Diajukan oleh:
LAPORAN KASUS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Bali
Diajukan oleh:
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Mahaesa karena atas berkat rahmat-Nyalah laporan kasus dengan
dan bimbingan baik materi maupun teknik penulisan dari berbagai pihak, untuk
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
beserta staf yang telah memberikan izin dan kesempatan pada penulis untuk
2. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN. Stud., MM., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
menempuh pendidikan.
3. Bapak Ns. I Gede Satria Astawa,S.Kep., selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan STIKES Bali beserta staf yang telah memberikan berbagai ilmu
v
4. Ibu Ni Made Sugiantini,S.Kep., selaku Kepala Ruang A (bedah) RSUD
kasus di ruangan.
5. Ibu Ns. Putu Widiantari, S.Kep., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
laporan kasus ini yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
6. Ibu Ns. NLG Nita Sri W,S.Kep., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
laporan kasus ini yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
Denpasar yang telah membantu penulis baik secara langsung ataupun tidak
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
kesempurnaan selanjutnya, dan semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................... 4
C. Metode Penulisan ...................................................................... 5
D. Sistematika Penulisan .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS ...................... 7
A. Tinjauan Teoritis ....................................................................... 7
1. Konsep Dasar Appendiksitis ............................................... 7
a. Pengertian ...................................................................... 7
b. Patofisiologi ................................................................... 9
c. Pemeriksaan Diagnostik ................................................. 14
d. Penatalaksanaan Medis ................................................. 16
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Appendiksitis
(Pre dan Post) ...................................................................... 20
a. Pengkajian ...................................................................... 20
b. Diagnosa......................................................................... 21
c. Perencanaan.................................................................... 23
d. Pelaksanaan .................................................................... 37
e. Evaluasi ......................................................................... 37
B. Tinjauan Kasus .......................................................................... 41
1. Pengkajian ........................................................................... 41
vii
2. Diagnosa.............................................................................. 70
3. Perencanaan ........................................................................ 71
4. Pelaksanaan ........................................................................ 82
5. Evaluasi ............................................................................... 93
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 97
A. Pengkajian ................................................................................. 97
B. Diagnosa.................................................................................... 99
C. Perencanaan............................................................................... 100
D. Pelaksanaan ............................................................................... 105
E. Evaluasi .................................................................................... 106
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 107
A. Kesimpulan ............................................................................... 107
B. Saran ......................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 110
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2016......................................................................................................... 91
ix
DAFTAR BAGAN
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehat dan kuat. Tubuh yang sehat dan kuat akan memberikan kemudahan
dalam melakukan berbagai macam aktivitas yang vital bagi setiap orang.
interaksi antar manusia yang satu dan yang lainnya. Setiap detik dunia
pola hidup, ekonomi, budaya, dan teknologi yang mirip disetiap negara. Pola
hidup tidak sehat tentu tidak benar dan harus dihindari, pengetahuan tentang
tersering untuk pembedahan abdomen darurat, dialami oleh 10% dari seluruh
populasi (McPheeet al., 2008). Apendiksitis dapat terjadi pada semua usia,
tetapi lebih sering dialami oleh remaja dan dewasa muda dan sedikit lebih
1
2
dan salah satu penyebab tersering nyeri abdomen akut. Diperkirakan dapat
berkaitan dengan beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, ras/etnik dan
sekitar 1 cm. Batasan apendisitis akut adalah apendisitis dengan onset akut
kuadran bawah dengan nyeri tekan lokal dan nyeri alih, spasme otot yang ada
cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak
terinfeksi. Bila tidak terawatt, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dan syok ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur (Irianto,
2015).
penderita yang berusia kurang dari 18tahun dan lebih dari 70 tahun (Id WHO
orang (DEPKES RI, 2008). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi
rawat inap RSUD se-Bali, tercatat 1156 kasus. Meningkat 87% pada tahun
2011 menjadi 2162 kasus dan menduduki peringkat 5 penyakit rawat inap
RSUD se-Bali.
orang (31%) dari jumlah kasus bedah pencernaan. Dengan jumlah pasien laki-
apendiktomi.
RSUD Klungkung pada tanggal 25-28 April 2016”. Harapan penulis dengan
4
appendiksitis.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari laporan kasus ini adalah agar penulis mampu :
C. Metode Penulisan
kasus ini adalah metode deskriptif studi kasus dengan menggunakan tehnik
1. Wawancara
2. Observasi
4. Dokumentasi
5. Studi Kepustakaan
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan studi kasus ini terdiri dari empat Bab
penulisan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, metode penulisan
dan sistematika penulisan. Pada Bab II adalah Tinjauan Teoritis dan Tinjauan
A. Tinjauan Teoritis
a. Pengertian
dialami oleh remaja dan dewasa muda dan sedikit lebih sering terjadi
B.S, 2013).
7
8
(Nugroho, 2011).
1) Appendiksitis Akut
3) Appendiksitis Ganggrenosa
4) Appendiksitis Perforasi
b. Patofisiologi
1) Etiologi
parasit E. histolytica.
2) Proses Terjadi
dan Streptococcus.
2016).
3) Manifestasi Klinis
(Blumberg).
diare
kanan bawah dan mungkin terdapat nyeri tekan sekitar titik Mc.
