Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN

CONTINUITY OF CARE PADA IBU HAMIL


DI PERAKTIK MANDIRI BIDAN DELIMA
PERIODE FEBRUARI-APRIL 2022

LAPORAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Laporan Stase COC

Oleh :
DELIMA TAMPUBOLON

315221025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal studi

kasus ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Masa

Kehamilan Pada Ny. L Di Praktik Mandiri Bidan Delima Periode Bulan

Februari 2022” yang bertujuan untuk memenuhi syarat menyelesaikan Program

Studi Profesi Kebidanan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas

Jenderal Achmad Yani Cimahi.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1 Prof. Hikmahanto Juana, S.H., LL.M., Ph.D Selaku Rektor Universitas

Jenderal Achmad Yani Cimahi

2 Gunawan Irianto, dr., M.Kes M.A.R.S selaku Plh. Dekan Fakultas Ilmu

dan Teknologi Kesheatan Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.

3 Fitri Nurhayati, SST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kebidanan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehata Universitas Jenderal

Achmad Yani Cimahi.

4 Yeni Rosyeni,SST., M.Keb selaku koordinator Studi Kasus Komprehensif.

5 Fitri Nurhayati, SST., M.Keb selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran yang sangat

bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan Studi Kasus Komprehensif

6 Mega SST.,M.Keb selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

arahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran yang sangat bermanfaat

bagi penulis dalam penyusunan Studi Kasus Komprehensif.

7 Bidan Rei Anggita., S.SiT.,MH.Kes selaku pembimbing lapangan Laporan

i
Continuity of Care langsung pada Ny. L yang telah membimbing dan

memberikan kelulusan.

8 Kepada Ny.L dan keluarga yang telah membantu dan mau bekerjasama

selama dilaksanakan asuhan ini.

9 Kepada suami dan anak-anak yang selalu memberikan dukungan dan

juga suport, serta menjadi penyemangat dan acuan bahwa saya harus

menyelesaikan laporan ini tepat waktu.

10 Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan tugas akhir.

Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya

pembaca pada umunya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan asuhan komprehensif ini Semoga Tuhan

membalas budi baik kita semua,

Cimahi, Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................5
1. Tujuan Umum.....................................................................................................5
2. Tujuan Khusus....................................................................................................6
D. Manfaat.......................................................................................................6
1. Bagi Penulis........................................................................................................6
2. Bagi institusi.......................................................................................................6
3. Bagi lahan praktik...............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
A. Kehamilan....................................................................................................8
1. Definisi Kehamilan..............................................................................................8
2. Perubahan Fisik Ibu Hamil Trimester 3...............................................................8
3. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester 3......................................................10
4. Ketikdaknyamanan Kehamilan Trimester 3......................................................11
5. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan Trimester 3.............................................14
6. Tanda Bahaya Trimester 3................................................................................25
7. ASUHAN HOLISTIK............................................................................................26
BAB III METODE STUDI KASUS.......................................................................31
A. Kerangka Asuhan Pada Masa Kehamilan...................................................31
A. Pendekatan Study Kasus..........................................................................32
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................32
C. Objek Penelitian........................................................................................32
D. Metode pengumpulan data (SOAP)...........................................................32
1. Asuhan Kebidanan Antenatal 1........................................................................33

iii
2. Asuhan Kebidanan Antenatal ke 2....................................................................43
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................50
A. Pembahasan.............................................................................................50
1. Periode Antenatal............................................................................................50
LAMPIRAN.........................................................................................................53

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Klasifikasi Nilai IMT Peningkatan Berat Badan Selama Hamil.16


Tabel 2. 2 Ambang Batas Pengukuran LILA.............................................18
Tabel 2. 3 TFU Menurut Aturan Mc- Donald..............................................19
Tabel 2. 4 Menentukan Tinggi Fundus Uteri Cara Spielberg....................19
Tabel 2. 5 Penurunan kepala Janin Menurut Sistem Perlimaan...............20
Tabel 2. 6 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid..........................22

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Kerangka Asuhan Pada Masa Kehamilan............................31

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) adalah

asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB yang bertujuan

untuk memberikan pelayanan yang berkualitas untuk mencegah

terjadinya kematian ibu dan anak. Peran dan fungsi bidan sangat

membantu proses asuhan continuity of care melalui pengawasan

kehamilan persalinan, bayi baru baru lahir, nifas dan pelayanan

keluarga berencana. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan

bersalin adalah sebuah masalah besar di Negara berkembang.

Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas

wanita muda pada masa puncak produktivitasnya.

Kodrat wanita sebagai seorang ibu untuk melalui proses

tersebut. Seorang wanita akan mengalami beberapa proses alamiah,

mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, adanya bayi baru lahir serta

penggunaan kontrasepsi untuk mempersiapkan keluarga berencana.

Dalam proses ini untuk menghindari permasalahan dalam kehamilan

maka diperlukan pelayanan ANC selama kehamilan, hal ini untuk

memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan

mendeteksi ibu dengan kehamilan normal (Sujiyatni, 2020).

1
2

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan

selama kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi

dalam tubuh seorang wanita untuk itu diperlukan waktu untuk

beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan

umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi

sebagian besar ibu hamil. Kekhawatiran dan ketakutan yang sering

terjadi pada ibu hamil dapat membawa ibu hamil menjadi tidak siap

dalam menghadapi kehamilannya sehingga memungkinkan untuk

terjadinya kehamilan yang bermasalah yang ditandai dengan

munculnya tanda- tanda bahaya kehamilan yang dapat berakhir

dengan kematian. (Kusmiaty dkk. 2019).

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)

merupakan indikator kesehatan yang digunakan untuk

menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu dan bayi, kondisi

kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama

untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Di Indonesia masalah

kematian ibu masih merupakan masalah besar.

Berdasarkan data, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat

ini masih tinggi. Pada tahun 2020 AKI di Indonesia yaitu 305 per

100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target AKI

indonesia pada tahun 2020 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka tersebut masih tinggi untuk di wilayah ASEAN.


3

Kematian Ibu Provinsi Jawa Barat tahun 2020 yaitu 85,77 per

100.000 kelahiran hidup di atas target yang ditetapkan sebesar 85/

100.000 KH. hal ini dikarenakan adanya peningkatan kasus kematian

ibu di Jawa Barat yaitu dari 684 kasus pada tahun 2019

dibandingkan tahun 2020 yaitu 745 kasus.

Berdasarkan Laporan dari Kabupaten/Kota tahun 2020

kematian ibu tahun 2020 sebesar 745 kasus, ada peningkatan

dibanding tahun 2019 sebesar 684 kasus, kenaikan sebanyak 61

kasus. 10 Kab/kota penyumbang Kematian ibu tertinggi tahun 2020

berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten

Garut, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cirebon , Kabupaten

Bandung, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bandung Barat,

Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Purwakarta.

Angka kematian bayi di Provinsi Jawa Barat didapat

berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, didapat dari jumlah

kematian bayi dibagi jumlah kelahiran hidup dikali 1000 KH. Ratio

kematian bayi tahun 2020 3,18/1000 KH menurun di bandingkan

tahun 2019. Hal ini baik sekali karena terdapat penurunan kematian

bayi.

