OLEH :
ABSTRAK
Puji syukur Peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat
“Analisis dukungan keluarga dalam aktivitas sehari – hari pada lansia di wilayah
salah satu syarat dalam menyelesaikan penelitian dosen dalam pelaksanaan Tri
bantuan, masukan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
2. Ibu Ns. Nurlela Mufida, M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu
3. Ibu Ns. Ismuntania Siregar, S.Kep, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan
4. Camat Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie yang telah memberikan izin
5. Civitas akademika STIKes Medika Nurul Islam yang telah membantu dan
melaksanakan penelitian.
Peneliti telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan laporan
akhir penelitian ini, namun Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dari semua pihak. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat dan
Wassalamu’alaikum wr.wb
Halaman
LEMBAR JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR ORISINALITAS ..................................................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv
LEMBAR MOTTO................................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 : Kerangka Teoritis ......................................................................... 33
Skema 3.1 : Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Pidie?”
2020.
mudah patah.
dan berkualitas.
keluarga pada lanjut usia pada masa sekarang dan masa yang akan
ilmiah.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu sama lain dan
di dalam perannya masing – masing menciptakan dan mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton dalam (Setiadi,
2008) ciri-ciri keluarga dibagi beberapa macam :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata namatermasuk perhitungan
garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah
tangga.
1. Tugas Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan
perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat di lihat dari tugas
kesehatan keluarga, yaitu sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan
berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan
perubahan-perubahan yang dialami oleh keluarganya.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Memberi perawatan anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika
keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan perlu memperoleh
tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, dan berlindung.Oleh karena
itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi
anggota keluarga.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Apabila mengalami masalah yang berkaitan dengan kesehatan
keluarga, keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada disekitarnya.
2. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap anggotanya.Anggota keluarga dipandang sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu
siap memberikan yang positif terhadap pelayanan kesehatan akan
merubah setiap perilaku anggota keluarga mengenai sehat sakit
(Murniasih, 2009).
Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi
sepanjang kehidupan, dimana dalam semua tahap siklus kehidupan
dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan
berbagai kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan
adaptasi keluarga dalam kehidupan (Setiadi, 2010).
a. Jenis Dukungan Keluarga
Menurut Friedman dkk (2010), terdapat empat tipe dukungan
keluarga yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental, dan dukungan informasional.
1) Dukungan emosional
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk
istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan
emosional.Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, diterima oleh anggota keluarga
berupa ungkapan empati, kepedulian, perhatian, cinta,
kepercayaan, rasa aman dan selalu mendampingi pasien dalam
perawatan.Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi
keadaan yang dianggap tidak terkontrol.
2) Dukungan penghargaan
Keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan dan validator
identitas anggota keluarga.Dimensi ini terjadi melalui ekspresi
berupa sambutan yang positif dengan orang – orang
disekitarnya, dorongan atau pernyataan setuju terhadap ide-ide
atau perasaan individu.Dukungan ini membuat seseorang
merasa berharga, kompeten, dan dihargai.
3) Dukungan instrumental
Dukungan instrumental (peralatan atau fasilitas) yang dapat
diterima oleh anggota keluarga yang sakit melibatkan
penyediaan sarana untuk mempermudah perilaku membantu
pasien yang mencakup bantuan langsung biasanya berupa
bentuk-bentuk kongkrit yaitu berupa uang, peluang, waktu, dan
lain-lain. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena
individu dapat langsung memecahkan masalahnya yang
berhubungan dengan materi.
4) Dukungan informasional
Dukungan informasional merupakan bentuk dukungan yang
meliputi pemberian informasi,sarana atau umpan balik tentang
situasi dan kondisi individu.Dukungan ini berupa pemberian
nasihat dengan mengingatkan individu untuk menjalankan
pengobatan atau perawatan yang telah di rekomendasi oleh
petugas kesehatan (tentang pola makan sehari-hari, aktivitas
fisik atau latihan jasmani, minum obat,dan kontrol),
mengingatkan tentang perilaku yang memperburuk penyakit
individu serta memberikan penjelasan mengenai hal
pemeriksaan dan menjelaskan hal-hal yang tidak jelas tentang
penyakit yang diderita individu.
b. Sumber Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga dapat berupa dukungan keluarga
internal, seperti dukungan dari suami atau istri, atau dukungan
dari saudara kandung atau dukungan keluarga eksternal bagi
keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah
jaringan social keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja
social keluarga itu sendiri ( Friedman dkk, 2010).