2013).
13
4) Komplikasi
sering :
a) Perforasi
terjadi pada usia muda sekali atau terlalu tua, perforasi timbul
pembentukan abses.
b) Peritonitis
perlengketan.
14
c. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan Laboratorium
2) Pemeriksaan Radiologi
appendikularis.
3) Pemeriksaan Fisik
appendiksitis:
perut.
didaerah pelvis.
bawah.
4) Uji Psoas
nyeri.
16
5) Uji Obturator
menimbulkan nyeri.
d. Penatalaksanaan Medis
2011) meliputi :
a) Observasi
b) Antibiotik
a) Pengertian
dilakukan appendiktomi.
18
b) Indikasi
Splitting Incision)
lama.
lebih lama.
3) Pasca operasi
tidur selama 2x30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri
dan duduk diluar kamar dan lukanya dirawat setiap hari, hari
a. Pengkajian
1) Pre op
dengan keadaannya.
2) Post Op
tanya.
b. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
inflamasi.
hospitalisasi.
Post Operasi
informasi.
23
c. Perencanaan
a) Pre Op
oleh inflamasi.
hospitalisasi.
b) Post Op
informasi.
1) Rencana Keperawatan
a) Pre Op
oleh inflamasi.
nadi : 60-80x/menit.
Intervensi :
dari luar.
terlentang.
inflamasi.
normal.
Intervensi :
yang banyak.
timbul.
suhu tubuh).
tubuh.
Intervensi :
makan.
yang tepat.
dengan baik.
rasa makanan.
diet.
lntervensi :
konstipasi.
gas.
pengeluaran feces.
hospitalisasi.
Intervensi :
verbal.
keadaannya.
ditujukan.
b) Post Op
Intervensi :
intravaskuler.
urine.
setiap 24 jam.
Intervensi :
bakteri.
sebelumnya.
abdomen.
terutama WBC.
fungsiolaesa.
Intervensi :
(skala 0-10).
pengunjung).
dari luar.
darah).
Intervensi :
beraktivitas.
dan aktivitas.
penyembuhan pasien.
bertahap.
secara mandiri.
36
informasi.
pengobatan.
Intervensi :
penjelasan.
operasi.
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
1) Evaluasi Formatif
format SOAP.
2) Evaluasi Sumatif
(1) Pre Op
(2) Post Op
Demam - Nyeri tekan pada Infeksi menyebar ke usus Defisit Kuman menyebar - Mual - Nyeri pada Terdapat luka Pasien Pasien
ke umbilikus - Muntah area luka post
perut kuadran kanan Iritasi usus pengetahuan - Turgor kulit op post op pada tampak tampak
bawah (titik Mc. Rangsangan nyeri kurang elastis - Nadi perut kuadran lemas bertanya-
Hipertermia Burney) Peningkatan produksi - Mukosa bibir meningkat kanan bawah tanya
- Nyeri tekan dan nyeri mukus dan sekretonik - Merangsang pusat kering
Ansietas muntah
lepas (tanda rovsing Penurunan peristaltik usus - Anoreksia
dan tanda Blumberg) - Perasaan enek Nyeri akut
- Takikardia - Penurunan bising usus Risiko tinggi Intoleransi Kurang
Risiko tinggi
- Terdapat skibala pada terhadap aktivitas pengetahuan
perut kuadran kiri bawah terhadap
infeksi
- Terdapat distensi Perubahan nutrisi kekurangan
Nyeri akut abdomen volume cairan
kurang dari
kebutuhan tubuh
Konstipasi
39
Sumber : (Brunner and Suddarth, 2013 ; Mansjoer & Doengoes ; 2012).
40
Keterangan :
: Patofisiologi
: Masalah keperawatan
41
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Nama : WM BD
Umur : 59 th 42 th
Pendidikan : SD SD
Klungkung Klungkung
No. CM : 178608
2) Alasan Dirawat
a) Keluhan Utama
b) Riwayat Penyakit
Pantoprazole 1(vial) = 40 mg
(IVperset)
DM dan hepatits.
3) Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a) Data Biologis
(1) Bernafas
nafas.
(a) Makan
(b) Minum
200cc.
(3) Eliminasi
bersih.
50
b) Data Psikologis
bawah.
menggerakan badannya.
buat dirinya.
c) Data Sosial
e) Prestasi
dibanggakan.
f) Data Pengetahuan
g) Data Spiritual
4) Pemeriksaan Fisik
kebersihan cukup
b) Gejala Kardinal
Pre Operasi
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,6oC
Post Operasi
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,20C
c) Ukuran-ukuran Lain
BB sebelum sakit : 76 kg
BB saat pengkajian : 76 kg
d) Keadaan Fisik
(1) Kepala
(2) Wajah
tidak ada.
(3) Mata
segala arah.
(4) Hidung
(5) Telinga
(6) Mulut
kebersihan cukup.
(7) Leher
ada.
(8) Thorax
(a) Paru
(b) Jantung
midklavikula.
dextra.
57
gallop.
(9) Abdomen
Pre Operasi
permukaan hati.
Post Operasi
permukaaan hati.
(10) Ekstremitas
Pre Operasi
Kekuatan otot :
555 555
555 555
Post Operasi
Kekuatan otot :
555 555
555 555
5) Pemeriksaan Penunjang
2016.