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator kedua yang

menjadi IKU dinas Kesehatan periode Renstra 2018-2022. Jumlah

kematian pada bayi di Kota Cimahi tahun 2018 yang terlaporkan

sebanyak 50 kasus dari 10.767 KH atau bila di konversikan maka

Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 4.18 per 1000 KH. Angka
4

Kematian Bayi tahun 2018 berada di bawah target Renstra 7.12 per

1000 KH, target Nasional dan SDGs yaitu 23/1000 KH. Jumlah kasus

kematian bayi ditahun 2018 mengalami penurunan, jauh lebih rendah

dari jumlah kematian bayi yang terjadi pada 5 (lima) tahun terakhir.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator yang menjadi

masalah utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan

hasil capaian terakhir pelaksanaan MDGs di tahun 2018 jumlah AKI

di Indonesia sebesar 305 per 100.000 KH, sedangkan untuk Kota

Cimahi sebesar 166.78 / 1000.000 KH, jauh diatas target yang telah

ditetapkan yaitu 102 per 100.000 KH. Pada tahun 2018 target AKI

yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan 2018-2022

sebesar 102 /100.000 KH. Sementara itu hasil capaian untuk AKI di

tahun ini sebesar 102.16 /100.000 KH atau ada 11 kasus kematian

ibu dari 10.767 Kelahiran Hidup yang terjadi di Kota Cimahi. Capaian

ini bila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 77.36/100.000 KH,

jauh lebih tinggi sedangkan bila dibandingkan dengan tahun 2018

hasil capain AKI ini lebih rendah yaitu 113.98 / 100.000 KH.

Kemudian bila dibandingkan dengan target RPJMD, Nasional

maupun SDGs, capaian AKI tahun 2018 sedikit melebihi target

102.16/100.000 KH.

Ada beberapa penyebab langsung kematian ibu di tahun 2020.

Penyebab langsung tersebut antara lain karena kasus hipertensi,

perdarahan, gangguan peredaran darah dan penyakit jantung. (Profil

Jabar, 2020)..
5

Angka Kematian Ibu tahun 2020 bila dibandingkan dengan

tahun 2020 mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena adanya

peningkatan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

(fasyankes), Bidan Praktek Mandiri, Pelaksanaan Kelas Ibu yang

dilakukan oleh Puskesmas dan kunjungan terhadap kasus ibu hamil

risiko tinggi, peningkatan jejaring rujukan ke RS dan sistem rujukan

on line (call center), penatalaksanaan kegawatdaruratan kebidanan

dan bayi baru lahir di puskesmas PONED melalui pengembangan

program EMAS, kerja sama lintas sektor, adanya peningkatan

koordinasi

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana

Asuhan Kebidana Berkelanjutan Continutity of care pada ibu hamil di

Praktik Mandiri Bidan Delima?’’.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Kegiatan praktik ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan

prilaku profesissional mahasiswa dalam memberikan asuhan

kebidanan dengan pendekatan holistic care sepanjang daur siklus

kehidupan.
6

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian asuhan kebidan pada masa

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

b. Mampu melakukan analisa data asuhan kebidanan pada masa

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

c. Mampu menyusun rencana asuhan penatalaksanaan rencana

asuhan dan evaluasi penatalaksanaan asuhan kebidanan pada

masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

d. Mampu melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP

pada masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

e. Mampu melakukan deteksi dini masalah yang terjadi pada masa

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Untuk menerapkan ilmu dan keterampilan praktik dalam

melaksanakan asuhan kebidanan terutama mengenai asuhan

kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

serta dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada mata

ajar perkuliahan asuhan kebidanan.

2. Bagi institusi

Asuhan kebidanan ini sebagai salah satu cara menerapkan

ilmu yang telah diterima mahasiswi sebagai bahan acuan untuk


7

membantu mahasiswi yang akan membuat asuhan kebidanan

serta sebagai bahan evalusi bagi institusi pendidikan.

3. Bagi lahan praktik

Sebagai bahan masukan terutama bagi bidan dalam

melaksanakan praktik pelayanan kebidanan pada kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan pendokumentasian ke

dalam SOAP.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

10 bulan luar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu

berlangsung 12 minggu (minggu ke-1 hingga ke-12), trimester

kedua berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-

40) (Prawihardjo, 2019).

2. Perubahan Fisik Ibu Hamil Trimester 3

Pada trimester ketiga, ibu hamil akan mengalami rasa sakit

dan pembengkakan di sekujur tubuh. Anggota badan yang sering

mengalami pembengkakan adalah pergelangan kaki, tangan, jari,

dan wajah. Payudara ibu hamil juga sudah bisa mengeluarkan ASI.

1. Pembengkakan di Beberapa Bagian Tubuh

Sirkulasi darah yang melambat dan retensi cairan dapat

menyebabkan ibu mengalami pembengkakan di kaki,

pergelangan kaki, tangan atau wajah pada trimester 3 ini.

8
9

2. Kesemutan dan Mati

3. Rasa Pembengkakan di beberapa bagian tubuh yang ibu

alami juga bisa menekan saraf dan menyebabkan

kesemutan dan mati rasa. Keluhan ini bisa terjadi di kaki,

lengan, dan tangan. Kulit di perut ibu juga mungkin bisa

mengalami mati rasa karena terlalu banyak meregang.

4. Sakit Perut

Otot-otot dan ligamen (jaringan yang keras seperti tali) yang

menopang rahim terus meregang saat bayi bertumbuh. Hal

ini bisa menyebabkan ibu merasakan kram atau nyeri yang

tajam di perut. Tidak banyak yang bisa ibu lakukan untuk

mengatasi hal ini selain beristirahat.

5. Varises

Pada trimester 3 kehamilan, ibu bisa melihat ada pembuluh

darah yang menonjol, berwarna kebiruan, dan terkadang

terasa nyeri di bawah permukaan kulit. Varises paling sering

muncul di betis atau bagian dalam kaki.

6. Sakit Punggung, Pinggul, dan Panggul

Masalah kehamilan ini mungkin akan dimulai pada trimester

kedua. Tekanan di punggung ibu akan meningkat saat perut

membesar.Sementara pinggul dan daerah panggul ibu

mungkin terasa sakit karena hormon kehamilan

mengendurkan persendian di antara tulang panggul sebagai


10

persiapan untuk melahirkan. Tidur dengan menambahkan

bantal di belakang punggung bisa membantu meredakan

nyeri.

7. Sesak Napas

Saat rahim berkembang ke atas, paru-paru ibu memiliki lebih

sedikit ruang untuk bernapas.

8. Payudara Membesar

Pada trimester 3 kehamilan, payudara ibu semakin

membesar dan puting ibu akan mengeluarkan cairan

kekuningan yang disebut kolostrum. Cairan ini menjadi

makanan pertama bayi ibu.

9. Berat Badan Bertambah

Ibu kemungkinan masih mengalami pertambahan berat

badan pada awal trimester 3. Berat badan ibu harus stabil

saat mendekati persalinan.

3. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester 3

Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase

penantian. Dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu

hamil mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang

terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar dengan kehadiran

seorang bayi. Ibu hamil merasakan kembali ketidaknyamanan fisik

karena merasa canggung, merasa dirinya tidak menarik lagi.

Sehingga dukungan dari pasangan sangat dia butuhkan.


11

Peningkatan hasrat seksual yang pada trimester kedua menjadi

menurun karena abdomen yang semakin membesa rmenjadi

halangan dalam berhubungan (Ramadani & Sudarmiati, 2019).

Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi

dan sangat penting untuk diperhatikan oleh pasangan suami istri

baik sebelum hamil maupun dimasa kehamilan. Budiarti (2019)

menyatakan bahwa penurunan hubungan seksual dimasa

kehamilan dapat menimbulkan konflik dalam keluarga, meskipun

pada akhirnya istri hanya bisa menerima keadaan yang terjadi

demi masa depan anaknya. Penurunan frekuensi dan aktivitas

seksual yang disebabkan oleh perubahan fisik dan psikologis

serta peningkatan disfungsi seksual dapat menyebabkan masalah

serius terhadap keharmonisan rumah tangga.

