Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PENELITIAN DOSEN

ANALISIS DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN


AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI WILAYAH
KECAMATAN SIMPANG TIGA
KABUPATEN PIDIE

OLEH :

Ketua : Ns. Risna., S.Kep., M.Kep


Anggota : Ns. Neila Fauzia, S. Kep., MMRS

Dibiayai Dana Rutin STIKes Medika Nurul Islam Sigli


Sesuai Dengan Kontrak Nomor : 214/STIKes-MNI/II/2020

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


STIKES MEDIKA NURUL ISLAM
SIGLI – 2020
ANALISIS DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN
AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA LANSIA DI WILAYAH
KECAMATAN SIMPANG TIGA
KABUPATEN PIDIE

ABSTRAK

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi


sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota
keluarga merasa ada yang membutuhkan. Tujuan penelitian ini adalah ingin
meneliti tentang dukungan keluarga dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari pada
lanjut usia di wilayah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie. Jenis penelitian
ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan Case Study Research.
Informan dari penelitian ini sebanyak 6 orang, instrumen yang di gunakan dalam
penelitian ini yaitu panduan wawancara. Pengumpulan data penelitian dilakukan
mulai 23 s/d 31 Maret 2020. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan dapat
disimpulkan bahwa lansia dengan perlakuan keluarga menghargai, mencintai,
perhatian terhadap lansia, lansia merasa senang, semua informan mengatakan ada
dukungan dari keluarga untuk beraktivitas, karena tanpa dukungan dari keluarga
lansia akan malas dalam beraktivitas, semua informan aktivitas terganggu
disebabkan karena usia yang sudah tua dan sering sakit, dan aktivitas sehari-hari
yang membutuhkan bantuan yaitu mandi, mencuci baju dan memasak. Hasil
penelitian ini diharapkan kepada keluarga agar lebih aktif menyemangati lansia
untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan keluarga dapat membantu aktivitas
sehari-hari lansia yang tidak dapat dilakukan secara mandiri.

Kata Kunci: Dukungan Keluarga. Aktivitas Sehari-hari, Lansia


KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat

dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul

“Analisis dukungan keluarga dalam aktivitas sehari – hari pada lansia di wilayah

Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie”. Laporan penelitian ini merupakan

salah satu syarat dalam menyelesaikan penelitian dosen dalam pelaksanaan Tri

Dharma dosen di STIKes Medika Nurul Islam Sigli.

Proses penyusunan laporan penelitian ini tidak lepas dari dukungan,

bantuan, masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini

peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. T. Syamsul Bahri, selaku Ketua Yayasan STIKes Medika

Nurul Islam Sigli.

2. Ibu Ns. Nurlela Mufida, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu

Keperawatan STIKes Medika Nurul Islam Sigli.

3. Ibu Ns. Ismuntania Siregar, S.Kep, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat yang telah banyak memberikan masukan serta saran

selama proses penelitian ini berlangsung.

4. Camat Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie yang telah memberikan izin

kepada Peneliti ketika melaksanakan penelitian ini.

5. Civitas akademika STIKes Medika Nurul Islam yang telah membantu dan

memberikan bimbingan serta ilmu pengetahuan kepada Peneliti selama

melaksanakan penelitian.
Peneliti telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan laporan

akhir penelitian ini, namun Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini

masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan dari semua pihak. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat dan

menjadi bahan referensi bagi penulisan laporan penelitian lainnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Sigli, 16 Juli 2020

Ns. Risna, S. Kep., M. Kep


DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR ORISINALITAS ..................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
LEMBAR MOTTO................................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN


2.1 Konsep Dukungan Keluarga .................................................... 8
2.2 Konsep Lansia ......................................................................... 12
2.3 Konsep Aktivitas Sehari-hari ................................................... 17

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN


3.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 34

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 39
4.2 Informan.................................................................................. 39
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 40
4.4 Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 40
4.5 Teknik Pengumpulan Data....................................................... 44
4.6 Analisis Data .......................................................................... 46
4.7 Etika Penelitian ....................................................................... 46

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Data informan.......................................................................... 47
5.2 Hasil Penelitian ....................................................................... 48
5.3 Pembahasan............................................................................. 55
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................. 65
6.2 Saran ....................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA

Halaman
Skema 2.1 : Kerangka Teoritis ......................................................................... 33
Skema 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 :Lembar PersetujuanMenjadi Responden

Lampiran 3 :Lembar PanduanWawancara

Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Selesai Pengambilan Data Awal

Lampiran 6 : Surat IzinPenelitian

Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian

Lampiran 8 : Kontrak Penelitian


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia merupakan istilah akhir dari penuaan, secara biologis


penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara
terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan tubuh fisik yaitu
semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian, hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam stuktur dan fungsi
sel, jaringan serta sistem organ (Departemen Sosial, 2013).
Proses menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri atau
mempertahankan stuktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi). dan kemampuan untuk memperbaiki
kerusakan yang diderita (Darmojo, 2010).
Lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun
atau lebih. Data World Health Organization (WHO). Secara global pada tahun
2019 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun di
perkirakan terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%).
Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69
juta), tahun 2030 (40,95 juta), dan tahun 2035 (48,19 juta) jiwa. (WHO,
2019).
Berdasarkan sensus tahun 2018, jumlah lansia di Indonesia mencapai
20,24 juta orang atau sekitar 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia. Jumlah
lansia perempuan lebih besar dari pada laki-laki, yaitu 10,77 juta lansia
perempuan dibandingkan 9,47 juta lansia laki-laki. Data tersebut
menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan hasil sensus 2012 yaitu
18,1 juta orang atau 7,6% dari total jumlah penduduk (Depkes, RI 2018).
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut
usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan
seperti perubahan pada bagian wajah, tangan dan kulit. Perubahan bagian
tubuh seperti sistem saraf yaitu otak dan isi perut yaitu limpa. Perubahan
panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan perubahan
motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan, dan belajar
ketrampilan baru. kemunduran fisik dan menurunnya fungsi organ dapat
menyebabkan lansia menjadi bergantung kepada orang lain. Meskipun lansia
secara alamiah mengalami penurunan dan kemunduran fisik, tetapi tidak
menutup kemungkinan lansia dapat melakukan aktivitas dan pemenuhan
kebutuhan sehari – hari secara mandiri. (Friedman, 2010)
Kemandirian merupakan suatu keadaan dimana seseorang individu
memiliki kemauan dan kemampuan berupaya untuk memenuhi tuntutan
kehidupannya secara sah, wajar dan bertanggung jawab terhadap segala hal
yang di lakukannya, namun demikian tidak berarti bahwa orang yang mandiri
bebas lepas tidak memiliki kaitan dengan orang lain. Untuk dapat hidup
mandiri seseorang juga membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan
dari keluarga serta lingkungan disekitarnya, agar dapat mencapai otonomi
terhadap diri sendiri (Nugroho, 2012).
Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal
yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk (Kaplan & Sadock,
2009). Ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika lansia
menghadapi masalah, karena keluarga adalah orang yang paling dekat
hubungannya dengan lansia. Dukungan keluarga akan berpengaruh pada
lansia, hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kesibukan dari
anggota keluarga, kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah anggota
keluarga, tidak mau direpotkan dengan berbagai permasalahan dan penyakit
yang umumnya diderita oleh lansia (Friedman, 2010).
Menurut Friedman (2010), dukungan keluarga adalah suatu bentuk
hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan
terhadap anggota keluarga, sehingga anggota kelurga merasa ada yang
membutuhkan. Friedman juga menjabarkan jenis – jenis dukungan keluarga
yang meliputi dukungan emosional, penghargaan, dukungan instrumental, dan
dukungan informasional.
Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatannya (Maryam et al, 2009). Keluarga merupakan
sistem pendukung utama pemberi pelayanan langsung pada setiap keadaan
(sehat – sakit) anggota keluarga. Dukungan sosial keluarga merupakan sesuatu
keadaan yang bermanfaat bagi individu yang di peroleh dari orang lain yang
dapat di percaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang
mempertahankan, menghargai dan mencintainya (Setiadi, 2008).
Menurut penelitian yang dilakukan Margi (2014) tentang hubungan
antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan
aktivitas sehari – hari di desa Adimulya Kecamatan Wanarja Kabupaten
Cilacap, terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan dukungan
keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari – hari.
Berdasarkan hasil pengambilan data awal yang peneliti lakukan di desa
Linggong Sagoe, Kulam Baro dan Meusampeh Kecamatan Simpang Tiga,
jumlah penduduk 24.180 jiwa dengan perbandingan jumlah wanita terhadap
laki-laki adalah 50.22 %, sementara jumlah lansia 35% dari jumlah penduduk
dengan 6.729 Rumah Tangga/KK atau rata-rata 4 jiwa per rumah tangga.
Tingkat kepadatan penduduk mencapai 12 jiwa/100 m2 dengan tingkat
kepadatan penduduk tertinggi di gampong Meunasah Lhee sebesar 1.069 jiwa
sedangkan yang terendah berada di gampong Lheue sebesar 177 jiwa.
Berdasarkan hasil wawancara dari 5 lansia, 2 lansia mengatakan ada dukungan
yang keluarga berikan, seperti informasi pentingnya melakukan aktivitas
sehari-hari, keluarga membantu aktivitas lansia yang tidak dapat dilakukan
secara mandiri seperti menyiapkan air mandi, menyiapkan makanan dan
keluarga memberikan uang, dan lansia merasa sangat nyaman dan dihargai
keluarga, sedangkan 3 lansia mengatakan dukungan yang keluarga berikan
masih rendah untuk dirinya dikarnakan anaknya yang sibuk bekerja, dan lansia
mengatakan jika tidak ada dukungan, lansia malas beraktivitas, yang ada
Cuma tidur dan makan saja, padahal jika hal tersebut dibiarkan akan timbul
masalah terhadap lansia.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai analisis dukungan keluarga dalam aktivitas sehari – hari
pada lansia di wilayah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah “analisis dukungan keluarga dalam aktivitas

