Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS DI UPT PUSKESMAS


SANANKULON BLITAR

Oleh :

RETI ENDANG SETYAWATI


NIM. 202206090927

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI
T.A 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada "IBU NIFAS NY “S” DI UPT PUSKESMAS SANANKULON


BLITAR ."
mahasiswa atas nama :

Nama : RETI ENDANG SETYAWATI


NIM : 202206090927

Telah disahkan pada tanggal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

RAHMA KUSUMA DEWI SST.Bd.,MPH RETI ENDANG SETYAWATI

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena


dengan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Kebidanan Pada Ny. “S” P1001 dengan Nifas normal Di UPT Puskesmas
Sanankulon Blitar.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari tidak sedikit kendala


yang dihadapi. Hal tersebut dapat teratasi berkat bantuan dari pihak. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ir. Djoko Rahardjo, MP. Selaku Rektor Universitas Kadiri


2. Rahma Kusuma Dewi SST.Bd.,MPH Selaku Pembimbing Institusi
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktek klinik
kebidanan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak
kekurangan dan mengingat kemampuan penulis yang terbatas serta waktu. Untuk
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan asuhan kebidanan
ini sangat kami harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan praktek klinik ini dapat


bermanfaat bagi Mahasiswa Kebidanan pada khususnya maupun bagi pembaca
pada umumnya.

Kediri, Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 5

1.1 Latar belakang.......................................................................... 5


1.2 Tujuan...................................................................................... 5
1.3 Metode pengambilan data........................................................ 6
1.4 Sistematika penulisan.............................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................... 8

2
2.1 Konsep Teori nifas................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Masa Nifas.................................................. 8
2.1.2 Tahapa Masa Nifas........................................................ 8
2.1.3 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas............................ 8
2.1.4 Perubahan Psikologis Pada Ibu Nifas............................ 13
2.1.5 Kunjungan Masa Nifas.................................................. 14
2.1.6 Kebutuhan Masa Nifas.................................................. 15
2.1.7 Tanda Bahaya Masa Nifas............................................. 16
2.1.8 Penatalaksanaan ........................................................... 17
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 21

3
3.1 Dokumentasi data dan kasus.................................................... 21
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 27

iv
4.1 Kesimpulan.............................................................................. 27
4.2 Saran........................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 28

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga sehat dan sejahtera dengan kualitas hidup yang baik, diantaranya dari segi
ibu dan anak, adalah merupakan pertimbangan yang penting. Telah hampir satu abad kita
berupaya agar dapat menolong ibu melahirkan dengan baik dan mendapatkan anak yang
sehat. Kita dituntut untuk mampu dan dapat memberikan kontribusi dalam bidang obstetri
dan ginekologi, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta
menurunkan angka kelahiran, kematian ibu dan kematian anak. Semua ini secara bertahap
dapat kita lihat hasilnya, untuk itu perlu adanya peningkatan sistem informasi dan
komunikasi secara terus menerus.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan
maternal yang efektif pada kehamilan, persalinan, nifas dengan komplikasi sehingga
angka kematian dan kesakitan dapat dikurangi. Masa nifas adalah waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat sempurna terutama selama hamil dan waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Sedangkan seksio sesarea adalah pelahiran janin melalui insisi yang dibuat
pada dinding abdomen dan uterus. (Keperawatan Maternitas, 2011)
Mengingat masa nifas adalah masa transisi dimana ibu mengalami perubahan-
perubahan sehingga diperlukan dukungan baik dari petugas maupun keluarga segera
setelah kelahiran, pengalaman dramatis wanita berhubungan dengan perubahan anatomi
dan psikologi sebagai transisi ke keadaan sebelum hamil. Secara psikologis wanita
mengalami proses menuju tercapainya menjadi seorang ibu yang dipengaruhi oleh
kepercayaan individu dan kebudayaan. Pelayanan kesehatan profesional yang baik
mendukung wanita melewati masa ini dengan mengembalikan kemampuan wanita untuk
merawat bayinya. Pengaruh kebudayaan yang baik sangat penting untuk wanita dan
keluarganya, dapat meningkatkan konseling dan penilaian fisik dan psikologis.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Laporan ini dibuat agar penulis dapat mengerti, memahami dan melakukan
tindakan asuhan kebidanan saat masa nifas dengan menerapkan manajemen
kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu nifas
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu nifas

6
c. Dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah aktual pada ibu nifas dan
mengantisipasi penanganannya terhadap semua yang mungkin muncul pada ibu
nifas
d. Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada ibu nifas
e. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu nifas
f. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan masalah
pada kasus ibu nifas
g. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya

1.3 Metode Pengumpulan Data


Manajemen Kebidanan Komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut :
1.3.1 Wawancara : tanya jawab secara langsung (anamnesa) kepada pasien dan suami
1.3.2 Observasi : melakukan pemeriksaan, baik dengan inspeksi, palpasi, perkusi maupun
auskultasi.
1.3.3 Studi dokumentasi : dengan melihat data dan riwayat ibu direkam medik yaitu buku
KIA yang berisi riwayat ibu kunjungan PNC sebelumnya.
1.3.4 Pemeriksaan : pemeriksaan umum (tanda-tanda vital), pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus, pemeriksaan penunjang
1.3.5 Studi kepustakaan : menggunakan buku-buku terbitan sepuluh tahun terakhir untuk
sumber teori

1.4 Sistematika Penulisan


Halaman Judul
Lembar Pengesahasan
Format Laporan Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1.4 Metode Pengumpulan Data
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Pengertian Masa Nifas
2.1.2 Tahapan Masa Nifas
2.1.3 Perubahanan Fisiologis Pada Ibu Nifas
2.1.4 Perubahan Psikologis Pada Ibu Nifas
7
2.1.5 Kunjungan Masa Nifas
2.1.6 Kebutuhan Masa Nifas
2.1.7 Tanda Bahaya Masa NIfas
2.1.8 Penatalaksanaan
BAB III TINJAUAN KASUS
Menggunakan Dokumentasi SOAP
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi analisis tentang kesenjangan antara teori dan praktik
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

8
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori


2.1.1 Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, dimulai dari selesai persalinan
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 -
8 minggu.
Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 1 jam setelah kelahiran plasenta sampai 6
minggu (42 hari) setelah itu (Prawirohardjo, Sarwono. 2014).
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) (Sulistyawati.Ari,2015).
Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu. Selama masa ini,
saluran reproduktif anatominya kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Rukiyah,Ai
Yeyeh.2011).

2.1.2 Tahapan Masa Nifas


a. Puerperium dini : masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan—jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekeja setelah 40
hari.
b. Puerperium intermedial : merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia,
yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium : merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu,
bulanan,bahkan tahunan (Sulistyawati.Ari,2015).

2.1.3 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas


1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Perubahan uterus ini dalam keseluruhannya disebut involusi.
(Rukiyah,Ai Yeyeh.2011)
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi Pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
1 Minggu Pertengahan pusat dan simphisis 500 gram
2 Minggu Tak teraba di atas simphisis 350 gram

9
6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar normal 30 gram

Involusi uterus disebabkan oleh :


1. Pengurangan estrogen plasenta. Pengurangan estrogen menghilangkan
stimulus ke hipertropi dan hiperplasia uterus.
2. Iskemia miometrium. Miometrium terus berkontraksi dan berinteraksi
3. Otolisis mioetrium

b. Lockea
Pengeluaran lokhea terbagi menjadi:
1. Lokhea Rubra
Lokhea ini berwarna merah kehitaman yang keluar pada hari ke 1-3
pascapersalinan. Terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum, dan sisa darah.
2. Lokhea Sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir yang keluar pada hari 3-7
pascapersalinan.
3. Lokhea Serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan yang keluar pada hari ke 7-14
pascapersalinan. Terdiri dari serum, leukosit, dan robekan laserasi plasenta.
4. Lokhea Alba
Lokhea ini berwarna putih yang keluar pada 2-6 minggu pascapersalinan. Terdiri
dari leukosit, selaput lender serviks, dan serabut jaringan yang mati (Nugroho,
Taufan.,dkk. 2014)
c. Serviks
Serviks menjadi lembek segera setelah persalinan dikarenakan korpus uteri yang
berkontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga perbatasan antara
korpus dan serviks uteri berbentuk cincin.
Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah. Oleh
karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun
ostium eksternum tidak dapat kembali lagi pada keadaan sebelum hamil (Nugroho,
Taufan.,dkk. 2014).

d. Vulva dan Perineum

10
Setelah melahirkan hymen muncul beberapa jaringan kecil dan perineum menjadi
kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju (Ai
yeyeh, dkk. 2010).
e. Afterpain
Pada primipara rangasangan otot meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap
kencang. Proses relaksasi dan kontraksi secara periodik sering terjadi sehingga
menimbulkan rasa nyeri yang berkepanjangan. Menyusui serta pemberian oksitosin
tambahan akan meningkatkan rasa nyeri karena dapat merangsang kontraksi uterus.