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
Menurut Purnawan (2011) faktor – faktor yang
mempengaruhidukungan keluarga adalah :
1) Faktor internal
a) Tahap perkembangan
Artinya dukungan dapat ditentukan oleh factor usia dalam
hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan
demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki
pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda.
b) Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan berbentuk
oleh variable intelektual yang terdiri dari pengetahuan, dan
pengalaman masa lalu.
c) Faktor Emosi
Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap
adanya dukungan dan cara melaksanakannya.
d) Spiritual
Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang
menjalani kehidupannya, hubungan dengan keluarga atau
teman, dan arti dalam hidup.
2) Faktor eksternal
a) Praktik di keluarga
Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya
mempengaruhi penderita dalam melaksanakan
kesehatannya.
b) Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko
terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang
mendifinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya.
c) Latar belakang budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan
kelebihan individu, dan memberikan dukungan termasuk
cara pelaksanaan kesehatan pribadi.
d. Manfaat dukungan keluarga
Menurut Friedman (2010) dukungan sosial keluarga adalah
sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan. Sifat dan
jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahapan
siklus kehidupan.Namun demikian, dalam semua tahap siklus
kehidupan dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal sebagai
akibatnya.Hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi
keluarga.
2.1 Konsep Lansia
2.1.1 Pengertian lansia
Lanjut usia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke
atas dan dapat di sebut juga sebagai tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang akan di alami oleh setiap individu (Azizah, 2011).
Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik,
yang dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup, dan
seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya (Darmojo, 2009).
2.1.2 Klasifikasi Lansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia yaitu :
a) Pralansia (Prasenilis) : Usia 45 – 59 tahun.
b) Lansia : Usia 60 tahun ke atas.
c) Lansia risiko tinggi : Usia 60 tahun atau lebih dan usia 70 tahun ke
atas dengan masalah kesehatan.
d) Lansia potensial : Lansia yang mampu untuk bekerja sehingga
menghasilkan barang/jasa.
e) Lansia tidak potensial : Lansia yang sudah tidak berdaya untuk
bekerja, sehingga kebutuhan ekonominya bergantung pada bantuan
keluarga atau orang lain (Rosidawati, 2011).
2.1.3 Batasan Lanjut Usia
Menurut WHO dalam Mubarak dan Iqbal, W (2010),Batasan lanjut usia
meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 - 59 tahun.
b. Lanjut usia ( elderly ) usia antara 60 - 74 tahun.
c. Lanjut usiatua (old) usia antara 75 - 90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) usia di atas 90 tahun.
2.1.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia.
Menurut Nugroho (2012), perubahan yang terjadi pada lansia adalah:
a. Perubahan atau kemunduran biologi
1) Kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi.
Fungsi kulit sebagai penyakit suhu tubuh lingkungan dan
mencegah kuman-kuman penyakit masuk.
2) Rambut mulai rontok, berwarna putih, kering dan tidak
mengkilat.
3) Gigi mulai habis.
4) Penglihatan dan pendengaran berkurang.
5) Mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah.
6) Keterampilan tubuh menghilang disana-sini terdapat
timbunan lemak terutama pada bagian pinggul dan perut.
7) Jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi sementara
jumlah jaringan ikat bertambah, fungsinya menurun dan
kekuatannya berkurang.
8) Pembuluh darah penting khususnya yang terletak dijantung
dan otak mengalami kekakuan lapisan intim menjadi kasr
akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar
kolesterol tinggi dan lain-lain yang memudahkan timbulnya
pengumpulan darah dan thrombosis.
9) Tulang pada proses menua kadar kapur (kalsium) menurun
akibatnya tulang menjadi keropos dan mudah patah.
b. Perubahan atau kemunduran kemampuan kognitif
1) Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik.
2) Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada
yang terjadi pada masa tuanya yang pertama dilupakan
adalah namanama
3) Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang
atau tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya
ingatan yang sudah mundur dan juga karena pandangan
yang sudah menyempit.
4) Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang
dicapai dalam test-test intelegentsi menjadi lebih rendah
sehingga lansia tidak mudah untuk menerima hal-hal yang
baru.
c. Perubahan-perubahan psikososial
1) Pension, nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya
selain itu identitas pension dikaitkan dengan peranan dalam
pekerjaan
2) Merasakan atau sadar akan kematian.
3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah
perawatan bergerak yang lebih sempit.
4) Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan.
5) Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan
dengan teman dan keluarga.
