Anda di halaman 1dari 120

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
ANDALAS KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli


Madya Keperawatan Program Studi Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

YULIA HASNI
Nim : 143110278

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG


TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang dengan nama-Nya bumi
dihamparkan, dan dengan nama-Nya langit ditinggikan. Segala puji bagi Allah
SWT yang semua jiwa digenggam-Nya, kasih sayang-Mu yang mulia, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan
Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Kota Padang Tahun 2017”.

Peneliti ingin meyampaikan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada Ibu
Dra.Hj.Syarwini,S.Kep, M.Biomedselaku pembimbing satu, Ibu Hj. Hasni
Mastian, M.Biomed selaku pembimbing dua, yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan petunjuk sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
1. Bapak H. Sunardi, SKM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Padang.
2. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Padang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Padang.
3. Ns. Idrawati Bahar, M.Kep Selaku Ketua Prodi D III Keperawatan Padang
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang.
4. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Program Studi Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Padang yang telah memberikan
bekal ilmu untuk peneliti.
5. Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padangyang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan
dorongan, semangat, dan doa yang tidak henti-hentinya untuk peneliti.
7. Teman-temanku yang senasib dan seperjuangan Mahasiswa Politeknik
Kemenkes RI Padang Program Studi Keperawatan Tahun 2017.
Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

iii
Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu peneliti mengharapkan saran dan
masukannya untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya kepada-Nya jualah kita berserah diri. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya profesi keperawatan.

Padang, Juni 2017

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR................................................................................... .... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BABI PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7


A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan.......................................... ......... 7
1. Pengertian ....................................................................................... 7
2. Etiologi ........................................................................................... 8
3. Patofisiologi .................................................................................... 8
4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan............................................ ..... 13
5. Manifestasi Klinis ........................................................................... 15
6. Pemeriksaan Diagnostik ................................................................ 18
7. Penatalaksanaan .............................................................................. 19
8. Komplikasi .............................. ........................................................ 20
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Hipertensi ..... 21
1. Pengkajian ...................................................................................... 21
2. Diagnosa Keprawatan yang Mungkin Muncul ............................... 26
3. Rencana Keperawatan .................................................................... 27
4. Diagnosis Keperawatan .................................................................. 35
vii
5. Evaluasi Keperawatan .................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 37


A. Desain Penelitian ............................................................................ 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 37
D. Alat atau Instrumen Penelitian ....................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 39
F. Jenis - Jenis Data ............................................................................. 40
G. Cara Pengumpulan Data .................................................................. 41
H. Rencana Analisis ............................................................................ 42

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS…………………… 44


A. Deskripsi Kasus....................................................................................
44

B. Pembahasan Kasus............................................................................ ... 62


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………. .............. 79
A. Kesimpulan........................................................................................... 79
B. Saran..................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan Nanda, NIC-NOC ................................... 28
Tabel 4.1 Deskripsi pengkajian pada partisipan ................................................ 42
Tabel 4.2 Deskripsi diagnosa keperawatan pada partisipan................................ 48
Tabel 4.3 Deskripsi intervensi keperawatan pada partisipan .............................. 50
Tabel 4.4 Deskripsi implementasi pada partisipan ............................................ 52
Tabel 4.5 Deskripsi evaluasi pada partisipan ..................................................... 58

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 WOC Hipertensi dalam kehamilan ............................................. 13

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pengantar Izin Pengambilan data dari Poltekkes Kemenkes
Padangke Dinas Kesehatan Kota Padang.
Lampiran 2 Surat Pengantar Izin Pengambilan data dari Poltekkes Kemenkes
Padangke Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar
Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan data dari Dinas Kesehatan Kota Padangke
Puskesmas Andalas Kota Padang
Lampiran 4 Surat Pengantar Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Padang
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Lampiran 6 Lembar Konsul KTI Pembimbing I dan 2
Lampiran 7 Inform consent
Lampiran 8 Pengkajian Awal Asuhan Keperawatan Ibu Hamil
Lampiran 9 Jadwal kunjungan responden 1 dan 2
Lampiran 10 Gant chart
Lampiran 11 Laporan Angka Kematian Ibu Menurut Dinas Kesehatan Provinsi
Sumbar Tahun 2015 dan 2016
Lampiran 12 Laporan PWS-KIA Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
Lampiran 13 Data Kematian Maternal Per Puskesmas Tahun 2015
Lampiran 14 SAP Hipertensi dalam Kehamilan
Lampiran 15 SAP Nutrisi pada Ibu Hamil
Lampiran 16 Leaflet Hipertensi dalam Kehamilan
Lampiran 17 Leaflet Nutrisi pada Ibu Hamil
Lampiran 18 Dokumentasi dan laporan hasil kegiatan penyuluhan
xi
Lampiran 19 Surat Keterangan Selesai Penelitian

xii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, dimana keadaan tersebut
merupakan suatu fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita.
Beberapa ibu hamil tersebut bisa melewatinya dengan ceria hingga
melahirkan, tetapi juga tidak jarang yang mengalami masalah kesehatan
dalam kehamilannya. Masalah kesehatan yang sering muncul pada
kehamilan salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan (Yohanna,
Yovita, & Yessica, 2011).Penyakit hipertensi dalam kehamilan ini salah
satunya diakibatkan oleh perubahan pada sistem kardiovaskuler dan
pembuluh darah yang terjadi sebelum kehamilan, komplikasi selama masa
kehamilan atau pada awal pasca partum. Perubahan kardiovaskuler
disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload dan penurunan cardiac
preload, sedangkan pada pembuluh darah terjadi vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik dan dan kerusakan pada pembuluh darah (Reeder,
Martin, & Griffin, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisitekanan darah sistol diatas


140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau peningkatan tekanan sistolik
sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg
atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan, minimal
dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan
merupakan 5-15 % penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga
penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin ( Prawirohardjo,
2013).

Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu dan


anak setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun dari
532.000 pada tahun 1990 menjadi 303.000 pada tahun 2015, dan ini terjadi
hampir di 99% negara berkembang. Penyebab utama kematian ibu adalah
akibat komplikasi dari kehamilan atau melahirkan. komplikasi

1 Poltekkes Kemenkes Padang


tersebut salah satunya adalah hipertensi dalam kehamilan yang telah
menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF,
2015).

Kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh hipertensi mulai dari tahun
2010 sampai 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2010 angka
kematian ibu mencapai 21,5 %, tahun 2011 (24,7%), tahun 2012 (26,9%),
sedangkan pada tahun 2013 mencapai 27,1% (Kemenkes RI, 2015).

Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015


menunjukkan jumlah AKI yang tercatat sebanyak 110 kasus. Salah satu
penyebab kematian ibu tersebut adalah hipertensi dalam kehamilan yang
menyumbangkan 14 kasus.Tahun 2016 terjadi penurunan AKImenjadi 106
kasus, dan hipertensi dalam kehamilan menyumbangkan 20 kasus
penyebab AKI tersebut. Kota Padang dan Pasaman barat menduduki posisi
pertama jumlah kematian ibu terbanyak pada tahun 2015 dan 2016,
masing-masing yaitu 17 kematian dan 20 kematian (Dinas Kesehatan
Provinsi Sumbar, 2016).

Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2015, Puskesmas


Andalas Kota Padang menduduki posisi kedua jumlah ibu hamil resiko
tinggi yaitu 104 sasaran. Data tersebut tercatat mulai bulan Januari sampai
bulan Desember 2015. (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2015).

Kejadian hipertensi dalam kehamilan berkaitan erat dengan faktor risiko


terjadinya hipertensi dalam kehamilan tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian Radjamuda & Montolalu tahun 2014, yaitu tentang Faktor Risiko
Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan di Poli Klinik Obs-Gin Rumah
Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado salah satunya adalah
usia ibu hamil. Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada
umur kurang dari 20 tahun (56,5%), primipara (52,7%), dan ibu hamil yang

2
memiliki riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi) (55,6%)(Radjamuda &
Montolalu, 2014).

Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan juga sejalan dengan


penelitian Puspitasari dkk, tahun 2014 tentangHubungan Usia, Graviditas
dan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di
Poli Rawat Jalan Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSUD Tugurejo
Semarang, denganhasil analisis15 dari 94 (16,0%) ibu dengan usia 35
tahun ke atas mengalami hipertensi dalam kehamilan, sedangkan sebanyak
16 dari 132 (12,1%) ibu primigravida mengalami hipertensi dalam
kehamilan (Puspitasari dkk, 2015).

Penelitian tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh


Prawirohardjo (2013), yaitu beberapa faktor risiko penyebab hipertensi
dalam kehamilan diantaranya primigravida, primipaternitas, umur, penyakit
ginjal, riwayat hipertensi sebelum kehamilan, hiperplasentosis, dan
kegemukan.Mitayani (2011), mengungkapkan beberapa faktor resiko untuk
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya kehamilan anak
pertama, kelompok sosial ekonomi rendah, penyakit ginjal kronis, Diabetes
Melitus, riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya, dan yang lainnya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui kemungkinan


adanya penyakit hipertensi dalam kehamilandengan melakukan deteksi dini
pada wanita yang diketahui memiliki faktor risiko tersebut.Cara ini
merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi masalah kesehatan
yang dialami ibu hamil dengan hipertensi tersebut (Reeder dkk, 2011).
Masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi
adalah nyeri, perubahan perfusi jaringan, risiko cedera, kelebihan volume
cairan dan lain-lain. Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil
yang menunjukkan gejala awal hipertensi adalah pemantauan nadi dan
tekanan darah, berkolaborasi dalam memberikan obat anti hipertensi,
menganjurkan ibu melakukan tirah baring dengan posisi miring
kiri(Mitayani, 2011).
3
Perencanaan yang dilakukan merupakan salah satu cara untuk mencegah
terjadinya dampak hipertensi dalam kehamilan. Dampak yang mungkin
terjadi diantaranya adalah terjadinya eklampsia, pre eklampsiasolusio
plasenta, terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus dan kelahiran
prematur (Mitayani, 2011).

Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan fungsi.


Salah satu fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
perawat (Asmadi, 2008).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015,


Puskesmas Andalas merupakan nomor dua angka ibu hamil dengan risiko
tinggi. Setelah dilakukan survey, didapatkan populasi ibu hamil dengan
hipertensi dalam satu tahun terakhir adalah 8 orang.

Studi pendahuluan yang penelitilakukan di Puskesmas AndalasKota Padang


pada tanggal 10 Februari 2017, yaitu penelitimelakukan wawancara kepada
salah seorang petugas kesehatanyang bekerja di ruang KIA. Berdasarkan
penuturan dari petugas kesehatan tersebut, diketahui bahwa masih ada ibu
hamil dengan hipertensi dalam kehamilan yang tidak tepat waktu dalam
memeriksakan kondisi kehamilannya. Sedangkan dalam memberikan
asuahan keperawatan, pengkajian yang dilakukan belum menyeluruh,
karena petugas tersebuttidak ada menjelaskan melakukan pengkajian
terhadap psikososial ibu hamil dengan hipertensi. Petugas puskesmas
tersebut juga menjelaskan beberapa tindakan yang biasa dilakukan pada ibu
hamil dengan hipertensi yaitu dengan melakukan pengukuran tekanan
darah, melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, dan menganjurkan untuk
melakukan tes laboratorium. Tetapi dalam penjelasan tersebut tidak ada
disebutkan salah satu implementasi yang dianjurkan untuk ibu hamil dengan
hipertensi adalah istirahat yang cukup dan melakukan tirah baring dengan
posisi miring ke sebelah badan. Dapat dilihat disini, bahwa peran perawat
4
sebagai promotif, preventif dan sebagai pemberi asuhan keperawatan belum
sepenuhnya diterapkan.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas maka penulis telah


melakukan penelitin kasus hipertensi dalam kehamilan dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di WilayahKerja
Puskesmas Andalas Kota Padang tahun 2017 “.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Andalas KotaPadang tahun 2017?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Penulis mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada ibu hamil


dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang
pada tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada ibu hamil dengan


hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada
tahun 2017.

b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa pada ibu hamil dengan


hipertensi di wilayahkerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada
tahun 2017.

c. Mampu mendeskripsikan pererencanaan keperawatan pada ibu


hamil dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota
Padang pada tahun 2017.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada ibu hamil
dengan hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang
pada tahun 2017.
5
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada ibu hamil dengan hipertensi
di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada tahun 2017.

f. Mampu mendeskripsikanpendokumentasian pada ibu hamil dengan


hipertensi di wilayah kerjaPuskesmas Andalas Kota Padang pada
tahun 2017.

D. Manfaat

1. Penulis

Diharapkan dapat mengaplikasiksan dan menambah wawasan ilmu


pengetahuan serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi yang telah dipelajari.

2. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk


pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada
ibu hamil dengan hipertensi.

3. Tempat Penelitian

Diharapkandapat memberikan sumbangan pikiran dalam menerapakan


asuhan keperawatan pada pada ibu hamil dengan kasus hipertensi

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi dalam Kehamilan


1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau
adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang
mana diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam
(Reeder dkk, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik


≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan
2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan
kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi
sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :


a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pasca persalinan.
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang
sampai dengan koma.
d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik
disertai proteinuria.

Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada


kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi

7Poltekkes Kemenkes Padang


e. menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013).

2. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar.
c. Umur
d. riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
f. obesitas

3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. teori kelainan vaskularisasi plasenta kehamilan normal, rahim dan
plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan
arteri ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium
berupa uteri arkuarta dan memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis
menembus
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang
arteri spiralis.

Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot


arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki

8
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi
gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi.
Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada
daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan
janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan remodeling arteri
spiralis.

Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi selsel


trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarrya.
Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen
arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.
Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi
kegagalan remodeling arteri spiralis. Sehingga aliran darah
uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.

b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Plasenta


yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan yang
disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut akan
menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal hidroksil
yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh
darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran sel yang
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak.
Peroksida lemak tersebut selain akan merusak membran sel, juga akan
merusak nukleus, dan protein sel endotel.

Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam


aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel endotel
terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel,
yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
9
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi
untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu,
disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan
mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini
menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester
kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi
pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih
rendah bila dibanding pada normotensif.

d. Teori adaptasi kardiovaskuler


Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh
darah terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh darah menjadi
sangat peka terhadap bahan vasopresor.

e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti
bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak
perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya
8% anak menantu mengalami preeklampsia.

f. Teori defisiensi gizi


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya
seorang ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan
lain-lain.

g. Teori stimulus inflamasi


Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam
sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses

10
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam
kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik
trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.

Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang


timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia terjadi
peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan produksi
debris apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak sel trofoblas
plasenta maka reaksi stress oksidatif makin meningkat, sehingga jumlah
sisa debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan
beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebih besar
dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2013).

Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan


membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya
fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan
ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel
endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan dalam tubuh,
diantaranya adalah :
1. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi
sel endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu
menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan
suatu fasodilator kuat.
2. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
4. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu endotelin.
Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan endotelin
(vasokonstriktor) meningkat.
5. Peningkatan vaktor koagulasi
6. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi
tempattempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.
11
Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan
(TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu
vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi akan
terjadi perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor kuat)
lebih tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat), sehingga
menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.

Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam kehamilan


terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol, vasospasme sistemik, dan
kerusakan pembuluh darah merupakan karakteristik terjadinya
hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri terganggu karena adanya
segmen yang menyempit dan melebar yang berselang-seling. Kerja
vasospastik tersebut merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan
suplai darah dan penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya
pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh darah,
trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan dilepaskan ke dalam
interendotelium. Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
peningkatan permeabilitas albumin, dan akan mengakibatkan
perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler
yang terlihat secara klinis sebagai edema (Reeder, 2011).

12
13

4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan


Poltekkes Kemenkes Padang
14
16

5. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi
dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ
yang dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
3) Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
6) kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
7) meningkatnya enzim hati.
8) jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan
bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya
pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi
dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan
resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran
curah jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi
umumnya pada trimester II.
17

Poltekkes Kemenkes Padang


c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila
sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka
terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.

2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga
sering dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah
lahir lebih dulu. Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin
dipstik, yaitu 100 mg/l atau +1, sekurang-kurangnya diperiksa dua
kali urin acak selang 6 jam dan bisa juga dengan pengumpulan
proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis bila besaran
proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.

3) Asam urat serum


Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh
hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi
aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan
asam urat terjadi karena iskemia jaringan.

4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun,

Poltekkes Kemenkes Padang


18

mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga


menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin
plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran darah
ke ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin
menurun (oliguria), bahkan dapat terjadi anuria.
d. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya
dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil normal,
kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam atau
pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik. Preeklampsia
berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan asam basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia
sama dengan kadar hamil normal, yaitu sama dengan proporsi jumlah air
dalam tubuh.
e. Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro:
fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah
meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan
menurunnya aliran darah ke organ.
f. Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi karena
hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia.
g. Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel
kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada
muka, dan tangan atau edema generalista, dan biasanya disertai dengan
kenaikan berat badan yang cepat.
h. Neurologik
Perubahan dapat berupa :
1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan
vasogenik edema.
Poltekkes Kemenkes Padang
19

2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan
visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu
kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio
retina.
3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema
serebri, vasopasme serebri, dan iskemia serebri.
4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia.
(Prawirohardjo, 2013).

6. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.

7. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat
untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan
posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior, terjadi

Poltekkes Kemenkes Padang


20

peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju


jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal
dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat
jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing,
gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.

b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah
baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk
menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian diuretik,
pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.

c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi
menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi
paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga


dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo
(2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan
diantaranya :
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan
tirah baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein, rendah
karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur,
yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil
dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga,
Poltekkes Kemenkes Padang
21

yaitu harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan


pertama trimester ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu
pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan
bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan
sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen
farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah
perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran
darah ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera
serebrovaskular.

8. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam
kehamilan pada ibu dan janin.
Pada ibu :
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
e. Perdarahan subkapsula hepar
f. Kelainan pembekuan darah
g. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low
platellet count).
h. Ablasio retina.
Pada janin :
a. Terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
b. Kelahiran prematur

Poltekkes Kemenkes Padang


22

c. Asfiksia neonatorum
d. Kematian dalam uterus
e. Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Hiperensi dalam Kehamilan


1. Pengkajian a. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi :
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan
ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada
kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan
obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga.
3) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun
atau di atas 35 tahun.

4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu

Poltekkes Kemenkes Padang


23

hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan


molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).

b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan
diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan
pada ibu yang mengalami eklampsia akan
ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang
mengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafas
yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami
eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan
lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan
BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan

Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang


berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil
dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.

Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami


preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.

Poltekkes Kemenkes Padang


24

Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan


ditemukan konjungtivasub anemis, dan bisa juga
ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia atau eklampsia
biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.

Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan


gangguan

Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab


Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi, menyebabkan kondisi gusi menjadi hiperemik
dan lunak, sehingga gusi bisa mengalami
pembengkakan dan perdarahan

Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada


kelenjer tiroid
Thorax :
1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek

2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi


jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan,khususnya pada ibu yang mengalami
preeklampsia beratakan terjadi dekompensasi
jantung.
Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,
lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan
areola menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi
5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh
darah menjadi lebih terlihat.

Poltekkes Kemenkes Padang


25

Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus


menonjol keluar, danmembentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta
akanditemukan linea alba dan linea nigra. Pada ibu
hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan
nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah

Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi


bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan gerakan
janin yang melemah (Mitayani, 2011).

Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam


kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki

Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan


didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu
hami dengan preeklampsia (Reeder, 2011;
Mitayani, 2011).

c. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
1) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
2) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.

Poltekkes Kemenkes Padang


26

c) Pemeriksaan fungsi hati


1) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl) 2) LDH (Laktat
dehidrogenase) meningkat
3) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
4) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N:
15-45 u/ml).
5) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat
(N: < 31 u/l).
6) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

d) Tes kimia darah


Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
2. Radiologi
a) Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat,
dan volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
3. Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita
dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka
kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga
melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada
dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan
keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut
anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut
untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

Poltekkes Kemenkes Padang


27

2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan


Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan
beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
suplai oksigen ke jaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasi
sensori)
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

3. Rencana Keperawatan

Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN

Poltekkes Kemenkes Padang


28

1. Ketidakefektifan pola
nafas berhubungan NOC: Setelah dilakukan
dengan sindrom NIC:
tindakan keperawatan,
hipoventilasi a. monitor vital sign
diharapkan partisipan
menunjukkan keefektifan Tindakan keperawatan:
dalam bernafas dan dengan
Defenisi : indikator : 1) Memonitor tekanan
Inspirasi dan / atau darah, nadi, suhu, dan
ekspirasi yang tidak status pernafasan,
memberi ventilasi a. Satus Pernafasan 2) Memonitor denyut
adekuat. jantung
Kriteria hasil: 3) Memonitor suara
Batasan 1) frekunsi pernapasan paruparu
Karakteristik: normal 4) Memonitor warna kulit
2) irama pernafasan 5) Meniai CRT
a) Dispnea normal
b) Fase ekspirasi 3) tidak ada b. monitor pernafasan
memanjang dispnea
c) Penggunaan otot Tindakan keperawatan:
pada saat istirahat
bantu pernapasan
4) tidak ada suara 1) Memonitor tingkat,
d) Penurunan
mendengkur irama, kedalaman, dan
kapasitas vital
e) Penurunan tekanan kesulitan bernafas
ekspirasi 2) Memonitor
f) Penurunan tekanan gerakan dada
inspirasi 3) Monitor bunyi
g) Penurunan ventilasi pernafasan
semenit 4) Auskultasi bunyi paru
h) Pola napas 5) Memonitor pola nafas
abnormal 6) Monitor suara nafas
i) takipnea tambahan

c. Pengaturan posisi

1) Poposisikanpasien untuk
mengurangi dispnea,
misalnya posisi semi
fowler

Poltekkes Kemenkes Padang


29

2. Ketidakefektifan NOC: Setelah dilakukan NIC:


perfusi jaringan tindakan keperawatan,
perifer berhubungan diharapkan partisipan Oxygen therapy (terapi
dengan kurang suplai menunjukkan keefektifan a. oksigen)
oksigen ke jaringan. perfusi jaringan Monitor
perifer dengan 1) kemampuan pasien
Defenisi : penurunan indikator : dalam mentoleransi
sirkulasi darah ke kebutuhan oksigen saat
perifer yang dapat makan Monitor perubahan
a. Perfusi jaringan 2) warna kulit pasien
mengganggu
perifer
kesehatan Monitor posisi
Kriteria hasil : 3)
1) Pengisian kapiler jari pasien untuk membantu
normal masuknya oksigen
Batasan 2) Pengisian kapiler jari
Karakteristik: 4) Memonitor penggunaan
kakinormal oksigen saat pasien
3) Kekuatan denyut nadi beraktivitas
Edema karotisnormal
Nyeri ekstermitas 4) Edema perifer tidak b. Peripheral
Penurunan nadi ada sensationManagement
perifer (menajemen sensasi
Perubahan perifer)
karakteristik kulit
(misalnya warna, 1) Memonitor perbedaan
elastisitas, rambut, terhadap rasa
kelembapan, kuku, tajam,tumpul,panas atau
sensasi, dan suhu). dingin
Perubahan tekanan 2) Monitor adanya mati
darah rasa,rasa geli.
Waktu pengisian 3) Diskusikan tentang
kapiler > 3 detik adanya kehilangan
Warna tidak kembali sensasi atau perubahan
ke tungkai 1 menit sensasi
setelah tungkai 4) Minta keluarga untuk
diturunkan. memantau perubahan
warna kulit setap hari

3. Nyeri akut NOC : Setelah dilakukan NIC :


berhubungan dengan tindakan keperawatan,
agen cedera biologis diharapkan partisipan Manajemen nyeri :
mampu menangani
Defenisi : pengalaman masalah nyeri dengan 1) Lakukan pengkajian nyeri
sensori dan emosional indikator : secara komprehensif
yang tidak yang meliputi lokasi,
menyenangkan yang kontrol nyeri karakteristik, durasi,
muncul akibat frekwensi, kualitas,
kerusakan jaringan 1) mengenali kapan nyeri

Poltekkes Kemenkes Padang


30

yang aktual atau terjadi intensitas dan faktor


potensial atau2) menggunakan tindakan pencetus
digambarkan dalam pencegahan 2) Observasi adanya
hal kerusakan 3) mengenali gejala yang petubjuk non verbal
sedemikian rupa terkait dengan nyeri mengenai
(International 4) melaporan nyeri ketidaknyamanan
Association for the terkontrol 3) Gunakan strategi
Study of Pain ); awitan komunikasi terapeutik
yang tiba-tiba atau kepuasan klien untuk mengetahui
lambat dari intensitas manajemen nyeri pengalaman nyeri
ringan hingga berat 4) Kaji pengetahuan pasien
dengan akhir yang megenai nyeri
dapat diantisipasi atau1) nyeri terkontrol
2) mengambil tindakan 5) Tentukan akibat dari
diprediksi dan pengalaman nyeri
berlangsung kurang untuk mengurangi
nyeri terhadap kualitas hidup
dari 6 bulan seperti tidur, nafsu
3) mengambil tindakan
untuk memberikan makan, perasaan, dll
Batasan 6) Gali bersama faktor yang
kenyamanan
Karakteristik: dapat menurunkan atau
4) informasi disediakan
a) Bukti nyeri dengan memperberat nyeri
untuk mengurangi
menggunakan 7) Berikan informasi
nyeri
standar daftar mengenai nyeri
periksa nyeri untuk 8) Ajarkan prisip-prinsip
pasien yang tidak tanda-tanda vital
manajemen nyeri
dapat 9) Ajarkan teknik
mengungkapkanny 1) tingkat nonfarmakologi seperti
a pernapasannormal 2) teknik relaksasi, terapi
b) Ekspresi wajah tekanan darah musik
nyeri (mis: mata sistoliknormal
kurang bercahaya, 3) tekanan darah
tampak kacau, diastoliknormal
gerakan mata 4) tekanan nadi normal
berpencar atau
tetap pada satu
fokus, meringis)
c) Hambatan
kemampuan
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
d) Laporan tentang
perilaku/ nyeri
perubahan aktivitas
(mis: anggota
keluarga,
pemberian asuhan)

Poltekkes Kemenkes Padang


31

e) Perubahan pola
tidur
f) Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian
numerik)

4. Resiko cedera dengan NOC :Setelah dilakukan NIC :


faktor resiko internal ( tindakan keperawatan,
disfungsi integrasi diharapkan resiko cedera a.Manajemen lingkungan
sensori) teratasi dengan indikator :
1) Ciptakan lingkungan yang
Defenisi : rentan Kejadian jatuh aman bagi pasien
mengalami cedera 2) Lindungi pasien dengan
fisik akibat kondisi Kriteria hasil : pegangan pada sisi/
lingkungan yang 1) Tidak ada jatuh bantalan pada sisi
berinteraksi dengan saat sendiri ruangan yang sesuai
sumber-sumber 2) Tidak ada Jatuh 3) Letakkan benda yang
adaptif dan sumber saat berjalan sering digunakan dalam
defenisi individu, yang jangkauan pasien
3) Tidak ada Jatuh
dapat 4) Anjurkan keluarga atau
mengganggu saat kekamar
orang terdekat tinggal
kesehatan. mandi dengan pasien

b. Perawatan
kehamilan resiko
tinggi

1) Kaji kondisi medis


aktual yang
berhubungan dengan
kondisi kehamilan
(misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
2) Kaji riwayat kehamilan
dan kelahiran yang
berhubungan dengan
faktor resiko
kehamilan(misalny

Poltekkes Kemenkes Padang


32

premature preeklampsia,
dll)
3) Kenali faktor resiko
sosio demografi yang
berhubungan dengan
kondisi
kehamilan(misalnya
usia kehamilan,
kemiskinan,
ketiadaan
pemeriksaan kehamilan,
dll)

4) Kaji pengetahuan klien


dalam mengidentifikasi
faktor resiko

Poltekkes Kemenkes Padang


33

5. NOC: Setelah dilakukan NIC:


Intoleran aktifitas tindakan a. terapi aktifitas
berhubungan dengan keperawatan, Aktivitas keperawatan : 1)
ketidakseimbangan diharapkan partisipan Bantu klien
antara suplai dan menunjukkan toleransi menngidentifikasi aktivitas
dalam beraktivitas dengan yang mampu
kebutuhan oksigen
indikator : dilakukan
2) Bantu klien untuk
Defenisi: memilih aktivitas yang
a. toleransi terhadap
sesuai dengan
ketidakcukupan energi aktifitas
kemampuan fisik,
psikologis atau
fisiologis untuk psikologi, dan sosial 3)
Kriteria hasil : Bantu untuk
mempertahankan atau 1) Saturasi oksigen
menyelesaikan mengidentifikasi dan
dengan mendapatkan sumber yang
aktivitas keidupan beraktivitasnormal
sehari hari yang harus diperlukan untuk aktivitas
2) frekuensi nadi ketika yang
atau yang ingin
beraktivitasnormal diinginkan
dilakukan
3) frekuensi pernapasan 4) Bantu untuk
bila beraktivitasnormal mengidentifikasi
4) Warna kulitnormal aktivitas yang disukai
Batasan 5) Tekanan darah ketika 5) Bantu pasien atau
Karakteristik: beraktifitasnormal keluarga untuk
a) Dispnea setelah
mengidentifikasi
beraktifitas b. tingkat kelelahan kekurangan dalam
b) Keletihan Kriteia hasil: beraktivitas
c) Ketidaknyamana 1) kelelahan sedang 6) Bantu pasien untuk
n setelah 2) Gangguan mengembangkan
beraktifitas konsentrasimenurun motivasi diri dan
d) Respon frekwensi tidak ada
jantung abnormal 3) Tingkat stres sedang