1. Makroskopis
Warna : Kuning
Kejernihan : Jernih
2016
Nilai Normal
Parameter Hasil Satuan
Dewasa
b. Analisa Data
TABEL 1
ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN WM
DENGAN APPENDIKSITIS
DI RUANG A RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 25 APRIL 2016
PRE OP
TABEL 2
ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN WM
DENGAN POST APPENDIKTOMI HARI KE-0
DI RUANG A RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 26 APRIL 2016
POST OP
1. Pre Operasi
b) Nyeri akut
c) Ansietas
2. Post Operasi
a) Nyeri Akut
b) Resiko Infeksi
c) Intoleransi aktivitas
d. Analisa Masalah
1) Pre Operasi
perluasan infeksi.
terjadi peritonitis.
c) Problem : Ansietas
hospitalisasi.
menjadi cemas.
perawatannya.
2) Post Operasi
pembedahan.
hipovolemik.
70
2. Diagnosa Keperawatan
1) Pre Operasi
2) Post Operasi
3. Perencanaan
berikut :
1) Pre operasi
72
b) Nyeri akut
c) Ansietas
2) Post operasi
a) Nyeri akut
b) Resiko infeksi
c) Intoleransi aktivitas
b. Rencana Keperawatan
TABEL 3
RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN WM
DENGAN APPENDIKSITIS
DI RUANG A RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 25 APRIL 2016
Pre Operasi
Dilanjutkan
73
74
Lanjutan
1 2 3 4 5
Senin, Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan 1. Observasi skala nyeri, 1. Membantu mengidentifikasi
25-04-16 dengan distensi jaringan keperawatan selama 1 x catat lokasi, kualitas dan intervensi yang tepat dan
Pkl.22.00 wita usus oleh inflamasi 24 jam diharapkan nyeri karakteristik nyeri perubahan karakteristik
ditandai dengan pasien pasien berkurang dengan (PQRST) nyeri menunjukkan
mengatakan nyeri pada kriteria hasil: terjadinya abses/ peritonitis.
perut bagian bawah. 1. Pasien mengatakan
Nyeri dirasakan seperti nyeri berkurang 2. Observasi vital sign tiap 2. Respon autonomik meliputi
tertusuk-tusuk, nyeri 2. Skala nyeri 3-5 dari 6 jam perubahan pada TD, nadi,
bertambah saat bergerak, 0-10 skala nyeri pernafasan.
skala nyeri 5 (nyeri yang diberikan
sedang) dari 0-10 skala 3. Pasien tidak 3. Berikan lingkungan 3. Tindakan ini dapat
nyeri yang diberikan. meringis lagi yang tenang menurunkan
Pasien tampak meringis, 4. TTV dalam batas ketidaknyamanan fisik dan
Nadi : 84 x /menit, TD : normal, terutama. emosional pasien
120/70 mmHg, Terdapat Nadi : 60-80 x/menit
nyeri tekan pada perut 4. Berikan posisi yang 4. Penurunan tegangan otot,
bagian kanan bawah. nyaman sesuai indikasi meningkatkan relaksasi, dan
(semi fowler) dapat meningkatkan relaksasi
dan dapat meningkatkan
kemampuan koping.
Dilanjutkan
74
Lanjutan
75
1 2 3 4 5
Senin, Ansietas berhubungan Setelah diberikan asuhan 1. Kaji ulang tingkat 1. Membantu dalam
25-04-16 dengan perubahan actual keperawatan 1 x 30 kecemasan pasien. mengidentifikasi kekuatan
Pkl.22.00 wita atau persepsi perubahan menit diharapkan dan ketrampilan yang
dalam lingkungan mekanisme koping mungkin membantu pasien
sekunder akibat pasien adaptif dan mengatasi keadaannya
hospitalisasi ditandai konstruktif dengan sekarang dan atau
dengan pasien kriteria hasil : kemungkinan lain untuk
mengatakan khawatir 1. pasien mengatakan memberikan bantuan yang
dengan keadaannya, mengerti tentang sesuai
pasien mengatakan baru penyakit, prognosa
pertama kali menjalani dan pengobatannya 2. Berikan informasi yang 2. Keterlibatan pasien dalam
operasi, pasien 2. Pasien mengatakan akurat dan nyata perencanaan perawatan
mengatakan kurang tidak cemas lagi tentang apa yang memberikan rasa control
mengerti tentang 3. pasien tampak dilakukan misal : tirah dan membantu
penyakit prognosis dan tenang baring, pembatasan menurunkan ansietas.
pengobatannya, pasien 4. tanda-tanda vital masukan per oral, dan
tampak gelisah, Nadi : dalam batas normal prosedur.
84x /menit, raut muka TD : 110/70 –
tegang 120/80 mmHg 3. Berikan informasi 3. Memungkinkan pasien untuk
N : 60 – 80 x/menit tentang penyakit dan membuat keputusan yang
pengobatan serta berdasarkan atas pengetahuan
dan tujuan operasi
Dilanjutkan
75
76
Lanjutan
1 2 3 4 5
informed consent
76
77
TABEL 4
RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN WM
DENGAN POST APPENDIKTOMI HARI KE-0
DI RUANG A RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 26 APRIL 2016
Post Operasi
77
78
Lanjutan
1 2 3 4 5
tenang relaksasi,
memfokuskan
perhatian ulang,
meningkatkan rasan
kontrol dan
kemampuan.
