S
29 TAHUN G1P0A0 PADA KEHAMILAN, PERSALINAN,
BAYI BARU LAHIR DAN NIFAS NORMAL DI PMB
SRI HELMI YH, S.SiT.,Mkes KELURAHAN PONDOK
PINANG KECAMATAN KEBAYORAN LAMA
KOTA JAKARTA PROVINSI DKI JAKARTA
TANGGAL 6 NOVEMBER 2021 S/D
26 JANUARI 2022
DISUSUN OLEH:
NAMA MAHASISWA : SITI HAPSARI PARAMITA
NIM : 1706.19.036
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha esa atas segala
G1P0A0 Pada Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir dan Nifas Normal di PMB
Sri Helmi YH, S.SiT M.KES yang beralamat di Jl. Subur No.3 Kelurahan Pondok
Laporan Praktik Klinik Kebidanan ini dibuat sebagai salah satu syarat
Jakarta.
4. Silvia Sari Novrita, S.ST, M.Kes selaku Pudir I Akademi Kebidanan Kartini
Komprehensif.
Jakarta.
iii
6. Hastin Catur Wulan., SE, SST, MSc, MBA, selaku Pudir III Akademi
7. Hj. Sri Helmi YH, S.SiT., M.Kes, beserta kaka kaka bidan senior selaku
Komprehensif.
komprehensif kebidanan.
10. Ny. S dan Tn. I serta keluarga yang telah memberikan kepercayaan dalam
proses pemberian asuhan dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru
lahir normal.
11. Ayahanda Muhamad Reza dan Ibunda Lilis Wijayanti yang saya cintai, adik-
Zein Ramadhan yang tercinta dan saya sayangi yang telah memberikan
12. Teman – teman seperjuangan angkatan 2019 terutama tim di Bidan Sri Helmi
YH yaitu Faradhea Ananda S., Fhindia Salsabila K., Mola Dea Olaru, Novia
Puspitasari, Putri Nur Bayti, Siti Rokhayati yang senantiasa bekerjasama dan
Asuhan Kebidanan Komprehensif ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
iv
Semoga Laporan Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Komprehensif ini
bermanfaat, khususnya bagi rekan profesi dan bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, ………...………….2022
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
2.1.1 Kehamilan......................................................................
2. Fisiologi Kehamilan..............................................
1. Pengertian Persalinan............................................
2. Fisiologi Persalinan..............................................
2. Fisiologi Nifas......................................................
1. Pengertian KB ......................................................
4. Jenis KB ...............................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.3 Neonatal..................................................................................
4.4 Postnatal..................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Status : Mahasiswi
Pendidikan :
Angkatan 2019
BAB I
PENDAHULUAN
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
100.000 kelahiran hidup. Indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan
2017 sekitar 810 wanita meninggal, pada akhir tahun mencapai 295.000 orang
tahun 2018 angka kematian bayi baru lahir sekitar 18 kematian per 1.000
kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
1
Bayi (AKB) disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan
(WHO, 2019).
negara Malaysia, AKI di Indonesia lebih besar 9 kali dari AKI di negara
Malaysia dan 5 kali lebih besar dari Angka Kematian Ibu AKI di Vietnam (Ii
et al., 2016)
tahun 1991 hingga tahun 2007 yaitu dari 390 per 100.000 kelahiran hidup
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun hasil Survey Demografi dan
adalah 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 19 per
kembali pada periode 2015 yaitu sebanyak 305 kematian per 100.000
2
Angka Kematian Ibu (AKI) di DKI Jakarta selama periode 2015-2018
Berikut jumlah kelahiran dan kematian ibu di Provinsi DKI Jakarta : Jakarta
Pusat terdapat 9 dari 12.438 kelahiran hidup, Jakarta Utara: 19 dari 32.655
kelahiran hidup, Kepulauan Seribu: 0 dari 495 kelahiran hidup. (Sudinkes &
sebelum mencapai usia tepat 1 tahun yang dinyatakan per 1000 kelahiran
pembangunan kesehatan dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakat
Goals (SDGs) tujuan ketiga untuk mencapai target yang diharapkan yaitu
tahun 2019 mencapai angka 28,2 per 1000 kelahiran hidup (The World Bank,
2020). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 24