Poltekkes Kemenkes Padang


34

terhadap aktivitas 4) Sakit kepala tidak ada penguatan fisik,


e) Respon tekanan 5) Kualitas tidur sedang 7) Monitor respon dan
darah abnormal 6) Kegiatan sehari-hari emosi, sosial,
terhadap aktivitas normal spiritual.
7) Kualitas istirahat
normal

c. tanda – tanda vital

Kriteria hasil:
1) Tingkat
pernapasannormal
2) Irama pernapasannormal
3) Tekanan nadinormal
4) Kedalaman
inspirasinormal

6. Ansietas berhubungan NOC : Setelah dilakukan NIC :


dengan ancaman pada tindakan keperawatan,
status terkini diharapkan partisipan a.Pengurangan kecemasan
menunjukkan tidak ada 1) gunakan pendekatan
rasa ansietas dengan yang menenangkan
Definisi :Perasaan indikator : 2) nyatakan dengan jelas
tidak nyaman atau harapan terhadap
kekhawatiran yang Tingkat kecemasan prilaku pasien
samar disertai respon Kriteria hasil : 3) berikan informsi faktual
autonom (sumber 1) Perasaan gelisah terkait diagnosis,
sering kai tidak sedang perawatan dan
spesifik) perasaan 2) Tidak ada rasa cemas prognosis
takut yang disebabkan yang disampaikan 4) berikan aktivitas yang
oleh antisipasi 3) Tidak ada peningkatan lain untuk mengurangi
terhadap bahaya. tekanan darah
Perasaan ini 4) Tidak ada peningkatan tekanan terapi
merupakan isyarat frekuensi nadi Tidak ada relaksasi:
kewaspadaan yang gangguan pada
memperingatkan pola tidur 1) gambarkan rasionalisasi
bahaya yang akan dan manfaat relaksasi
terjadi dan Kontrol kecemasan diri serta jenis relaksasi yang
tersedia (misalnya
memampukan individu Kriteria hasil :
musik, meditasi dan
melakukan 1) Dapat mengurangi
bernafas dalam)
tindakan untuk penyebab kecemasan 2) 2) berikan deskripsi terkait
menghadapi ancaman Dapat mencari informasi intervensi yang dipilih
untuk
3) ciptakan lingkungan
mengurangi kecemasan
Batasan yang nyaman
3) Dapat menggunakan
Karakteristik 4) dorong klien untuk
strategi koping yang
Perilaku mengambil posisi yang

Poltekkes Kemenkes Padang


35

a) Penurunan efektif nyaman


produktivitas 4) Menggunakan teknik 5) dapatkan prilaku yang
b) Mengekspresikan relaksasi mengurangi menunjukkan terjadinya
kekhawatiran kecemasan relaksasi
5) Mengendalikan respon 6) dorong pengulangan
akibat
kecemasan teknik praktek tertentu
perubahan
secara berkala
dalam
Penerimaan status 7) evaluasi dan
peristiwa hidup
kesehatan: dokumentasi respon
c) Gerakan yang terhadap teknik
tidak relevan relaksasi
Kriteria hasil :
d) Gelisah
1) Menyesuaikan
e) Memandang perawatan kehamilan
perubahan dalam
sekilas status kesehatan resiko tinggi:
f) Insomnia 2) Mencari informasi
g) Kontak mata buruk tentang kesehatan 1) Kaji kondisi medis
h) Resah 3) Membuat keputusan aktual yang
i) Menyelidik tentang kesehatan berhubungan dengan
dan tidak kondisi kehamilan
waspada (misalnya diabetes,
hipertensi, dll)
Afektif 2) Kaji riwayat kehamilan
dan kelahiran yang
a) Gelisah berhubungan dengan
b) Kesedihan faktor resiko
yang mendalam kehamilan(misalny
c) Distress premature preeklampsia,
d) Ketakutan dll)
e) Perasaan tidak 3) Kenali faktor resiko
adekuat sosio demografi yang
f) Fokus pada diri berhubungan dengan
sendiri kondisi
g) Peningkatan kehamilan(misalnya
kekhawatiran usia kehamilan,
h) Gugup kemiskinan,
i) Nyeri dan ketiadaan
peningkatan pemeriksaan kehamilan,
ketidakberdayaan dll)
yang persisten
j) Perasaan takut 4) Kaji pengetahuan klien
dalam mengidentifikasi
Fisiologis faktor resiko
5) Berikan pendidikan
a) Wajah tegang kesehatan yang
b) Peningkatan membahas faktor resiko,
keringat pemeriksaan dan

Poltekkes Kemenkes Padang


36

c) Peningkatan tindakan yang biasa


ketegangan dilakukan

Poltekkes Kemenkes Padang


37

6) Ajarkan klien mengenai


penggunaan obat-obat
yang diresepkan
7) Monitor status fisik dan
psikologis selama
kehamilan.

7. Defisiensi NOC :Setelah dilakukan NIC :


pengetahuan tindakan keperawatan, 1) Pendidikan
berhubungan dengan diharapkan partisipan Kesehatan
kurang informasi menunjukkan peningkatan
pengetahuan dengan Tindakan keperawatan:
indikator :
Defenisi : ketiadaan 1) Identitafikasi faktor
atau defisiensi internal maupun
1) Pengetahuan
informasi kogniti yang eksternal yang dapat
keselamatan diri
berkaitan dengan Kriteria hasil: meningkatkan atau
topik tertentu mengurangi motivasi
1) Menggambarkan untuk untuk perilaku sehat
mengurangi risiko 2) Identifikasi (pribadi,
Batasan cedera ruang dan uang) yang
karakteristik : 2) Menggambarkan diperlukan untuk
perilaku yang berisiko melaksanakan program
a) Ketidakakuratan tinggi kesehatan
melakukan tes 3) Prioritaskan kebutuhan
b) Ketidakakuratan 2) Status nutrisi Kriteria pasien
melakukan hasil:
perintah 1) Status nutrisi 2) Fasilitasi
c) Kurang 2) Asupan gizi pembelajaran
pengetahuan 3) Asupan makanan Tindakan keperawatan:
d) Prilaku tidak 4) Asupan cairan
tepat 5) Energi 1) Mulai instruksi hanya
6) Berat badan setelah pasien
menunjukkan kesiapan
untuk belajar
2) Sediakan lingkungan
yang kondusif untuk
belajar
3) Atur informasi dalam
urutan yang logis
4) Sediakan lisan petunjuk
atau pengingat, yang
sesuai

3) pengurangan
kecemasan
Tindakan keperawatan:

Poltekkes Kemenkes Padang


38

1) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
2) Berusaha untuk
memahami perspektif
pasien dari situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien dalam
pengambilan keputusan

Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional


(20152017); Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions
Classification (2013).

4. DiagnosisKeperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan
sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai dengan
kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga (Sudiharto, 2007).

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi


rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan
memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat
menilai potensi yang di miliki mereka dan mengembangkannya melalui
implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang
dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya,
memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007).

Sedangkan menurut (Padila, 2012) tindakan perawatan terhadap keluarga


mencakup dapat berupa :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah
dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :
1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
Poltekkes Kemenkes Padang
39

3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah


b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara :
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga 3)
Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit :
1) Mendemontrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana
membuat
lingkungan dengan cara :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara :
1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan
keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis keperawatan


keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah baru. Melalui
kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan yang di harapkan dan
tujuan yang telah di capai oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul masalah
keperawatan baru, kita perlu melakukan pengkajian lebih lanjut, memodifikasi
rencana, atau mengganti dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan
keluarga (Sudiharto, 2007).

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan


keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki produktivitas
yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga (Sudiharto, 2007).
Poltekkes Kemenkes Padang
40

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
(Deskriptif Research), dengan bentuk studi kasus. Metode deskriptifyaitu suatu
metode penelitian yang dilakukakan dengan tujuan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang yang berlangsung saat ini atau pada masa lampau
(Hamdi & Bahruddin, 2014). Penelitian studi kasus adalah studi yang
mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki
pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu, tempat, dan peristiwa (Saryono &
Anggraeni, 2013).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Waktu penelitian mulai dari
bulan Februari sampai Juni 2017. Studi kasus penerapan asuhan keperawatan
ini telah dilakukan selama 2 minggu dengan kriteria diberikan asuhan
keperawatan selama 9 hari pada responden 1 dan 8 hari pada responden 2.

C. PopulasidanSampel 1. Populasi
Populasiadalahkeseluruhandariobjekatausubjek yang diteliti.Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan hipertensi dalam
kehamilannya sekarang yang melakukan pemeriksaan dan tercatat dalam
register di Puskesmas Andalas Kota Padang dari tanggal 01 Juli 2016
sampai tanggal 10 Februari 2017. Populasi berjumlah 3 orang.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili suatu populasi tertentu
(Saryono & Anggraeni, 2013). Sampel penelitian ini adalah ibu hamil yang
didiagnosa mengalami hipertensi dalam kehamilannya sekarang dan

38 Poltekkes Kemenkes Padang


42

melakukan kunjungan ataupun yang tercatat dalam daftar kunjungan ibu


hamil ke Puskesmas Andalas Kota Padang. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 2 orang. Peneliti mengambil 2 partisipan untuk dapat diberikan
asuhan keperawatan. Sampel yang didapatkan lebih dari dua, maka peneliti
melakukan pemilihan sampel dengan melakukan teknik purposive
sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti berdasarkan
tujuan/ masalah dalam penelitian, sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah ditetapkan sebelumnya . Semua sampel
yang temui sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel secara acak
(Nursalam, 2011).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilihberdasarkan


kriteriasebagaiberikut :
a. Inklusi
Kriteria inklusi adalah batasan karakteristik umum pada subjek
penelitian dikurangi karakteristik yang masuk dalam kriteria
eksklusi(Saryono,2013). Kriteria inklusi dari partisipan diantaranya:
1) Pasien yang di diagnosis oleh dokter atau bidan mengalami
hipertensi dalam kehamilandi lokasi penelitian.
2) Pasienbersedia menjadi partisipan
3) Ibu hamil pada trimesterI, II, dan III
b. Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangakan atau mengeluarkan subjek
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian (Saryono,2013). Kriteria
ekslusi dari responden diantaranya:
1) Pasien melahirkan atau partus saat penelitian berlan

Poltekkes Kemenkes Padang


43

D. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan beberapa alat untuk mengumpulkan data. Alat atau
instrumen pengumpulan data yang di gunakan adalah format pengkajian pada
ibu hami mulai dari pengkajian sampai pada evaluasi, tensi meter, stetoskop,
thermometer, penlight, LILA, reflek hammer, dan timbangan badan dan
meteran.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data saat peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam. Jadi dengan wawancara maka peneliti
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
mengintrepretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak
ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2014). Hal-hal yang akan
diwawancarai diantaranya adalah data-data riwayat penyakit, data
demografi keluarga, dan lain-lain.

2. Pengukuran
Pengukuran yaitu cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur objek
menggunakan alat ukur tertentu (Supardi, 2013). Pengukuran yang
dilakukan diantaranya: pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu,
melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan, menghitung frekuensi
nafas, dan menghitung frekuensi nadi.

3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dari partisipan. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan
yang lengkap dari partisipanuntuk mengetahui keadaan serta masalah
kesehatan yang dialami oleh partisipan (Ardhiyanti dkk, 2014).

Poltekkes Kemenkes Padang


44

Metodepemeriksaan fisik ini meliputi: keadaan umum partisipan,


pemeriksaan head to toe mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah
partisipan.

4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang bersumber dari
catatan, transkrip, buku, dan sebagainya (Saryono & Anggraeni, 2013).
Peneliti menggunakan data hasil pemeriksaan bidan dari puskesmas di
wilayah tersebut untuk menunjang penelitian yang dilakukan.

F. Jenis-Jenis Data
1. Jenis Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari subjek
penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013), seperti pengkajian kepada
pasien, meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola
aktifitas sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
Data primer dari penelitian berikut didapatkan dari hasil wawancara
observasi langsung dan pemeriksaan fisik langsung pada responden.
Data primer yang diperoleh masing- masing akan dijalaskan sebagai
berikut:
1) Hasil wawancara mengacu pada format pengkajian asuhan
keperawatan yang telah disediakan sebelumnya meliputi: identitas
pasien dan suami, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat keluarga, riwayat haid, riwayat obstetri dan
kebiasaan sehari- hari
2) Hasilobservasilangsungberupa: keadaan umum pada ibu hamil
dengan hipertensi tampak lemah.
3) Hasilpemeriksaanfisikberupa: keadaanumum, pemeriksaantanda-
tanda vital, pemeriksaanfisik head to toe.

b. Data sekunder

Poltekkes Kemenkes Padang


45

Data sekundermerupakandata yang diperoleh lewat pihak lain dengan


menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data (Saryono &
Anggraeni, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari
berbagai sumber, yaituinformasi yang diperolehberupa data
tambahanataupenunjangdalammerumuskandiagnosekeperawatan. Data
yang diperolehberupa: data pencatatan dari puskesmas, hasil pemeriksaan
bidan , data penunjangdarilaboratorium, dan catatan perkembangan
pasien.

G. Cara pengumpulan data


Pengumpulan data padapenelitianberikutinidilakukandengancaraanamnesa
(pengkajiandenganwawancaralangsungdenganpasienataukeluarga),
observasidanpemeriksaanfisik. Adapunlangkahlangkahdalampengumpulan
data yang dilakukanolehpenelitiadalah:
1. Proses Administrasi

a. Penelitimengurus administrasi izin penelitiandariinstansiasalpenelitian


(PoltekkesKemenkes Padang) ke Dinas Kesehatan Kota Padang.
b. Memintasuratrekomendasi ke Puskesmas Andalas Kota Padang
c. Memintaizinkepada pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang
d. Berkoordinasi dengan petugas yang bekerja di ruang KIA Puskesmas
Andalas Kota Padang
e. Mendatangi partisipan danmenjelaskantentangtujuanpenelitian
f. Partisipan diberikankesempatanuntukbertanya
g. Meninta kesediaan partisipan menandatangani informed consent.
h. Peneliti melakukan kontrak
waktuuntukmelakukanasuhankeperawatandanpamit.

2. Prosedur Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan yang akan dilakukanpenelitiadalah:

a. Peneliti melakukanpengkajiankepada partisipan


menggunakanmetodewawancaradanpemeriksaanfisik

Poltekkes Kemenkes Padang


46

b. Peneliti merumuskandiagnosiss keperawatan yang


munculpada
partisipan
c. Peneliti membuatperencanaanasuhankeperwatan yang
akandiberikankepada partisipan
d. Peneliti melakukanasuhankeperawatanpada partisipan
e. Peneliti mengevalusaitindakankeperawatan yang telahdilakukanpada
partisipan
f. Peneliti mendokumentasikan proses asuhankeperawatan yang
telahdiberikanpada partisipan
mulaidarimelakukanpengkajiansampaipadaevaluasiterhadaptindakan
yang telahdilakukan.

H. Proses Analisis
Analisis yang dilakukan pada asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
hipertensi ini adalah menganalisis semua temuan pada tahapan proses
keperawatan. Hasil pengkajian yang didapatkan pada responden 1 adalah
pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah. Sedangkan pada
responden 2 yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak aktivitas, sakit
kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan seperti berkunang-
kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan, badan tarasa lemah. Setelah
dibandingkan dengan teori, keluhan yang didapatkan sesuai dengan teori.

Begitu juga dengan diagnosa yang ditegakkan, sesuai dengan teori dengan
menggunakan panduan Nursing American Diagnisis (NANDA). Diagnosa yang
ditegakkan pada responden 1 adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini,
defisiensi pengetahuan berhubungan kurang informasi.Diagnosa yang
ditegakkan pada responden 2 adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplay dan kebutuhan O2, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status
terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan kurang informai.intervensi
Poltekkes Kemenkes Padang
47

keperawatan yang disusun sesuai dengan teori yang menjelaskan tindakan


untuk mengatasi masalah yang ditemukan, serta melaksanakan implementasi
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi kasus
Kunjungan ibu hamil dilakukan pada Ny. N dan Ny. M yang mengalami masalah hipertensi pada kehamilannya. Kunjungan responden 1dimulai
pada tanggal 19 Mei 2017 sampai tanggal 26 Mei 2017dengan kunjungan dilakukan 1 kali dalam sehari. Sedangkan kunjungan responden 2
dilakuakan mulai tanggal 23 Mei 2017 sampai 30 Mei 2017.
1. Pengkajian Keperawatan
Tabel 4.1 Deskripsi pengkajian pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Identitas pasien Ny. N usia 23 tahun beralamat di jalan Ikhlas VI Nomor 7 Ny. M 28 tahun beralamat di jalan Ikhlas XIV Nomor 26
Andalas, tinggal bersama suaminya yaitu Tn. D yang berusia Andalas, pendidikan terakhir S1 dan bekerja sebagai Ibu Rumah
31 tahun bekerja sebagai buruh lepas. Pendidikan terakhir Tangga. Ny. M tinggal bersama suaminya yaitu Tn. E 31 tahun
Ny. N yaitu MTS dan Tn. D yaitu SMK. Usia Ny. N saat pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai buruh. Usia Ny.
menikah adalah 17 tahun dan Tn. D 20 tahun, dan sekarang M saat menikah adalah 17 tahun dan umur Tn. E 20 tahun, dan
usia perkawinannya adalah 6 tahun. Ny. N sedang hamil sekarang usia perkawinannya adalah 11 tahun. Ny. N sedang
anak ke dua (G2 P1 A0 H1) dengan usia kehamilan 32-33 hamil anak ke tiga (G3 P2 A0 H2) dengan usia kehamilan 19-20
minggu. minggu.
Riwayat kesehatan Saat dilakukan pengkajian pada Ny. N, yaitu pada tanggal Saat dilakukan pengkajian pada pada Ny. M, yaitu pada tanggal
sekarang 19 Mei 2017, Ny. N mengeluh sering pusing, nyeri kepala, 29 Mei 2017, Ny. M mengeluh sering pusing dan akan
tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut. bertambah jika banyak beraktivitas, nyeri kepala, nyeri pada ulu
hati, penglihatan berkunang-kunang, badan terasa lemah dan
kurang nafsu makan.
45

44 Poltekkes Kemenkes Padang

Riwayat kesehatan Ny. N mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi sejak Ny. M mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi sejak dari
dahulu dari kehamilan pertama. kehamilan pertama. Ny. M juga mengatakan pernah dirawat di
RST karena tensi tinggi selama 3 hari, yaitu pada kehamilan
pertama.
Riwayat Ny. N mengatakan orang tuanya ada riwayat hipertensi dan Ny. M mengatakan ayahnya ada riwayat hipertensi, dan anggota
kesehatan Ibu Ny. N sebelumnya pernah melahirkan di rumah sakit keluarga lain juga ada yang menderita hipertensi, sedangkan
keluarga karena riwayat hipertensi, sedangkan penyakit keturunan penyakit keturunan yang lain seperti DM dan
yang lain seperti DM dan Jantung tidak ada. Jantung tidak ada.
Riwayat 1. Reproduksi 1. Reproduksi
Gynekologi Ny. N mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, Ny. M mengatakan haid pertama pada umur 13 tahun, siklusnya
siklusnya teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 3 sampai 4 teratur yaitu siklus 28 hari, lamanya 6 sampai 7 hari dan biasanya
hari dan biasanya Ny. N mengganti pembalut sebanyak 3 Ny. M mengganti pembalut sebanyak 3-4 kali sehari dan warna
kali sehari. Warna haid merah encer, konsistensinya yaitu haid merah encer. Konsistensinya yaitu cair dan kadang - kadang
cair dan kadanga- kadang adabongkahan- bongkahan kecil. ada bongkahan - bongkahan kecil. Keluhan yang biasa Ny. M
rasakan saat haid yaitu nyeri.
2. Perkawinan
Ny. N mengatakan usia pernikahannya sudah 6 tahun dan ini 2. Perkawinan
merupakan pernikahan yang pertama. Ny. M mengatakan usia pernikahannya sudah 11 tahun dan ini
merupakan pernikahan yang pertama.

Poltekkes Kemenkes Padang


46

Riwayat Ny. N mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal Ny. M mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal 31
kehamilan, 16 Juni 2012 di RSUP Dr. M. Djamil Padang yaitu dengan Oktober 2007 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan
persalinan, dan cara operasi SC dan ditolong oleh dokter. Jenis kelamin anak ditolong oleh dokter. Jenis kelamin anak yang pertama adalah
nifas yang lalu yang pertama adalah perempuan dengan PB 47 cm dan BB laki-laki dengan PB 49 cm dan BB 4 ,2 kg saat lahir dan
4 ,6 kg saat lahir dan sekarang usia anak tersebut adalah 4,5 sekarang usia anak tersebut adalah 10 tahun.
tahun.
Ny. M mengatakan melahirkan anak ke dua pada tanggal 17 Juli
2014 di RST Padang yaitu dengan cara normal dan ditolong oleh
dokter. Jenis kelamin anak yang kedua adalah laki-laki dengan
PB 51 cm dan BB 3,9 kg saat lahir dan sekarang usia anak
tersebut adalah 3 tahun.
Data Keluarga Ny. N mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil. Ny. M mengatakan pernah ikut KB, yaitu metoda pil.

Berencana Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. N tidak mau hamil Rencana KB sekarang ada, alasannya Ny. M takut hamil lagi,
lagi karena takut dioperasi lagi saat melahirkan. Rencana karena Ny. M selalu mengalami hipertensi saat hamil. Rencana
KB selanjtnya Ny. N ingin mencoba metoda suntik 1 kali 3 KB selanjtnya Ny. M ingin mencoba metoda suntik 1 kali 1
bulan. bulan.

Poltekkes Kemenkes Padang


47

Riwayat Ny. N mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 29 Ny. M mengatakan HPHT nya adalah pada tanggal 17 Januari
Kehamilan Oktober 2016 dan Taksiran persalinannya tanggal 6 Agustus 2017 dan taksiran persalinannya tanggal 24 Oktober 2017. ANC
Sekarang 2017. ANC pertama saat usia kehamilan 3 minggu, dan pertama saat usia kehamilan 4 minggu, dan kunjungan ANC
kunjungan ANC yaitu pada trimester 1 satu kali dengan yaitu pada trimester 1 satu kali dengan keluhan mual muntah,
keluhan mual muntah, pusing dan tidak nafsu makan. pusing, tengkuk terasa berat, nyeri kepala, penglihatang kadang-
Pada trimester II tidak pernah melakukan pemeriksaan, kadang berkunang - kunang, badan lemah dan kurang nafsu
keluhan sering pusing, nyeri kepala. makan.

Pada trimester III satu kali dengan keluhan, pusing, nyeri Ny. M mengatakan baru melakukan pemeriksaan ke RST, yaitu
kepala, tengkuk terasa berat, dan nyeri pada perut. 4 hari sebelum kunjungan dilakukan. Hasil pemeriksaan tampak
dalam buku KIA responden,yaitu protein dalam urin tidak
Saat dilakukan pengkajian pada protein dalam urin, ditemukan. Responden telah dirujuk ke RS Siti hawa oleh RS
berdasarkan hasil pemeriksaan responden sebelumnya, Tentara kota Padang.
tampak dalam buku KIA responden protein dalam urin tidak
ditemukan.

Data Psikologis Ny. N mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang Ny. M mengatakan cemas dengan kehamilan sekarang karena
karena Ny. N takut untuk operasi lagi dan Ny. N tidak Ny. M takut untuk operasi jika tekanan darahnya selalu tinggi.
mempunyai kartu jaminan kesehatan, sehingga cemas Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar harapan,
dengan biaya yang akan digunakan saat melahirkan nanti. karena Ny. M merasa belum siap untuk hamil lagi karena sudah
mempnya 2 orang anak, dan Ny. N cemas akan riwayat
Anak yang akan lahir sekarang merupakan anak di luar hipertensi yang dimiliknya. Suami Ny. N mendukungan
harapan, karena Ny. N merasa belum siap untuk hamil lagi anaknya nanti untuk menyusui, dan interaksi antara ibu, janin
dan Ny. N cemas akan riwayat hipertensi yang dimiliknya. serta suami baik.
Selain itu Ny. N mengatakan sudah berusaha untuk
menggugurkan janin yang dikandungnya saat mengetahui
dirinya hamil.

Suami Ny. N mendukungan anaknya nanti untuk menyusui,


dan interaksi antara ibu,janin serta suami baik.
Poltekkes Kemenkes Padang
48

Data Spritual Ny. N mengatakan beragama islam, tetapi Ny. N mengaku Ny. M mengatakan beragama islam, ada melaksanakan sholat
sangat jarang melaksanakan sholat dan mengaji. dan mengaji. Ny. M juga mengatakan berserah diri kepada Yang
Maha Kuasa apapun yang akan terjadi kedepannya.
Data sosial Ny. N bekerja sebagai wiraswasta, dan Tn. D bekerja Ny. M bekerja sebagai IRT, dan Tn. D bekerja sebagai buruh.
ekonomi sebagai buruh. Ny. N mengatakan tidak memiliki kartu
jaminan kesehatan.
Aktivitas Sehari- Ny. N dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan Ny. M tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan
hari mandiri, tetapi kadang- kadang membutuhkan bantuan yang mandiri, Ny. M membutuhkan bantuan karena merasa badannya
minimum saat melakukan akivitas. lemah, dan merasa pusing jika banyak beraktivitas. Ny. M
mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan minum teratur.
Ny. N mengatakan nafsu makan baik, serta makan dan Ny. M juga mengatakan sangat suka makan makanan berminyak
minum teratur. Ny. N juga mengatakan sangat suka makan dan bersantan.Ny. N mengatakan memiliki pola istirahat dan
makanan berminyak dan bersantan, serta suka makan jeroan.
tidur yang teratur.
Ny. N mengatakan pola istirahat dan tidur tidak teratur,
karena memiliki pekerjaan yag tidak tetap. Kadang-kadang
harus bekerja siang dan kadang malam hari dan Ny. N
mengatakan sering begadang karena harus bekerja, sehingga
Ny. N memiliki pola tidur yang tidak teratur.

Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. N, keadaan Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada Ny. M, keadaan umum
umum baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat badan baik, kedaran Compos Mentis (GCS :15) berat badan 50 Kg,
61 Kg, tinggi badan 149 cm, tekanan darah 140/90 mm Hg, tinggi badan 156 cm, tekanan darah 140/80 mm Hg, suhu 36,8
suhu 37,2 0C (normal 36,50C – 37,50C), nadi 88 kali
00
– 37,50C), nadi 84 kali permenit (normal 60C (normal
permenit (normal 60-100 kali permenit), pernafasan 20 kali 36,5 C
permenit (normal 16-20 kali permenit). 100 kali permenit), pernafasan 20 kali permenit (normal 16-20
Pada pemeriksaan kepala didapatkan hasil kepala tampak kali permenit). Kepala : tampak besih, tidak ada lesi, tidak ada
besih, tidak ada lesi, tidak ada rambut rontok dan rambut rontok dan tdak ada keringat. Mata : simetris kiri dan
kanan, konjungtiva sub anemis pada mata kiri dan kanan, reflek

Poltekkes Kemenkes Padang


49

berkeringat. Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva cahaya positif pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada
subanemis pada mata kiri dan kanan, reflek cahaya positif mata kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri
pada mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik pada mata kiri dan kanan, udema palpebra negatif.
dan kanan, reflek pupil positif isokor pada mata kiri dan Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak ada.
kanan, udema palpebra negatif. Bibir : tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, dan
Hidung: simetris, besih dan pernafasan cuping hidung tidak tampak ada karies gigi.
ada. Bibir: tidak sianosis, mukosa mulut dan bibir lembab, Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak bersih
dan tampak ada karies gigi. Leher: tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan
Telinga: tampak simetris, sejajar kontus mata, dan tampak kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus kordis
bersih tidak terlihat, iktus kordis teraba, dan perkusi jantung terdengar
Leher tidak teraba pembesaran kelenjer getah bening dan pekak serta irama jantung teratur. Inspeksi pada paru-paru
kelenjer thyroid. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus pergerakan dinding dada tampak simetris, tidak ada tarikan
kordis tidak terlihat, iktus kordis teraba,dan perkusi jantung dinding dada saat bernafas, fremitus kiri dan kanan sama,
terdengar pekak serta irama jantung teratur. Inspeksi pada perkusi paru paru redup dan terdengar bunyi vesikuler saat paru-
paru-paru pergerakan dinding dada tampak simetris, tidak paru di auskultasi.
ada tarikan dinding dada saat bernafas, fremitus kiri dan Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, dan pusat
kanan sama, perkusi paru paru redup dan terdengar bunyi tampak belum meonjol, bising usus 8 kali permenit. Tidak ada
vesikuler saat paru-paru di auskultasi. nyeri saat pemeriksaan genito urinaria.
Pada pemeriksaan abdomen: tampak perut membesar, Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan normal,
tampak ada bekas luka operasi, bising usus posistif, yaitu 11 dan keadaan emosional baik.
kali permenit. Tidak ada nyeri saat pemeriksaan genito
urinaria.
Otot sendi dan tulang tidak ada nyeri, sistem persyarafan
normal, dan keadaan emosional baik. Pemeriksaan kulit:
turgor kembali cepat, lembab, warna kulit tidak pucat,
capillary refill kembali dalam dua detik, akral teraba hangat.

Pemeriksaan Wajah tampak ada cloasma gravidarum, tidak ada edema Wajah tampak tidak ada cloasma gravidarum, an tidak ada
Khusus (obstetri) pada wajah. Leher tampak menghitam atau mengalami edema pada wajah. Leher tampak tidak menghitam atau belum
hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola mammae mengalami hiperpigmentasi. Payudara tampak simetris, areola
sudah menghitam, papila tampak menonjol dan mammae menghitam, papila tampak menonjol dan menghitam,

Poltekkes Kemenkes Padang


50

menghitam, dan tidak ada teraba pembengkakan pada dan tidak ada teraba pembengkakan pada payudara.
payudara. Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada linea
alba. Pemeriksaan leopold 1, tinggi fudus uteri teraba setinggi
Pada pemriksaan perut tampak tidak ada striae, tampak ada pusat . leopold II belum bisa ditentukan bagian janin. Leopold
linea alba. Pemeriksaan leopold 1 teraba bokong janin, dan III kepala atau bokong janin belum memasuki PAP. Leopold IV
tinggi fudus uteri teraba di pertengahan pusat dan PX . kepala atau bokong janin belum memasuki PAP. DJJ janin
Leopold II teraba punggung janin di bagian kiri dan
positif. Genetalia tidak ada varises. Ekstermitas bawah tidak ada
ekstermitas di bagian kanan. Leopold III kepala janin belum
bengkak, dan tidak terdapat varises. Reflek patela positif dan
memasuki PAP. Leopold IV kepala jain belum memasuki
PAP dan posisi tangan pemeriksa masih menyatu. DJJ janin anus tidak mengalami hemoroid.
positif yaitu 143 kali permenit. Genetalia tidak ada varises.
Ekstermitas bawah tampak membengkak, dan tidak terdapat
varises. Reflek patela positif. Anus tidak mengalami
hemoroid.

Data penunjang Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Mei 2017 Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Mei hemoglobin
ditemukan hemoglobin 11,1 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl). 11 g/dl ( normal 12 - 14 g/dl).

2. Diagnosis Keperawatan
Tabel 4.2
Deskripsi diagnosis keperawatan pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan

Diagnosa Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian tersebut Setelah dilakukan analisa data dari hasil pengkajian tersebut
keperawatan didapatkan masalah keperawatan pada Ny. N yaitu masalah didapatkan masalah keperawatan pada Ny. M yaitu : masalah
keperawatan pertama risiko ketidakefektifan keperawatan pertama risiko ketidakefektifan
Poltekkes Kemenkes Padang
51

perfusi jaringan serebral berhubungan dengan perfusi jaringan serebral berhubungan hipertensi
hipertensidengan data subjektif : Ny. N mengatakan kepala dengan data subjektif : Ny. M mengatakan kepala terasa
terasa sakit dan pusing, Ny. N mengatakan tengkuk terasa sakit dan pusing, Ny. M mengatakan tengkuk terasa berat,
berat, sedangkan data objektifnya : TD: 140/90 mmHg, Ny. M mengatakan kadang-kadang penglihatan seperti
Ny.N melaporkan nyeri pada kepala bagian depan. berkunang-kunang, sedangkan data objektifnya : 140/100
mmHg, Ny. M melaporkan nyeri yang dialaminya.

Diagnosa ke dua yaitu nyeri akut berhubungan dengan Diagnosa kedua yaitu nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif : Ny. agen cedera biologis ( iskemia) dengan data subjektif : Ny.
N mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. N M mengatakan kepala terasa sakit dan pusing, Ny. M
mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan mengatakan tengkuk terasa berat, skala nyeri 4, sedangkan
data objektifnya : Ny. N tampak meringis, Ny. N data objektifnya: Ny. M tampak meringis, Ny. M
mengeluhkan nyeri yang dialaminya,TD: 140/90 mmHg, melaporkan nyeri yang dialaminya, TD: 140/ 100, N: 88x/i,
N: 94x/i, P: 20x/i. P: 21x/i

Diagnosa ke tiga yaitu ansietas berhubungan dengan Diagnosa ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan
ancaman pada status terkinidengan data subjektifnya : dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuha
Ny. N mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, Ny. oksigen dengan data subjektif: Ny. M mengatakan pusing
N mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi jika banyak beraktivitas, Ny. M mengatakan badan terasa
sedangkan data objektifnya : Ny. N tampak cemas, Ny. N lemah, Ny. M mengatakan kadang dibantu saat beraktivitas,
menceritakan kecemasannya, TD 140/90 mmHg. sedangkan data objektifnya: Ny. M mengeluh pusing, Ny.
M . mengeluhkan pandangannya yang kadang
berkunangkunang, Ny. M tampak lebih banyak istirahat,
pasien tampak lemah.

Diagnosa ke empat yaitu ansietas berhubungan dengan


Diagnosa ke empat yaitu defisiensi pengetahuan ancaman pada status terkini dengan data subjektif Ny. M
berhubungan dengan kurang informasi dengan data mengatakan cemas dengan keadaanya sekarang, Ny. M
subjektif : Ny. N mengatakan belum mengetahui hal- hal

Poltekkes Kemenkes Padang


52

tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan mengatakan takut jika melahirkan harus dioperasi.
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam Sedangkan data objektifnya : Ny. M tampak cemas, Ny. M

Poltekkes Kemenkes Padang


53

kehamilan dari petugas kesehatan, Ny. N mengatakan tidak menceritakan kecemasannya, TD: 140/ 100, N: 88x/i, P: 20x/i
melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur,
sedangkan data objektifnya : Ny. N belum mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan tentang hipertensi dalam Diagnosa ke lima yaitu defisiensi pengetahuan
kehamilan. berhubungan dengan kurang informasi dengan data
subjektif Ny. M mengatakan belum mengetahui hal- hal
tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M mengatakan
belum mendapatkan informasi tentang hipertensi dalam
kehamilan dari petugas kesehatan. Sedangkan data
objektifnya : Ny. M belum mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan tentang hipertensi dalam kehamilan, Ny. M
banyak bertanya tentang masalah hipertensi dalam
kehamilan.

3. Perencanaan Keperawatan
Tabel 4.3
Deskripsi perencanaan pada partisipan

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan

Perencanaan Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatan Setelah dilakukan penegakkan diagnosa keperawatantentang
keperawatan tentang risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan hipertensi, intervensi keperawatan berhubungan dengan hipertensi, intervensi keperawatan
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar
perfusi jaringan ke serebral efektif pada Ny. Ndengan perfusi jaringan ke serebral efektif pada
Poltekkes Kemenkes Padang
54

kriteria hasil : tekanan darah sistolik normal, tekanan darah Ny. Mdengan kriteria hasil:tekanan darah sistolik normal,
diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah normal, tidak tekanan darah diastolik normal, nilai rata-rata tekanan darah
ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan. Rencana normal, tidak ada sakit kepala, tidak ada kegelisahan.
keperawatan yaitu : pantau tekanan darah setiap kali Rencana keperawatan yaitu: pantau tekanan darah,
kunjungan, anjurkan mengurangi makanan yang dapat menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat
yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk
memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen
stress, gunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien stress, menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien
untuk membantu masuknya oksigen, anjurkan melakukan untuk membantu masuknya oksigen, menganjurkan
pemeriksaan kehamilan secara rutin. melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut Rencana keperawatan pada diagnosis nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia) berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia)
direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. direncanakan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny.
N mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil : M mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil:
mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan mengenali kapan nyeri terjadi, mampu menggunakan
tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait
tindakan manajemen nyeri , mengenali gejala yang terkait
dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital
dengan nyeri, melaporan nyeri terkontrol, tanda- tanda vital
dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan
dalam batas normal. Rencana keperawatan yaitu : lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus,
karakteristik, durasi, frekwensi, dan faktor pencetus, observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
observasi adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan
untuk mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai nyeri,
responden megenai nyeri, berikan informasi mengenai ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan teknik
nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi musik,
teknik nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi musik, menonton TV, dan lakukan pengukuran TTV.
menonton TV, lakukan pengukuran TTV, menganjurkan

Poltekkes Kemenkes Padang


55

kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah baring dengan


posisi sering miring kiri.

Poltekkes Kemenkes Padang


56

Rencana keperawatan untuk diagnosa Intoleransi aktivitas


Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
berhubungan dengan ancaman pada status terkini dan kebutuhan O2 dilakukan selama 5 5x kunjungan
dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan agar Ny. N dengan tujuan agar suplay dan kebutuhan O2 simbang
mampu mengontrol ansietas dengan kriteria hasil : perasaan dengan kriteria hasil : saturasi oksigen dengan beraktivitas
gelisah sedang, tidak ada rasa cemas yang disampaikan, normal, frekuensi nadi ketika beraktivitas normal, frekuensi
tidak ada peningkatan tekanan darah, tidak ada peningkatan pernapasan bila beraktivitas normal, tekanan darah ketika
frekuensi nadi, dapat mengurangi penyebab kecemasan, beraktifitas normal, kelelahan sedang, tingkat stres sedang,
dapat mencari informasi untuk mengurangi kecemasan, sakit kepala tidak ada, kegiatan sehari-hari normal, kualitas
menggunakan teknik nonfarmakologi mengurangi istirahat normal. Rencana tindakan keperawatan yaitu :
kecemasan. Rencana keperawatan yaitu : gunakan bantu klien menngidentifikasi aktivitas yang mampu
pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas dilakukan, bantu responden untuk memilih aktivitas yang
harapan terhadap prilaku responden, ajarkan teknik nafas sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi, dan sosial, bantu
dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan, bantu untuk
dalam),dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman, mengidentifikasi aktivitas yang disukai, bantu responden
dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, atau keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi. beraktivitas, bantu responden untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan.

Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi Rencana keperawatan untuk diagnosa ansietas
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya berhubungan dengan status terkini dilakukan selama 5x
informasi dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan kunjungan dengan tujuan agar Ny. M mampu mengontrol
meningkatkan pengetahuan Ny. N dengan kriteria hasil ansietas dengan kriteria hasil : perasaan gelisah sedang, tidak
:mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi dalam ada rasa cemas yang disampaikan, tidak ada peningkatan
kehamilan, mengetahui kegiatan yang diakukan untuk tekanan darah, tidak ada peningkatan frekuensi nadi, dapat
mengurangi risiko. Rencana keperawatan yaitu : mengurangi penyebab kecemasan, dapat mencari informasi
identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat untuk mengurangi kecemasan, menggunakan teknik
meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk perilaku nonfarmakologi mengurangi

Poltekkes Kemenkes Padang


57

sehat, berikan penyuluhan kesehatan pada responden kecemasan. Rencana keperawatan yaitu : gunakan
mengenai hipertensi dalam kehamilan, sediakan lingkungan pendekatan yang menenangkan, nyatakan dengan jelas
yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau harapan terhadap prilaku responden, ajarkan teknik nafas
pengingat, yang sesuai, memberikan leaflet untuk dalam, gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta
menambah pengetahuan responden. jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik, dan bernafas
dalam),dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman,
dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala,
dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.

Rencana keperawatan untuk diagnosa defisiensi


pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
dilakukan selama 5x kunjungan dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan Ny. M dengan kriteria hasil :mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan hipertensi dalam kehamilan,
mengetahui kegiatan yang diakukan untuk mengurangi
risiko. Rencana keperawatan yaitu : identitafikasi faktor
internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan atau
mengurangi motivasi untuk perilaku sehat, berikan
penyuluhan kesehatan pada responden mengenai hipertensi
dalam kehamilan, sediakan lingkungan yang kondusif untuk
belajar, sediakan lisan petunjuk atau pengingat, yang sesuai,
memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan
responden.

4. Implementasi Keperawatan
Tabel 4.4
Deskripsi implementasi pada partisipan

Poltekkes Kemenkes Padang


58

Asuhan Partisipan 1 Partisipan 2


keperawatan
Implementasi Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosis Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada
Keperawatan keperawatanrisiko ketidakefektifan perfusi jaringan diagnosiskeperawatan risiko ketidakefektifan perfusi
serebral berhubungan dengan hipertensi tanggal 22 Mei jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi
2017 pukul 09.00 WIB adalah melakukan pengukuran tanggal 25 Mei 2017 pukul 12.00 WIB adalahmelakukan
tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan mengurangi pengukuran tekanan darah saat kunjungan, menganjurkan
makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan mengurangi makanan yang dapat menyebabkan peningkatan
darah, menganjurkan istirahat yang cukup, menganjurkan tekanan darah, menganjurkan istirahat yang cukup,
menggunakan teknik relaksasi atau nafas dalam, menganjurkan menggunakan teknik relaksasi atau nafas
mengajarkan posisi untuk membantu masuknya oksigen dalam, mengajarkan posisi untuk membantu masuknya
yaitu berbaring dengan miring ke kiri, menganjurkan oksigen yaitu berbaring dengan miring ke kiri,
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin.
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan
melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring dengan istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden
miring ke kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan melakukan teknik relaksasi,menganjurkan berbaring dengan
kehamilan secara rutin. miring ke kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin.
Pada kunjungan ke enam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.30
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan Pada kunjungan ke lima tanggal 27 Mei 2017 pukul 10.00
pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan
istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden pengukuran tekanan darah saat kunjungan,menganjurkan
melakukan teknik istirahat yang cukup, mengevaluasi cara responden
melakukan teknik

Poltekkes Kemenkes Padang


59

relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke


kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan kiri,menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. secara rutin.

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.00 Pada kunjungan ke tujuh tanggal 28 Mei 2017 pukul 11.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan
pengukuran tekanan darah saat kunjungan, mengevaluasi pengukuran tekanan darah saat kunjungan, mengevaluasi
cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan
berbaring dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan berbaring dengan miring ke kiri,menganjurkan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin. pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Pada kunjungan ke delapan tanggal 26 Mei 2017 pukul Pada kunjungan ke delapan tanggal 29 Mei 2017 pukul 11.00
11.00 WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan
melakukan pengukuran tekanan darah saat kunjungan, pengukuran tekanan darah saat kunjungan, mengevaluasi
mengevaluasi cara responden melakukan teknik cara responden melakukan teknik relaksasi,menganjurkan
relaksasi,menganjurkan berbaring dengan miring ke kiri. berbaring dengan miring ke kiri.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen cedera diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis (iskemia)tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.00 WIB biologis (iskemia)tanggal 25 Mei 2017 pukul WIB adalah
adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor pencetus
kualitas, dan faktor pencetus nyeri, melakukan observasi
nyeri, melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai
petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
ketidaknyamanan, menggunakan teknik komunikasi
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri, mengkaji
responden megenai nyeri, memberikan informasi pada pengetahuan responden megenai nyeri, memberikan
responden mengenai penyebab nyeri, mengajarkan teknik informasi pada responden mengenai penyebab nyeri,
nafas dalam. mengajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, yaitu meng
ajarkan teknik relaksasi, terapi mengalihkan perhatian
dengan mendengarkan musik dan

Poltekkes Kemenkes Padang


60

Pada kunjugan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 09.50 menonton TV, melakukan pengukuran TTV, menganjurkan
WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan kompres hangat pada bagian nyeri dan tirah baring dengan
pengukuran tekanan darah, mengobservasi petunjuk non posisi sering miring kiri.
verbal mengenai ketidaknyamanan, mengevaluasi
kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam, Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan WIB tindakan yang dilakukan adalah melakukan observasi
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
menguras emosi. menggunakan teknik komunikasi terapeutik, mengnjurkan
tetap melakukan teknik relaksasi, tetap melakukan terapi
Pada kunjungan ke enam 24 Mei 2017 pukul 10.40 WIB mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan
tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengukuran menonton TV, melakukan pengukuran TTV.
tekanan darah, menganjurkan responden tetap melakukan
teknik nafas dalam, menganjurkan terapi mengalihkan Pada kunjungan ke enam tanggal 28 Mei 2017 pukul 10.00
perhatian dengan mendengarkan music tenang dan WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan
menonton TV yang tidak menguras emosi. observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
menggunakan teknik komunikasi terapeutik, mengnjurkan
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul tetap melakukan teknik relaksasi, tetap melakukan terapi
11.10WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik dan
melakukan pengukuran tekanan darah, menganjurkan menonton TV, melakukan pengukuran TTV.
responden tetap melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan terapi mengalihkan perhatian dengan
mendengarkan music tenang dan menonton TV yang tidak Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosis
menguras emosi. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.30 Wib adalah
diagnosis ansietas berhubungan dengan ancaman pada berdiskusi dengan responden mengidentifikasi aktivitas
status terkini tanggal 22 Mei 2017 pukul 10.30 WIB adalah yang mampu dilakukan, membantu untuk mengidentifikasi
menggunakan pendekatan yang menenangkan, aktivitas yang disukai, membantu responden atau keluarga
menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas,
mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan membantu responden untuk mengembangkan motivasi diri
teknik nafas dalam.

Poltekkes Kemenkes Padang


61

dan penguatan, menganjurkan responden untuk istirahat


Pada kunjungan ke lima tanggal 23 Mei 2017 pukul 10.00 yang cukup, menganjurkan keluarga membantu kebutuhan
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu responden.
mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik
nafas dalam, menganjurkan melakukan tindakan Pada kunjungan ke empat tanggal 26 Mei 2017 pukul 10.00
mengaklihkan perhatian untuk mengurangi kecemasan yaitu WIB tindakan keperawatan tetap menganjurkan responden
mengobrol menonton TV. melakukan aktivitas yang mampu dilakukan, menganjurkan
responden untuk istirahat yang cukup, dan tetap
Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 10.50 menganjurkan keluarga membantu kebutuhan Ny. M.
WIB tindakan keperawatan yang akan dilakukan yaitu
mengevaluasi kemampuan responden melakukan teknik Pada kunjungan ke enam 28 Mei 2017 pukul 20.00 WIB
nafas dalam, mengevaluasi kegiatan responden dalam terapi tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu menganjurkan
mengalihkan perhatian, menganjurkan tetap melakukan responden melakukan aktivitas yang mampu dilakukan,
teknik mengalihkan perhatian seperti menonton tv dan menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, dan
mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan. tetap menganjurkan keluarga membantu kebutuhan Ny. M.
Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 25 Mei 2017 pukul 11.20 diagnosa ansietas berhubungan dengan ancaman pada
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu status terkinitanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00 WIB adalah
menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam, menggunakan pendekatan yang menenangkan,
menganjurkan tetap melakukan teknik mengalihkan menganjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk
perhatian seperti menonton tv dan mendengarkan musik mengurangi tekanan, mengajarkan dan menganjurkan teknik
untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan responden nafas dalam, menjelaskan rasionalisasi dan manfaat
untuk mengambil posisi yang nyaman. relaksasi, menganjurkan melakukan teknik relaksasi,
mengajarkan teknik mengalihkan perhatian seperti
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosa menonton tv dan mendengarkanmusik untuk mengurangi
defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya kecemasan,menganjurkan klien untuk mengambil posisi
informasitanggal 22 mei 2017 pukul 11.00 WIB adalah yang nyaman, menganjurkan responden untuk praktek yang
telah diajarkan.
memberikan penyuluhan kesehatan pada responden
mengenai hipertensi dalam kehamilan, memberikan leaflet
Pada kunjungan ke lima 27 Mei 2017 pukul 10.20 WIB
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu evaluasi
Poltekkes Kemenkes Padang
62

untuk menambah pengetahuan responden, menganjurkan


responden untuk melakukan

Poltekkes Kemenkes Padang


63

pemeriksaan kehamilan secara rutin. kemampuan responden melakukan teknik nafas dalam,
menganjurkan tetap melakukan teknik nafas dalam,
Pada kunjungan ke lima 23 Mei 2017 pukul 10.00 WIB menganjurkan melakukan teknik mengalihkan perhatian
tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi seperti menonton tv dan mendengarkan musik untuk
pengetahuan responden tentang hipertensi dalam kehamilan,mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
penyuluhan kesehatan pada responden mengenai nutrisi lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk menambah mengambil posisi yang nyaman.
pengetahuan responden, menganjurkan responden untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 10.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan menganjurkan
Pada kunjungan keenam tanggal 24 Mei 2017 pukul 11.00 tetap melakukan teknik nafas dalam, menganjurkan
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton
mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi tv yang tidak tenang dan mendengarkan musik untuk
dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi, mengurangi kecemasan, menganjurkan untuk menciptakan
menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden untuk
kehamilan secara rutin. mengambil posisi yang nyaman.

Tindakan keperawataan yang sudah dilakukan pada


diagnosa defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi, tanggal 25 Mei 2017 pukul 10.00
WIB adalah memberikan penyuluhan kesehatan pada
responden mengenai hipertensi dalam kehamilan,
memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu hami,
menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin.

Pada kunjungan ke lima 27 Mei 2017 pukul 10.20 WIB


tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu evaluasi
pengetahuan responden tentang hipertensi dalam kehamilan,
penyuluhan kesehatan pada responden mengenai nutrisi
pada ibu hamil, memberikan leaflet untuk

Poltekkes Kemenkes Padang


64

menambah pengetahuan responden, menganjurkan


responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin.
Pada kunjungan ke tujuh tanggal 29 Mei 2017 pukul 11.00
WIB tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu
mengevaluasi pengetahuan responden tentang hipertensi
dalam kehamilan dan nutrisi bagi ibu hamil hipertensi,
menganjurkan responden untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin.

5. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.5
Deskripsi Evaluasi pada partisipan

Evaluasi Partisipan 1 Partisipan 2


Keperawatan
Evaluasi Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi jaringan Diagnosis pertama: risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
Keperawatan serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi serebral berhubungan dengan hipertensi, evaluasi
keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke keperawatan dapat teratasi sebagian pada kunjungan ke
lima dengan kriteria hasil: Responden mengatakan kepala empat dengan kriteria hasil: Responden mengatakan
kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden kepala kadang masih terasa sakit dan pusing, Responden
mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat, TD: 130/80 mengatakan tengkuk masih terasa sedikit berat,
mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut berhubungan dengan penglihatan kadang-kadang masih berkunang-kunang, TD:
agen cedera biologis (iskemia), evaluasi keperawatan dapat 140/80 mmHg. Diagnosis kedua: nyeri akut berhubungan
teratasi pada kunjungan kelima dengan kriteria dengan agen cedera biologis (iskemia), evaluasi
hasil:Responden mengatakan kepalanya kadangmasih terasa
nyeri, Responden mengatakan sudah mengerti dan
Poltekkes Kemenkes Padang
65

keperawatan dapat teratasi pada hari empatdengan kriteria


hasil:Responden mengatakan

melakukan teknik manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : kepalanya kadangmasih terasa nyeri, Responden
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini, mengatakan sudah mengerti dan melakukan teknik
evaluasi keperawatan dapat teratasi pada kunjungan kelima manajemen nyeri. Diagnosis ketiga : Intoleransi aktivitas
dengan kriteria hasil : responden mengatakan sudah lebih berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
tenang, reponden mengatakan sudah mampu melakukan kebutuhan O2, evaluasi keperawatan dapat teratasi
manajemen ansietas, TD darah responden menurun. sebagian pada kunjungan keempat dengan kriteria hasil :
Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan berhubungan responden mengatakan lebih banyak istirahat, responden
dengan kurang informasi, evaluasi keperawatan teratasi mengatakan aktivitas dibantu keluarga, TD responden
sebagian pada kunjungan keempat, dengan kriteria hasil : menurun. Diagnosis keempat ansietas berhubungan
responden mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, dengan ancaman pada status terkini, evaluasi keperawatan
responden mengatakan akan melakukan pemeriksaan teratasi sebagian pada kunjungan ke empat, dengan kriteria
kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan. hasil : responden mengatakan sudah lebih tenang,
reponden mengatakan sudah mampu melakukan
manajemen ansietas, TD darah responden menurun.
Diagnosis keempat defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi, evaluasi keperawatan teratasi
sebagian pada kunjungan keempat, dengan kriteria hasil :
responden mampu menjawab pertanyaan yang diberikan,

Poltekkes Kemenkes Padang


66

responden mengatakan akan melakukan pemeriksaan


kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan.

Poltekkes Kemenkes Padang


62

B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang sejak tanggal 19 Mei sampai
tanggal 30 Mei 2017, yaitu antara responden Ny. N dan responden Ny. M,
maka pada bab pembahasan ini peneliti akan menjabarkan adanya kesesuaian
maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori dengan kasus.
Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun
intervensi, melakukan implementasi keperawatan dan melakukan evaluasi
keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian pada responden 1yaitu Ny. N (G2, P1, A0,
H1), usia kehamilan 32-33 minggu, ditemukan beberapa keluhan yaitu
pusing, nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah.

Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Ny. N


mengatakan sebelumnya sudah mempunyai riwayat hipertensi saat hamil
anak pertama saat usia 17 tahun dan harus mengalami operasi SC saat
melahirkan. Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga,
Ny. N mengatakan ada riwayat hipertensi pada keluarga yaitu ibu dari
Ny. N. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny. N didapatkan hasil
pengukuran tekanan darah yaitu 140/90mmHg. Saat dilakukan
pengkajian psikologi, Ny. N mengatakan merasa cemas dengan status
kesehatannya sekarang dan khawatir akan operasi lagi saat melahirkan,
karena Ny. N tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.

Hasil pengkajian pada responden II yaitu Ny. M (G3, P2, A0, H2),
ditemukan keluhan yaitu pusing, bertambah jika melakukan banyak
aktivitas, sakit kepala, tengkuk terasa berat, kadang-kadang pandangan
seperti berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan tidak nafsu makan,
badan tarasa lemah.
45 Poltekkes Kemenkes Padang

Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Ny. M


mengatakan sebelumnya sudah ada riwayat hipertensi sejak kehamilan
pertama pada usia 18 tahun. Ny. M juga mengatakan ada riwayat
hipertensi pada keluarga, yaitu ayah dari Ny. M. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital pada Ny. M didapatkan hasil pengukuran tekanan darah
yaitu 140/100 mmHg. Saat dilakukan pengkajian psikologi, Ny.
M mengatakan merasa cemas dengan status kesehatannya sekarang.

Menurut Prawirohardjo (2013), Biasanya ibu hamil yang mengalami


hipertensi dalam kehamilan akan mengalami: sakit kepala di daerah
frontal, terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan
1 kg/ minggu.

Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam


kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor
risiko yang menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu
diantaranya adalah Primigravida, usia ibu hamil, dan riwayat hipertensi
sebelumnya.

Radjamuda & Montolalu (2014), dalam penelitiannya mengatakan


bahwa beberapa faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan
adalah usia ibu hamil, primipara dan riwayat hipertensi sebelumnya.
Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada umur
kurang dari 20 tahun.

Berdasarkan teori dan penelitian tentang pengkajian pada ibu hamil


dengan hipertensi dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan
Ny. M, dapat disimpulkan beberapa keluhan yang ditemukan pada saat
pengkajian sesuai. Diantaranya adalah : sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan tengkuk terasa berat.
Poltekkes Kemenkes Padang
Menurut analisa peneliti, berdasarakan pengkajian pada kedua
responden, ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan, diantaranya
pada responden 1 usia kehamilan trimester III, sedangkan pada
responden 2 usia kehamilan trimester II. Dari keluhan kedua responden,
sama-sama merasakan nyeri kepala, tengkuk terasa berat,badan terasa
lemah. Tapi pada responden 2 di dapatkan keluhan kadang-kadang
tampak berkunang-kunang.

Berdasarkan kasus ini, faktor penyebab hipertensi dalam kehamilan


yang dikemukan teori diatas sesuai dengan yang dialami responden.
penyebab hipertensi dalam kehamilan yang dialami responden 1 dan
responden 2 adalah usia kehamilan pertama yang kurang dari 20 tahun
riwayat hipertensi sebelumnya, serta riwayat keturunan.

Berdasarkan usia kehamilan saat ini, pada responden 1 hipertensi terjadi


pada trimester 3, sedangkan pada responden 2 hipertensi di temukan
pada trimester 2, dan sama-sama tidak terdapat protein dalam urin,
berdasarkan teori prawirohardjo (2013), hipertensi yang timbul pada
kehamilan tanpa disertai adanya proteinuria dan disertai tandatanda
preeklampsia adalah hipertensi gestasional.

Berdasarkan keluhan yang dirasakan responden, diantaranya adalah


nyeri. menurut Prawirohardjo (2013), menyebutkan ibu hamil yang
mengalami hipertensi dapat terjadi perubahan neurologik. Perubahan
tersebut dapat berupa nyeri kepala. Nyeri kepala pada ibu hamil
hipertensi tersebut terjadi karena terjadinya kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan
terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan
suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan

nyeri.

Keluahan lain yang dirasakan responden adalah kadang-kadang


penglihatan seperti berkunang-kunang. Menurut Prawirohardjo (2013),
Poltekkes Kemenkes Padang
gangguan visus terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi karena
kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
yang menyebabkan terjadinya gangguan pefusi oksigen ke organ, salah
satunya adalah pada retina, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan
penglihatan kabur.

Menurut Prawirohardjo (2013), penyebab nyeri pada ulu hati yang


dirasakan responden adalah kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol
dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya gangguan
pefusi oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan aliran darah ke
hati, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati.
Tetapi didalam kasus yang dikaji, penyebab nyeri ulu hati pada
responden adalah adanya riwayat magh yang dimiliki responden, setelah
sebelumnya dirawat di rumah sakit karena naik asam lambung.

2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada Ny. N, diagnosa yang
muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada status
terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi. Begitu juga dengan pengkajian yang dilakukan pada Ny. M,
diagnosa yang muncul adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan hipertensi,nyeri akut berhubungan dengan
agen cedera biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan O2, ansietas
berhubungan dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkan


beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah nyeri berhubungan dengan agen cedera
biologis, risiko cedera dengan faktor risiko internal (disfungsi integrasi
sensori), intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

Poltekkes Kemenkes Padang


antara suplai dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan dengan
ancaman pada status terkini, defisiensi pengetahuan berhubungan
dengan kurang informasi.

Berdasarkan teori, diagnosa keperawatan yang bisa diangkat pada


pasien dengan hipertensi pada kehamilan dan berdasarkan kasus yang
diteliti pada Ny. N dan Ny. M, dapat disimpulkan hasil diagnosa
keperawatan yang didapatkan sesuai dengan teori diantaranya adalah
risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hipertensi, nyeri akut, intoleransi aktivitas, ansietas, dan defisiensi
pengetahuan.

Menurut NANDA (2015), risiko ketidakefektifan perfusi jaringan


serebral adalah beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan
serebral yang mengganggu kesehatan, dengan salah satu faktor
resikonya adalah hipertensi.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


Ny. N dan Ny. M didapatkan hasil ke dua responden tersebut didapatkan
tekanan darah diatas normal, merasakan pusing dan nyeri pada kepala,
Sehingga diagnosa risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
dapat ditegakkan.

Menurut NANDA (2015) nyeri akut adalah pengalaman sensori dan


emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
aktual atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang
tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau di prediksi. Hal tersebut ditandai dengan adanya
bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa, ekspresi wajah
nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri dan
perubahan pada parameter fisiologis.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


Ny. N dan Ny. M didapatkan hasil ke dua responden tersebut merasakan
pusing dan nyeri pada kepala, bukti nyeri dengan menggunakan standar
Poltekkes Kemenkes Padang
daftar periksa, ekspresi wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan
tentang prilaku nyeri dan perubahan pada tekanan darah, Sehingga
diagnosa nyeri akut dapat ditegakkan.

Prawirohardjo (2013) dan Reeder (2011), juga menyebutkan akibat


adanya vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik pada ibu hamil
hipertensi, maka hal ini bisa menyebabkan penurunan pompa darah
ventrikel, sehingga hal tersebut menyebabkan penurunan curah jantung.
Akibat dari hal tersebut merupakan penurunan oksigen ke jaringan,
sehingga menyebabkan kelelahan dan tidak mampu
melakukan suatu aktivitas secara efektif.

Menurut NANDA (2015) intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan


energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas keidupan sehari hari yang harus atau yang ingin
dilakukan. Hal tersebut ditandai dengan keletihan, ketidaknyamanan
setelah beraktifitas, respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


Ny. M didapatkan hasil pengkajian yaitu Ny. M merasakan pusing
setelah banyak beraktivitas, badan terasa lemah, kadang-kadang
merasakan pandangan seperti berkunang-kunang dan aktivitas
membutuhkan bantuan. Akibat adanya ketidakmampuan dalam
melakukan aktivitas secara efektif, maka diagnosa intoleransi aktivitas dapat
ditegakkan.

Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam


kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan
dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut anaknya nanti
lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan
(Prawihardjo, 2013).

Menurut NANDA (2015), ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau


kekhawatiran yang samar disertai respon autonom (sumber sering kai
tidak spesifik) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
Poltekkes Kemenkes Padang
bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Ibu hamil dengan
hipertensi dapat merasakan kecemasan karena peningkatan tekanan
darah dapat menyebabkan perubahan psikologis pada ibu hamil. Hal
tersebut ditandai dengan Mengekspresikan kekhawatiran akibat
perubahan dalam peristiwa hidup, gelisah, perasaan tidak adekuat,
peningkatan kekhawatiran, dan perasaan takut.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada


ke dua responden tersebut dapat di ketahui adanya masalah pada
psikologis ibu hamil, yaitu perasaan tidak adekuat, peningkatan
kekhawatiran, dan perasaan takut dengan keadaannya saat ini dan takut
jika melahirkan dengan di operasi, sehingga dalam kasus ini diagnosa
keperawatan ansietas bisa ditegakkan. Reeder dkk (2011),
menyebutkan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit hipertensi dalam kehamilan dengan
melakukan deteksi dini pada wanita yang diketahui memiliki faktor
risiko tersebut.

Menurut NANDA (2015), defisiensi pengetahuan adalah ketiadaan atau


defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Hal
tersebut ditandai dengan ketidakakuratan melakukan tes,
ketidakakuratan melakukan perintah, kurang pengetahuan, prilaku
tidak tepat.

Setyawati (2015), menyebutkan dalam penelitiannya bahwa tingkat


pendidikan juga berpengaruh dengan hipertensi pada wanita hamil. Pada
ibu hamil dengan tingkat pendidikan SMP kebawah, terdapat risiko
sebesar 1,6 kali untuk hipertensi dibandingkan pada ibu dengan tingkat
pendidikan SMP keatas. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
dalam upaya pencegahan, deteksi dini ataupun pengobatan hipertensi
yang mungkin terjadi. Kurangnya pengetahuan ini membuat ibu kurang

Poltekkes Kemenkes Padang


atau tidak peduli dalam pencegahan maupun pengobatan hipertensi pada
kehamilan.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan pengkajian pada ke dua responden


didapatkan hasil bahwa responden belum mendapatkan informasi
tentang hipertensi dalam kehamilan dari petugas kesehatan, serta ke dua
responden tersebut tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara
teratur, sehingga dari pengkajian tersebut diagnosa defisiensi
pengetahuan dapat ditegakkan.

Berdasarkan askep teoritis yang dibahas pada halaman sebelumnya, ada


beberapa diagnosa yang tidak ditemukan pada ke dua kasus yang diteliti,
diantaranya adalah ketidak efektifan pola nafas, intoleransi aktivitas
dan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer.
NANDA (2015), defenisi ketidakefektifan pola nafas adalah inspirasi
atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat. Ketidakefektifan
pola nafas pada ibu hamil dengan hipertensi terjadi karena kerusan
vaskuler dan vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik
menyebabkan perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan hal
tersebut menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga ibu
hamil akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan NANDA tahun 2015
ada beberapa batasan karakteristik yang digunakan agar kita bisa
mengangkat diagnosa tersebut. Faktor risiko pada diagnosa
ketidakefektifan pola nafas adalah : perubahan kedalaman pernapasan,
perubahan ekskursi dada, penurunan tekanan ekspirasi, peurunan
tekanan inspirasi, peneurunan pentilasi seenit, penurunan kapasitas
vital, dispnea, pernapasan cuping hidung, pernapsan bibir, ortopnea,
fase ekspirasi memanjang, takipnea, penggunaan otot aksesorius untuk
bernafas.

Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus


hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan batasan karakteristik
seperti yang dijelaskan diatas karena kerusan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik belum menyebabkan

Poltekkes Kemenkes Padang


perpindahan cairan intravaskuler ke ektravaskuler dan hal tersebut
menyebabkan cairan interstisial paru meningkat, sehingga ibu hamil
akan mengalami sesak nafas. Berdasarkan data diatas diagnosa risiko
ketidakefektifan pola nafas tidak dapat ditegakkan.

Menurut NANDA (2015), intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan


energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktifitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
ingin dilakukan. Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
akan terjadi vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik yang
menyebabkan pompa darah ventrikel kiri menurun dan terjadi
penurunan curah jantung. Jika hal tersebut terjadi maka ibu hamil akan
merasakan kelelahan saat beraktivitas karena oksigen ke jaringan tidak
adekuat sehingga hal tersebut menyebabkan intoleransi aktivitas pada
ibu hamil dengan hipertensi. Intoleransi aktivitas ditandai dengan respon
tekanan darah abnormal terhadap aktivitas, respon frekwensi jantung
abnormal terhadap aktivitas, ketidaknyamanan saat
beraktivitas, dispnea setelah beraktifitas.

Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus


hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan manifestasi dispnea
dan frekwensi jantung yang abnormal setelah beraktivitas. Berdasarkan
data diatas diagnosa intoleransi aktivitas tidak dapat ditegakkan.

Menurut NANDA (2015), ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


merupakan suatu keadaan yang berisiko mengalami penurunan sirkulasi
darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan. Pasien dengan
hipertensi pada kehamilan, terjadi kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasospasme sistemik, sehingga hal ini
menyebabkan gangguan perfusi organ, sehingga bisa terjadi yang
mengakibatkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Penurunan
sirkulasi ke perifer ditandai dengan pengisian kapiler lebih dari 3 detik,
warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di turunkan, nyeri
ekstermitas, warna kulit pucat saat elevasi dan prestasia.

Poltekkes Kemenkes Padang


Menurut analisa peneliti, data yang ditemukan pada ke dua kasus
hipertensi dalam kehamilan tidak ada ditemukan pengisian kapiler lebih
dari 3 detik, warna tidak kembali ke tungkai saat tungkai di turunkan,
nyeri ekstermitas, warna kulit pucat saat elevasi dan prestasia karena
oksigen pada ibu hamil masih cukup baik untuk diedarkan keseluruh
tubuh, apabila terjadi ketidakadekuatan suplai oksigen ke jaringan maka
akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel diperifer yang
dimanifestasikan perubahan warna kulit dan pengisian kapiler yang
melambat. Berdasarkan data diatas diagnosa risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer tidak dapat ditegakkan
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus Ny. N dan Ny. M
didasarkan pada tujuan intervensi masalah keperawatan yang muncul,
yaitu risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral,nyeri akut
berhubungan dengan agen cedera biologis, intoleransi aktivitas
berhubungan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan kebutuhan,
ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini dan defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan


sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, rencana tindakan yang akan
dilakukan adalah : pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi
makanan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan
istirahat yang cukup, kolaborasi dengan tim kesehatan untuk
memberikan obat hipertensi, gunakan strategi manajemen stress,
menggunakan teknik relaksasi, monitor posisi pasien untuk membantu
masuknya oksigen, menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin.

Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan


sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa nyeri
akut berhubungan dengan agen cedera biologis rencana tindakan terdiri

Poltekkes Kemenkes Padang


dari: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan faktor
pencetus, observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai
nyeri, berikan informasi mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip
manajemen nyeri, ajarkan teknik nonfarmakologi seperti teknik
relaksasi, terapi musik, menonton TV, lakukan pengukuran TTV.

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. M, yaitu pada diagnosa


intoleransi aktivitas, intervensi yang telah disusun adalah:
mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, membantu untuk
mengidentifikasi aktivitas yang disukai, membantu responden atau
keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas,
membantu responden untuk mengembangkan motivasi diri,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
keluarga membantu kebutuhan responden (Bulechek, dkk 2016).

Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan pada diagnosa


ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini intervensi
yang akan dilakukan diantaranya : gunakan pendekatan yang
menenangkan, nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku
responden, anjurkan melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi
tekanan, ajarkan teknik nafas dalam, gambarkan rasionalisasi dan
manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang tersedia (misalnya musik,
meditasi dan bernafas dalam), anjurkan untuk menciptakan lingkungan
yang nyaman, dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman,
dorong pengulangan teknik praktek tertentu secara berkala, dan
dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi.

Bulechek, dkk (2016), perencanaan tindakan keperawatan pada diagnosa


defisiensi pengetahuan intervensi yang akan dilakukan diantaranya :
identitafikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan
atau mengurangi motivasi untuk perilaku sehat, sediakan lingkungan
yang kondusif untuk belajar, sediakan lisan petunjuk atau pengingat,
Poltekkes Kemenkes Padang
yang sesuai, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan
responden.

Menurut analisa peneliti salah satu intervensi untuk diagnosa defisiensi


pengetahuan adalah dengan memberikan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan pada responden. Hal tersebut dapat meningkatkan
pengetahuan pada responden, sehingga faktor risiko dari hiertensi dalam
kehamilan dapat di minimalisir atau bahkan dapat dicegah.

4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan semua imlementasi berdasarkan tindakan yang telah
direncanakan pada intervensi. Pada diagnosa risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral, implementasi yang telah dilakukan adalah :
pantau tekanan darah, menganjurkan mengurangi makanan yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah, anjurkan istirahat yang cukup,
gunakan strategi manajemen stress, menggunakan teknik relaksasi,
monitor posisi pasien untuk membantu masuknya oksigen,
menganjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa nyeri akut adalah


pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri,
melakukan observasi petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,
menggunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri, mengkaji pengetahuan responden megenai nyeri,
memberikan informasi pada responden mengenai penyebab nyeri,
mengajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, yaitu meng ajarkan teknik
relaksasi, terapi mengalihkan perhatian dengan mendengarkan musik
dan menonton TV, menganjurkan kompres hangat pada bagian nyeri,
menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup, menganjurkan
untuk istirahat dengan berbaring ke sebelah kiri, dan melakukan
pengukuran TTV.

Poltekkes Kemenkes Padang


Menurut Reeder dkk (2011), terjadinya nyeri pada ibu hamil yang
mengalami hipertensi disebabkan karena kerusakan vaskuler dan
vasokonstriksi arteriol dan vasovasme sistemik yang menyebabkan
terjadinya penurunan oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan
suplay oksigen ke otak sehingga hal tersebut menyebabkan nyeri. salah
satu cara untuk menurunkan tekanan darah sehingga meningkatkan
oksigen ke jaringan adalah dengan pembatasan aktivitas dan tirah baring
di rumah dengan posisi sering miring kekiri.

Menurut Atoilah & Kusnadi (2013), beberapa implementasi yang dapat


dilakukan untuk menghilangkan nyeri yaitu tehnik distraksi dan
relaksasi. Teknik distraksi diantaranya adalah Bernafas lambat dan
berirama, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik, mendorong
untuk menghayal, menonton televise. Tehnik relaksasi yaitu tehnik
pelemasan otot sehingga akan mengurangi ketegangan pada otot yang
akan mengurangi rasa nyeri. Tehnik yang dilakukan berupa nafas dalam
secara teratur dengan cara menghirup udara sebanyak mungkin melalui
hidung dan dikeluarkan secara perlahan – lahan melalui mulut.

Radjamuda (2014), mengatakan dalam penelitiannya untuk menurunkan


tekanan darah pada ibu hamil adalah dengan terapi non farmakologi salah
satunya adalah dengan terapi musik. Pemberian terapi musik efektif
dalam menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang
mengalami hipertensi.

Menurut analisa peneliti, berdasarkan teori dan hasil penelitian


implementasi keperawatan untuk mengurangi nyeri, dan berdasarkan
kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M dapat disimpulkan
implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori,
diantaranya dengan teknik relaksasi, yaitu teknik nafas dalam dan teknik
mengalihkan perhatian dengan melakukan beberapa kegiatan seperti
menonton tv, dan mendengarkan musik.

Poltekkes Kemenkes Padang


Implementasi yang dilakukan pada diagnosa intoleransi aktivitas adalah
berdiskusi dengan responden mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan, membantu responden atau keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas, membantu respondenuntuk
mengembangkan motivasi diri dan penguatan, menganjurkan responden
untuk istirahat yang cukup, menganjurkan keluarga membantu
kebutuhan responden.

Menurut Reeder (2011), intoleransi aktivitas bisa dialami oleh ibu hamil
dengan hipertensi, hal ini disebabkan karena oksigen ke jaringan
menurun, sehingga menyebabkan ibu hamil mudah kelelahan dan tidak
mampu melakukan aktivitas secara efektif.

Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah


baik, karena Ny. M mengalami intoleransi dalam beraktivitas, maka ibu
hamil dengan hipertensi sangat dianjurkan untuk istirahat yang cukup,
menganjurkan responden untuk melakukan aktivitas yang mampu
dilakukan, dan menganjurkan keluarga membantu kebutuhan responden.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa ansietas adalah menggunakan


pendekatan yang menenangkan, menganjurkan
melakukan aktivitas yang lain untuk mengurangi tekanan, mengajarkan
dan menganjurkan teknik nafas dalam, menjelaskan rasionalisasi dan
manfaat relaksasi, menganjurkan melakukan teknik relaksasi,
mengajarkan teknik mengalihkan perhatian seperti menonton tv dan
mendengarkan musik untuk mengurangi kecemasan, menganjurkan
untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, menganjurkan responden
untuk mengambil posisi yang nyaman.

Reeder dkk (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu diagnosa
keperawatan yang bisa diangkat adalah ansietas. Hal ini terjadi karena
terjadinya peningkatan tekanan darah, sehingga terjadi perubahan
psikologis pada ibu hamil, dan menyebabkan kecemasan serta perasaan

Poltekkes Kemenkes Padang


khawatir pada ibu hamil tersebut. Menurut analisa peneliti, pelaksanaan
intervensi yang dilakukan sudah baik karena Ny.
N dan Ny. M merasakan kecemasan dan ke khawatiran, maka sangat
dianjurkan untuk melakukan teknik pengalihan perhatian, karena hal
tersebut dapat mengurangi beban pikiran yang dialami responden.

Implementasi yang dilakukan pada diagnosa defisiensi pengetahuan


memberikan penyuluhan kesehatan pada responden mengenai hipertensi
dalam kehamilan, memberikan penyuluhan tentang nutrisi pada ibu
hamil, memberikan leaflet untuk menambah pengetahuan ibu hami,
menganjurkan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah.

Menurut Reeder (2011), pada ibu hamil dengan hipertensi salah satu
diagnosa keperawatan yang bisa diangkat adalah defisiensi pengetahuan.
Hal ini terjadi karena beberapa dari ibu hamil dengan hipertensi tersebut
tidak mengetahui penyebab dan penanganan dari
hipertensi.

Menurut analisa peneliti, pelaksanaan intervensi yang dilakukan sudah


baik karena Ny. N dan Ny. M mengatakan belum mendapatkan informasi
tentang hipertensi pada kehamilan dari petugas kesehatan, maka salah
satu implementasi yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan
tentang hipertensi pada ibu hamil serta nutrisi yang baik bagi ibu hamil
yang mengalami hipertensi.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa risiko
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dilakukan selama 5 hari, hasil
evaluasinya masalah teratasi sebagian nyeri akut dan intoleransi aktivitas
dilakukan selama 4 hari. Masalah nyeri akut dan intoleransi aktivitas
tersebut sudah dapat teratasi sebagian pada hari ke dua setelah dilakukan
implemetasi seperti yang telah disusun pada intervensi keperawatan dan

Poltekkes Kemenkes Padang


implementasi dilanjutkan sampai hari ke empat. Hasil evaluasinya
masalah teratasi sebagian.

Evaluasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M dengan diagnosa ansietas


dan defisisensi pengetahuan sudah dilakukan selama 3 hari. Masalah
ansietas sudah dapat teratasi sebagian pada hari kedua, sedangkan
diagnosa defisiensi pengetahuan sudah dapat teratasi pada hari ketiga,
setelah dilakukan implemetasi seperti yang telah disusun pada intervensi
keperawatan.

Berdasarkan teori dan penelitian ibu hamil dengan hipertensi, dan


berdasarkan kasus yang diteliti pada Ny. N dan Ny. M, dapat di evaluasi
berdasarkan implementasi yang dilakukan. Evaluasi tersebut
diantaranya adalah : nyeri yang dirasakan responden berkurang,
responden istirahat dengan cukup, kecemasan berkurang, dan
menunjukkan pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan tindakan
untuk perawatan dirumah.

Poltekkes Kemenkes Padang


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada Ny. N dan
Ny. M dengan hipertensi dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas
Andalas kota Padang, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut
1. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa:
Ny. N 23 tahun G2 P2 A0 H1 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak
terasa berat, nyeri perut, pandangan seperti berkunang-kunang. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan TD 140/ 90, konjungtiva subanemis.
Kehamilan pertama Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam
kehamilan. Keluarga Ny. N juga memiliki riwayat hipertensi dalam
kehamilan. Pada pengkajian psikologis Ny. N mengatakan merasa cemas,
khawatir dan takut.

Ny. M 28 tahun G3 P2 A0 H2 mengeluh pusing, sakit kepala, pundak


terasa berat, nyeri ulu hati, pandangan seperti berkunang-kunang, tidak
nafsu makan, serta mual dan muntah. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
TD 140/ 90, konjungtiva subanemis. Kehamilan pertama Ny. M juga
memiliki riwayat hipertensi dalam kehamilan. Keluarga Ny. M juga
memiliki riwayat hipertensi yaitu ayah Ny. M. Pada pengkajian psikologis
Ny. M juga mengatakan merasa cemas, khawatir dan takut.

5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit hipertensi


dalam kehamilan sebanyak 5 diagnosa. Berdasarkan kasus, diagnosa yang
muncul pada Ny. N ada 4 diagnosa yaitu risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi, nyeri akut berhubungan
dengan agen cedera biologis, ansietas berhubungan dengan ancaman pada
status terkini, dan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi, dan Ny. M 5 diagnosa. Diagnosa keperawatan yang peneliti
temukan pada Ny. Madalah perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hipertensi, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis,
intoleransi aktivitas berhubungan dengan

62Poltekkes Kemenkes Padang

63
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, ansietas berhubungan
dengan ancaman pada status terkini, dan defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
6. Intervensi keperawatan yang direncakan tergantung pada masalah
keperawatan yang ditemukan. Berikut beberapa intervensi keperawatan
berdasarkan diagnosa kasus a) melakukan manajemen nyeri dengan teknik
nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, kompres hangat, dan pengalihan
perhatian, b) melakukan pengukuran TTV, c) menganjurkan responden
untuk istirahat yang cukup, d) ubah posisi dengan posisi lebih sering
miring kiri, e) menganjurkan responden istirahat yang cukup, bagi
responden dan meletakkan benda yang sering digunakan dalam jangkauan
responden, f) pengurangan kecemasan, g) melakukan penyuluhan pada ibu
hamil dengan hipertensi, h) menganjurkan responden untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin ke pelayanan kesehatan.

7. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang


telah disusun. Implementasi keperawatan pada Ny. N dan Ny. M
masingmasing dilakukan selama 6 hari. Implementasi keperawatan yang
di lakukan kepada Ny. N sama dengan Ny.M yaitu untuk diagnosa risiko
ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral yaitu melakukan pengukuran
tekanan darah, mengajarkan manajemen stress, memberikan penkes
tentang diit hipertensi pada ibu hamil, menganjurkan melakukan
pemeriksaan secara rutin. Nyeri akut tindakan yang dilakukan diantaranya
pengkajian nyeri secara komprehensif, melakukan observasi petunjuk non
verbal mengenai ketidaknyamanan,mengajarkan prisipprinsip manajemen
nyeri, menganjurkan responden untuk istirahat yang cukup dengan posisi
sering miring ke kiri, dan melakukan pengukuran TTV. Untuk diagnosa
resiko cedera implementasi yang dilakukan diantaranya adalah dengan
menganjurkan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi responden,
menganjurkan responden untuk banyak istirahat dan menganjurkan
keluarga untuk membantu responden dalam

Poltekkes Kemenkes Padang


melakukan kegiatannya. Untuk diagnosa ansietas implementasi yang telah
dilakukan diantaranya adalah mengajarkan teknik relaksasi dan
pengalihan perhatian. Untuk diagnosa defisiensi pengetahuan,
implementasi yang telah dilakukan diantaranya dengan melakukan
penyuluhan tentang hipertensi dalam kehamilan serta menganjurkan
responden untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke
pelayanan kesehatan.

8. Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. N dengan diagnosa risiko


ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri kepala
berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri akut dalam
bentuk SOAP yaitu Ny. N mengatakan nyeri berkurang, Ny. N tampak
mampu melakukan teknik manajemen nyeri, tekanan darah menurun.
Hasil evaluasi pada diagnosa ansietas ditemukan Ny. N mengatakan
kecemasan sudah berkurang, Ny. N mengatakan telah melakukan
manajemen ansietas, seperti melakukan teknik nafas dalam dan
mengalihkan perhatian. Hasil evaluasi pada diagnose defisiensi
pengetahuan ditemukan Ny. N mengatakan telah memahami tentang
penyakit hipertensi dalam kehamilan, Ny. N mengatakan akan
melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan.

Hasil evaluasi yang dilakukan pada Ny. M dengan diagnosa risiko


ketidakefdektifan perfusi jaringan serebral, Ny.N mengatakan nyeri kepala
berkurang, rasa berat pada tengkuk berkurang. Diagnosa nyeri akut dalam
bentuk SOAP yaitu Ny. M mengatakan nyeri berkurang, Ny. M tampak
mampu melakukan teknik manajemen nyeri. Hasil evaluasi pada diagnosa
intoleransi aktivitas Ny. M istirahat dengan cukup, meminta bantuan
keluarga melakukan aktivitas. Hasil evaluasi pada diagnosa ansietas
ditemukan Ny. M mengatakan kecemasan sudah berkurang, Ny. M
mengatakan telah melakukan manajemen ansietas, seperti melakukan
teknik nafas dalam dan mengalihkan perhatian. Hasil evaluasi pada
diagnosa defisiensi pengetahuan ditemukan Ny. M

Poltekkes Kemenkes Padang


mengatakan telah memahami tentang penyakit hipertensi dalam
kehamilan, Ny. M mengatakan akan melakukan pemeriksaan secara rutin
ke pelayanan kesehatan.

B. Saran
1. Bagi Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang
Melalui pimpinan diharapkan dapat memberikan motivasi kepada semua
staf agar memberikan pelayanan kepada pasien secara optimal dan
meningkatkan mutu dalam pelayanan di puskesmas.
2. Bagi Ruang KIA
Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi sumbangan pemikiran
bagi perawat di ruang KIA dalam melakukan asuhan keperawatan secara
profesional bagi ibu hamil dengan hipertensi.
3. Bagi instiusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga terciptanya lulusan
perawat yang profesional, terampil, dan bermutu yang mampu
memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode
etik keperawatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan peneliti melakukan pengkajian secara tepat dan mengambil
diagnosa secara tepat menurut pengkajian yang didapatkan dan dalam
melaksanakan tindakan keperawatan, harus terlebih dahulu memahami
masalah dengan baik, serta mendokumentasikan hasil tindakan yang
telah dilakukan dengan benar.
b. Diharapkan peneliti dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu
seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
yang baik pada pasien dengan penyakit hipertensi dalam kehamilan.

Poltekkes Kemenkes Padang


DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar


Kebidanan I Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish

Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC


Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media

Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian


edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement
With Elsevier Inc

Dinas Kesehatan Kota Padang. 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Padang :
Dinas Kesehatan Kota Padang.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2016. Laporan Tahunan Tahun 2016.
Padang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish
Hidayat, Aziz Alimul.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data.Jakarta: Salemba Medika
Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Kemenkes RI. (2014).Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.Jakarta
Selatan.http://www.depkes.go.id.pdf. Diakses tanggal 9 Januari
Kristiyani, Sagung Desy. 2014. Laporan Kasus: Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 03 Juni 2017

Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri


Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC

Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika

Moorhead, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification(NOC), 5thIndonesian


Edition , ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement
With Elsevier Inc

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015- 2017.


Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC

Poltekkes Kemenkes Padang


Nursalam. 2011.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Puspitasari dkk. (2015).Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa Tubuh
dengan Kejadian Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses tanggal 11 januari
2017

Radjamuda dan Montolalu.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obs-Gin Rumah Sakit
Jiwa Prof. DR.V.L.Ratumbuysang Kota Manado.jurnal ilmiah bidan.Volume
2 Nomor 1. Januari – Juni 2014.Http://Download.Portalgaruda.Org.Diakses
tanggal 10 januari 2017

Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:


Volume 2 ( Edisi 18).Jakarta : EGC
__________. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:
Volume 1 (Edisi 18).Jakarta : EGC
Saryono dan Anggraeni.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
Dalam Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Sugiyono.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif dan
R&D.Bandung: Alfabeta
Setyawati dkk. 2015. Faktor Risiko Hipertensi Pada Wanita Hamil Di Indonesia
(Analisis Data Riskesdas 2013).Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses
tanggal 03 Juni 2017
Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta: TIM
UNICEF. 2015. UNICEF Data: Monitoring the Situation of Children and
Women.https://data.unicef.org. Diakses tanggal 03 Maret 2017
Widayati dkk.2014.Efektifitas Pemberian Terapi Musik Terhadap Penurunan
Tekanan Darah pada Ibu dengan Hipertensi dalam
Kehamilan.http://download.portalgaruda.org Diakses tanggal 12 januari 2017

Poltekkes Kemenkes Padang


Yohanna dkk.2011.Kehamilan & Persalinan.jakarta: Graha Media
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang
.

Poltekkes Kemenkes Padang


Poltekkes Kemenkes Padang
Poltekkes Kemenkes Padang

Anda mungkin juga menyukai