Dilanjutkan
78
Lanjutan 79
1 2 3 4 5
kerjasama dengan
aturan terapeutik
Selasa, Resiko terhadap infeksi Setelah diberikan asuhan 1. Observasi tanda-tanda 1. Mendeteksi dini
26-04-16 dengan factor resiko sisi keperawatan selama 2 x 24 infeksi seperti kalor, terjadinya proses
Pkl. 20.20 masuknya organism jam di harapkan infeksi rubor, dolor, tumor, infeksi dan atau
wita sekunder terhadap tidak terjadi dengan kriteria fungsiolaesa pengawasan
pembedahan dan adanya hasil: penyembuhan luka.
jalur invasive. 1. Tidak ada tanda-tanda
infeksi, (kalor, rubor,
dolor, tumor, 2. Observasi vital sign 2. Peningkatan suhu
fungsiolaesa), Luka setiap 6 jam tubuh takikardia dapat
kering menunjukkan
2. TTV dalam batas terjadinya infeksi
normal, terutama suhu S
: 36-37°C
3. WBC dalam batas normal 3. Rawat luka dengan 3. Melindungi pasien dari
(4,60-10,2) k/ul tehnik aseptik kontaminasi silang
4. Luka kering selama perawatan luka
Dilanjutkan
79
80
Lanjutan
1 2 3 4 5
Dilanjutkan
80
81
Lanjutan
1 2 3 4 5
81
82
3. Pelaksanaan
TABEL 5
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN WM DENGAN
APPENDIKSITIS DAN POST APPENDIKTOMI HARI KE-0
DI RUANG A RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 25 - 28 APRIL 2016
Dilanjutkan
83
Lanjutan
1 2 3 4 5
Dilanjutkan
Lanjutan 84
1 2 3 4 5
15.30 wita 1 Mengobservasi turgor kulit Turgor kulit elastis dan Diah
dan membran mukosa membran mukosa lembab
17.00 wita 1,2 Melaksanakan tindakan Obat sudah masuk, reaksi Diah
delegatif dalam pemberian alergi tidak ada
- Cefotaxim 1 gram
- Ketorolac 30 mg
- Ranitidine 25 ml
Dilanjutkan
Lanjutan 85
1 2 3 4 5
partisipasi dalam
beraktifitas
Menganjurkan pasien Pasien mengatakan belum Diah
19.00 wita 3 untuk mobilisasi secara bisa miring kanan dan
bertahap (miring kanan miring kiri
dan miring kiri)
23.00 wita 1,2 Melaksanakan tindakan Obat sudah masuk, reaksi Perawat
delegatif dalam pemberian alergi tidak ada
- Cefotaxim 1 gram
- ketorolac 1 gram
Rabu,
27-04-16
04.40 wita 1,2, Mengukur tanda-tanda TD : 120/70 mmHg Perawat
3 vital N : 80x/menit
S : 36.2°C
RR : 20 x/menit
08.00 wita 1,2 Melaksanakan tindakan Obat sudah masuk, alergi Diah
delegatif dalam pemberian tidak ada
- Cefotaxim 1 gram
- Ketorolac 30 gram
- Ranitidine 25 ml
Dilanjutkan
Lanjutan 86
1 2 3 4 5
Dilanjutkan
Lanjutan 87
1 2 3 4 5
17.00 wita 1,2 Melaksanakan tindakan Obat sudah masuk, tidak Diah
delegatif dalam pemberian ada alergi
- Cefotaxim 1 gram
- Ketorolac 30 gram
- Ranitidine 25 ml
23.00 wita 1,2 Melaksanakan tindakan Obat masuk, tudak ada Perawat
delegatif dalam pemberian alergi
- Cefotaxim 1 gram (IV
perset)
- Ketorolac 30 gram (IV
perset)
Kamis,
28-04-16
04.40 wita 1,2, Mengukur tanda-tanda TD : 100/70mmHg Perawat
3 vital N : 80x/menit
S : 36°C
RR : 20 x/menit
08.00 wita 1,2 Melaksanakan tindakan Obat masuk , alergi tidak Diah
delegatif dalam pemberian ada
Dilanjutkan
Lanjutan 88
1 2 3 4 5
- Cefotaxim 1 gram
- Ketorolac30 gram
09.00 wita 2 Merawat luka dengan Luka sudah dirawat, luka Diah
teknik aseptik bersih, balutan sudah
diganti dan bersih
4. Catatan Perkembangan
TABEL 6
Dilanjutkan
Lanjutan 90
1 2 3
Selasa, Nyeri akut berhubungan dengan S:-
26-04-16 distensi jaringan usus oleh O : - Pasien tampak memegang
15.00 inflamasi ditandai dengan pasien area disekitar lika post
mengatakan nyeri pada perut operasinya
bagian bawah. Nyeri dirasakan - Pasien tampak berbaring
seperti tertusuk-tusuk, nyeri ditempat tidurnya
bertambah saat bergerak. Skala - TD : 110/70 mmHg
nyeri 5 (nyeri sedang) dari 0-10 - N : 82 x/menit
skala nyeri yang diberikan. A : Tujuan 1, 2, 3 dan 4 belum
Pasien tampak meringis, nadi : 84 tercapai
x/menit, TD : 120/70 mmHg. P : Lanjutkan renpra 1, 2,3, dan
4
91
TABEL 7
Post Operasi
1 2 3
Rabu, Nyeri akut berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan nyeri pada
27-04-16 diskontinuitas jaringan sekunder luka operasinya berkurang
15.20 wita terhadap pembedahan ditandai - Nyeri dirasakan seperti
dengan pasien mengatkaan nyeri ditusuk-tusuk
pada area operasi, nyeri dirasakan - Nyeri bertambah saat
seperti diiris-iris, nyeri bertambah bergerak.