4. Ketikdaknyamanan Kehamilan Trimester 3

a. Sering Berkemih

Mekanisme terjadinya keluhan Sering berkemih dikeluhkan

sebanyak 60% oleh ibu selama kehamilan akibat dari meningkatnya

laju Filtrasi Glomerolus. Dilaporkan 59% terjadi pada trimester

pertama, 61% pada trimester dua dan 81% pada trimester tiga.

b. Varises

Mekanisme terjadinya keluhan varises adalah pelebaran

pada pembuluh darah balik vena sehingga katup vena


12

melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembuluh

darah balik dan biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial.

Dalam menangani keluhan ini, bidan dapat menjelaskan

pada ibu bahwa sering berkemih merupakan hal normal

akibat dari perubahan yang terjadi selama kehamilan,

menganjurkan ibu mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum

tidur agar istirahat ibu tidak akan terganggu. Varises pada

bagian anus biasa disebut hemoroid. Kelemahan katup vena

pada kehamilan karena tingginya kadar hormon progesteron

dan estrogen sehingga aliran darah balik menuju jantung

melemah dan vena dipaksa bekerja lebih keras untuk dapat

memompa darah. Karenanya, varises vena banyak terjadi

pada tungkai, vulva atau rektum.

c. Wasir

Mekanisme terjadinya keluhan meskipun prevalensi yang

tepat untuk kejadian hemoroid belum diketahui, namun kondisi

umum dan prevalensi dari hemoroid pada kehamilan lebih

tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil. Hemoroid

sering didahului dengan konstipasi.

Oleh karena itu semua penyebab konstipasi berpotensi

menyebabkan hemoroid. Progesteron menyebabkan relaksasi

dinding vena dan usus besar. Asuhan yang dilakukan bidan

yaitu mencegah terjadinya hemoroid, dengan cara :


13

1) Hindari memaksakan mengejan saat defekasi.

2) Mandi berendam.

3) Anjurkan ibu untuk memasukan kembali hemoroid ke

dalam rectum.

4) Lakukan latihan mengencangkan perineum (kegel).

d. Sesak Nafas

Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi karena adanya

perubahan pada volume paru yang terjadi akibat perubahan

anatomi toraks selama kehamilan. Dengan semakin

bertambahnya usia kehamilan, pembesaran uterus akan

semakin mempengaruhi keadaan diafragma ibu hamil, dimana

diafragma terdorong ke atas sekitar 4 cm disertai pergeseran

ke atas tulang iga. Penanganan sesak nafas pada usia

kehamilan lanjut ini dapat dilakukan secara sederhana dengan

menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan

berlebihan, di samping itu ibu hamil perlu memperhatikan

posisi pada saat duduk dan berbaring.

e. Bengkak dan kram pada kaki

Bengkak atau oedem adalah penumpukan atau retensi

cairan pada daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan

intrasesuler ke ekstraseluler. Oedema pada kaki biasa

dikeluhkan pada usia kehamilan di atas 34 minggu. Hal ini


14

dikarenakan tekanan uterus yang semakin meningkat dan

mempengaruhi sirkulasi cairan.

Asuhan yang diberikan seperti anjurkan ibu untuk

memperbaiki sikap tubuhnya, terutama saat duduk dan tidur,

hindari duduk dengan posisi kaki menggantung karena akan

meningkatkan tekanan akibat gaya grafitasi yang akan

menimbulkan bengkak. Pada saat tidur posisikan kaki sedikit

tinggi sehingga cairan yang telah menumpuk dibagian

ekstraseluler dapat beralih kembali pada intraseluler akibat

dari perlawanan gaya grafitasi.

f. Heartburn

Penyebab dari keluhan ini selama kehamilan dapat

disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron atau

meningkatnya metabolisme yang menyebabkan relaksasi dari

otot polos, sehingga terjadi penurunan pada irama dan

pergerakan lambung dan penurunan tekanan pada spinkter

esofagus bawah. Selama kehamilan, spinkter esofagus bawah

bergeser ke rongga dada (pada daerah yang bertekanan

negatif),

5. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan Trimester 3

a. Tujuan Asuhan Kebidanan

untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi

kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada :


15

pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik,

diberikan dengan cara yang kreatif dan fleksibel, suportif,

peduli; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada

perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan

tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan.

b. Waktu

Waktu yang diperlukan dalam asuhan kebidanan kepada

Ny.L usia kehamilan 37 Minggu

c. 10 T

Pelaksanaan pelayanan antenatal care ada 10 standar

pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga

kesehatan yang dikenal dengan 10 T, pelayanan atau asuhan

standar minimal 10 T adalah sebagai berikut menurut

(DepKes RI, 2015) :

a. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan (T1)

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan

pertumbuhan janin. Pada ibu hamil dengan IMT sebelum

hamil normal, kecepatan penambahan berat badan pada

trimester pertama sebaiknya mencapai 1-2 kg (350-400

gram/minggu), selanjutnya pada trimester kedua dan

trimester ketiga mencapai 0,34-0,50 kg/minggu. Jika

ditemukan penambahan berat yang kurang dari 0,5 kg


16

perbulan pada ibu hamil yang gemuk atau kurang dari 1

kg perbulan pada ibu hamil yang normal, maka harus

dicari penyebabnya lebih lanjut. Hal yang harus

diperhatikan antara lain pengukuran yang kurang tepat,

berat pakaian, akumulasi cairan atau karena asupan

makanan yang tidak adekuat atau bahkan berlebihan.

Pada kehamilan lebih dari 20 minggu dengan

penambahan berat badan yang lebih dari 3 kg/bulan,

harus diidentifikasi masalah lain terutama hipertensi dalam

kehamilan. Sebaliknya, jika penambahan berat badan

kurang dari 1 kg selama trimester kedua terutama

trimester ketiga, maka akan meningkatkan risiko

melahirkan bayi dengan BBLR, IUGR, serta meningkatkan

kematian perinatal (Astuti, dkk. 2013).

IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (cm)2

Tabel 2. 1 Klasifikasi Nilai IMT


Peningkatan Berat Badan Selama Hamil

Kategori Berat badan IMT Kenaikan BB


sebelum hamil (BB/TB total yang
(m)2) dianjurkan
Berat badan kurang < 18,50 12-18
Berat badan normal 18,50-24,99 11-15
Berat badan berlebih 25,00-29.99 6-11
Obesitas ≥30,0 5-9

(Sumber : Fathonah, 2019)


17

Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik

perlahan dan bertahap, bukan mendadak dan drastis.

Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik

dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan

dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa

tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui

penambahan optimal, yaitu (Prawirohadjo, 2014) :

1) 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar

2,5 kg

2) 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg

3) Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5

kg 

b. Pengukuran Tekanan Darah (T2)

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk

mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Tekanan

darah yang normal 110/80-120/80 mmHg. Akan tetapi

saat hamil terjadi penurunan tekanan darah. Setelah usia

kehamilan 20-32 minggu tekanan darah kembali normal.

Standar pemeriksaan tekanan darah adalah 4x selama

masa kehamilan, yakni 1x pada trimester pertama, 1x

pada trimester kedua dan 2x pada trimester ketiga.

