Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

M DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RSUD DAYA MAKASSAR
TANGGAL 15-17 MEI 2014

OLEH

THERESIA ELISABETH M
B-110307

YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSA


AKADEMI KEBIDANAN SANDI KARSA
MAKASSAR
2014

i
KATA PENGANTAR

Salam damai sejahtera

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahan

berkat rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program

studi DIII kebidanan Sandi Karsa Makassar dengan judulAsuhan kebidanan

NyM Gestasi 7 minggu 5 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di

RSUD Daya Makassar sebagai insan sosial dimana kelengkapan hidup masih

tergantung dari kehidupan orang lain maka dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

telah melibatkan berbagai pihak yang tulus ikhlas meluangkan waktu dan

tenaganya dalam menyumbangkan buah pikiran,motivasi serta petunjuknya.

Penulis sadar bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan penyusunan.oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan

penyusunan karya tulis ini.

Terima kasih yang tak terhingga penulis juga mempersembahkan kepada

ibu ROSDIANA TULU. SKM.M.Kes selaku pembimbing karya tulis ilmiah yang

telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjk

kepada penulis dari awal hinga akhir dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah

ini.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr.Wahyudi hardi Selaku Ketua Yayasan Sandi Karsa Makassar.

ii
2. Ibu Dra.Lintje Tulu, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Sandi Karsa

Makassar.

3. Orang tua ayahanda Wilhelmus dan ibunda tercinta Theresia serta keluarga

dan semua pihak yang telah turut membantu penulis.yang tidak dapat disebut

satu persatu segla bantuan dan bimbingan.

4. Direktur RSUD Daya Makassar beserta seluruh staf yang telah banyak

membantu dalam memberikan data-data yang dibutuhkan.

5. Bapak / Ibu dosen Akademi Kebidanan Sandi karsa Makassar yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan keterampilan yang bermanfaat selama

penulis mengikuti pendidikan.

Penulis tidak dapat berbuat apapun sebagai imbalan kecuali ucapan terima

kasih dan mohon kepada Allah Yang Maha Esa semoga segala amal dan bakti

semua mendapat berkat dari-Nya.

AMIN..

Makassar, 6 Juni 2014

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PRASYARAT.... ... ii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................... v

BIODATA PENULIS .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULULAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Ruang Lingkup Penulisan ....................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 3

1. Tujuan Umum ..................................................................... 3

2. Tujuan Khusus .................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan ................................................................... 4

E. Metode Penulisan .................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan ..................................... 9

iv
1. Pengertian Kehamilan ...................................................... 9

2. Perubahan - Perubahan fisiologi dalam kehamilan ........... 9

3. Perubahan psikologis ........................................................ 13

4. Tanda-tanda kehamilan .................................................... 16

B. Konsep Dasar tentang Antenatal Care .................................... 16

1. Pengertian Antenatal Care ................................................ 16

2. Tujuan Antenatal Care ....................................................... 16

3. Jadwal kunjungan. . 17

4. Langlah-langkah Antenatal Care ....................................... 17

C. Konsep dasar Hiperemesis Gravidarum ................................. 18

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum ................................ 18

2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum .................................... 19

3. Patofisiologi Hiperemasis Gravidarum ............................. 20

4. Patologi Hiperemesis Gravidarum .................................... 21

5. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum ................................ 23

6. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum ................................. 24

7. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum ........................ 24

D. Proses Manajemen Kebidanan ................................................ 28

1. Pengertian Manajem Kebidanan. ....................................... 28

2. Tahapan Manajemen Kebidanan ........................................ 28

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan .............................. 29

BAB III STUDI KASUS

A. Identifikasi data dasar dan analisa data dasar.......................... 33

v
B. Merumuskan diagnosa / masalah aktual ................................ 39

C. Merumuskan diagnosa / masalah potensial ............................ 42

D. Perlunya tindakan segera / kolaborasi .................................... 42

E. Rencana tindakan asuhan kebidanan ...................................... 44

F. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan ................................. 48

G. Evaluasi ................................................................................... 49

H. Pendokumentasian asuhan Kebidanan .................................... 50

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 60

BAB V PENUTUP ................................................................................... 65

A. Kesimpulan ........................................................................... 65

B. Saran .................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Visi-Misi penulis,Visi penulis adalah hidup dalam lingkunga yang

sehat dan menentukan perilaku hidup bersih dan sehat termaksud

dilingkungan sekitar.sedangkan Misi penulis adalah memelihara dan

meningkatkan kesehatan individu,keluarga dan masyarakat termasuk

lingkungan.

Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan

pada ibu hamil yang menyebabkan gangguan metabolic yang bermakna mual

dan muntah.(Fadlum dan Ahmad 2011:39).

Menurut WHO(World Health Organization)setelah melakukan

penelitian diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 Jiwa

pertahun dan kematian bayi khususnya Neonatus sebesar 10.000.000 Jiwa

pertahun.

Angka kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 175 dan 780 dalam

100.000 persalinan hidup.kendatipun telah dilakukan usaha yang intensif dan

dibarengi dengan makin menurunnya angka kematian ibu dan bayi disetiap

Rumah sakit,kematian ibu diindonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan

hidup.

Menurut Survey Dmografi Kesehatan Indonesia(SDKI)tahun 2012

rata-rata angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup.angka

1
yang lonjak membuat pemerintah mempunyai tekad untuk akan menurunkan

sesuai target MDGS.

Dari data yang didapatkan dari dinas kesehatan provinsi Sulawesi

selatan pada tahun 2010 angka kematian ibu mencapai 121 orang atau 85,17

/100.000 kelahiran hidup,kematian maternal tersebut terdri dari kematian ibu

hamil 19%,ibu bersalin 46% dan kematian ibu nifas 35% yang penyebab

langsung kematian maternal pendarahan 28%,eklampsi 24% infeksi

11%,partus lam 5% dan abortus 5%.(profil sul-sel 2013)

Berdasarkan data yang diproleh dari rekam medic Rumah sakit Umum

Daerah Daya Makassar jumah ibu hamil yang menderita hiperemesis

gravidarum tahun 2010 sebanyak 255 orang,tahun 2011 sebanyak 44

orang,tahun 2012 sebanyak 144 orang,tahunn 2013 sebanyak 37 orang

sedangkan tahun 2014 dari bulan januari-bulan mei sebanyak 12

orang.penanganan hiperemesis gravidarum tergantung pada keadaan tingkatan

yaitu ringan,sedang dan berat.kasus hiperemesis sebaiknya dirawat dirumah

sakit untuk mencegah komplikasi yang berat.(Profil RSUD Daya Makassar)

Oleh karena masalah hiperemesis gravidarum merupakan salah satu

dari 9 tanda bahaya dalam kehamilan yang dapat dicegah lebih dini,maka

penulis merasa tertarik untuk membahas secara spesifik mengenai masalah

hiperemesis graidarum dengan menggunakan metode pendekatan manajemen

Asuhan Kebidanan pada NyM Dengan hiperemesis gravidarum tingkat II

diRSD Daya Makassar

2
B. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam karya tulis ini penulisan membatasi pada satu kasusu yaitu

Asuhan kebidanan pada Ny. "M" hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7

minggu 5 hari di RSUD Daya Makassar

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny M dengan

hiperemesis gravidarum tingkat II Gestasi 7 minggu 5 hari di RSUD Daya

makassar pada tanggal 15-17 Mei 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian dan analisa dasar dengan kasus

hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada NyM

tanggal 15-17 mei 2014.

b. Dapat merumuskan diagnose/masalah actual dengan kasus hiperemesis

gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada NyM tanggal 15-

17 mei 2014.

c. Dapat merumuskan diagnosa/ masalah potensial dengan kasus

hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada

NyM tanggal 15-17 Mei 2014.

d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi dengan kasus

hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada

NyM tanggal 15-17 Mei 2014.

3
e. Dapat melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang telah

disusun dengan kasus hiperemesis tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari

pada NyM tanggal 15-17 Mei 2014

f. Dapat melaksanankan implementasi secara langsung dari rencana

tindakan yang telah disusun pada NyM dengan kasus hiperemesis

gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari tanggal 15-17 Mei 2014.

g. Dapat mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dnga kasus hiperemesis

gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada NyM tanggal

15-17 Mei 2014

h. Dapat membuat pendokumentasikan Asuhan kebidanan dengan kasus

hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada NyM

tanggal 15-17 Mei 2014.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan kasus tersebut di atas adalah :

1. Manfaat praktis

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir dan penerapan

ilmu yang telah didaptkan pada pendidikan program DIII kebidanan Sandi

Karsa Makassar.

2. Manfaat program

sebagai bahan masukan insitusi dalam pengembangan program pendidikan

sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan yang actual dan

profsional pada masyarakat.

4
3. Manfaat Akademik

Sebagai bahan masukan bagi pendidikan dalam penerapan proses

manajemen Asuhan kebidanan dengan kasusu hiperemesis gravidarum.

4. Manfaat bagi penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis serta tambahn

pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan Asuhan kebidanan

dengan kasus hiperemesis gravidarum.

5. Manfaat ilmiah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi penelitian

selanjutnya.

E. Metode Penulisan

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,Penulis menggunakan

beberapa metode, yaitu:

1. Studi kepustakaan

Penulis mempelajari buku - buku, literature dan media internet yang

berhubungan dengan kasus hiperemesis gravidarum

2. Studi kasus

Dengan melaksanakan prose manajemen Asuhn kebidanan pada

NyMgestasi 7 minggu 5 hari dengan kasus hiperemesis gravidarum

tingkat II diRsud Daya Makassar tanggal 15-17 mei 2014 yang meliputi

pengkajian dan analisa data dasar.perumusan diagnose/masalah

5
actual,perumusan diagnose/masalah potensial,pelaksanaan tindakan

kebidanan dan melakukan evaluasi tindakan kebidanan.

3. Melakukan kosultasi dengan Dosen pembimbing

Menerima segala bentuk masukan berupa saran dan kritik yang

membangun serta feedback yang diberikan oleh dosen pembimbing agar

dapat mencapai hasil yang terkbaik dalam penulisan karya tulis ilmiah.

F. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Ruang Lingkup Pembahasan

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penulisan

E. Metode Penulisan

F. Sismatika Penulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Definisi kehamilan

2. perubahan Fisiologi dalam kehamilan

3. perubahan psikologi dalam kehamilan

4. Tanda dan gejalan kehamilan.

B. Konsep Dasar Tentang Antenatal Care

6
1. Pengertian Antenatal Care

2. Tujuan Antenatal Care

3. Jadwal kunjungan

4. Langkah-langkah Asuhan Antenatal Care

C. Konsep Dasar Tentang Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum

3. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum

4. Patologi Hiperemesis Gravidarum.

5. Gejala dan Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum

6. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

7. Penanganan Hiperemesis Gravidarum

D. Proses Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

2. Proses manajemen

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

BAB III. STUDI KASUS

A. Pengumpulan Data dan Analisa Data Dasar

B. Perumusan Diagnosa / Masalah Aktual

C. Perumusan Diagnosa/ Masalah Potensial

D. Pelaksanaan Tindakan Segera dan Kolaborasi

E. Perumusan Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

7
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan

H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

BAB IV. PEMBAHASAN

Pada bab ini di bahas adanya kesenjangan antara teori dan studi

kasus yang dilakukan pada NyM dengan hiperemesis gravidarum

tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari di RSUD Daya makassar pada

tanggal 15-17 Mei 2014.

BAB V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Tentang Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

a. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan

terdiri dari ovulasi, migrasi spermatosoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

(Manuaba, 2010 : 75 )

b. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi

dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan

berlangsung 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional.kehamilan terbagi dalam 3 trimester,dimana trimester I

(minggu 1 hingg ke-12) minggu,trimester II(minggu ke-13 hngga ke-

27)dan trimester III(mingg ke-28 hingga ke-40).(Sarwono

prawirohardjo,2010:213)

2. Perubahan Fisiologi dalam kehamilan

a. Uterus

Uterus yang semula sebesar jempol (30gr) mengalami

hipertropi dan hiperflasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat

akhir kehamilan (40 minggu). Pada kehamilan 8 minggu uterus

membesar sebesar telur bebek, dan pada kehamilan 12 minggu kira-

9
kira sebesar telur angsa. Pada saat itu fundus uterus sudah dapat

diraba dari luar, 3 jari di atas simfisis. Pada kehamilan 16 minggu

besar uterus kira-kira sebesar kepala bayi dan tinggi fundus uteri kira-

kira setengah dari jarak simfisis dan pusat.Pada kehamilan 20 minggu,

fundus uteri kira-kira 2 jari bawah pusat sedangkan pada umur

kehamilan 24 minggu fundus uteri tepat di tepi atas pusat. Pada

kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di

atas pusat. Pada kehamilan 32 minggu fundus uteri terletak di

pertengahan pusat- prosessus xifoideus. Pada kehamilan 36 minggu

tinggi fundus uteri terletak kira-kira 1 jari di bawah prosessus

xifiodeus, dalam hal ini kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.

Pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi 3 jari di bawah

prosessus xifoideus karena kepala janin sudah masuk pintu atas

panggul. (Indrayani, 2012:105)

b. Serviks

1) Bertambahnya vaskularisasi dan menjadi lunak, kondisi ini yang

disebut tanda Goodell.

2) Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak

cairan mucus.

3) Akibat dari pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, terjadi

perubahan warna menjadi livid dan ini disebut dengan tanda

chadwick. (Nurul, 2012 : 89)

10
c. Ovarium(indung Telur)

saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta terbentuknya estrogen dan

progesterone (kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum

graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).kadar relaksin disirkulasi

maternal dapat ditentukan dan meningkatkan dalam trimester

pertama.relaksin mempunyai pengaruh menenangkan hingga

pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.(Tri sunarsih 2011)

d. Vagina dan perineum

Selam hamil penigkatan Vaskularisasi dan hiperemia terlihat

jelas pada kulit dan otot-otot diperineum dan Vulva,pada vagina

terlihat berwarna keungguan yang dikenal denga tanda

Chadwick.Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang

merupakan persiapan untuk mengalami perengangan pada waktu

persalinan dengan meningkatkan ketebalan mukosa,mengendorkan

jaringan ikat,dan hipertrofil sel otot polos.pada perubahan ini

mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.peningkatan

volum sekresi vagina juga terjadi,sekresi akan berwarna

keputihan,menebal dan PH antara 3,5-6.(Sarwono prawirohardjo

2010:178)

e. Mammae

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara

menjadi semakin lunak setelah bulan kedua payudara akan bertambah

11
ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat.puting

payudara akan lebih besar,kehitaman dan tegak areola akan lebih

besar.(Djusar sulin 2010:179)

f. system respirasi

kapasitas paru secara total akan menurun 4-5% dengan adanya

elevasi diafragma.fungsi respirasi juga mengalami perubahan repirasi

50 % mengalami peningktan konsumsi oksigen 15-20% diatasi

kebutuhan perempuan tidak hamil.(Apirilia,200:71-72)

g. system kardiovaskular

selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh jantung

setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung meningkat

30-50%.peningktan ini mulai pada usia kehamilan 6 minggu dan

mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu.setelah

mencapai kehamilan 30 minggu,curah jantung akan menurun karena

pembesaran rahim menekan vena membawa darah dari tungkai ke

jantung.(Ari sulistyawati 2011:61)

h. system pencernaan.

Saliva meningkat dan pada trimester pertama timbul keluhan

mual dan muntah,tonus otot-otot saluran pencernaan melemah

sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran

makanan resorpsi makanan baik,tetapi akan timbul obtipasi gejala

muntah(emesis gravidarum)sering terjadi,biasanya pada pagi hari

disebut mrning sicnkness.(Rustam mochar 2012:31)

12
i. System Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama khamilan kandung kemih bertekan

oleh uterus yang mulai membesar,sehingga timbul sering kencing

keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus

gravidus keluar dari rongga panggul.pada akhir kehamilan bila kepala

janin mulai turun,kebawah pintu atas panggul,keluhan sering kencing

akan timbul lagi Karena kandung kemih akan mulai tertekan

kembali,selain itu juga terjadi hemodlusi menyebabkan metabolisme

air kencing menjadi lancar(Saifuddin A.B.2010:185)

j. Perubahan pada kulit

Sehubungan dengan tinnginya kadar hormonal,terjadi

peningkatan pigmentasi selama kehamilan.keadaan ini sangat jelas

terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam

dan dapat dikenali pada payudara,abdomen,vulva serat wajah.ketika

terjadi pad kulit muka dikenali sebagai chloasma atau topeng

kehamilan.pada kulit terdapat hiperpigmetasi alat-alat

tertentu.pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore

stimulating hormone(MSH) yang mengikat.terkadang terdapat deposit

pigmentasi pada dahi,pipi dan hidung.(manuaba 2010)

3. Perubahan psikologi dalam kehamilan.

a. Awal kehamilan trimester I

1) Terbuka atau diam-diam

2) Perasaan ambivalent terhadap kehamilan.

13
3) Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi

ibu.

4) Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu

yang tidak mengiginkan kehamilannya.

5) Perasaan gembira.

6) Ada persaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai

ibu.

7) Menerima atau menolak perubahan fisik.

b. Trimester II

1) Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata.

2) Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima

dan mengangap sebagai bagian dari dirinya.

3) Dorongan seksual dapat meningkatkan atau menurun.

4) Mencari perhatian suami.

5) Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya.

6) Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan

perlengkapan bayinya.

7) Perasaan cenderung lebih stabil.

c. Trimester III

1) Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena

perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.

2) Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian

suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.

14
3) 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin

meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.

4) Adanya perasaan tidak nyaman.

5) Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap

persalinan.

6) Menyibukkan diri dalam persiapan menghadapi persalinan.

(Indriyani, 2011 : 107-136)

4. Tanda-Gejala kehamilan

Tanda-tanda kehamilan menurut Hani dkk (2010 : 72-75), yaitu:

a. Tanda tidak pasti hamil

1) Amenorea (berhentinya menstruasi)

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

3) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)

4) Syncope (pingsan)

5) Payudara tegang

6) Sering miksi

7) Konstipasi atau obstipasi

b. Tanda kemungkinan hamil

1) Pembesaran perut

2) Tanda Hegar: adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus

uteri.

3) Tanda Goodel : adalah pelunakan serviks.

15
4) Tanda Chadwicks: adalah perubahan menjadi keunguan pada

vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.

5) Tanda Piscaseck : merupakan pembesaran uterus yang simetris.

6) Kontraksi Braxton Hicks: merupakan peregangan sel-sel otot

uterus

7) Teraba ballotement

8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

c. Tanda pasti hamil

1) Gerakan janin dalam rahim

2) Denyut jantung janin

3) Teraba bagian-bagian janin dan pada pemriksaan USG terlihat

bagian janin

4) Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen.

B. Konsep Dasar tentang antenatal Care

1. Definisi Anc

Antenatal Care atau asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan apada

ibu hamil sejak mulai konsepsi sampai sebelum kelahiran bayi.Asuhan

antenatal secara ideal dimulai segera setelah ibu pertama kali terlambat

menstruasi,untuk memastikan keadaan kesehatan ibu dan janinnya.(Wafi

Nur 2010:131)

2. Tujuan antenatal care

a. Mempromosikn dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan janin

dengan pendidikan,nutrisi,kebersihan diri serta proses kelhiran.

16
b. Mendeteksi komplikasi medis,bedah atau obsetri selam kehamilan.

c. Memantau kemajuan kehamilan,memeastikan kesejahteraan

ibu,tumbuh kembang janin

d. Mengembangkan persiaoan persalinan serta kesiapa menghadapi

komplikasi.

e. Membntu menyipakan ibu untuku menyusui dengan sukses

menjalankan nifas nrmal,serta merawat anak secara fisik,psikologi dan

social.

f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar dapat tumbuh dan kembang secara normal.

3. Jadwal Kunjungan Antenatal

Kunjungan antenatal dlakukan minimal 4 kali selama hamil.

a. Kunjungan I :dilakukan sebelum minggu ke-14(pada trimester 1)

b. Kunjungan II :dilakukan sebelum minggu ke-28(pada trimester II)

c. Kunjungan III :dilakukan sebelum minggu ke-36(pada trimester III)

d. Kunjungan IV :dilakukan setelah minggu ke-36(pada trimester III).(Tri

sunarsih 2011).

4. Langkah-langkah asuhan antenatal care

Kebijakan program yang dilakukan pemerintah berkenan dengan asuhan

kehamilan yaitu dengan membri pelayanan/asuhan standar mnimal

termasuk 7T

a. Timbang berat badan

b. Ukur tekanan darah

17
c. Ukur tinggi fundus uteri

d. Pemberian imunisasi TT lengkap

e. Pemberian tablet zat besi,minimal 90 tablet selama kehamilan.

f. Tes terhadap PMS

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

(Nurul Jannah,2012:168)

C. Konsep Dasar Tentang Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

a. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat

habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh

beralih pada cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak

kurang sempurna terbektuklah badan keton didalam darah yang dapat

menambah beratnya gejala klinik. (Manuaba, 2010 : 229)

b. Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak

terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan

berat badan. (Eni nur rahmawati, 2011 : 50)

c. Terdapat muntah yang terus menerus yang menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. (Nurul jannah, 2012 : 189)

d. Mual dan muntah umumnya disebut mornig sickness, dialami oleh

sekitar 70-80% wanita hamil yang bersifat ringan dan merupakan

kondisi yang dapat dikontrolsesuai dengan kondisi masing-masing

individu. Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada

18
wanita hamil yang menyebabkan terjadinya penurunan berat badan

(lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan tidak

normalnya kadar elektrolit (Nengah runiari, 2010 : 2)

e. Hiperemesis gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual muntah

yang dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali

minum ataupun makan. Akibatnya, tubuh sangat lemas, muka pucat,

dan frekuensi buang air kecil menurun drastis, aktivitas sehari-hari

menjadi terganggu dan keadaan umum menurun. meski begitu, tidak

sedikit ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai

trimester ketiga (Ai yeyeh rukiyah, 2010 : 118).

f. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi

buruk. (Indrayani, 2011 : 275)

2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,

tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga

tidak ditemukan kelainan biokimia, namun diduga dipengaruhi oleh

berbagai faktor sebagai berikut :

a. Faktor predisposisi

1) Primigravida

2) Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda, estrogen, HCG

tinggi dan mola hidatidosa

19
b. Faktor organik

1) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal.

2) Perubahan metabolik akibat hamil.

3) Resistensi yang menurun dari pihak ibu.

4) Alergi.

c. Faktor psikologis

1) Rumah tangga yang retak.

2) Hamil yang tidak di inginkan.

3) Takut terhadap kehamilan dan persalinan.

4) Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu.

5) Kehilangan pekerjaan. (Eni nur rahmawati, 2011 : 50)

3. Patofisiologis

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan

muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan

dehirasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis

hipokloremik.Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena

oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan

tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam

darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah

menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma

berkurang. Natrium dan klorida darah dan klorida air kemih turun. Selain

itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah

20
berkurang.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan

bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah-muntah

lebih banyak, dapat merusak hati.Selain dehidrasi dan terganggunya

keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir

esophagus dan lambung (sindroma mallory-weiss) dengan akibat

perdarahan gastrointestinal. (Eni nur rahmawati, 2011 : 51)

4. Patologi

Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis

gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam

tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh beberapa macam

sebagai berikut :

a. Pada hati tampak degenerasi lemak tanpa nekrosis yang terletak

sentrilobuler. Kelainan ini nampaknya tidak menyebabkan kematian

dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Tetapi

separuh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum

menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.

b. Pada Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya

atropi, dan sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang

ditemukan perdarahan sub-endokardial.

c. Di otak dapat ditemukan ensefalopati wernicke yaitu dilatasi kapiler

dan perdarahan kecil-kecil didaerah corpora mamilaria ventrikel ketiga

dan keempat

21
d. Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada

tubuli kontorti. (Ai yeyeh Rukiyah, 2010 : 120)

5. Klasifikasi Hyperemesis Gravidarum

a. Tingkat I

1) Muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi (turgor

kulit turun) nafsu makan berkurang, berat badan menurun, mata

cekung dan lidah kering.

2) Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi

regurgitasi ke esophagus.

3) Nadi meningkat dan tekanan darah turun.

4) Frekuensi nadi sekitar 100 kali/ menit.

5) Tampak lemah dan lemas.

b. Tingkat II

1) Dehidrasi semakin meningkat akibatnya: turgor kulit makin

menurun, lidah kering dan kotor, mata tampak cekung dan sedikit

ikterus.

2) Pada kardiovaskuler, frekuensi nadi semakain cepat >100 kali/

menit, nadi kecil karena volume darah turun, suhu badan

meningkat, tekanan darah turun.

3) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus.

4) Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan

oliguria, anuria dan terdapat timbunan benda keton aseton, aseton

dapat tercium dalam hawa pernapasan.

22
5) Kadang-kadang muntah bercampur darah akibat perdarahan

esophagus dan pecahnya mukosa lambung.

c. Tingkat III

1) Keadaan umum lebih parah.

2) Muntah berhenti.

3) Kesadaran semakin menurun hingga mencapai somnollen atau

koma.

4) Terdapat ensefalopati werniche: nistagmus, diplopia, dan gangguan

mental.

5) Kardiovaskuler, nadi kecil, tekanan darah menurun, dan

temperature meningkat.

6) Gastrointestinal, ikterus semakin berat, terdapat timbunan aseton

yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam, oliguria semakin

parah dan menjadi anuria. (Eni nur rahmawati, 2011 : 51 - 53)

6. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan

menetukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus menerus tanpa

pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam

rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena itu hiperemesis

gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan

yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan

harus difikirkan dan berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati,

23
penyakit ginjal, dan penyakit tukak lambung. Pemeriksaan laboratorium

dapat membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit.

(Manuaba, 2010 : 230)

7. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

a. Penatalaksanaan

1) Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai

suatu proses yang fisiologi.

2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah

merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang

setelah kehamilan 4 bulan

3) Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan

dalam jumlah kecil tetapi sering.

4) Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari

tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan

teh hangat.

5) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan.

6) Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat

dingin.

7) Defekasi yang teratur.

8) Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang

penting,dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.

24
9) Obat-obatan

Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. vitamin

yang dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga

dianjurkan juga seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih

berat diberikan antiemetic seperti disiklomin hidrokhonae atau

khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang berat

perlu dikelola dirumah sakit.

10) Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan

peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk

hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar

penderita sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak

diberikan makanan / minuman selama 24 jam.

11) Terapi psikologi

Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi

pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya

dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

12) Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolik, karbohidrat dan

protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak

2-3 liter/hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin,

khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. bila ada kekurangan

25
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

(Indrayani, 2011 : 277 - 278)

13) Penghentian kehamilan

Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis gravidarum tidak

berhasil malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun

sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur

kandung. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung

diantaranya:

a) Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma,

terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke).

b) Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran

penglihatan).

c) Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk

anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat,

tekanan darah menurun). (Manuaba, 2010 : 232)

b. Diet

1) Tujuan :

a) Diet hiperemesis gravidarum berfungsi untuk mengganti

persediaan glikogen tubuh.

b) Mengontrol asidosis dan secara berangsur akan diberikan

makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

2) Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,

diantaranya adalah sebagai berikut:

26
a) Karbohidrat tinggi, sebesar 75-80% dari kebutuhan energi total.

b) Lemak rendah, yaitu <10% dari kebutuhan energi total.

c) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.

d) Makanan diberikan dalam bentuk kering.

e) Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan klien yaitu 7 -

10 gelas/hari.

f) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan

dan diberikan dalam porsi kecil tapi sering.

g) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian

dioptimalkan pada makan malam dan selingan pada malam

hari.

h) Pemberian makanan ditingkatkan secara bertahap dalam porsi

dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi klien.

3) Tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum.

a) Diet hiperemesis I

Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III. makanan hanya

terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar

atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama

dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena pada diet

ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak

diberikan dalam waktu lama.

27
b) Diet hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang.

Diet diberikan secara bertahap dan dimulai dengan memberikan

bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tetap tidak

diberikan bersamaan dengan makanan. Pemelihan bahan

Makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan

gizi kecuali kebutuhan energi. Jenis makanan ini rendah

kandungan gizinya, kecuali vitamin A dan D.

c) Diet hiperemesis III

Diet ini diberikan kepada klien hiperemesis gravidarum ringan.

Diet diberikan sesuai kemampuan klien, dan minuman boleh

diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan pada diet ini

mengcukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi. (Nengah

runiari, 2010 : 21)

D. Proses Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan merupakan pendekatan yang digunakan

oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara

sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Wafi nur, 2010 : 112)

2. Proses manajemen

Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah asuhan

kebidanan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri

28
dengan evaluasi. Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan

yaitu :

a) Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua

data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap.

b) Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar

atas dasar data-data yang telah dikumpulkan.

c) Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah

diidentifikasi.

d) Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

e) Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan

langkah-langkah sebelumnya.

29
f) Melaksanakan perencanaan

Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah kelima

harus dilaksanakan secara efisiensi dan aman.

g) Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis. (Wafi nur, 2010 :

115 - 119)

3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai

asuhan yang dilakukan dengan menggunakan proses berfikir secara

sistimatis sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan yang

diterapkan dengan metode SOAP. Pendokumentasian dalam bentuk SOAP

yaitu:

a. S (Data subjektif)

Data subjektif (S) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut halen varney langkah pertama (pengkajian data),

terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.

b. O (Objektif)

Data objektif (O) merupakan pendokumentasikan manajemen

kebidanan menurut Helen varney pertama (pengkajian) terutama data

30
yang diperoleh melalui hasil obervasi yang jujur dari pemeriksaan fisik

pasien, pameriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnostik lain.

c. A ( Assesment)

Analisis atau assesment merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen varney langkah kedua, ketiga dan keempat

sehingga mencakup diagnostik/masalah kebidanan, diagnostik/

masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan

segera untuk antisipasi diagnosis/ masalah potensial.

d. P (Planning )

Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan yang

disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, rencana asuhan

ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien

seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya. Dengan

kata lain P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen varney langkah kelima, keenam dan ketujuh.

(Wafi nur, 2010 : 122-124)

Beberapa alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian

1. SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat,

prinsip dari metode ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan

manajemen kebidanan.

2. Metode ini merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan

untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.

31
3. SOAP merupakan urutan yang dapat membantu bidan dalam

mengorganisasi pikiran dan memberi asuhan yang menyeluruh (Wafi nur,

2010 : 123)

32
BAB III

STUDI KASUS

A. Studi Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ny."B"

Pada bab ini akan diuraikan asuhan kebidanan pada Ny M dengan

hiperemesis gravidarum tingkat II di RSUD Daya makassar. Pelaksanaan

asuhan kebidanan berlangsung dari Tanggal 15-17 Mei 2014, yang meliputi

pengkajian dan analisa data, merumuskan diagosa/masalah, pelaksanaan dan

perencanaan tindakan, evaluasi serta pendokumentasian asuhan kebidanan.

No. Register : 1526155

Tgl. Masuk : 14 Mei 2014 jam 23.00 Wita

Tgl. Pengkajian : 15 Mei 2014 jam 10.00 Wita

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri / suami

Nama : Ny M / Tn R

Umur : 39 thn / 39 thn

Nikah/Lamanya : 1x/ 9 tahun.

Suku : Toraja / Toraja

Agama : Kristen/kristen

Pendidikan : SMP / SMP

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : Bp2,blok E7/no.2

B. Keluhan utama

Mual, muntah, pusing,penglihatan kabur dan nyeri ulu hati

33
C. Riwayat keluhan utama

Mual dan muntah dialami sejak tanggal sebulan yang lalu dan bertambah

sering >10 kali sehari kemudian ibu masuk diRsud Daya Makassar tanggal

14 mei 2014 jam

D. Riwayat kesehatan lalu

1. Ibu tidak ada riwayat menderita hepatitis, diabetes melitus, alergi, dan

asma.

2. Ibu tidak ada riwayat operasi

3. sebelumnya ibu ada riwayat hiperemesis gravidarum.

E. Riwayat Reproduksi

1. Riwayat Haid

Menarche : 16 tahun

Siklus Haid : 28 30 hari

Lamanya : 5-7 hari

Dismenorhea : tidak ada

2. Riwayat Obstetri

a. GIV PII AI

b. HPHT tanggal 21 02 - 2014

c. HTP tanggal 28 11 - 2014

d. Umur kehamilan 7 minggu 5 hari

e. Ibu mengatakan belum ada pergerakan

34
f. Ibu mengeluh setiap habis makan, makanan yang di masukkan

selalu di muntahkan, karakteristik muntah yaitu makanan campur

lendir

g. Selama hamil nafsu makan ibu kurang baik dari biasanya

h. Ibu mengatakan nyeri pada ulu hati dan mengeluh pusing,

lema,penglihatan kabur.

i. BB sebelum hamil 54 kg, BB sekarang 43 kg maka ibu mengalami

penurunan berat badan sebanyak 11 kg.

j. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya yang selalu begini jika

hamil dari hamil anak I.

k. Ibu mengatakan sering buang air kecil.

F. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Kehamilan Persalinan Bayi


Tahun Nifas
Umur Keadaan Jenis Tempat Penolong JK BB PB

2006 Aterm Baik Normal RS Bidan L 3400 gr 49 cm Baik

2009 Aterm Baik Normal RS Bidan L 2300 gr 48 cm Baik

2013 20 minggu Abortus

2014 Kehamilan sekarang

G. Riwayat Ginekologi

1. Tidak pernah infeksi pada organ reproduksi

2. Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seksual

3. Tidak ada tumor atau kanker pada alat reproduksi

35
H. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu pernah menjadi akseptor KB, menggunakan suntikan 3 Bulan

(depopregstin) selama 6 bulan kemudian berhenti karena ibu ingin

memiliki anak lagi.

I. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari-hari

1. Kebutuhan Nutrisi

Ibu malas makan, nafsu makan menurun, pola makan tidak teratur,

porsi makan tidak dihabiskan, setelah makan atau minum ibu muntah.

2. Pola Eliminasi

Ibu sering buang air kecil dan selama pengkajian ibu belum buang air

besar (BAB)

3. Istirahat

Selama di rumah sakit pola tidur terganggu karena sering muntah.

4. Personal hygiene

Ibu selalu mandi pagi dan menyikat gigi setiap mandi dan menjelang

tidur, serta mengganti pakaiannya setiap selesai mandi.

J. Data Psikilogis, Sosial, Ekonomi dan Spritual

1. Ibu menikah 1x dengan suaminya yang sekrang sudah 9 tahun

2. Kehamilan direncanakan bersama dengan suami, dan suami sangat

senang dengan kehamilan ibu sekarang.

3. Keluarga ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan ini.

4. Pengambilan keputusan dalam keluarga dimusywaraka bersam suami.

5. Ibu bekerja tiap hari dan mengurus rumah tangga sendiri.

36
6. Ibu berharap kehamilannya dapat dipertahankan sampai cukup bulan

dan ditolong oleh bidan dirumah sakit secara alamiah.

7. Ibu selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kesehatan diri

dan janinnya.

K. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum ibu nampak lemas

2. Turgor kulit kurang baik.

3. BB sebelum hamil 54 kg, BB sekarang 43 kg.

4. TB : 156 cm, Lila : 23,5 cm.

5. Tanda-tanda vital

TD : 90/60 mmHg,

N : 100 x/menit

S : 37,5C

P : 24 x/menit

6. Wajah

a. Tidak ada oedema dan cloasma pada wajah, dan tampak pucat.

b. Mata tampak cekung, conjungtiva pucat dan scelera sedikit ikterus.

7. Mulut dan gigi

Mulut tidak terdapat stomatitis dan rugae, tidak ada caries pada gigi,

lidah kotor, dan bibir kering, serta tercium keton pada hawa

pernapasan.

8. Leher

Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, kelenjar limfe.

37
9. Payudara

Simetris kiri-kanan, putting susu terbentuk, tidak ada massa dan nyeri

tekan.

10. Abdomen

Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka

operasi, tonus otot perut tampak kendor, dan teraba ballotement.

11. Ekstremitas

a. Atas: simetris kiri - kanan, Pada tangan kiri terpasang infus

Dekstrosa 5% 28 tetes per menit.

b. Bawah: simetris kiri kanan, tidak terdapat varises dan oedema

pada tungkai, dan refleks patella positif kiri - kanan.

L. Pemeriksaan Laboratorium

1. Hb : 11,5 gr%

2. Plano test : positif(+)

3. ureum : 16,8 mg/dl

4. kreatinin : 0,83 mg/dl

5. USG : Uterus gravid intra uterine tunggal, DJJ (+)

M. Tindakan yang diberikan

1. Antasida sirup 3x1 sdt/ hari

2. Ondensetron (injeksi Intra Vena per 8 jam)

3. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam)

4. Neurobion (Drips dalam 500 cc RL per 24 jam)

5. Cairan RL : Dekstrosa 5%, 1 : 2, 28 tetes/menit

38
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

GIV PII AI, gestasi 7 minggu 5 hari dengan masalah hiperemesis gravidarum

tingkat II dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

1. GIV PII AI

Data Subjektif :

a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan pernah mengalami

keguguran satu kali.

b. HPHT Tanggal 21-02-2013

Data objektif :

a. HTP tanggal 28-11-2014

b. Palpasi : TFU teraba ballotement

c. Tampak striae albicans, linea nigra, dan tonus otot kendor.

d. Hasil USG

Uterus gravid intra uterine tunggal, DJJ (+)

Analisis dan interpretasi :

Pada kehamilan multipara, adanya striae albicans, linea nigra, dan

kloasma gravidarum, terjadi akibat perubahan deposit pigmen

dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating

hormone (MSH) lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Akibat peregangan dinding perut pada kehamilan

sebelumnya yang mengakibatkan tonus otot perut menjadi kendor.

(Manuaba, 2010 : 94)

39
2. Gestasi 7 minggu 5 hari

Data Subjektif :

a. Ibu mengatakan umur kehamilan 2 bulan

b. HPHT tanggal 21-02-2014

Data Objektif :

a. Tanggal pengkajian 15-05-2014

b. TFU teraba ballottement.

Analisis dan interpretasi data :

Dari HPHT tanggal 21-02-2014 sampai tanggal pengkajian 15-05-2014

berdasarkan rumus Neagle, masa gestasi 7 minggu 5 hari (Nurul jannah,

2012 : 82).

3. Hiperemesis gravidarum tingkat II

Data Subjektif :

a. Ibu mengatakan berat badan sebelum hamil 54 kg

b. Ibu mengatakan tidak ada nafsu makan

c. Ibu mengatakan nyeri ulu hati

d. Ibu mengatakan setiap makan dan minum dimuntahkan kembali

Data Objektif :

a. Ibu nampak lemah.

b. Mata cekung, conjungtiva pucat dan skelera sedikit ikterus

c. Turgor kulit makin berkurang

d. Lidah kotor dan bibir kering.

e. Tercium keton pada hawa pernapasan.

40
f. Ibu mual dan muntah setiap habis makan, makanan yang di masukkan

selalu di muntahkan, karakteristik muntah yaitu makanan bercampur

lendir dan kadang muntah lender.

g. susah buang air besar(BAB)

h. BB sekarang 43 kg

i. Tanda-tanda vital :

TD : 90 / 70 mmHg

N : 89 x/menit

S : 37,50C

P : 24 x/menit

Analisis dan interpretasi data :

Pada hiperemesis gravidarum tingkat II,mual dan muntah yang

hebat dapat mnyebabkan pasien Nampak lemah,gejala dehidrasi makin

tampak,mata cekung,turgor kulit makin berkurang,lidah kering dan

kotor,tekanan darah menurun,nadi meningkat,berat badan makin

menurun,nafas berbau aseton,kesdaran apatis.(Manuaba 2010)

4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Data Subjektif :

Setiap makan dan minum dimuntahkan kembali.

Data Objektif :

a. Turgor kulit makin berkurang.

b. Lidah kotor dan bibir kering.

c. Mata cekung dan sedikit ikterus.

41
d. Berat badan turun 11 kg

e. Terpasang infus dengan cairan Dekstrosa 5% 28 tetes /menit

pada tangan kiri

f. Tanda - tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

N : 100 x/menit

S : 36,70C

P : 24 x/menit

Analisis dan interpretasi :

Akibat mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan kehilangan

cairan ekstrakuler dan plasma berkurang, sehingga terjadi dehidrasi dan

tidak seimbangnya elektrolit mengakibatkan tonus otot lemah, bibir

kering dan suhu tubuh meningkat,Melalui muntah, dikeluarkan sebagian

cairan lambung serta elektrolit natrium, kalium dan kalsium. Penurunan

kalium akan menambah beratnya muntah sehingga mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi

sedangkan asupan makanan sangat kurang sehingga menyebabkan

turunnya berat badan klien. (Eni nur, 2011 : 51)

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

1. Potensial terjadinya hiperemesis gravidarum tingkat III

Data Subjektif :

Sudah 3 hari dirawat di rumah sakit, masih mual dan muntah

42
Data Objektif :

a. Ibu nampak lemah.

b. Mata cekung, conjungtiva pucat, dan skelera ikterus.

c. Lidah kotor dan bibir kering

d. Tercium keton pada hawa pernapasan

e. Ibu mual dan muntah setiap habis makan, makanan yang di masukkan

selalu di muntahkan, karakteristik muntah yaitu makanan bercampur

lendir berwarna kuning kehijauan.

Analisa dan interpretasi :

Hiperemesis gravidarum tingkat I yang tidak tertangani dengan baik dapat

berlanjut menjadi hiperemesisi Gravidarum tingkat II dengan gejala

dehidrasi semakin meningkat, ditandai dengan turgor kulit semakin

berkura,mata cekung dan sedikit ikterus, lidah kotor dan kering, berat

badan menurun, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah, terjadinya

konstipasi, mulai tampak gejala gangguan kesadaran menjadi apatis, nafas

berbau aseton.(Manuaba, 2010 : 231)

2. Potensial terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.

Data subjektif :

a. Ibu mengeluh merasa lemas.

b. Ibu mengatakan masih sering muntah.

c. Ibu mengeluh tidak mempunyai nafsu makan.

Data objektif :

a. Ibu tampak lemah dan pucat.

43
b. Asupan nutrisi kurang karena setiap makanan yang dimakan di

muntahkan.

Analisa dan Interpretasi Data :

a. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan

gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manisfestasi

klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus

dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. (Manuaba,

2010 : 230)

b. Muntah berlebihan sedang suplai cairan dan makanan yang kurang

dan berlangsung lama dapat mengakibatkan malnutrisi pada ibu yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga

pengobaan perlu segera diberikan. (Eni nur rahmawati, 2011 : 53).

LANGKAH IV EVALUASI TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Tujuan :

1. Kehamilan berlangsung normal.

2. Hiperemesis gravidarum tingkat II teratasi.

3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi

Kriteria

1. Keadaan umum ibu dan janin baik.

2. Mual dan muntah berhenti.

44
3. Nafsu makan baik.

5. Turgor kulit baik.

6. Lidah tidak kotor dan kering

7. Mata tidak cekung.

8. Berat badan bertambah.

9. Tanda - tanda vital dalam batas normal

TD : Sistole : 90 - 120 mmHg Diastole : 70 - 90 mmHg

N : 70 - 90 x/menit

S : 36,50C - 37,50C.

P : 16 - 24 x/menit

Rencana Tindakan

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

Rasional : Menyampaikan hasil pemeriksaan tentang keadaan umum ibu

dan keadaan kehamilannya sehingga ibu dapat mengetahui

perkembangan kondisinya.

2. Jelaskan pada ibu tentang masalah yang di hadapinya.

Rasional: Memberikan penjelasan dan pengertian pada ibu bahwa

kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis

jadi tidak perlu takut dan khawatir.

3. Observasi mual dan muntah

Rasional : Berkurangnya frekuensi jumlah muntah (cairan yang keluar

menandakan kemajuan kondisi ibu yang menggambarkan

45
reaksi positif terhadap perawatan dan pengobatan yang di

berikan.

4. Anjurkan kepada ibu untuk :

a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.

b. Memperbanyak minum air

c. Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu.

d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

e. Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.

Rasional :

a. Nutrisi yang adekuat sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin didalam kandungan.

b. Dengan minum air cukup dapat membantu peristaltic usus besar

sehingga dapat mencegah konstipasi.

c. Makanan yang berlemak dan berbumbu dapat menstimulasi terjadinya

mual dan muntah.

d. Makan sedikit-sedikit tapi sering dilakukan untuk menghindari rasa

penuh pada lambung sehingga ibu tidak merasa mual dan muntah.

e. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsangan

mual dan muntah yang berlebihan serta mencegah hipoglikemia.

5. Observasi TTV

Rasional : TTV merupakan dasar untuk menilai perkembangan dan

sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tindakan

selanjutnya.

46
6. Mengobservasi pengeluaran urine.

Rasional : untuk mengetahui berapa cairan yang keluar

7. Lanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu infuse RL : Dextrose

5% = 1 : 2

Rasional : Cairan Dextrose dan RL dapat membantu mengganti cairan dan

elektrolit yang keluar melalui muntah karena setiap 1000 ml

larutan dextrose 5 % mengandung glukosa 55,0 % gr

sedangkan RL mengandung natrium laktat 6,1 gr, natrium

klorida 6,0 gr dan kalium klorida 0,4 % gr.

8. Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

Rasional : Istirahat yang cukup dan pembatasan pengunjung dapat

menambah ketenangan dan rasa nyaman pada ibu.

9. Berikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan untuk

mengungkapkan perasaannya.

Rasional: Komunikasi terbuka membantu ibu untuk mengontrol,

mengurangi kecemasan dan menghilangkan reaksi terhadap

stress dan ambivalen yang dirasakannya sehingga menciptakan

ketenangan batin, dan ibu dapat lebih tenang.

10. Tindakan yang diberikan :

a. Antasida sirup 3x1 sdt

b. Ondensetron (injeksi Intra Vena per 12 jam)

c. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 18 jam)

Rasional : Dapat memperbaiki keadaan umum ibu.

47
LANGKAH VI IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal 15 mei 2014 jam 10.00 wita.

1. M enyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa ibu dalam keadaan

lebih baik dari sebelumnya.

2. Menjelaskan pada ibu tentang masalah yang dihadapinya

3. Hasil : ibu mengerti dan memahami keadaannya.

4. Mengobservasi mual dan muntah

5. Hasil : Ibu muntah sebanyak 6 kali

6. Menganjurkan kepada ibu untuk :

a. Mengkomsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.

Hasil : Ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang bernutrisi untuk

kesehatannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan

janin yang dikandungnya.

b. Memperbanyak minum air.

Hasil : Ibu minum air putih 1000 ml.

c. Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu.

Hasil : Ibu bersedia untuk tidak makan makanan yang

berlemak dan banyak bumbu.

d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

Hasil : Ibu makan makanan yang di berikan rumah sakit dan porsi

tidak di habiskan.

e. Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.