saat bergerak, skala nyeri 6 (nyeri O : - Pasien tidak meringis saat
sedang) dari 0 sampai 10 skala nyeri bergerak
yang diberikan, pasien meringis saat - Skala nyeri 3 (nyeri ringan)
bergerak, terdapat nyeri tekan pada dari 0-10 skala nyeri yang
daerah luka post operasi. diberikan
Nadi : 84x/menit. - N : 80x/mnt
A : Tujuan 1, 2, 3, 4, tercapai
masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
Rabu, Resiko infeksi berhubungan dengan S :-
27-04-16 sisi masuknya organisme sekunder O : - Tidak ada tanda-tanda inveksi
15.20 wita pembedahan dan adanya saluran - Balutan luka bersih, dan
invasif tidandai dengan pasien kering
mengatakan nyeri pada area post - Tidak ada kemerahan di
operasi, terdapat luka operasi sekitar balutan
sepanjang + 10 cm pada perut kanan - S : 36,5°C
bagian bawah, luka ditutup dengan A : Tujuan 1, 2 dan 4 tercapai
gaas steril kering dan tujuan 3 belum tercapai,
hipavix,balutan tampak bersih suhu: masalah teratasi sebagian
37oC, terpasang IVFD RL 20 P : Lanjutkan renpra 4
tetes/menit.
Dilanjutkan
92
Lanjutan
1 2 3
Rabu, Intoleransi aktifitas berhubungan S : - Pasien mengatakan sudah
27-04-16 dengan peningkatan kebutuhan tidak merasakan lemas,
15.20 wita metabolik sekunder terhadap - Sudah bisa bergerak dan
pembedahan di tandai dengan bisa miring kanan dan kiri
pasien mengatakan sulit untuk - Pasien mengatakan sudah
bergerak karena masih lemas, bisa duduk ditempat tidur
pasien mengatakan hanya O : - Pasien sudah mampu
berbaring ditempat tidur dan baru memenuhi ADLnya secara
mampu miring kanan kiri, pasien mandiri
mengatakan dalam memenuhi - Pasien sudah bisa
kebutuhan sehari-hari seperti mobilsasi secara bertahap
makan,minum, dan BAK, masih - N : 80x/menit
dibantu oleh keluarga, pasien - TD : 120/70 mmHg
tampak lemah, pasien tampak A : Tujuan 1, 2, 3, 4 dan 5
berbaring ditempat tidur, hanya sudah tercapai, masalah
mampu miring kanan dan kiri, teratasi
tampak ADL pasien seperti BAK P : Pertahankan kondisi pasien
dibantu oleh keluarga, kekuatan
otot 4.
93
5. Evaluasi
TABEL 8
EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN WM
DENGAN APPENDIKSITIS
DI RUANG A RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 25 - 26 APRIL 2016
Pre Operasi
Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 2 3
Senin, Ansietas berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan tidak
25-04-16 perubahan aktual atau persepsi cemas lagi dengan
23.00 wita perubahan dalam lingkungan keadaannya
sekunder akibat hospitalisasi - Sudah mengerti tentang
ditandai dengan pasien penyakit, perjalanan dan cara
mengatakan khawatir dengan pengobatannya.
keadaannya. Pasien O : - Pasien sudah tenang
mengatakan baru pertama kali - Pasien mampu menjelaskan
menjalani proses, pasien kembali tentang penyakit,
tampak gelisah, Nadi : perjalanan dan cara
84x/menit, raut muka tegang. pengobatannya
- TD : 120/80 mmhg
- N : 84x/mnt
A : Tujuan 1, 2, 3, 4 tercapai
masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien.
Dilanjutkan
Lanjutan 94
1 2 3
TABEL 9
EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN WM
DENGAN POST APPENDIKTOMI HARI KE-1
DI RUANG A RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 28 APRIL 2016
Post Operasi
Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 2 3
Kamis, Nyeri akut berhubungan S : - Pasien mengatakan nyeri
28-04-16 dengantrauma jaringan pada luka operasi
Pukul 16.30 sekunder terhadap tindakan berkurang
wita pembedahan ditandai dengan - Nyeri dirasakan seperti
pasien mengatakan nyeri pada diiris-iris dan bertambah
area operasi, nyeri dirasakan saat bergerak.
seperti diiris-iris, nyeri O : - Pasien tidak meringis
bertambah saat bergerak skala saat bergerak
nyeri 6 (nyeri sedang0 dari 0- - Skala nyeri 3 (nyeri
10 skala nyeri yang diberikan. ringan) dari 0-10 skala
Pasien meringis saat bergerak, nyeri yang diberikan.
terdapat nyeri tekan pada - N : 80 x/menit
daerah luka post operasi, nadi, A : Tujuan 1,2,3,4 tercapai,
: 84x/menit. masalah teratasi.
