.

4. Langkah Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter
dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan
kebidanan. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan
untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah
sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera
untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini
termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau yang bersifat rujukan.

5. Langkah Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah
teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh
meliputi apa yang sudah teridentifikasi tetapi juga dari krangka
pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apakah dibutuhkan
penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah
psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah
pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan
efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Semua
keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori
yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan
dilakukan klien.

6. Langkah Implementasi
Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung
jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya. Dalam kondisi dimana
bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab

22
terhadap terlaksananyarencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut.

7. Langkah Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasidi dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar
efektif dalam pelaksanaannya.

23
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 13 November 2019


Pukul : 10.00 WIB
Oleh : Anisah Salma
Tempat : Puskesmas Simomulyo, Surabaya

3.1 Data Subjektif


1. Identitas
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Suami : Tn. “Y”
Usia : 23 tahun Usia : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Adeles Pekerjaan : Swasta
Pendidikan: SMK Pendidikan : SMK
Alamat : Tambak Lumpang 54 Alamat : Tambak Lumpang 54
2. Keluhan Utama
Ibu merasakan kenceng-kenceng
3. Riwayat Obstetri Yang Lalu

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


ham umur peny Peno- jenis Penyu tem jenis BB/ mati hidup Penyu A K
il keha ulit long persa- lit pat kelamin PB -lit SI B
ke- milan linan

HA MIL INI

4. Riwayat Menstruasi
Siklus Menstruasi : Teratur
HPHT : 12 Februari 2019
HPL : 19 Desember 2019

5. Riwayat Kehamilan Sekarang


Usia Kehamilan : 36-37 minggu
KSPR :
Skor awal hamil : 2
Selama ANC pernah diberi tablet Fe, Vitamin B complex, Asam Folat,
Kalsium

6. Riwayat Kesehatan
Tidak ada riwayat penyakit dari ibu, suami maupun keluarga.

7. Pola Pemenuhan Nutrisi


Makan cukup, 3 x sehari (nasi, lauk, dan sayur) dengan jumlah 1 porsi

8. Pola Aktivitas
Kegiatan sehari-hari bekerja dan melakukan kegiatan ringan dirumah serta
sering melakukan senam hamil.

24
9. Pola Eliminasi
BAK 4-5 x sehari dengan jumlah ±1500 ml dengan warna kuning jernih
BAB l x sehari dengan tekstur lembek, berwarna kecokelatan dan baunya
khas.
10. Riwayat Psikososial dan Budaya
Mendapat dukungan dari suami dan keluarga

3.2 Data Objektif


1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit BB sekarang : 55 kg
RR : 20 x/menit BB sebelum hamil : 39 kg
Tekanan Darah : 110/70 mmHg IMT : 17,99
ROT : 10 (-) LILA : 25 cm
MAP : 76,66 (-)
4. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka jahitan, kulit
kepala bersih, tidak berketombe, tidak bebrbau, rambut
berwarna hitam.
- Muka : Tidak oedem.
- Mata : bentuk simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
- Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen, bersih.
- Hidung : bentuk simetris, tidakada sekret, tidak keluar cairan
dari hidung
- Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada karies gigi.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak da
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
- Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
- Payudara : bersih, puting susu menonjol, ASI sudah keluar.
- Abdomen :
Leopold 1 : TFU 3 jari atas pusat (M.D. 28 cm) di perut bagian atas
Teraba bulat, tidak melenting, sulit digoyangkan, yaitu bokong
bayi.
Leopold 2 : Perut ibu bagian kanan teraba datar, keras, memanjang seperti
papan yaitu punggung janin, perut bagian kiri teraba bagian
terkecil janin.
Leopold 3 : perut bagian bawah teraba ibu bulat, keras, melenting, dapat
digoyangkan yaitu bagian kepala janin. Belum masuk PAP
Leopolod 4: tidak dilakukan (Convergen)
DJJ : 143 x/menit
TBJ (WHO) : (28 -13) x 155 = 2.325 gram
5. Pemeriksaan Lab :
Golongan Darah : O
Hb : 11,6
HbsAg (-)
HIV/AIDS (-)
Syphilis (-)

25
Kadar Gula Darah : Normal
PITC (-)
Urine :
Protein dalam urine (-)
Reduksi urine (-)

3.3 Analisis Data


Diagnosa :G1P00000, UK 36-37 minggu/ tunggal/hidup/intra uterine/kepala/
Keadaan umum ibu dan janin baik/jalan lahir normal.

3.4 Penatalaksanaan
3.4.1 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga serta rencana asuhan
kebidanan yang akan diberikan
3.4.2 Memberikan KIE tentang :
a. Tanda bahaya kehamilan
- perdarahan pada hamil muda dan hamil tua
- muntah terus menerus dan tidak mau makan
- demam tinggi.
- bengkak kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala diserta kejang
- Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
- air ketuban keluar sebelum waktunya
b. Personal Hygiene
- menyikat gigi dengan benar dan teratur
- mandi 2 kali sehari
- bersihkan payudara dan daerah kemaluan
- cuci rambut minimal 2-3 kali dalam seminggu
c. P4K
- Tanda bahaya persalinan
- Kebersihan pribadi dan lingkungan
- Kesehatan & gizi
- Perencanaan persalinan (bersalin di bidan, menyiapkan trasportasi,
menyiapkan biaya, menyiapkan talon donor darah)
d. Berst care/IMD
- Perlunya inisiasi menyusu dini dan ASI Eksklusif
e. KB pasca persalinan
f. Brain Booster
- menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi penunjang Brain
Booster seperti Protein, Vitamin B Kompleks, dan Mineral (kalsium,
zat besi, zinc, iodium).
3.4.3 Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat dan cara minum obat
- SF () 10 1x1 minum tidak boleh degan teh/kopi/susu, efek
samping mual atau BAB warna kehitaman, sebaiknya diminum saat
sebelum tidur
- Kalk 500 mg 10 tablet 1x1 diminum di pagi hari
- Vitamin B Kompleks 100mg 15 tablet 1x1
3.4.4 Mensepakati kunjungan ulang 1 minggu lagi (20 November 2019)
3.4.5 Ibu dan suami mengerti dan bersedia melaksanakan asuhan kebidanan yang
diberikan.

26
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengkajian data pada Ny. “N” G1P00000, pada data subjektif ibu tidak ada
keluhan.
Pada pengkajian data objektif, didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
dalam batas normal. Tidak ada pembengkakan pada ekstremitas, protein dalam urine
negatif, IMT ideal serta ROT dan MAP negatif. Hasil pemeriksaan Head to Toe ibu
tidak ada caries gigi. DJJ pada bayi Ny. “N” terbilang normal yaitu 143 x/menit dan
gerakan janin aktif (Sarwono, 2014; 222)
Peran bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. “N” adalah
menjelaskan kepada ibu dan suami ibu tentang kondisi ibu saat ini, memberikan KIE
tentang P4K, memberikan KIE kepada ibu tentang berst care/IMD, memberikan

27
vitamin B complex, Asam folat, dan Kalsium untuk membantu memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi dan Ibu.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. “N” G1P4012 dengan
kehamilan fisiologis di Puskesmas Simomulyo Surabaya, didapat
kesimpulan :
1. Selama kehamilan trimester 3 berlangsung, ibu sudah bisa merasakan
gerakan janin yang lebih aktif, dan ibu sudah mulai merasakan kenceng-
kenceng di usia kehamilan 36-37 minggu.
2. Pada kehamilan trimester 2 ibu sudah dapat diberikan KIE mengenai berst
care/IMD. Hal ini membutuhkan kesadaran dari diri ibu sendiri dan harus

28
rajin membersihkan payudara menggunakan baby oil dan kapas agar saat
prosesmenyusui berlangsung puting susu ibu tidak sakit atau lecet.

5.2 Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Ibu hamil dan keluarga diharapkan lebih kooperatif dalam menerima
asuhan yang diberikan dan bersedia melaksanakan anjuran-anjuran yang
diberikan.
2. Bagi Bidan
Dapat senantiasa membimbing mahasiswa praktik dalam mecari ilmu dan
mencari pengalaman. Untuk selalu memberikan pelayanan dengan kualitas
terbaik bagi kliennya
3. Bagi Mahasiswa
Dapat menjadikan laporan ini sebagai pertimbangan dasar untuk
menyusun laporan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Marjati,dkk.2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba
Medika
Prawirohardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
Sulistyawati, Ari.2009.Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba
Medika
Unpad I.1983.Obstetri fisiologiI.Bandung:Eleman
Varney,Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume I.Jakarta: EGC
Helen Varney, Jam M. Kriebs, Carolyn .Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC
Prof. Dr .Sarwono Prawirohardjo .Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

29
30

Anda mungkin juga menyukai