sehari – hari pada lansia di wilayah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten

Pidie?”

1.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui analisis dukungan keluarga dalam aktivitas sehari – hari

pada lansia di wilayah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie tahun

2020.

1.4 Manfaat Penelitian

14.1 Bagi Lansia

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi lansia

dalam hal pemenuhan aktivitas sehari-hari untuk meningkatkan

kemampuan dan meningkatnya keelastisan tulang sehingga tulang tidak

mudah patah.

1.4.2 Bagi Keluarga Lansia

Sebagai bahan masukan bagi keluarga lansia untuk lebih

meningkatkan dukungan kepada lansia dalam pemenuhan aktivitas


sehari-hari supaya keluarga bisa lebih aktif menyemangati lansia

melakukan aktivitas sehari-hari.

1.4.3 Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam memberikan pelayanan

keperawatan, khususnya dalam penanganan dukungan keluarga dalam

pemenuhan aktivitas sehari-hari pada lanjut usia secara komprehensif

dan berkualitas.

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang positif

dan terarah dalam upaya peningkatan pendidikan terhadap dukungan

keluarga pada lanjut usia pada masa sekarang dan masa yang akan

datang di STIKes Medika Nurul Islam Sigli.

1.4.5 Bagi Penelitian Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

data tambahan bagi penelitian keperawatan selanjutnya yang ingin

melakukan penelitian keperawatan yang terkait dengan dukungan

keluarga dalam aktivitas sehari – hari pada lansia.

