Anda di halaman 1dari 100

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU “NW”


UMUR 22 TAHUN DI BPM “DT” DESA MANUKAYA,
KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN
GIANYAR TANGGAL 14 PEBRUARI
SAMPAI 01 MARET 2016

NI PUTU FUNGKY ARYADEWI

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR
2016
LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU “NW”


UMUR 22 TAHUN DI BPM “DT” DESA MANUKAYA,
KECAMATAN TAMPAKSIRING, KABUPATEN
GIANYAR TANGGAL 14 PEBRUARI
SAMPAI 01 MARET 2016

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (A.Md Keb)


Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali

Diajukan Oleh :
NI PUTU FUNGKY ARYADEWI
NIM. 13E21327

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR
2016

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan laporan studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny “NW” G1P0000 di BPM “DT”. Desa Manukaya,
Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Tanggal 14 Pebruari s/d 01
Maret 2016” tepat pada waktunya.
Penyelesaian studi kasus ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan
dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN., Stud., MM., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Bali yang telah memberi izin dan kesempatan dalam
penyusunan studi kasus ini
2. Ibu Komang Ayu Purnama Dewi, S.Si.T.,M.Kes selaku Ketua Program Studi
DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali.
3. Ibu Ni Wayan Raditya Widhiyanti, SST. selaku pembimbing akademik yang
banyak memberi bimbingan dan pencerahan dalam penyusunan studi kasus ini.
4. Ibu Desak Putu Tirtawati, Amd.Keb selaku pembimbing lapangan di BPM “DT”
yang telah memberikan kesempatan mengambil kasus untuk studi kasus dan
memberikan pengarahan serta perbaikan untuk kelengkapan karya tulis ilmiah
ini.
5. Seluruh staf dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKES Bali atas segala
bimbingannya selama penulis mengikuti pendidikan.
6. Ny “NW” beserta keluarga yang telah bersedia memberikan informasi dan
kerjasamanya, sehingga proses asuhan kebidanan dapat berjalan sesuai harapan.
7. Kedua orang tua saya I Made Sudana dan Ni Nyoman Suantini serta adik saya I
Kadek Heingky Aryadinata yang selalu memberi semangat dan dukungan doa
serta bantuan moral dan material.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan STIKES Bali Denpasar
dan semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang pada kesempatan ini tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

4
Penulis menyadari dalam penyusunan studi kasus ini masih belum sempurna,
untuk kritik dan saran yang sifatnya konstruksif sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Denpasar, 28 April 2016

Penulis

5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 4
C. Tujuan Penulisan............................................................... 5
D. Manfaat Penulisan............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan............................................... 7
1. Pengertian Kehamilan................................................ 7
2. Standar Asuhan Kehamilan........................................ 7
3. Perubahan Pada Ibu Hamil TW III............................. 8
4. Tanda-Tanda Bahaya Ibu Hamil TW III..................... 8
5. Asuhan Masa Kehamilan............................................ 9
6. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal......................... 10
7. Kebutuhan dasar Ibu hamil Trimester III................... 13
8. Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh......................... 15
B. Konsep Dasar Persalinan................................................ 16
1. Pengertian Persalinan.................................................. 16
2. Sebab- Sebab Mulainya Persalinan............................. 17
3. Tahapan Persalinan..................................................... 18
4. Tujuan Asuhan Persalinan........................................... 21
5. Tanda-Tanda Persalinan.............................................. 22
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan........... 22
7. Kebutuhan dasar Selama Persalinan........................... 26
8. Pemantauan Partograf................................................. 27
9. AKDR Post Plasenta................................................... 28
10. Penjahitan Luka Jalan Lahir........................................ 30
C. Konsep Dasar Nifas......................................................... 31
1. Pengertian Nifas.......................................................... 31
2. Tujuan Asuhan Nifas................................................... 31
3. Peran dan Tanggung Jawan Bidan............................... 33
4. Tahapan Masa Nifas.................................................... 33
5. Perubahan Fisiologis Masa Nifas................................ 34
6. Kebutuhan Dasar Masa Nifas...................................... 36
7. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas................................. 37
8. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas............................ 38
D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir...................................... 41
1. Pengertian Bayi Baru Lahir......................................... 41

6
2. Ciri-Ciri Bayi Normal.................................................. 41
3. Perubahan yang Terjadi pada Bayi Baru Lahir............ 42
4. Kebutuhan Bayi Baru Lahir......................................... 46
5. Tatalaksana Bayi Baru Lahir....................................... 49
E. Konsep Dasar Penokumentasian.................................... 51
1. Subjektif..................................................................... 51
2. Objektif....................................................................... 52
3. Analisa........................................................................ 52
4. Penatalaksanaan.......................................................... 52
5. Catatan Perkembangan................................................ 52
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif.................................................................... 53
B. Data Objektif..................................................................... 58
C. Analisa............................................................................... 61
D. Penatalaksanaan ................................................................ 62
E. Catatan Perkembangan………………………………….. 66
BAB IV PEMBAHASAN
A. Subjektif ............................................................................ 83
B. Objektif ............................................................................. 84
C. Analisa............................................................................... 87
D. Penatalaksanaan................................................................. 88
BAB V PENUTUP
A. Simpulan............................................................................ 92
B. Saran.................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

7
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2.1 Kunjungan Antenatal......................................................... 7
Tabel 2.2 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri...................................... 11
Tabel 2.3 Pemberian Imunisasi TT................................................... 11
Tabel 2.4 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas........................ 39
Tabel 2.5 Apgar Score..................................................................... 42
Tabel 2.6 Pemeriksaan Fisik............................................................ 50
Tabel 3.2 Catatan Perkembangan Progres Notes............................ 69

8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permohonan Ijin Mencari Data

Lampiran 2 : Lembar Konsul Pembimbing Akademik

Lampiran 3 : Lembar Konsul Pembimbing Lapangan

Lampiran 4 : Lembar Partograf

Lampiran 6 : Buku KIA

9
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indikator kesejahteraan suatu bangsa salah satunya diukur dari besarnya
angka kematian saat persalinan. Makin tinggi angka itu, makin rendah
kesejahteraan suatu bangsa. Berdasarkan penelitian World Health (WHO)
diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun. Sekitar
10.000.000 jiwa per tahun bayi khususnya neonatus meninggal karena
sebagian besar penanganan kehamilan dan persalinan yang kurang bermutu.
Di Indonesia angka kematian ibu masih merupakan masalah yang menjadi
prioritas dibidang kesehatan (Manuaba, 2013). Untuk meningkatkan
kesejahteraan di bidang kesehatan peran tenaga kesehatan sangat diperlukan
baik itu dokter, perawat maupun bidan.
Hasil survey yang dilakukan oleh SDKI (Survey Demogravi Kesehatan
Indonesia), pada tahun 2012 tercatat sebesar 359 kematian per 100.000
kelahiran hidup Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya, sedangkan Departemen Kesehatan sendiri menargetkan AKI
pada tahun 2010 sebesar 226 orang menjadi 102 orang pada tahun 2015.
Adapun Penyebab tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan oleh
beberapa factor, yaitu rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan,
faktor 3 terlalu 4 terlambat, fasilitas kesehatan yang kurang memadai, faktor
langsung/medis, faktor tidak langsung (Rukmawati, 2012).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali jumlah AKI di Bali
pada tahun 2013 sebesar 72,08 per 100.000 kelahiran hidup. AKB di Bali
tahun 2013 yaitu 5,5 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi
Bali Tahun 2013).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar dalam profilnya
menyatakan bahwa di Kabupaten Gianyar AKI pada tahun 2014 sebesar
65,80% per 100.000 KH, AKB yaitu 12,34% per 100.000 KH. Hal ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Gianyar sudah mencapai target dalam
2

penurunan AKB, namun belum mencapai target dalam penurunan AKI. Oleh
karena itu diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, persalinan
serta nifas. Sesuai dengan data Dinas kesehatan Kabupaten Gianyar jumlah
angka kehamilan pada tahun 2014 berjumlah 7.122, jumlah persalinan 6.800
atau 95,48%, jumlah BBL sebanyak 6.475 atau 90,91%, dan jumlah nifas
6.044 atau 84,86% (Diskes Kab. Gianyar, 2014). Untuk mewujudkan
penurunan AKI di berbagai daerah di Indonesia Departemen Kesehatan RI
( Depkes) telah mencanangkan program yang disebut dengan program
making pregnancysaver (PMS) melalui Program Perencanaan Persalinan Dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) (Rukmawati, 2012).
Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
merupakan salah satu upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan
Bayi Baru Lahir. Untuk keberhasilan program P4K, bidan sangat berperan
dalam rangka meningkatan pembangunan kesehatan melalui peningkatan
akses dan mutu pelayananan antenatal (pemeriksaan kehamilan), pertolongan
persalinan dan pencegahan komplikasi nifas.
Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada di dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak itu lahir. Perubahan – perubahan yang terjadi
pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan
patologis oleh karenanya asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi (Walyani, 2015). Kondisi ibu hamil yang sehat
akan mempermudah proses persalinan yang akan di lalui, dimana proses
persalinan merupakan proses yang dinantikan.
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Hidayat 2013). Asuhan kebidanan pada ibu bersalin
merupakan salah satu kompetensi utama bidan, oleh karena itu seluruh bidan
di harapkan dapat melaksanakan tugasnya secara professional dan berkualitas
3

dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tanggap terhadap


masalah, serta mampu memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.
Melewati proses persalinan maka ibu bersalin akan memasuki masa
puerperium atau masa nifas. Masa nifas (postpartum/ puerperium) dimulai
setelah plasenta keluar sampai alat – alat kandungan kembali normal seperti
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu atau 42
hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Purwanti,
2012). Ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi merupakan
penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat
tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa
ini (Sulistyawati, 2009). Terlewatinya proses kehamilan dan persalinan yang
aman akan berdampak baik pada bayi yang di lahirkan dimana, bayi yang
sehat akan menjadi generasi yang baik untuk bangsa. Bayi baru lahir disebut
juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru
saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian
diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Vivian, 2011).
Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD Sanjiwani Gianyar terdapat
persalinan tanpa penyulit 1161 kasus dari 1697 kasus persalinan (68,415%),
dan jumlah kasus persalinan dengan penyulit sebanyak 536 kasus dari 1697
kasus persalinan (31,585%) terhitung dari bulan Januari-Desember 2015.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dokumentasi pelayanan di Bidan
Praktek Mandiri (BPM) “DT” 2015 dengan jumlah ibu hamil yang datang
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 374 orang. Dari 374 orang yang
memeriksakan kehamilan sebanyak 63 orang yang bersalin di BPM “DT”.
Sedangkan yang melakukan pemeriksaan secara komperhensif mulai dari
hamil, bersalin, hingga nifas sebanyak 19 orang. Upaya pelayanan asuhan
kebidanan sangat penting bagi bidan untuk mendeteksi ibu dalam masa
kehamilan, bersalin, hingga nifas. Kehamilan, persalinan, dan nifas
memerlukan pelayanan khusus oleh tenaga bidan melalui asuhan kebidanan
yang komperhensif.
Ibu “NW” merupakan salah satu pasien yang melakukan kunjungan
kehamilan di BPM “DT” sehingga sangat penting bagi seorang bidan untuk
4

memberikan asuhan kebidanan ibu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan


ibu dan bayi. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil “DT”
hingga perawatan bayi baru lahir dengan judul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ny “NW” umur 22 Tahun di BPM “DT”, Kabupaten
Gianyar tahun 2016.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang diatas
yaitu “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “NW”
G1P0000 UK 39 Minggu 1 hari Preskep U Puka T/H Intra Uteri di BPM
“DT” ?”

C. Tujuan

1 Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “NW”
umur 22 tahun G1P0000 UK 39 minggu 1 hari Preskep U PukA T/H intra
uteri di BPM “DT”

2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif pada Ny “NW” umur
22 tahun G1P0000 UK 39 minggu 1 hari Preskep U Puka T/H intra
uteri di BPM “DT”.
b. Mampu melakukan pengkajian data obyektif pada Ny “NW” umur
22 tahun G1P0000 UK 39 minggu 1 hari Preskep U Puka T/H intra
uteri di BPM “DT”.
c. Mampu melakukan Analisa data pada Ny “NW” umur 22 tahun
G1P0000 UK 39 minggu 1 hari Preskep U Puka T/H intra uteri di BPM
“DT”.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Ny “NW” umur 22 tahun
G1P0000 UK 39 minggu 1 hari Preskep U Puka T/H intra uteri di BPM
“DT”.

D. Manfaat Penulisan
5

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah :

1 Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan pelayanan kebidanan
yang telah diperoleh mahasiswa selama perkuliahan sehingga
diperoleh suatu evaluasi terkait dengan seberapa jauh mahasiswa
dapat memahami dan menerapkan asuhan pelayanan kebidanan yang
komprehensif kepada klien serta dapat digunakan sebagai acuan bagi
studi kasus berikutnya.
b. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan, penulisan studi
kasus ini juga dapat memberikan pengalaman, wawasan dan
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai asuhan pada ibu hamil,
ibu bersalin, dan ibu nifas. Selain itu, penulis juga dapat menerapakan
secara langsung ilmu yang didapat selama duduk dibangku kuliah
mengenai manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin,
dan ibu nifas pada tatanan nyata.
c. Bagi Penulis Selanjutnya
Hasil penulisan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
penulis selanjutnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan
ibu nifas.
2 Manfaat Praktis
a. Bagi pasien
Penulisan studi kasus ini diharapkan dapat memberi pengetahuan
pada ibu hamil, bersalin, dan nifas mengenai kehamilan, proses
persalianan dan perawatan pasca melahirkan serta dapat memotivasi
ibu hamil untuk rutin melakukan kunjungan ANC ke tempat
pelayanan kesehatan, dapat melakuka perawatan pasca melahirkan ke
tempat pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan yang lebih baik.
b. Bagi tempat praktek
6

Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya


meningkatkan mutu pelayanan dan citra pelayanan pada pasien dalam
memberikan asuhan kebidanan komprehensif dimulai dari kehamilan
hingga masa nifas.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin,


adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43
minggu). Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan , triwulan I dimulai dari
konsepsi sampai 12 minggu, triwulan II dimulai dari 12 minggu sampai 28
minggu, triwulan III dimulai dari 28 minggu sampai 40 minggu (Marmi,
2011).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional (Walyani, 2015; 69).
2. Standar asuhan kehamilan

Menurut Walyani (2015) standar asuhan kehamilan meliputi :


a. Satu kali pada trimester I (UK 0 – 13 minggu).

b. Satu kali pada trimester II (UK 14 – 27 minggu).

c. Dua kali pada trimester III (UK 28 – 40 minggu).


8

Tabel 2.1
Kunjungan antenatal
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I 0 – 12 minggu 1. Membangun hubungan saling
percaya antara petugas
kesehatan dengan ibu hamil.
2. Mendeteksi masalah dan
penanganannya..
3. Melakukan tindakan
pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia kekurangan
zat besi penggunaan praktik
tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan kelahiran
dan kesiapan untuk meghadapi
komplikasi..
5. Mendorong perilaku sehat.

Trimester II 13 – 28 minggu Sama dengan trimester I ditambah :


kewaspadaan khusus terhadap
hipertensi kehamilan
(deteksi gejala preeklamsia, pantau
TD, evaluasi odema).
Trimester III 29 – 37 minggu Sama, ditambah : deteksi kehamilan
ganda.
Setelah 37 Sama, ditambah : deteksi kelainan
minggu letak atau kondisi yang memerlukan
persalinan di RS.
(Sumber : Walyani, 2015; 84).
3. Perubahan – perubahan pada ibu hamil TW III

a. Sakit punggung yang disebabkan karena meningkatnya beban berat


yang anda bawah yaitu bayi dalam kandungannya.
9

b. Pernafasan, pada kehamilan 33 – 36 minggu banyak ibu hamil yang


susah bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada di bawah
diafragma menekan paru ibu, tapi setelah kepala bayi yang sudah turun
ke rongga panggul ini biasanya pada 2 – 3 minggu sebelum persalinan
maka akan merasa lega dan bernafas lebih mudah.

c. Sering buang air kecil, pembesaran rahim, dan penurunan bayi ke PAP
membuat tekanan pada kandung kemih ibu.

d. Kontraksi perut, brackton – hiks kontraksi palsu berupa rasa sakit yang
ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau istirahat.

e. Cairan vagina, peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah


normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak
kental dan pada persalinan lebih cair (Walyani, 2015; 78).