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan


18

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

(tekanan dara 140/90 mmHg) pada kehamilan dan

reeklampsia (hipertensi disertai edema pada wajah

dan/atau tungkai bawah dan/atau proteinuria)

c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) (T3)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama

untuk mendeteksi ibu hamil yang berisiko KEK. Kurang

energi kronis yang dimaksud yaitu ibu hamil yang

mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama

(beberapa bulan/tahun) yaitu <23,5 cm. Ibu hamil dengan

KEK akan dapat melahirkan berat badan lahir rendah.

Tabel 2. 2 Ambang Batas Pengukuran LILA

Hasil Pengukuran Ambang Batas

Risiko Kekurangan Energi Kronik


<23,5 cm
(KEK)

Bukan risiko Kekurangan Energi


>23,5
Kronik (KEK)

(Sumber: Sirajuddin, 2019)

d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (T4)

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali

kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi

pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia

kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan usia

kehamilan, maka kemungkinan terdapat gangguan


19

pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan

pita pengukur setelah usia kehamilan 24 minggu (Astuti

dkk, 2019).

Tabel 2. 3 TFU Menurut Aturan Mc- Donald

N Umur Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (CM)
O (Minggu)
1 12 12
2 16 16
3 20 20
4 24 24
5 28 28
6 32 32
7 36 36
8 40 40

Tabel 2. 4 Menentukan Tinggi Fundus Uteri Cara Spielberg

Usia
Kehamila Tinggi Fundus Uteri (TFU)
n
12 3 jari diatas simpisis
16 Pertengahan pusat-simpisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px)
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (Px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (Px)

(Sumber: Astuti dkk, 2019)

Perhitungan Taksiran Berat Bada Janin (TBBJ).

Perhitungan TBBJ dilakukan untuk mengetahui

pertumbuhan janin dalam kandungan pertambahan berat

badan janin yang diukur saat palpasi abdomen.


20

Taksiran Berat Janin (TBJ) = [Tinggi Fundus Uteri (dalam cm) N] x 155

Taksiran berat badan janin ditentukan berdasarkan rumus

Johnson Toshack:

N: 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul

N: 12 bila kepala masih berada diatas spina isciadika

N: 11 bila kepala sudah memasuki pintu atas panggul

Tabel 2. 5 Penurunan kepala Janin Menurut Sistem Perlimaan

PEMERIKSAAN LUAR PERIKSA DALAM KETERANGAN

= 5/5 Kepala di atas PAP,


-
mudah digerakkan.

Sulit digerakkan, bagian


= 4/5 H I – II terbesar kepala belum
masuk panggul.

= 3/5 Bagian terbesar kepala


H II – III
belum masuk panggul.

= 2/5 Bagian terbesar kepala


H III+
sudah masuk panggul.

= 1/5
H III – IV Kepala di dasar panggul

= 0/5
H IV Di perineum

(Sumber : Saifuddin, 2014)

1) Hodge I : bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan

promontorium bidang ini dibentuk pada lingkaran


21

pintu atas panggul.

2) Hodge II : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I terletak

setinggi bagian bawah simfisis

3) Hodge III : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I dan II,

terletak setinggi psina ischiadica kanan dan kiri.

Pada referensi lain bidang hodge III ini disebut

bidang 0. Kepala yang berada di atas 1 cm disebut

(-1) atau sebaliknya.

4) Hodge IV : bidang yang sejajar dengan bidang hodge I, II, III

terletak setinggi os coccygis.

e. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

(T5)

Menentukan Presentasi janin dapat di lakukan dengan cara

pemeriksaan Leopold.

1) Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri di

bagian janin yang berada di fundus

2) Leopold II : Untuk menentukan batas samping kanan dan

kiri rahim, menentukan letak punggung janin.

3) Leopold III : Untuk menentukan bagian terbawah janin

dan apakah bagian tersebut sudah masuk ke pintu atas

panggul atau masih dapat digerakkan.


22

4) Leopold IV : Untuk menentukan seberapa jauh bagian

terendah janin masuk ke pintu atas panggul (Sofian,

2012).

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester 1 dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Jika DJJ lambat

(<120 denyut/menit) atau DJJ cepat (>160 denyut/menit),

maka menunjukkan adanya gawat janin (Astuti dkk, 2019).

f. Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (T6)

Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk

membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap

infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus

yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Pemberian

imunisasi tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan

terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang

dikandungnya.

Tabel 2. 6 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid

Interval Lama
Antigen Perlindungan
(selang waktu minimal) Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal -

TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80 %


TT 3 6 minggu setelah TT 2 5 tahun 95 %
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95 %
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 99 %
tahun/seumur
hidup
(Sumber : Prawirohardjo, 2012)
23

g. Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) (T7)

Pemberian Tablet Zat besi minimum yaitu 90 tablet

selama kehamilan. Pemberian preparat besi berupa

ferrosulfat, ferro gluconatatau Na-ferrobisitrat. Pemberian

preparat Fe 60 mg per hari dapat menaikkan kadar Hb

sebanyak 1 g% per bulan. Pemberian asam folat 5 mg

selama 4 bulan untuk anemia karena defisiensi asam folat.

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapatkan tablet zat besi minimal 90 tablet selama masa

kehamilan dan diberikan sejak kontak pertama. Tablet besi

sebaiknya tidak diminum bersama teh dan kopi, karena

akan menggangu penyerapanya.

h. Pemeriksaan Laboratorium khusus (T8)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu

hamil adalah pemeriksaan rutin dan khusus. Pemeriksaan

laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang

harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,

haemoglobin dan pemeriksaan spesifik daerah endemis

(malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium

khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan

atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan

antenatal (Kemenkes, 2012). Mengemukakan bahwa

pelayanan kebidanan berkaitan erat dengan penyakit melalui


24

hubungan seksual. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh

terhadap ibu akan tetapi juga terhadap bayi yang dikandung

atau dilahirkan . Jika pemeriksaan penyakit hubungan

seksual dilakukan sejak dini pada ibu hamil kemungkinan

masih dapat diobati untuk mencegah terjadinya komplikasi

terhadap ibu dan bayi yang dikandungnya (Depkes, 2010).

i. Tatalaksana Kasus (T9)

Dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan

hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang

ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan

standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus

yang tidak dapat ditangani di rujuk sesuai dengan sistem

rujukan (Depkes, 2015).

j. Temu Wicara (T10)

Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB

pasca persalinan. Hal ini dilakukan sebagai perencanaan,

antisipasi dan persiapan dini untuk pengambilan keputusan

dalam melakukan rujukan jika terjadi komplikasi (Depkes,

2015).
25

6. Tanda Bahaya Trimester 3

Ada beberapa tanda bahaya di kehamilan trimester ketiga,

yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil, yaitu:

a. Perdarahan

Perdarahan yang terjadi selama kehamilan punya

berbagai arti yang berbeda. Jika kondisi ini dialami pada

trimester ketiga, kemungkinan penyebabnya adalah karena

adanya solusio plasenta dan plasenta previa. Solusio plasenta

adalah kondisi medis yang ditandai saat sebagian atau seluruh

plasenta terlepas dari dinding rahim, sebelum masa persalinan

tiba.