1.4.6 Bagi Peneliti

Bagi penliti manfaat penelitian ini dapat digunakan untuk

menambah wawasan pengetahuan yang peneliti dapatkan secara

teoritis di bangku kuliah dan menerapkan dalam bentuk karya tulis

ilmiah.
BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dukungan Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain dan
di dalam perannya masing – masing menciptakan dan mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton dalam (Setiadi,
2008) ciri-ciri keluarga dibagi beberapa macam :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata namatermasuk perhitungan
garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah
tangga.
1. Tugas Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan
perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat di lihat dari tugas
kesehatan keluarga, yaitu sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan
berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan-perubahan yang dialami oleh keluarganya.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Memberi perawatan anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika
keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan perlu memperoleh
tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, dan berlindung.Oleh karena
itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi
anggota keluarga.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Apabila mengalami masalah yang berkaitan dengan kesehatan
keluarga, keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada disekitarnya.
2. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap anggotanya.Anggota keluarga dipandang sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu
siap memberikan yang positif terhadap pelayanan kesehatan akan
merubah setiap perilaku anggota keluarga mengenai sehat sakit
(Murniasih, 2009).
Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi
sepanjang kehidupan, dimana dalam semua tahap siklus kehidupan
dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan
berbagai kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan
adaptasi keluarga dalam kehidupan (Setiadi, 2010).
a. Jenis Dukungan Keluarga
Menurut Friedman dkk (2010), terdapat empat tipe dukungan
keluarga yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental, dan dukungan informasional.
1) Dukungan emosional
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk
istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan
emosional.Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, diterima oleh anggota keluarga
berupa ungkapan empati, kepedulian, perhatian, cinta,
kepercayaan, rasa aman dan selalu mendampingi pasien dalam
perawatan.Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi
keadaan yang dianggap tidak terkontrol.
2) Dukungan penghargaan
Keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan dan validator
identitas anggota keluarga.Dimensi ini terjadi melalui ekspresi
berupa sambutan yang positif dengan orang – orang
disekitarnya, dorongan atau pernyataan setuju terhadap ide-ide
atau perasaan individu.Dukungan ini membuat seseorang
merasa berharga, kompeten, dan dihargai.
3) Dukungan instrumental
Dukungan instrumental (peralatan atau fasilitas) yang dapat
diterima oleh anggota keluarga yang sakit melibatkan
penyediaan sarana untuk mempermudah perilaku membantu
pasien yang mencakup bantuan langsung biasanya berupa
bentuk-bentuk kongkrit yaitu berupa uang, peluang, waktu, dan
lain-lain. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena
individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang
berhubungan dengan materi.
4) Dukungan informasional
Dukungan informasional merupakan bentuk dukungan yang
meliputi pemberian informasi,sarana atau umpan balik tentang
situasi dan kondisi individu.Dukungan ini berupa pemberian
nasihat dengan mengingatkan individu untuk menjalankan
pengobatan atau perawatan yang telah di rekomendasi oleh
petugas kesehatan (tentang pola makan sehari-hari, aktivitas
fisik atau latihan jasmani, minum obat,dan kontrol),
mengingatkan tentang perilaku yang memperburuk penyakit
individu serta memberikan penjelasan mengenai hal
pemeriksaan dan menjelaskan hal-hal yang tidak jelas tentang
penyakit yang diderita individu.
b. Sumber Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga
internal, seperti dukungan dari suami atau istri, atau dukungan
dari saudara kandung atau dukungan keluarga eksternal bagi
keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah
jaringan social keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja
social keluarga itu sendiri ( Friedman dkk, 2010).
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
Menurut Purnawan (2011) faktor – faktor yang
mempengaruhidukungan keluarga adalah :
1) Faktor internal
a) Tahap perkembangan
Artinya dukungan dapat ditentukan oleh factor usia dalam
hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan
demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki
pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda.
b) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan berbentuk
oleh variable intelektual yang terdiri dari pengetahuan, dan
pengalaman masa lalu.
c) Faktor Emosi
Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap
adanya dukungan dan cara melaksanakannya.
d) Spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang
menjalani kehidupannya, hubungan dengan keluarga atau
teman, dan arti dalam hidup.
2) Faktor eksternal
a) Praktik di keluarga
Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya
mempengaruhi penderita dalam melaksanakan
kesehatannya.
b) Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko
terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang
mendifinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya.
c) Latar belakang budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan
kelebihan individu, dan memberikan dukungan termasuk
cara pelaksanaan kesehatan pribadi.
d. Manfaat dukungan keluarga
Menurut Friedman (2010) dukungan sosial keluarga adalah
sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan. Sifat dan
jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahapan
siklus kehidupan.Namun demikian, dalam semua tahap siklus
kehidupan dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal sebagai
akibatnya.Hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi
keluarga.
2.1 Konsep Lansia
2.1.1 Pengertian lansia
Lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke
atas dan dapat di sebut juga sebagai tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang akan di alami oleh setiap individu (Azizah, 2011).
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup, dan
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya (Darmojo, 2009).
2.1.2 Klasifikasi Lansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia yaitu :
a) Pralansia (Prasenilis) : Usia 45 – 59 tahun.
b) Lansia : Usia 60 tahun ke atas.
c) Lansia risiko tinggi : Usia 60 tahun atau lebih dan usia 70 tahun ke
atas dengan masalah kesehatan.
d) Lansia potensial : Lansia yang mampu untuk bekerja sehingga
menghasilkan barang/jasa.
e) Lansia tidak potensial : Lansia yang sudah tidak berdaya untuk
bekerja, sehingga kebutuhan ekonominya bergantung pada bantuan
keluarga atau orang lain (Rosidawati, 2011).
2.1.3 Batasan Lanjut Usia
Menurut WHO dalam Mubarak dan Iqbal, W (2010),Batasan lanjut usia
meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 - 59 tahun.
b. Lanjut usia ( elderly ) usia antara 60 - 74 tahun.
c. Lanjut usiatua (old) usia antara 75 - 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun.
2.1.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.
Menurut Nugroho (2012), perubahan yang terjadi pada lansia adalah:
a. Perubahan atau kemunduran biologi
1) Kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi.
Fungsi kulit sebagai penyakit suhu tubuh lingkungan dan
mencegah kuman-kuman penyakit masuk.
2) Rambut mulai rontok, berwarna putih, kering dan tidak
mengkilat.
3) Gigi mulai habis.
4) Penglihatan dan pendengaran berkurang.
5) Mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah.
6) Keterampilan tubuh menghilang disana-sini terdapat
timbunan lemak terutama pada bagian pinggul dan perut.
7) Jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi sementara
jumlah jaringan ikat bertambah, fungsinya menurun dan
kekuatannya berkurang.
8) Pembuluh darah penting khususnya yang terletak dijantung
dan otak mengalami kekakuan lapisan intim menjadi kasr
akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar
kolesterol tinggi dan lain-lain yang memudahkan timbulnya
pengumpulan darah dan thrombosis.
9) Tulang pada proses menua kadar kapur (kalsium) menurun
akibatnya tulang menjadi keropos dan mudah patah.
b. Perubahan atau kemunduran kemampuan kognitif
1) Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik.
2) Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada
yang terjadi pada masa tuanya yang pertama dilupakan
adalah namanama
3) Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang
atau tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya
ingatan yang sudah mundur dan juga karena pandangan
yang sudah menyempit.
4) Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang
dicapai dalam test-test intelegentsi menjadi lebih rendah
sehingga lansia tidak mudah untuk menerima hal-hal yang
baru.
c. Perubahan-perubahan psikososial
1) Pension, nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya
selain itu identitas pension dikaitkan dengan peranan dalam
pekerjaan
2) Merasakan atau sadar akan kematian.
3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah
perawatan bergerak yang lebih sempit.
4) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan.
5) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan
dengan teman dan keluarga.
6) Hilangnya kemampuan dan ketegapan fisik, perubahan
terhadap gambaran diri.
2.2 Konsep Aktifitas Sehari-hari Pada lansia
2.2.1 Pengertianaktivitas sehari – hari
Kemampuan aktivitas sehari – hari merupakan semua kegiatan yang
dilakukan oleh lanjut usia setiap hari, aktivitas ini dilakukan tidak melalui
upaya atau usaha keras, aktivitas tersebut dapat berupa mandi, berpakaian,
makan, atau melakukan mobilisasi (Lueckenotte, 2011).
Kemampuan aktivitas adalah kemampuan seseorang untuk berjalan
bangkit dan berdiri kembali ketempat tidur, kursi, dan sebagainya disamping
kemampuan menggerakkan ekstermitas atas.(Stanley,2010).
2.2.2 Manfaat Kemampuan Aktifitas Sehari-hari pada Lansia
a. Meningkatkan kemampuan dan kemauan seksual lansia. kulit
tidakcepat keriput atau menghambat proses penuaan.
b. Meningkatnya keelastisan tulang sehingga tulang tidak mudah
patah.
c. Menghambat pengecilan otot dan mempertahankan atau
mengurangi kecepatan penurunan otot.
d. Self efficacy (keberdayaan mandiri) yaitu suatu iistilah untuk
menggambarkan rasa percaya diri atas keamanan dalam melakukan
aktivitas, hal ini berhubungan dengan ketidaktergantungan
terhadap instrument (activity of daily living-ADL). (Stanley, 2010)
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Aktifitas Sehari-hari
padaLansia
Kemp dan Mitchel (dalam Blackbum dan Dulmus, 2011)
menyebutkan bahwa aktivitas sehari-hari pada lansia dipengaruhi oleh
depresi.Kemp dan Mitchel juga menyebutkan kemampuan aktivitas
sehari-hari dapat menyebabkan ketakutan, kemarahan, kecemasan,
penolakan dan ketidakpastian. Kemauan dan kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari pada lansia adalah sebagai berikut
(Potter,2009)
a. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri
1) Umur
Mobilitas dan aktivitas sehari-hari adalah hal yang paling vital
bagi kesehatan total lansia. Perubahan normal muskuloskelatal
terkait usia pada lansia termasuk penurunan tinggi badan,
redistribusi massa otot, peningkatan porositas tulang, atrofi
otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan dan
kekakuan sendi-sendi yang menyebabkan perubahan
penampilan, kelemahan dan lambatnya pergerakan yang
menyertai penuaan.
2) Fungsi kognitif
Kognitif adalah kemampuan berfikir dan memberi rasional,
termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan
memperhatikan.
3) Fungsi psikologis
Fungsi psikologis menunjukkan kemampuan seseorang untuk
mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi
pada suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi interaksi
yang komplek antara perilaku interpersonal. Kebutuhan
psikologis berhubungan dengan kehidupan emosional
seseorang.Meskipun seseorang sudah terpenuhi kebutuhan
materialnya, tetapi bila kebutuhan psikologisnya tidak
terpenuhi, maka dapat mengakibatkan dirinya merasa tidak
senang dengan kehidupanya, sehingga kebutuhan psikologi
harus terpenuhi agar kehidupan emosionalnya menjadi stabil
(Tamber, 2009).
4)Tingkat stres
Stres merupakan respon fisik non spesifik terhadap berbagai
macam kebutuhan.Faktor yang menyebabkan stres disebut
stressor, dapat timbul dari tubuh atau lingkungan dan dapat
mengganggu keseimbangan tubuh.Stres dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan perkembangan.Stres dapat mempunyai efek
negatif atau positif pada kemampuan seseorang memenuhi
aktifitas sehari-hari.
b. Faktor-faktor dari luar meliputi :
1) Lingkungan keluarga
Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling
disukai para lanjut usia. Lanjut usia merupakan kelompok
lansia yang rentan masalah, baik masalah ekonomi, sosial,
budaya, kesehatan maupun psikologis, oleh karenanya agar
lansia tetap sehat, sejahtera dan bermanfaat, perlu didukung
oleh lingkungan yang konduktif seperti keluarga. Sifat dari
perubahan sosial yang mengikuti kehilangan orang yang
dicintai tergantung pada jenis hubungan dan definisi peran
sosial dalam suatu hubungan keluarga.Tetapi bagi orang lain
yang memiliki dukungan keluarga yang kuat dan mapan, pola
interaksi independent maka proses perasaan kehilangan atau
kesepian akan terjadi lebih cepat, sehingga seseorang tersebut
lebih mudah untuk mengurangi rasa kehilangan dan kesepian
(Lueckenotte, 2011).
2) Lingkungan tempat kerja
Kerja sangat mempengaruhi keadaan diri dalam mereka
bekerja, karena setiaap kali seseorang bekerja maka ia
memasuki situasi lingkungan tempat yang ia kerjakan.
Tempat yang nyaman akan membawa seseorang mendorong
untuk bekerja dengan senang dan giat.
3) Ritme biologi
Waktu ritme biologi dikenal sebagai irama biologi, yang
mempengaruhi fungsi hidup manusia.Irama biologi
membantu mahluk hidup mengatur lingkungan fisik
disekitarnya.Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama
sakardia diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan
gelap.Serta cuaca yang mempengaruhi aktifitas sehar-hari.
2.2.4 Macam-macam Aktifitas Sehari-hari pada Lansia
a. Mandi (spon, pancuran, atau bak)
Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi sendiri jika
mandi dengan menjadi kebiasaan), menerima bantuan untuk mandi
hanya satu bagian tubuh (seperti punggung atau kaki), menerima
bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh (atau tidak dimandikan)
b. Berpakaian
Mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan,
mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan
kecuali mengikat sepatu, menerima bantuan dalam memakai baju, atau
membiarkan sebagian tetap tidak berpakaian.
c. Ke kamar kecil
Pergi kekamar kecil membersihkan diri, dan merapikan baju tanpa
bantuan (dapat mengunakan objek untuk menyokong seperti tongkat,
walker, atau kursi roda, dan dapat mengatur bedpan malam hari atau
bedpan pengosongan pada pagi hari, menerima bantuan kekamar kecil
membersihkan diri, atau mengunakan bedpan atau pispot pada malam
hari, tidak ke kamar kecil untuk proses eliminasi.
d. Berpindah
Berpindah ke dan dari tempat tidur seperti berpindah ke dan dari kursi
tanpa bantuan (mungkin mengunakan alat/objek untuk mendukung
seperti tempat atau alat bantu jalan), berpindah ke dan dari tempat tidur
atau kursi dengan bantuan, bergerak naik atau turun dari tempat tidur.
e. Kontinen
Mengontrol perkemihan dan defekasi dengan komplit oleh diri sendiri,
kadang-kadang mengalami ketidakmampuan untuk mengontrol
perkemihan dan defekasi, pengawasan membantu mempertahankan
kontrol urin atau defekasi, kateter digunakan atau kontinensia.
f. Makan
Makan sendiri tanpa bantuan, Makan sendiri kecuali mendapatkan
bantuan dalam mengambil makanan sendiri, menerima bantuan dalam
makan sebagian atau sepenuhnya dengan menggunakan selang atau
cairan intravena.(Lueckenotte, 2011).