per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2018). Menurut WHO
mayoritas dari semua kematian neonatal (75%) tersebut terjadi selama minggu
pertama kehidupan, dan sekitar 1 juta bayi baru lahir meninggal dalam 24 jam
3
pertama. Termasuk didalamnya kelahiran prematur, komplikasi terkait
infeksi cacat lahir, hal ini yang menyebabkan sebagian besar kematian pada
dan Mediterania Timur yaitu sebanya 20,2 per 1000 kelahiran. Berdasarkan
kematian neonatal adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu
sebesar 7.150 (35,3%) kasus dan diikuti oleh bayi baru lahir dengan asfiksia
yaitu sebesar 5.464 (27,0%) kasus (Kemenkes RI, 2020) (Pengaruh PMA,
Selatan terdapat 41 jiwa dari 44.247 kelahiran hidup. (DinKes DKI Jakarta,
2017)
umur saat bersalin, jarak kelahiran dan urutan kelahiran. Anak yang lahir
dengan jarak antar kelahiran yang lebih panjang mempunyai risiko kematian
yang lebih rendah. Sebagai perbandingan, angka kematian baying lahir dengan
jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun adalah 48 per 1.000 kelahiran hidup,
4
sedang untuk bayiyang lahir empat tahun atau lebih setelah kelahiran
baru lahir) yang umumnya berusia 0-6 hari, hanya 57,6% neonatus diperiksa
tenaga kesehatan dalam minggu pertama, dan hanya 33,3% yang diperiksa
ketika umur 8-28 hari. Selain itu penyebab angka kematian bayi akibat
kehamilan dan persalinannya (tahun 1990); dan Gerakan Sayang Ibu pada
ibu dan bayi baru lahir kepada masyarakat. Upaya lainnya yaitu strategi
dalam rangka menurunkan AKI dan neonatal sebesar 25% (Susiana, 2019).
5
Selain upaya yang dilakukan Kementrian Kesehatan melalui berbagai
program dan kegiatan untuk menurunkan AKI tersebut, mulai tahun 2007,
yang mendukung upaya penurunan AKI, karena salah satu fokusnya adalah
ibu hamil yang terdapat dalam rumah tangga miskin. Program tersebut adalah
yang menjadi Keluarga Penerima Manfaat (KPM), termasuk ibu hamil untuk
sebesar 555 kematian bayi dari 181.015 kelahiran. Berikut jumlah kelahiran
dan kematian bayi di Provinsi DKI Jakarta: Jakarta Pusat: 68 dari 12.437 lahir
hidup, Jakarta Utara: 166 dari 32.655 lahir hidup, Jakarta Barat: 175 dari
46.685 lahir hidup, Jakarta Selatan: 86 dari 37.566 lahir hidup, Jakarta Timur:
52 dari 51.305 lahir hidup, Kepulauan Seribu: 9 dari 367 lahir hidup. (Seksi
6
Berdasarkan kondisi ini pemerintah berupaya menurunkan AKI dan
lainnya. Sesuai dengan konsep Four Pillars Of Save Motherhood dari WHO
terdiri dari atas keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan
dengan sistem rujukan yang efektif, angka kematian dapat ditekan sampai
80%. Selain itu pemerintah juga berupaya dengan mengadakan Maternal and
Child Health Safe Motherhood, gerakan sayang ibu, Making Pregnancy safer
Jumlah kelahiran hidup tahun pada 2021 tercatat 167 kelahiran hidup, tidak
ada angka kematian bayi AKB (Angka Kematian Bayi) dan tidak ada kejadian
persalinan, nifas, dan bayi baru lahir yang di lakukan pada Ny.S G1P0A0
7
hamil 40 minggu yaitu dimulai sejak tanggal 6 November 2021 sampai
8
1.2 Tujuan Penulisan
secara komprehensif pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan Bayi
nifas dan bayi baru lahir pada Ny.S G1P0A0 di PMB Sri
pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir Ny. S
9
1.2.2.3. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. S
26 Januari 2022
nifas dan bayi baru lahir pada Ny. S G 1P0A0 di PMB Sri
10
Selatan Tanggal 6 November 2021 sampai dengan 26
Januari 2022
26 Januari 2022
11
1.3 Ruang Lingkup
Intra Natal Care (INC), Nifas, dan BBL. Dengan Manajemen Kebidanan 7
langkah Varney dan SOAP sejak ibu hamil trimester III sampai 6 minggu
Ruang Perawatan di PMB Sri Helmi YH yang beralamat di Jl. Subur No.3
Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Dan Nifas Normal Di Pmb Sri
Lama Kota Jakarta Provinsi Dki Jakarta Tanggal 6 November 2021 S/D 26
Januari 2022
12
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. Lampiran
2. Lembar konsul
13
4. Laporan BAP dan format pemeriksaan ANC, INC, BBL, dan PNC.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
14
pertama menstruasi terakhir adalah penanda untuk
kehamilan.
payudara.