Hasil : ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang dianjurkan.

48
7. Mengobservasi TTV jam 12.00 wita

TD : 90/70 mmhg

N : 89 x/menit

S : 37,5C

P : 24 x/menit

8. Mengobservasi pengeluaran urine.

Hasil : Pengeluaran urine sebanyak 150 ml.

9. Melanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu RL : dextrose 5% = 1

;2

Hasil : Terpasang cairan Dextrose 5 % 28 tetes/ menit, botol keempat

pada tangan kanan.

10. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

Hasil : Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan.

11. Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan

untuk mengungkapkan perasaanya.

Hasil : ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan kondisinya saat ini.

12. Tindakan yang di berikan:

a. Cairan yang terpasang dextrose 5% 28 tetes/ menit pada tangan kiri.

b. Pada jam 14.00 wita di berikan Antasida 1 sdt

c. Pada jam 16.00 wita di berikan injeksi Ondensetron dan ranitidine.

49
LANGKAH VII EVALUASI HASIL ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal 15 mei 2014 jam:

1. TTV :

TD : 90/60 MmHg

N : 100 x/menit

P : 24 x/menit

S : 37,5C

2. Ibu masih mual dan muntah setiap kali makan dan minum.

3. Keadaan umum ibu masih lemah.

4. Nafsu makan kurang, makan tidak dihabiskan.

5. Conjungtiva masih pucat dan scelera sedikit ikterus.

6. Mata masih cekung.

7. Turgor kulit masih kurang baik.

8. Tindakan yang diberikan:

a. Terpasang Cairan infuse Dextrose 5% 28 tetes/ menit botol pada

tangan kiri.

b. Pada jam 14.00 wita di berikan Antasida sirup 1 sdt.

c. Pada jam 16.00 wita di berikan injeksi Ondensetron dan ranitidine.

50
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN PADA NY M
( SOAP HARI KE I )
Tanggal 15 Mei 2014

Data Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan pernah mengalami

keguguran satu kali.

2. Haid terakhir tanggal 21-02-2014

3. Ibu mengatakan mengalami mual dan muntah sejak akhir bulan april yang lalu

dengan frekuensi muntah < 10 kali sehari, dan pada tanggal 15 mei 2014- ibu

jam 23.00-jam 17.00 ibu muntah sebanyak 6 kali.

4. Ibu mengatakan setiap makan dimuntahkan.

5. Ibu mengatakan nyeri ulu hati.

6. Ibu merasa pusing dan penglihatan kabur

7. Ibu mengatakan merasa lemah

8. Berat badan sebelum hamil : 54 kg, dan sekarang merasa berat badannya

turun.

Data Objektif (O)

1. Keadaan umum ibu lemah

2. Wajah ibu pucat

3. TFU teraba ballotemen

4. Berat badan : 443 kg

5. Tinggi badan : 156 cm

6. Lila 23,5 cm.

7. Tanda-tanda vital :

51
TD : 90/60 mmhg

N : 100x/menit

S : 37,5C

P : 24 x/menit

8. Ibu muntah sebanyak 6 kali, karakteristik muntah yaitu makanan bercampur

lendir berwarna kuning kehijauan.

9. Turgor kulit kurang baik.

10. Mata cekung. Conjungtiva pucat dan sedikit ikterus.

11. Lidah kotor dan bibir kering

12. Tercium keton dalam hawa pernapasan.

13. Tindakan yang diberikan:

a. Terpasang cairan infuse Dekstrosa 5% 28 tetes/menit pada tangan kiri.

b. Pada jam 14.00 wita ibu minum antasida sirup 1 sdt.

c. Pada jam 16.00 wita intravena ondensetron dan ranitidin.

Assesment (A)

GIV PII AI, umur kehamilan7 minggu 5 hari, hiperemesis gravidarum tingkat II,

dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Planning (P)

Tanggal 15 Mei 2014, jam 16.00 wita.

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa ibu dalam keadaan lebih

baik dari sebelumnya.

2. Menjelaskan pada ibu tentang masalah yang dihadapinya.

Hasil : ibu mengerti dan memahami keadaannya.

52
3. Mengobservasi mual dan muntah.

Hasil : Ibu muntah 6 kali.

4. Menganjurkan kepada ibu untuk:

a. Mengkomsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.

Hasil : Ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang bernutrisi.

b. Memperbanyak minum air.

Hasil : Ibu minum air putih 1000 ml.

c. Mengurangi makan makanan yang berlemak dan berbumbu.

Hasil: Ibu bersedia untuk tidak makan makanan yang berlemak dan

banyak bumbu.

d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

Hasil : Ibu makan makanan yang di berikan rumah sakit dan porsi tidak di

habiskan.

e. Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.

Hasil : ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang dianjurkan.

5. Mengobservasi TTV, jam 12.00 wita.

TD : 90/70 mmhg N : 89 x/menit

S : 37,5C P : 24 x/menit

6. Mengobservasi pengeluaran urine.

Hasil : Pengeluaran urine sebanyak 150 ml.

7. Melanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu infuse RL: Dextrose 5%

=1:2.

53
Hasil : Terpasang cairan Dextrose % 28 tetes/ menit, botol keempat pada

tangan kanan.

8. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

Hasil : Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan.

9. Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan untuk

mengungkapkan perasaanya.

Hasil : ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan kondisinya saat ini.

10. Tindakan yang di berikan:

a. Cairan yang terpasang dextrose 5% 28 tetes/ menit botol ke empat pada

tangan kanan.

b. Pada jam 14.00 wita di berikan antasida sirup 1 sdt.

c. Pada jam 16.00 wita di berikan injeksi ondensetron dan ranitidine

54
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN PADA Ny M
( SOAP HARI KE II )
Tanggal 16 Mei 2014

Data Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan mual dan muntah mulai berkurang.

2. Ibu mengatakan nafsu makan mulai membaik

3. Ibu masih sedikit pusing

4. Ibu merasa nyeri ulu hati mulai berkurang

5. BAK lancar, dan sudah BAB

Data Objektif (O)

1. KU ibu masih lemah

2. Kesadaran ibu baik.

3. Ibu muntah sebanyak 3 kali.

4. Wajah ibu sedikit pucat.

5. Tanda-tanda vital :

TD : 90/70 mmHg

N : 89 x/menit

S : 36,30C

P : 22 x /menit

6. Turgor kulit ibu mulai baik

7. Mata ibu masih agak cekung

8. Bibir tidak kering

9. Tindakan yang diberikan:

55
a. Pada jam 10.00 wita drips neurobion 1 ampul pada cairan infuse RL 28

tetes per menit pada tangan kiri.

b. Pada jam 14.00 wita ibu minum antasida sirup 1 sdt.

c. Pada jam 16.00 Wita Injeksi ondensetron dan ranitidine.

Assesment (A)

GIV PII AI, Gestasi 7 minggu 6 hari , hiperemesis gravidarum tingkat II, dengan

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Planning (P)

Tanggal 16 me 2014, jam 16.00 wita.

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa ibu sudah lebih baik dari

sebelumnya.

2. Mengobservasi mual dan muntah

Hasil : ibu muntah dari jam 10.00 s/d 17.00 wita sebanyak 3 kali.

3. Memantau berat badan dengan menggunakan alat yang sama.

Hasil : BB ibu 43 kg.

4. Mengobservasi tanda-tanda vital jam 12.00 wita:

TD : 90 / 70 mmHg

N : 89 x/menit

S : 36,30C

P : 22 x/menit

5. Mengobservasi pengeluaran urine.

Hasil : Pengeluaran urine sebanyak 250 ml.

56
6. Menganjurkan kepada ibu untuk makan sedikit sedikit tapi sering, tidak

banyak bumbu dan tidak berlemak.

Hasil : ibu makan bubur yang di berikan oleh rumah sakit.

7. Memantau pemberian cairan intravena yaitu:

Hasil : Terpasang cairan RL + neurobion 28 tetes/ menit pada tangan kiri.

8. Melibatkan keluarga dalam perawatan ibu.

Hasil : keluarga bersedia untuk membantu dalam penyembuhan ibu.

9. Tindakan yang diberikan:

a. Pada jam 10.00 wita drips neurobion pada cairan RL.

b. Pada jam 14.00 wita diberikan antasida sirup 1 sdt.

c. Pada jam 16.00 wita diberikan injeksi ondensetron dan ranitidine.

57
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN PADA Ny M
( SOAP HARI III )
Tanggal 17 MEI 2014

Data Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan muntah sudah berhenti, namun masih agak sedikit mual

2. Ibu merasa sudah lebih baik dari sebelumnya

3. Ibu mengatakan mulai banyak minum air putih

4. Ibu merasa tidak terlalu pusing.

Data Objektif (O)

1. KU ibu nampak baik

2. TTV :

TD : 100/80 mmhg

N : 80 x/menit

P : 20 x/menit

S : 36,5C

3. Turgor kulit baik

4. Mata tidak nampak cekung

5. Bibir tidak kering.

6. Tindakan yang diberikan:

a. Terpasang cairan infus RL 28 tetes/ menit.

b. oral ranitidine

c. Pada jam 16.00 wita injeksi ondesentron dan ranitidin.

58
Assesment (A)

GIV PII AI, umur kehamilan 8 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat

II.

Planning (P)

Tanggal 17 Mei 2014, jam: 17.00 wita.

1. Menyampaikan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu sudah membaik.

2. Mengobservasi TTV :

TD : 100/80 mmhg

N : 80 x/menit

S : 36,5C

P : 20 x/menit

3. Memberi penyuluhan pada ibu tentang makanan yang bergizi dan 9 tanda

bahaya dalam kehamilan.