2. Perubahan Pada Mamae


Setelah melahirkan mammae akan berubah menjadi lebih lunak, lembut, serta
memperlihatkan perubahan dalam pigmentasinya, dan perubahan karakteristik
kehamilan.
Pada hari kedua postpartum sejumlah kolostrum, cairan yang dikeluarkan oleh
payudara selama 5 hari setelah kelahiran bayi, dapat diperas melalui putting susu ibu.
(Ai yeyeh,dkk. 2010)

3. Perubahan Sistem Pencernaan


a. Nafsu makan
Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelah melahirkan, asupan
makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
b. Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus digestivus menetap dalam waktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesic dan anastesi dapat memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
c. Pengosongan Usus
Ibu sering mengalami konstipasi pascapersalinan. Hal ini dikarenakan tonus otot
usus mengalami penurunan selama proses persalinan dan awal masa pascapersalinan
maupun adanya laserasi jalan lahir. System pencernaan pada masa nifas
membutuhkan waktu untuk kembali normal (Nugroho, Taufan.,dkk. 2014).
4. Perubahan Sistem Perkemihan
a. Hemostasis internal
Beberapa hal yang berhubungan dengan cairan tubuh antara lain adalah edema dan
dehidrasi. Edema terjadi karena adanya penimbunan cairan dalam jaringan akibat
gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh, sedangkan dehidrasi terjadi karena
volume cairan tubuh yang keluar berlebihan tidak diganti.
b. Keseimbangan asam basa tubuh
11
Batas normal pH cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Lebih dari itu disebut alkalosis dan
jika kurang dari itu disebut asidosis.
c. Pengeluaran sisa metabolisme
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin pada masa
postpartum menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg. Bila
pascapersalinan ibu tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, dapat segera dipasang
dower kateter selama 24 jam (Nugroho, Taufan.,dkk. 2014: 101-102).

5. Perubahan Sistem Muskuloskeletal


a. Dinding perut dan peritoneum
Dinding perut akan longgar pascapersalinan dan pulih kembali dalam 6 minggu.
b. Kulit abdomen
Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali dalam beberapa
minggu pascapersalinan dengan latihan postnatal.
c. Striae
Tingkat diastasis muskulus rektus abdominis pada ibu postpartum dapat dikaji
melalui keadaan umum, aktivitas, paritas dan jarak kehamilan, sehingga dapat
membantu menentukan lama pengembalian tonus otot menjadi normal.
d. Perubahan ligament
Setelah janin lahir, ligament-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang
saat kehamilan dan persalinan berangsur menciut kembali seperti keadaan sebelum
hamil.
e. Simpisis pubis
Dapat terjadi pemisahan simpisis pubis pada ibu postpartum yang menyebabkan
morbiditas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis adalah: nyeri tekan, atau
nyeri saat bergerak. Gejala ini dapat menghilang setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan pascapersalinan, namun ada juga yang menetap (Nugroho,
Taufan.,dkk. 2014).

6. Perubahan Sistem Hematologi


Pada awal postpartum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat bervariasi
yang disebabkan oleh volume darah, volume plasenta, dan tingkat volume darah yang
bergantung pada status gizi ibu. Jumlah kehilangan darah pada minggu pertama
postpartum berkisar 500-800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.
7. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormone plasenta
Hormone plasenta (HCG) menurun setelah plasenta terlahir, sehingga menyebabkan
kadar gula darah menurun pada ibu postpartum.
12
b. Hormone pituitary
Hormone pituitary terdiri dari hormone prolaktin, FSH, dan LH. Hormon prolaktin
meningkat dengan cepat pada ibu pascapersalinan dan akan menurun dalam 2
minggu pada ibu yang tidak segera menyusui bayinya. Hormone prolaktin berfungsi
sebagai perangsang produksi susu dan pembesaran payudara.
c. Hipotalamik pituitary ovarium
Hormone ini akan mempengaruhi lamanya mendapat menstruasi pada ibu yang
menyusui maupun tidak menyusui. Kebanyakan pada wanita menyusui akan
mendapatkan menstruasi pada 12 minggu pascapersalinan.
d. Hormone oksitosin
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat
membantu involusi uteri.
e. Hormone estrogen dan progesterone
Tingginya kadar hormone esterogen pascapersalinan dapat menyebabkan
peningkatan ADH yang dapat meningkatkan volume darah, sedangkan hormone
progesterone mempengaruhi otot halus yang mengurangi rangsangan dan
peningkatan pembuluh darah sehingga mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus,
dasar panggul, dinding vena, perineum, vulva, serta vagina (Nugroho, Taufan.,dkk.
2014).

