Oleh:
KURNIAWATI
Oleh:
KURNIAWATI
Pujidan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
berkat dan Rahmat-Nya, saya dapat membuat karya tulis ilmiah ini dengan judul
Penulisan studi kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan pada prodi D-III Keperawatan
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.
masukan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Selanjutnya penulis juga ingin
3. Ibu Dr. Ns. Wirda Hayati, M.Kep., Sp.Kom, sebagai Ketua Prodi D-III
4. Bapak Setio Budi Raharjo, S.Kp., M.kep sebagai penguji I Karya Tulis Ilmiah
Kemenkes Aceh.
7. Sahabat-sahabat yang turut membantu dan saling memotivasi untuk dapat
kritika dan saran untuk perbaikan. Demikianlah penulis sampaikan dan semoga
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMANSAMPUL DEPAN................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................ ii
HALAMANPERSETUJUAN...................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR.................................................................................. v
ASBTRAK .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... viii
DAFTAR SKEMA ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. RumusanMasalah..................................................................... 5
C. TujuanPenulisan....................................................................... 5
1. Tujuan Umum.................................................................... 5
2. Tujuan Khusus................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan.................................................................... 6
1. Bagi Pasien dan Keluarga.................................................. 6
2. BagiPerawat....................................................................... 6
3. Rumah Sakit ...................................................................... 6
4. Penulis................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepala dan lebih dari 700 ribu orang mengalami cedera cukup berat yang
sekitar 12% dari populasi dunia. Hal ini terjadi pada semua usia, jenis
kelamin dan ras tetapi terjadi lebih sering pada pria dari pada pada wanita
diperkirakan 10-23% per tahun, 50% dalam 5-10 tahun dan 75% dalam 20
tahun pasien. Namun, tingkat kekambuhan seumur hidup lebih tinggi pada
dalam modifikasi gaya hidup seperti tidak berhati- hati dalam melakukan
kepala ringan setiap tahun. Pada populasi India, sekitar 12% di antaranya
mungkin berakhir dengan hilangnya fungsi otak (Alelign & Petros, 2018).
tertinggi pada kategori usia diatas 20 tahun (0,6%), dimana mulai terjadi
berenergi lebih dari tiga kali perbulan berisiko 25,8 kali mengalami cedera
28.179 kasus atau 0,49% untuk skala nasional. Sedangkan kasus cedera
kepala ringan di Banda Aceh sebanyak 133 kasus, yaitu 64,66% terjadi
bahkan gangguan mobilitas fisik serta nyeri yang parah yang dapat
merawat pasien dengan cedera kepala ringan dapat dibagi dalam tiga fase,
yaitu saat kejadian; selama perawatan; dan pada saat discharge planning.
Peran perawat pada pasien cedera kepala ringan saat pertama kali terjadi
meningkatkan kualitas hidup mereka. Zhang, Bao dan Liu (2019) dalam
secfara komprehensif pada pasien cedera kepala ringan dapat secara efektif
mengurangi insiden komplikasi dan mengurangi emosi negatif dan nyeri
B. Rumusan Masalah
pasien dengan cedera kepala ringan. Oleh sebab itu, yang menjadi
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
ringan.
Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat di jadikan sebagai masukan bagi
3. Bagi penulis.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
kerusakan tengkorak dan otak (Pierce dan Neil, 2014). Cedera kepala
(trauma capitis) adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak
fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak dan kerusakan jaringan otak
2. Etiologi
cedera kepala ringan, kepala Anda terbentur sangat keras dan hal tersebut
c. Kecelakaan olahraga
Anda bisa mengalami cedera kepala ringan atau jenis cedera kepala yang
lebih berat. Gejala apapun dari sebagian besar cedera kepala ringan
3. Gejala
Tanda dan gejala cedera kepala ringan meliputi: (Dawodu & Medscape,
2017)
a. Sakit kepala
b. Pusing
c. Kebingungan
h. Kesulitan berbicara
i. Kesulitan tidur
j. Gangguan keseimbangan
p. Perubahan emosi
Walaupun Anda mungkin dapat melihat luka atau memar di kepala, Anda
jenis ringan. Gejala yang paling umum terjadi adalah sakit kepala,
2020).
a. Gejala fisik
Na’imah, 2020).
6) Sulit tidur
9) Kejang-kejang
b. Gejala indra
yaitau:
mencium
Cedera kepala ringan memang dapat terjadi pada siapa saja dan setiap
orang dari berbagai golongan usia. Namun, ada beberapa faktor yang dapat
Na’imah, 2020).
Aktivitas dan faktor risiko yang dapat memicu terjadinya cedera kepala
d. Pernah terjatuh
5. Patofisiologi
Pada saat trauma terjadi, pertama sekali terjadi cedera primer oleh
peregangan pada neuron, akson, sel glia dan pembuluh darah. Cedera
primer dapat bersifat fokal atau pun difus. Kebanyakan kasus cedera
2015).
Cedera sekunder merupakan penyebab utama meningkatnya
pada jaringan otak. Cedera sekunder terjadi pada lokasi cedera dan
2015).
meningkat
et al, 2015).
6. Pathway
7. Komplikasi
Cedera kepala ringan yang tidak segera ditangani sedini mungkin
a. Vertigo post-traumatik
pusing.
panjang.
kesehatan Anda.
b. Melakukan pemeriksaan saraf guna mengecek penglihatan,
informasi.
dan meminum paracetamol sebagai obat nyeri dan obat sakit kepala (NHS,
2015)
telah mereda dan tidak terjadi permasalahan pada organ-organ vital tubuh,
Supaya bisa pulih dan sembuh lebih cepat, lakukan beberapa hal berikut
penyembuhan.
pemulihan berlangsung
a. Keseimbangan
b. Konsentrasi
c. Koordinasi
d. Pendengaran
e. Ingatan
f. Reflex gerakan
g. Penglihatan
Tes cedera kepala yang dapat diandalkan adalah tes skala koma
Glasgow, di mana Anda akan dinilai berdasarkan respon mata, verbal, dan
terdapat gejala macam sakit kepala atau pusing, mereka dapat diobati
tidur yang cukup setiap malam. Pastikan Anda tidur selama 7-8 jam
b. Konsumsi obat-obatan
hingga tubuh dan kepala Anda sudah benar-benar pulih, dan dokter
cedera kepala Anda dengan teliti seandainya muncul gejala baru atau
aktivitas fisik atau berpikir dan banyak beristirahat. Dokter juga akan
2020).
10. Pencegahan Cedera Kepala Ringan
Berikut ini berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah cedera
Pastikan Anda tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain dengan
mencegah orang tua usia lanjut terjatuh saat berada di kamar mandi
untuk berjalan.
massa dan kepadatan tulang. Tulang yang lebih kuat tidak akan mudah
Tips dan pencegahan lain yang dapat Anda coba adalah: (Upahita &
Na’imah, 2020).
sakit kepala
dokter
kode etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung
sebagai berikut:
1. Pengkajian
perawat meliputi:
Data dasar pengkajian pasien tergantung tipe,lokasi dan keparahan cedera dan
penciuman.
3. Riwayat Penyakit Dahulu: pasien pernah mengalami penyakit sistem saraf,
sistemik.
Tanda:
2) Himiparese
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
f. Neurosensori
Gejala:
dan penciuman.
Tanda:
3) Perubahan pupil
4) Kehilangan penginderaan
g. Nyeri/kenyamanan
lama
hebat, merintih.
h. Pernafasan
mengi.
i. Keamanan
Tanda:
3) Gangguan kognitif
5) Demam
C. Diagnosa Keperawatan
respons masalah yang muncul pada saat penilaian. Diagnosis risiko mewakili
kesehatan dan / atau proses kehidupan dan / atau krisis. Proses diagnostik
2. Nyeri akut
D. Rencana Keperawatan
berikut:
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Ketidakefektifan a. Respiratory status : Airway Management
pola nafas Ventilation 1. Buka jalan nafas, guanakan
b. Respiratory status : teknik chin lift atau jaw thrust
Airway patency bila perlu
c. Vital sign Status 2. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
Kriteria Hasil: 3. Identifikasi pasien perlunya
a. Mendemonstrasikan pemasangan alat jalan nafas
batuk efektif dan suara buatan
nafas yang bersih, 4. Pasang mayo bila perlu
tidak ada sianosis dan 5. Lakukan fisioterapi dada jika
dyspneu (mampu perlu
mengeluarkan sputum, 6. Keluarkan sekret dengan batuk
mampu bernafas atau suction
dengan mudah, tidak 7. Auskultasi suara nafas, catat
ada pursed lips) adanya suara tambahan
b. Menunjukkan jalan 8. Lakukan suction pada mayo
nafas yang paten (klien 9. Berikan bronkodilator bila
tidak merasa tercekik, perlu
irama nafas, frekuensi 10. Berikan pelembab udara Kassa
pernafasan dalam basah NaCl Lembab
rentang normal, tidak 11. Atur intake untuk cairan
ada suara nafas mengoptimalkan
abnormal) keseimbangan.
c. Tanda Tanda vital 12. Monitor respirasi dan status O2
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi, Oxygen Therapy
pernafasan) 1. Bersihkan mulut, hidung dan
secret trakea
2. Pertahankan jalan nafas yang
paten
3. Atur peralatan oksigenasi
4. Monitor aliran oksigen
5. Pertahankan posisi pasien
6. Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan
berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
perubahan pigmentasi
7. Monitor turgor kulit
8. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
9. Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
10. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
11. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
12. Monitor kalori dan intake
nutrisi
13. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral
14. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
5 Kerusakan Tujuan: Tidak terjadi 1. Ajari klien menghindari atau
integritas kulit kerusakan pada kulit menurunkan paparan terhadap
alergen yang telah diketahui
Kriteria hasil: Klien akan 2. Pantau kegiatan klien yang
mempertahankan integritas dapat menyebabkan terpapar
kulit, ditandai dengan langsung dengan alergen.
menghindari alergen. Seperti : stimulan fisik. dan
kimia
3. Baca label makanan kaleng
agar terhindar dari bahan
makan yang mengandung
alergen
4. Hindari binatang peliharaan
5. Gunakan penyejuk ruangan
(AC) di rumah atau di tempat
kerja, bila memungkinkan
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
hasil yang diharapkan (Berman & Snyder, 2016). Tugas perawat dalam
perawatan pada pasien dengan nefrolitiasis adalah menjaga agar rasa sakit
penghilang rasa sakit sepanjang waktu. Perawat akan membantu menjaga obat
F. Evaluasi
METODE PENULISAN
A. Pendekatan/Desain
C. Pengumpulan Data
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
cedera kepala ringan penulis lakukan berdasarkan tinjauan literatur dari berbagai
publikasi ilmiah yang penulis kutip dari sumber seperti Elsevier, NCBI. Adapun
adalah nyeri, khususnya di area kepala. Sebagian besar nyeri kepala ini
bersifat sederhana, yaitu berkaitan dengan kerja otak, ligamen. Gejala nyeri
kepala dapat bervariasi pada tiap orang, meliputi sakit dan kaku, kebas (mati
rasa), serta kesemutan. Nyeri otak dapat menjalar kebagian tubuh lain, seperti
bokong, tungkai, dan kaki (Bull, Archad 2007 dalam Dyah & Natalia 2010).