15
g) Konstipasi atau obstipasi
i) Epulis
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
16
Uterus membesar karena terjadi perubahan dalam
membesar.
c) Tanda Hegar
lunak.
d) Tanda Chadwick
e) Tanda Piscaseck
17
Tanda braxton hicks adalah tanda apabila uterus
g) Teraba Ballotement
adalah air kencing pertama pada pagi hari. Tes ini dapat
mungkin.
18
d) Dengan alat USG (Ultrasonografi) dapat diketahui
janin.
a) Pemeriksaan fisik
b) Pemeriksaan panggul
c) Uji lab
d) Uji kehamilan
e) Uji urin
2018)
2. Fisiologi Kehamilan
a. Proses Kehamilan
19
1) Ovulasi
20
merupakan proses yang kompleks, spermatogonium berasal
2010:76-77)
21
proses konsepsi berlangsung seperti uraian dibawah ini:
nutrisi.
jam.
22
bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell
23
d) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta)
ujung tepi/marginalis.
oleh amnion.
1) Trimester 1
2011:72)
24
menjadi endoderm). Akhir stadium ini ditandai alur
dkk, 2011:73)
2011:74)
25
2) Trimester II
26
(b) Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran
pencernaan.
sederhana.
27
ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra dan
3) Trimester III
28
dkk, 2010:80). Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan
29
Usia kehamilan Panjang janin Ciri khas
Organogenesis
dan mata
eksterna terbentuk
Usia fetus
kapsularis
lanugo
bulu tampak
Usia parietal
menyempurnakan janin
30
kepala tumbuh baik, pusat
proksimal
31
3. Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan
1) Uterus
pertumbuhan janin.
32
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar, sebesar telur
PX (prosesus xifoideus).
(Manuaba, 2014)
prosesus xifoideus.
33
d) Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar
(Sarwono, 2016)
34
(4) Rumus Johnson –Tausak : Menentukan tafsiran berat
Spiegelberg
35
Tabel 2.2 TFU menurut penambahan per Tiga Jari
Aditama)
36
b) Serviks Perubahan yang penting pada serviks dalam
37
muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan kelenjar
2. Sistem pencernaan
terjadi oedema.
38
kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun,
menghilang.
39
7. Metabolisme Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20%
Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil. Berat badan ibu hamil
meningkat.
40
tiimbul kembali karena kandung kencing kembali tertekan.
(Prawirohardjo, 2016)
9. Sistem Muskoloskeletal
pusat gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang
antara 6,5 kg sampai 12,5 kg. Pada perempuan dengan gizi baik
41
mengetahui indeksi masa tubuh (IMT) sebelum hamil, yaitu
Obesitas >29,0 ≥7
IMT = BB/(TB)2
Ket :
42
IMT dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut:
antara 18,7-23,8.
berat badan kurang, berat badan normal, berat badan lebih, dan
berat badan wanita hamil disebabkan oleh janin, uri, air ketuban,
43
b) Tumor kandungan atau mioma uteri Adanya pembesaran rahim
a) Trimester I
1) Hiperemesis Gravidarum
44
diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat hubungannya
2) Hamil ektopik
3) Abortus
minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.
b) Trimester II
1) Perdarahan antepartum
2) Plasenta Previa
45
Pendarahan pervaginam pada usia kehamilan 20 minggu atau
abnormal.
3) Abortus
Adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500
5) Persalinan preterm
pertama haid atau antara hari ke 140 dan 259 dengan berat.
6) Mola hidatidosa
7) Preeklampsia
c) Trimester III
1) Persalinan preterm
46
Persalinan preterm atau kurang bulan adalah persalinan yang
pertama haid atau antara hari ke 140 dan 259 dengan berat
kehamilan premature.
3) Solusio plasenta
47
bawah dan gangguan sirkulasi vena. Gangguan sirkulasi vena
b. Hemoroid
dinding vena dan usus besar. Selain itu pembesaran uterus juga
mengurangi hemoroid.
48
Adapun tindakan yang dapat dilakukan untuk keluhan
49
Penyebab : Ibu hamil Trimester tiga biasanya mengalami rasa
tubuh.
otot.
50
memiliki otot abdomen yang masih baik karena belum pernah
51
aliran balik ke jantung berkurang sehingga curah jantung
dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa
kehamilan
kehamilan ini.
52
h) Sedang/pernah menderita penyakit kronis seperti TBC, kelainan
besar.
53
a) Dampak fisik Menurut Prawirohardjo, dampak
sebagai berikut :
daripada perdarahan
54
lahir. Menurut waktu terjadinya perdarahan
ke 25 postpartum.
(4) IUFD
lebih besar.
kejang (Eklamsia)
55
Preeklamsia adalah keracunan pada kehamilan
sebagai berikut:
56
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
57
1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak
satu kali.