Sementara itu, plasenta previa terjadi ketika sebagian

atau seluruh plasenta, menutupi sebagian maupun seluruh

leher rahim (serviks). Kedua kondisi terkait plasenta tersebut

sama-sama akan menimbulkan perdarahan vagina.

b. Kontraksi di Awal Trimester

Salah satu tanda khas datangnya waktu persalinan

adalah timbulnya kontraksi, yang kemudian diiringi dengan

melebarnya leher rahim. Kondisi ini dikenal dengan sebutan

kontraksi palsu (kontraksi Braxton-Hicks) dan kontraksi

persalinan prodromal. Kedua jenis kontraksi tersebut memang

belum mengarah pada persalinan yang sesungguhnya, tetapi


26

bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, terlebih ketika intensitas

kontraksi berubah semakin kuat.

c. Sakit Kepala dan Sakit Perut

sakit kepala atau sakit perut di trimester ketiga

kehamilan. Kelelahan mungkin merupakan penyebab

utamanya. Namun, jangan anggap remeh jika muncul sakit

kepala, sakit perut, sesak napas, gangguan penglihatan, hingga

beberapa anggota tubuh mudah memar dan membengkak

pada waktu yang bersamaan.gejala tersebut bisa merujuk pada

kondisi preeklampsia, yang merupakan komplikasi kehamilan

berbahaya.

7. ASUHAN HOLISTIK

Pada setiap tahapan kehamilan, ibu hamil akan mengalami

proses kejiwaan yang berbeda. Pada trimester III yang sudah

mendekati hari persalinan akan timbul gejolak baru untuk

menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab sebagai ibu

pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan. Saat ini kehidupan

psikologis dan emosional ibu hamil dipenuhi oleh pikiran dan

perasaan mengenai persalinan dan tanggung jawab sebagai ibu

Proses melahirkan pada setiap ibu pasti berbeda-beda.

Ternyata, selain penyebab yang bersifat klinis, suasana psikologis

sang ibu yang tidak mendukung juga ikut andil mempersulit proses

persalinan. Seperti ibu dalam kondisi cemas, khawatir dan takut


27

yang berlebihan, hingga akhirnya berujung pada stres. Itulah

sebabnya menjelang proses persalinan, ibu hamil membutuhkan

ketenangan agar proses persalinan menjadi lancar tanpa

hambatan. Semakin ibu tenang menghadapi proses persalinan

maka persalinan akan berjalan semakin lancar (Pusparini, Wening,

2019).

Perasaan takut, kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak

jelas dan tidak menyenangkan adalah manifestasi cemas yang

dapat dialami oleh setiap orang terutama pada ibu hamil yang

menantikan proses persalinan. Penelitian di luar negeri

menyebutkan 12% wanita menyatakan persalinan adalah saat-saat

yang menyeramkan. Rasa cemas, takut dan sakit menimbulkan

stres yang mengakibatkan gangguan proses persalinan, sehingga

menghilangkan rasa cemas dan takut selama proses persalinan

menjadi sangat penting (Aryasatiani, Ekarini, 2019)

Beberapa kasus kecemasan sebesar 5 % - 42 % merupakan

suatu perhatian terhadap proses fisiologis. Kecemasan ini

disebabkan oleh penyakit fisik ataupun keabnormalan perubahan

fisik dikarenakan konflik emosional yaitu kecemasan. Adanya

pikiran- pikiran takut melahirkan yang akan selalu diikuti dengan

nyeri, akan menyebabkan peningkatan kerja system saraf simpatik.

Ibu menjadi mudah marah, tersinggung, gelisah, tidak mampu

memusatkan perhatian, ragu - ragu bahkan ingin lari dari kenyataan


28

hidup. Hormon stress yang dihasilkan secara berlebihan pada

wanita hamil dapat mengganggu suplai darah ke janin dan dapat

membuat janin menjadi hiperaktif hingga ia lahir kelak dan

menyebabkan autis.

Persalinan merupakan rangkaian proses fisiologis dan

psikologis yang dapat mengakibatkan nyeri persalinan, kecemasan

dan kelelahan. Penatalaksanaan nyeri pada persalinan menjadi

sangat penting untuk dilakukan karena nyeri persalinan tidak hanya

berdampak pada fisik namun juga psikologis. Salah satu metode

pengurangan nyeri persalinan adalah aromaterapi. Aromaterapi

merupakan ekstrak atau minyak yang diperoleh dari tanaman,

bunga, tumbuhan herbal, dan pohon. Hasil studi mengungkapkan

bahawa aromaterapi Lavender, Mawar, Melati, Citrus Aurantium

dan Boswellia Carterii telah terbukti efektif untuk mengurangi nyeri

pada persalinan yang dapat digunakan dalam berbagai metode

seperti inhalasi, mandi, pijat dan rendam kaki. Penggunaan

aromaterapi yang mudah dapat menjadi salah satu alternatif untuk

mengurangi nyeri persalinan. Selain aroma terapi ada juga asuhan

holistic lain seperti Akupresur.

Beberapa manfaat akupresur yang perlu Anda ketahui:

a. Meredakan rasa sakit

Akupresur bisa meredakan rasa nyeri, seperti nyeri punggung,

sakit kepala, atau nyeri pasca operasi, dengan cara memancing


29

tubuh untuk memproduksi hormon endorfin. Hormon inilah yang

akan mengurangi rasa sakit, sekaligus menimbulkan perasaan

positif.

b. Membantu meringankan efek samping kemoterapi

Pasien yang menjalani kemoterapi sering kali merasakan mual,

lemas, mudah lelah, atau bahkan stres. Akupresur dipercaya

dapat meringankan stres, mual, muntah, meredakan rasa sakit,

meningkatkan energi, dan mengatasi konstipasi yang mungkin

terjadi sebagai efek samping kemoterapi.

c. Meredakan Rasa cemas

Kecemasan adalah gangguan psikologis yang umum terjadi.

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengganggu

kesehatan, serta mengurangi kualitas hidup.

d. Memperbaiki kualitas tidur

Susah tidur dapat membuat tubuh terasa tidak berenergi, sulit

berkonsentrasi, dan mengantuk saat bekerja. Terapi akupresur

dipercaya dapat mengatasi susah tidur ini. Hal ini diduga terkait

efek endorfin yang dilepaskan tubuh ketika menjalani terapi

akupresur.
30

D. Kerangka konsep

NY.L G2P1A0
31

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Kerangka Asuhan Pada Masa Kehamilan

Penentuan Subjek Studi kasus

Ibu hamil Trimester III usia Kehamilan 37 Minggu di


PMB Delima

Menjelaskan ,maksud dan tujuan di lakukannya studi


kasus pada pasrtisipan serta informed consent

Pengumpulan data

Observasi Studi
Anamnesa Asuhan yang di berikan
dokumentasi
1. Tindakan

a. Memberitahu factor resiko atau komplikasi


padakehamilan,persalinan,nifas, BBL.
b. Memberitahu tanda bahaya kehamilan

Gambar 3. 1 Kerangka Asuhan Pada Masa Kehamilan


A. Pendekatan Study Kasus

Pada kasus Ny.L Penulis melakukan asuhan berkelanjutan dari


mulai kehamilan trimester III dengan memberikan pendidikan
kesehatan dari mulai kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
sampai dengan kontrasepsi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Studi kasus kebidanan berkelanjutan pada kehamilan ini


dilaksanakan di Rumah Sehat Delima pada bula febrfuari-april

C. Objek Penelitian

Objek studi kasus ini adalah Ny.L G2P1A0 dengan umur ibu 26
tahun.