6) Hilangnya kemampuan dan ketegapan fisik, perubahan
terhadap gambaran diri.
2.2 Konsep Aktifitas Sehari-hari Pada lansia
2.2.1 Pengertianaktivitas sehari – hari
Kemampuan aktivitas sehari – hari merupakan semua kegiatan yang
dilakukan oleh lanjut usia setiap hari, aktivitas ini dilakukan tidak melalui
upaya atau usaha keras, aktivitas tersebut dapat berupa mandi, berpakaian,
makan, atau melakukan mobilisasi (Lueckenotte, 2011).
Kemampuan aktivitas adalah kemampuan seseorang untuk berjalan
bangkit dan berdiri kembali ketempat tidur, kursi, dan sebagainya disamping
kemampuan menggerakkan ekstermitas atas.(Stanley,2010).
2.2.2 Manfaat Kemampuan Aktifitas Sehari-hari pada Lansia
a. Meningkatkan kemampuan dan kemauan seksual lansia. kulit
tidakcepat keriput atau menghambat proses penuaan.
b. Meningkatnya keelastisan tulang sehingga tulang tidak mudah
patah.
c. Menghambat pengecilan otot dan mempertahankan atau
mengurangi kecepatan penurunan otot.
d. Self efficacy (keberdayaan mandiri) yaitu suatu iistilah untuk
menggambarkan rasa percaya diri atas keamanan dalam melakukan
aktivitas, hal ini berhubungan dengan ketidaktergantungan
terhadap instrument (activity of daily living-ADL). (Stanley, 2010)
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Aktifitas Sehari-hari
padaLansia
Kemp dan Mitchel (dalam Blackbum dan Dulmus, 2011)
menyebutkan bahwa aktivitas sehari-hari pada lansia dipengaruhi oleh
depresi.Kemp dan Mitchel juga menyebutkan kemampuan aktivitas
sehari-hari dapat menyebabkan ketakutan, kemarahan, kecemasan,
penolakan dan ketidakpastian. Kemauan dan kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari pada lansia adalah sebagai berikut
(Potter,2009)
a. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri
1) Umur
Mobilitas dan aktivitas sehari-hari adalah hal yang paling vital
bagi kesehatan total lansia. Perubahan normal muskuloskelatal
terkait usia pada lansia termasuk penurunan tinggi badan,
redistribusi massa otot, peningkatan porositas tulang, atrofi
otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan dan
kekakuan sendi-sendi yang menyebabkan perubahan
penampilan, kelemahan dan lambatnya pergerakan yang
menyertai penuaan.
2) Fungsi kognitif
Kognitif adalah kemampuan berfikir dan memberi rasional,
termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan
memperhatikan.
3) Fungsi psikologis
Fungsi psikologis menunjukkan kemampuan seseorang untuk
mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi
pada suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi interaksi
yang komplek antara perilaku interpersonal. Kebutuhan
psikologis berhubungan dengan kehidupan emosional
seseorang.Meskipun seseorang sudah terpenuhi kebutuhan
materialnya, tetapi bila kebutuhan psikologisnya tidak
terpenuhi, maka dapat mengakibatkan dirinya merasa tidak
senang dengan kehidupanya, sehingga kebutuhan psikologi
harus terpenuhi agar kehidupan emosionalnya menjadi stabil
(Tamber, 2009).
4)Tingkat stres
Stres merupakan respon fisik non spesifik terhadap berbagai
macam kebutuhan.Faktor yang menyebabkan stres disebut
stressor, dapat timbul dari tubuh atau lingkungan dan dapat
mengganggu keseimbangan tubuh.Stres dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan perkembangan.Stres dapat mempunyai efek
negatif atau positif pada kemampuan seseorang memenuhi
aktifitas sehari-hari.
b. Faktor-faktor dari luar meliputi :
1) Lingkungan keluarga
Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling
disukai para lanjut usia. Lanjut usia merupakan kelompok
lansia yang rentan masalah, baik masalah ekonomi, sosial,
budaya, kesehatan maupun psikologis, oleh karenanya agar
lansia tetap sehat, sejahtera dan bermanfaat, perlu didukung
oleh lingkungan yang konduktif seperti keluarga. Sifat dari
perubahan sosial yang mengikuti kehilangan orang yang
dicintai tergantung pada jenis hubungan dan definisi peran
sosial dalam suatu hubungan keluarga.Tetapi bagi orang lain
yang memiliki dukungan keluarga yang kuat dan mapan, pola
interaksi independent maka proses perasaan kehilangan atau
kesepian akan terjadi lebih cepat, sehingga seseorang tersebut
lebih mudah untuk mengurangi rasa kehilangan dan kesepian
(Lueckenotte, 2011).
2) Lingkungan tempat kerja
Kerja sangat mempengaruhi keadaan diri dalam mereka
bekerja, karena setiaap kali seseorang bekerja maka ia
memasuki situasi lingkungan tempat yang ia kerjakan.
Tempat yang nyaman akan membawa seseorang mendorong
untuk bekerja dengan senang dan giat.
3) Ritme biologi
Waktu ritme biologi dikenal sebagai irama biologi, yang
mempengaruhi fungsi hidup manusia.Irama biologi
membantu mahluk hidup mengatur lingkungan fisik
disekitarnya.Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama
sakardia diantaranya faktor lingkungan seperti hari terang dan
gelap.Serta cuaca yang mempengaruhi aktifitas sehar-hari.
2.2.4 Macam-macam Aktifitas Sehari-hari pada Lansia
a. Mandi (spon, pancuran, atau bak)
Tidak menerima bantuan (masuk dan keluar bak mandi sendiri jika
mandi dengan menjadi kebiasaan), menerima bantuan untuk mandi
hanya satu bagian tubuh (seperti punggung atau kaki), menerima
bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh (atau tidak dimandikan)
b. Berpakaian
Mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan,
mengambil baju dan memakai baju dengan lengkap tanpa bantuan
kecuali mengikat sepatu, menerima bantuan dalam memakai baju, atau
membiarkan sebagian tetap tidak berpakaian.
c. Ke kamar kecil
Pergi kekamar kecil membersihkan diri, dan merapikan baju tanpa
bantuan (dapat mengunakan objek untuk menyokong seperti tongkat,
walker, atau kursi roda, dan dapat mengatur bedpan malam hari atau
bedpan pengosongan pada pagi hari, menerima bantuan kekamar kecil
membersihkan diri, atau mengunakan bedpan atau pispot pada malam
hari, tidak ke kamar kecil untuk proses eliminasi.
d. Berpindah
Berpindah ke dan dari tempat tidur seperti berpindah ke dan dari kursi
tanpa bantuan (mungkin mengunakan alat/objek untuk mendukung
seperti tempat atau alat bantu jalan), berpindah ke dan dari tempat tidur
atau kursi dengan bantuan, bergerak naik atau turun dari tempat tidur.
e. Kontinen
Mengontrol perkemihan dan defekasi dengan komplit oleh diri sendiri,
kadang-kadang mengalami ketidakmampuan untuk mengontrol
perkemihan dan defekasi, pengawasan membantu mempertahankan
kontrol urin atau defekasi, kateter digunakan atau kontinensia.
f. Makan
Makan sendiri tanpa bantuan, Makan sendiri kecuali mendapatkan
bantuan dalam mengambil makanan sendiri, menerima bantuan dalam
makan sebagian atau sepenuhnya dengan menggunakan selang atau
cairan intravena.(Lueckenotte, 2011).
Faktor Kognitif
&Psikologis (Kemp dan
Mitchel, 2009)
Aktifitas Sehari-
Faktor Stress (Kemp dan hari pada Lansia
Mitchel, 2009)
Faktor Lingkungan,
Dukungan Keluarga,
tempat kerja dan biologi
(Potter, 2009)
Skema 2.1 Kerangka Teoritis
BAB III
KERANGKA KONSEP
Aktivitas Sehari-hari
Dukungan Keluarga pada Lansia
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.2 Informan
sehari - hari.
pertanyaan.
penelitian dan pengabdian STIKes Medika Nurul Islam Sigli dan izin
sebagai berikut:
a. Setelah mendapatkan persetujuan dari Camat Simpang Tiga,
pengisian kuesioner.
kuesioner.
2 Pendidikan
a. Tinggi : S1 1 33
b. Menengah : SMA 3 50
c. Rendah : SD 2 17
Pada BAB 4 ini peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu Analisis
Dukungan Keluarga Dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari – hari Pada Lansia Di
Wilayah Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie Tahun 2020.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan Case Study
Research. Pada penelitian kualitatif peneliti di tuntut dapat menggali data
berdasarkan apa yang di ucapkan oleh sumber data. Dengan melakukan penelitian
dengan pendekatan Case study research maka peneliti harus memaparkan,
menjelaskan, data yang telah di peroleh oleh peneliti melalui wawancara
mendalam yang di lakukan dengan informan.