58
secara premature, karena lebih mungkin memiliki
ovarium)
59
dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor
kejadian hemodilusi
60
kematian ibu dan bayi. Pengawasan antenatal menyertai kehamilan
( Prawirohardjo, 2016).
secara dini keadaan risiko tinggi ibu dan janin sehingga dapat:
(Prawirohardjo, 2016)
dikendalikan.
akurat.
1. Pengertian
61
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
62
e) Meminimalkan trauma dan mempersiapkan persalinan
akan optimal.
gangguan janin.
(Pantikawati, 2010).
63
– 140/90 mmHgbila melebihi dari 140/90 mmHg perlu
64
tengah dan bagian trisep lengan dengan cara memasukan
2012).
2) Gerakan janin
65
gerakan janin menjadi lebih kuat. (Prawirohardjo,
2016).
bayi.
66
g) Pemberian tablet besi pada ibu hamil adalah untuk
67
Adapun KIE efektif tersebut yang meliputi : Kesehatan
KB pascapersalinan.
68
diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila
tabel berikut :
69
Tabel 2.3
Imunisasi
Langkah awal
pembentukan
TT1 0,5 cc
kekebalan tubuh
terhadap tetanus
4 minggu setelah
T2 3 tahun 0,5 cc
TT1
>25tahun/seumuir
TT5 1 Tahun setelah TT4 0,5 cc
hidup
70
Dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
kepada anak Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur
T5.
antenatal.
71
2) Pemeriksaan ulang
3. Kebijakan Program
minggu).
a) Pemeriksaan Umum
2. Tekanan Darah
72
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 mmHg
preeklamsi.
3. Nadi
jantung.
4. Suhu Badan
infeksi.
5. Tinggi Badan
Disproposion (CPD).
6. Berat Badan
b. Pemeriksaan kebidanan
1. Inspeksi
(a) Muka
73
Periksa palpebra, konjungtiva, dan sclera.
(b) Mulut/gigi
(c) Jantung
(d) Payudara
(e) Abdomen
(g) Vulva
74
Inspeksi untuk mengetahui adanya oedema, varices,
sebagainya.
2. Palpasi
(a) Leopold I
Gambar 12.5
75
Gambar 12.6
Gambar 12.6
76
Sumber: Suparmi, 2017. Buku Ajar Asuhan
Gambar 12.6
simfisis pubis
3/5 :Jika hanya tiga dari lima jari bagian kepala janin
2/5: Jika hanya dua dari lima jari bagian kepala janin
77
1/5 : Jika hanya sebagian kecil kepala dapat diraba
diatas S imfisis
(3) TBJ
TBJ: (TFU – 13) x 155, namun jika kepala janin telah masuk
4. Auskultasi
dari denyut nadi ibu dengan frekuensi normal 120-160 kali per
menit. DJJ <120 kali per menit atau >160 kali per menit
5. Pemeriksaan dalam
indikasi.
6. Pemeriksaan panggul
78
Pemerikaasan panggul bagian luar dilakukan untuk
7. Pemeriksaan Penunjang
a) Kadar hemoglobin
pada Trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada Trimester II
(Prawirohardjo, 2016)
79
WHO membuat derajat keparahan anemia pada kehamilan
yaitu:
plasma
e. Gangguan pencernaan
selama persalinan
kedalam makanan.
80
a. Skrining anemia melalui pemeriksaan Hb darah pada ANC
K1
(Anggrita, 2015)
e) Tes HIV
4) Pemberian imunisasi TT
81
defisiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar
mg/hari.
9) Tes/periksaan HB
2.1.2 Persalinan
1. Pengertian Persalinan
82
(setelah 39 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Saifuddin,
2014)
(JNPK-KR, 2017).
83
ibu sendiri, biasanya berlangsung dalam waktu kurang dari
(Tando, 2013)
2. Fisiologi Persalinan
progesteron turun.
b. Teori plasenta
plasenter.
84
d. Teori iritasi mekanik
frankenhauser
(Saifuddin, 2014).
1) Turunnya Kepala
b. Majunya kepala
85
yang ringan. Jika sutura sagitalis dalam diameter antero
86
gerakan yang lain ialah : Fleksi, putaran paksi dalam, dan
ekstensi.
a. Fleksi
menimbulkan defleksi.
87
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
c. Ekstensi
88
d. Putaran Paksi Luar
e. Ekspulsi
3. Tanda-tanda Persalinan
menyebabkan:
89
C. Munculnya nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan
otot rahim.
berikut:
4. Tahapan Persalinan
a. Kala I (Pembukaan)
90
a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan
menjadi 4 cm.