D. Metode pengumpulan data (SOAP)

Pada studi kasus ini dilakukan pada masa kehamilan,


bersalinan, nifas, dan bayi baru lahir yang tertulis dalam bentuk SOAP
yaitu sebagai berikut :

32
33

1. Asuhan Kebidanan Antenatal

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.L G2P1A0 UMUR KEHAMILAN

37-38 MINGGU DI PMB DELIMA

Nama pengkaji : Delima Tampubolon

Tanggal pengkajian : 20 Febuari 2022

Waktu pengkajian : 10.30 WIB

I. DATA SUBJEKTIF

A. Identitas/Biodata

Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. R

Umur : 26 tahun Umur : 26 tahun

Suku/Bangsa : Sunda Suku/Bangsa : Sunda

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan

Swasta

Alamat : Cisangkan hilir 1/18

No. Telepon : 087822950506

B. Status Kesehatan

1. Datang tanggal : 20-02-2022 Pukul : 10.30 WIB

2. Alasan kunjungan : Kunjungan ulang

3. Keluhan : Ibu Mengeluh Sakit Pinggang.

4. Riwayat menstruasi

a. Haid pertama : Umur 12 tahun


34

b. Siklus : 28-30 hari

c. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut pada hari pertama

sampai ketiga

d. Dismenorhoe : Tidak Ada

e. Lamanya : 5-7 hari

f. Sifat darah : Encer dengan sedikit gumpalan

g. Keputihan : Tidak ada

Anak
Penyulit
Tahun Tempat Jenis Usia
No Penolong Persalina
Persalinan Pertolongan persalinan Kehamilan
n JK TB/BB Usia

1 2019 BPM Spontan Aterm Bidan Tidak 48 cm/ 2,5


ada P
3000 gr Tahun

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. HPHT : 08-06-21

b. TP : 15-3-22

c. Pergerakan anak dirasakan pertama kali pada usia

kehamilan 16 minggu

d. Pergerakan janin masih dirasakan ibu setiap 2 jam sekali,

Frekwensi pergerakan janin ±12 x dalam 24 jam.

e. Ibu tidak merasakan keluhan-keluhan seperti rasa lelah,

mual dan muntah yang lama, nyeri perut, panas, menggigil,

sakit kepala berat/terus menerus, penglihatan kabur, rasa

nyeri/panas waktu BAK, rasa gatal pada vulva vagina dan


35

sekitarnya, pengeluaran cairan pervaginam, nyeri,

kemerahan, tegang pada tungkai, serta tidak ada oedem.

7. Pola sehari-hari

No Pola sehari-hari Sebelum hamil Saat hamil


1 Pola nutrisi
Makan
Frekuensi 2-3 x/hari satu piring. 2-3 x/hari satu piring.
Jenis makanan Nasi, ikan asin, mie, Nasi, ikan asin, mie,
tahu, tempe. tahu, tempe.

Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada


Minum
Frekuensi 7-8 gelas/hari 7-9 gelas/ hari
Jenis minum Air putih dan teh Air putih dan teh.
2 Pola eliminasi
BAK
Frekuensi 3-4 x/hari (± 250cc) 5-6 x/hari(± 400cc)
Warna Kuning jernih Kuning jernih
BAB
Frekuensi 1 x/hari 1 x/hari
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning kecoklatan Kuning kehitaman
3 Pola tidur dan istirahat
Tidur siang Kadang-kadang ± 1/2 jam
Tidur malam ± 7 jam ± 6 jam
4 Personal hygiene
Mandi dan gosok gigi 2 x/ hari 2 x/hari
Keramas 2 x/minggu 2 x/minggu
Perawatan payudara tidak Tidak melakukan
Perawatan vulva Usap dari depan ke Usap dari depan ke
belakang dan belakang dan
keringkan pakai tisu keringkan pakai tisu
5 Pola Aktivitas Ibu hanya melakukan Ibu hanya melakukan
pekerjaan rumah pekerjaan rumah
tangga. tangga.
6 Pola Seksual 2-3 x/minggu 1x/minggu

8. Riwayat penyakit ibu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit sistemik,

seperti Jantung, Ginjal, Asma/TBC, Hepatitis, DM, hipertensi

dan epilepsi.
36

9. Riwayat penyakit Keluarga

Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit keturunan seperti Jantung, hipertensi, dan DM.

10. Imunisasi TT: TT3 (usia kehamilan 5 bulan)

TT1 : waktu hamil anak pertama

TT2 : Hamil ini ke waktu usia kehamilan 16 minggu

TT3 : Hamil ini Waktu usia kehamilan 20 Minggu

11. Riwayat Sosial

a. Status Perkawinan

Ini merupakan perkawinan yang pertama bagi ibu dan

suami, usia perkawinan kurang lebih 4 tahun.

b. Saat menikah usia ibu 23 tahun dan usia suami 23 tahun.

c. Kehamilan ini direncanakan dan diterima oleh ibu dan

keluarga

d. Ibu Mengatakan Pernah KB suntik 1 bulan, dan sudah

lepas KB sejak satu tahun yang lalu.

e. Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan lain selain dari

bidan. Obat yang di berikan bidan yaitu Fe, dan kalsium

12. Data Sosial

a. Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan : Ibu baru

mengetahui sebagian tanda ketidaknyamanan Trimester 3.

b. Pengetahuan tentang ketidaknyamanan TM III : Ibu

mengatakan mengetahuinya karena telah dijelaskan oleh

bidan sebelumnya
37

c. Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan: Ibu

mengatakan sudah mengetahui

d. Persiapan perlengkapan persalinan : Ibu mengatakan

sudah mempersiapkan perlengkapan bayi dan

perlengkapan ibu untuk bersalin.

e. Ibu mengatakan penghasilan suami per bulan RP.

3.500.000

f. Penolong persalinan : Ibu mengatakan petugas kesehatan

yang diinginkan dalam membantu proses persalinan adalah

bidan

g. Tempat persalinan : ibu mengatakan ingin bersalin BPM

Delima

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Baik

a. Kesadaran : Composmentis

b. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/menit,

P : 22 x/menit, S : 36,50C,

c. Tinggi badan : 154 cm

d. Berat badan : 61 kg. BB sebelum hamil: 48 kg.

e. IMT : BB/ (TB)2 = 21,0 (Normal)

f. Kenaikan BB selama hamil : 12 kg (Normal)

2. Kepala

a. Rambut : Berkilau, Bersih, Merata

b. Muka : Tidak ada oedema


38

c. Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera putih

d. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran

e. Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran, tidak

Ada pernafasan cuping hidung

f. Mulut dan Gigi : Bentuk bibir simetris, keadaan mulut

bersih, tidak ada caries gigi,tidak ada

sianosis

g. Leher

1) JVP : Tidak ada peningkatan

2) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

3) Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembesaran

h. Dada dan payudara

1) Dada

a) Bentuk : Simetris

b) Jantung : Irama reguler, frekuensi 80 x/menit

c) Paru : Bunyi paru vesikuler, frekuensi 20

x/menit

2) Payudara

a) Keadaan : Bersih

b) Bentuk : Simetris Kanan dan Kiri

c) Puting susu : Menonjol dikedua payudara

d) Pengeluaran : Colostrum berwarna kuning jernih

Sejak usia kehamilan 36 minggu.

e) Rasa nyeri : Tidak Ada

f) Benjolan : Tidak ada

g) Striae : Tidak Ada


39

i. Abdomen

1) Inspeksi

a) Bekas luka : Tidak ada

b) Oedem : Tidak Ada

c) Striae : Tidak Ada

2) Palpasi

a) TFU : 31 cm (Mc donald)

b) Pemeriksaan leopold :

(1) Leopold I : Teraba TFU di 3 jari di bawah Prosesus

Xiphoideus dan Teraba bagian bulat,

lunak, dan tidak melenting.

(2) Leopold II : Teraba bagian datar, keras, dan

memanjang di sebelah kiri perut ibu dan

teraba bagian-bagian terkecil janin di

sebelah kanan perut ibu.