4. Tanda – tanda bahaya pada ibu hamil TW III

Menurut Walyani (2015) tanda - tanda bahaya kehamilan yaitu :


a. Perdarahan pervaginam.

b. Penglihatan kabur.

c. Bengkak diwajah dan jari – jari tangan.

d. Keluar cairan pervaginam.

e. Gerakan janin tidak terasa.

5. Asuhan Masa Kehamilan/ Antenatal Care (ANC)

a. Definisi Antenatal Care (ANC)


Asuhan masa kehamilan / Antenatal Care (ANC) adalah asuhan yang
diberikan kepada ibu hamil sejak awal konsepsi sampai persalinan
(Marmi, 2011).
b. Tujuan Antenatal Care (ANC)
1) Tujuan Utama asuhan masa kehamilan / Antenatal Care adalah
untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun
10

bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan


ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam
jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan
(Marmi, 2011).
2) Tujuan umum asuhan masa kehamilan / Antenatal Care
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang janin.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal
dan social ibu dan bayi.
c) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
d) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu
dan bayi.
e) Mendeteksi dan melaksanakan komplikasi medic, bedah atau
obstetric selama kehamilan.
f) Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan
menghadapi komplikasi.
g) Membantu menyiapkan ibu menyususi dengan sukses,
menjalankan nifas secara normal dan merawat anak secara
fisik, psikologis dan social (Marmi, 2011).
3) Tujuan khusus asuhan masa kehamilan / Antenatal Care
a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit
yang terdapat saat kehamilan, persalinan dan nifas.
b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,
persalinan, nifas.
c) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
(Marmi, 2011).
6. Pelayanan asuhan standar antenatal

Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang menjadi
12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T
(Walyani, 2015; 80) , yakni :
a. Timbang berat badan tinggi badan
11

b. Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran


< 145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau berkunjung
untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB.

c. Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah
yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan
preeklamsia. Apabila turun di bawah normal kita pikirkan kearah
anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole 110/80 –
120/80 mmHg.
d. Pengukuran tinggi fundus uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis
dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan)
Tabel 2.2
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
No Tinggi Fundus Uteri (cm) Umur Kehamilan dalam
minggu
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
(Sumber : Walyani, 2015).
e. Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas,
karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring dengan
pertumbuhan janin.
f. Pemberian imunisasi TT
12

Untuk melindungi dari tetanus neonaturum. Efek samping TT yaitu


nyeri, kemerah – merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat
penyuntikan.

Tabel 2.3
Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi Interval % Masa
Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan 0% Tidak ada
ANC pertama
TT 2 4 minggu setelah 80 % 3 tahun
TT 1
TT 3 6 bulan setelah 95 % 5 tahun
TT 2
TT 4 1 tahun setelah 99 % 10 tahun
TT 3
TT 5 1 tahun setelah 99 % 25
TT4 tahun/seumur
hidup
(Sumber : Walyani, 2015).
g. Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama


kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan.
h. Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine
ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.
i. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desase Reearch Laboratory (VDRL) untuk


mengetahui adanya treponema pallidum.
j. Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan


indikasi penyakit gula / DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga
ibu dan suami.
k. Perawatan payudara
13

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara


yang menunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara
adalah :
1) Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu.

2) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu.

3) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.

l. Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat


pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit.
m. Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil


didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria
yaitu panas tinggi disertai menggigil.
n. Pemberian kapsul minyak beryodium

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan


dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat
kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kreatin yang
ditandai dengan :
1) Gangguan fungsi mental

2) Gangguan fungsi pendengaran

3) Gangguan pertumbuhan

4) Gangguan kadar hormon yang rendah

o. Temu wicara

1) Definisi konseling
14

Adalah suatu bentuk wawancara untuk menolong orang lain


memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam
usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapinya
2) Prinsip – prinsip konseling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan yaitu :


a) Keterbukaan

b) Empati

c) Dukungan

d) Sikap dan respon positif

e) Setingkat atau sama derajat.

3) Tujuan konseling pada antenatal care

a) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai


upaya preventif terhadap hal – hal yang tidak diinginkan.

b) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan


kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau
tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

7. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

Kebutuhan dasar ibu hamil dari trimester III meliputi:


a. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi
pusat pernafasan, CO2 menurun dan O2 meningkat. Oksigen meningkat
akan bermanfaat bagi janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, di
mana keadaan CO2 menurun. Pada TM III, janin membesar dan
menekan diafragma, menekan vena cava inferior yang menyebabkan
nafas pendek-pendek (Asrinah dkk, 2010).
b. Gizi/nutrisi
15

Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan


gizi untuk ibu hamil antara lain kalori, protein, kalsium, zat besi (Fe),
asam folat, dan air. Untuk ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi air
putih 6-8 gelas (1500-2000 ml) (Asrinah dkk, 2010).
c. Personal hygiene (mandi dan cara berpakaian)
Mandi cukup seperti biasa. Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian
ibu hamil yaitu :
1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat di
daerah perut.
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.
3) Pakailah bra yang menyokong payudara
4) Memakai sepatu dengan hak rendah.
5) Pakaian dalam harus selalu bersih (Asrinah dkk, 2010).
d. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK. Konstipasi terjadi karena
adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks
terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Sering buang air kecil
merupakan keluhan umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada
trimester I dan III. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi
pembesaran uterus yang mendesak kantong kemih. Sedangkan pada
trimester III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan
pada kantong kemih (Asrinah dkk, 2010).
e. Seksual
Dapat dilakukan seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau
keluar cairan dari kemaluan, harus dihentikan. Jika ada riwayat abortus
sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu,
di mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan
fungsi yang baik. Hindari trauma berlebihan pada daerah
serviks/uterus (Asrinah dkk, 2010).
f. Aktifitas fisik (istirahat dan tidur)
Dapat dilakukan seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang),
istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk /berbaring
dianjurkan kaki agak ditinggikan (Asrinah dkk, 2010).
16

g. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyakit yang bisa menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis
imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dapat
mencegah penyakit tetanus (Asrinah dkk, 2010).
h. Senam hamil
Senam hamil pada kehamilan normal dilakukan atas nasihat dari
dokter/bidan, dan dapat dimulai pada kehamilan kurang dari 16-38
minggu. Pelaksanaan senam sedikitnya seminggu sekali dan
menggunakan pakaian yang sesuai dan longgar (Asrinah dkk, 2010).
i. Perawatan mamae dan abdomen
Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papila ditarik manual dengan
pelan. Striae/hiperpigmentasi dapat terjadi dan hal ini tidak perlu
dikhawatirkan berlebihan (Asrinah dkk, 2010).
8. Berat Badan Dan Indeks Massa Tubuh

Peningkatan berat badan optimal untuk rata – rata kehamilan adalah


12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal
ini berkaitan dengan resiko komplikasi terendah selama kehamilan dan
persalinan serta berat badan bayi lahir rendah (Walyani, 2015; 54).

a. Trimester I

Seorang wanita yang sedang hamil sudah mengalami penambahan


berat badan, namun penambahan tersebut masih tergolong rendah, kira
– kira 1-2 kg, karena pada masa ini saat dimana otak, alat kelamin, dan
panca indra janin sedang dibentuk.
b. Trimester II

Seorang wanita hamil akan mengalami kenaikkan berat badan yang


lebih banyak dibandingkan pada saat trimester I, karena pada trimester
II ini pertumbuhan janin juga semakin besar. Dan semakin besar
penambahan berat badan selama masa kehamilan berasal dari uterus
dan isi – isinya. Pada trimester II ini seorang wanita yang sedang hamil
17

akan mengalami penambahan berat badan kira – kira 0,35 – 0,4 kg


perminggu. Kenaikkan berat badan yang baik memang secara bertahap
dan kontinyu. Bisa jadi catatan bahwa adanya penambahan berat badan
yang berlebih dan secara cepat bisa jadi indikasi awal keracunan
kehamilan atau diabetes.
c. Trimester III

Pada trimester III ini biasanya terjadi kenaikkan berat badan sekitar 5,5
kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir
kehamilan adalah 11-12 kg. Kemungkinan penambahan BB hingga
maksimal 12,5 kg.

B. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan


janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Hidayat, dkk. 2013;
1).
Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke vagina yang merupakan
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu dan merupakan hal yang
paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang
menyenangkan, namun disi lain merupakan hal yang paling
mendebarkan (Kuswanti, dkk. 2013; 1).
2. Sebab – sebab mulainya persalinan
18

Sebab – sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas,


banyak faktor yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga
terjadi persalinan diantaranya.
a. Teori penurunan hormon

Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan


kadar estrogen dan progesteron, progesteron menyebabkan
relaksasi otot – otot rahim, sedangkan estrogen meningkatkan
kerentanan otot – otot rahim. Selama kehamilan terjadi
keseimbangan anatara kadar estrogen dan progesteron, tetapi akhir
kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron sehingga timbul
his.
b. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang akan menyebabkan


iskemik otot – otot rahim sehingga timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
c. Teori iritasi mekanik

Di belakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini


ditekan oleh kepala janin maka akan timbul akan kontraksi uterus.
d. Teori plasenta menjadi tua

Akibat plasenta menjadi tua menyebabkan turunnya kadar


progesteron yang mengakibatkan ketegangan pada pembuluh
darah, hal ini menimbulkan kontraksi rahim.
e. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi sebab


permulaan persalinan karena menyebabkan kontraksi pada
miometrium pada setiap umur kehamilan.

f. Indikasi partus
19

Partus dapat ditimbulkan dengan pemberian oksitosin drip.


Menurut tetesan per infus dan pemberian gagang laminaria
kedalam kanalis sevikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, sehingga timbul kontraksi dan melakukan
amniotomi yaitu pemecahan ketuban (Kuswanti, 2013; 2)

3. Tahapan persalinan

Tahapan persalinan menurut Kuswanti (2014) dibagi menjadi 4


macam:
a. Kala I

Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm.


Kala I dinamakan pula kala pembukaan. Dapat dinyatakan partus
dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir
yang bersemu darah disertai dengan pendataran (efficement).
Lendir bersemu darah berasal dari lendir kanalis servikalis karena
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari
pembuluh – pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis
servikalis (kanalis servikalis pecah karena pergeseran – pergeseran
ketika serviks membuka).
Proses membukanya serviks dibagi menjadi 2 macam :
1) Fase laten

Berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat


sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif

Fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3


macam:
a) Fase akselerasi

Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.


b) Fase dilatasi maksimal
20

Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,


dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi

Pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2 jam


pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase – fase tersebut ditemui pada primigravida. Pada
multigravida pun terjadi demikian, namun fase laten, fase aktif
terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda
antara primigravida dan multigravida. Pada primigravida Ostium
Uteri Interna (OUI) akan membuka lebih dahulu sehingga serviks
akan mendatar dan menipis, baru kemudian Ostium Uteri Eksterna
(OUE) membuka. Pada multigravida OUI sudah sedikit membuka,
OUI dan OUE serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir
lengkap atau telah lengkap. Kala I selesai apabila pembukaan
serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung
kira – kira 13 jam dan pada multigravida kira – kira 7 jam.
b. Kala II

Kala ini disebut juga sebagai kala pengeluaran. Kala ini dimulai
dari pembukaan lengkap sampai lahirnya janin. Pada kala ini his
menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira – kira 2-3 menit sekali.
Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak buang air
besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar
dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila
dasar panggul sudah lebih berelaksasi maka kepala janin tidak
masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengejan
maksimal, kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah
simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan
21

anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata – rata 1,5


jam dan pada multigravida rata – rata 0,5 jam.
c. Kala III

Disebut juga sebagai kala uri, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta lepas dalam 6 – 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah, kira – kira 100 - 200
cc (Kuswanti, 2013).

1) Adapun tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu :

a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus


Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai
berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi
fundus biasanya di bawah pusat. setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus
berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan
fundus berada di atas pusat.
b) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
c) Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang vulva plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar di bantu gaya
gravitasi. Apabila kumpulan darah dalam ruang di antara
dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi
kapasitas tampunya, maka darah tersembur keluar dari
tepi plasenta yang terlepas.tanda ini kadang-kadang
terlihat dalam wakttu satu menit setelah bayi lahir dan
biasanya dalam 5 menit. Penyebab terpisahnya plasenta
dari dinding uterus (spontan atau dengan stimulus) setelah
kala dua selesai. Berat plasenta mempermudah
22

terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas dan


dikeluarkan. Selpaut plasenta dikeluarkan dengan
penonjolan bagian ibu atau bagian janin (Puspita Sari,
2014).
2) Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama,
yaitu :
a) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir dan pastikan tidak ada janin kedua.
b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
c) Masase fundus uteri ( JNPK-KR, 2008)
d. Kala IV

Kala IV adalah pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan uri
lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan postpartum.
Pada primigravida, lama kala satu yaitu 13 jam, kala dua 1 jam,
kala tiga ½ jam, lama persalinan 14 ½ jam. Pada multigravida lama
kala satu 7 jam, kala dua ½ jam, kala tiga ¼ jam, lama persalinan 7
¾ jam.
4. Tujuan asuhan persalinan

Menurut Kuswanti (2013), menyebut tujuan dari asuhan persalinan


antara lain :
a. Memberikan dukungan baik fisik maupun emosional kepada ibu
dan keluarga selama persalinan dan kelahiran.

b. Melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mencegah, menangani


komplikasi – komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi
dini selama persalinan dan kelahiran.

c. Melakukan rujukan pada kasus – kasus yang tidak bisa ditangani


sendiri untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu.

d. Memberikan asuhan yang adekuat pada ibu, sesuai dengan


intervensi minimal tahap persalinannya.
23

e. Memperkecil risiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan


infeksi yang aman.

f. Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenai


kemajuan, adanya penyulit maupun intervensi yang akan dilakukan
dalam persalinan..

g. Membantu ibu dengan pemberian ASI dini.

5. Tanda – tanda persalinan

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya


wanita memasuki “ bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang
disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labour). Ini
memberikan tanda – tanda sebagai berikut (Kuswanti, 2013; 9) :
a. Lightening atau setting atau dari opping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada
multipara tidak begitu kentara.

b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

c. Perasaan sering atau susah kencing (polasikuria) karena kandung


kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

d. Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya kontraksi –


kontraksi lemah dari uterus, kadang – kadang disebut dengan
false labour pains.

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya


bertambah, bisa bercampur darah (bloody show).

Tanda – tanda inpartu :


a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur.
24

b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena


robekan – robekan kecil pada serviks.

c. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah


ada.

6. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan

Faktor yang mempengaruhi persalinan menurut Kuswanti (2013),


yaitu:
a. Power ( kekuatan / tenaga)

Kekuatan yang mendorong janin saat persalinan adalah his,


kontraksi otot – otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari
ligamen.
His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot – otot rahim pada persalinan. Sifat his
yang baik dan sempurna yaitu :
1) Kontraksi yang simetris

2) Fundus dominan, yaitu kekuatan yang paling tinggi berada di


fundus uteri.

3) Kekuatannya seperti gerakan memeras rahim.

4) Setelah adanya kontraksi, diikuti dengan adanya relaksasi.

5) Pada setiap his menyebabkan terjadinya perubahan pada


serviks, yaitu menipis dan membuka.

Beberapa hal yang harus diobservasi pada his persalinan adalah :


1) Frekuensi his, adalah jumlah his dalam waktu tertentu,
biasanya per 10 menit.
25

2) Amplitude atau intensitas, yaitu kekuatan his yang diukur


dalam mmHg. Dalam praktiknya kekuatan his hanya dapat
diraba secara palpasi apakah sudah kuat atau masih lemah.
Kekuatan kontraksi menimbulkan naiknya tekanan intrauterin
35-60 mmHg.

3) Aktivitas his, yaitu hasil perkalian frekuensi dengan


amplitude, diukur dengan unit Montevideo, misalnya
frekuensi suatu his 3, terjadi per 10 menit, dan amplitudenya
50 mmHg, maka aktivitas rahim = 3x50 = 150 unit
Montevideo.