2017).
5. Pemeriksaan Abdomen
91
a. Menentukan Tinggi Fundus. Pastikan pengukuran dilakukan
ujung pita (posisi melebar) mulai dari tepi atas simpisis pubis,
tepi atas simpisis pubis dan puncak fundus uteri adalah tinggi
fundus.
permenit.
d. Menentukan Presentasi
92
2) Jika bagian terbawah janin belum masuk ke rongga panggul
adalah:
simpisis pubis.
digerakkan).
93
sudah masuk ke dalam rongga panggul (JNPK-KR,
2017).
Pemantauan.
Tabel 2.4
e. Periksa Dalam
2017:
94
1) Pembukaan serviks : berapa cm atau berapa jari hampir
scapula.
tidak.
f. Partograf
95
a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
dalam.
kelahiran.
2) Penggunaan Partograf
(1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan
96
klinik baik persalinan normal maupun yang disertai
dengan penyulit.
dll).
jam
97
(7) Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4
jam
98
(7) Kondisi ibu: Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh,
99
menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi
terputus.
bercampur mekonium
100
D: Ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur darah
("kering").
jantung janin < 100 atau >180 kali per menit), ibu
dapat dipisahkan.
101
Apabila ada dugaan disproprosi tulang
berikut ini:
bersentuhan
dapat dipisahkan.
5) Kemajuan Persalinan
102
besarnya pembukaan serviks. Kotak yang satu dengan
30 menit.
6) Pembukaan serviks
103
lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan
0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka " pada garis
104
yang diperlukan, misalnya persiapan rujukan ke
kegawatdaruratan obstetri.
105
kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan lamanya
1. Oksitosin
106
multigravida (Sumarah, 2009 dalam Sari dkk,
(1) His menjadi lebih kuat dan lebih sering (Fetus Axis
Pressure)
kontraksi.
c. Perineum menonjol.
(JNPK-KR, 2017).
107
Adapun tanda pasti kala II yaitu pembukaan serviks telah
2016).
bayinya.
nyeri.
108
posisi oksiput anterior. Posisi merangkak seringkali
perineum.
dan catat:
109
7) Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir
AMNIOTOMI
(Saifuddin, 2014).
1) Pembukaan Lengkap
110
3) Akselerasi persalinan
30 menit. Kala III terdiri atas dua fase yaitu sebagai berikut:
111
Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit setelah bayi
lembut).
a. Ketebalan plasenta
112
1. Plasenta mempunyai sekitar 16-20 kotiledon yang
(JNPK-KR, 2017).
d. Kala IV
113
setelah lahir. Masa ini merupakan masa paling kritis untuk
menyusu dini.
melahirkan.
114
secara ketat segera setelah persalinan. Jika tanda-tanda vital
KR, 2017)
ibu.
penilaian ibu.
115
d. Nilai jumlah darah yag keluar. Periksa perenium dan
1. Laserasi
perineum.
116
4. Derajat IV : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit
digunakan.
117
1. Jahitan satu-satu
b. Jahitan matras
kedalam.
c. Jahitan continous
1) Jahitan jelujur
118
dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang
d. Jahitan subkutis
2. Jahitan dalam
119
a. Mudah dipelajari
digunakan
4. Pencegahan Infeksi
120
5. Pemantauan keadaan umum ibu
dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat. Jika
selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak
ibu.
121
c. Pantau temperature tubuh setiap jam dalam dua jam pertama
122
berbeda setelah dia melahirkan bayinya. Jika ibu tak dapat
KR, 2017).
1. Power
123
persalinan dimulai kontraksi rahim bersifat berkala,yang harus
diketahui adalah:
sampai 35 mmHg
a. Dominasi di fundus
sering
c. Relaksasi baik.
124
dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, sebagai
his palsu.
d. Durasinya pendek
2. Passager
1) Janin
125
c) Posisi: untuk menetapkan apakah bagian janin yang
2) Uri/Plasenta
3) Pembagian plasenta:
4) Air Ketuban
126
yang khas dan agak amis. Komposisi air ketuban terdiri dari
3. Passage
linea terminalis, Pelvis minor: dibatasi oleh PAP (inlet) & PBP
Bidang Hodge
4. Psikologis
127
Dukungan psikologis dari orang-orang terdekat akan membantu
5. Penolong
menolong persalinan .
6. Posisi Ibu
2014).
Bayi
128
persalinan, baik normal baik patologis. Lima Benang Merah
tersebut adalah :
memberiaka pertolongan.