(3) Leopold III: Pada perut bagian bawah ibu teraba

bagian keras, bulat, masih dapat

di goyangkan

(4) Leopold IV: Divergen

c) Perlimaan : 4/5

d) TBBJ: (31-12) x 155 = 3,100 gram

3) Auskultasi

a) DJJ : 140 x/menit, reguler

b) Punctum maximum : 3 jari bawah pusat sebelah kiri ibu


40

j. Punggung dan pinggang

1) Posisi tulang belakang : Normal

2) Pinggang : ada rasa nyeri

k. Ekstremitas atas dan bawah

1) Atas

a) Bentuk : Simetris kanan dan kiri

b) Kuku : Kemerahan, Bersih

c) Oedem : Tidak ada

d) Lingkar lengan atas : 25 cm (Normal)

2) Bawah

a) Bentuk : Simetris kanan dan kiri

b) Oedema : Tidak ada

c) Varises : Tidak ada

d) Keadaan : Normal

Reflek patella : +/+ kanan dan kiri

b. Genitalia:

1) Vulva / vagina : Keadaan bersih, tidak ada varises,

Tidak ada haematoma, tidak ada

pengeluaran pervaginam

2) Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan dan

nyeri tekan

3) Kelenjar Skene : Tidak ada pembengkakan

4) Perineum : Tidak ada luka parut

c. Anus : Tidak ada haemorhoid


41

B. Pemeriksaan Laboratorium

Hb : 12,5 gr/dl

USG : UK : 37 Minggu

Tp : 5-3-2022

Plasenta : Normal

III. Analisa

1. Diagnosa : G2P1A0 kehamilan 37-38 minggu janin hidup tunggal

intrauterine presentasi kepala.

2. Masalah : Sakit Pinggang

IV. Penatalaksanaan. Pukul 11:00 WIB

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

bahwa hasil pemeriksaan laboratorium Hb ibu 12,5 gr/dl bahwa itu

normal HB normal ibu hamil dari 12-16 gr/dl. Ibu mengerti dan

mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Memberikan vitamin penambah darah 1x1 di minum malam hari.Ibu

mengerti dan bersedia melakukannya

3. Memberitahu ibu untuk melakukan akupresure, tujuan dilakuakan

akupresure untuk meredakan rasa sakit punggung. Ibu mengerti dan

akan melakukannnya

4. Memberitahu ibu untuk pijat oksitosin, tujuan di pijat oksitosin ialah untuk

merangsang mules. Ibu mengerti

5. Mengingatkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan persalinan ibu

dan bayi seperti baju bayi, pernel, samping,baju ibu dan lain-lain dalam

satu tas besar apabila sewaktu waktu ada mules segera datang ke

bidanIbu mengerti
42

6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu satu minggu

kemudian tanggal 27 Februari 2022 atau segera datang jika ibu

merasakan keluhan seperti terasa mules, keluar lendir atau flek darah

dari jalan lahir dan keluar air-air atau apabila terdapat salah satu tanda

bahaya kehamilan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan kunjungan

ulang sesuai jadwal.


43

2. Asuhan Kebidanan Antenatal ke 2

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.L G2P1A0 UMUR KEHAMILAN

37-38 MINGGU DI PMB DELIMA

Nama pengkaji : Delima Tampubolon

Tanggal pengkajian : 28 Febuari 2022

Waktu pengkajian : 11.30 WIB

II. DATA SUBJEKTIF

C. Identitas/Biodata

Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. R

Umur : 26 tahun Umur : 26 tahun

D. Status Kesehatan

1. Datang tanggal : 28-02-2022 Pukul : 11.30 WIB

2. Alasan kunjungan : Kunjungan ulang

3. Keluhan : Ibu hamil 9 bulan ingin kontrol ke hamilan

secara rutin. Dan ibu mengatakan sudah

tidak sakit punggung

a. Pergerakan janin masih dirasakan ibu setiap 2 jam sekali,

Frekwensi pergerakan janin ±12 x dalam 24 jam.

b. Ibu tidak merasakan keluhan-keluhan seperti rasa lelah, mual

dan muntah yang lama, nyeri perut, panas, menggigil, sakit


44

kepala berat/terus menerus, penglihatan kabur, rasa nyeri/panas

waktu BAK, rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya,

pengeluaran cairan pervaginam, nyeri, kemerahan, tegang pada

tungkai, serta tidak ada oedem.

4. Pola sehari-hari

No Pola sehari-hari Sebelum hamil Saat hamil


1 Pola nutrisi
Makan
Frekuensi 2-3 x/hari satu piring. 2-3 x/hari satu piring.
Jenis makanan Nasi, ikan asin, mie, Nasi, ikan asin, mie,
tahu, tempe. tahu, tempe.

Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada


Minum
Frekuensi 7-8 gelas/hari 7-9 gelas/ hari
Jenis minum Air putih dan teh Air putih dan teh.
2 Pola eliminasi
BAK
Frekuensi 3-4 x/hari (± 250cc) 5-6 x/hari(± 400cc)
Warna Kuning jernih Kuning jernih
BAB
Frekuensi 1 x/hari 1 x/hari
Konsistensi Lunak Lunak
Warna Kuning kecoklatan Kuning kehitaman
3 Pola tidur dan istirahat
Tidur siang Kadang-kadang ± 1/2 jam
Tidur malam ± 7 jam ± 6 jam
4 Personal hygiene
Mandi dan gosok gigi 2 x/ hari 2 x/hari
Keramas 2 x/minggu 2 x/minggu
Perawatan payudara Tidak Tidak
Perawatan vulva Usap dari depan Usap dari depan
kebelakang dan kebelakang dan
keringkan pakai tisu keringkan pakai tisu
5 Pola Aktivitas Ibu hanya melakukan Ibu hanya melakukan
pekerjaan rumah pekerjaan rumah
tangga. tangga.
6 Pola Seksual 2-3 x/minggu 1x/minggu

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Baik

a. Kesadaran : Composmentis
45

b. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg, N : 80 x/menit,

P : 22 x/menit, S : 36,50C,

c. Berat badan : 61 kg. BB

d. IMT : BB/ (TB)2 = 21,0 (Normal)

2. Kepala

a. Muka : Tidak ada oedema

b. Mata : Konjungtiva sedikit pucat, sklera

putih

c. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran

d. Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran

e. Mulut dan Gigi : Bentuk bibir simetris, keadaan

mulut bersih, tidak ada caries gigi,tidak ada sianosis

f. Leher

1) JVP : Tidak ada peningkatan

2) Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan

3) Kelenjar Thyroid : Tidak ada pembesaran

g. Dada dan payudara

1) Dada

a) Bentuk : Simetris

b) Jantung : Irama reguler, frekuensi 80 x/menit

c) Paru : Bunyi paru vesikuler, frekuensi 20

x/menit

2) Payudara

a) Keadaan : Bersih

b) Bentuk : Simetris Kanan dan Kiri


46

h. Abdomen

1) Inspeksi

a) Pembesaran : Perutmembesar sesuai masa

kehamilan

b) Bekas luka : Tidak ada

c) Oedem : Tidak Ada

d) Striae : Tidak Ada

2) Palpasi

a) TFU : 31 cm (Mc donald)

b) Pemeriksaan leopold :

(1) Leopold I : Teraba TFU di 3 jari di bawah Prosesus

Xiphoideus dan Teraba bagian bulat,

lunak, dan tidak melenting.

(2) Leopold II : Teraba bagian datar, keras, dan

memanjang di sebelah kiri perut ibu dan

teraba bagian-bagian terkecil janin di

sebelah kanan perut ibu.

(3) Leopold III: Pada perut bagian bawah ibu teraba

bagian keras, dan sudah tidak

dapat digoyangkan.