4) Durasi his, yaitu lamanya setiap his berlangsung yang diukur


dengan detik, misalnya selama 40 detik.

5) Datangnya his, apakah datangnya sering, teratur atau tidak.

6) Interval antara dua kontraksi, yaitu masa relaksasi. Pada


permulaan persalinan, his timbul sekali dalam 10 menit, pada
kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.

b. Passage ( jalan lahir)

Jalan lahir terdiri atas bagian keras tulang – tulang panggul


(rangka panggul) dan bagian lunak (otot – otot, jaringan –
jaringan, dan ligamen – ligamen).
1) Bagian keras panggul ( rangka panggul)

a) Tulang panggul

Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang yaitu, dua os


coxae (tulang pangkal paha), os pubis (tulang kemaluan),
os sacrum (tulang kelangkang) dan os cocygeus (tulang
tungging).
b) Ruang panggul
26

Ruang panggul terdiri dari pelvis mayor (false pelvis) yaitu


bagian diatas pintu atas panggul tidak berkaitan dengan
persalinan. Pelvis minor (true pelvis) terdiri dari pintu atas
panggul (PAP) atau disebut pelvic inlet, batasan PAP
adalah promontorium, sayap sacrum, linea inominata,
ramus superior os pubis, dan pinggir atas syimphisis
pubis.
c) Bidang Hodge

Hodge I
Sama dengan pintu atas panggul.
Hodge II
Sejajar dengan HI melalui pinggir bawah simpisis.
Hodge III
Sejajar dengan HI melalui spina ischiadika.
Hodge IV
Sejajar dengan HI melalui ujung os coccygeus.

2) Bagian lunak (otot – otot dan ligamen – ligamen)

Bagian lunak panggul terdiri dari otot – otot dan ligamentum


yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan menutupi
panggul sebelah bawah. Yang menutupi panggul dari bawah
membentuk dasar panggul, disebut diafragma pelvis.
Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah
panggul, daerah ini terdiri dari dua bagian yaitu region analis
disebelah belakang.
c. Passenger (janin dan plasenta)

Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan


akibat interaksi beberapa faktor, yaitu kepala janin, presentasi,
letak, sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati
jalan lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari passenger yang
27

menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses


persalinan normal.
1) Kepala janin

Kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam


persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya
panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat
melaui jalan lahir, bagian – bagian lainnya dapat menyusul
dengan mudah.
2) Plasenta

Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal


dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung
dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi – fungsi yang
belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan
intrauterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas
kebutuhan dan efisiensi plasenta. Plasenta adalah alat yang
sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran
zat antara ibu dan anak atau sebaliknya.

d. Psikologis

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu


bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya
cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar
dibanding dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini
menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi
keadaan psikis ibu, yang berpengaruh terhadap kelancaran proses
persalinan. Kondisi psikologis ibu bersalin dapat juga dipengaruhi
oleh dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga,
penolong, fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang
dikandungnya merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.
e. Pysician
28

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk


memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian
maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi
yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam
memberikan asuhan tidak terjadi.
7. Kebutuhan dasar selama persalinan

Kebutuhan dasar selama persalinan ( Kuswanti, 2013; 29) yakni :


a. Asuhan tubuh dan fisik

Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses


persalinan, hal ini yang akan menghindarkan ibu dari infeksi.
Asuhan yang dapat diberikan adalah :
1) Menjaga kebersihan diri

Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya sesudah


BAK/BAB dan menjaganya agar tetap bersih dan kering. Hal
ini dapat menimbulkan kenyamanan dan relaksasi serta
menurunkan risiko infeksi, karena dengan adanya kombinasi
antara bloody show, keringat, cairan amnion, larutan untuk
pemeriksaan vagina dan juga feses dapat membuat ibu
bersalin merasa tidak nyaman.

b. Kehadiran seorang pendamping

Fungsi hadirnya seorang pendamping pada saat persalinan yaitu


mengurangi rasa sakit, membuat waktu persalinan lebih singkat
dan menurunkan kemungkinan persalinan dengan operasi.
c. Pengurangan rasa sakit

Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung – ujung


saraf khusus. Selama persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri
disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks dan distensi
29

perineum. Metode pengurangan nyeri yang diberikan oleh


pendamping secara terus – menerus bersifat sebagai berikut :
1) Sederhana

2) Efektif

3) Biaya rendah

4) Risiko rendah

5) Bersifat sayang ibu

d. Penerimaan terhadap sikap dan perilakunya

Penerimaan terhadap tingkah laku dan sikap juga kepercayaan


mengenai apa pun yang ibu lakukan merupakan hal terbaik yang
mampu ia lakukan pada saat itu.
e. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman

Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan


persalinannya, sehingga ia mampu mengambil keputusan dan ibu
juga perlu diyakinkan bahwa kemajuan persalinannya normal.
Kita hendaknya menyadari bahwa kata – kata mempunyai
pengaruh yang sangat kuat, baik positif maupun negatif.
8. Pemantauan Partograf (lembar observasi persalinan)

a. Pengertian partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan pada fase aktif


persalinan yang berupa catatan grafik kemajuan persalinan untuk
memantau keadaan ibu dan janin, yang sudah digunakan sejak
tahun 1970. Partograf dapat dianggap sebagai sistem peringatan
awal yang membantu pengambilan keputusan lebih awal kenapa
seorang ibu harus dirujuk.
b. Kegunaan partograf dan manfaat
30

Kegunaan partograf yaitu mencatat hal observasi dan kemajuan


persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui
pemeriksaan dalam. Mendeteksi apakah proses persalinan
berjalan normal. Serta manfaatnya adalah mendeteksi apakah
proses persalinan kala 1 berjalan normal, dengan cara melihat
kemajuan persalinan berdasarkan pemeriksaan pembukaan
serviks. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf
akan membantu menolong persalinan untuk mencatat asuhan
yang diberikan selama persalinan dan kelahiran. Menggunakan
informasi yang tercatat untuk segera dini mengidentifikasikan
adanya penyulit. Menggunakan informasi yang ada untuk
membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
9. AKDR Post Plasenta

a Pengertian AKDR Post Plasenta

IUD post plasenta adalah IUD yang dipasang dalam waktu 10


menit setelah lepasnya plasenta pada persalinan pervaginam
(Marmi, 2016:354). Dengan adanya cara yang relatif baru yaitu
insersi AKDR post–plasenta mungkin mempunyai harapan dan
kesempatan bagi banyak ibu yang tak ingin hamil lagi. Teknik ini
cukup aman. Hanya sebagian kecil (3-8) ibu yang menginginkan
anak lagi. Bagi Indonesia dengan kesulitan hidup yang cukup tinggi
(30% miskin),dan banyaknya unmet need (8,6%) maka teknologi
ini perlu ditawarkan. Pasien hendaknya mendapat konseling
sebelum persalinan. Pemasangan AKDR dapat dilakukan juga
dapat dilakukan juga pada saat seksio sesarea. Peningkatan
penggunaan AKDR akan mengurangi kehamilan yang tidak
diinginkan di masa depan, sehingga akan mengurangi angka
kematian ibu di Indonesia ( Prawirohardjo, 2010:75)
b Efktifitas
31

1 AKDR post- plasenta telah dibuktikan tidak menambah resiko


infeksi, perforasi dan pendarahan

2 Diakui bahwa ekspulsi lebih tinggi ( 6-10%) dan ini haruis


diosadari oleh pasien : bila mau di pasang lagi.

3 Kemampuan penolong meletakkan di fundus amat memperkecil


resiko ekspulsi. Oleh karna itu diperlukan pelatihan.

4 Kontraindikasi pemasangan post- plasenta iyalah : ketuban


pecah lama, infeksi intrapartum, pendarahan post partum
(Prawirohardjo,2010:78).

c Teknologi

AKDR umumnya jenis Cu-T dimasukkan kedalam fundus uteri


dalam 10 menit setelah plasenta lahir. Penolong telah menjepit
AKDR diujung jari tengah dan telunjuk yang selanjutnya
menyusuri sampai kefundus. Pastikan bahwa AKDR di letakkan
dengan benar di fundus. Tangan kiri penolong memegang fundus
dan menekan kebawah. Jangan lupa memotong benang AKDR
sepanjang 6 cm sebelum insersi ( Prawirohardjo, 2010: 78).
d Pemantauan
Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan
resiko AKDR. Bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali dipasang.
Pemeriksaan AKDR dapat dilakukan setiap tahun atau bila terdapat
keluhan (nyeri, pendarahan, demam dan dsb) ( Prawirohardjo,
2010: 78).
e Keuntungan IUD Post Plasenta

Menurut Marmi, (2016:357), IUD post plasenta memiliki


beberapa keuntungan, yang diantaranya adalah :

1 Langsung bisa didapatkan oleh ibu yang melahirkan di tempat


pelayanan kesehatan.
2 Efektif dan tidak berefek pada produksi ASI.
32

3 Kesuburan dapat segera kembali setelah pelepasan.


4 Resiko terjadinya infeksi rendah yaitu dari 0,1-1,1 %.
5 Kejadian perforasi rendah yaitu sekitar 1 kejadian perforasi dari
jumlah populasi 1150 sampai 3800 wanita.
6 Kasus perdarahan lebih sedikit daripada IUD yang dipasang saat
menstruasi.
f Efeksamping atau permasalahan
1 Amenorea
2 Kejang
3 vagina yang hebat dan tidak teratur
4 Benang yang hilang
5 Adanya pengeluaran cairan dari vagina
g Pemantauan
Menurut Marmi, (2016:366), pemantauan kondisi AKDR post
plasenta dilakukan pada :
1 Pemantauan dapat dilakukan 4-6 minggu setelah pemasangan
AKDR.
2 Pemantauan kondisi AKDR dapat pula dilakukan bila terdapat
keluhan (nyeri, perdarahan, demam, dan sebagainya)
3 Benang AKDR harus diperiksa secara rutin selama bulan
pertama penggunaan AKDR terutama setelah haid.
4 Pemantauan juga harus dilakukan apabila benang AKDR tidak
teraba, merasakan bagian yang keras dari AKDR, AKDR
terlepas, keluar cairan yang mencurigakan dari vagina, serta
adanya infeksi.
10. Penjahitan Luka Jalan Lahir

Robekan perineum (jalan lahir) terjadi pada hampir semua persalinan


pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan
perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas
apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil
daripada biasa sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih ke belakang
daripada biasa.

Tingkat robekan perineum dapat dibagi atas 4 tingkatan yaitu :


33

1. Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lender vagina


dengan atau tanpa mengenai kulit perineum sedikit.

2. Tingkat II : Robekan yang lebih dalam yaitu selain mengenai


selaput lender vagina juga mengenai muskulus perineum
transvesalis, tapi tidak mengenai sfingter ani.

3. Tingkat III : Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum


sampai mengenai otot-otot sfingter ani.

4. Tingkat IV : Robekan mengenai perineum sampai otot sfingter


ani dan mukosa rectum (Sari, 2014).

C. Konsep Dasar Nifas

1. Pengertian

Masa nifas (postpartum/ puerperium) dimulai setelah plasenta


keluar sampai alat – alat kandungan kembali normal seperti sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu atau 42
hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan
(Purwanti, 2012; 1).
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali
seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung
selama kira – kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009; 1).
2. Tujuan asuhan masa nifas

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis ibu dan bayi

Dengan diberikannya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas


dukungan dalam upayanya untuk menyesuaikan peran barunya
sebagai ibu (pada kasus ibu dengan kelahiran anak pertama) dan
pendampingan keluarga dalam membuat bentuk dan pola baru
34

dengan kelahiran anak berikutnya. Jika ibu dapat melewati masa


ini dengan baik maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayi pun
akan meningkat.
b. Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu

Dengan pemberian asuhan pada ibu nifas, kemungkinan


munculnya permasalahan dan komplikasi yang terjadi akan lebih
cepat terdeteksi sehingga penanganannya pun dapat lebih
maksimal.
c. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu

Meskipun ibu dan keluarga mengetahui ada permasalahan


kesehatan pada ibu nifas yang memerlukan rujukan, namun tidak
semua keputusan yang diambil tepat, misalnya mereka lebih
memilih untuk tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena
pertimbangan tertentu. Jika bidan senantiasa mendampingi pasien
dan keluarga maka keputusan tepat dapat diambil sesuai dengan
kondisi pasien sehingga kejadian mortalitas dapat dicegah.

d. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan


ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga
dan budaya yang khusus

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena banyak pihak


yang beranggapan bahwa jika bayi telah lahir dengan selamat,
maka tidak perlu lagi dilakukan pendampingan bagi ibu. Padahal
bagi para ibu baru, beradaptasi dengan peran barunya sangatlah
berat dan membutuhkan suatu kondisi mental yang maksimal.
e. Mencegah ibu terkena tetanus

Dengan pemberian asuhan yang maksimal pada ibu nifas, kejadian


tetanus dapat dihindari, meskipun untuk saat ini angka kejadian
tetanus sudah banyak mengalami penurunan.
35

f. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian


makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik
antara ibu dan anak

Dengan pemberian asuhan, kesempatan untuk berkonsultasi


tentang kesehatan, termasuk kesehatan anak dan keluarga akan
sangat terbuka. Bidan akan membawa wawasan ibu dan keluarga
untuk peningkatan kesehatan keluarga dan hubungan psikologis
yang baik antara ibu, anak dan keluarga (Sulistyawati, 2009; 2).
3. Peran dan tanggung jawab Bidan pada Masa Nifas

Bidna memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan


postpartum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas
adalah:
a. Memberikan dukungan yang berkesinambunagn selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis pada masa nifas.

b. Sebagai promoter hubungan antara ibu, bayi, dan keluarga.

c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan


rasa nyaman.

d. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang


berkaitan dengan ibu, anak, dan mampu melakukan kegiatan
administrasi.

e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

f. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam


perannya sebagai orang tua.

g. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara


mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga
gizi yang baik serta mempraktikkan kebersihan yang aman.
36

h. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,


menentukan diagnosis dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama masa nifas.

i. Memberikan asuhan secara profesional (Sulistyawati, 2009).

4. Tahapan masa nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium


intermedial, dan remote puerperium (Purwanti, 2012; 3).

a. Puerperium dini

Puerperium dini merupakan masa kepulihan. Pada saat ini ibu


sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
b. Puerperium intermedial

Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan alat – alat


genetalia secara menyeluruh yang lamanya sekitar 6 -8 minggu.
c. Remote puerperium

Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih


dan sehat sempurna, terutama selama hamil dan waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat
berlangsung selama berminggu – minggu, bulanan, bahkan
tahunan.
5. Perubahan fisiologis masa nifas

a. Uterus

1) Pengerutan Rahim (involusi)

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada


kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan
37

luar dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan


menjadi neurotic (layu/mati). Perubahan ini dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana
TFU-nya (tinggi fundus uteri).
a) Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan
berat 1000 gram.

b) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat.

c) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat


simpisis dengan berat 500 gram.

d) Pada 2 minggu post paartum, TFU teraba di atas simpisis


dengan berat 350 gram.

e) Pada 6 minggu post partum, fundus uteri mengecil (tak


teraba) dengan berat 50 gram.

2) Lokhea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.


Lokhea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang
nekrotik dari dalam uterus. Lokhea mempunyai reaksi basa /
alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih
cepat daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lokhea berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda –
beda pada setiap wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap
menandakan adanya infeksi. Lokhea mempunyai perubahan
warna dan volume karena adanya proses involusi. Lokhea
dibedakan beberapa jenis berdasarkan warna dan waktu
keluarnya :
a) Lokhea rubra / merah
38

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari keempat


masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah
karena terisi darah segar, jaringan sisa – sisa plasenta,
dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan
mekonium.
b) Lokhea sanguinolenta

Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta


berlangsung dari hari keempat sampai hari ketujuh
postpartum.
c) Lokhea serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena


mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi
plasenta. Keluar pada hari ketujuh sampai keempat belas
postpartum.
d) Lokhea alba / putih

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,


selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati.
Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu
postpartum.
Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk
yang disebut dengan lokhea purulenta. Pengeluaran lokhea
yang tidak lancar disebut dengan lokhea statis (Purwanti,
2012; 47).
3) Perubahan pada serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk agak


menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk
ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan
kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga
seolah – olah pada perbatasan antara korpus dan serviks
39

berbentuk semacam cincin. Muara serviks yang berdilatasi


sampai 10 cm sewaktu persalinan akan menutup secara
perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk
kedalam rongga rahim. Setelah 2 jam, hanya dapat dimasuki
2-3 jari. Pada minggu ke – 6 postpartum, serviks sudah
menutup kembali.
b. Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang


sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut.
6. Kebutuhan dasar masa nifas

a. Kebutuhan gizi ibu menyusui

b. Ambulasi dini (Early Ambulation)

c. Eliminasi : Buang air kecil dan besar

d. Kebersihan diri

e. Istirahat

f. Seksual

g. Latihan/senam nifas (Sulistyawati, 2009).

7. Tanda-tanda bahaya masa nifas

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah


a. Demam tinggi hingga melebihi 38˚C.
b. Perdarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah
banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan
penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai
gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk.
40

c. Anemia oleh karena perdarahan yang hebat. Nilai kadar darah


seharusnya kembali ke keadaan sebelum hamil pada akhir periode
pasca persalinan. Kadar hemoglobin dan hematokrit dalam 2 hari
pertama setelah melahirkan agak mengalami perubahan karena
perubahan volume darah. Kadar hemoglobin akan kembali ke
keadaan sebelum melahirkan atau ke konsentrasi normal dalam 2-
6 minggu.
d. Nyeri perut hebat/rasa sakit di bagian bawah abdomen atau
punggung, serta nyeri ulu hati.
e. Sakit kepala parah/terus-menerus dan pandangan nanar/masalah
penglihatan.
f. Pembengkakan pada wajah, jari-jari atau tangan.
g. Rasa sakit, merah, atau bengkak dibagian betis atau kaki.
h. Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam.
i. Puting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk
menyusui.
j. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih
atau nafas terengah-engah.
k. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
l. Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu
buang air kecil.
m. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau
diri sendiri (Sulistyawati, 2009).

8. Adaptasi psikologis ibu masa nifas

Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis


yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya.
Reva rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian, antara lain
(Purwanti, 2012; 53).
a. Periode “taking in”

1) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada
umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada
kekhawatiran akan tubuhnya.
41

2) Ia mungkin akan mengulang – ulang menceritakan


pengalaman – pengalaman waktu melahirkan.

3) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi


gangguan kesehatan akibat kurang istirahat.

4) Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan


dan penyembuhan luka, serta persiapan proses laktasi aktif.

5) Dalam memberikan asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi


kebutuhan psikologis ibu. Pada tahap ini, bidan dapat menjadi
pendengar yang baik ketika ibu menceritakan pengalamannya.
Berikan juga dukungan mental atau apresiasi atas hasil
perjuangan ibu sehingga dapat berhasil melahirkan anaknya.
Bidan harus dapat menceritakan suasana yang nyaman bagi
ibu sehingga ibu dapat dengan leluasa dan terbuka
mengemukakan permasalahan yang dihadapi pada bidan.
Dalam hal ini, sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaan
perawatan yang dilakukan oleh pasien terhadap dirinya dan
bayinya hanya karena kurangnya jalinan komunikasi yang
baik antara pasien dan bidan.

b. Periode “taking hold”

1) Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 postpartum.

2) Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua


yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.

3) Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB,


BAK, serta kekuatan dan ketahanan tubuhnya.

4) Ibu berusaha keras untuk menguasai ketrampilan perawatan


bayi, misalnya menggendong, memandikan, memasang popok
dan sebagainya.
42

5) Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak
mahir dalam melakukan hal – hal tersebut.

6) Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan


perubahan yang terjadi.

c. Periode “letting go”

1) Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah.


Periode ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan
perhatian yang diberikan oleh keluarga.

2) Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan


ia harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang
sangat tergantung padanya. Hal ini menyebabkan
berkurangnya hak ibu, kebiasaan, dan hubungan sosial.

3) Depresi postpartum umumnya terjadi pada periode ini.


43

Tabel 2.4
Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa
setelah nifas karena atonie uteri.
persalinan 2. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu
atau salah satu anggota keluarga
mengenai bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu
dengan bayi yang baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat
dengan cara mencegah
hypotermi.

2 6 hari 1. Memastikan involusi uterus


setelah berjalan normal, uterus
persalinan berkontraksi, funduss di bawah
umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak bau.
2. Menilai adanya tanda – tanda
demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, cairan dan
istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda – tanda
penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap
hangat, dan merawat bayi sehari
– hari.
3 2 minggu Sama seperti diatas
setelah
44

persalinan
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang
setelah kesulitan – kesulitan yang ia
proses atau bayinya alami.
persalinan 2. Memberikan konseling KB
secara dini.
(Sumber : Sujiyatini, 2010; 5).
D. Konsep Dasar bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin (Vivian, 2011; 1).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37
– 42 minggu dan berat badannya 2500 – 4000 gram ( Vivian, 2011; 1).
2. Ciri – ciri bayi normal

a. Lahir aterm antara 37 – 42 minggu.

b. Berat badan 2.500 – 4.000 gram.

c. Panjang badan 48-52 cm

d. Lingkar dada 30-38 cm.

e. Lingkar kepala 33-35 cm

f. Lingkar lengan 11-12 cm

g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit

h. Pernafasan + 40-60 x/menit

i. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan yang


cukup.

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah


sempurna.
45

k. Kuku agak panjang dan lemas.

l. Nilai APGAR > 7

m. Gerak aktif

n. Reflek rooting ( mencari puting susu dengan rangsangan taktil


pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

o. Reflek sucking ( isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.

p. Reflek moro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk


dengan baik)

q. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik.

r. Genetalia

1) Pada laki – laki kematangan ditandai dengan testis yang


berada pada skrotum dan penis yang berlubang.

2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan


uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.

s. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam


24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

Tabel 2.5
Tanda APGAR
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai :2
Appearance Pucat/biru Tubuh merah, Seluruh
(warna kulit) seluruh tubuh ekstremitas biru tubuh
kemerahan
Pulse Tidak ada <100 >100
(denyut
jantung)
46

Grimace Tidak ada Ekstremitas Gerakan


(tonus otot) sedikit fleksi aktif
Activity Tidak ada Sedikit gerak Langsung
(aktivitas) menangis
Respiration Tidak ada Lemah/tidak menangis
(pernafasan) teratur

Interpretasi :
a. Nilai 1 – 3 asfiksia berat

b. Nilai 4 – 6 asfiksia sedang

c. Nilai 7 – 10 asfiksia ringan (normal) (Vivian, 2011; 2).

3. Perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir

a. Sistem Pernafasan

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit


pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan,
juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran nafas dengan
merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam. Cara neonatus
bernafas dengan cara bernafas diafragmatik dan abdominal,
sedangkan untuk frekuensi dan dalamnya bernafas belum teratur.
Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru –
paru kaku, sehingga terjadi atelektasis. Dalam kondisi seperti ini
(anoksia), neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena
adanya kelanjutan metabolisme anaerobik.
b. Peredaran Darah

Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari palsenta melalui


vena umbilikalis lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya
langsung ke serambi kiri jantung. Kemudian ke bilik kiri jantung.
Dari bilik kiri darah dipompa melaui aorta ke seluruh tubuh,
47

sedangkan yang dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru


dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan
mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti
dengan menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini
menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan
dengan tekanan jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat
foramen ovale secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam
– jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru
menurun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan juga karena
rangsangan biokimia (PaO2 yang naik) serta duktus arteriosis yang
beroblitersi. Hal ini terjadi pada hari pertama.
c. Suhu Tubuh

Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi


baru lahir kehilangan panas tubuhnya
1) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang


kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari
tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).

2) Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara disekitarnya yang sedang


bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan
dan suhu udara). Sebagai contoh, konveksi dapat terjadi ketika
membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela.
3) Radiasi

Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan


yang lebih dingin (pimindahan panas antara 2 objek yang
48

mempunyai suhu berbeda). Sebagai contoh, membiarkan BBL


dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas (radiant warmer).
4) Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan yang berlangsung pada


kecepatan dan kelembaban udara (perpindahan panas dengan
cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi ini dipengaruhi
oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan
aliran udara yang melewati.
d. Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus realtif lebih luas dari tubuh orang
dewasa, sehingga metabolisme basal per kg berat badan akan lebih
besar. Oleh karena itulah, BBL harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru sehingga energi dapat diperoleh dari metabolisme
karbohidrat dan lemak.
Pada jam – jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari
perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari
pembakaran lemak. Setelah mendapat susu, sekitar di hari keenam
energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing – masing
sebesar 60 dan 40 %.
e. Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh BBL mengandung relatif banyak air. Kadar natrium juga


relatif lebih besar dibandingkan dengan kalium karena ruangan
ekstraseluler yang luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena :
1) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.

2) Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume


tubulus proksimal.

3) Renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan


orang dewasa.
49

f. Imunoglobulin

Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang juga
tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks. Plasenta
merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari antigen dan stre
imunologis. Pada BBL hanya terdapat gamaglobulin G, sehingga
imunologi dari ibu dapat berpindah melalui plasenta karena berat
molekulnya kecil.
g. Traktus digestivus

Traktus digestivus relatif lebih berat dan lebih panjang


dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus
digestivus mengandung zat berwarna hitam kehijauan yang terdiri
atas mukopolisakarida atau disebut juga dengan mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya pada 10 jam pertama kehidupan
dan dalam 4 hari setelah kelahiran biasanya feses sudah berbentuk
dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya
sudah terdapat pada neonatus, kecuali enzim amilase pankreas.
h. Hati

Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan


marfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan
kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang,
walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati belum aktif
benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada
neonatus juga belum sempurna.

i. Keseimbangan asam basa

Tingkat keasaman (pH) darah pada waktu lahir umunya rendah


karena glikolisis anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus
telah mengompensasi asidosis ini.
50

4. Kebutuhan Bayi Baru Lahir


a. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam
minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada
neonatus. Yang terpenting perawatan tali pusat ialah menjaga agar
tali pusat tetapm kering.Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
sebelum merawat tali pusat.Bersihkan dengan lembut kulit di
sekitar tali pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus dengan
longgar atau tidak terlalu rapat dengan kasa bersih atau
steril.Popok atau celana bayi di ikat di bawah tali pusat, tidak
menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan urine dan
veses (Prawirohardjo, 2009, 134).
b. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Langkah inisiasi menyusu dini :
1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya
segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam.

2) Bayi menggunakan naluri alamiahnya untuk mencari puting


susu ibunya.

3) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan


kepada bayi baru lahir hingga IMD selesai dilakukan (JNPK-
KR, 2008; 127).

c. Pencegahan infeksi mata


Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah satu
jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan
infeksi tersebut mengandung antibiotika tetrasiklyn 1%. Cara
pemberian salep mata yaitu dengan memberikan salep mata dalam
satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan
hidung bayi menuju kebagian luar mata. Ujung tabung salep mata
tidak boleh mengenai mata bayi serta jangan menghapus salep dari
mata bayi (JNPK-KR, 2008; 137).
d. Pemberian Vitamin K1
51

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K 1 injeksi satu mg


intramuscular setelah satu jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai
menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat difisiensi
VitaminK yang dapat dialami oleh sebagian BBL (JNPK-KR,
2008; 106).
e. Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan
kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan
kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh.
Imunisasi pada bayi bertujuan untuk mencegah penyakit pada bayi
dan balita yang akhirnya akan menghilangkan penyakit tersebut.
Jenis imunisasi pada bayi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi
pasif.
1) Imunisasi aktif
Tubuh akan membuat sendiri zat anti setelah adanya
rangsangan antigen dari luar tubuh, rangsangan virus yang
telah dilemahkan seperti pada imunisai polio dan imunisasi
campak. Antigen adalah kuman bakteri, virus, parasite, maupun
racun yang memasuki tubuh. Tubuh yang terpapar antigen akan
membentuk zat anti terhadap antigen tersebut. Keberhasilan
pemusnahan antigen tergantung pada jumlah antigen yang
berhasil dibentuk atau dimiliki oleh tubuh. Pembentukan zat
anti akibat paparan kembali antigen yang sama pada tubuh
akan berlangsung lebih cepat. Pemberian imunisasi ulang perlu
dilakukan untuk mempertahankan jumlah zat anti yang tetap
tinggi didalam tubuh.

2) Imunisasi pasif
Tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri, tetapi
kekebalan tersebut diperoleh dari luar dengan cara penyuntikan
bahan atau serum yang telah mengandung zat anti. Kekebalan
pasif, dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu:
52

a) Kekebalan pasif alamiah, yaitu kekebalan yang diperoleh


bayi sejak lahir dari ibunya dan tidak berlangsung
lama( kira-kira sekeitar 5 tahun setelah bayi lahir). Misalnya
difteri, tetanus, dan morbili
b) Kekebalan pasif bauatan, yaitu kekebalan yang diperoleh
setelah mendapat suntikan zat penolak (Rochmah, 2013; 87-
88)
Jadwal Imunisasi Program Pemerintah Imunisasi (PPI), yaitu:
1) BCG
BCG diberikan pada usia < 2 bulan dengan dosis 0,05 ml. Cara
pemberian melalui injeksi intrakutan didaerah insersio M.
deltoideus kanan. BCG tidak diberikan pada pasien dengan
gangguan imun (leukemia, pengobatan steroid jangka panjang,
infeksi HIV).
2) Hepatitis B
Imunisasi ini diberikan sedini mungkin setelah lahir,
3) DPT
Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak usia 2 bulan dengan
interval 4-6 minggu. DPT 1 diberikan pada usia 2-4 bulan, DPT
2 pada usia 3-5 bulan dan DPT 3 pada usia 4-6 bulan. Imunisasi
DPT selanjutnya siberikan pada usia 18-24 bulan, dan DPT 5
pada saat masuk sekolah usia 5-7 tahun.Dosis DPT yaitu 0,5 ml
secara intramuscular.
4) Polio
Imunisasi dasar polio 1,2, dan 3, vaksin diberikan 2 tetes per
oral dengan interval tidak kurang 4 minggu. Indonesia
merupakan daerah endemis polio, PPI menambahkan imunisasi
segera setelah lahir polio-0 dengan tujuan untuk meningkatkan
cakupan imunisasi.
5) Campak
Vaksin campak diberikan pada usia 9 bulan dalam satu dosis 0,5
ml yang diinjeksikan di area subkutan dalam. Dosis imunisasi
campak diberikan 0,5 ml yang diinjeksikan subkutan dalam
(Rochmah, dkk., 2013; 89-93).
5. Tatalaksana Bayi Baru Lahir
a. Asuhan bayi baru lahir 0-6 jam :
53

Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
diletakkan di dekat ibunya dalam ruangan yang sama.
b. Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan satu
ruangan dengan ibunya atau di ruangan khusus.
c. Pada proses persalinan, ibu dapat didampingi suami.
d. Asuhan bayi baru lahir pada 6 jam sampai 28 hari :
Pemeriksaan neonatus pada periode ini dapat dilaksanakan di
puskesmas atau pustu atau polindes atau poskesdes dan atau melalui
kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan neonatus
dilakukan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau keluarga saat diperiksa
atau diberikan pelayanan kesehatan.
Langkah-langkah pemeriksaan :
a. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak
menangis).
b. Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan
dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut.
c. Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum
dan sesudah memegang bayi.
Langkah-Langkah Pemeriksaan Fisik (Buku Panduan Pelayanan
Kesehatan, Kemenkes RI, 2010 (Sari, 2014)