2.3 Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis pada penelitian ini dikembangkan


berdasarkan landasan teori yang telah di uraikan di atas yaitu teori
Kemp dan Mitchel (dalam Blackbum dan Dulmus, 2011)
menyebutkan bahwa aktivitas sehari-hari pada lansia dipengaruhi oleh
depresi. Kemp dan Mitchel juga menyebutkan kemampuan aktivitas
sehari-hari dapat menyebabkan ketakutan, kemarahan, kecemasan,
penolakan dan ketidakpastian. Kemauan dan kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari pada lansia adalah sebagai berikut
(Potter,2009). Secara ringkas, kerangka teoritis tersebut di atas dapat
di lihat pada skema berikut ini :
Faktor Umur (Kemp dan
Mitchel, 2009)

Faktor Kognitif
&Psikologis (Kemp dan
Mitchel, 2009)

Aktifitas Sehari-
Faktor Stress (Kemp dan hari pada Lansia
Mitchel, 2009)

Faktor Lingkungan,
Dukungan Keluarga,
tempat kerja dan biologi
(Potter, 2009)
Skema 2.1 Kerangka Teoritis
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian

Aktivitas Sehari-hari
Dukungan Keluarga pada Lansia
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu dukungan

keluarga dalam aktivitas sehari – hari pada lansia di wilayah kerja

Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie. Dimana penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dan pendekatan Case Study Research.

Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut dapat menggali data berdasarkan

apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data.

Pada penelitian kualitatif peneliti bukan sebagaimana seharusnya

apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya

yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan, dan dipikirkan oleh

sumber data. Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan Case Study

Research maka peneliti harus memaparkan, menjelaskan, data yang telah

diperoleh oleh peneliti melalui wawancara yang dilakukan dengan para

informan Penelitian ini merupakan penelitian case study.

4.2 Informan

Dalam penelitian ini, sumber data menggunakan sampel (purposive

sumpling) yang memfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya

dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam (Nana, 2007).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lansia di

wilayah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie. Dalam penelitian ini,


pemilihan informan didasarkan kriteria sebagai berikut: berusia 60 tahun

keatas, jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak 6 orang.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kecamatan Simpang Tiga pada

tanggal 23 s/d 31 Maret 2020. Peneliti memilih tempat ini dengan

pertimbangan bahwa pada tempat ini mudah mendapatkan responden di

karenakan tempat tersebut merupakan kecamatan yang bermayoritas lansia

dan terdapat beberapa lansia yang bermasalah dalam pemenuhan aktivitas

sehari - hari.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan untuk peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

3.4.1 Panduan Wawancara

Panduan wawancara adalah suatu panduan atau

pertanyaan yang sudah disusun secara tertulis sesuai dengan

masalah, kemudian digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan

informasi. Cara menggunakan panduan tersebut dapat dalam

bentuk wawancara ataupun diskusi (Sarwono, 2006).

a. Bagian A menggunakan data demografi yang terdiri dari

tanggal pengisian, jenis kelamin, umur, pendidikan dan

pekerjaan yang dilampirkan di panduan wawancara.


b. Bagian B menggunakan panduan wawancara sebagai

pengumpulan data untuk mendapatkan informasi dukungan

keluarga dalam aktivitas sehari – hari pada lansia sebanyak 4

pertanyaan.

3.4.2 Peneliti Sendiri

Peranan peneliti sendiri merupakan sarana atau alat untuk

memperoleh informasi dengan berbekal ingatan peneliti, catatan,

rekaman dan berusaha memperoleh informasi sebanyak mungkin

mengenai penelitian (Sarwono, 2006).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut :

4.1 Teknik Pengumpulan Data

4.1.1 Tahap persiapan pengumpulan data

Persiapan pengumpulan data dilakukan melalui proses

administrasi dengan cara mendapatkan izin dari ketua lembaga

penelitian dan pengabdian STIKes Medika Nurul Islam Sigli dan izin

dari Camat Simpang Tiga Kabupaten Pidie.