129
persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus di
4) Pencatatan ( Dokumentasi)
5) Rujukan
130
lebih lengkap, di harapaakan mampu menyelamatkan jiwa
para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu
kala dua :
c. Perineum menonjol
131
2. Memastikan perlengkapan dan obat-obatan esensial siap
partus set.
bersih.
pemeriksaan dalam.
132
selaput ketuban belum pecah dan pembukaan lengkap
normal
bimbingan meneran
133
kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman
ada.
untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
efektif
pilihannya
kontraksi.
134
h. Segera rujuk, jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi
untuk multigravida.
mengeringkan bayi.
bokong ibu.
Lahirnya Kepala
135
19. Dengan lembut menyeka muka,, mulut, dan hidung bayi
dengan kain atau kasa yang bersih. (Langkah ini tidak harus
dilakukan).
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
kelahiran bayi.
tersebut.
secara spontan.
Lahirnya Bahu
136
tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan
pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
137
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi
dari arah gunting dan memotang tali pusat diantara dua klem
tersebut.
menghendakinya.
Oksitosin
kedua.
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
138
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
susu.
Mengeluarkan Plasenta
139
2. Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi
jika perlu.
berikutnya.
tertinggal.
140
keseluruhannya mempunyai luas sekitar 11 meter
persegi.
Pemijatan Uterus
Menilai Perdarahan
141
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
dengan baik.
kering.
142
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang
klorin 0,5%
pervaginam.
uteri.
143
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih
tidak normal.
kering.
144
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
Dokumentasi
KR, 2017)
145
2.1.3 Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, gerakan aktif, bayi
ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang
146
susu) terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk
normal yaitu:
surfaktan.
147
26 – 28 hari Kedua broncus membesar
Yogyakarta
bayi:
pernapasan di otak.
148
b. Mengembangkan jaringan alveol paru untuk pertama
kali.
149
akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan
kardiovaskuler.
aorta.
150
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem
pembuluh darah
dan tekanannya.
151
beberapa menit setelah lahir dan tali pusat diklem.
bayi.
baru lahir.
152
Cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu
(glikogenolisis).
lemak (glukoneogenesis).
153
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan
154
Kapasitas lambung akan bertambah bersamaan
kekebalan alami :
155
dilakukan sampai awal kehidupan.Tugas utama bayi dan
cairan.
156
2.7. Sistem Neurologis.
1) Reflek Moro
157
menimbulkan isapan yang kuat dan cepat. Refleks ini
tinjunya.
7) Reflek merangkak
permukaan datar.
8) Refleks Galant
158
Gores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang
9) Refleks Babinski
dorso fleksi.
159
1. Berat badan 2500-4000 gram
yang cukup
telah sempurna
baik
baik
160
18. Refleks gasping (menggenggam) sudah baik
19. Genetalia
ºC).
banyak muntah.
161
b. Jika bayi nya masih sering muntah dan muntah lebih dari
terdekat
sering, hijau tua, ada lendir atau darah dalam tinja. Dan
bahaya tersebut.
asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi
162
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah
steril.
termometer, stetoskop
2. Melakukan penilaian
baru lahir.
a. Evaporasi
163
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
b. Konduksi
c. Konveksi
d. Radiasi
164
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan
hangat
belakang.
165
e. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap
(Apgar Score)
tinggi
166
Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap
yang berlawanan.
7. Memberikan vitamin K
vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu
– 1 mg IM (JNPK – KR 2017).
8. Pemberian Imunisasi
ddiberikan BCG dan OPV pada saat sebelum bayi pulang dari
167
klinik. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali
(2) Hepatitis B
168
(4) Polio
(5) Campak
bulan.
Tabel 2.6
Jadwal Imunisasi
0 bulan HB 0
9 bulan Campak
tetes mata (larutan petrat nitrat 1%) atau salep (salep mata
169
eritromisin 0,5%) salep atau tetes mata yang diberikan dalam
satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat
(Saifuddin, 2014)
170
segera lakukan kontak dini agar bayi mulai mendapat ASI.
(Prawirohardjo, 2016)
171
perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif, personal
bayi seperti:
A. Bagi bayi
secara efektif.
172
c. Dapat menstimulasi bayi untuk mengeluarkan
173
yang terjadi antara ibu dan bayi. Kontak yang terjadi
antar kulit ibu dan bayi atau skin to skin contact hingga
kehidupannya.
B. Bagi ibu
174
berkontraksi. Hal ini dapat membantu proses melahirkan
sekitar 8 kali sehari dengan jarak tidak lebih dari 4 jam untuk
175
Setelah menyusui selama beberapa bayi, latih bayi untuk
saja, tidak ada patokan waktu yang pasti. Menyusu dengan dua
keduanya. Oleh karena itu, jika bayi hanya menyusu dari salah
payudara.
berusia 4 minggu.