Tabel 2.6
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Yang Dilakukan Keadaan Normal
Lihat posture, tonus dan aktivitas a. Posisi tungkai dan lengan fleksi.
b. Bayi sehat akan bergerak aktif.
Lihat kulit a. Wajah, bibir dan selaput lendir, dada
harus berwarna merah muda, tanpa
adanya kemerahan atau bisul.
Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada a. Frekuensi nafas normal 40-60 kali per
bawah ketika bayi sedang tidak menangis menit.
b. Tidak ada tarikan dinding dada bawah
yang dalam.
Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop a. Frekuensi denyut jantung normal 120-
di dada kiri apeks kordis. 160 kali permenit.
Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer a. Suhu normal adalah 36,50 – 370 C.
Lihat dan raba bagian kepala a. Bentuk kepala terkadang asimetris karena
penyesuaian pada saat proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48 jam.
b. Ubun-ubun besar rata atau tidak
membonjol, dapat sedikit membonjol
saat bayi menangis.
Lihat mata a. Tidak ada kotoran atau sekret
Lihat bagian dalam mulut : a. Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak
Masukkan satu jari yang menggunakan sarung ada bagian yang terbelah.
54

tangan ke dalam mulut, raba langit-langit b. Nilai kekuatan hisap bayi. Bayi akan
menghisap kuat jari pemeriksa
Lihat dan raba bagian perut a. Perut bayi datar, teraba lemas
Lihat tali pusat a. Tidak ada perdarahan, pembengkakan,
nanah, bau yang tidak enak pada tali
pusat atau kemerahan sekitar tali pusat
Lihat punggung dan raba tulang belakang a. Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang
atau benjolan pada tulang belakang
Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah a. Tidak terdapat sindaktili, polidaktili, dan
kelainan kaki
Lihat lubang anus
a. Hindari memasukkan alat atau jari dalam a. Terlihat lubang anus dan periksa apakah
memeriksa anus mekonium sudah keluar
b. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah b. Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam
buang air besar setelah lahir

Lihat dan raba alat kelamin luar a. Bayi perempuan kadang terlihat cairan
a. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah vagina berwarna putih atau kemerahan
buang air kecil b. Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada
ujung penis. Teraba testis di skrotum
c. Pastikan bayi sudah buang air kecil
dalam 24 jam setelah lahir
d. Yakinkan tidak ada kelainan alat kelamin
Timbang bayi a. Berat lahir 2,5-4 kg
a. Timbang bayi dengan menggunakan selimut, b. Dalam minggu pertama, berat bayi turun
hasil penimbangan dikurangi berat selimut dahulu (tidak melebihi 10% dalam waktu
3-7 hari baru kemudian naik kembali)
Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi a. Panjang lahir normal 48-52 cm
b. Lingkar kepala normal 33-37 cm

E. Dokumentasi

Pada kasus ini metode pendokumentasian mengaju pada metode


pendokumentasian SOAP dimana metode ini merupakan inti sari dari
proses penatalaksanaan kebidanan guna menyusun dokumentasi asuhan.
SOAP merupakan urutan langkah yang dapat membantu kita mengatur
pola pikir kita dan memberikan asuhan yang menyeluruh.
1 Subjektif

Pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa,


yang berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien ( ekspresi
mengenai kekhawatiran dan keluhannya).
2 Objektif
55

Merupakan hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan


laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain dan juga informasi dari
keluarga ataupun orang lain.
3 Analisa

Adalah hasil analisa dan interpretasi (kesimpulan) data subjektif dan


objektif. Diagnosa ataupun masalah aktual dan potensial. Antisipasi
diagnostik atau masalah potensial atau tindakan segera.
4 Penatalaksanaan

Pendokumentasian tindakan dan evaluasi, meliputi asuhan mandiri,


kolaborasi, tes diagnostik atau laboratorium, konseling dan tindak
lanjut (follow up).
5 Progress notes atau catatan perkembangan

Berisi tulisan tentang evaluasi kasus yang memuat SOAP. Dilakukan


pasca pemberian asuhan sesuai dengan standar atau sewaktu – waktu
jika ada perubahan data untuk menilai perkembangan klien dan untuk
kepentingan timbang terima (FKPKB, 2010).
52

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Data Subjektif (Tanggal 14 Pebruari 2016, pukul 19.30 wita)


1. Identitas
Ibu Suami

Nama Ny “NW” Tn “KS”


Umur 22 tahun 27 tahun
Suku bangsa Indonesia Indonesia
Agama Hindu Hindu
Pendidikan Tamat SMP Tamat SMU
Pekerjaan Tidak Bekerja Pengerajin
No. Tlpn 085857464xxx
Alamat Br. Malet, Ds. Manukaya, Tampaksiring
2. Alasan Berkunjung
Ibu datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilannya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengeluh nyeri pinggang.
4. Riwayat menstruasi
Ibu haid pertama kali pada umur 14 tahun, siklus haid teratur setiap 30 hari
dengan lama haid tiga sampai empat hari, dalam sehari tiga kali ganti
pembalut, tidak pernah mengalami sakit saat haid ataupun gangguan haid
lainnya.
HPHT : (12 Mei 2015) TP : (19 Februari 2016 )
5. Riwayat perkawinan
Ibu menikah satu kali dengan status sah, umur saat menikah 20 tahun, umur
suami saat menikah 26 tahun, lama pernikahan 1 tahun.
6. Riwayat kehamilan sekarang
a. TM I (UK 0-12 Minggu)
Ibu pernah memeriksakan kehamilannya pada trimester I sebanyak 2 kali
di bidan. Ibu pernah mengalami keluhan saat hamil muda yaitu mual dan
muntah namun tidak sampai mengganggu aktifitas ibu. Suplemen yang
pernah diminum pada trimester I yaitu Asam Folat dengan dosis (1x0,4
mg) dan B6(3x10 mg), yang diberikan oleh bidan. Ibu tidak pernah
mengalami tanda bahaya pada kehamilannya di trimester I.
(Dokumentasi)
53

b. TM II (UK 13-27 Minggu)


Ibu pernah memeriksakan kehamilannya pada trimester II sebanyak 3 kali
di bidan. Ibu pernah melakukan USG 2 kali didokter SPOG. Dari
pemeriksaan USG yang dilakukan diperoleh hasil yaitu kondisi janin
dalam keadaan normal. Ibu mengalami keluhan yang dirasakan pada TW
II yaitu sakit kepala dan mual muntah tetapi tidak sampai mengganggu
aktivitas ibu. Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak dua kali
yaitu TT I pada tanggal 11 Agustus 2015 dan TT II pada tanggal 11
September 2015 di Bidan. Ibu mengatakan pernah test darah dan urine di
Puskesmas pada tanggal 31 Agustus 2015 dan diperoleh hasil golongan
darah ibu A, protein urin (-), gula urin (-), dan Hb ibu 10,9 gr/dL. Ibu
mulai merasakan gerakan janinnya saat usia kehamilan 5 bulan. Suplemen
yang pernah diminum pada trimester II yaitu Kalsium (1x500mg), SF
(1x200mg) dan Vitamin C (1x50mg). Ibu mengatakan pernah mengalami
keluhan saat kehamilannya pada trimester II.
(Dokumentasi)

c. TM III (UK 28-40 Minggu)


Pada trimester III ini ibu sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak 4
kali di bidan. Ibu melakukan pemeriksaan USG sebanyak 2 kali di dokter
SPOG. Suplemen yang pernah diminum yaitu SF (1x200mg), Vit C
(1x50mg). Ibu mengatakan sudah minum obat secara teratur. Ibu
mengatakan pernah mengalami keluhan bengkak pada kaki. Ibu
mengatakan cek urine di Puskesmas pada tanggal 29 Desember 2015 dan
diperoleh hasil protein urin (-) dan gula urin (-). Ibu mengatakan tidak ada
kebiasaan yang dapat menganggu/membahayakan kehamilan seperti
merokok, minum jamu, minum minuman keras, dan kontak dengan
binatang.
(Dokumentasi)
54

7. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis seperti gangguan
jantung, kanker, tensi tinggi, asma, kejang, kencing manis, batuk berdarah,
gangguan fungsi hati, penyakit menular seksual, serta ibu tidak pernah di
operasi sebelumnya.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan baik dari pihak ibu
maupun suami seperti kencing manis, tensi tinggi, kejang, gangguan jantung,
kanker, asma, kelainan bawaan, kelainan jiwa, ada riwayat kehamilan kembar,
dan tidak ada anggota keluarga baik dari pihak ibu maupun suami yang
menderita penyakit menular.
9. Riwayat Gynekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti radang panggul,
kanker kandungan, operasi kandungan, maupun infertilitas.

10. Riwayat dan Rencana Penggunaan Alat Kontrasepsi


Ini merupakan kehamilan yang pertama dan anak yang diharapkan. Ibu
berencana untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD setelah persalinan.Ibu
dan suami merencanakan memiliki dua orang anak.
11. Data Bio, Psiko, Sosial dan Spiritual
a. Biologis
1) Bernafas
Ibu tidak mengalami kesulitan dalam bernafas.
2) Nutrisi
Sebelum hamil ibu biasanya makan 3 kali sehari dengan porsi sedang
dengan makanan pokok (nasi), sayur, lauk pauk, buah dan minum 7-8
gelas air putih sehari.
Selama hamil ibu mengalami peningkatan nafsu makan, ibu makan 4
kali sehari dengan porsi sedang yang terdiri dari nasi, sayur, lauk
pauk.Ibu tidak memiliki pantangan terhadap makanan tertentu.
3) Eliminasi
Pada saat ini usia kehamilan ibu yaitu trimester III dan ibu mengatakan
biasa buang air kecil delapan sampai sembilan kali sehari, dengan
55

warna jernih khas urine, ibu tidak pernah merasakan sakit selama
maupun setelah buang air kecil. Ibu biasa buang air besar satu kali
sehari dengan konsistensi lembek, tidak ada keluhan saat buang air
besar.
4) Istirahat dan tidur
Ibu biasa istirahat siang satu sampai dua jam sehari, tidur malam
tujuh sampai delapan jam sehari. Saat ini ibu tetap istirahat siang 1
jam, dan tidur malam 6 jam karena gangguan sakit perut bagian bawah
yang ibu rasakan.

5) Hubungan seksual
Ibu mengatakan frekuensi melakukan hubungan seksual dengan suami
berkurang selama kehamilannya, suami paham dengan kondisi ibu
yang sedang hamil
b. Psikologis
Kehamilan ini merupakan kehamilan yang direncanakan. Ibu dan suami
merasa bahagia dan senang menjadi calon orang tua, ibu sudah siap
mental menjadi seorang ibu dan mengasuh bayinya nanti. Saat ini ibu
merasa cemas dan takut dengan kondisi kehamilan dan janinnya
mengingat tafsiran persalinan sudah semakin dekat dan ibu sudah mulai
merasakan sakit pada perutnya belakangan ini.
c. Sosial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga harmonis, ibu mendapat
dukungan dari suami dan semua anggota keluarga dalam menjalani
kehamilannya, pengambil keputusan dilakukan oleh suami, ibu serta
keluarga, persiapan persalinan sudah dipersiapkan oleh ibu dan suami
seperti menyiapkan perlengkapan dan pakaian ibu dan bayi, penolong
persalinan yaitu Bidan, kendaraan, pendamping saat bersalin yaitu suami,
calon pendonor dengan golongan darah yang sama dengan ibu yaitu ayah
56

dan saudara perempuan ibu, dan pengasuh anak dirumah yaitu ibu dibantu
oleh suami dan keluarga.
d. Spiritual
Ibu menganut kepercayaan agama hindu, ibu tidak mengalami kesulitan
dalam menunaikan persembahyangan.
12. Pengetahuan ibu
a. Ibu mengatakan belum mengetahui tanda bahaya trimester ke tiga
b. Ibu mengatakan belum mengetahui tanda-tanda persalinan
c. Ibu mengatakan belum mengetahui persiapan persalinan
d. Ibu mengatakan belum mengetahui perawatan payudara
e. Ibu mengatakan belum mengetahui cara merawat bayi baru lahir
f. Ibu mengatakan belum megetahui perawatan masa nifas
g. Ibu mengatakan belum mengetahui alat kontrasepsi IUD

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Keadaan psikologis : Kenyamanan ibu terganggu
d. Keadaan emosi : Stabil
e. Antropometri : BB : 61 kg
BB : 46kg (BB sebelum hamil)
BB : 60kg (kunjungan sebelumnya)
TB : 160 cm
LILA : 24 cm
f. Tanda-tanda vital : TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,7oC
RR : 20x/menit
Nadi : 80x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Kepala simetris, rambut bersih, tidak
ada ketombe, dan rambut tidak rontok.
b. Wajah : Tidak terdapat flek hitam, tidak terdapat
oedema, wajah tidak pucat, dan tidak
ada kelainan.
c. Mata : Kedua mata simetris, conjungtiva merah
muda, sclera putih, tidak ada minus dan
tidak ada kelainan.
d. Hidung : Hidung tampak simetris, kesan bersih,
57

tidak terdapat pengeluaran pada hidung,


dan tidak terdapat nafas cuping hidung.
e. Mulut : Mukosa bibir lembab, bibir segar, tidak
terdapat sariawan, dan tidak terdapat
karies gigi.
f. Telinga : Telinga simetris, kesan bersih, tidak
terdapat pengeluaran pada telinga.
g. Leher : Tidak terdapat pembengkakan pada
kelenjar limfe, bendungan vena
jagularis, pembesaran kelenjar tiroid.
h. Dada : Dada tampak simetris, tidak ada
kelainan, payudara bersih, areola
hiperpigmentasi, puting susu menonjol,
sudah terdapat pengeluaran kolostrum.
Tidak terdapat benjolan pada payudara
dan tidak ada nyeri tekan pada payudara.
i. Tangan dan Kaki : Tangan dan kaki simetris, terdapat
oedema, tidak terdapat varices pada kaki
Jumlah jari tangan dan kaki masing-
masing 10.

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri


a. Abdomen
Pembesaran perut sesuai UK dengan arah memanjang, terdapat linea nigra
dan linea alba, tidak terdapat bekas luka operasi.
Palpasi Leopod
Leopold 1 : ½ pusat-px
58

(proxesus xipoideus),terdapat bagian besar bulat


lunak.
Leopold 2 : Disebelah kanan perut ibu teraba bagian luas
datar dan memanjang seperti papan dan ada
tahanan, disebelah kiri perut ibu teraba bagian
kecil janin.
Leopold 3 : Pada bagian bawah teraba bagian besar, bulat,
keras, dan tidak bisa digoyangkan.
Leopod 4 : Divergen
TFU (McD) : 29cm
TTBJ : (29-11x155) = 2790 gram
DJJ : (+) 142 kali permenit teratur (puntum
maksimum ada disebelah kanan bawah pusat).
Reflek patella : Positif di kedua tungkai.
Genetalia : Tidak tampak varises, dan tidak adanya
keputihan.

4. Pemeriksaan Penunjang:
Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap di RSUD Sanjiwani Gianyar,
Tanggal 15 Februari 2016, pukul 20.28 wita
59

Parameter Result Unit Ref.range


Wbc 9,1 10 ^3/µL 4,0 – 10.0
lympyh# 1,7 10 ^3/µL 0,8 – 4,0
MID% 0,7 10 ^3/µL 0,1 – 0,8
Gran # 6,7 10 ^3/µL 2,0 – 7,0
Lymph % 18,7 % L 20,0 – 40,0
Mid % 5,0 % 3,50 –5, 50
Gran % 73,3 % H 50,0 – 70,0
RBC 4,01 10^6/µL 3,50 – 5,50
HGB 10,8 g/DL L 11,0 – 16,0
HCT 33,0 % L 37,0 – 54,0
MCV 81,3 fL 82,0 – 95,0
MCH 27,2 Pg 27,0 – 31,0
MCHC 33,1 g/dL 32,0 – 36,0
RDW/CV 15,0 % H 11,5 – 14,5
RDW/SD 44,8 fL H 35,0 – 56,0
PLT 225 10 ^3/µL 150 – 450
MPV 9,0 fL 7,0 – 11,0
PDW 15,5 9,0 – 17,0
PCT 0,202 % 0,108 – 0,282
C. Analisa
G1P0000 UK 39Minggu 1 hari Preskep U Puka T/H Intra Uteri

D. Penatalaksanaan
1. Melakukan informed consent atas tindakan yang akan di lakukan pada ibu.
Ibu bersedia atas setiap tindakan yang akan di lakukan
2. Melakukan tindakan pada ibu seperti anamnese dan melakukan pemeriksaan
fisik pada ibu. Anamnese dan pemeriksaan fisik pada ibu sudah dilakukan.
3. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan bahwa kondisi ibu dan janin dalam kandungan masih
dalam kondisi yang baik. Ibu dan keluarga sudah mengetahui dan memahami
mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan merasa bahagia
mengetahui bahwa kondisi janin masih normal.
4. Memfasilitasi pemberian KIE ibu :
60

a. Tanda bahaya kehamilan khususnya pada trimester III seperti perdarahan


pervaginam, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan
jari tangan, gerakan janin berkurang, keluar cairan pervaginam, dan nyeri
perut hebat. Ibu memahami dan mengerti mengenai informasi yang
diberikan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III dan ibu bersedia
untuk selalu mewaspadai munculnya tanda bahaya tersebut.
b. Tanda – tanda persalinan agar ibu segera datang ke pelayanan kesehatan
jika terdapat tanda-tanda persalinan, seperti perut mulas sering dan lama,
keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir dan keluar air ketuban dari
jalan lahir. Ibu memahami dan mengerti mengenai informasi yang
diberikan dan bersedia untuk segera datang ke pelayanan kesehatan jika
muncul tanda-tanda persalinan tersebut.
c. Untuk banyak istirahat dan jangan terlalu banyak mengambil pekerjaan
agar ibu tidak kelelahan sehingga disaat ibu dalam masa bersalin ibu
mempunyai banyak energi untuk meneran. Ibu memahami dan mengerti
mengenai informasi yang diberikan dan bersedia untuk banyak istirahat
dirumah.

d. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Ibu memahami dan mengerti


mengenai saran yang diberikan dan mengatakan sudah makan dengan
menu yang seimbang dan bergizi.
e. Tentang personal hygiene serta perawatan payudara. Ibu memahami dan
mengerti mengenai saran yang diberikan dan bersedia untuk
melakukannya dirumah.
f. Cara mengurangi nyeri pada pinggang yaitu menyarankan ibu untuk
menghindari mengangkat beban berat, jangan menggunakan sandal
berhak tinggi, minum air mineral yang cukup, dan jangan terlalu lama
berdiri. Ibu mengerti dan bersedia melakukan cara mengurangi rasa nyeri
yang dialaminya.
g. Cara melakukan perawatan payudara seperti
61

1) Menempelkan kapas yang berisi minyak kelapa atau baby oil pada
puting susu ibu selama 3-5 menit
2) Melakukan pemijatan pada payudara
3) Melakukan pengompresan dengan air hangat menggunakan
washlap selama 5 menit
4) Membersihkan payudara dengan air dingin menggunakan washlap
hingga bersih
Ibu mengerti tentang cara perawatan payudara dan bersedia untuk
melakukannya di rumah
h. Cara perawatan bayi baru lahir seperti
1) Menjaga kebersihan tali pusat agar selalu bersih, kering, dan
dibungkus dengan kasa steril.
2) Menjaga bayi agar tetap hangat
3) Pemberian ASI eksklusif secara ondemand tanpa dijadwalkan atau
kapan pun bayi mau dan berikan ASI eksklusif sampai bayi
berumur 6 bulan tanpa Mp-ASI karena ASI mengandung semua
bahan yang diperlukan bayi, dan merupakan nutrisi yang baik
pada bayi untuk tumbuh kembang dan menganjurkan ibu untuk
menyusui sesering mungkin.
i. Menjelaskan keuntungan, kerugian, indikasi, dan kontraindikasi dari alat
kontrasepsi IUD diantaranya :
1) Keuntungan : Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka
panjang, tidak berpengaruh pada ASI, dapat digunakan oleh
perempuan usia < 35 tahun sampai Premenopouse, dan
menurunkan kejadian penyakit jinak pada payudara.
2) Kerugian : Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak,
saat haid lebih sakit dan tidak mencegah IMS termasuk
HIV/AIDS.
3) Indikasi : Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka
panjang, ibu menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi, tidak menghendaki metode hormonal, tidak
menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
62

4) Kontraindikasi : Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti :


perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di
leher rahim, dan kanker rahim, sedang menderita infeksi alat
genital (vaginitis, servisitis), danukuran rongga rahim kurang dari
5 cm.
Ibu mengerti tentang keuntungan dan kerugian alat kontrasepsi IUD
j. Memberikan informasi kepada ibu, bahwa pada umur kehamilan ini ibu
diperbolehkan untuk melakukan hubungan seksual, karena berhubungan
seksual mempunyai manfaat untuk merangsang kontraksi terutama apabila
sperma dikeluarkan di dalam. Sehingga diharapkan dengan melakukan
hubungan seksual maka akan dapat membantu timbulnya kontraksi pada
ibu mengingat kehamilan ibu telah cukup umur.
5. Menganjurkan ibu untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya satu
minggu lagi atau sewaktu-waktu jika timbul tanda persalinan atau ibu
mengeluh munculnya tanda-tanda bahaya. Ibu memahami dan mengerti
mengenai informasi yang diberikan dan bersedia untuk datang satu minggu
lagi atau sewaktu-waktu jika terdapat keluhan maupun tanda persalinan.
63

CATATAN PERKEMBANGAN/ PROGRESS NOTES

Nama : “NW”
Umur : 22 Tahun
Alamat : Br. Malet, Ds. Manukaya, Tampaksiring
Table 3.2 Catatan Perkembangan Persalinan
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan (Soap) Nama & Paraf
15/02/2016 S : Ibu datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit
23.15 wita perut hilang timbul sejak pukul 22.00 wita dan
64
Di RSUD keluar lendir bercampur darah sejak pukul 22.30
Sanjiwani wita. Gerakan janin masih aktif dirasakan, Ibu
Gianyar memilih ingin melahirkan di Rumah Sakit
karena ibu memiliki jaminan kesehatan yaitu
BPJS.

O : Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos


mentis, TD : 110/70 mmHg, suhu : 36,70C,
nadi : 80 x/menit, RR : 20x/menit.
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Leopold : Tinggi fundus uteri tiga jari bawah (Fungky)
procesus xiphoideus, teraba satu bagian besar
bulat dan lunak, di sebelah kanan teraba datar
memanjang dan ada tahanan, sebelah kiri teraba
bagian kecil janin, pada bagian bawah teraba
satu bagian besar bulat keras, dan tidak bisa
digoyangkan, sebagian besar kepala janin sudah
masuk pintu atas panggul, posisi tangan
divergen
VT : Vulva vagina normal, portio lunak, Ø
2cm, effacement 25%, ketuban positif, teraba
kepala, denominator belum jelas, tidak ada
moulage, penurunan HI, tidak teraba bagian
kecil janin dan tali pusat, dan kesan panggul
normal
DJJ : 148 x/menit. His : 2 kali dalam 10 menit
dengan durasi 30 detik

A: G1P000 UK 39 Minggu 3 hari Preskep U


PukaT/HIntra Uteri + PK I Fase laten.

P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada
ibu dan keluarga. Ibu dan suami mengerti
dan tampak gelisah.
2. Mengajarkan ibu mengenai teknik relaksasi
yang benar saat kontraksi datang. Ibu
menarik nafas panjang dari hidung dan
mengeluarkan dari mulut saat ada kontraksi.
3. Melakukan pemijatan pada punggung ibu
(memasase) saat his datang untuk
mengurangi nyeri. Pemijatan sudah
dilakukan dan ibu merasa nyaman.
4. Membantu ibu untuk memenuhi nutrisi ibu. (Fungky)
Ibu sudah diberikan teh hangat dan roti
disela-sela his.
5. Memfasilitasi ibu KIE tentang KB IUD
pasca plasenta yaitu memasang IUD setelah
plasenta lahir. Ibu bersedia dipasang IUD
pasca plasenta
82

BAB IV
PEMBAHASAN

A. DATA SUBYEKTIF
Data subyektif adalah data yang diperoleh dari anamnesa kepada pasien
secara langsung melalui teknik wawancara. Pengkajian yang dilakukan oleh
penulis meliputi identitas, alasan memeriksakan diri, keluhan utama, riwayat
menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang
lalu, riwayat kehamilan sekarang, riwayat penyakit yang pernah diderita ibu,
riwayat penyakit keluarga, riwayat ginekologi, riwayat dan rencana
penggunaan kontrasepsi, data biologis, psikologis, sosial, spiritual, serta
pengetahuan ibu yang dibutuhkan.
Secara keseluruhan telah dilakukan pengkajian data subjektif pada tanggal
14 Pebruari 2016, pada asuhan ANC penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dengan hasil anamnese. Ibu mengatakan pada riwayat
ini ibu “NW” sudah melakukan kunjungan ANC sebanyak dua belas kali yaitu
pada trimester pertama sebanyak dua kali, enam kali pada trimester kedua dan
empat kali pada trimester ketiga. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa pemeriksaan antenatal care dilakukan minimal sebnyak empat kali
selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga ( Walyani, 2015)
Pada standar pemeriksaan 14T, ibu sudah mendapatkan pemeriksaan
meliputi berat badan, tinggi badan, tekanan darah, tinggi fundus uteri, tablet
besi, imunisasi TT, pemeriksaan Hb, tes terhadap penyakit menular, perawatan
payudara, dan temu wicara. Tetapi ibu tidak mendapatkan pemeriksaan protein
urine karena ibu tidak ada mengarah ke tanda-tanda preeklamsi, pemeriksaan
urine reduksi karena ibu tidak ada mengarah ke diabetes mellitus, pemberian
obat malaria dan pemberian kapsul minyak beryodium karena ibu tidak tinggal
di daerah endemik. Maka tidak terdapat kesenjangan antara praktik dengan
teori.
Pada tanggal 15 Pebruari 2016, pukul 23.15 WITA Ny. “NW” datang ke
RSUD Sanjiwani Gianyar memasuki proses persalinan berdasarkan dari
83

anamnesis ibu mengeluh sakit perut hilang timbul sejak pukul 22.00 WITA dan
ibu mengeluh keluar lendir bercampur darah sejak pukul 22.30 serta tidak ada
keluar air dari kemaluan. Dalam hal ini Ibu “NW” sudah memasuki tanda –
tanda persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan
pembukaan. Menurut Kuswanti (2013) tanda-tanda persalinan meliputi rasa
sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur, keluar lendir
bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil
pada serviks, kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada
pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Dalam hal ini
terdapat kesesuaian antara teori dengan praktik. Secara keseluruhan proses
pengkajian data subjektif telah dilakukan sesuai dengan standar asuhan
kebidanan sampai ibu memasuki masa nifas.
Dalam asuhan masa nifas pada Ny. “NW” dilakukan mulai dari 2 jam
postpartum sampai 14 hari postpartum. Berdasarkan data subjektif yang di
dapat ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dialaminya. Ibu menyusui aktif
dan tidak terdapat masalah selama masa nifas. Ibu sudah memahami cara
memeriksa kontraksi uterus dan melakukan massase uterus, agar uterus tetap
berkontraksi dengan baik, ibu sudah mengerti tentang perawatan payudara
dan menjaga personal hygiene, ibu sudah memahami tentang ASI eksklusif.
Dalam asuhan bayi baru lahir data subjektif difokuskan untuk mengkaji
penyulit yang dialami oleh bayi saat lahir. Pada kasus ini, ibu mengatakan
anaknya tidak mengalami keluhan dan bayi mau menyusu dengan baik. Jadi
tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan praktik.

B. DATA OBYEKTIF
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui hasil observasi dari
pemeriksaan umum pasien, pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan khusus
obstetrik, dan pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain.
Pengkajian data obyektif saat hamil didapatkan hasil keadaan ibu yaitu keadaan
umum ibu baik, kesadaran kompos mentis, antopometri TB: 160 cm, BB: 61
kg, Lila: 24 cm, tanda-tanda vital TD: 100/70 mmHG, N: 80 x/menit, R: 20
84

x/menit, S: 36,70C, pemeriksaan fisik dalam keadaan normal. Pembesaran perut


sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas operasi, TFU 1/2 pusat px, pada
fundus teraba bagian bulat, lunak, pada bagian kanan perut ibu teraba bagian
datar, memanjang, seperti ada tahanan, dan di bagian kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin, pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat,
keras dan tidak bisa di goyangkan, posisi tangan divergen. DJJ: 142 x/menit
dan perkiraan TBBJ menurut pengukuran TFU Mc. Donald: 2790 gram.
Pengkajian data obyektif saat persalinan didapatkan hasil keadaan ibu
yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaran kompos mentis, antopometri TB:
160 cm, BB: 61 kg, tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHG, N: 80 x/menit, R:
20x/menit, S: 36,70C, pemeriksaan fisik dalam keadaan normal. Pembesaran
perut sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas operasi, TFU 3 jari dibawah px,
pada fundus teraba bagian bulat, lunak, pada bagian kanan perut ibu teraba
bagian datar, memanjang, seperti ada tahanan, dan di bagian kiri perut ibu
teraba bagian-bagian kecil janin, pada bagian bawah perut ibu teraba bagian
bulat, keras dan tidak bisa digoyangkan, posisi tangan divergen. Hasil
pemeriksaan dalam atau VT : vulva/ vagina normal, portio lunak, pembukaan
2 cm, effisement 25%, ketuban utuh, presentasi kepala, denominator belum
jelas, penurunan Hodge (H) I, moulase tidak teraba, tidak teraba bagian kecil
janin atau tali pusat, kesan panggul normal, djj (+) 148 x/menit teratur, his 2x
dalam 10 menit durasi 30 detik. Dari hasil pemeriksaan objektif tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik yang terdapat pada kasus Ny. “NW”.
Dipantau kurang lebih sembilan jam dari ibu datang ke RSUD Sanjiwani
Gianyar dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi adanya dorongan
meneran dan sakit perut yang semakin keras sehingga oleh bidan didapat hasil
pembukaan sudah lengkap, ketuban tidak utuh. Pada pemeriksaan Vaginal
Toucher didapatkan hasil yaitu vulva dan vagina normal, pembukaan lengkap,
ketuban pecah spontan dengan warna air ketuban jernih, preskep, UUK
depan, molase 0, penurunan kepala di HIII+, tidak teraba bagian kecil
janin/tali pusat, kesan panggul normal. Dan terdapat tanda gejala Kala II,
seperti dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan
85

vulva membuka. Asuhan yang diberikan pada ibu sudah sesuai dengan teori
yang ada, mulai dari penulis menjelaskan kepada ibu mengenai hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu sudah memasuki fase
persalinan. Membantu ibu memilih posisi yang nyaman. Memeriksa
kelengkapan alat-alat persalinan. Memastikan kandung kemih ibu tidak penuh
agar persalinan dapat berlangsung dengan lancar. Memantau kesejahteraan
janin dengan memeriksa DJJ di sela-sela kontraksi ibu. Memenuhi kebutuhan
nutrisi dan cairan ibu dengan memberikan ibu segelas air putih agar ibu kuat
meneran saat persalinan. Mulai memimpin persalinan sesuai dengan APN saat
ada kontraksi. Kala II berlangsung selama 10 menitan, terdapat laserasi grade
dua pada perineum dan kala III berlangsung selama 15 menit. Teori
disebutkan bahwa pada primigravida kala II berlangsung rata – rata 1,5 jam
kala II rata – rata 0,5 jam dan pada kala III berlangsung biasanya plasenta
lepas dalam 6 – 15 menit setelah bayi lahir. Terdapat kesenjangan antara teori
dengan praktik.
Hal yang harus dipantau kala IV Pantau tekanan darah, nadi, tinggi
fundus, kandung kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam
pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua kala IV (JNPK-KR, 2008)
Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan yaitu tekanan darah 110/70 mmHg,
Nadi 80 kali/menit, Respirasi 20 kali/menit, Suhu 36,80C, TFU dua jari
dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih tidak penuh, pengeluaran
pervaginam berupa lochea rubra warna kemerahan, volume setengah
pembalut, jahitan perineum utuh, tidak ada tanda-tanda infeksi, perdarahan
tidak aktif. Tidak ditemukan kesenjangan antara kasus dengan teori karena
asuhan yang diberikan kepada ibu sudah sesuai dengan teori yang ada.
Pada data objektif bayi baru lahir di dapat berat bayi 3300 gram, panjang
badan 50 cm, lingkar dada 31 cm, lingkar kepala 32 cm. Tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktik.
C. ANALISA
Analisa merupakan pendokumentasian perumusan diagnosa interpretasi
(kesimpulan) dari data dan obyektif dalam pendokumentasian manajemen
kebidanan. Berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif yang dikaji
86

tanggal 14 Pebruari 2016 dapat diketahui diagnosa aktual yaitu G1P0000 UK 39


minggu 1 hari preskep U puka T/H Intrauterin.
G1P0000 UK 39 minggu 1 hari preskep U puka T/H Intrauterin + Persalinan
kala I fase aktif. Diagnosa ini didapatkan dari hasil anamnesa, ini merupakan
kehamilan ibu yang pertama, umur kehamilan di dapatkan dari hasil
perhitungan HPHT sehingga didapatkan umur kehamilan ibu pada saat
pengkajian yaitu 39 minggu 1 hari, dimana sesuai teori yaitu saat dilakukan
pengkajian data subyektif tentang riwayat menstruasi ibu mengatakan hari
pertama haid terakhir tanggal 12-5-2015 dan tafsiran persalinan pada tanggal
19-2-2016, dari hasil perhitungan tafsiran persalinan dengan saat pengkajian,
umur kehamilan ibu saat ini aterm yaitu 39 minggu 1 hari. Dari pernyataan
tersebut tidak didapatkan kesenjangan antara teori dengan kasus karena sesuai
dengan teori bahwa persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit
(JNPK - KR, 2008).
Berdasarkan data obyektif pada pemeriksaan abdomen pada Leopold I di
dapatkan TFU 1/2 pusat px, teraba satu bagian besar, bulat, lunak dan tidak
melenting. Leopold II didapatkan hasil di sebelah kanan perut ibu teraba keras,
memanjang dan ada tahanan, di sebelah kiri perut ibu teraba bagian-bagian
kecil janin. Pada Leopold III pada bagian terbawah ibu teraba bagian bulat,
keras dan tidak bisa digoyangkan. Pada Leopold IV posisi tangan pemeriksa
divergen. Kala I fase aktif menunjukkan ibu sedang mengalami persalinan kala
I fase aktif yaitu sesuai dengan teori bahwa pembukaan serviks dua cm
menunjukkan terjadinya persalinan kala I fase aktif (Kuswanti, 2014).
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. ”NW” Umur 22 Tahun P1001
Partus Spontan dua jam Post Partum. Diagnosa ini di dapatkan dari hasil
anamnesa, ini merupakan paritas ibu yang kedua, dengan bayi yang lahir aterm,
tidak ada premature, tidak ada abortus, dan saat ini jumlah anak satu.

D. PENATALAKSANAAN
87

Penatalaksanaan merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan atas


indikasi dari diagnosis, bisa bersifat segera, antisipasi, kolaborasi, rujukan dan
tindakan mandiri. Ny. “NW” umur 22 tahun. Memberikan KIE mengenai
tanda–tanda persalinan yaitu sakit perut hilang timbul makin keras dan teratur
yang tidak bisa hilang dengan istirahat, keluar lendir bercampur darah, keluar
air dari jalan lahir yang tidak bisa ditahan, itu menandakan ibu mengalami
tanda-tanda persalinan (Kuswanti, 2013).
Penatalaksanaan yang sudah dilakukan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu dalam melewati fase-fase
persalinan dari tanda-tanda persalinan dan penatalaksanaan yang dilakukan
sudah sesuai dengan teori sehingga tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus. Ny. “NW” berumur 22 tahun dianjurkan untuk
dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar karena telah mengalami tanda-tanda
persalinan yaitu sakit perut hilang timbul secara teratur dan keluar lendir
campur darah, serta pada diagnosa sudah memasuki persalinan kala I fase
laten, kemudian dilakukan observasi dengan memantau kesejahteraan ibu dan
janin serta mendokumentasikannya dalam lembar partograf WHO. Sebagai
petugas kesehatan harus dapat memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif sehingga persalinan yang normal dan kesejahteraan ibu dan janin
dapat tercapai.
Asuhan yang diberikan kepada ibu sudah sesuai dengan teori yang ada,
mulai dari penulis menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan bahwa ibu sudah memasuki fase persalinan. Memfasilitasi ibu
dan suami untuk melakukan informed consent. Memenuhi kebutuhan nutrisi
ibu dan mobilisasi ibu. Memastikan kandung kemih ibu tidak penuh agar
proses persalinan dapat berjalan dengan lancar. Menghadirkan seorang
pendamping untuk ibu agar dapat memberikan dukungan dan semangat kepada
ibu. Memfasilitasi ibu KIE tentang tehnik mengatasi rasa nyeri pada persalinan.
Memfasilitasi ibu KIE tentang tehnik dan posisi meneran yang efektif.
Memfasilitasi ibu KIE tentang IMD setelah persalinan. Memastikan kembali
alat-alat persalinan dan memantau kesejahteraan ibu dan janin sesuai lembar
partograf WHO. Sembilan jam kemudian yaitu pada pukul 08.15 WITA tanggal
88

16 Pebruari 2016 terdapat indikasi melakukan pemeriksaan dalam kurang dari


4 jam karena ibu mengeluh sakit perut semakin keras dan ada dorongan ingin
BAB ini menandakan ibu mengalami tanda gejala kala II yaitu dorongan
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva terbuka sehingga
dilakukan pemeriksaan dalam hasilnya pembukaan sudah lengkap, ketuban
sudah pecah warna jernih, teraba kepala, UUK depan, molase nol, penurunan
kepala di H III+, tidak teraba bagian kecil janin/tali pusat, kesan panggul
normal. Ibu diberikan asuhan persalinan normal sesuai dengan 58 langkah
asuhan persalinan normal. Saat pemeriksaan dalam (VT) pertama yang
dilakukan yaitu pada pukul 23.15 WITA tanggal 15 Pebruari 2016 diperoleh
pembukaan 2 cm dan pukul 08.15 tanggal 16 Pebruari 2016 pembukaan
lengkap maka kurang lebih fase aktif berlangsung selama lima jam.
Menurut Kuswanti (2014) primigravida kala I berlangsung kira – kira 13
jam. Sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan antara kasus dengan teori
yang ada. Asuhan yang diberikan pada ibu sudah disesuaikan dengan teori yang
ada, mulai dari penulis menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan bahwa ibu sudah memasuki fase persalinan. Memeriksa
kelengkapan alat-alat persalinan. Memantau kesejahteraan janin dengan
memeriksa DJJ di sela-sela kontraksi ibu. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
cairan ibu dengan memberikan ibu segelas teh manis agar ibu kuat meneran
saat persalinan. Memastikan kandung kemih ibu tidak penuh agar persalinan
dapat berlangsung dengan lancar dan mulai memimpin ibu untuk meneran
sesuai dengan 58 langkah APN saat terjadi kontraksi.
Selanjutnya, setelah 10 menit dipimpin persalinan, bayi lahir spontan
belakang kepala, segera menangis, gerak aktif dan kulit kemerahan, dengan
jenis kelamin perempuan. Menurut Kuswanti (2014), persalinan kala II pada
primigravida berlangsung rata-rata 1 jam, maka tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara kasus dilapangan dan teori yang ada. Asuhan kebidanan
yang dilakukan yaitu 58 langkah APN sudah dilaksanakan dengan benar sesuai
dengan teori sehingga tidak menimbulkan adanya komplikasi atau
kegawatdaruratan pada ibu dan bayi walaupun menempuh waktu yang lebih
cepat dari teori yang ada.
89

Asuhan yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir sudah sesuai
dengan teori yang ada (JNPK-KR, 2008) mulai dari penulis menjelaskan
kepada keluarga mengenai kelahiran bayi dan keadaan ibu. Memeriksa fundus
uteri, TFU sepusat dan tidak ada janin kedua. Setelah itu, menyuntikkan
oksitosin 10 IU secara IM pada paha kiri satu pertiga atas anterolateral untuk
merangsang kontraksi uterus agar tetap kuat. Melakukan pemotongan tali pusat
dan di bungkus dengan gaas steril, bersih dan kering. Setelah itu, dilakukan
IMD dan bayi telah berada di atas dada ibu dalam posisi yang benar lengkap
dengan selimut dan penutup kepala bayi. Setelah itu dilakukan PTT saat
adanya kontraksi, sudah ada tanda-tanda pelepasan plasenta seperti semburan
darah tiba-tiba, tali pusat bertambah panjang dan uterus berbentuk globular.
MAK III dapat berjalan dengan baik karena sudah sesuai standar sehingga
plasenta dapat lahir spontan, kotiledon lengkap dan selaput utuh, dimana kala
III berlangsung selama 15 menit. Setelah itu, melakukan masase uterus selama
15 detik, sehingga perdarahan tidak aktif karena pemberian asuhan sesuai
dengan kebutuhan ibu selama menjalani proses persalinan dan sesuai dengan
asuha persalinan normal..
Setelah plasenta lahir, dilakukan asuhan untuk menjahit perineum oleh
karena luka robekan saat persalinan berlangsung. Bayi dilakukan IMD 1 jam
sampai bayi mendapatkan puting susu ibu. Menurut JNPK-KR (2008) Inisiasi
Menyusu Dini dilakukan hingga bayi benar-benar dapat menemukan puting
ibunya dan dapat dengan benar menghisap puting susu untuk memperoleh ASI
yang dapat berlangsung kira-kira satu jam bahkan lebih. Sehingga tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara kasus dengan penatalaksanaan yang
telah dilakukan. Pemeriksaan fisik pada bayi di lakukan pada saat bayi berumur
6 jam, pada teori disebutkan bahwa pemeriksaan fisik pada bayi biasanya
dilakukan 6 jam setelah lahir (Puspita Sari, 2014).
Pada keseluruhan persalinan ibu dapat berjalan dengan normal dan lancar.
Hal ini terjadi karena adanya observasi dan tindakan, serta asuhan yang tepat
dari awal persalinan sehingga ibu tetap dalam keadaan sehat dan bayi lahir
dengan normal, sehat dan selamat. Kelancaran persalinan ini juga karena
adanya kerjasama yang baik antara ibu dan petugas kesehatan.
90

Pada penatalaksanaan penulis telah menjelaskan kepada ibu mengenai


hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, memfasilitasi ibu KIE sesuai dengan
prioritas masalah ibu baik yang diperoleh dari data subyektif maupun obyektif.
Pada tanggal 14 Pebruari sampai 01 Maret 2016, ibu diberikan KIE sesuai
dengan yang dibutuhkan, yaitu cara untuk mengurangi rasa nyeri, mobilisasi
dini, tanda-tanda bahaya masa nifas, kebersihan diri, istirahat, nutrisi, ASI
eksklusif, perawatan payudara, serta perawatan pada bayi sehari-hari. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sulistyawati (2009) bahwa kebutuhan dasar ibu nifas
dan bayi baru lahir terdiri dari: nutrisi, mobilisasi dini, kebersihan diri,
istirahat, serta perawatan pada bayi terutama pada tali pusat.
Pada penatalaksanaan yang mencakup implementasi dan evaluasi tidak
terdapat kesenjangan antara teori yang ada dengan tinjauan kasus manajemen
asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. “NW” dan sehingga diperoleh hasil
yang baik yaitu ibu mau kooperatif menjalani proses pemulihan dan dapat
melakukan perawatan bayi dengan benar.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Mengacu pada tujuan khusus yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan
bahwa penulis sudah dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada
masa kehamilan, persalinan dan nifas pada Ibu “NW” Umur 22 Tahun di
RSUD Sanjiwani Gianyar pada tanggal 14 Pebruari sampai dengan 01 Maret
2016 dengan hasil sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian dari data subjektif pada kasus Ny. “NW” didapatkan
hasil bahwa data yang dikumpulkan telah sesuai berdasarkan kondisi
pasien dan tidak ditemukan permasalahan berdasarkan dari hasil
pengakajian karena sudah sesuai dengan asuhan standar pelayanan
kebidanan.
2. Berdasarkan hasil pengkajian dari data objektif pada Ny. “NW” yang
didapatkan melalui proses pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan obstetri tidak ditemukan permasalahan yang terjadi pada
Ny. “NW” pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas karena sudah
sesuai dengan asuhan standar pelayanan kebidanan.
3. Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif dapat ditegakkan
analisa data yaitu Ny. “NW” umur 22 tahun G1P0000 UK 39 minggu 1 hari
preskep Ʉ puka T/H intrauteri sampai 2 minggu Post Partum, pada
perkembangannya, telah sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
4. Penatalaksanaan dan evaluasi pada Ny. “NW” telah dilakukan sejak
tanggal 14 Pebruari sampai dengan 01 Maret 2016 sesuai dengan
permasalahan yang ditemukan berdasarkan dari pengkajian data. Adapun
beberapa penatalaksaaan yang telah dilakukan antara lain pemberian KIE
dan telah sesuai dengan asuhan kebidanan.

B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan

91
Diharapakan institusi kesehatan terutama puskesmas dapat menjaga dan
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dengan mengadakan
beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan bayi
dalah satunya dengan mengadakan senam hamil.
2. Bagi Masyarakat
Diharapakan masyarakat dapat lebih memberikan perhatian bagi ibu
hamil melalui kegiatan nyata yang dapat dilakukan didaerah masing-
masing, seperti mengadakan pelatihan di bidang kesehatan dengan
mengundang narasumber dari puskesmas.
3. Bagi Penulis
Diharapkan agar penulis lebih meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari
hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.
4. Bagi Pasien
Diharapkan agar ibu bersalin mampu menyiapkan diri secara fisik dan
psikologis dalam menghadapi proses kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir, sehingga proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir dapat berjalan dengan lancar dan dapat mengurangi resiko
ataupun komplikasi saat hamil, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

91
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha


Ilmu
Asri, H. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dinas Kesehatan. 2015. Profil kesehatan Provinsi bali 2014. Diperoleh tanggal 24
Februari 2016, dari www.diskes.baliprov.go.id.
FKPKB. 2010. Buku Petunjuk Dokumentasi Asuhan Kebidanan untuk Mahasiswa
Diploma III Kebidanan. Denpasar: FKPKB
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI

Kuswanti, I dan Melina, F. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Manuaba, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

Purwanti, E. 2012. Asuhan Kebidanan Untuk Ibu Nifas. Yogyakarta: Cakrawala


Ilmu

Puspita. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta Timur : Cv. Trans Info
Media

Rukmawati, Ani. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Bandung: PT Radika Aditama

Rochmah, Vasra, Dahliana, dan Sumastri. 2013. Asuhan Neonatus, Bayi, dan
Balita. Jakarta: EGC

Sujiyatini, dkk. 2010. Asuhan Ibu nifas. Yogyakarta: Cyrillus Publisher


Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika

Vivian, N.L.D. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika

Walyani, E.S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press
YAYASAN PERKUMPTILANPET{YELENGGARAANPENDIDIKAN
LATIHAN DAN PELAYANAN KESEHATAN BALI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALT
IJIN NO.58IDiOi2OO5TANGGAL 10MEI 2OO5
JalanTukadBalianNo. 180Denpasar
Bali
Tlp. (036l)8956208.Fax(0361)89562l0.Website.www.stikes-bali.ac.id

IN:TORMED
COIISENT
Savayangbertandatangan di bawahini
Nama : Ni NyomanWarditi
I,Imr-tr '-22 t-q-hrn
Alamat : Br. Malet, Ds Manukaya,Tampaksiring
No Tlp/Hp :085852464687
Siatus : ism (seiakupihak i)
Nama : I Ketut Suarya
Umur :27 tzhtn
Alamat : Br. Malet, Ds Manukaya,Tampaksiring
No Tlp/Hp :085852464687
Status : Suami(selakupihak tr)
Meny+falcarrdengar nebenamya (Pihgk I dalr Pihak II) telah d.iberikar
b*hwa sa.ya,
penjelasantentang maksud dan tujuan dilaksanakannyaStudy Kasus. Saya (Pihak II)
mengijinkan untuk dilakukan asuhantersebutpadaPihak I. Saya(Pihak I) menyetujui dan
berserjiamenjadipasienuntuk ciiiakukanasuhanseiamahamii, beruaiin,niias, cianbayi oich
mahasiswaSTIKES Bali Prosram Studi D III KebidaaanTinekat III SemesterVI sebasai
benkut:
Nama : Ni Putu FungkyAryadewi
Alamat : Perum.CemaraGiri GrahaII Blok 2 C.26.Daluns
No Tlp/HP :081805542747
Demikian pemyataan ini saya buat dengan setrenamya tanpa ada unsur oaksaan dari
pihak manapun dan semoga dapat dipergunakan sebagaimanamestinya.