4.1.2 Tahap pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data direncanakan dilakukan dengan cara

sebagai berikut:
a. Setelah mendapatkan persetujuan dari Camat Simpang Tiga,

penulis melaksanakan pengumpulan data penelitian.

b. Peneliti dan enumerator mendatangi calon responden, lalu

memperkenalkan diri serta menjelaskan tentang tujuan dan proses

pengisian kuesioner.

c. Peneliti meminta kesediaan calon responden untuk berpartisipasi

dalam penelitian dengan cara meminta responden menandatangani

lembar persetujuan menjadi responden.

d. Peneliti mewawancarai responden berdasarkan format kuesioner

yang telah peneliti siapkan, kemudian peneliti mengisi pada lembar

kuesioner.

e. Setelah pengisian kuesioner selesai dilakukan, peneliti dan

enumerator memeriksa kembali kelengkapan dari pertanyaan dan

mengakhiri pertemuan dengan responden.

f. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa


BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Penelitian

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kecamatan Simpang Tiga

Wilayah Kecamatan Simpang Tiga berada pada jarak + 4 km di sebelah


timur kabupaten Pidie dan 115 km di sebelah timur dari kota Banda Aceh, pusat
ibu kota Provinsi Aceh. Wilayah Kecamatan Simpang Tiga memiliki kondisi
iklim tropis terdiri dari daerah pesisir pantai dan dataran rendah yang terbagi
menjadi 5 kemukiman dan 52 gampong, dimana karakteristik penduduknya
memiliki tingkat mobilisasi cukup tinggi.
Secara geografis wilayah Kecamatan Simpang Tiga berada pada
ketinggian 125 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 217,1
mm dan suhu udara berkisar antara 30°C sampai dengan 35°C. Di sebelah utara
berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Kembang Tanjung, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Peukan Baro
sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Sigli.
Jumlah penduduk Wilayah Kecamatan Simpang Tiga tahun 2019
berdasarkan proyeksi BPS adalah 24.180 jiwa dengan perbandingan jumlah
wanita terhadap laki-laki adalah 50.22 %, dengan 6.729 Rumah Tangga/KK atau
rata-rata 4 jiwa per rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 12
jiwa/100 m2 dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di gampong Meunasah
Lhee sebesar 1.069 jiwa sedangkan yang terendah berada di gampong Lheue
sebesar 177 jiwa.
Dilihat dari sisi kebudayaan, wilayah Kecamatan Simpang Tiga memiliki
budaya yang unik dan beraneka ragam. Kebudayaan yang ada diwilayah Simpang
Tiga adalah budaya Aceh banyak dipengaruhi oleh budaya - budaya melayu,
karena letak wilayah dipesisir pantai yang strategis dan dahulu merupakan jalur
perdagangan. Beberapa budaya yang ada sekarang adalah akulturasi antara budaya
melayu, Timur Tengah dan Aceh sendiri. Suku Bangsa yang mendiami wilayah
kerja puskesmas Simpang Tiga merupakan keturunan orang - orang melayu dan
Timur Tengah. Hal ini menyebabkan wajah - wajah orang simpang tiga berbeda
dengan orang di kecamatan yang berada di lain wilayah. Sistem kemasyarakatan
sebagain besar mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani, namun tidak
sedikit juga yang masyarakatnya bermata pencaharian pedagang atau nelayan.
Sistem kekerabatan masyarakat mengenal Wali, Karong dan Kaom yang
merupakan bagian dari sistem kekerabatan. Agama Islam adalah agama yang
paling mendominasi di wilayah Simpang Tiga, karena mayoritas masyarakat
adalah penduduk asli Aceh, oleh karena itu Aceh mendapat julukan “ Serambi
Mekah”.
Sejak tahun 2001 berdasarkan Undang - Undang Nomor 18 tahun 2001
Tentang Otonomi Khusus Aceh diperkenankan menerapkan syariat Islam secara
menyeluruh. Islam yang ada di Aceh semenjak adanya otonomi khusus, Aceh
mulai membina diri menjalankan agama dibawah naungan konstitusi Negara
Kesatuan Replublik Indonesia dengan mengeluarkan Qanun nomor 11 tahun 2002
tentang syariat bidang aqidah, ibadah dan syariat Islam. Syariat Islam adalah
berisi hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat
manusia, baik muslim maupun non muslim. Sumber Al-Quran (sumber hukum
Islam yang pertama), Hadis (seluruh perkataan, perbuatan dan persetujuan nabi
Muhammaad yang kemudian dijadikan sumber hukum), Itjihat (untuk menetapkan
hukum Islam berdasarkan Al-Quran dan Hadis). Oleh sebab itu wilayah
Kecamatan Simpang Tiga segala cabang kehidupan: politik, ekonomi, sosial
budaya tidak boleh berlawanan dengan ajaran Islam.
Dalam pendidikan Agama Islam di wilayah Kecamatan Simpang Tiga
diperkenalkan kewajiban orang tua untuk melakukannya dan memperkenalkan
pendidikan agama mulai dari usia bayi hingga dia dewasa. Pada masa bayi anak
sudah diperkenalkan dengan ilmu - ilmu agama untuk membentuk perilaku anak
yang lebih Islami, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya dayah/ tempat
pengajian di wilayah setempat.
Asimilasi adat dan budaya itulah kemudian melahirkan budaya adat dan
budaya Aceh sebagaimana yang berlaku sekarang. Adat dan kebudayaan juga
mewariskan sebuah hukum non formal dalam masyarakat, yakni hukum adat
yang merupakan hukum pelengkap dari hukum yang berlaku secara umum
(hukum positif). Disamping tunduk kepada hukum positif, masyarakat juga terikat
dengan hukum dan ketentuan adat.
Sarana kesehatan dasar yaitu Puskesmas Simpang Tiga memiliki jumlah
tenaga kesehatan 148 dengan Pegawai Negeri Sipil 48 orang, Bidan PTT 25
orang, Tenaga Bakti 76 orang, yang terdiri dari Dokter Umum 3 orang, Dokter
Gigi 1 orang, Tenaga Administrasi 13 orang, Perawat 34 orang, Bidan 57 orang,
Ahli Kesehatan Lingkungan 20 orang, Sarjana Kesehatan Masyarakat 14 orang,
apoteker 2 orang, Ahli Gizi 1 orang, dan perawat gigi 2 orang.
Puskesmas Simpang Tiga memiliki 1 Ruang Poliklinik Umum, 1 Ruang
Tindakan, 1 Poliklinik Gigi, 1 Ruang Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), 1
Ruang Kartu, 1 Ruang Apotik, 1 Ruang Kesehatan Ibu Anak (KIA), 1 Ruang
Laboratorium, 1 Ruang Tuberkulosis/Kusta, 1 Ruang Tata Usaha, 1 Ruang Gizi, 1
Ruang Imunisasi, 1 Ruang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan 1 Ruang
Kepala Puskesmas.

4.1.2 Karakteristik Partisipan


Penelitian ini dilakukan pada 6 partisipan, karakteristik partisipan tersaji
pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Partisipan Lansia Di Wilayah Kecamatan
Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2020 (n= 6)
No Katagori Frekuensi Persentase
1 Usia
a. Lansia Usia : 60-74 6 100
b. Usia sangat tua : 75-90 - -
c. Usia sangat tua : 90 - -

2 Pendidikan
a. Tinggi : S1 1 33
b. Menengah : SMA 3 50
c. Rendah : SD 2 17

No Katagori Frekuensi Persentase


3 Status Perkawinan
a. Menikah 4 67
b. Janda/Duda 2 33
4 Pekerjaan
a. Pedagang - -
b. Guru Ngaji 1
c. Tani 1
d. Tidak Bekerja 4
5 Penghasilan keluarga
a. >1. 950.000 - -
b. < 1.950.000 6 100
6 Lama tinggal bersama
keluarga 6 100
> 5 tahun
7 Hubungan dengan keluarga
a. Anak Kandung 6 100
b. Saudara Kandung - -
c. Keponakan -
Usia (Depkes RI, 2009), Pendidikan UU SISDIKNAS No. 20 (2003, Dalam
Hisbullah, 2009) dan Penghasilan keluarga (Pergub Aceh, 2016)

4.2 Hasil Wawancara


Deskripsi Pertemuan dengan Informan 1

Pada BAB 4 ini peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu Analisis
Dukungan Keluarga Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari – hari Pada Lansia Di
Wilayah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2020.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan Case Study
Research. Pada penelitian kualitatif peneliti di tuntut dapat menggali data
berdasarkan apa yang di ucapkan oleh sumber data. Dengan melakukan penelitian
dengan pendekatan Case study research maka peneliti harus memaparkan,
menjelaskan, data yang telah di peroleh oleh peneliti melalui wawancara
mendalam yang di lakukan dengan informan.
4.1 Data Informan
Semua informan dalam penelitian ini tidak di sebutkan namanya
hanya menggunakan inisial, adapun informan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
No. Inisial Tgl JK Umur Pendidikan Pekerjaan
Informan Wawancara
1. Tn. A 22 Feb 2020 Lk 72 Thn SD -
2. Ny. H 23 Feb 2020 Pr 74 Thn SD IRT
3. Ny. R 24 Feb 2020 Pr 66 Thn SD Tani
4. Ny. F 25 Feb 2020 Pr 68 Thn SD IRT
5. Tn. A 26 Feb 2020 Lk 68 Thn SD Tani
6. Ny. M 27 Feb 2020 Pr 65 Thn SD IRT

4.2 Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam


yang dilakukan peneliti selama 8 hari. Dimana seluruh informan yang di
wawancarai adalah Lansia di Wilayah Kecamatan Simpang Tiga.
4.2.1 Hasil wawancara mengenai dukungan keluarga dalam pemenuhan
aktivitas sehari-hari pada lansia.
a. Bagaimana perasaan nenek/kakek dengan perlakuan keluarga terutama
dalam aktivitas sehari-hari selama ini.
Informan 1.. “ Saya senang dengan perlakuan keluarga, terutama anak
saya yang membantu aktivitas sehari-hari, baik menyiapkan makan, air
mandi, dan apa yang tidak bisa saya buat, anak selalu membantu saya”

Informan 2.. “Saya senang dengan bantuan keluarga seperti nasi


disiapkan oleh anak saya, kalau saya sakit dibawa ke mantri”

Informan 3..“ Perasaan saya senang dengan ada bantuan keluarga, kalau
saya sakit nasi di siapkan untuk saya,dan pakaian saya di cuci oleh anak
saya”

Informan 4..“ Perasaan saya senang dengan ada bantuan keluarga, anak-
anak membantu kegiatan sehari-hari dirumah saya”
Informan 5..“Saya tinggal pisah dengan anak, rumahnya disamping,
namun tetap memperhatikan saya,apalagi ketika sakit. Dia yg melakukan
semua kerjaan rumah”

Informan 6 … “Perasaan saya senang, namun kadang sedih juga anak


anak yang sibuk bekerja, saya harus melakukan kegiatan rumah seperti
menyapu, cuci piring atau memasak. Saya pinginnya ibadah saja. Tapi
apa bole buat, karna kondisi saya harus membantu anak.”

b. Apa saja penyebab yang membuat nenek/kakek terganggu dalam aktivitas


sehari-hari.
Informan 1..“Aktivitas saya terganggu karena usia saya sudah lanjut,
penglihatan saya sudah kabur, dan saya juga sering sakit-sakitan”

Informan 2…“ Usia saya yang sudah lanjut, saya juga tidak kuat lagi
untuk beraktivitas dan tubuh saya juga cepat lelah”

Informan 3..“ Usia saya yang sudah tua dan saya juga di larang anak
saya untuk beraktivitas yang berat-berat”

Informan 4..“Aktivitas saya terganggu karena usia saya sudah lanjut, fisik
saya lemah, sudah tidak sanggup lagi bergerak banyak. Kaki sering
reumatik”

Informan 5... “usia saya yang sudah tua, penyakit darah tinggi, sudah
membatasi saya beraktivitas”

Informan 6… “saya sudah tua nak, kaki tangan mulai lemah, mata kabur,
jadi aktivitas saya sudah terbatas”

c. Aktivitas yang bagaimana yang nenek/kakek selalu membutuhkan bantuan


keluarga.
Informan 1... “ Aktivitas seperti menyiapkan nasi, dan menyiapkan air
mandi”

Informan 2.. “ Aktivitas saya dibantu seperti memasak, menyiapkan air


mandi itu pun kalau saya tidak dapat melakukannya dengan sendiri”

Informan 3… “Saya tidak sanggup lagi untuk nencuci baju, memasak dan
saya juga tidak pernah menyapu lagi, ini semua di bantu anak saya”
Informan 4.. “kalau yang diperlu dibantu keluarga, paling memasak saja,
yang lain saya bisa melakukan sendiri, mandi air sudah ada di bak”

Informan 5… “Aktivitas yang dibantu seperti memasak, belanja. Untuk


mandi bisa saya lakukan sendiri, kecuali kalau sakit dituntun oleh anak-
anak”

Informan 6.. “bila kondisi saya sehat, saya melakukan sendiri walau
pelan-pelan, namun kalau sakit, masak, mandi dan lainnya semua dibantu
anak-anak”

d. Bagaimana keluarga memberikan motivasi kepada nenek/kakek untuk


melakukan aktivitas sehari-hari.
Informan 1… “Saya ada disemangati oleh anak saya untuk melakukan
aktivitas, anak saya menyuruh saya untuk jalan-jalan pagi”

Informan 2.. “ Anak saya ada menyemangati saya untuk melakukan


aktivitas supaya sehat dan jika saya sakit dibawa ke mantri”

Informan 3.. “ saya selalu disenangin oleh anak saya, anak saya
menyuruh saya untuk tidak beraktivitas lagi, dan anak saya menyarankan
saya untuk istirahat”

Informan 4.. “ Saya diberi semangat oleh anak saya untuk melakukan
aktivitas, anak saya menyuruh saya melakukan kegiatan sehari-hari
dengan pelan-pelan”

Informan 5.. “ Saya diberi semangat oleh anak saya untuk melakukan
aktivitas, anak saya menyuruh saya melakukan kegiatan sehari-hari sesuai
dengan kesanggupan”

Informan 6.. “ Saya diberi semangat oleh anak untuk melakukan aktivitas,
anak saya menyuruh saya melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan
kesanggupan, kalau saya tidak sanggup disuruh biarkan saja”

