Anda di halaman 1dari 9

KEKERASAN BERBASIS GENDER

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah ISBD






Disusun oleh :

EALGA JUNI TIKA SARI MANIK



STIKES AWAL BROS
BATAM
2013









KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul
Kekerasan Berbasis Gender makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satutugas Mata
Kuliah ISBD.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.


Batam, 30 oktober 2013


Penulis
EALGA JUNI TIKA SARI MANIK















i
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gender .................................................................................. 2
1. Gender ........................................................................................ 2
2. Kekerasan Berbasis Gender ........................................................ 3
B. Realitas Kekerasan Berbasis Gender ......................................................3
C. Perspektif Gender ................................................................................3
D. Beberapa Usulan Alternatif Mengatasi Masalah Kekerasan
Berbasis Gender ................................................................................... 4

BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................... 5
B. Saran .................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA










ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berbagai bentuk tindak kekerasan yang dominan korbannya adalah perempuan
dan anak merupakan sebuah fenomena global yang tidak terpengarus oleh batas-batas rasial,
kultur dan kelas sosial. Salah satu bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan yang terjadi
sebagai akibat adanya ketimpangan dan ketidakseimbangan kekuasaan dalam relasi
personal emosional antar laki-laki dan perempuan, adalah KEKERASAN BERBASIS
GENDER. Lingkup kekerasan berbasis gender tersebut dapat terjadi dalam rumah
tangga/domestik (Personal) yang dikenal sebagai kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT),
maupun pada ranah publik (Komunitas).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gender
2. Apa itu kekerasan berbasis gender
3. Bagaimana mengatasi masalah kekerasan berbasis gender

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gender
2. Mengetahui kekerasan berbasis gender
3. Mengetahui bagaimana mengatasi masalah kekerasan berbasis gender












1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Gender
Pembedaan antara perempuan dan laki-laki dalam peran, fungsi, hak,
prilaku yang dibentuk oleh ketentuan sosial dan budaya setempat.
Gender (asal kata gen): perbedaan peran, tugas, fungsi dan tanggung jawab
serta kesempatan antara laki-laki dan perempuan karena dibentuk oleh tata nilai sosial
budaya (konstruksi sosial) yang dapat diubah dan berubah sesuai kebutuhan atau
perubahan zaman (menurut waktu dan ruang). Dalam bahasa inggris disebut
masculine : feminim.

a. Kesenjangan Gender (Gender Gap).
Jurang perbedaan (diskrepansi) antara laki-laki dan perempuan dalam bebagai
aspek kehidupan yang dapat diukur secara kuantitatif maupun kualitatif seperti tingkat
pendidikan, derajat kesehatan, partisipasi dalam pekerjaan, tingkat pendapat dan
keterwakilan dalam pengambilan keputusan di legislatif (DPR - DPRD), jabatan
pemerintah, yudikatif, swasta, partai politik atau organisasi sosial dan keagamaan.

b. Aspek Gander
1. Identitas Gander
Persepsi internal dan pengalaman seseorang tentang gandernya,
menggambarkan identifikasi fsikologis dalam otak seseorang sebagai
laki-laki atau perempuan.

2. Peran Gander
Merupakan cara hidup dalam masyarakat dan berinteraksi dengan
orang lain berdasarkan identitas gender mereka yang dipelajari
dari lingkungannya.

c. Pengarusutamaan Gender (Gender Mainstreaming)
Suatu strategi pengintegrasian kosep keseimbangan kepentingan laki-laki
dan perempuan dalam perumusan kebijakan pembangunan sektor atau daerah mulai
tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya guna mengurangi
kesenjangan gender di sektor atau di daerah tersebut. Untuk itu, pemerintah telah
menerbitkan Inpers No 9 tahun 2000 tentang pelaksanaan pengarusutamaan gender
di indonesia.


2
d. Kesetaraan Gender (Gender equality)
Suatu kondisi dan situasi yang menggambarkan keseimbangan peran, tugas
dan tanggung jawab serta kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam
menjalankan dan menikmati berbagai hasil pembangunan sebagai warga negara
dan warga masyarakat. Karena itu kesetaraan gender tidak sama dengan kesamaan
gender (Gender sameness) yang memperlakukan sama secara fisik antara laki-laki
dan perempuan. Contoh kesetaraan gender membuat WC laki-laki bisa jongkok atau
duduk, sedang WC perempuan duduk demi melindungi kesehatan reproduksinya.
e. Kepekaan gender (Gender responsivensess)
Sikap dan perilaku yang tanggap dan peka terhadap berbedaan atau persamaan
perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan, baik
sebagai makhaluk individu, makhalik sosial maupun warga masyarakat.
2.Kekearasan Berbasis Gender
Stiap tindakan penyimpangan yang disebabkan adanya ketidakseimbangan kekuasaan
dalam relasi antara perempuan dan laki-laki (gender) yang berakibat atau mungkin berakibat
kesengsaraan atau penderita perempuan termasuk anak-anak baik secara fisik, seksual dan
fsikologis, termaksud ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan
secara sewenang-wenang yang terjadi di ranah privat/domestik dan di ranah publik.

B. Realitas Kekerasan Berbasis Gender
Kekerasan berbasis gender terjadi sepanjang siklus hidup manusia tetapi data
kuantitatif secara pasti sangat sulit dipengaruhi karena faktor subyektif korban (enggap
melapor) dan kondisi sosial budaya masyarakat (Kekerasan berbasis gender hanya tindakan
anti sosial bukan kriminal, aib, dsb)
Kekerasan berbasis gender mengakibatkan perempuan (anak-anak) mengalami
penderitaan secara fisik, psikososial, ekonomi sehingga membutuhkan penanganan secara
komperehensif dan brkesinambungan
Kekerasan berbasis gender secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi perkembangan dsn produktivitas negara karena tujuan Pembangunan Nasional
yang Merupakan Komitmen Negara untuk meningkatkan kesejahtraan sosial masyarakat
berdasarkan keadilan sosial, akan sulit terwujud karena masih adanya kesenjangan gender
dalam Askes - Kontrol Partisipasi Manfaat antara perempuan dan laki-laki, dan pada
umumnya perempuan berada pada posisi yang termalginalkan.

C. Perspektip Gender
1. Membedakan antara istilah seks yaitu pembedaan biologis dan kodrati antara pria
dan wanita, sedangkan gender yaitu pembedaan peran, atribut, dan sikap tindak atau
prilaku, yang dianggap masyarakat pantas untuk pria dan wanita. Jadi membedaka wanita dan
pria menurut seksnya, adalah pembedaan secara biologis dan kodrati, seperti wanita

3

mengalami haid mempunyai rahim dan payudarah serta wanita mengandung, melahirkan,dan
menyusui, sedangkan pria mempunyai penis dan sperma. Membedakan gender pria dan
gender wanita bukan kodrati, melainkan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat,
seperti, pria itu perkasa, bekerja diranah publik, sebaliknya wanita itu lemah lembut,
bekerja mengurus rumah tangga. Dikatakan bukan kodrati,karena wanita yang
Juga dapat perkasa, bekerja diranah publik.
2.Mengacu dan merajuk pada status dan kedudukan pria dan wanita.
3.Mengakui bahwa penilaian rendah atau kurang terhadap peran peran wanita.
4.Mempertimbangkan interaksi antar gander dan katagori sosial lain
seperti kelas, suku.
5.Meyakini bahwa karena tidak ketidaksetaraan gender terkondisi secara sosial, oleh
karena itu dapat diubah baik dalam tingkat individual maupun dalam tingkat sosial.

D. Beberapa Usulan Alternatif Mengatasi Masalah Kekerasan Berbasis Gender
1. PERDA Traficking KDRT sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah
NTB dalam meminimalisir masalah kekerasan berbasis gender.
2. Kebijakan dan program pembangunan NTB yang responsif Gender untuk menjamin
dan memberikan peluang kepada perempuan terlibat dalam proses pembangunan
(perencanaan-pelaksanaan-evaluasi-programm pembangunan NTB).
3. Alokasi anggaran melalui APBD yang proposional (Gender budged) untuk pemberdayaan
perempuan dan kesetaraan Gander (WID dan GAD).
4. Sosialisasi bebagai bentuk peraturan/Undang-undang, kebijakan, pogram dan
bentuk-bentuk pelayanan dari korban (Preventif-kuaratif-fromotop).
5. Koordinasi dan Sinkronisasi program kegiatan antar intansi sektoral.
6. Jaringan kerja dengn stakeholder (LSM-Organisasi sosial-Asosiasi profesi) dalam
kegiatan pencegahan dan penanganan korban.
7. Pembentukan lembaga setingkat bidan/biro/dinas pemberdayaa perempuan (eselon II)
untuk lebih mengoptimalkan potensi dan memberikan peluang perempuan dilingkup
dalam mengaktualisasi diri.
8. Law inforcement/penegakan hukum dalam penegakan khasus-khasus tindak kekerasan.






4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kekerasan berbasis gender (dender-based violence) sulit dipisahkan
dari kehidupan masyarakat terutama yang menganut sistem patriark.
kekerasan berbasis gender diartikan sebagai perbuatan yang mengakibatkan salah satu pihak
menderita atau sakit yang bersumber dari relasi antara laki-laki dan perempuan, biasannya
perempuan adalah korban.

B. Saran
Saya berharap makalah ini dapat memberikat manfaat bagi para pembaca khususnya
bagi para pelajar/mahasiswa yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai Kekerasan
Berbasis Gender. Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan berguna bagi
pembaca.

















5
DAFTAR PUSTAKA

http://abdullahlabuapi.wordpress.com/2010/06/02/executive-summary-seminar-kekerasan-
berbasis-gender-gender-based-violence/

Anda mungkin juga menyukai