Suami

C\t
(I KetutSuarya)

Mene€tahui
PembimbineAkademik Lapangan
/-,/

a Widhiyanti,SST)
)
l--

t
-i
T J\
eF
-
o :d

s
@

z
:3
;\ \
Ctr^ '{

L-!
I (F ,.'
9i
c e; €
b
q ( < *+- N l@
G,
t\ ,n
q"$ \
Z
,
I
t
aq9
A ,6\ t
> =Ed 9U
:@ fJ. 0
o
o L a,
JB ?"
rf i .{-
-F I ""t \l
.R *t ,,,'\ \l dl
: \l
:( | 1a
{ Q . r..<
o . p 4-
sll
\r .\sj
F \\
---/
r-t
.ag
cE
JO
;-
-9 5 l:,-,
$
\
a= \
;=- I \f,
ts\ \
++ )
\4 \.e
q\,Q
a \\
.J
-'< \\

--l
-+ ti) /:^ ao
r< V' cq

.\

il---_- Rs
E9\-
55.e E r.D
AEsE :

-v ,-t -)
E
t
.-€ $=r T/
gH'F{t
|
I
5 a
-l Snl
.l
d
r P tcNU(*
Fri
i.'}-\
v --.-.-----
q i e "i u
- z-
{
s\
]Jr
al) s)
R
iF rSiQeC\{
:-6
:$
,(r
\o 6'
J N
o\ I
= 9\ :l\
\- z
-
=
e c
t
E
d A, -=\ 'o
w N P I \S
z
+I
.1
o)
* Yl 'i^, z
s ;t
=
3 'g
x yos*s\ r
t'ss
JN,\N
s
LU ,J
,9 ?
L!
:z I
z b 3
F ,o) N
x -$
;\
t=
lj
-or
E

-<l
- 5C<
-)
>r4
<l
5oo
rDl
m L/-)

t=
.!O
\-/ a*q
_-; E 9
E
-l!
*aE3 >n :
.D;
'lo
3<<e
l-
'ih H= - Y
rE_Q ,". _
cJ - A
., rD ,= oi
J !'' +j

I F
cXE -3 ;
; 6
r>1
qJ rO
L:
AJ.iY

l.
t<
>ac
,**.*
i: -c
2
tu
(u
<o <! < *-rr

l- . JG
l1 :,-
t< : TI !!:;

lz ol ;:i>
c o
ro ;- q)

ts
F.
t: >gl
q*
S'Fo f
_o .= E
9,9=
f;t! FtD.9

*;e d.= o f t ->. =q

l< ;ut , ccc, 6

3E J E: 6-o - 5=
3 c.o q!;
IT so E"E
ri: = d
rJ
E.:
<E
€+ >
H<b=:
e: :=
I 9 .:rE
?;
;- o3o.r
i9
ZiZa
o!
e )-:
FE-
Ir! 6is fP ,o) =
= : E r d h E s! J #
a !E:
I \.r) zg >= a .oi >.B!
-C
j ;i: (!
F€ r oi
LU
53 3 ;H'F
l c !!*
--s 6 JTE
-o
- i i rE 6 \ ro
\Z ;
E_c
d < -

z
f:-
z
o
. \q k. -\,
.ts\ t

YS**.Rsii"l
-6

\ >r
I x
*<-
\
\$

i* ' "$$N
es,
\ s\t N S N,Sn-N . *\ f
I
l
-

)
= c\j
z
)
2
F 6 E3 H
I
LLI

tlJ
:a c9
z 3ir
F .li

zc) a!\
? :g9

E>.iF
n =rs q.g
a
*d

O
+
q<.9 R \+
{ {
-+

-+ -+ + \+
\

=:.a:

t'i)

@
t-
{!1

z< c\

x g.:
9 -6
\t- g
= g\ n?
Z $ Ez
'G
co
-<
z e
z
L:
a.?6
TE
d<
I=S .E
'.
tsg x,: !-
!lo!c
t -6* q:
E
F E , g , :i ! ---
=
F,.H.ts o
E
o ;-
ii -\ ic\
l-
.l

LEMI]AR KONSUL

NamaMahasisrva . Ni
' ' ' ' ' R^tu
Fqnqk"{ ftnaaaq..2i
' ''. .
u.{. .J . .. ......
\IM :riF3!111.......
\ama Pembinrbing , DgyF..le.lt!.lr:9, td,!:t
JudulKasus : RSUH Ar'.r PEEID6NTAFt FoMPREttEt{9tFFAbA Ny.."Fr.r,._r,'
urf.rue
pmd.re!.
qlY lF:ef furu rtRrh\^JArt.
?L T.ltY.:i...91.

'f
I{ari/'fanggal opikBirnbingan IIasil
-
CAttc) kansul BAg rii krbait.on pado' ANC
28 - 02- Lo$

or-ot -2016 Konturt pFb I - P.erb


or,kan fada p6r4, ,*a

ANC,INC

konsur BAb fr -
l'ertail.an pada FNc, lNc
[?-03-2ot6
FFrc,t|lc, ?NC

- olt-2at6 Konsu\ gRB li - e hlttu w 1,14<<1 fk@


- w< p)<o6 k'cHN T
Flc, tttc, pN k

- Acc Bne ri
- F e ' \ ) r \ BAB
kons't r : dqn
('rv 0
12 Oq - Zott

l1 -ort - zote
I fons*l tsouI sa*go,5 | Reviri

tB -o1 - 20 16 [6n 5*l Bat I Slamgai


6

23 -oq - 2.016 (or' s,.,1 PPT ^ Acc

i
I
I

i
N
LEMI}ARKONSUL

t li Frrnqt^l Ar,rod e.ri


r ' a m aM a h a s i s r v a : l l .Pu{,,,
. . . \ r . . { r . .J.. : . . . . . . . . . .
NIM . 13Er-l321
\amaPenrbinrbirrg Ni trl3g1 RaJ'3: ui4!;fg.ll
Judul Kasus : ASuHnsr FEtslDAHAFjt oMPREHET.$IF pApA NS. "M w" ,"1-4q622 TFHuFI
-IrRTAwArr,
Dt.BpM DESAT. P\.(Tu At^d.peb.

No I{ari/'Ia n ggaI 'f


o p i k B i n r b i n gna IIasil TTD
g - Pe.b",f^a" pa/a
Jumod, rt Mqrot lotL
@d"( b'b 4 g"

M4
t.

{gr^* (swk

4 Setosa, ts Hqrat rot'


W^t^"^WsGa,. Pe.Lo.ilrat tato, b,ati9 nt.)c
don lt rc
h'^Hl W (
Perto,l.o", BaB rI d.o"
? lato,iton poJ" Avc , 1p4
Jq6at , t8 Marst xdq oLan pp6
Kong,^t Bob t

Pe.toiLon BRe 0 Aoh Flc...BFt;-


Sanin, :8 Ma.e+
Konsvl Bat 1

Kov'sul sFs I . i,rj.ry,! Revisi


Sqbh. roAprilpor6

R.rb", t,1Ag.,laorzkons"l Pr1 tejr^ag

w
- Ro,r,'si

7 Sentn,13 &.il Krr Le5t"p


*ore16ns,.,1 - Reui5' ,Mt
l
/t n

I, ['tin33u,
zv ftnlzol Ftt teryl"op
,1{o.'9..rt
Acc gab I.l.!
,l , {!/ dah / '(lA^.#
'tl
ly
l

J
d
!
PERNTYATAAN
PENGESAIIAN

LaporanKarya Tulis Ilniah denganjudul *Asuhan Kebidanan Komprehensif


pada Ny "NW" Umur 22 Tahun di BPM "DT" Tanggal14 Pebruari sampai
dengan0l Maret 2016",telahdisajikandi depanDewanPengujipadatanggal28
April 2016 dan telah diterimasertadisahkanoleh DewanPengujiKarya Tulis
IlrniahdanKetuaSTIKESBali.

Dupasar,28 April 2016


Disahkanoleh :
DewanPengujiKaryaTulis Ilmiah

t . Ni Wavan Manik Parwati. S.Si.T..M.Keb


NIR 05060

2 . Ni Wavan RaditvaWidhivanti. SST


NIR 01192

J. DesakPutu Tirtawati. Amd.Keb


NIP. 1962l0 l 31983072002

Mengetahui,

ProgramStudiD III Kebidanan


Ketua

tutWidia. BN, Stud..MM.


NIP.195109041979031001

lll
LEMBAR PERIYYATAAI\I PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan Karya Tulis Ilmiah denganjudul "Asuhan Kebidanan Komprehensif


pada Ny "llW" Umur 22 Tahun di BPM (I)T" Tanggal 14 Pebruari sampai
dengan 01 Maret 2016:' Telah mendapatkanpersetujuanpembimbing dan
disetujui untuk di ajukankehadapantim penguji Karya Tulis Ilmiah padaProgram
Studi DtrI KebidananSekolahTinggi lmu KesehatanBali.

Denpasar,23
April 2016
PembimbingI PembimbingII

DesakPutrl Tirtawati. Amd.Keb


NIR.01l92 NIP.196210l 319830722002

II
PARTOGRAF
No. Registrtsi fffl-m Namalbu: NgJIjl- u.u, ,22{rrhqh C : l P : - i l - A : - j l
. No, Puskcsmas [f[D tunsg.t \ 6 - o L - 16
2-o Jam:-
((
Keaub.! pccsh sci* jsm: oq MutcrseJsklrm | 22 o0
N
t90
It0
t70
t60
Danyul t50
Jsotua8 la0
t3{)
( /mcnil) t2D
0
t00
90
EO
Ah lrtub.n
Panyurupsn

t0
I
li 8
l! 1
IE
l-! 6
5
I
IE t{ 4
Is t3.^ 3
l! lii 2
tz ter I
--J-- --r-
Wakru
(J8tn)

-"**77,i
Konrrar.si ffi <zo I

OksitosinU/L
L|ll/rnc|rn

Obst drn
Cdnn w
.lto
a Ndt t70
to
150
fI t()
130
I Tctnnrn |l0
I d|r'h l@
9p

I
Subu

T P.otein
U.in-f Arclon
l- \lolunE

Grmbqr 2-4 r Partognf (halamrndepan)

68 AsuhanPersalinan Normal

Yfnfit fF
&U -'i*Gtr"

21. Ma9€selundusut8i?
- lq\a
1 Tanggalr16 07 - 7o\L I ] Tid.k,eIa6an1..,..,..,.
2. Namabidan: Plsenla lahirlengkop(rhlect):(Ve,ITldak
3 . TomoalDergalinan I I I Jrkatrdaklen0ksp,trndskan!6nOdll6kuken:
Rumahlhr l l Pusk6m6s 4 , , , , , , , . , , , , , . , , . . ,. , ., , , , , ,. .,
I I Pollnds6 MRumah SEkit b . . . . . . . . . ,. . . . .
( I KljnllSwasto I I Lainnya:.....,.................,..,....,....,.,... 26, Plasontatidakl6hlr> 30 m€nit:
4 . AlamafiompstporsalinenI RloOllRWU Xel, fot at flmur ffiaax
X.ctm'lsn f.ttot, Jtk nr ks.lt Sqnlidqni oianqoc I ) Ya,tndakanr ............
5. Calalan.l!t/ ruruk,ksl6: t/ ll / ltl / tV tJ
6 . Arasanm6ruruk:EerRl.\.....t4]enqqer.tl.C!t.?.|...J4.rLlfgl...8..!JJ27.
7 . Temoalrulukan:
L Pendamplng
............................s^{...
padesaatmoruiuk:
.Wt
i,itlii."""V,gin*..s*.nn:...9P3.
t I Tldak
I I bidan I il€man trrfsuaml 1 I dutun l,/fkolu6rgaI llidak sda 28, Jikafasoraslpodnoum, d'tala||1l9l X I4
Masslahdalamkehamlladggls6llnan lnil Tlndakgnl
I lc6watdarufat I lPorda.ahgn I IHDK lllnloksl ( I PMTCT l0f6njahllan, d6ngan/ tanpaanost€8|
I ) Tldrk dljahil,algs6n:
KALA I 29. Atonlauterl:
^ | I Ya,tindaktnl...... ......
1 0 . partogralFol€watlgeriswaspad. Y/01 ij4Uar I 7oo
1 1 . Masaiah laln,sebutkan: ,....:.....,............;..,...,...,. 30, Jumlahdrrrh yangkohiar/pstdotrhrn I
31. Moralshdan o6n6lelar6gna6n ms66lsh..
12. P € n a l a l a k s a nm . .t, , , . , , . , , . , , . . , . . . , .
a a ns a t s h t s b
KALA IV
Kondist Nadlr$9 )dhntNapas:*P/mnt
iou: Kule*kD'1?.lelnmHg
KALA II 33. Masalah
denoonalalaksanaan ...,,...,...
ma6alah
14. -t
Ehi.i^r^hi
BAYISARULAHIR
v",-' aix*t,...({Q.l.'.Yr.... .r okt
I I Tidak 34. Bs.atbadan...3 30o,,, 0ram
1 5 . Pendamping pade saal porselinanl 35, Panlano, .. ....jP .,..
I I suami llteman I I tidakada Jeniskelarnin{[)/ P
l.e),kelu
16 Gawatianini
arga dukun Ponilaldn /6;D
bayib-ar.,lahirl / ad6 penyulll
38. 86yflehir:
t lYa, tindakan yangdilakukan:
hfNormal, tinddkan:
a .. ,,..,,.,.,,,
b . . . . . . . . . . , . , , . , . . , . , . . . . Ftiengerlngksn
/,
IrlTidak Mlnenghengetk6n
I I Pemanlauan DJJseliap5-10m€nitsGlama kalall, hesili...,,,...., l-l rangsangtaktll
1 7 0islosia bahu lvfpakalan/solifiull bayidan tompalkandl 6lstibu
I l Y a , l i n d a l a yna n gd r l a k u k a n. . . . . . . . . . . . . . . . . . f,;lindakanpencegahan inf€kslmata
Asnksiadngan/ pucat/bhu/lemas, tindakanl
tqlTidak
1 8 . l , i a s a l a hl a i n ,p e n a l a l a k s a n g a m n d s a l a hl s b d a n h a s i l n y a. , . . . . . . . , . . tmengoringkan ll mongh6ngatkan
I rangsanglaktil I I laih.lain,sebutkan:
KALA III lbebaskan jalannapas
1 9 . I n i t a s i M o n y u s u0 i n i I pakaian/s€limuti bayidanl€npatkrndiElsllbu
Ivf Y. { | C6cat bawaan, sobutkahr ...,.,..,,,,,,,,,.,,..,,..,,,
[ ] T i d a k a, l a s a n n y a I I Hlpotonnl, lhdakanr
20. Lamakalalll: .,.5...menit 4,,,,,,.,.,,,.,,,,,...,,,..,.,,
21. Pernberian Oksltosin10 u lM? b,,.,,,,.,.,,,....,
MYa, waktur,,.1...monitsesudah persallnan
I I T i d a k ,a 1 e 3 a n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . PembsrianASI
Penispll6ntrallpls€l ,,.,....,......
m6nilselolahbayilahir
22, PemberianulangOksitosin(2x)? I I Ya,waktu:.,.r/r... jamsotolahbayllahk
I lYa,alaen: I lTidek, e l a s e n
. .:. . . .....
Vlidak Masalahldln,sebutkant.
23. Penegangan lalipusattelk€ndali? H a s l | n y.a. .i , . . , , . . . , . , . . . . . . , . .
1.4Ya
| ) T,dak.alasen
TAEELP€MANTAUANKALA IV
Jam Ko WaHu Tokanan Daroh Nadl Suhu TlngglFundu!
Utod Kontraksl Kanduno oarrhygloluar
Utotul Komlh-
)8 t( trr.r/ & rnrtl& s€ 9 b, a iI \4F drbas,h,h 'dJq,t Jk D{h4h [Jt^ . a.t^t'P
8a t- r- inn d,l",tu.tah F.d^+ tl n'penut
an- d,baurah r,uj". t
03 . {?) e Yatr'dtba';ak iartar llk pe^L.l L/a ak hl
(
2 \L.b ^n a{,baurah irr!4 ,\r{l,r !snq,
1ol 8Cr,nm qo Lvr 4n d,baujzrk lr\ij 4i

Gambar 2-5 : HalamanBelakangPartograf

Kala SatuPersalinan 69

Anda mungkin juga menyukai