Hasil : Ibu mengetahui jenis makanan yang dibutuhkan ibu hamil dan bersedia

mengkomsumsi makanan yang bergizi serta ibu mengetahui tentang tanda

bahaya pada kehamilan.

4. Tindakan yang diberikan:

a. Terpasang cairan infus RL 28 tetes / menit.

b. oral ranitidine

c. Pada jam 16.00 wita injeksi ondesetron dan ranitidin.

59
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan

hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny M dengan

hiperemesis gravidarum tingkat I. Pembahasan ini dibuat berdasarkan asuhan

yang nyata dengan pendekatan asuhan kebidanan.

A. Langkah I Pengkajian dan Analisa Data

Dalam pengkajian di awali dengan pengumpulan data melalui

anamnese dengan pasien, pada teori hiperemesis gravidarum tingkat II

diperoleh gejala yaitu muntah terus-menerus menyebabkan penderita tampak

lemah, nafsu makan berkurang,mata cekung,sedikit ikterus,turgor kulit makin

menurun,lidah kering dan kotor,frekuensi nadi semakin cepat,tekanan darah

menurun,suhu badan meningkat, kadang muntah bercampur darah.(Eni nur

rahamati:2011,52)

Pada NyM diperoleh Data subjektif

1. Mual dan muntah terus menerus

2. Tidak ada nafsu makan

3. Berat badan merunun

4. Nyeri ulu hati,pusing dan lemas

5. Sering buang air kecil

Pada NyMdiperoleh Data objektif

1. Ibu Nampak lemah

60
2. Turgor kulit kurang baik

3. Mata cekung,conjungtiva pucat dan sclera sedikit ikterus

4. Lidah kotor dan kering

5. TTV:

a. TD :90/60 mmHg

b. N :100 x/menit

c. S :37,5oC

d. P:24x/menit

Dalam hal ini terdapat perbedaan antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan

antara teori dan kasus.

B. Langkah II Diagnosa / Masalah Aktual

Pada kehamilan terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron,

dimana sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap

peningkatan HCG dalam serum, sehingga dapat menimbulkan reaksi berupa

mual sampai muntah dan menganggu aktivitas sehari-hari.Hiperemesis

gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil mudah,

bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan

ketidakseimbangan elektrolit.

Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa / masalah aktual sebagai

berikut: GIV PII AI, kehamilan 7 minggu 5 hari, hiperemesis gravidarum

Tingkat II dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan data yang ditemukan.

61
C. Langkah III Diagnosa / Masalah Potensial

kehamilan dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II antara lain:

potensial terjadi hiperemesis gravidarum tingkat III dan gangguan

pertumbuhan dan perkembangan janin. karena muntah yang berlebihan

mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluan energi, karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terbentuklah

badan keton didalam darah yang menambah beratnya gejala klinik.

Pada kasus Ny.M dalam yang diperoleh menunjukkan adanya

persamaan gejala/keluhan yang terdapat pada hiperemesis gravidarum tingkat

I. Dalam hal ini tidak tetrdapat kesenjangan antara teori dengan data yang

ditemukan.

D. Langkah IV Melaksanakan Tindakan Segera / Kolaborasi

Penangana atau tindakan yang harus dilakukan pada kasus hiperemesis

gravidarum adalah pemberian cairan intravena yang cukup elektrolit

karbohidrat dan protein dengian glukosa 5% RL untuk mengantikan cairan

yang keluar akibat muntah yang berlebihan ditambah vitamin yang dianjurkan

vitamin B1,B12,antasida dan sedative misalnya luminal.

Pada kasus NyM tindakan segera pemberian infus dextrose 28

tetes/menit kemudian kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan

yaitu luminal,dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan dengan kasus

yang ditemukan.

62
E. Langkah V Perencanaan Tindakan

Untuk mencapai tujuan tersebut, sesuai dengan tinjauan kepustakaan,

tindakan yang dilakukan pada Ny.B dengan hiperemesis gravidarum tingkat

I adalah terapi obat-obatan, melalui oral dan parental (cairan) serta terapi

psikologis. Begitu pula rencana tindakan yang dilakukan pada kasus Ny.B

dalam hal ini perencanaan pada tinjauan kasus dan tinjauan pada kepustakaan

tidak ada kesenjangan yang berarti bahwa setiap perencanaan disesuaikan

dengan kebutuhan klien, kriteria serta tujuan yang akan dicapai.

F. Langkah VI Implementasi Asuhan Kebidanan

Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.M. penulis

melaksanakan sesuai rencana yaitu penatalaksanaan pemberian cairan dan

kolaborasi terapi obat, serta melakukan terapi psikologis. Pada tahap ini

penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal ini di tunjang oleh

klien dan keluarganya kooperatif dalam menerima semua anjuran dan tindakan

yang diberikan. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan dalam pelaksanaan yang

terjadi pada teori dan pada kasus Ny. B bahwa dalam pemberian makanan

diberikan dalam porsi kecil namun sering hal ini dilakukan untuk membantu

mengurangi mual dan muntah akibat makanan atau minuman yang masuk

melalui oral.

G. Langkah VII Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan.

Hasil evaluasi dari Ny.M telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan klien,

63
dan tujuan dari rencana yang ditentukan telah tercapai, yaitu ibu mengerti

keadaan yang sedang dialaminya, tidak terjadi komplikasi yang lebih berat,

kekurangan cairan sudah teratasi ditandai dengan keadaan ibu yang sudah

membaik, ibu tidak mual dan muntah lagi, dan kebutuhan nutrisi ibu sudah

membaik,pusing sudah berkurang.hal ini membuktikan bahwa pendekatan

asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.M berhasil.

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa tidak adanya kesenjangan

antara teori dan kasus pada Ny.M.

64
BAB V

PENUTUP

Setelah penulis membahas tentang asuhan kebidanan dengan hiperemesis

gravidarum tingkat II pada Ny M di RSUD Daya makassar dari tanggal 15-17

mei 2014, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai

berikut

A. Kesimpulan

1. Hiperemesis gravidarum merupakan suatu masalah/diagnosa yang sering

terjadi terutama pada triwulan I kehamilan, dan kadang-kadang dapat

berlangsung terus selama kehamilan yang ditandai dengan mual muntah

yang berlebihan, sampai terjadi dehidrasi dan aseton urin serta gangguan

kesadaran.

2. Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum dapat diketahui dengan

pasti, namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu

faktor predisposisi, faktor organik dan faktor psikologi.

3. Tindakan pertama yang perlu diperhatikan dalam penanganan masalah

hiperemesis gravidarum adalah menentukan tingkat penyakit berdasarkan

gejala-gejala klinik yang ada yaitu ringan, sedang atau berat dan segera

mengganti cairan yang keluar akibat muntah yang hebat.

4. Pada penderita hiperemesis gravidarum perlu dilakukan kolaborasi untuk

pemberian obat yang dapat mengatasi muntah dan rasa nyeri pada ulu hati.

65
5. Hiperemesis gravidarum jika diberikan penanganan yang lebih baik dan

lebih awal akan lebih cepat mengatasi morbiditas dan dapat mencegah

terjadinya mortalitas bagi ibu dan janin

B. Saran

1. Bagi ibu hamil

a. Diharapkan agar tiap ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan

kehamilan (ANC) sedini mungkin secara teratur dan selalu waspada

terhadap segala resiko terjadinya komplikasi khususnya pada kasus

hiperemesis gravidarum.

b. Pentingnya kematangan fisik dan mental dalam mempersiapkan setiap

kehamilan agar kehamilan dapat terjaga dan dapat melahirkan bayi

yang sehat.

2. Bagi petugas kesehatan

a. Petugas kesehatan dapat mengenali dan medeteksi setiap kemungkinan

terjadinya komplikasi kehamilan dan memberikan pelayanan sedini

mungkin pada ibu hamil.

b. Petugas kesehatan khususnya bidan perlu mempehatikan keadaan

psikis pasien serta diharapkan memberikan dorongan moril kepada

pasien untuk menunjang proses penyembuhan.

66
DAFTAR PUSTAKA
.
Dinas kesehatan Sulawesi selatan. 2009. Profil kota Makassar.
http://datinkesulsel.wordpress.com diakses pada tanggal 26 juni 2012.

Indrayani. 2011. Buku ajar asuhan kebidanan. Tim (Trans Info Media); Jakarta.

Jannah, nurul. 2012. Buku ajar asuhan kebidanan. Andi ; Yogyakarta.

Manuaba, ida bagus Gde. 2010. Ilmu kebidanan penyakit kandungan, dan
keluarga berencana untuk pendidikan bidan. EGC ; Jakarta.

Muslihatun, wafi nur. 2010. Dokumentasi kebidanan. Fitramaya ; Yogyakarta.

Prawirohardjo, sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Bina pustaka ; Jakarta.

Rahmawati, eni nur. 2011. Ilmu praktis kebidanan. Victory Inti Cipta ;
Surabaya.

Rukiyah, Ai yeyeh. 2010. Ilmu kebidanan IV (patologi kebidanan). Tim (Trans


Info Media) ; Jakarta.

67
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Penyuluhan Gizi Bumil

Sasaran : Ny M

Tempat : Ruang GSR (lantai V) RSUD Daya Makassar.

Hari / Tanggal : Jumad, 16 mei 2014

Waktu : Jam 09.15 10.50 wita

Metode : Diskusi dan Ceramah

Referensi : Indrayani, 2011. Buku ajar asuhan kehamilan. TIM;

Bandung.

Tujuan Instruksional Umum

Setelah penyuluhan diharapkan Ibu mengerti tentang gizi Ibu hamil dan

tanda bahaya kehamilan.