176
ASI untuk mengosongkan payudara lainnya. Langkah ini bisa
9. Rawat Gabung
anaknya.
yang baik bagi ibu dan bayi saling berhubungan dan dapat
ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant
177
untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja
ASI.
anak.
178
2.1.3 Nifas
1. Pengertian Nifas
Prawihardjo, 2018).
2014).
(Manuaba, 2014).
2. Fisiologi Nifas
179
a) Memastikan ibu dapat beristirahat dengan baik. Istirahat
ibu
180
C. Kebijakan Program Nasional Pada Masa Nifas
dan bayi dirawat dalam satu kamar. Bayi selalu ada ada
bayi sehat).
pemerintah.
Tujuannya:
uteri.
181
tentang tanda bahaya nifas dan memasase fundus
uteri.
hipotermi.
perdarahan abnormal.
istirahat.
2017).
182
Asuhan yang diberikan sama dengan 6 hari post
dan bayi.
183
b) Atrofi jaringan Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi
plasenta.
184
Bidan dapat membantu ibu untuk mengatasi dan memahami
perubahan-perubahan seperti:
1) Involusi uterus
185
Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di
dan simpisis
Yogyakarta.
2) Lochea
186
yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.
hari postpartum.
postpartum.
187
d) Lochea alba : cairan putih berisi leukosit, berisi selaput
harian.
188
Pasca melahirkan, kadar progesterone juga mulai menurun,
1) Nafsu makan
2) Motilitas
3) Pengosongan usus
189
dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem
(Nainaban, 2019).
lain:
1) Hemostatis internal
190
Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang
buang air kecil pada ibu post partum, antara lain adanya
191
1) Hormon plasenta
(Nainaban, 2019).
2) Hormon pituitary
3) Kadar estrogen
1) Suhu badan
192
karena adanya bendungan vaskuler dan limfatik. Apabila
2) Nadi
3) Tekanan Darah
2019).
193
pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam
2019).
194
Selama kehamilan volume darah normal digunakan
Tiga tahap perilaku ibu post partum (Febi Sukma dkk ,2017) :
c) Letting go
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai
195
ibu dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat
(Nainaban, 2019).
196
Post partum psikosis sendiri memiliki gejala yang berbeda-
tersebut meliputi :
(halusinasi)
gangguan jiwa)
keluarga
197
tersebut. Tugas berduka, istilah ini diciptakan oleh
a) Faktor fisik
1) Rahim
3) Lochea
198
ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
Minum sedikitnya 3 liter/ hari, pil zat besi (Fe) diminum untuk
4.2 Mobilisasi
lebih sehat dan kuat, Faal usus dan kandung kemih lebih baik,
4.3 Eliminasi
199
Pengisian kandung kemih sering terjadi dan pengosongan
2017).
4.2 Istirahat
(Sarwono, 2016).
200
Ibu nifas rentan terhadap infeksi, unttuk itu personal hygiene
dkk, 2017).
4.4 Seksual
biasa pada 6 minggu PP, secara fisik, aman, setelah darah dan
hubungan seks pada 6 minggu dan 3 bln, 40% nya rasa nyeri
2017).
201
a. Perdarahan pervaginam
202
f. Pada payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit
puting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet
yang tidak sesuai dengan aturan, kurang istirahat dan ibu yang
203
2.1.5 Pelayanan KB
1. Definisi
2017)
204
hubungan dengan suami-istri, menentukan jumlah anak dalam
2. Sasaran Program KB
b. Konseling
c. Pelayanan Kontrasepsi
d. Pelayanan Infertilitas
g. Konsultasi genetik
h. Tes keganasan
205
4. Jenis-jenis KB
a. Tanpa Alat
1) KB Alamiah
a) Metode Kalender
206
mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu
207
hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi
hari ovulasi.
208
perubahan mukosa/lendir serviks, dan perhitungan
2) Coitus Interuptus
b. Dengan Alat
1) Kondom
209
2) Barier Intra Vaginal
Syalfina. 2017).
3) Spermisida
c. Metode Modern
1) Kontrasepsi Hormonal
a) Oral Kontrasepsi
(1)Mencegah ovulasi.
terjadi.