8. Perubahan Sistem Kardiovaskuler


Volume darah ibu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada
jantung dan akan menimbulkan decompensation cordis pada pasien dengan vitum
cardio. Keadaan ini dapat diatasai dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya
haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sediakala. Umumnya hal ini
terjadi pada 3-5 hari post partum.

9. Perubahan Sistem Integumen


Cloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir.
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak akan menghilang seluruhnya setelah
bayi lahir.
Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah itu akan menetap kulit yang meregang
pada payudara, abdomen, paha dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang
seluruhnya.
10. Perubahan Tanda-Tanda Vital
a. Suhu badan
Suhu tubuh ibu pascapersalinan dapat naik ± 0,5ºC dari keadaan normal
dikarenakan kelelahan saat persalinan dan dehidrasi. Kurang lebih pada hari ke-4
13
postpartum, suhu badan akan naik lagi akibat produksi ASI. Apabila kenaikan suhu
tubuh ibu diatas 38ºC, waspada infeksi postpartum.
b. Nadi
Bradikardi dapat terjadi pada masa postpartum. Jika melebihi 100x/menit, waspada
infeksi postpartum.
c. Tekanan darah
Normalnya, tekanan darah pada ibu postpartum tidak berubah. Tekanan darah yang
rendah biasanya diakibatkan oleh terjadinya perdarahan postpartum dan tekanan
darah yang tinggi biasanya merupakan tanda preeclampsia postpartum.
d. Pernafasan
Pernafasan pada ibu postpartum biasanya lambat atau normal dikarenakan ibu
dalam masa pemulihan. Bila pernafasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat,
kemungkinan syok (Nugroho, Taufan.,dkk. 2014)

2.1.4 Perubahan Psikologis Masa Nifas


1. Fase Taking-In
Berlangsung pada hari ke 1-2 setelah melahirkan.
a. Ibu masih pasif dan tergantung dngan orang lain.
b. Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan pada tubuhya
c. Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu melahirkan.
d. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke
kondisi normal.
e. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
Kurangnya nafsu makan merupakan tanda proses pengembalian kondisi tubuh tidak
berlangsung normal.
2. Fase Taking Hold
Berlangsung pada hari ke 2-4 setelah melahirkan.
a. Ibu memperhatikan kemampuannya menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung
jawab atas bayinya.
b. Ibu menfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAB, BAK dan daya
tahan tubuh.
c. Ibu berusaha untuk menguasai beberapa keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui demandikan dan mengganti popok.
d. Ibu cenderung terbuka menerima nasehat bidan dan kritikan untuk dirinya sendiri.
e. Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu
membesarkan bayinya.
3. Fase Letting Go

14
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan dan perhatian
dari pihak keluarga.
b. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahani
kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan
social.
c. Depresi postpartum sering terjadi pada fase ini.
(Pitriani, Risa. dkk. 2014).

2.1.5 Kunjungan Masa Nifas


1. Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)
a. Mencegah perdaraha masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2. Kunjungan 2 (6 hari setelah persalinan)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal,
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. Kunjungan 3 (2 minggu setelah persalinan)
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit.
d. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
15
4. Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

2.1.6 Kebutuhan Masa Nifas


1. Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi, gizi seimbang yang cukup terutama kebutuhan protein
dan karbohidrat. Gizi pada ibu nifas sangat erat kaitannya dengan produksi air susu
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Rata-rata ibu menyusui harus
mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui. Dan ibu memerlukan tambahan 20 gr
protein di atas kebutuhan normal ketika menyusui. Ibu menyusui dianjurkan minum 2-
3 liter per hari dlaam bentuk air putih, susu dan jus buah. Pil zat besi (Fe) harus
diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40 hari pascapersalinan (Vivian
Nanny. 2010).
2. Ambulasi
Ambulasi dini adalah keputusan untuk secepat mungkin membimbing ibu nifas untuk
turun dari tempat tidur dan berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dini
dikerjakan setelah 2 jam.
3. Kebersihan diri dan bayi
Mandi di tempat tidur dilakukan sampai ibu dapat mandi sendiri di kamar mandi.
Bagian yang paling penting dibersihkan adalah putting susu dan mamae. Putting susu
harus dibersihkan dan luka pecah (rhagade) harus segera diobati. Sebaiknya putting
susu dibersihkan dengan air yang telah dimasak, tiap kali sebelum dan sesudah
menyusukan bayi.
Langkah-langkah kebersihan diri adalah sebagai berikut :
1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
2) Ajarkan ibu membersihkan daerah genetalia dengan abun dan air. Pastikan bahwa
ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlwbih dahulu dari depan
ke belakang, baru kemudian dibersihkan daerah anus. Nasihatkan ibu untuk
membersihkan vulva setiap kali selesai BAK/BAB.
3) Saranakan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari.
4) Sarankan ibu untuk memcuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah genetalianya.
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan pada ibu untuk
menghindari untuk menyentuh luka.
4. Istirahat dan Tidur

