Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 5
2
2.1 Konsep Teori nifas................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Masa Nifas.................................................. 8
2.1.2 Tahapa Masa Nifas........................................................ 8
2.1.3 Perubahan Fisiologis Pada Ibu Nifas............................ 8
2.1.4 Perubahan Psikologis Pada Ibu Nifas............................ 13
2.1.5 Kunjungan Masa Nifas.................................................. 14
2.1.6 Kebutuhan Masa Nifas.................................................. 15
2.1.7 Tanda Bahaya Masa Nifas............................................. 16
2.1.8 Penatalaksanaan ........................................................... 17
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 21
3
3.1 Dokumentasi data dan kasus.................................................... 21
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 27
iv
4.1 Kesimpulan.............................................................................. 27
4.2 Saran........................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 28
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Laporan ini dibuat agar penulis dapat mengerti, memahami dan melakukan
tindakan asuhan kebidanan saat masa nifas dengan menerapkan manajemen
kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu nifas
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu nifas
6
c. Dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah aktual pada ibu nifas dan
mengantisipasi penanganannya terhadap semua yang mungkin muncul pada ibu
nifas
d. Menetapkan kebutuhan tindakan segera pada ibu nifas
e. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu nifas
f. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan masalah
pada kasus ibu nifas
g. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan sebelumnya
BAB II
8
TINJAUAN TEORI
9
6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
8 Minggu Sebesar normal 30 gram
b. Lockea
Pengeluaran lokhea terbagi menjadi:
1. Lokhea Rubra
Lokhea ini berwarna merah kehitaman yang keluar pada hari ke 1-3
pascapersalinan. Terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekoneum, dan sisa darah.
2. Lokhea Sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir yang keluar pada hari 3-7
pascapersalinan.
3. Lokhea Serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan yang keluar pada hari ke 7-14
pascapersalinan. Terdiri dari serum, leukosit, dan robekan laserasi plasenta.
4. Lokhea Alba
Lokhea ini berwarna putih yang keluar pada 2-6 minggu pascapersalinan. Terdiri
dari leukosit, selaput lender serviks, dan serabut jaringan yang mati (Nugroho,
Taufan.,dkk. 2014)
c. Serviks
Serviks menjadi lembek segera setelah persalinan dikarenakan korpus uteri yang
berkontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga perbatasan antara
korpus dan serviks uteri berbentuk cincin.
Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah. Oleh
karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun
ostium eksternum tidak dapat kembali lagi pada keadaan sebelum hamil (Nugroho,
Taufan.,dkk. 2014).
10
Setelah melahirkan hymen muncul beberapa jaringan kecil dan perineum menjadi
kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju (Ai
yeyeh, dkk. 2010).
e. Afterpain
Pada primipara rangasangan otot meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap
kencang. Proses relaksasi dan kontraksi secara periodik sering terjadi sehingga
menimbulkan rasa nyeri yang berkepanjangan. Menyusui serta pemberian oksitosin
tambahan akan meningkatkan rasa nyeri karena dapat merangsang kontraksi uterus.
14
a. Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan dan perhatian
dari pihak keluarga.
b. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahani
kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan
social.
c. Depresi postpartum sering terjadi pada fase ini.
(Pitriani, Risa. dkk. 2014).
16
Ibu dianjurkan istirahat untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Karena apabila
kekurangan istirahat maka dampaknya dapat mengurangi jumlah ASI, memperlambat
proses involusi, dan menyebabkan depresi.
5. Senam Nifas
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan masa nifas
dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan normal dan
tidak ada penyulit post partum.
6. Hubungan seks
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka episiotomy telah sembuh
dan lokhea telah berhenti. Sebaiknya hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin
sampai 40 hari setelah persalinan karena pada saat itu diharapkan organ-organ tubuh
telah pulih kembali.
7. Eliminasi
Miksi disebut normal jika dapat BAK spontan 3-4 jam. Ibu diusahakan mampu BAK
sendiri, bila tidak maka lakukan tindakan berikut.
a. Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat pasien
b. Mengompres air hangat di atas simpisis
Buang air besar harus ada dalam 3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan feses
mengeras mungkin akan terjadi febris.
2.1.8 Penatalaksanaan
Kategori Kegiatan
Menjaga kebersihan diri 1. Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh.
2. Ajarkan cara membersihkan menjaga kebersihan alat
genetalia: bersihkan dengan sabun dan air, dibersihkan
dan dikeringkan dari daerah vulva dahulu kemudian
daerah sekitar anus, setiap kali selesai buang air besar
atau kecil. Pembalut diganti minimal 3 kali sehari,
pembalut harus bersih dan kering dengan baik.
3. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
dan sesudah membersihkan daerah genetalia.
Istirahat Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
lakukan kegiatan sesuai dengan kekuatan fisik, tidur
ketika bayi tidur dengan posisi tubuh yang baik.
Latihan fisik/senam 1. Mengajarkan latihan ringan tertentu yang membantu
memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul.
2. Diskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut
dan panggul kembali normal ibu akan merasa telah
kuat dan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
a. Jelaskan bahwa latihan/senam nifas beberapa menit
setiap hari sangat membantu.
b. Latihan pernapasan dan otot perut:
Dengan tidur terlentang
Lengan disamping
Menarik otot perut selagi menarik napas
Tahan napas kedalam dan angkat dagu kedada;
tahan 1 hitungan sampai 5
Rileks dan ulangi 10 kali
c. Latihan memperkuat tonus otot vagina (latihan
kegel):
Kerutkan otot vagina dan anus seperti menahan
18
kencing dan buang air besar dan tahan sampai
hitungan 5
Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk
setiap gerakan, setiap minggu naikkan jumlah
latihan 5 kali lebih banyak.
Pada minggu ke 6 setelah persalinan ibu harus
mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
Nutrisi 1. Anjurkan makan dengan menu makanan seimbang
untuk mendapatkakan protein, mineral dan vitamin
yang cukup. Memperoleh tambahan 500 kalori setiap
hari.
2. Minum sedikitnya 2 liter setiap hari.
3. Tablet zat bezi diminum minimal hingga 40 hari pasca
persalinan.
Menyusui Bantu dan bimbing agar dapat menyusui dan bayi
mendapat ASI yang cukup
Perawatan payudara 1. Ajarkan posisi menyusui yang benar (karena posisi
yang salah dapat menyebabkan lecet dan melelahkan
baik ibu maupun bayi)
2. Ajarkan untuk menjaga kebersihan payudara terutama
puting susu, menggunakan BH yang menyokong
3. Bila puting susu lecet ketika menyusui oleskan
kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting
susu, tetap menyusui, dimulai dari puting yang tidak
lecet.
4. Bila lecet berat istirahatkan selama 24 jam, ASI
dikeluarkan dan berikan dengan menggunakan
sendok/cangkir
5. Bila nyeri dapat diberikan parasetamol kepada ibu 1
tablet
6. Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI
lakukan:
- Pengompresan payudara dengan air hangat
- Urut dari arah pangkal menuju puting susu
- Keluarkan ASI sebagian agar payudara menjadi
lunak.
19
- Letakkan kain basah dingin pada payudara setelah
menyusui
Senggama Secara fisikaman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat
memasukkan dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu merasakan
aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai waktu tertentu, misalnya
setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan.
Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
Keluarga Berencana Idealnya pasangan harus menunggu minimal 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan,
bagaimana merencanakan keluarganya
Bidan membantu merencanakan keluarga dengan
mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.
20
untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan dan
apakah metode tersebut telah bekerja dengan baik.
BAB III
TINJAUAN KASUS
SUBJEKTIF
1. Biodata
21
IBU SUAMI/WALI
Nama : Ny.S Nama : Tn.I
Umur : 22 tahun Umur : 21 tahun
: Islam : Islam
Agama Agama
: Jawa/Indonesia : Jawa
Suku/bangsa : SMA Suku
: SMP
Pendidikan : IRT Pendidikan : Swasta
Pekerjaan : Bendowulung 3/4 Pekerjaan : Bendowulung 3/4
Alamat Alamat/HP.
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan sediki nyeri pada luka bekas jahitan
3. Riwayat menstruasi:
Siklus : 28 hari TP : 18-12-2022
HPHT : 11-4-2022
4. Riwayat obstetrik
Anak
Ha UK Peny Jenis Tem Peno Komplikasi Bayi Nifas Hidup/
mil (mg ulit persa pat long Persalinan Mati/
ke- g) Keha linan persa Bayi Ibu PB/ Kead IM Peny Lakta Usia
milan linan BB aan D ulit si
I 38 Tidak Spont PKM Bidan Tidak Tidak 49 Sehat Tidak Hidup
ada an ada ada cm/ ada
3300
gr
5. Riwayat kesehatan ibu sekarang dan lalu yang dapat mempengaruhi masa nifas (termasuk
status HIV dan HbsAg) :
Tidak ada
6. Riawayat sosial, ekonomi, budaya
Stastus perkawinan: Kawin Ya/Tidak, Kawin : 1 kali
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : Rumah Sakit
Pendanaan kesehatan : Mandiri
Budaya yang akan dilakukan saat nifas dan perawatan bayi : tidak ada
Bentuk dukungan keluarga terhadap ibu nifas : Keluarga selalu mensupport dan membantu
ibu dalam memenuhi kebutuhannya
7. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
A. Makan dan minum
Frekuensi : Makan 2-3 kali/sehari
Jenis & porsi : Makan dengan nasi, sayur, tahu tempe (1 porsi )
Minum dengan air putih & 8-9 gelas/sehari
B. Istirahat
Frekuensi : 1 kali/sehari, saat malam
Durasi : 5-6 jam
C. Eliminasi
BAK : 5 kali/sehari, Keluhan : Tidak ada
BAB : 1 kali/sehari, Keluhan : Tidak ada
OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
22
2. Cardinal Sign
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 85 kali/menit
Suhu : 36,20C
Respirasi : 22 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
a) Muka
Konjungtiva : Tidak anemis, Seklera : Tidak ikterik, Oedema : Tidak oedema
b) Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c) Payudara
Keadaan mammae : Bentuk simetris, Payudara bersih, Aerolla hiperpigmentasi,
Kolostrum sudah keluar, Puting susu menonjol
d) Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada, Jenis operasi : -
e) Genetalia eksterna
Pengeluaran pervaginam : Darah berwarna merah segar, Jenis : Lokhea rubra
Luka perineum : Luka perineum derajat I, Luka bersih, Jahitan bertaut,
Tidak ada tanda infeksi
Varises : Tidak ada varises
Oedema : Tidak ada oedema
Pembesaran kelenjar bartolini/skene : Tidak ada pembesaran kelenjar bartholini/skene
Haemoroid : Tidak ada haemoroid
f) Tangan dan kaki
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
Palpasi
a) Payudara : Tidak ada benjolan, Tidak ada nyeri tekan, ASI keluar
b) Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat, Teraba keras pada fundus
Kontraksi : Baik
Diastasis rektus abdominalis : 2 cm
Kandung kemih : Kosong
c) Ekstremitas : Tidak ada oedema , Homan’s sign : Tidak ada tromboflebistis
4. Data Penunjang (bila diperlukan)
Tanggal : ................ Jenis pemeriksaan : ................