210
Pil KB yang beredar terbagi 2 yaitu pil kombinasi dan
b) Suntikan/Injeksi
211
suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal
c) Subkutis/Implant
212
plastik atau logam kecil yang dimasukkan dalam uterus
ada yang dililiti tembaga (Cu), ada pula yang tidak, ada
e. Sterilisasi
213
atau Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen
214
saluran benih bagian sisi lainnya yang masih tersisa
2017).
a. Kondom
berhubungan.
berhubungan,
b. Pil
lain:
c. Suntikan
Efek sampingnya:
215
1) Amenorea
Efek sampingnya:
1) Amenorea
2) Kram
4) Benang hilang
e. Norplant
1) Amenorea
2) Pendarahan
3) Ekspulsi
f. Tubektomi
1) Infeksi luka
4) Hematoma (subkutan)
216
g. Vasektomi
a. Kondom
b. Pil
Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien
217
2) Mual, pusing, muntah Penanganan: Tes kehamilan atau
tidur.
c. Suntik
kontrasepsi lain.
Syalfina. 2017).
d. AKDR
218
1) Amenorea Penanganan: pastikan hamil atau tidak, bila klien
banyak gizi 2 tablet pil kombinasi untuk 3–7 hari saja, atau
219
4) Benang hilang Penanganannya: apakah klien hamil, bila
yang lain cukup diobati dan AKDR tidak perlu dicabut, bila
e. Implant
Penanganan:
1) Amenorea
220
2) Perdarahan ringan : bila tidak ada masalah dan klien tidak
cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada
implant.
221
5) Berat badan naik atau turun Penanganan: informasikan
2kg
f. Tubektomi
Penanganan:
ditemukan.
g. Vasektomi
Penanganan:
222
yang tidak merangsang, apabila kering salep antibiotik,
endokrin.
1997
223
1. Pengertian
sesudah 36 minggu).
2. Tujuan
224
1. Memantau kemajuan kehamilan, untuk memastikan
janin.
1. Mengumpulkan data
225
pemeriksaan khusus kehamilan, inspeksi, palpasi, auskultasi,
diperlukan.
Contoh:
minggu)
Masalah:
a. Wasir berdarah
mengantisipasi penanganannya.
226
Cara ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan
masalah potensial.
227
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
lahir.
6. Melaksanakan perencanaan
pada trimester I, satu kali pada trimester II, dua kali pad
228
trimester III. Kegiatan yang dilakukan pada trimester I antara
7. Evaluasi
S: Data subjektif
O : Data objektif
pemeriksaan fisik.
tindakan segera.
P: Perencanaan
229
Merupakan rencana tadi tindakan yang akan diberikan
230
2.2.2 Manajemen asuhan kebidanan pada persalinan
1. Pengertian
2. Tujuan
231
menstruasi, riwayat obstetri dan ginekologi (nifas dan
Perkusi
USG, Radiologi
Contoh:
atau
potensial
232
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau
233
diantisipasi.Pada langkah ini data atau informasi yang kurang
pasien.
terhadap perasaannya.
dapat diberikan
234
c. Sarankan ibu untuk berjalan.
kesanggupannya.
pemeriksaan.
dengan cara:
235
a) Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar
keterlibatan ibu
236
4) Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing mengedan dapat
mencegah dehidrasi.
hidup
kemih
237
Periksa vagina wanita tersebut secara seksama dan jahit
episiotomi.
bersihdan kering
aman
238
Walau bidan tidak melakukan seluruh asuhan ini sendiri, tetapi
terlaksana).
Dalam hal ini perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan
239
4. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan SOAP
1) Diagnosa
manajemen Varney).
240
2. Kolaborasi atau konsultasi dengan dokter nakes lain.
5. Follow up
dan lain-lain.
1. Pengertian
2. Tujuan
241
selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera serta
merencanakan asuhan.
berikut
1. Mengumpulkan data
242
Interpretasi data dasar yang akan dilakukan adalah beberapa
seperti:
Perdarahan nifas
Postsectio sesaria
Dan lain-lain
Dan lain-lain
mengantisipasi penanganannya
243
Rencana asuhan menyeluruh pada masa postpartum yang
3. Diet
4. Perawatan perineum
8. Obat pencahar
9. Dan lain-lain
b) Asuhan lanjutan
2. Perawatan payudara
3. Rencana KB
5. Dan lain-lain
6. Melaksanakan perencanaan
244
7. Evaluasi
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
245
2.2.4 Manajemen askeb pada bayi baru lahir
1. Pengertian
sebelumnya.
2. Tujuan
melahirkan.
a) Mengumpulkan data
246
succedaneum atau cephal haematoma, lingkar kepala,
seperti:
mengantisipasi penanganannya
247
Beberapa hasil dari interpretasi data dasar dapat digunakan
248
4. Tunjukkan bayi kepada orang tua
umum
f) Melaksanakan perencanaan
g) Evaluasi
S : Data Subjektif
249
Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis
O : Data Objektif
250