Tujuan Instruksional Khusus

1. Ibu mengerti fungsi kebutuhan zat gizi Ibu hamil dan tanda bahaya kehamilan

2. Ibu mengetahui sumber kebutuhan zat gizi Ibu hamil

GIZI IBU HAMIL

Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi yang penting

bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Kebutuhan nutrisi ibu hamil banyak

mendapat perhatian dari berbagai komite di sejumlah Negara. Calon ibu sebaiknya

makan diet yang seimbang, menyediakan perawatan yang mencukupi,

memeriksakan kandungan hemoglobin dalam darah, karena ibu mengandung

bayinya yang sama-sama memerlukan makanan yang cukup namun perlu

68
diwaspadai adanya kenaikan berat badan. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil

lebih banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil, kegunaan makanan tersebut

adalah:

1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.

2. Kuntuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri.

3. Guna mengadakan cadangan untuk persiapan laktasi.

Caranya :

1. Ibu harus makan teratur 3 kali sehari.

2. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan yang bergizi yang terdiri dari

makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan serta susu 1 gelas setiap

harinya.

3. Pergunakan aneka ragam makanan yang ada.

4. Pilihlah,macam bahan makanan yang segar.

Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

1. Kalori

Fungsi : Untuk memberi tenaga dan rasa kenyang

Kebutuhan : Pada trimester I penambahan 150 kal/hari, dan 300 kal/hari

selama trimester II dan III total kalori yang dibutuhkan adalah

2500 kal/hari.

Sumber : Padi-padian, umbi-umbian meliputi beras, jagung, gandum, ubi

jalar, singkong, kentang, tepung dan cereal.

69
2. Protein

Fungsi : Pertumbuhan dan perkembangan sel, sekresi essensial tubuh

(enzim, hormone, antibody, hemoglobin), mengatur

keseimbangan asam basa, mengganti sel-sel yang rusak, dan

dibutuhkan juga untuk kembang janin agar berlangsung

optimal.

Kebutuhan : kebutuhan protein selama hamil bertambah sebanyak 10gr/hari

berarti wanita hamil harus mengkomsumsi protein sebanyak

60gr/hari.

Sumber : Protein hewani yaitu susu, daging, ikan, ayam, telur dll.

Protein nabati yaitu gandum, jagung, kedelai dll.

3. Mineral

Fungsi : Membangun sel-sel tubuh, membentuk cairan tubuh,

mengangkut makanan dan sisa makanan, serta mengatur suhu

tubuh.

Sumber : Buah-buahan, sayur-sayuran serta air putih yang matang.

4. Lemak

Asupan lemak ibu hamil tidak boleh melebihi 25% kebutuhan energy. Lemak

ini hanya sebagai tambahan, cukup gunakan 1-2 sendok makan minyak untuk

memasak atau dioles.

Fungsi : Sebagai sumber energi bagi tubuh, membuat makanan menjadi

enak.

70
Sumber : Asam lemak jenuh : daging sapi, keju, susu, mentega, minyak

kelapa dll. Asam lemak tak jenuh : ikan, kerang-kerangan,

kacang-kacangan, minyak kedelai dll.

5. Vitamin

a) Vitamin A

Berperan dalam mengganti sel baru pada semua jaringan tubuh dan sel

syaraf, pembentukan tulang, gigi, mencegah cacat bawaan, system

kekebalan tubuh ibu hamil. Sumber adalah sayuran hijau, buah, sayuran

berwarna kuning, cabai, hati sapi, margarine, penambahan vitamin A

adalah 20.000 sampai 30.000 IU.

b) Vitamin B6

Berfungsi untuk metabolism karbohidrat dan protein, sumber makanan

adalah: daging, unggas, telur, sayuran kunig tua, tepung, cereal.

c) Vitamin B1, B2, B3

Digunakan untuk metabolism energy, sumber makanan terdapat pada hati,

daging sapi, telur, keju, sayuran hijau.

d) Vitamin B12

Berguna untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dan

memelihara sel saraf, terdapat pada protein hewani dan rumput laut.

e) Vitamin C

Berfungsi sebagai antioksidan, membantu tyrosin, folat, histamine, dan

membantu fungsi leukosit dan respon imun. Wanita hamil memerlukan 70

71
mg/hari dan terdapat pada strawberry, melon, broccoli, cabai, tomat, kulit

kentang dan sayuran hijau.

f) Vitamin D

Berfungsi untuk penyerapan calcium dan fosfor dari saluran cerna ke

tulang dan gigi ibu dan janin. Terdapat pada susu dan telur. Dan juga dapat

diperoleh dari pancaran sinar matahari.

g) Vitamin E

Berfungsi untuk menjaga struktur dan fungsi komponen-komponen sel

tubuh ibu dan janin, membantu pembentukan sel darah merah, sebagai anti

oksidan. Terdapat pada margarine, gandum, padi-padian dan kacang.

6. Iodine.

Kekurangan iodium akan menyebabkan gangguan pada janin seperti: tuli dan

gangguan syaraf. Terdapat pada garam, kebutuhan akan iodine adalah 150

mikrogram/hari.

Menu Seimbang Untuk Wanita Hamil

1. Pada waktu hamil Ibu makan untuk dua orang yaitu untuk dirinya sendiri

dan untuk janin yang dikandungnya.

2. Makan paling sedikit bertambah 1 porsi untuk setiap harinya.

3. Makan dalam jumlah sedikit, tetapi frekuensi sering.

4. Contoh menu sehari-hari bagi bumil, susunan hidangan dapat disesuaikan

dengan kemampuan ekonomi setiap keluarga.

72
Contoh susunan menu bagi Ibu hamil

1. Makan pagi, pukul 07.00 wita

Nasi 3/4 piring (150 gr), orak-arik buncis dan wortel 1/2 mangkok (100 gr),

tempe goreng 1 potong (75 gr).

2. Jajanan, pukul 10.00 wita

Bubur kacang ijo 1 gelas.

3. Makan siang, pukul 12.00 wita

Nasi 1/2 piring (300gr), sayur bening bayam + labu 1 mangkok (200 gr),

ikan masak 1 potong (75gr), tahu tumis 2 potong (100 gr), pepaya 1

potong (150gr).

4. Jajanan, pukul 16.00 wita

Pisang goreng 2 potong + teh manis.

5. Makan malam, pukul 19.00 wita

Nasi 1/2 piring (300 gr), tumis kangkung 1 mangkok, ikan goreng 1 potong

(75 gr), pisang susu 2 biji (100 gr). Bila mungkin sebelum tidur minum 1

gelas susu hangat.

TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN

Tanda dan bahaya dalam kehamilan yang paling penting diketahui adalah :

1. Sakit kepala yang hebat

Dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan karena ini

merupakan tanda dari eklampsia berat

73
2. Penglihatan kabur

Merupakan salah satu tanda dari pre eklampsia berat yang dapat menyebabkan

kematian pada ibu dan janin jika penanganannya terlambat.

3. Bengkak pada wajah dan tangan

Juga merupakan salah satu tanda dari pre eklampsia berat

4. Muntah terus-menerus

Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu karena cadangan karbohidrat

dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi sehingga kebutuhan jumlah

makanan dan oksigen tidak mencukupi.

5. Nyeri perut hebat sebelum waktunya

Merupakan tanda bahaya baik pada ibu maupun janinnya.

6. Penurunan gerakan janin

Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin

7. Perdarahan dari jalan lahir

a. Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran

b. Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan

anak dal kandungan.

8. Demam tinggi

Biasanya karena infeksi, demam tinggi biasa membahayakan keselamatan jiwa

ibu, menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan.

9. Kejang

Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan kegawatan bahkan kematian pada

janin karena kekurangan suplai oksigen.

74
YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSA
AKADEMI KEBIDANAN SANDI KARSA MAKASSAR
JL. BUNG NO.37 TLP./FAX. 0411-591279

DAFTAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH

Pembimbing : ROSDIANA TULU,SKM.M.KES


Judul KTI : ASUHAN KEBIDANAN PADA NYM DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
NAMA : THERESIA ELISABETH M.
NIM : B-110307

HARI
MATERI YANG TELAH
NO /TANGGAL ACC TTD
DIKONSULTASIKAN DIPERBAIKI
KONSUL
1 JUMAD 16 MEI JUDUL KTI HIPEREMESIS
2014 GRAVIDARUM
TINGKAT II

2 JUMAD 30- KATA PENGANTAR -Ucapan syukur


MEI-2014 BAB I -visi,misi
diperbaiki

3 SENIN 02- BAB II -


JUNI-2014
BAB III -KELUHAN
4 SELASA 03- UTAMA DAN
JUNI-2014 HPHT

5 RABU 04-JUNI- BAB IV DAN BAB V -BAB IV


2014 DISINGKATKAN
SAP
6 KAMIS 05-
JUNI-2014

MENGETAHUI PEMBIMBING

ROSDIANA TULU,SKM.M.KES

75
YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSA
AKADEMI KEBIDANAN SANDI KARSA MAKASSAR
JL. BUNG NO.37 TLP./FAX. 0411-591279

DAFTAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH

Pembimbing : Dra.Lintje Tulu,M.kes


Judul KTI : ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYIH DENGAN BBLR
NAMA : NUNRITA RAHIM
NIM : B-11290

HARI
MATERI YANG TELAH
NO /TANGGAL ACC TTD
DIKONSULTASIKAN DIPERBAIKI
KONSUL

MENGETAHUI PEMBIMBING

Dra.Linjte Tulu,M.kes

76

Anda mungkin juga menyukai