kepala ringan sering mengeluh nyeri kepala apabila sudah duduk terlalu lama
saat bekerja. Nyeri kepaa tersebut dapat terjadi pada berbagai situasi kerja,
tetapi risikonya lebih besar apabila duduk terlalu lama dalam posisi statis,
karena akan menyebabkan kontraksi otak yang terus menerus serta pembuluh
kontraksi otak yang lama akan menyebabkan penumpukan asam laktat. Kedua
hal tersebut menyebabkan nyeri (Dyah & Natalia, 2010). Keluhan pertama
biasanya dimulai pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan terus bertambah
sejalan dengan bertambahnya umur. Semakin tua usia seseorang, maka akan
terjadi degenerasi pada kerja otak yang selanjutnya akan timbul kerusakan
cedera kepala, ligamen,spasme atau keletihan otak. Penyebab lain yang serius
terjadi yaitu masalah berat badan yang menurun. Hal ini membawa
Pada pola aktivitas, salah satu yang menyebabkan cedera kepala yaitu
yang dimaksud antara lain fisik, mental maupun sosial. Aktivitas fisik yang
Salah satu dampak yang diakibatkan oleh cedera kepala ringan yaitu
pada pola tidur atau istirahat. Tidur merupakan suatu proses aktif, bukan
57% pada penderita cedera kepala ringan (Alsaadi et. al, 2011). Menurut
Alsaadi (2011) gangguan tidur tergantung dari intensitas nyeri yang dialami.
Dimana pada peningkatan satu angka pada pengukuran skala nyeri Visual
kepala ringan, salah satunya adalah radiologi atau x-ray. Pemeriksaan tersebut
sering menjadi pilihan pertama dan baik dilakukan jika ingin mengevaluasi
sebagainya (Lateef & Patel, 2009). Seperti yang ditemukan pada penelitian
Sari, Martadiani, dan Asih (2019), temuan pada pemeriksaan radiologi berupa
CT scan juga sangat berguna dalam menilai fraktur kompresi (lateef & Patel,
2009). Pada penelitian Sari, Martadiani, dan Asih (2019), hanya sebanyak 1
orang (20%) pasien cedera kepala ringan non trauma yang dirujuk melakukan
trauma.
B. Diagnosa Keperawatan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang
ekspresi wajah nyeri, 6) putus asa, 7) sikap melindungi area nyeri, 8) perilaku
C. Rencana Keperawatan
awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan
indikasi.
nafas pasien, gunakan teknik chin lift atau jau trust bila perlu, b) posisikan
pemasangan alat jalan napas buatan, d) pasangkan mayo bila perlu, e) lakukan
fungsi nafas pasien, b) auskultasi bunyi nafas pada pasien, c) bersihkan secret
dari mulut dan trakea, d) berikan oksigen untuk memenuhi kebutuhan oksigen,
pasien istirahat dan ajarkan keluarga pentingnya untuk tidak merokok didalam
D. Tindakan Keperawatan
ringan untuk masalah keperawatan nyeri akut didasarkan pada klasifikasi dari
tindakan keperawatan terkait dengan nyeri akut pada pasien dengan cedera
distraksi dapat mengatasi nyeri menurut teori gate control, bahwa impuls
disuplai oleh tubuh, sehingga pada saat reseptor nyeri di saraf perifer
saraf perifer dan neuron yang menuju otak tempat yang seharusnya
keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu faktor penting yang
al., 2015).
Fauzia, 2017).
nafas pada pasien dengan cedera kepala ringan adalah sebagai berikut:
1. Membuka jalan nafas pasien , gunakan tekik chin lift atau jaw thrust bila
perlu
7. Malakukan auskultasi pada suara nafas pasien dan catat adanya suara
tambahan
E. Evaluasi
dengan cedera kepala ringan didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh
masalah keperawatan nyeri akut pada pasien dengan cedera kepala ringan
adalah antara lain yang di kemukakan oleh Perry & Potter (2010), Taylor
1. Pasien dapat melakukan demonttrasi batuk efektif dan suara nafas yang
2. Menunjukkan jaan nafas yang paten ( pasien tidak merasa tertekan atau
ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien dengan cedera kepala ringan
sebagai berikut:
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
tersebut sering terjadi ketika saat duduk terlalu lama serta saat beraktivitas
berat.Pada pola fungional pasien cedera kepala ringan, yang sering terjadi
yaitu masalah menurunnya berat badan. Pada pola aktivitas, salah satu
dampak yang diakibatkan oleh cedera kepala ringan yaitu pasien pada pola
didapatkan adanya kelainan yang terjadi pada otak, dan pada pemeriksaan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
4. Tindakan Keperawatan
Classification (NIC)
5. Evaluasi
B. Saran
1. Pasien
ringan.