P : Pertahankan kondisi
pasien, anjurkan pasien
untuk rajin minum obat
Kamis, Resiko terhadap infeksi S : -
28-04-16 berhubungan dengan terhadap O : - Balutan luka bersih dan
Pukul 16.30 luka post operasi sepanjang ± kering
wita 10 pada perut bagian kanan - Tidak ada kemerahan di
bawah, luka ditutup dengan sekitar balutan, infus
gaas steril kering dan hipavix, sudah dilepas, tidak ada
balutan tampak bersih, suhu = kemerahan dan bengkak
37°C, terpasang IVFD RL 20 - S : 36,5°C
tetes / menit. A : Tujuan 1, 2, dan 4 tercapai
tujuan 3 belum tercapai,
masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan renpra 4
Dilanjutkan
96
Lanjutan
1 2 3
PEMBAHASAN
memuat tentang tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang nyata ditemukan di
ruangan, maka dalam bab berikut ini akan dibahas tentang beberapa kesenjangan
dan kesesuaian antara teori dan kenyataan yang ditemukan pada kasus dan dibahas
A. Pengkajian
fisik dan dokumentasi keperawatan. Dari data pre operasi pada tinjauan teori
muncul data subjektif pasien mengatakan pasien mengeluh nyeri pada perut
kuadran kanan bawah , mengeluh mual dan muntah, perasaan enek, nafsu
konstipasi, dan pasien tampak cemas, terdapat skibala pada perut kuadran
kiri bawah, adanya penurunan bising usus dan distensi abdomen. Pada
dan gejala pada kasus hampir sesuai dengan teori, namun ada data yang
tidak ada pada pasien yaitu pasien mengatakan sulit buang air besar, perut
kembung, terdapat skibala karena pasien mengatakan sudah BAB 1 kali tadi
97
97
98
pagi, ada juga data yang tidak ada pada pasien yaitu pasien mengatakan
tidak demam karena saat pengkajian pre operasi pasien tidak ada
peningkatan suhu tubuh. Data lain yang ditemukan pada kasus namun tidak
Pada pengkajian post operasi data yang ditemukan pada kasus yang
sesuai dengan data pada teori antara lain: pasien mengatakan nyeri pada area
post operasi, pasien mengatakan tidak tahu tentang perawatan post operasi,
tanya, terdapat luka post operasi pada perut kuadran kanan bawah, luka
tidak menemukan data mual, muntah, turgor kulit kurang elastis dan mukosa
bibir kering karena pasien sudah tidak puasa lagi. Penulis juga tidak
cukup berarti karena pasien dan keluarga sangat kooperatif dengan penulis,
B. Diagnosa Keperawatan
Pada pre operasi, dari lima masalah yang ada pada teori, tiga
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan konstipasi dan hipertermi. Hal
keperawatan yang ada pada konsep teori, ada dua masalah keperawatan
yang tidak ditemukan pada kasus yaitu resiko tinggi kekurangan volume
cairan dan kurang pengetahuan, hal ini disebabkan karena tidak ada data
ditemukan pada kasus yang tidak ada pada teori yaitu resiko penyebaran
tersebut, bila infeksi ini dibiarkan atau tidak ditangani segera akan
semakin bertambah.
Pada kasus penulis tidak menemukan data mual, muntah, turgor kulit
kurang elastis dan mukosa bibir kering karena pada waktu pengkajian
pasien sudah tidak puasa lagi dan sudah diperbolehkan untuk makan dan
100
minum. Data lain yang tidak ditemukan yaitu pasien kurang mengerti
keluarga.
mana pada saat post operasi pukul 14.45 wita, penulis tidak di izinkan untuk
mengkaji oleh keluarga, karena keadaan pasien masih lemah dan baru di
penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup berarti karena pasien dan
berjalan lancar.
C. Perencanaan
dengan teori yaitu berdasarkan berat ringannya masalah yang pertama yaitu
pre operasi yaitu resiko penyebaran infeksi yang dimana rencana tujuan
Jumlah WBC dalam batas normal (4.60-10.2), Jumlah neutrofil dalam batas
101
normal ( 2.00 – 6.00) Jumlah monosit dalam batas normal (0,10-0.60), dan
dibuatkan rencana yaitu : Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal dimana itu untuk mendeteksi secara dini terjadinya proses infeksi,
distensi jaringan usus oleh inflamasi yang dimana rencana tujuan setelah
nyeri 3 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan, pasien tidak meringis lagi,
TTV dalam batas normal TD: 120/80mmHg, nadi : 60-80 x/menit, dan
dibuatkan rencana yaitu : observasi skala nyeri, catat lokasi, kualitas dan
peritonitis, yang kedua observasi vital sign tiap 6 jam untuk mengetahui
kriteria hasil : Pasien mengatakan tidak cemas lagi, pasien tampak tenang,
lain untuk memberikan bantuan yang sesuai, berikan informasi yang akurat
dan nyata tentang apa yang dilakukan misal : tirah baring, pembatasan
dengan kriteria hasil : Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi
berkurang, skala nyeri 3 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan, pasien tidak
terjadinya abses/ peritonitis, observasi vital sign setiap 6 jam dimana respon
nyeri meliputi perubahan pada TD, nadi, dan pernafasan yang berhubungan
dengan keluhan dan tanda vital memerlukan evaluasi lanjut, dan berikan
posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler dimana penurunan tegangan
kalor,dan fungsiolasia tidak ada) TTV dalam batas normal, terutama suhu (
S: 36-370C), WBC dalam batas normal (4,60- 10,2) k/ul, luka kering.