16
Ibu dianjurkan istirahat untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Karena apabila
kekurangan istirahat maka dampaknya dapat mengurangi jumlah ASI, memperlambat
proses involusi, dan menyebabkan depresi.

5. Senam Nifas
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan masa nifas
dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan normal dan
tidak ada penyulit post partum.

6. Hubungan seks
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka episiotomy telah sembuh
dan lokhea telah berhenti. Sebaiknya hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin
sampai 40 hari setelah persalinan karena pada saat itu diharapkan organ-organ tubuh
telah pulih kembali.

7. Eliminasi
Miksi disebut normal jika dapat BAK spontan 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu BAK
sendiri, bila tidak maka lakukan tindakan berikut.
a. Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat pasien
b. Mengompres air hangat di atas simpisis
Buang air besar harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan feses
mengeras mungkin akan terjadi febris.

2.1.7 Tanda Bahaya Masa Nifas


Tanda-tanda bahaya, meliputi :
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan (memasuki masa nifas)
karena itu sangat penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda
bahaya masa nifas sehinggaa ibu dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat
tanda-tanda bahaya masa nifas yang disebutkan di bawah ini :
1. Perdarahan per vaginam yang luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
perdarahan biasa) memerlukan penggantian pembalut 2-3x dalam setengah jam.
2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
3. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.
4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik.
5. Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur.
6. Pembengkakan di wajah atau tangan.
7. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan.
8. Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit.
17
9. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
10. Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkanan pada kaki.
11. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
12. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

2.1.8 Penatalaksanaan
Kategori Kegiatan
Menjaga kebersihan diri 1. Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh.
2. Ajarkan cara membersihkan menjaga kebersihan alat
genetalia: bersihkan dengan sabun dan air, dibersihkan
dan dikeringkan dari daerah vulva dahulu kemudian
daerah sekitar anus, setiap kali selesai buang air besar
atau kecil. Pembalut diganti minimal 3 kali sehari,
pembalut harus bersih dan kering dengan baik.
3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
dan sesudah membersihkan daerah genetalia.
Istirahat Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
lakukan kegiatan sesuai dengan kekuatan fisik, tidur
ketika bayi tidur dengan posisi tubuh yang baik.
Latihan fisik/senam 1. Mengajarkan latihan ringan tertentu yang membantu
memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul.
2. Diskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut
dan panggul kembali normal ibu akan merasa telah
kuat dan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
a. Jelaskan bahwa latihan/senam nifas beberapa menit
setiap hari sangat membantu.
b. Latihan pernapasan dan otot perut:
 Dengan tidur terlentang
 Lengan disamping
 Menarik otot perut selagi menarik napas
 Tahan napas kedalam dan angkat dagu kedada;
tahan 1 hitungan sampai 5
 Rileks dan ulangi 10 kali
c. Latihan memperkuat tonus otot vagina (latihan
kegel):
 Kerutkan otot vagina dan anus seperti menahan

18
kencing dan buang air besar dan tahan sampai
hitungan 5
 Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali
 Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk
setiap gerakan, setiap minggu naikkan jumlah
latihan 5 kali lebih banyak.
 Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus
mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
Nutrisi 1. Anjurkan makan dengan menu makanan seimbang
untuk mendapatkakan protein, mineral dan vitamin
yang cukup. Memperoleh tambahan 500 kalori setiap
hari.
2. Minum sedikitnya 2 liter setiap hari.
3. Tablet zat bezi diminum minimal hingga 40 hari pasca
persalinan.
Menyusui Bantu dan bimbing agar dapat menyusui dan bayi
mendapat ASI yang cukup
Perawatan payudara 1. Ajarkan posisi menyusui yang benar (karena posisi
yang salah dapat menyebabkan lecet dan melelahkan
baik ibu maupun bayi)
2. Ajarkan untuk menjaga kebersihan payudara terutama
puting susu, menggunakan BH yang menyokong
3. Bila puting susu lecet ketika menyusui oleskan
kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting
susu, tetap menyusui, dimulai dari puting yang tidak
lecet.
4. Bila lecet berat istirahatkan selama 24 jam, ASI
dikeluarkan dan berikan dengan menggunakan
sendok/cangkir
5. Bila nyeri dapat diberikan parasetamol kepada ibu 1
tablet
6. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI
lakukan:
- Pengompresan payudara dengan air hangat
- Urut dari arah pangkal menuju puting susu
- Keluarkan ASI sebagian agar payudara menjadi
lunak.