(4) Leopold IV: Divergen

c) Perlimaan : 4/5

d) TBBJ: (31-12) x 155 = 3,100 gram

3) Auskultasi

a) DJJ : 140 x/menit, reguler


47

b) Punctum maximum : 3 jari bawah pusat sebelah kiri ibu

i. Punggung dan pinggang

1) Posisi tulang belakang : Normal

2) Pinggang : Tidak ada rasa nyeri

j. Ekstremitas atas dan bawah

1) Atas

a) Bentuk : Simetris kanan dan kiri

b) Kuku : Pucat

c) Oedem : Tidak ada

d) Lingkar lengan atas : 25 cm (Normal)

2) Bawah

a) Bentuk : Simetris kanan dan kiri

b) Oedema : Tidak ada

c) Varises : Tidak ada

d) Keadaan : Normal

e) Reflek patella : +/+ kanan dan kiri

d. Genitalia:

1. Vulva / vagina : Keadaan bersih, tidak ada varises,

Tidak ada haematoma, tidak ada

pengeluaran pervaginam

2. Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan dan nyeri

tekan

3. Kelenjar Skene : Tidak ada pembengkakan

4. Perineum : Tidak ada luka parut

e. Anus : Tidak ada haemorhoid


48

B. Pemeriksaan Laboratorium

III. Analisa

1. Diagnosa : G2P1A0 kehamilan 37-38 minggu janin hidup tunggal

intrauterine presentasi kepala.

2. Masalah : Tidak ada

IV. Penatalaksanaan. Pukul 12:00 wib

1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin

dalam keadaan baik. Ibu mengerti

2. Memberikan vitamin penambah darah 1x1 di minum malam

hari.Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

3. Memberitahu ibu untuk banyak minum air putih agar tidak sakit

punggung. Minimal sehari 2Liter air putih.Ibu mengerti

4. Memberitahu ibu untuk mempersiapkan perlengkapan persalinan

ibu dan bayi seperti baju bayi, pernel, samping,baju ibu dan lain-

lain dalam satu tas besar apabila sewaktu waktu ada mules

segera datang ke bidanIbu mengerti

5. Memberitahu ibu untuk pijat oksitosin untuk merangsang mules.

Ibu mengerti.

6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu satu

minggu kemudian tanggal 5 Maret 2022 atau segera datang jika

ibu merasakan keluhan seperti terasa mules, keluar lendir atau

flek darah dari jalan lahir dan keluar air-air atau apabila terdapat

salah satu tanda bahaya kehamilan. Ibu mengerti dan bersedia

melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal.


49

A. Etika Studi Kasus

1. Izin etik (Ethical Clearence)

Dilakukan dengan mengisi format yang ada diaturan Ethical Clearence

2. Penjelasan dan persetujuan (Informed Consent)

Memberikan lembar persetujuan kepada responden yang telah diberikan

penjelasan tentang maksud dan tujuan dari studi kasus

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Informasi yang telah dikumpulkan oleh subjek terjamin kerahasiaanya.

Data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan kepada yang

berhubungan dengan studi kasus serta tidak di publikasikan.

4. Manfaat (Benefit)

Memberikan asuhan dan kenyamanan selama kehamilan dengan

diberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan pasien

5. Keadilan (Justice)

semua ibu hamil diperlakukan secara adil dan diberikan hak yang sama

tanpa dibeda-bedakan, seluruh ibu hamil di Rumah Sehat Delima yang

tidak diberikan asuhan secara komprehensif diberikan penjelasan bahwa

ini sesuai dengan kriteria. Prinsif dan adil perlu dijaga oleh penulis

dengan kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Prinsif keadilan ini

semua ibu hamil memproleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa

membeda-bedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

1. Periode Antenatal

periode antenatal telah dilakukan sesuai standar pelayanan.

tujuan dilakukan pemeriksaan antenatal care untuk mendeteksi

dini pada ibu hamil yang berisiko atau normal, pemantauan ini

dilihat dari kemajuan kesehatan ibu atau tumbuh kembang

janinnya, peningkatan dan pertahanan kesehatan fisik, mental

ataupun sosial ibu dan bayi, karena dilakukan pemeriksaan ini

mengacu dengan 10 T untuk mengetahui secara dini adanya

ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama

hamil juga termasuk riwayat penyakit keluarga ataupun tidak yang

akan timbul pada kehamilan ini, mempersiapkan persalinan yang

cukup bulan, melahirkan secara normal dan selamat ibu dan janin,

mempersiapkan ibu pada saat masa nifas berjalan dengan normal

dan pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan ibu dan keluarga

dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang

secara normal. Disaran kan untuk tenaga kesehatan berperan

aktif dalam mendeteksi kehamilan resiko tinggi melaui ANC

dengan standar minimal 10 T hal ini sesuai dengtan teori (Yosefni

& Yulia, 2018). Dan diperkuat dengan jurnal penelitian (Nursal &

Satri, 2019) yaitu Disarankan untuk tenaga kesehatan berperan

50
51

aktif dalam mendeteksi kehamilan resiko tinggi melaui ANC

dengan standar minimal 10 T.Seorang ibu hamil agar dapat

menghindari bahaya kelainan dengan faktor risiko maka ibu hamil

harus mengetahui atau mengenali tanda-tanda kehamilan denga

faktor risiko, dan segera ke Posyandu, Puskesmas atau Rumah

Sakit terdekat bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan

faktor risiko. (Manuaba, 2019).

Berdasarkan asuhan yang diberikan terdapat kesesuaian

yang diberikan di Puskesmas Kertasari terhadap Ny. L dengan

asuhan yang terdapat dalam teori yang ada. Hal ini

menggambarkan kesesuaian antara teori dengan praktik yang

ada.Pada kunjungan pertama ibu belum mengetahui tanda

bahaya pada kehamilan. Asuhan yang dilakukan yaitu memberi

tahu ibu bahwa tanda bahaya kehamilan diantaranya: perdarahan

dari jalan lahir (kehamilan muda dan kehamilan lanjut), mual

muntah berlebihan, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan

(penglihatan menjadi kabur atau berbayang), bengkak pada

wajah dan ekstremitas yang menetap, gerakan janin berkurang,

nyeri perut hebat, keluar air ketuban sebelum waktunya, kejang,

dan demam tinggi(Hatini, 2018).

Pada setiap tahapan kehamilan, ibu hamil akan mengalami

proses kejiwaan yang berbeda. Pada trimester III yang sudah

mendekati hari persalinan akan timbul gejolak baru untuk

menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab sebagai


52

ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan. Saat ini

kehidupan psikologis dan emosional ibu hamil dipenuhi oleh

pikiran dan perasaan mengenai persalinan dan tanggung jawab

sebagai ibu (Mochtar, Rustam. 2021 : 179).

Proses melahirkan pada setiap ibu pasti berbeda-beda.

Ternyata, selain penyebab yang bersifat klinis, suasana psikologis

sang ibu yang tidak mendukung juga ikut andil mempersulit

proses persalinan. Seperti ibu dalam kondisi cemas, khawatir dan

takut yang berlebihan, hingga akhirnya berujung pada stres. Itulah

sebabnya menjelang proses persalinan, ibu hamil membutuhkan

ketenangan agar proses persalinan menjadi lancar tanpa

hambatan. Semakin ibu tenang menghadapi proses persalinan

maka persalinan akan berjalan semakin lancar (Pusparini,

Wening, 2018).

Perasaan takut, kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak

jelas dan tidak menyenangkan adalah manifestasi cemas yang

dapat dialami oleh setiap orang terutama pada ibu hamil yang

menantikan proses persalinan.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai