Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIK PENGELOLAAN PENDIDIKAN

BAGIAN KEMAHASISWAAN
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK STIKES HAFSHAWATY
ZAINUL HASAN GENGGGONG
PROBOLINGGO
TAHUN 2016

Tugas Untuk Memenuhi Kegiatan Praktik Kependidikan

DISUSUN OLEH
1. Wulandari ( 15301.07.15072 )
2. Yuliatin Saidah (15301.07.15073 )
3. Yuvita Pristin Natalia (15301.07.15074 )
4. Fitri Dika Maharani (15301.07.15114 )
4. Nur Laili (15301.07.15115 )
5. Palupi Agi Heptanti (15301.07.15116 )

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK STIKES


HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGGONG
PROBOLINGGO
2016

LAPORAN PRAKTIK PENGELOLAAN PENDIDIKAN


BAGIAN KEMAHASISWAAN
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK STIKES
HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGGONG
PROBOLINGGO
TAHUN 2016

Tugas Untuk Memenuhi Kegiatan Praktik Kependidikan

DISUSUN OLEH
1. Wulandari ( 15301.07.15072 )
2. Yuliatin Saidah (15301.07.15073 )
3. Yuvita Pristin Natalia (15301.07.15074 )
4. Fitri Dika Maharani (15301.07.15114 )
4. Nur Laili (15301.07.15115 )
5. Palupi Agi Heptanti (15301.07.15116 )

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK STIKES


HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGGONG
PROBOLINGGO
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK PENGELOLAAN PENDIDIKAN


BAGIAN KEMAHASISWAAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO
TAHUN 2016

Tugas Untuk Memenuhi Kegiatan Praktik Kependidikan

OLEH:

1. Wulandari ( 15301.07.15072 )
2. Yuliatin Saidah (15301.07.15073 )
3. Yuvita Pristin Natalia (15301.07.15074 )
4. Fitri Dika Maharani (15301.07.15114 )
4. Nur Laili (15301.07.15115 )
5. Palupi Agi Heptanti (15301.07.15116 )

Menyetujui Untuk Di Uji

PEMBIBING I PEMBIMBING II

( Yessy Nur Endah Sary,S.SiT., M.Kes ) ( Fifin Maulidatul Azizah, S.ST)


HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK PENGELOLAAN PENDIDIKAN


BAGIAN KEMAHASISWAAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PROBOLINGGO

Tugas Untuk Memenuhi Kegiatan Praktik Kependidikan

OLEH:
1. Wulandari ( 15301.07.15072 )
2. Yuliatin Saidah (15301.07.15073 )
3. Yuvita Pristin Natalia (15301.07.15074 )
4. Fitri Dika Maharani (15301.07.15114 )
4. Nur Laili (15301.07.15115 )
5. Palupi Agi Heptanti (15301.07.15116 )

Dinyatakan telah lulus uji :


Pada hari : ...
Tanggal : 2016

KETUA :
NIDN : (....)

ANGGOTA :
NIDN : (....)

ANGGOTA :
NIDN : (....)
KATA PENGANTAR

Puji dan syujur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan praktik pengelolaan kependidikan program Studi Diploma VI Bidan

Pendidik Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Tahun 2016.

Laporan ini disusun, agar mahasiswa lulusan DIV Bidan Pendidik STIKES

Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, menjadi mahasiswa yang berkompeten

dalam bidang Manajemen atau Pengelolaan Pendidikan. Atas dasar tersebut,

mahasiswa lulusan DIV Bidan Pendidik Stikes Hafshawaty Zainul Hasan

Genggong siap terjun ke dunia pendidikan secara nyata.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadri bahwa kemungkinan masih

terdapat hal yang perlu di perbaiki. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran

dan kritik yang membangun, agar laporan ini menjadi lebih baik, ditinjau dari segi

substansi maupun penulisan.

Kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing di tempat praktik

maupun dosen pembimbing di instansi pendidikan. Semoga laporan manajemen


pendidikan tinggi yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Probolingo, Maret 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................

LEMBER PERSETUJUAN....................................................................................

KATA PENGATAR..................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 1.1 ......................................................................................................

Latar Belakang...................................................................................

1.2 Tujuan Penelitian...............................................................................

1.2.1.......................................................................................T

ujuan Umum..................................................................

i........................................................................................T

ujuan Khusus.................................................................

1.3 Manfaat Penelitian ...........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.2 2.1.

............................................................................................................

Konsep Kemahasiswaan....................................................................

2.1.1.Pengertian kemasiswaan...........................................................
2.2. Strategi kemasiswaan.........................................................................

2.2.1. pengertian ................................................................................

2.2.2. Jenis Strategi............................................................................

2.2.3. Ruang lingkup kemasiswaan ...................................................

2.2.4. Jenis dan bentuk kegiatan kemahasiswaan .............................

2.2.5. Kartu Rencana Study ..............................................................

2.2.6. Kartu Hasil Study.....................................................................

2.2.7.Tracer Study..............................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS

1.3 3.1

............................................................................................................

Pembimbing Akademik.....................................................................

1.4 3.2

............................................................................................................

Unit Kegiatan Mahasiswa..................................................................

1.5 3.3

............................................................................................................

Pelaporan ...........................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Buku pembimbing akademik............................................................

4.2. Unit kegiatan mahasiswa..................................................................

4.3. Pelaporan..........................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.......................................................................................

5.2 Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akademi Keperawatan Hafshawati Zainul Hasan Genggong didirikan

oleh Yayasan Hafshawati Pesantren Zainul Hasan Genggong, yang merupakan

salah satu penegmbang pendidikan kesehatan berbasis pesantren, dengan nomor

surat pendirian Surat Keputusan Yayasan 540/YHPZH/SK/XII/2006 tertanggal 14

April 2006.
Dalam proses perijinan dan pendirian ProgramStudi D-III

KEPERAWATAN merupakan salah satu program studi Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Hafshawati Pesantren Zainul Hasan Genggong, akan tetapi

yang dapat diproses terlebih dahulu dari semua program studi yang diusulkan,

baru Program Studi D-III KEPERAWATAN berubah bentuk menjadi Akademi

Kebidinan Hafshawati Pesantren Zainul Hasan Genggong pada 2007, sedangkan

program studi yang lain dapat diproses kembali menjadi STIKES Hafshawati

Pesantren Zinul Hasan Genggong pada tahun 2008, dengan memiliki dua program

studi S-1 Keperawatan dan D-IV Kebidanan.

Puji syukur Alhamdulillah Akademi Keperawatan Hafshawati Zainul

Hasan Genngong telah memiliki ijin penyelengaraan Program D-III

KEPERAWATAN dengan SK MENDIKNAS RI Nomor : 234/D/O/2007,

tertanggal 30 November 2007. Yang ditandatangani oleh Dirjen Dikti Dipdiknas

RI. Dengan memiliki ijin penyelengaraan dimaksut berarti memiliki hak untuk

menyelenggarakan pendidikan Diploma III Kebidanan, karena telah memiliki

legalitas formal. Dan angkatan pertama menerima mahasiswa pada bulan

November tahun 2007. Dengan dibukanya D-III KEPERAWATAN berbasis

pesantren sejalan dengan program pemerintah bahwa pendidikan dan kesehatan

merupakan program prioritas dalam rangka peningkatan kualitas bangsa dan

pelayanan kesehatan, sehingga dapat membantu program pemerintah melalui

programDiploma III Kebidanan mampu mencetak tenaga kesehatan, yang

memiliki filosofis bidan profesional dengan jatidiri santri yang berkarakter Islami.

Pendidirian Akademi Keperawatan setelah memiliki legalitas formal

untuk memperkuat dan sekaligus menyebarluaskan informasi pembukaan program


studi dimaksud diadakan acara peresmian pembukaan Akademi Keperawatan

yang dihadiri serta ditandatangani dalam prasati pendirian antara lain (1) Dr. Siti

Fadilah Supari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, (2) KH. Moh. Hasan

Mutawakkil Alallah, SH. MM, (3) Dr. KH. HasyimMuzadi Ketua Umum PBNU

Jakarta, (4) Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si Bupati Probolinggo (5) H. Moh.

Buchori, SH. M.Si Walikota Probolinggo. Dengan lokasi kampus Area Pendidikan

Haf-sa Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo.

Akademi Keperawatan ini sudah berhasil meluluskan 3 angkatan yang

sudah bekerja dan tersebar dalam kabupaten dan luar kabupaten, baik sebagai

tenaga sukwan, honorer maupun menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Visi daripada Akademi Hafshawati yaitu Mewujudkan Bidan Profesional

yang Santri. Misi Akademi Keperawatan Hafshawati adalah Melaksanakan

metode pembelajaran dengAn pendekatan multistrategi, multimetode, dan

multimedia; Melaksanakan pembeljaran yang bersifat klasikal dan bimbingan

praktik di laboratorium dan klinik; Melaksanakan sistem evaluasi Berbasis Life

Skill; Melatih dan membudayakan pembiasaan berperilaku karakter islami dalam

kehidupan sehari-hari; Membantu mendorong Sesama Manusia dalam

Mempertahankan Kesehatan Secara Optimal.

Dalam lulusan pada Akademi Keperawatan Hafshawati ini di harapkan

lulusannya mempunyai beberapa kompetensi utama yaitu 1) kompetensi keilmuan

(keluasan ilmu pengetahuan dibidang kebidanan sesuai dengan budaya setempat,

kebutuhan wanita sepanjang daur hidupnya), 2) Kompetensi sosial (yaitu

keluhuran akhlakul karimah yang meliputi tanggung jawab, budi pekerti yang

baik, mampu bekerja sama memiliki kontrol diri, lembut, sabar, bijaksana, rendah
hati, serta menjadi tauladan yang baik), 3) kompetensi spiritual (yaitu kedalaman

spiritual penghayatan pada nilai-nilai agama), 4) kompetemsi profesional (yaitu

kecintaan kepada profesi sebagai bidan dan bangga terhadap profesinya).

Lulusan Akademi Hafshawati banyak terserap dalam beberapa lahan kerja

seperti Rumah Sakit Umum maupun Swasta, Puskesmas, Klinik Kesehatan

Swasta, BPS/BPM, Institusi Pendidikan Swasta.

Secara garis besar organisasi kemahasiswaan adalah suatu wadah yang

menampung mahasiswa dalam rangka membina dan mengembangkan bakat dan

minat. Sedangkan organisasi kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahan

dan saranapengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan

peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan

pendidikan tinggi. (Kepmendikbud No. 155/U/I/1998).

Hasil pengamatan sementara, secara umum menggambarkan bahwa masih

banyak lulusan D-III KEPERAWATAN yang masih belum mampu berorganisasi

setelah lulus study. Padahal seorang Sarjana D-III KEPERAWATAN Profesional

harus mampu melaksanakan tugas dan kompetensi terutama dalam berkomunikasi

terhadap masyarakat.

Hal ini menyebabkan kurangnya kepercayaan dari masyarakat terhadap

pelayanan yang diberikan. Di masyarakat dapat menimbulkan suatu

kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang diberikan oleh petugas kesehatan

dalam pemberian suatu pelaynan terhadap masyarakat. Jika hal ini diteruskan

dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan

tenaga kesehatan yang kurang kompeten.


Salah satu penyebab timbulnya masalah ini adalah mahasiswa tidak

berperan aktif dalam organisasi kemahasiwaan sert a mahasiswa perlu persiapan

yang matang melalui organisasi kemahasiswaan sehingga persoalan ini dianggap

urgen dari kehidupan mahasiswa, dimana ketika mereka harus menghadapi

globalisasi yang ditandai dengan tuntutan demokratisasi dan persaingan.

Akibatnya lulusan D-III Keperawatan banyak yang masih belum kompeten

di lapanagn atau di tempat kerja terutama dalam berkomunikasi dengan

masyarakat. Bentuk upaya dalam mengatasi masalah tersebut, yaiutu dengan

mengadakan organisasi kemahasiswaan serta mahasiswa juga berpartisipasi aktif

dalam organisasi kemahasiswaan. Hal ini memang dibutuhkan untuk membentuk

lulusan yang memiliki kompetemsi terhadap penguasaan substansi praktek klinik

kebidanan, dan pelayanan dimasyarakat Sebagai salah satu upaya peningkatan

profesionalisme SDM di dunia Kesehatan.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai

berikut : Pentingnya Kemahasiswaan dalam tujuan insitusi dan bagi mahasiswa

praktik dan bagi stake holder nantinya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mampu memahami dan melakukan praktik pengelolaan kependidikan di

bagian kemahasiswaan tahun 2016.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu mengaplikasikan buku pembimbing akademik/konseling.


2. Mampu mengaplikasikan Unit Kerja Mahasiswa.
3. Pelaporan kependidikan

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta

penggunaan keputusan dalam dan wawasan mahasiwa serta penggunaan

keputusan dalam penerapan ilmu kebidanan terutama kemahasiswaan DIII

KEPERAWATAN Stikes Hafshawati Genggong Probolinggo.

1.3.2 Bagi Mahasiswa Praktik

Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiwa dalam penerapan

managerial khususnya bagian kemahasiswaan di DIII KEPERAWATAN

Hafshawati Zainul Hasan Genggong Probolinggo.

1.3.3 Bagi Mahasiswa Praktik Selanjutnya

Dengan adanya laporan ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber

dan pedoman dalam pembuatan laporan selanjutnya.

1.3.4 Bagi Profesi Tenaga Pendidik Kesehatan

Memberikan masukan tentangf perkembangan atau penjelasan tentang

penerapan managerial khususnya bagian kemahasiswaan agar dapat

digunakan sebagai pedoman untuk lebih baik lagi.

1.3.5 Bagi Institusi Tempat Praktik

Menambah dan memberikan masukan serta gambaran tentang penerapan

managerial khususnya bagian kemahasiswaan, sehingga institusi dapat

meningkatkan kualitasnya jika ada sesuatu kekurangan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kemahasiswaan

2.1.1 Pengertian Kemahasiwaan

Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar pada salah satu

Program Studi/Jurusan di lingkungan Stikes (Stikes Getsempena,

2011).Organisasi Menurut Stoner dikutip oleh amy (2010), bahwa organisasi


adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di

bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

Organisasi Menurut Jmaes D. Mooney dikutip pleh amy (2010),

bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai

tujuan bersama.Organisasi menurut Chester I. Bermard oleh amy (2010),

bahwa organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara

formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan (Amy, 2010).Organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi

adalah wadah pengembangan diri kearah perluasan wawasan, peningkatan

keilmuan dan bakat (Sugeng, 2011).

Organisasi kemahasiswaan intra kampus adalah organisasi

mahasiwa yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan kampus dan

mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus (Anonim,

2010).Organisasi adalah suatu wadah yang terdiri dari orang-orang yang

mempunyai tujuan yang sama dengan kepentingan yang sama dimana di

dalamnya terdapat kerja sama antar orang sehingga terdapatnya suatu

sturktur (Widjojo dkk, 1994).

Organisasi kemahasiswaan intra-perguruan tinggi adalah wahana

dan sarana pengembangan diri manusia ke arah perluasan wawasan dan

peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai

tujuan pendidikan tinggi (Kepmendikbud No.155/UU/1998).


Organisasi mahasiswa intrakamous adalah organisasi mahasiswa

yang memiliki kedudukan resmi di lingkunganperguruan tinggi dan

mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari pengelola perguruan

tinggi. Para aktivitas organisasi mahasiswa intrakampus ataupun aktivis-

aktivis independen yang berasal dari berbagai kelompok kegiatan lainnya.

Saat pemilu mahasiswa untuk memilih pemimpin senat mahasiswa,

pertarungan antar organisasi ekstrakampus sangat terasa. (Wikipedia).

Kegiatan kemahasiwaan merupakan bagaian yang tidak

terpisahkan dari organisasi yang terdapat dilingkungan kampus, yang mana

organisasi tersebut merupakan suatu wadah yang menampung para

mahasiswa yang bergabung dalam rangka mengembangkan minat dan

bakatnya serta untuk menmbah wawasan. Dengan demikian akan diperoleh

pengalaman, baik dalam cara berpikir maupun melatih diri dalam

manajemen dan kepemimpinan diri dan kelompok.

2.2 Strategi Kemahasiswaan

2.2.1 Pengertian

Strategi adalah melakukan perubahan mendasar dengan menggunakan

pendongkrak yang tersedia (resources yang ada) untuk mengubah unsur

yang ada dalam dinamika suatu system dengan cara tertentu, sehingga

mengubah perilaku setiap orang (Helmi, dkk; 2005).


Strategi menurut Glueck dan Jauch dalam Auliya (2010) adalah Rencana

yang disatukan luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan

strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang di rancang untuk

memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.

Pengertian strategi secara umum adalah proses penentuan rencana para

pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,

disertai penyusunan suatu cara atau upaya agar tujuan tersebut dapat dicapai

(Auliya, 2010).

Pengertian stategi secara khusus merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus,serta dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para

pelanggan di masa depan. Dengan demikia, strategi selalu hampir dimulai

dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi (Auliya,

2010).

2.2.2. Jenis Strategi

Meurut Helmi, dkk (2005), jenis strategi ada dua, yaitu :

1. Strategi tidak langsung

Dengan cara menerapkan aturan akademik.

2. Strategi langsung
1) Penyususna program
a. Memahami kondisi kemahasiswaan (analisis situasi)
b. Membuat peta kondisi kemahasiswaan
c. Menyusun konsep dan arah pengembangan yang jelas (visi)
d. Menyususnprogram
e. Melakukan evaluasi

Penyusunan program dapat diketahui dari siklus organisasi

pembelajaran, yaitu need assessment, program (koordinasi dan

implementasi), evaluasi.

a) Need Assessment

Mengetahui harapan dan kebutuhan dengan cara diskusi

kelompok terarah, survey terbatas dengan sasaran perwakilan

organisasi kemahasiswaan, mahasiswa, alumni, user.

b) Program

Melakukan peta kondisi kemahasiswaan, level individu,

kelompok, organisasi; input-proses-output; menemukan local

wisdom organisasi kemahasiswaan, sebagai sumber

pendongkrak. Selanjutnya menyusun konsep pengembangan

kemahasiswaan dengan self direct carreer planning (tujuan

yang jelas dan terarah), self determination (penentuan aku dan

oleh aku). Selain hal tersebut, langkah selanjutnya menentukan

program pembinaan dan kemitraan bidang kemahasiswaan

(menyangkut tentang ruang lingkup kemahasiswaan).

c) Evaluasi
2) Model kepemimpinan
3) Iklim Organnisasi

2.2.3 Ruang Lingkup Kemahasiswaan


1. Organisasi Kemahasiswaan
prinsip dasar oragnisasi kemahasiswaan adalah sebagai

berikut :

1) Dari, oleh dan untuk mahasiswa


2) Arah pengembangan organisasi, sebagai sarana

untuk :
a. Mengembangkan hard skill (academic exercise)
b. Berlatih berorganisasi dan kepemimpinan
c. Berlatih kreativitas dan penalaran
d. Berlatih berwira usaha
e. Berlatih etika dan moral
2. Pembinaan Ko-Kurikuler

Interdependensi dengan bidang lain, yaitu antara akademik,

kemahasiswaan, keuangan dan fasilitas penunjang.

3. Minat dan bakat


4. Penalaran
5. Kesejahteraan mahasiswa, meliputi :
1) Akademik
2) Finansial (beaiswa)
3) Fasilitas

Merupakan sarana dan prasarana yang dapat dipergunakan

untuk pelaksanaan kegiatan kemahaiswaan (Stikes

Getsempena, 2011).

2.2.4 Jenis dan Bentuk Kegiatan


a. Jenis kegiatan kemahasiswaan meliputi di bidang :
1. Pembinaan Kecerdasan Spiritual

Mahasiswa dalam rangka memberikan wawasan

pengetahuan agama islam, memberikan pelatihan amaliah

seharian, membiasakan diri perilaku terpuji menjadi

identitas diri, sehingga mampu menunjukkan

keberhasilannya menjadi muslim dan muslimah yang sadar

dan taat akankewajibannya dalam melakukan ajaran agama


islam dan sadar akan meninggalkan perilakau yang

bertentangan dengan syariat agama.

2. Pengembangan Seni dan Budaya

Pembinaan Seni dan Budaya dimaksudkan

menumbuhkan serta mengembangkan apresiasi seni

dikalangan mahasiswa dalam rangka pembinaan

kepribadian.

3. Pengembangan Bina Olahraga

Pembinaan Bina Olahraga dimaksud, dalam rangka

pembinaan minat dan bakat mahasiswa di bidang olahraga.

Hal ini ditujukan untuk peningkatan kesehatan dan

kepribadian serta kemampuan professional.

4. Pengembangan Bahasa Inggris

Pembinaan Bahasa Inggris dengan tujuan agar

semua mahasiswa memiliki basic keterampilan

berkomunikasi bahasa inggris pada setiap mahasiswa di

masing-masing program studi melalui pembinaan bahasa

inggris yang dikelola oleh Central Of Language Studies

(CLS) dalam proses perkuliahan dalam struktur kurikulum

non SKS selama 2 semester pada semester 1 dan 2.

5. Pengembangan Kompetensi Social

Pembinaan mahasiswa dimaksud pada masing-

masing mahasiswa memiliki kepedulian terhadap sesame


teman, memilki kemampuan bekerja sama sesame teman,

membiasakan diri saling menghormati sesame teman agar

tercipta kerukunan dan kebersamaan sesame mahasiswa

baik mahasiswa program studi maupun mahasiswa lintas

prodi.

6. Pengembangan Karya Tulis Mahasiswa

Pembinaan Karya Tulis Mahasiswa dimaksudkan

pada masing-masing mahaiswa memiliki kemampuan

menajadi penulis baik bulletin, jurnal maupun Karya Tulis

Ilmiah (KTI) yang menjadi tugas akhir mahasiswa pada

akhir program dan disamping juga agar mahasiswa aktif

menulis pada penulisan jurnal baik jurnal institusi,jurnal

program studi dan jurnal mahasiswa yang bergabung dalam

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

7. Pengembangan Kualitas Program Studi

Pembinaan kualitas program studi dimaksudkan

agar mahasiswa pada masing program studi baik perawat

maupun bidan memiliki komitmen terhadap penjaminan

mutu yang diharapkan pencapaian indeks prestasi semester

(IPS) di masing-masing tingkatan dan program studi

mencapai minimal 2,75 sd 3,00 sd 3,50 melalui kegiatan

forum kajian ilmu keperawatan (FKIP) dan forum kajian

ilmu kebidanan (FKIB) dengan kegiatan cerdas cermat,

debat aktif, diskusi dan seminar.


8. Pembinaan Pramuka

Pembinaan pramuka diperguruan tinggi disesuaikan

dengan tingkat perkembangan mahasiswa. Diharapkan

kegiatan kepramukaan ini dapat membentuk kepribadian

mahasiswa dan watak yang luhur serta mental, moral, budi

pekerti dankeyakinan agama yang tinggi. Memiliki rasa

tanggung jawab, patriotism, idealism yang didasarkan

kepada kesadaran social. Diharapkan juga dalam kegiatan

ini dapat mengembangkan nilai-nilai agama system dan

mekanisme pembinaan diatur sendiri. Melalui kegiatan

forum kegiatan pramuka (F2P) dengan kegiatan pembinaan

anggota pramuka ini merupakan kegiatan pilihan.

9. Pengembangan Bina Usaha

Pengembangan kewirausahaan usaha pada

mahasiswa ini akan bisa mendorong mahasiswa

mengembangkan potensi kewirausahaan yang ada dalam

dirinya, sehingga mereka mampu menciptakan lapangan

kerja,mandiri dan bertanggung jawab, melalui kegiatan

forum binausaha (FBU) dengan kegiatan melaksanakan

diklat kewirausahaan.

10. Pengembangan Dakwah Kampus

Pembinaan dakwah kampus bagi mahasiswa ini

bertujuan mendorong mahasiswa untuk mengembangkan

dakwah amar makruf nahi mungkar melalui forum dakwah


kampus (FDK) kegiatan ini merupakan pengabdian

mahasiswa dalam memberikan penyuluhan hidup sehat dan

bersih agar masyarakat mencapai kehidupan sehat baik

dhohir maupun batin.

11. Pembinaan Kesejahteraan Mahasiswa

Kesejahteraan mahasiswa bertujuan unutk

menunjang kebrhasilan mahasiswa dalam rangka

membentuk mahasiswa yang berprestasi dan mewujudkan

lulusan yang berprestasi sehingga menjadi lulusan sarjana

keperawatan dan kebidanan yang professional yang santri

dan mampu menjadi tenaga kesehatan yang handal,

bertanggung jawab dan mandiri serta bernafaskan islam

serta mampu mewujudkan masyarakat yang sehat,

masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Allah

SWT.

a. Bentuk organisasi kemahasiswaan intra perguruan

tinggi meliputi :
1. Dewan mahasiswa dan majelis mahasiswa

Dewan mahasiswa dan majelis mahasiswa

adalah lembaga kemahasiswaan tingkat universitas.

Dewan mahasiswa ini sangat independen, dan

merupakan kekuatan yang cukup diperhitungkan sejak

Indonesia merdeka hingga masa Orde Baru berkuasa.

Ketua dewan mahasiswa selalu menjadi kader


kepemimpinan nasional yang diperhitungkan pada

jamannya.

Dewan mahasiswa berfungsi sebagai lembaga

eksekutif, sedangkan yang menjalankan fungsi

legislatifnya adalah majelis mahasiswa. Di fakultas-

fakultas dibentuklah komisariat dewan mahasiswa

(KODEMA), atau di beberapa perguruan tinggi disebut

senat mahasiswa. Para ketua umum KODEMA atau

ketua umum senat mahasiswa ini secara otomatis

mewakili fakultas dalam majelis mahasiswa. Keduanya

dipilih secara langsung dalam pemilu badan keluarga

mahasiswa untuk masa jabatan tertentu. Sedangkan

ketua umum dewan mahasiswa dipilih dalamsidang

umum majelis mahasiswa.

Masa dewan mahasiswa dan juga majelis

mahasiswa di Indonesia berkahir pada tahun 1978-an

ketika pemerintah memberangus aksi kritis para

mahasiswa dan dewan mahasiswa dibekukan. Kegiatan

itu dikenal dengan nama kebijakan Normalisasi

Kehidupan Kampus (NKK) danpengganti lembaga

tersebut adalah badan koordinasi kemahasiswaan

(BKK).

2. Senat Mahasiswa
Senat Mahasiswa adalah organisasi mahasiswa

yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan

NKK/BKK pada tahun 1978. Sejak 1978-1989, senat

mahasiswa hanya ada di tingkat fakultas, sedangkan di

tingkat universitas ditiadakan. Di tingkat jurusan

keilmuan dibentuk keluarga mahasiswa jurusan atau

himpunan mahasiswa jurusan, yang berkoordinasi

dengan senat mahasiswa dalam melakukan kegiatan

intern. Pada umumnya senat mahasiswa dimaksudkan

sebagai lembaga eksekutif, sedangkan fungsi

legislatifnya dijalankan organ lain bernama badan

perwakilan mahasiswa (BPM).

Pada tahun 1990, pemerintah memperbolehkan

dibentuknya senat mahasiswa tingkat perguruan tinggi

namun model student government ala dewan

mahasiswa tidak diperbolehkan. Senat mahasiswa yang

dimaksudkan adalah kumpulan para ketua organisasi

mahasiswa intrakampus yang ada : ketua umum senat

mahasiswa fakultas, ketua umum BPM, dan ketua

umum unit kegiatan mahasiswa. Model seperti ini di

beberapa perguruan tinggi kemudian ditolak, dan

dipelopori oleh UGM, senat mahasiswa memakai

model student government.


Senat mahasiswa kemudian menjelma menjadi

lembaga legislative, termasuk di tingkat fakultas.

Lembaga eksekutifnya adalah badan pelaksana senat

mahasiswa. Belakangan nama badan pelaksana diganti

dengan istilah yang lebih praktis, badaneksekutif

mahasiswa (BEM). Awalnya BEM dipilih, dibentuk dan

bertangggung jawab kepada siding umum senat

mahasiswa namun sekarang pengurus kedua lembaga

sama-sama dipilih langsung dalam suatu pemilihan

umum.

3. Unit Kegiatan Mahasiswa

Untuk lebih mengembangkan lagi potensi yang

ada pada setiap mahasiswa, maka ada organ lain yang

disebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). UKM

adalah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk

mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu

bagi para aktivis yang ada di dalamnya. Unit Kegiatan

Mahasiswa sebetulnya adalah bagisn/organ/departemen

dari Dewan Mahasiswa.ketika dilakukan pembubaran

Dewan mahasiswa, departemen-departemen Dewan

Mahasiswa ini kemudian berdiri sendiri-sendiri menjadi

unit-unit otonom di Kampus.

Unit Kegiatan Mahasiswa terdiri dari tiga

kelompok minat : Unit-unit Kegiatan Olahraga, Unit-


unit Kegiatan Kesenian dan Unit Khusus (Pramuka,

Resimen Mahasiswa, Pers Mahasiswa, Koperasi

Mahasiswa, Unit Kerohanian dan sebagainya).

Karena pentingnya Mahasiswa dalam dunia

pendidikan maka mahasiswa di wajibkan untuk

mengikuti minimal satu daru berbagai UKM yang ada

di suatu Perguruan Tinggi.

4. Badan Perwakilan Mahasiswa

Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) adalah

organisasi mahasiswa yang dibentuk pada saat

pemberlakuan kebijakan NKK/BKK pada tahun 1978.

Sejak 1978-1989, badan perwakilan mahasiswa hanya

ada di tingkat fakultas bersama-sama dengan senat

mahasiswa. Ada kerancuan istilah BPM dengan senat

mahasiswa karena sama-sama berarti wakil. Hanya saja

menurut aturan main, BPM dianggap berfungsi sebagai

badan legislative sedangkan senat mahasiswa

menjalankan fungsi eksekutif.

Akhirnya, karena ketidakjelasan fungsi BPM

pada era senat mahasiswa perguruan tinggi, BPM

diganti senat mahasiswa. BPM sendiri dihapuskan.

Senat mahasiswa yang tadinya badan eksekutif berubah

menjadi badan legislative. Sedangkan badan

eksekutifnya dibentuk badan pelaksana senat


mahasiswa, yang lantas diubah lagi menjadi badan

eksekutif mahasiswa atau BEM. Istilah ini bertahan

hingga saat ini.

5. Badan Eksekutif Mahasiswa

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ialah

lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi

serupa pemerintahan (lembaga eksekutif). Dipimpin

oleh ketua/presiden BEM yang dipilih melalui pemilu

mahasiswa setiap tahunnya. Di beberapa kampus masih

digunakan nama senat mahasiswa (SM).

6. Himpunan Mahasiswa Jurusan

Himpunan Mahasiswa Jurusan adalah organisasi

mahasiswa intrakampus yang terdapat pada jurusan

keilmuan dalam lingkup fakultas tertentu. Umumnya

bersifat otonom dalam kaitannya dengan organisasi

mahasiswa di tingkat fakultas seperti senat mahasiswa

dan badan eksekutif mahasiswa. Kegiatan himpunan

mahasiswa jurusan umumnya dalam konteks keilmuan,

penalaran dan pengembangan profesionalisme.

2.2.5 Kartu Rencana Studi

Pengertian Kartu Rencana Studi (KRS)

Kartu Rencana Studi atau lebih dikenal dengan KRS adalah kartu

yang berisi daftar mata kuliah yang akan diikuti oleh setiap

mahasiswa dalam satu semester. Dalam KRS tercantum data


mahasiswa (NPM, Nama, Kelas, Fakultas, Jurusan, Jumlah

Semester dan Tahun Akademik yang diikuti), Kode Mata Kuliah,

Mata Kuliah, SKS dan Kelas yang diikuti. KRS berlaku/sah, jika

ada pas foto mahasiswa yang bersangkutan dan cap Universitas.

KRS merupakan buktu seorang mahasiswa aktif pada semester

yang bersangkutan dan berfungsi sebagai Kartu Peserta Ujian

(KRS wajib dibawa setiap kali mengikuti ujian). Pengisian KRS

dilakukan oleh setiap mahasiswa secara langsung pada setiap awal

semester.

Kegiatan perkuliahan dan kegiatan akademik lain diawali dengan

mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) secara online yang sudah disetujui

oleh Dosen Pembimbing Akademik. Jumlah perkuliahan setiap mata

kuliah dalam 1 (satu) semester sebanyak 14-16 tatap muka. Apabila

terdapat mata kuliah yang diberikan kurang dari 50% (lima puluh

persen) dari yang seharusnya diberikan, maka pengelola program studi

harus mengambil langkah yang diperlukan.

Pengisian KRS berakhir satu minggu sebelum kegiatan akademik

setiap semester. KRS dinyatakan sah apabila yang bersangkutan dapat

menunjukkan tanda bukti pendaftaran ulang. Penggantian mata kuliah

yang diambil dalam satu semester dapat dilakukan paling lambat dua

minggu setelah kuliah dimulai. Pengurangan jumlah SKS yang diambil

dalam satu semester dapat dilakukan sebelum ujian sisipan pertama

diselenggarakan. Perubahan isi KRS hanya dimungkinkan apabila ada

persetujuan pembimbing akademik secara tertulis dengan cara


membubuhkan tandatangan pada tempat yang disediakan dalam kartu

perubahan KRS.

Hasil evaluasi mahasiswa dapat dilihat dari Kartu Hasil Studi,

dimana kartu ini dapat menggambarkan tingkat keberhasilan mahasiswa

dalam proses pembelajaran.

Kartu Hasil Studi (KRS) adalah kartu yang antara lain berisi

kumpulan matakuliah yang telah diambil oleh seorang mahasiswa

beserta dengan nilai yang diperolehnya. Pengisian KHS dilakukan oleh

pengelola program studi, dengan nilai dari para dosen. KHS adalah

bahan untuk membuat transkip dan sebagai dasar untuk menetukan

apakah mahasiswa telah memenuhi syarat untuk memeperoleh gelar

Sarjana.

Persyaratan Pengisian KRS

Sebelum mengisi KRS, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi

mahasiswa yaitu :

1. Berpakaian rapi dan bersepatu


2. Membawa lembar KRS yang sudah diisi
3. Membawa foto hitam putih ukuran 3 x 4 terbaru (bukan bekas)
4. Membawa blanko pembayaran warna merah yang telah

dibayarkan. Bagi yang belum membayar uang kuliah atau blanko

tertinggal dapat menggunakan KTM atau KRS yang lama, tetapi KRS

belum dapat diambil


5. Pengambilan KRS bagi mahasiswa yang tidak memenuhi syarat

3,4 dapat dilakukan dengan membawa syarat yang belum dipenuhi

selama pengisian KRS berlangsung di ruang yang telah ditentukan.

Prosedur Pengisian KRS


Mahasiswa yang akan melakukan kegiatan ini terlebih dahulu menerima

KRS yang berisi mata kuliah yang ditawarkan pada semester yang

bersangkutan sesuai dengan Fakultas, Jenjang / Jurusan, dan Kelas,

setelah KRS diisi, mahasiswa melakukan pengisian sesuai jadwal yang

telah ditentukan. Jadwal pengisian KRS dapat dilihat pada papan

pengumuman yang berada pada setiap lokasi kampus.

2.2.6 Kartu Hasil Studi

Kartu Hasil Studi atau KHS adalah kartu yang menunjukkan nilai dan

prestasi mahasiswa pada semester tertentu dalam proses administrasi

akademik. Oleh karena itu, setiap semester, mahasiswa harus meminta

KHS yang dicetak dan disahkan oleh program studi bersangkutan.

Selain menyimpan nilai di database, program studi juga harus

menyimpan KHS yang dicetak dan disahkan.

2.2.7 Tracer Study

Tracer study adalah studi pelacakan jejak lulusan/alumni yang

dilakukan keapada alumni 2 tahun setelah lulus (survei pertama) dan 5

tahun setelah lulus (survei ke dua). Tracer study bertujuan untuk

mengetahui outcome pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia

pendidikan tinggi ke dunia kerja, output pendidikan yaitu penilaian diri

terhadap penguasan dan pemerolehan kompetensi, proses pendidikan

berupa evaluasi proses pembelajaran dan kontribusi pendidikan tinggi

terhadap pemerolehan kompetensi serta input pendidikan berupa lebih


lanjut terhadap informasi sosiobiografis lulusan. Di samping untuk

keperluan akreditasi, Ditjen Dikti Kemdiknas juga sejak tahun 2011

menggunakan tracer study sebagai alat monitoring adaptasi lulusan

perguruan tinggi di Indonesia ketika memasuki dunia kerja.

Hampir semua penyelenggara pendidikan tinggi baik di tingkat

universitas sampai program studi berupaya untuk melaksanakan Tracer

Study. Meskipun demikian, dalam kenyataannya pelaksanaan studi

serupa di negara-negara maju. Di Indonesia, Tracer Study masih

dilakukan secara tersesak dan masih belum didasari oleh kejelasan

dalam hal tujuan yang ingin dicapai, ketidaktepatan pemilihan disain

studi, dan metodologi yang belum mumpuni.

Untuk memperoleh gambaran langsung dan rinci mengenai pelaksanaan

Tracer Study di perguruan tinggi, diperlukan pelatihan intensif sehingga

dapat diterapkan di lingkungan masing-masing. Dalam hal ini akan

menyelenggarakan Pelatihan Tracer Study sekaligus praktik

menggunakan software QTAFI (singkatan Questions, Tables dan

Figures yaitu software untuk admistrasi dan analisis dari survey online

yang dikembangkan oleh Uni Kassel Jerman). Program QTAFI dapat

membuat tracer study online menjadi suatu penelitian yang praktis dan

mudah untuk dilakukan.

Tujuan Pelaksanaan Tracer Study

Tracer study ini dilaksanakan untuk menjaring informasi/masukan

dari alumni sebagai salah satu dasar yang sangat penting bagi evaluasi

dan pengembangan fakultas, fakultas dan prodi dalam bidang


kurikulum, proses pembelajaran, sarana prasarana, dan pelayanan.

Data/informasi bersifat rahasia, sehingga tidak akan dipindah tangankan

tanpa seijin yang bersangkutan dan semataa-mata hanya digunakan

untuk pengembangan.

BAB 3

TINJAUAN KASUS

Berdasarkan hasil Praktik dari DIII Keperawatan Hafshawaty Zainul

Hasan Genggong bagian kemahasiswaan didapatkan data-data di bawah ini:

3.1 PEMBIMBING AKADEMIK

Lampiran Buku Pembimbing Akademik

Bab 1 Pendahuluan

Bab II Prosedur Kegiatan Pembimbing Akademik

1. Alur Bimbingan dan konsultasi


Setiap mahasiswa wajib memiliki buku bimbingan akademik

apabila belum buku panduan akademik dapat di ambil di wali

kelas dan bagian kemahasiswaan. Setiap bimbingan buku

bimbingan akademik dapat di bawa .


2. Prosedur Kegiatan Bimbingan Akademik
Setiap bimbingan buku bimbingan akademik dapat di bawa.

Setelah selesai wajib di isi apa saja yang dilakukan serta

dicantumkan tanda tangan.


3. Kompetensi lulusan
Setiap lulusan di akademi keperawatan di harapkan

berkompeten di komunitas.
a.Kegiatan Program Magang
Kegiatan magang dilaksanakan setekah lulus selama 2 bulan

baik di RS puskesmas.
b. Pilihan Program Pengembangan Bakat dan Minat
Ada berbagai macam pilihan pengembangan bakat dan minat

baik dari segi olahraga dan keagamaan


c.Pilihan Kegiatan Diklat Penunjang Kompetensi
Tidak ada pilihan diklat
d. Sanksi
Sangsi mahasiswa tercantum dalam buku sanksi dimana buku

sangsi tersebut dimiliki oleh setiap mahasiswa.


e.Konversi Nilai Mahasiswa
Di akper tidak ada konversi nilai mahasiswa.Nilai atau

kemajuan hasil akademik dipegang wali kelas.

Bab III Penutup

3.2 UNIT KEGIATAN MAHASISWA

3.3 PELAPORAN

1. Lampiran LPJ
3.4 Lampiran KRS/KHS Mahasiswa
1. KRS
Persyaratan dari KRS adalah mahasiswa harus menyelesaikan beban

SKS per semester. Mengikuti UTS dan UAS serta menyelesaikan

semua administrasi.
a. Identitas Mahasiswa, SKS yang telah dan akan diambil
b. Kode Ma, Mata Ajar, Hari/Jam
c. Ttd

2. KHS

KHS berisi Identitas Mahasiswa, IPS dan IPK

3.5 Lampiran Tracer Study

Berisi tentang identitas Alumni Akademi Keperawatan

Hafshawaty, koesioner, Tracer Study, tetapi tidak ada kuesioner pelacakan

kompetensi lulusan. Data di tracer Study berisi tentang pertanyaan


kegiatan setelah lulus dari keperawatan. Tracer study di AKPER masih

manual.

BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan secara jelas hasil pengumpulan data yang

didapatkan alam praktek kebidanan di program studi DIII Keperawatan


Hafshawaty Zainul Hasan Genggong dan dilakukan analisa atau perbandingan

dengan standart yang telah ditetapkan.

1. Pembimbing Akademik

Setiap mahasiswa wajib memiliki buku bimbingan akademik apabila

belum buku panduan akademik dapat di ambil di wali kelas dan bagian

kemahasiswaan. Setiap bimbingan buku bimbingan akademik dapat di bawa.

Buku Panduan Pembimbingan Akademik adalah buku panduan teknis

dalam penyelenggaraan proses pembimbingan akademik di Akademi

Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong. Tujuan penyusunan buku

ini adalah agar mahasiswa dapat menyelesaikan studinya dengan baik dan

tepat waktu. Selain itu, buku ini dapat digunakan sebagai upaya untuk

optimalisasi komunikasi mahasiswa dengan dosen wali. Pesan dosen wali

dalam memotivasi mahasiswa sangat penting dalam keberhasilan studi

mahasiswa.

Dalam melaksanakan tugas bimbingan akademik, bagian

kemahasiswaan melakukan pembagian pembimbing atau penasihat akademik

untuk melaksanakan tugas dan fungsinya melalui dosen staf Akademi

Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong. Adapun tugas

pembimbing akademik di Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan

Genggong antara lain mengusahakan agar setiap mahasiswa yang berada di

bawah tanggung jawabnya memperoleh pengaruh yang tepat dalam

menyusun program dan beban belajarnya dan dalam memilih mata kuliah

yang akan ditempuhnya; memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk

membicarakan masalah-masalah yang dialaminya khususnya masalah


akademik atau masalah nonakademik yang berhubungan dengan masalah

akademik.

Selain hal tersebut di atas, tugas pembimbing akademik lainnya yaitu

membantu mahasiswa agar dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan

belajar yang baik secara individu ataupun kelompok, membantu Ketua

Program Sudi menginformasikan peraturan-peraturan, baik dari pemerintak

maupun dari Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong;

member banuan/ pengarahan kepada mahasiswa tentang: cara menyusun

program belajar; pengisian KRS/ KHS; banyaknya SKS yang diambil;

mengevalusi jumlah SKS yang diajukan mahasiwa apakah sesuai dengan IP

yang diperoleh; memeriksa dan menandatangani KRS; memonior beban SKS

dan nilai yang dicapai mahasiswa.

Tugas pembimbing akdemik yang lain, yaitu menginformasikan beban

studi yang akan dicapai untuk dapat menyelesaikan masa studinya;

mengetahui perkembangan Indeks Prestasi Semester/ Indeks Prestasi

Kumulatif mahasiswa yang dibimbingnya; memberikan laporan kepada Ketua

Program Studi setiap semester serta melakukan monitoring terhadap

kemajuan belajar mahasiswa; menjawab pertanyaan dari mahasiswa

mengenai hal-hal yang berkenaan dengan akademik; menyampaikan masalah/

permasalahan atau keluhan dari mahasiwa (masalah akademik) kepada yang

berwenang, menginformasikan kegiatan akdemik yang berkaitan dengan

bidang studi masing-masing program, menginformasikan kegiatan akademik

yang berkaitan dengan bida studi masing-masing program; member arahan

tentang cara belajar yang efektif agar sukses dalam setiap mata kuliah yang
diikuti; membantu mahasiswa dalam kesulitan belajar dan cara mengatasinya;

mendistribusikan kelemahan belajar mahasiswa dari setiap dosen yang

mengajar.

Selain hal tersebut di atas, tugas pembimbing akademik adalah;

membantu kelancaran studi mahasiswa yang menjadi tanggung jawabnya

hingga selesai; membantu mahasiswa agar dapat mengembangkan sikap dan

budaya akdemik yang baik; mengadakan pertemuan/ konsultasi dengan

mahasiswa setiap semester untuk membicarakan masalah-masalah yang

dihadapi mahasiswa terutama masalah akademik atau nonakademik yang

berhubungan langsung dengan masalah akademik; memberikan rekomendasi

kepada pihak yang lebih berwenang mengenai berbagai kesulian yang

dihadapi oleh mahasiswa baik yang berhubungan dengan masalah akademik

ataupun non akademik.

Tugas pembimbing akademik di Akademi Keperawatan Hafshawaty

Zainul Hasan Genggong telah sesuai dengan tugas dan fungsi yang harus

dilaksanakan sebagai pembimbing akademik. Akan tetapi, dalam menjalankan

tugasnya untuk memberikan bimbingan, pembimbing akademik masih belum

mempunyai ruangan konsultasi tersendiri, hal tersebut dikarenakan fasilitas

ruangan yang belum memenuhi kebutuhan, sehingga proses bimbingan

dilakukan di ruangan dosen masing-masing.

Penasihat akademi, Pembimbing Akademik atau Dosen Wali adalah

seorang dosen yang berstatus dosen tetap yang ditunjuk dan diserahi tugas

membimbing sekelompok mahasiswa oleh Sekolah Tinggi Kesehatan untuk

membimbing sekelompok mahasiswa 5-10orang diluar jam perkulihan selama


mahasiswa tersebut studi, baik semester ganjil maupun genap sampai dengan

akhir program studi yang bertujuan membantu mahasiswa mentesuaikan studi

seefisien mungkin sesuai dengan kondisi dan potensi individu mahasiswa.

Buku Panduan Pembimbingan Akademik ini memuat tentang proses

pembimbingan akademi, tujuan, manfaat waktu pembimbingan akademik,

hak dan kewajiban mahasiswa dalam perwalian, serta semua pihak yang

terkait dalam proses pembimbingan akademik.

Distribusi pembagian bimbingan mahasiswa di Akademi Keperawatan

Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, dengan perbandingan 1:10. Akan tetapi

hanya ada beberapa dosen yang mendapat tugas bimbingan sebanyak 18

mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan jumah dosen yang masih terbatas.

2. Unit Kegiatan Mahasiswa

BEM STIKES Kebidanan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong sebagai

wadah organisasi kemahasiswaaan di tingkat STIKES, memiliki tugas dan

fungsi sebagai penanmpung aspirasi mahasiswa, menyusun program kerja

Badan Eksekutif Mahasiswa, mengkoordinir penyususnan program kerja

UKM, membantu dan mengawasi kegiatan ko-kurikuler dan ekstara kurikuler

yang dilaksanan oleh UKM, memberikan Laporan pertanggungjawaban

kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa dan kegiatan yang dilaksanakan oleh

UKM, sedangkan UKM sebagai wadah organisasi kemahasiswaan di tingkat

jurusan/ prosi, memiliki tugas dan fungsi melaksanakan amanat mahasiswa

yang dimandatkan BEM, melaksanakan dan menjunjung tinggi AD/ ART,

melaksanakan segala ketetapan BEM, melaksanakan program di tingkat


jrurusan, membuat keputusan-keputusan yang dianggap perlu dalam

pelaksanaan program di tingkat jurusan.

Selain hal tersebut di atas, tugas UKM yaitu mewakili mahasiswa

jurusan baik ke dalam maupun ke luar, mengutamakan aspirasi mahasiswa

dalam membuat rancangan organisai, melaporkanrencana kerja organisasi

kepada pihak jurusan, melaksanakan Rapat Koordinatif dengan pengurus

BEM, membuat laporan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan mandate

BEM, membuat laporan pertanggungjawaban terhadap pelasanakan mandate

BEM dan disampaikan dalam siding pleno, meiliki hak otonomi untuk

mengurusi segala kegiatan di tingkat jurusan. Tugas dan fungsi yang harus

dijalankan ileh BEM dan UKM di Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul

Hasan Genggong, telah dijalankan sesuai AD/ ART/ garis besar haluan

organisasi kemahasiwaan.

Unit Kegiatan Mahasiswa (ditingkat UKM) adalah wadah aktivitas

kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat, dan keahlian tertentu

bagi para naggota-anggotanya. Lembaga ini merupakan partner organisasi

kemahasiswaan intra kampus lainnya seperti senat mahasiswa dan badan

eksekutif mahasiswa, baik yang berada di tingkat program studi, jurusan,

maupun universutas. Lembaga ini bersifat otonom, dan bukan merupakan

sub-ordinat dari badan eksekutif maupun senat mahasiswa.

Dalam pengajuan rencana program kegiatan yang diajukan oleh BEM di

Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, diusulkan

kepada Kepada Bid. Akademik dan mahasiswa alumni, untuk selanjutnya

disampaikan kepada wakil ketua 1(Bid. Akademik dan mahasiswa alumni)


dengan mengetahui Ketua Stikes. Sedangkan untuk UKM, dalam pengajuan

rencana program kegiatan, diusulkan kepada BEM dan atau mengetahui

BEM, untuk selanjutnya diusulkan kepada atasan. Demikian pula, dengan

proses penyampaian laporan pertanggungjawaban kegiatan atau

kepengurusan. Dalam proses pengajuan usulan rencana kegiatan dan laporan

pertanggungjawaban kegiatan/ kepengurusan yang ada di Akademi

Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, telah sesuai dengan

mekanisme yang ada.

3. Pelaporan

Setiap kegiatan kemahasiswaan yang sudah dilaksanakan harus sudah

dilaporkan kepada Ka Bid. Akademik dan Mahasiswa Alumni dalam bentuk

laporan fisik.

Usulan kegiatan yang dismapaikan oleh UKM, terlebih dahulu

dikoordinasikan kepada BEM, kemudian dari BEM mengajukan usualan

kepada Pembina BEM, setelah disetujui kemudian diajukan kepada Ka Bid.

Akad. Dan mahalum, kemudian mengetahui wakil ketua I dan Ketua

STIKES. Usulan program kegiatan oleh UKM diserahkan atau

dikoordinasikan dengan BEM, untuk selanjutnya ketua BEM berkonsultasi

dengan Pembina dan Ka Bid. Akad dan Mahalum. Persetujuan Usulan/

Proposal kegiatan oleh Ketua STIKES.

Laporan mempunyai peranan yang penting pada suatu organisasi karena

dalam suatu organisasi dimana hubungan antara atasan dan bawahan

merupakan bagian dari keberhasilan organisasi tersebut. Dengan adanya

hubungan antara perseorangan dalam suatu organisasi baik yang berupa


hubungan antara atasan dan bawahan, ataupun antara sesame karyawan yang

terjalin baik maka akan bisa mewujudkan suatu system delegation of

authority dan pertanggungjawaban akan terlaksana secara effektif dan efisien

dalam organisasi.

Pelaporan pertanggungjawaban dalam setiap kegiatan sudah terlaksana

dengan efektif dan efisien dalam organisai tetapi penulis tidak dapat

melampirkan laporan pertanggungjawaban dikarenakan laporan tersebut

dibawa oleh anggota BEM Stikes Hafshawaty Zainul Hasan Genggong yang

sedang melakukan praktik kerja lapangan.

4. Kartu Rencana Studi dan Kartu Hasil Studi


4.1 Kartu Rencana Studi

Pada Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong laur

pengambilan KRS Mahasiswa harus melunasi administrasi akademik

kemudian penangguhan ke pembantu direktur II dan ke direktur. Setelah itu

konsultasi tentang rencana studi yang akan ditempuh serta ditandatangani

oleh Pembimbing akademik dan Pembantu direktur 1. Kartu Rencana Studi

berisi Identitas Mahasiwa, SKS yang telah dan akan diambil, Kode Ma, Mata

Ajar, Hari/ jam, TTD.

Kegiatan perkuliahan dan kegiatan akademik lain diawali dengan

mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) yang sudah disetujui oleh Dosen

pembimbing akademik. Jumlah perkulihan setiap mata kuliah dalam 1 (satu)

semester sebanyak 14-16 tatap muka. Apabila terdapat amata kuliah yang

diberikan kurang dari 50% dari yang seharusnya diberikan maka oengelola

program studi harus mengambil langkah yang diperlukan.


Pengisian KRS berakhir satu minggu sebelum kegiatan akademik setiap

semester/ KRS dinyatakan saha apabila yang bersangkutan dapat

menunjukkan tanda bukti pendaftaran ulang. Penggantian mata kuliah yang

diambil dalam satu semester dapat dilkukan paling lambat dua minggu

setelah kuliah dimulai. Pengurangan jumlah SKS yang diambil dalam satu

semester dapat dilakukan sebelum ujian sisipan pertama diselenggarakan.

Perubahan isi KRS hanya dimungkinkan apabila ada persetujuan

pembimbing akademik secara tertulis dengan cara membubuhkan

tandatangan pada tempat yang disediakan dalam kartu perubahan KRS.

Mahasiswa yang akan melakukan kegiatan perkuliahan ini terlebih dahulu

menerima KRS yang berisi mata kuliah yang ditawarkan pada semester

yang bersangkutan sesuai dengan Fakultas, Jenjang / Jurusan, dan Kelas,

setelah KRS diisi, mahasiswa melakukan pengisian sesuai jadwal yang

telah ditentukan. Jadwal pengisian KRS dapat dilihat pada papan

pengumuman yang berada pada setiap lokasi kampus.

Kartu Rencana Studi atau lebih dikenal dengan KRS adalah kartu

yang berisi daftar mata kuliah yang alcan diikuti oleh setiap mahasiswa

dalam satu semester. Dalam KRS tercantum data mahasiswa (NPM,

Nama, Kelas, Fakultas, Jurusan, Jumlah Semester dan Tahun Akademik

yang diikuti), Kode Mata Kuliah, Mata Kuliah, SKS dan Kelas yang diikuti.

KRS berlaku/sah, jika ada pas foto mahasiswa yang bersangkutan dan cap

Universitas. KRS merupakan bukti seorang mahasiswa aktif pada semester

yang bersangkutan dan berfungsi sebagai Kartu Peserta Ujian (KRS wajib
dibawa setiap kali mengikuti ujian). Pengisian KRS dilakukan oleh setiap

mahasiswa secara langsung pada setiap awal semester.

Pada Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong

Kartu Rencana Studi telah sesuai dengan teori Pengisian KRS dilakukan oleh

setiap mahasiswa secara langsung pada setiap awal semester yang berisi

mata kuliah yang ditawarkan pada semester yang bersangkutan sesuai

dengan Fakultas, Jenjang / Jurusan, dan Kelas, setelah KRS diisi,

mahasiswa melakukan pengisian sesuai jadwal yang telah ditentukan.

4.2 Kartu Hasil Studi

Pada Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan

Genggong Kartu Hasil Studi di berikan setiap semester Kartu Hasil

Studi terdiri dari Indentitas Mahasiswa, IPS dan IPK dan

ditandatangani oleh Wakil Direktur. Hasil evduasi mahasiswa dapat

dilihat dari Kartu Hasil Studi, dimana kartu ini dapat menggambarkan

tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Kartu Hasil Studi atau KKS adalah kartu yang menunjukkan

nilai dan prestasi maliasiswa pada semester tertentu dalam proses

administrasi akademik. Oleh karena itu, setiap semester, mahasiswa

harus meminta KHS yang dicetak dan disahkan oleh program studi

bersangkutan. Selain menyimpan nilai di database, program studi

juga hanis menyimpan KHS yang dicetak dan disahkan

Pada Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainui Hasan

Genggong Kartu
Hasil Studi pelaksanannya sudah sesuai dengan teori di berikan

setiap semester Kartu Hasil Studi (KHS) adalah kartu yang antara

lain berisi Indentitas mMahasiswa, IPS dan IPK mahasiswa,

kumpulan matakuliah yang telah diambil oleh seorang mahasiswa

beserta dengan nilai yang diperolehnya sebagai hasil evaluasi belajar

mahasiswa selama satu semester.

5. Tracer Study

Tracer study pada Akademi Keperawatan Hafshawaty zainul

Hasan Gengong Tracer study ini dilaksanakan untuk menjaring

informasi/masukan dari alumni sebagai salah satu dasar yang sangat penting

bagi evaluasi dan pengembangan fakultas, Fakultas dan prodi dalam bidang

kurikulum, proses pembelajaran, sarana prasaram, dan pelayanan.

Data/informasi bersifat rahasia, sehingga tidak akan dipindah tangankan

tanpa seijin yang bersangkutan dan semata-mata hanya digunakan untuk

pengembangan.

Hampir semua penyelenggara pendidikan tinggi baik di tingkat

universitas sampai program studi berupaya untuk mclaksanakan Tracer Study.

Meskipun demikian, dalam kenyataannya pelaksanaan Tracer Study

di perguruan tinggi di Indonesia masih ketinggalan dari pelaksanaan studi

serupa di negara-negara maju. Di Indonesia, Tracer Study masih dilakukan

secara terserak dan masih belum didasari oleh kejelasan dalam hal tujuan

yang ingin dicapai, ketidaktepatan pemilihan disain studi, dan rnetodologi

yang belum mumpuni. Untuk memperoleh gambaran langsung dan rinci


mengenai pelaksanaan Tracer Study di perguruan tinggi, diperlukan

pelatihan intensif sehingga dapat diterapkan di lingkungan masing-masing.

Dalam hal ini akan menyelenggarakan Pelatihan Tracer Study sekaligus

praktik menggunakan software QTAFI (singkatan Questions, Tables dan

Figures yaitu suatu software untuk administrasi dan analisis dari survey

online yang dikembangkan oleh Uni Kassel Jerman). Program QTAFI dapat

membuat tracer study online menjadi suatu penelitian yang praktis dan

mudah untuk dilakukan.

Tracer study adalah studi pelacakan jejak lulusan/alumni yang

dilakukan kepada alumni 2 tahun setelah lulus (survei pertama) dan 5 tahun

setelah lulus (survei ke dua). Tracer study bertujuan untuk mengetahui

outcome pendidikan dalam bentuk transisi dari dunia pendidikan tinggi ke

dunia kerja, output pendidikan yaitu penilaian diri terhadap penguasaan dan

pemerolehan kompetensi, proses pendidikan berupa evaluasi proses

pembelajaran dan kontribusi pendidikan tinggi terhadap pemerolehan

kompetensi serta input pendidikan berupa penggalian lebih lanjut terhadap

informasi sosiobiografis lulusan. Di samping untuk keperluan akreditasi,

Ditjen Dikti Kemdiknas juga sejak tahun 2011 menggunakan tracer study

sebagai alat monitoring adaptasi lulusan perguruan tinggi di Indonesia ketika

memasuki dunia kerja.

Tracer study belum sesuai dengan teori yang Berisi tentang indentitas

Alumni Akademi Keperawatan Hafshawaty, koesioner, tetapi tidak ada

kuesioner pelacakan kompetensi lulusan padahal kuesioner tersebut untuk

menjaring informasi/masukan dari alumni sebagai salah satu dasar yang


sangat penting bagi evaluasi dan pengembangan fakultas, dan bertujuan

untuk mengetahui outcome pendidikan dalam bentuk transisi dari dvinia

pendidikan tinggi ke dunia kerja.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Mengaplikasikan Buku Pembimbing Akademik

Segala bentuk kegiatan kemahasiswaan, telah dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang ada. Akan tetapi, masih terdapat

kekurangan dalam hal penyediaan fasilitas bimbingan bagi

pembimbing akademik untuk menjalankan tugasnya, yaitu ruangan

khusus untuk melaksanakan proses bimbingan konseling.

Masih terdapat distribusi pembagian pembimbingan

mahasiswa yang sedikit melebihi ketentuan, yaitu masih terdapat

dosen pembimbing yang mernbimbing mahasiswa 1:18

5.1.2 Mengaplikasikan Unit Kerja Mahasiswa

Tugas dan fungsi yang harus dijalankan oleh BEM dan UKM di

Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, telah

dijalankan sesuai AD/ ART/ garis besar haluan organisasi

kemahasiwaan.

Dalam proses pengajuan usulan rencana kegiatan dan laporan

pertanggungjawaban kegiatan / kepengurusan yang ada di Akademi

Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, telah sesuai dengan

mekanisme yang ada.

5.1.3 Pelaporan Kependidikan

Pelaporan pertanggungjawaban dalam setiap kegiatan sudah

terlaksana dengan efektif dan efisien dalam organisasi.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan kegiatan manajerial kemahasiswaan khususnya

bagian kemahasiswaan lebih ditingkatkan lagi baik dari segi kegiatan

kemahasiswaan dan juga pelaporan.

5.2.2 Bagi Mahasiswa Praktik Selaujntnya

Mahasiswa praktik selanjutnya diharapkan untuk lebih aktif lagi

sehingga laporan tentang praktik kependidikan dapat lebih baik lagi.

5.23 Bagi Lahan Praktik

Dari peserta didik dalam pengambilan data keinstitusi harap dapat

dilakukan kerjasama yang baik dalam pendataan karena pererta didik

juga berupaya memberikan suatu masukan tentang kemahasiswaan

pendidikan. Perlunya disediakan tempat untuk proses bimbingan dan

konseling, agar privasi mahasiswa lebih terjaga dan proses bimbingan

berjalan dengan kondusif. Perlu penambahan dosen atau staf, agar

distribusi pembimbing akademik dapat dijalannkan sesuai dengan

ketentuan yang ada.

5.2.4 Bagi Profesi Tenaga Pendidik Kesehatan

Dari laporan tentang kemahasiswaan memberikan masukan

tentang perkembangan atau penjelasan tentang kemahasiswaan

pendidikan agar dapat digunakan sebagai pedoman untuk lebih baik

lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2010). Definisi Organisasi [Internet]. Bersumber dari:

>http://www.scribd.com/doc/42840255/DEFINISI-ORGANISASI. [Diakses

tanggal: 10 Maret 2016].


Stikes YARSIS (2010). Buku Panduan Akademik Stikes Yarsis Tahun 2010.

Surabaya. Stikes Yarsis.

Sugeng (2011). Organisasi Kemahasiswaan [Internet]. Bersumber dari:

>http;//kemahasiswaan.stiki.ac.id/book. [Diakses tanggai: 10

Maret 2016].

Anda mungkin juga menyukai