4.3 Pembahasan
4.3.1 Perasaan nenek/kakek dengan perlakuan keluarga terutama dalam
aktivitas sehari-hari selama ini
Hasil penelitian terdapat pada umumnya lansia yang ada dukungan
keluarga berupa perhatian, menghargai dan mencintai terhadap lansia
dalam semua hal yang dibutuhkan lansia maka lansia akan merasa sangat
senang.
Menurut Friedman (2013), dukungan keluarga adalah proses yang
terjadi terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia, dukungan
keluarga berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai
hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh individu sehingga
seseorang akan tau bahwa ada orang lain yang mempertahankan,
menghargai dan mencintainya. Dukungan keluarga juga merupakan
sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam
membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa
percaya diri akan bertambah dan dapat memotivasi lansia dalam menjaga
kesehatannya melalui aktivitas fisik,Hal tersebut menunjukkan ada ikatan
yang dirasakan oleh lansia dengan anggota keluarganya, dan ikatan
dalam keluarga sendiri dapat memberikan kenyamanan, keamanan,
kesenangan dan berdampak positif bagi kesehatan (Mangasi, 2013).
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi pada umumnya
perasaan yang di alami lansia terhadap perlakuan keluarga dengan
menghargai, mencintai dan perhatian terhadap lansia, lansia merasa sangat
senang.
4.3.2 Penyebab yang membuat nenek/kakek terganggu dalam
aktivitas sehari-hari.
Hasil penelitian di dapatkan bahwa pada umumnya informan
mengatakan sering sakit-sakitan, umur yang sudah tua dan gangguan
penglihatan.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas lansia dibagi atas dua faktor
yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik lansia adalah
penyebab yang ditimbulkan dari individu lansia itu sendiri, faktor intrinsik
diantaranya terdiri dari usia, dan jenis penyakit. Sedangkan faktor
ekstrinsik lansia adalah penyebab yang muncul dari luar/tidak disebabkan
dari lansia itu sendiri. Faktorekstrinsik diantaranya terdiri daridukungan
keluarga, obat-obatan dan lingkungan (Delta. 2011)
Penelitian Rinajumita (2011) tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kemandirian lansia, penelitian tersebut menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara kondisi kesehatan, kondisi ekonomi,
kehidupan beragama dan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia
saat beraktivitas.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi dari tiga informan
penyebab terganggunya aktivitas sehari-hari karena faktor usia dan kondisi
kesehatan.
4.3.3 Aktivitas yang membutuhkan bantuan keluarga
Hasil penelitian didapatkan bahwa pada umumnya informan
mengatakan aktivitas yang membutuhkan bantuan menyiapkan nasi,
menyiapkan air mandi, memasak, dan semua aktivitas yang tidak
dapat dilakukan dengan sendiri dibantu keluarga.
Menurut Notoadmojo (2010), adanya hubungan antara
dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dengan bantuan dan
pendampingan keluarga lansia akan mudah melakukan
kemandiriannya dalam kehidupan sehari-hari karena lansia merasa
diperhatikan sehingga tercapai kemandirian yang baik.
Penelitian dari Shalindra (2013) menunjukkan, bahwa ada
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan
kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa
Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Pada tingkat ini
lansia masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari tapi dengan
bantuan orang lain atau alat bantu misalnya dibantu dalam kegiatan
mandi seperti menggosokkan bagian tubuh tertentu (Maryam, 2009).
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi dari tiga
informan rata-rata membutuhkan bantuan saat mandi,dan bantuan
dalam memasak dan hampir semua aktivitas sehari-hari di bantu
keluarga apabila lansia tidak mampu beraktivitas.
4.3.4 Keluarga memberikan motivasi kepada nenek/kakek untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
Hasil penelitian terdapat dua informan mengatakan ada
motivasi dari keluarga untuk melakukan aktivitas seperti menyuruh
lansia untuk jalan- jalan pagi, satu informan mengatakan anak saya
menyuruh saya untuk tidak beraktivitas lagi.
Motivasi merupakan penggerak atau pendorong yang timbul
karena adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga
seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku
atau aktivitas, tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi
rendahnya semangat seseorang untuk beraktivitas dan tentu saja
tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh
(Wina Sanjaya, 2013).
Pentingnya beraktivitas fisik di masa lansia sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2015) di Norwegia terhadap
5700 lansia yang berusia 68-77 tahun. Lansia yang rutin melakukan
olahraga dalam seminggu dapat meningkatkan usia harapan
hidupnya kurang lebih 5 tahun dibandingkan mereka yang malas
bergerak.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi pada dasarnya
lansia membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas karena
tanpa motivasi dari keluarga lansia akan malas dalam beraktivitas.

4.4 Keterbatasan Penelitian

4.4.1 Peneliti hanya meneliti sebatas dukungan keluarga dalam


pemenuhan aktivitas sehari-hari pada lansia di wilayah kerja
kecamatan Simpang Tiga.
4.4.2 Peneliti menemui kesulitan dalam melakukan proses
pengumpulan data dimana peneliti harus mengulang-ulangi
tiap-tiap pertanyaan.
4.4.3 Peneliti menemui kesulitan dalam proses pengumpulan data
dimana lansia yang mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi
dengan baik.
4.4.4 Peneliti menemui kesulitan dalam proses pengumpulan data
dimana lansia yang fungsi pendengaran mulai berkurang.
BAB VI

PENUTUPAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 23 s/d 31 Maret

2020, dapat disimpulkan bahwa lansia dengan perlakuan keluarga

menghargai, mencintai, perhatian terhadap lansia, lansia merasa senang,

semua informan mengatakan ada dukungan dari keluarga untuk

beraktivitas, karena tanpa dukungan dari keluarga lansia akan malas dalam

beraktivitas, aktivitas informan terganggu disebabkan karena usia yang

sudah tua dan sering sakit,dan aktivitas sehari-hari yang membutuhkan

bantuan menyiapkan air mandi, mencuci baju dan memasak.

5.1 Saran

5.2.1 Bagi Lansia

Diharapkan kepada lansia agar dapat melakukan aktivitas

sehari-hari secara mandiri dan hanya memerlukan bantuan untuk

aktivitas yang tidak dapat di lakukan dengan mandiri guna untuk

meningkatkan kemampuan dan meningkatnya keelastisan tulang

sehingga tulang tidak mudah patah.

5.2.2 Bagi Keluarga Lansia

Diharapkan keluarga agar bisa lebih aktif memotivasi

lansia untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan keluarga dapat


membantu aktivitas sehari-hari lansia yang tidak dapat dilakukan

secara mandiri.

5.2.3 Bagi Keperawatan

Diharapkan Penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam

memberikan pelayanan keperawatan khususnya tentang aktivitas

sehari-hari bagi lansia dan dapat menyusun program senam lansia

di setiap posyandu lansia.

5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan agar mahasiswa

praktik belajar lapangan dapat meningkatkan implementasi pada

lanjut usia guna untuk lebih memahami tentang dukungan keluarga

dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari pada lansia.

5.2.5 Bagi Penelitian Berikutnya

Diharapkan kepada peneliti lain dapat menjadikan sebagai

dasar untuk membuat penelitian lanjutan dalam bentuk yang lebih

spesifik dan komprehensif mengenai dukungan keluarga dalam

pemenuhan aktivitas sehari – hari pada lansia.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta

Anwar, Firdaus. (2015). Rutin olahraga di hari tua bias perpanjang umur sampai
lima tahun. Dari http://health.detik.com/read/2015/05/16/081426/2916229/
763/rutinolahraga-di-hari-tua-bisa-perpanjangumur-sampai-lima-
tahunBKKBN.(Diakses 25 juli 2018)

Azizah, (2011). Keperawatan lanjut usia : Yogyakarta : GrahaIlmu.

Blackburn, JA; Dulmus CN. (2011). Handbook of Gerontology Evidence Based


Approaches to Theory, Practice, and Policy.