Hasil : ................
Data Sekunder
Tanggal 15-09-2020
Hb : 12,0 g/dl
Red : Negative
Alb : Negative
HbsAg : NR
HIV : NR
Siphilis : NR
ASSESMENT
Diagnosa dan atau Masalah
P1A0 6 Jam Post Partum
23
PENATALAKSANAAN
25
Abdomen kering, ibu mengerti dan
Bekas luka operasi : Tidak bersedia
ada 3. Memberitahu ibu untuk
TFU : pertengahan pusat istirahat yang cukup saat
dan sympisis bayi tidur ibu harus
Kontraksi : Baik istirahat, ibu mengerti.
Diastasis : 1 jari 4. Menganjurkan ibu kembali
Kandung kemih : kosong untuk menjaga kebersihan
Genetalia eksterna genetalianya dengan
Pengeluaran pervaginam : mengganti pembalut
lokia rubra, Luka minimal 2 kali sehari,
perineum : Ada jahitan, memberitahu ibu cara cebok
(baik tidak ada tanda-tanda yang benar, memberitahu
infeksi) jika setelah BAK dan BAB
kemaluannya di lap supaya
tidak lembab, ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk
kontrol 1 minggu lagi, ibu
bersedia.
BAB IV
PEMBAHASAN
Masa nifas pada Ny “S” P1A0 Postpartum 6 jam berjalan dengan normal. Berdasarkan
pemeriksaan ibu dan bayi dalam kondisi baik. Pada hasil pemeriksaan fisik ibu menunjukkan
dalam batas normal yaitu TD 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,5ºC.
Menurut Dewi Martalia, (2012) ibu nifas harus makan makanan yang bervariasi dan bergizi
26
seimbang, terpenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, zat besi, vitamin dan mineral untuk
mengatasi anemia,kurang cairan, dan serat untuk memperlancar ekskresi serta laktasi, dan ibu
nifas serta menyusui membutuhkan tambahan 700 kalori. Menganjurkan Ibu makan protein
dari sumber hewani seperti ikan, ayam, daging, sayuran hijau, makan nasi tahu serta tempe
kukus sehingga kebutuhan nutrisi terpenuhi secara optimal.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada kunjungan pertama masa nifas adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas, perawatan luka jahitan setelah
persalinan normal, pemberian ASI kepada bayinya tanpa di beri susu formula lagi dan
memberitahukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian. Asuhan kebidanan yang diberikan
adalah agar ibu tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan menu seimbang, menyusui bayinya
secara on demand tanpa tambahan susu formula serta ibu diberikan KIE mengenai macam-
macam alat kontrasepsi (KB).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
27
Dari uraian materi dan pembahasan kasus tersebut, dapat disimpulan bahwa sebagai
seorang bidan sangat penting memberikan asuhan sesuai standar kepada setiap pasien dan
masyarakat terutama di dalam memberikan pelayanan kebidanan. Asuhan masa nifas yang
diberikan pada Ny.S di UPT Puskesmas Sanankulon Blitar sudah terlaksana. Asuhan ini di
lakukan untuk memantau perkembangan kesehatan ibu dan bayi serta mendeteksi dini adanya
komplikasi yang mungkin akan terjadi sehingga dapat dihindari.
5.2 Saran
Diharapkan bidan tetap melaksanakan setiap pelayanan kebidanan dengan baik dan
selalu berpegang pada standar asuhan kebidanan agar tercipta ibu yang sehat untuk
generasi yang sehat juga.
DAFTAR PUSTAKA
28
Nugroho, Taufan.,dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pitriani, Risa. Rika Andriyani. 2014. Ibu Nifas Normal.Yogyakarta : C.V Budi Utama.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBPSP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi) Kebidanan.
Jakarta: TIM.
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V
Andi Offset.
Direktorat Jendral Perawatan Medik Departemen Kesehatan RI. Standar Asuhan
Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas
29