tanda vital tiap 6 jam dimana peningkatan suhu tubuh taki kardia dapat
menunjukkan terjadinya infeksi, rawat luka dengan tehnik aseptik, teknik ini
bertahap dengan kriteria hasil : Pasien tidak merasa lemas Pasien dapat
rencana tindakannya yaitu: observasi tanda- tanda vital tiap 6 jam didalam
pasien dalam memenuhi ADL nya agar pasien termotivasi melakukan gerak
105
dan aktivitas, Motivasi pasien agar mau melakukan ADL nya mandiri secara
D. Pelaksanaan
merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat. Sebagian besar rencana
laboratorium darah lengkap terutama WBC, hal ini terjadi karena kondisi
pasien stabil dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi,. sehingga tidak ada
instruksi dari dokter. Tindakan monitor tanda dan gejala infeksi lokal tidak
dapat dilakukan karena tidak ada intruksi dari dokter. Observasi tanda-tanda
vital pada rencana keperawatan tiap 6 jam, tetapi penulis tidak dapat
tindakan yang lain sudah dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan
pada rencana perawatan. Hal ini didukung oleh adanya kerja sama yang baik
antara penulis, mahasiswa praktek, perawat dan tim kesehatan lainnya serta
E. Evaluasi
operasi dari tiga masalah keperawatan yang dirumuskan, satu masalah sudah
tercapai sesuai dengan rencana dan dua masalah belum teratasi. Masalah
teratasi karena pada hari itu pada tanggal 26 April 2016 sudah di lakukan
pengambilan darah lengkap pada pagi hari dan belum dilaksanakan tindakan
waktu yang telah dibuat, dimana pada rencana perawatan dibuat kriteria
untuk pulang. Dari lima masalah keperawatan yang muncul pada kasus, tiga
masalah teratasi yaitu nyeri akut, resiko infeksi, dan intoleransi aktivitas dan
satu masalah belum teratasi yaitu resiko infeksi karena tidak ada nilai WBC.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pengkajian pre operasi dapat disimpulkan bahwa ada tanda dan
gejala yang ada pada teori tapi tidak ditemukan pada kasus yaitu : pasien
mengeluh mual dan muntah, perasaan enek, nafsu makan menurun, dan
demam. Sedangkan pada pengkajian post operasi data yang tidak ditemukan
pada kasus namun ada pada teori yaitu : turgor kulit kurang elastic, mukosa
utama pada pre operasi adalah resiko penyebaran infeksi dan pada post operasi
107
108
umum tentang asuhan keperawatan pre dan post operasi yang dihubungkan
rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan baik, namun ada tindakan yang
terutama WBC karena keadaan pasien sudah stabil dan tidak ada tanda-tanda
infeksi sehingga tidak ada intruksi dari dokter. Observasi tanda-tanda vital
juga tidak dapat dilaksanakan tiap 6 jam karena disesuaikan dengan kondisi di
ruangan.
Pada evaluasi pre operasi sudah sesuai dengan kriteria waktu yang
telah ditentukan, namun ada masalah yang belum teratasi yaitu resiko
sedangkan pada post operasi, evaluasi yang dilakukan sesuai dengan kriteria
waktu yang telah dilakukan karena kondisi pasien sudah membaik dan
diperbolehkan untuk pulang. Dari dua masalah muncul tiga masalah sudah
teratasi, satu masalah tidak menjadi aktual dan satu masalah belum teratasi.
109
B. Saran
berikut :
operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. ( 2013). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta:
EGC.
Doenges, M.E. (2012). Rencana asuhan keperawatan. (Edisi 3). Jakarta : EGC.
Irianto, Koes. (2015). Memahami berbagai macam penyakit. (Edisi 15). Bandung:
ALFABETA.
Priscilla LeMone, Karen M.Burke, dkk. (2016). Buku ajar keperawatan medikal
bedah. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R. dan Wim de Jong. (2011). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta :
EGC.
Swann Morton dan England B.S. (2013). Keperawatan medical bedah. (Edisi 13).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wijaya, A.S & Putri, Y.M. (2013). Keperawatan medical bedah I. Yogyakarta:
Nuha medika.