Departemen Sosial. (2013). Kebijakan Dan Program Pelayanan Sosial Lansia.


Jakarta: Depsos. Diakses pada tanggal 17 April 2018 darihttp://www.
depsos.go.id

Depkes RI. (2017). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta:
Depkes RI.

Darmojo. (2010). Buku ajar geriatric (ilmu kesehatan lanjut usia). Jakarta : FKUI.

Friedman, M, Bowden, V. R, & Jones, E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan


keluarga :Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

(2013). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Kaplan & Sadock. (2009). Konsep Dukungan Keluarga. Jakarta : EGC.

Lueckennotte, Annette G. (2011). Gerontologic Nursing. St, Louis: Mosby Year


Incorporation

Maryam, R. Ekasari, M. Rosidawati. Jubaedi, A. & Batubara I (2009). Mengenal


Usia Lanjut & Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika

Mangasi, A. (2013). Hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia


dalam mempertahankan kualitas hidup lansia di rw 05 kelurahan paseban
kecamatan senen Jakarta pusat. Skripsi. Jakarta: STIK Saint Carolus
(published)
Margi, Adilah, Y. P. (2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Kemandirian Lansia Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-Hari Di Desa Adi
mulya Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Skripsi. Universitas
Jenderal Soedirman. Purwokerto. dari https://media.neliti.com/media/
publications/108296-ID-hubungan-dukungan-keluarga-dengan-kemand.pdf
(di akses 24 april 2018)

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Keluarga; Konsepdan


Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, WahitIqbal ,(2010), Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2, Jakarta : CV


SagungSeto

Murniasih. (2009). Konsep Dukungan Keluarga. EGC : Jakarta

Nugroho, W (2012). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Edisi-3. EGC :jakarta

Nana, Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

Notoatmodjo, S. (2010). Dukungan keluarga terhadap lansia. Jurnal, Universitas


Airlangga Surabaya.

Nopriadi D, Pristiana Ari, & Erwin. (2011). Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik Yang
Berhubungan Dengan Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Melakukan
Aktivitas Sehari-Hari di Kelurahan Meranti
Pandak.https://repository.unri.ac.id/xmlui/
bitstream/handle/123456789/4210/Manucript%20%28jurnal%29%20delta.pd
f?sequence=1&isAllowed=y. (di akses 24 juli )

Purnawan. (2011). Dukungan Keluarga. Jakarta :Salemba Medika.

Potter, Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik, Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC.

Rinajumita. (2011). faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lansia di


wilayah kerja puskesmas lampasi kecamatan paya kumbuh utara. dari
http://www.google.com/#hl=en&tbo=d&sclient=psyab&q=penelitian+rinaju
mita+2010&oq=penelitian+ri najumita+2010&gs_l=hp.3...19139. (Di akses
25 juli 2018)
Rosidawati. (2011). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : GrahaIlmu.


Sanjaya, Wina. (2013). Konsep motivasi pada lansia. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.

Stanley, M. (2010). Buku ajar keperawatan gerontik. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Shalindra, Zees, Salamaja. (2013). Hubungan dukungan keluarga dengan


kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Tualango
Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Jurnal. Universitas negeri
Gorontalo. dari:.https://media.neliti.com/media/publications/ 108296-ID-
hubungan-dukungan-keluarga-dengan-kemand.pdf(Di akses25 juli 2018)

Sarwono, M. (2006). Metode Penelitian Kualitatif Bidang Kesehatan. Yogyakarta:


Nufia Medika.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Badung:


Alfabeta

Tamber, (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan.


Jakarta: salemba medika.

WHO (2017). Proposes working definitition of An older person in world.


http://www.WHO.int.html (Di akses 22 april 2018).
Lampiran 2

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

ANALISIS DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS


SEHARI-HARI PADA LANSIA DI WILAYAH KECAMATAN SIMPANG TIGA
KABUPATEN PIDIE

No Kegiatan Penelitian Harga


1. Biaya Studi Kepustakaan
- Foto copy bahan Rp. 100.000,-
- Paket internet Rp. 250.000,-
3. Biaya Penyusunan Proposal
- Kertas 3 Rim Rp. 150.000,-
- Biaya Print Rp. 150.000,-
- Foto copy proposal dan laporanRp. 250.000,-
penelitian Rp. 100.000,-
- Foto copy kuesioner
4. Biaya Pelaksanaan pengumpulan data
- Uji kuesioner Rp. 200.000,-
- Biaya penelitian Rp. 250.000,-
- Honor enumerator Rp. 150.000,-
5. - Transportasi Rp. 150.000,-
Biaya diseminasi hasil penelitian
- Copy laporan penelitian Rp. 200.000,-
6. Rp. 150.000,-
- Snack Rp. 400.000,-
Biaya Publikasi

Total Rp. 2.500.000,-


Lampiran 3
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Saudara/i Calon Responden
Penelitian

Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Risna
NIDN : 1325078601

Adalah Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medika Nurul Islam
yang akan mengadakan penelitian yang merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan
Tri Dharma perguruan tinggi di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medika
Nurul Islam. Adapun penelitian yang di maksud berjudul “analisis dukungan keluarga
dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari pada lansia di wilayah Kecamatan Simpang Tiga
Kabupaten Pidie”.
Untuk maksud tersebut saya memerlukan data/informasi yang nyata dan akurat
dari saudara/i melalui kuesioner yang saya lampirkan pada surat ini. Jika saudara/i
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, mohon mendatangani lembar persetujuan
responden yang telah disediakan.
Atas kesediaan saudara dan kerja samanya terlebih dahulu saya ucapkan terima
kasih.

Sigli, Februari 2020


Peneliti

RISNA
NIDN: 1325078601
Lampiran 4
LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi Responden
untuk ikut berpartisipasi dalam pencarian data yang di lakukan Dosen Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Medika Nurul Islam Sigli yang Bernama :

Nama : Risna
NIDN : 1325078601
Judul Penelitian : Analisis dukungan keluarga dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari pada lansia di wilayah Kecamatan Simpang
Tiga Kabupaten Pidie

Saya mengerti bahwa catatan/ data mengenai penelitian akan di rahasiakan, dan
informasi yang saya berikan akan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan ilmu
keperawatan di Indonesia dan provinsi Aceh Khususnya.

Demikian secara suka rela dan tidak ada paksaan dari siapapun, saya bersedia
berperan serta dalam ini.

Sigli, Februari 2020


Responden

Lampiran 5
PANDUAN WAWANCARA

ANALISIS DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS


SEHARI-HARI PADA LANSIA DI WILAYAH KECAMATAN SIMPANG TIGA
KABUPATEN PIDIE

A. IdentitasInforman

Kode Informan :

Tanggal :

Jenis Kelamin :

Umur :

B. Dukungan Keluarga Dalam Aktivitas Sehari-hari

1. Bagaimana perasaan nenek/kakek dengan perlakuan keluarga terutama dalam

aktivitas sehari – hari selama ini?

2. Apa saja penyebab yang membuat nenek/kakek terganggu dalam aktivitas

sehari-hari?

3. Aktivitas yang bagaimana yang nenek/kakek selalu membutuhkan bantuan

keluarga?

4. Bagaimana keluarga memberikan nasihat pada nenek/kakek untuk melakukan

aktivitas sehari-hari?

5. Bagaimana yang keluarga lakukan bila nenek/kakek tidak sanggup melakukan

aktivitas sehari-hari?

6. Selain dukungan dalam melakukan aktivitas, apa saja dukungan lain yang

diberikan keluarga kepada nenek/kakek?

Anda mungkin juga menyukai