19
- Letakkan kain basah dingin pada payudara setelah
menyusui
Senggama  Secara fisikaman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu merasakan
aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
 Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai waktu tertentu, misalnya
setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan.
Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
Keluarga Berencana  Idealnya pasangan harus menunggu minimal 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali
 Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan,
bagaimana merencanakan keluarganya
 Bidan membantu merencanakan keluarga dengan
mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.

Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,


penggunaan kontrasepsi lebih aman terutama apabila
sudah haid lagi.
Sebelum menggunakan metode KB, jelaskan terlebih
dahulu hal-hal berikut:
- Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan
dengan efektivitasnya
- Kelebihan/keuntungannya
- Kekurangan
- Efek samping
- Cara menggunakannya
- Untuk ibu yang dapat menyusui penuh, beritahu
prinsip-prinsip KB dengan Amenorrhoe laktasi aman
selama 6 bulan.
Jika seorang ibu telah memilih metode KB tertentu,
sebaiknya ada pertemuan dengannya dalam 2 minggu

20
untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan dan
apakah metode tersebut telah bekerja dengan baik.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL

Tanggal MKB : 17-12-2022 Tanggal Pengkajian : 18-12-2022


Jam MKB : 10.00 WIB Jam Pengkajian : 13.00 WIB

SUBJEKTIF
1. Biodata

21
IBU SUAMI/WALI
Nama : Ny.S Nama : Tn.I
Umur : 22 tahun Umur : 21 tahun
: Islam : Islam
Agama Agama
: Jawa/Indonesia : Jawa
Suku/bangsa : SMA Suku
: SMP
Pendidikan : IRT Pendidikan : Swasta
Pekerjaan : Bendowulung 3/4 Pekerjaan : Bendowulung 3/4
Alamat Alamat/HP.

2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan sediki nyeri pada luka bekas jahitan
3. Riwayat menstruasi:
Siklus : 28 hari TP : 18-12-2022
HPHT : 11-4-2022
4. Riwayat obstetrik
Anak
Ha UK Peny Jenis Tem Peno Komplikasi Bayi Nifas Hidup/
mil (mg ulit persa pat long Persalinan Mati/
ke- g) Keha linan persa Bayi Ibu PB/ Kead IM Peny Lakta Usia
milan linan BB aan D ulit si
I 38 Tidak Spont PKM Bidan Tidak Tidak 49 Sehat Tidak Hidup
ada an ada ada cm/ ada
3300
gr

5. Riwayat kesehatan ibu sekarang dan lalu yang dapat mempengaruhi masa nifas (termasuk
status HIV dan HbsAg) :
Tidak ada
6. Riawayat sosial, ekonomi, budaya
Stastus perkawinan: Kawin Ya/Tidak, Kawin : 1 kali
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : Rumah Sakit
Pendanaan kesehatan : Mandiri
Budaya yang akan dilakukan saat nifas dan perawatan bayi : tidak ada
Bentuk dukungan keluarga terhadap ibu nifas : Keluarga selalu mensupport dan membantu
ibu dalam memenuhi kebutuhannya
7. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
A. Makan dan minum
Frekuensi : Makan 2-3 kali/sehari

Minum 8-9 kali/sehari

Jenis & porsi : Makan dengan nasi, sayur, tahu tempe (1 porsi )
Minum dengan air putih & 8-9 gelas/sehari
B. Istirahat
Frekuensi : 1 kali/sehari, saat malam
Durasi : 5-6 jam
C. Eliminasi
BAK : 5 kali/sehari, Keluhan : Tidak ada
BAB : 1 kali/sehari, Keluhan : Tidak ada

OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik

22
2. Cardinal Sign
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 85 kali/menit
Suhu : 36,20C
Respirasi : 22 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a) Muka
Konjungtiva : Tidak anemis, Seklera : Tidak ikterik, Oedema : Tidak oedema
b) Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c) Payudara
Keadaan mammae : Bentuk simetris, Payudara bersih, Aerolla hiperpigmentasi,
Kolostrum sudah keluar, Puting susu menonjol
d) Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada, Jenis operasi : -
e) Genetalia eksterna
Pengeluaran pervaginam : Darah berwarna merah segar, Jenis : Lokhea rubra
Luka perineum : Luka perineum derajat I, Luka bersih, Jahitan bertaut,
Tidak ada tanda infeksi
Varises : Tidak ada varises
Oedema : Tidak ada oedema
Pembesaran kelenjar bartolini/skene : Tidak ada pembesaran kelenjar bartholini/skene
Haemoroid : Tidak ada haemoroid
f) Tangan dan kaki
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
Palpasi
a) Payudara : Tidak ada benjolan, Tidak ada nyeri tekan, ASI keluar
b) Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat, Teraba keras pada fundus
Kontraksi : Baik
Diastasis rektus abdominalis : 2 cm
Kandung kemih : Kosong
c) Ekstremitas : Tidak ada oedema , Homan’s sign : Tidak ada tromboflebistis
4. Data Penunjang (bila diperlukan)
Tanggal : ................ Jenis pemeriksaan : ................
Hasil : ................
Data Sekunder
Tanggal 15-09-2020

Hb : 12,0 g/dl
Red : Negative
Alb : Negative
HbsAg : NR
HIV : NR
Siphilis : NR

ASSESMENT
Diagnosa dan atau Masalah
P1A0 6 Jam Post Partum

23
PENATALAKSANAAN

Jam Penatalaksanaan Nama dan


Paraf
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
dan rencana asuhan selanjutnya, ibu terlihat
sedikit cemas dengan kondisinya saat ini.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa nyeri pada
luka bekas jahitan perineum yang dialaminya
saat ini adalah hal yang normal, ibu
mengatakan lega setelah mendapat
penjelasan dari petugas
3. Menganjurkan ibu untuk melakukan
mobilisasi dini yaitu miring kanan, kiri,
duduk, kemudian jalan ke kamar mandi
secara perlahan-lahan untuk membantu
menguatkan otot-otot perut sehingga ibu
cepat pulih, ibu sudah mulai berlatih miring
kanan, kiri dan duduk.
4. Mengajarkan ibu cara melakukan senam ibu
nifas, ibu dapat mempraktikkan ulang
dengan benar dengan sedikit bantuan.
5. Memberitahu keluarga untuk memberikan
makanan bergizi seimbang kepada ibu untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi agar ibu cepat
pulih, ibu makan dengan sayur sop dan ayam
goreng.
6. Mengajarkan ibu cara menyusui bayi yang
benar mulai dari posisi dan pelekatan, ibu
dapat mempraktikkan cara menyusui yang
benar dengan bantuan dari petugas.
7. Menganjurkan ibu untuk menyusi banyinya
sesering mungkin maksimal tiap 2 jam sekali
dan hanya diberikan ASI saja tanpa makanan
atau minuman tambahan, ibu menyusui
banyinya setiap 2 jam sekali dan tidak
memberikan makanan atau minuman
tambahan.
8. Menjelaskan kepada ibu untuk beristirahat
setelah bayinya selesai menyusu agar
kondisinya segera pulih, ibu mengatakan
akan beristirahat setelah menyusui.
9. Memberitahu ibu cara perawatan neonatus
sehari-hari, ibu bersedia dan mengerti
dengan cara :
- Menjaga bayi agar tetap hangat
- Ganti baju dan popok jika basah
- Menjaga kehangatan bayi dengan
memakaikan topi dan sarung tangan
- Perawatan tali pusat dengan konsep
24
kering dan dibungkus dengan kasa
10. Mengajarkan kepada ibu cara menjaga
personal hygiene dirinya, ibu mengatakan
paham dengan penjelasan dari petugas
tentang cara menjaga personal hygiene
terbukti ibu selalu menganggukkan kepala
setelah petugas selesai berbicara.
11. Memberitahu ibu untuk meminum asam
mefenamat 3x1, amoxilin 3x1, tamblet
penambha darah 3x1 dan vitamin 3x1, ibu
mengatakan akan meminum obat sesuai
dengan anjuran petugas.
12. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk
kunjungan ulang berikutnya 1 minggu lagi,
ibu sepakat untuk melakukan kunjungan
ulang masa nifas 1 minggu lagi.

Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas

Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


21 Ibu ingin Keadaan umum : Baik P1A0 3 hari 1. Memberitahu ibu hasil
Desember mengetahui Tekanan darah : 100/ 70 post partum pemeriksaan bahwa ibu
2022 kondisinya mmHg normal dalam kondisi baik, ibu
setelah Nadi : 82 kali/menit mengerti
melahirkan Suhu : 36,5 0C 2. Memberitahu ibu kembali
Respirasi: 20 kali/menit untuk tidak tarak makanan
Pemeriksaan fisik supaya jahitannya cepat

25
Abdomen kering, ibu mengerti dan
Bekas luka operasi : Tidak bersedia
ada 3. Memberitahu ibu untuk
TFU : pertengahan pusat istirahat yang cukup saat
dan sympisis bayi tidur ibu harus
Kontraksi : Baik istirahat, ibu mengerti.
Diastasis : 1 jari 4. Menganjurkan ibu kembali
Kandung kemih : kosong untuk menjaga kebersihan
Genetalia eksterna genetalianya dengan
Pengeluaran pervaginam : mengganti pembalut
lokia rubra, Luka minimal 2 kali sehari,
perineum : Ada jahitan, memberitahu ibu cara cebok
(baik tidak ada tanda-tanda yang benar, memberitahu
infeksi) jika setelah BAK dan BAB
kemaluannya di lap supaya
tidak lembab, ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk
kontrol 1 minggu lagi, ibu
bersedia.

BAB IV

PEMBAHASAN

Masa nifas pada Ny “S” P1A0 Postpartum 6 jam berjalan dengan normal. Berdasarkan
pemeriksaan ibu dan bayi dalam kondisi baik. Pada hasil pemeriksaan fisik ibu menunjukkan
dalam batas normal yaitu TD 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5ºC.
Menurut Dewi Martalia, (2012) ibu nifas harus makan makanan yang bervariasi dan bergizi

26
seimbang, terpenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, zat besi, vitamin dan mineral untuk
mengatasi anemia,kurang cairan, dan serat untuk memperlancar ekskresi serta laktasi, dan ibu
nifas serta menyusui membutuhkan tambahan 700 kalori. Menganjurkan Ibu makan protein
dari sumber hewani seperti ikan, ayam, daging, sayuran hijau, makan nasi tahu serta tempe
kukus sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi secara optimal.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada kunjungan pertama masa nifas adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas, perawatan luka jahitan setelah
persalinan normal, pemberian ASI kepada bayinya tanpa di beri susu formula lagi dan
memberitahukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian. Asuhan kebidanan yang diberikan
adalah agar ibu tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan menu seimbang, menyusui bayinya
secara on demand tanpa tambahan susu formula serta ibu diberikan KIE mengenai macam-
macam alat kontrasepsi (KB).

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

27
Dari uraian materi dan pembahasan kasus tersebut, dapat disimpulan bahwa sebagai
seorang bidan sangat penting memberikan asuhan sesuai standar kepada setiap pasien dan
masyarakat terutama di dalam memberikan pelayanan kebidanan. Asuhan masa nifas yang
diberikan pada Ny.S di UPT Puskesmas Sanankulon Blitar sudah terlaksana. Asuhan ini di
lakukan untuk memantau perkembangan kesehatan ibu dan bayi serta mendeteksi dini adanya
komplikasi yang mungkin akan terjadi sehingga dapat dihindari.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Tempat Praktik

Diharapkan bidan tetap melaksanakan setiap pelayanan kebidanan dengan baik dan
selalu berpegang pada standar asuhan kebidanan agar tercipta ibu yang sehat untuk
generasi yang sehat juga.

5.2.3 Bagi Mahasiswa

Diharapkan semua mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam


menerapkan asuhan kebidanan yang profesional, dengan baik dan benar. Serta
mahasiswa lebih memahami ilmu pengetahuan dan perkembangan ilmu pengetahuan
yang terbaru.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.


Nanny,Vivian.2010.Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita.Jakarta:Salemba Medika

28
Nugroho, Taufan.,dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pitriani, Risa. Rika Andriyani. 2014. Ibu Nifas Normal.Yogyakarta : C.V Budi Utama.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBPSP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi) Kebidanan.
Jakarta: TIM.
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V
Andi Offset.
Direktorat Jendral Perawatan Medik Departemen Kesehatan RI. Standar Asuhan
Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas

29

Anda mungkin juga menyukai