SATUAN ACARA PENYULUHAN APENDIKSITIS
V. SASARAN
1. Pengertian apendiksitis
2. Penyebab apendiksitis
4. Komplikasi apendiksitis
5. Pengobatan apendiksitis
VII. METODE
1. Ceramah
VIII. MEDIA
1. Leaflet
N KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN PENYULUH METODE
O PESERTA
1 3 menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam Ceramah
mengucapkan salam
2. Kontrak waktu 2. Menyetujui
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Mendengarkan
penyuluhan
4. Appersepsi (menggali 4. Menjawab sesuai
sejauh mana pengetahuan
pasien/keluarga audien tentang
mengetahui penyakit apendiksitis.
apendiksitis)
2 15 Pelaksanaan :
menit 1. Menjelaskan materi Memperhatikan/ Ceramah
tentang apendiksitis Mendengarkan dengan
a. Pengertian apendiksitis menggunaka
b. Penyebab apendiksitis n lembar
c. Tanda dan gejala balik
apendiksitis
d. Komplikasi apendiksitis
e. Pengobatan apendiksitis
2. Memeberikan Menanyakan materi
kessempatan untuk yang belum jelas
bertanya Menjawab pertanyaan
3. Melakukan evaluasi : Tanya jawab
dengan menanyakan dan diskusi
kepada peserta tentang Mendengarkan
materi yang telah di
berikan
4. Reinforcement kepada Mendengarkan
para peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
5. Menyimpulkan materi
apendiksitis
3 4 menit Penutup
1. Rencana tindak lanjut Mendengarkan Ceramah dan
untuk pertemuan - membagikan
selanjutnya Menjawab salam leaflet
2. Mengucapkan salam
penutup
X. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
2. Evaluasi proses
Jawab :
lumen appendiks
2. Tumor apendiks
3. Cacing ascaris
6. Benda asing
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
a. Appendiksitis adalah inflamasi apendiks vermiformis, merupakan penyebab
b. Appendiksitis adalah kasus gawat bedah abdomen yang paling sering terjadi.
2. Penyebab
a) Fekalit/massa fekal padat karena konsumsi diet rendah serat
b) Tumor apendiks
c) Cacing ascaris
f) Benda asing
3. Klasifikasi
Apendisitis dibagi atas :
1) Appendiksitis Akut
Terjadi bila sekresi mukus terus berlanjut dan tekanan meningkat yang
mengenai peritoneum.
3) Appendiksitis Ganggrenosa
4) Appendiksitis Perforasi
bawah
2) Anoreksia
3) Mual
4) Muntah (tanda awal yang umum, kurang umum pada anak yang lebih
besar)
6) Nyeri lepas
7) Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali
8) Konstipasi
9) Diare
11) Iritabilitas
bagian perut
13) Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di
14) Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat
5. Komplikasi
a) Perforasi
b) Peritonitis
c) Pemeriksaan diagnostic
6. Pengobatan apendiksitis
Ace Maxs adalah minuman kesehatan yang sangat berkhasiat dan efektif
bisa menyembuhkan penyakit usus buntu secara ampuh dan aman. Ace
Maxs yang terbuat dari bahan-bahan alami dan terjamin kualitas nya,
penyembuhan penyakit usus buntu karena Ace Maxs itu sendiri terbuat dan
produk yang berkualitas dan ampuh dalam mengobati penyakit usus buntu
tanpa adanya efek samping yang ditimbulkan baik dalam jangka waktu
Ace Maxs yang terbuat dari bahan utama kulit manggis dan daun sirsak
dan dibantu dengan campuran bunga Rosella, buah apel dan Madu
sehingga dari rassa yang dihasilkan sangat banyak disukai oleh sebagian
masyarakat luas. Kandungan yang terdapat dari kulit manggis itu yaitu
yang terdapat dalm penyakit usus buntu tersebut. Selain itu daun sirsak
7. Penatalaksanaan
a) Observasi
timbulnya keluhan.
b) Antibiotik
DENGAN APPENDIKSITIS
Waktu : 30 menit
A. Tujuan
dengan benar.
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Media
Leaflet
D. Materi
E. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Rumah sakit terapkan tehnik aseptik pada semua perawatan pasien dan
rawat luka operasi dengan tehnik steril pasien tidak boleh memegang
daerah luka operasi dan luka harus tetap kering dan bersih. Perawatan luka
hari sekali atau kotor dengan memberihkan dan mengoleskan obat yang
dianjurkan pada luka. Di samping itu juga nutrisi sangat penting untuk
pulang pasien harus rajin kontrol ke poliklinik bedah untuk merawat luka
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan tubuh yang sangat penting bagi
roti, tempe. Konsumsi makanan yang TKTP (tinggi kalori dan tinggi
protein) seperti : beras, jagung, kentang, ayam, telur, susu, ikan, daging
merah dan minum Vitamin C untuk mempercepat penyembuhan luka
yaitu : kopi, teh, coklat, minuman alkohol dan makanan yang berbumbu
Posisi yang diberikan pada pasien setelah operasi adalah berbaring dengan
posis kepala dan kaki lebih tinggi (seperti huruf V), apabila pasien merasa
pasien melakukan mobilisasi dini dengan miring kanan dan miring kiri,
2016
2. Pasien-pasien pasca operasi juga 2. Dilarang mengejan saat BAB
Komplikasi
dianjurkan untuk mengkonsumsi atau BAK.
makanan yang mengandung tinggi 3 . Hindari batuk .
protein karena protein berperan
Perforasi dalam merangsang pertumbuhan
Peritonitis jaringan baru dan mempercepat
proses penyembuhan luka.
Pemeriksaan
diagnostik