4.1 Data Informan
Semua informan dalam penelitian ini tidak di sebutkan namanya
hanya menggunakan inisial, adapun informan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
No. Inisial Tgl JK Umur Pendidikan Pekerjaan
Informan Wawancara
1. Tn. A 22 Feb 2020 Lk 72 Thn SD -
2. Ny. H 23 Feb 2020 Pr 74 Thn SD IRT
3. Ny. R 24 Feb 2020 Pr 66 Thn SD Tani
4. Ny. F 25 Feb 2020 Pr 68 Thn SD IRT
5. Tn. A 26 Feb 2020 Lk 68 Thn SD Tani
6. Ny. M 27 Feb 2020 Pr 65 Thn SD IRT
Informan 3..“ Perasaan saya senang dengan ada bantuan keluarga, kalau
saya sakit nasi di siapkan untuk saya,dan pakaian saya di cuci oleh anak
saya”
Informan 4..“ Perasaan saya senang dengan ada bantuan keluarga, anak-
anak membantu kegiatan sehari-hari dirumah saya”
Informan 5..“Saya tinggal pisah dengan anak, rumahnya disamping,
namun tetap memperhatikan saya,apalagi ketika sakit. Dia yg melakukan
semua kerjaan rumah”
Informan 2…“ Usia saya yang sudah lanjut, saya juga tidak kuat lagi
untuk beraktivitas dan tubuh saya juga cepat lelah”
Informan 3..“ Usia saya yang sudah tua dan saya juga di larang anak
saya untuk beraktivitas yang berat-berat”
Informan 4..“Aktivitas saya terganggu karena usia saya sudah lanjut, fisik
saya lemah, sudah tidak sanggup lagi bergerak banyak. Kaki sering
reumatik”
Informan 5... “usia saya yang sudah tua, penyakit darah tinggi, sudah
membatasi saya beraktivitas”
Informan 6… “saya sudah tua nak, kaki tangan mulai lemah, mata kabur,
jadi aktivitas saya sudah terbatas”
Informan 3… “Saya tidak sanggup lagi untuk nencuci baju, memasak dan
saya juga tidak pernah menyapu lagi, ini semua di bantu anak saya”
Informan 4.. “kalau yang diperlu dibantu keluarga, paling memasak saja,
yang lain saya bisa melakukan sendiri, mandi air sudah ada di bak”
Informan 6.. “bila kondisi saya sehat, saya melakukan sendiri walau
pelan-pelan, namun kalau sakit, masak, mandi dan lainnya semua dibantu
anak-anak”
Informan 3.. “ saya selalu disenangin oleh anak saya, anak saya
menyuruh saya untuk tidak beraktivitas lagi, dan anak saya menyarankan
saya untuk istirahat”
Informan 4.. “ Saya diberi semangat oleh anak saya untuk melakukan
aktivitas, anak saya menyuruh saya melakukan kegiatan sehari-hari
dengan pelan-pelan”
Informan 5.. “ Saya diberi semangat oleh anak saya untuk melakukan
aktivitas, anak saya menyuruh saya melakukan kegiatan sehari-hari sesuai
dengan kesanggupan”
Informan 6.. “ Saya diberi semangat oleh anak untuk melakukan aktivitas,
anak saya menyuruh saya melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan
kesanggupan, kalau saya tidak sanggup disuruh biarkan saja”
4.3 Pembahasan
4.3.1 Perasaan nenek/kakek dengan perlakuan keluarga terutama dalam
aktivitas sehari-hari selama ini
Hasil penelitian terdapat pada umumnya lansia yang ada dukungan
keluarga berupa perhatian, menghargai dan mencintai terhadap lansia
dalam semua hal yang dibutuhkan lansia maka lansia akan merasa sangat
senang.
Menurut Friedman (2013), dukungan keluarga adalah proses yang
terjadi terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia, dukungan
keluarga berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai
hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh individu sehingga
seseorang akan tau bahwa ada orang lain yang mempertahankan,
menghargai dan mencintainya. Dukungan keluarga juga merupakan
sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam
membantu individu menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa
percaya diri akan bertambah dan dapat memotivasi lansia dalam menjaga
kesehatannya melalui aktivitas fisik,Hal tersebut menunjukkan ada ikatan
yang dirasakan oleh lansia dengan anggota keluarganya, dan ikatan
dalam keluarga sendiri dapat memberikan kenyamanan, keamanan,
kesenangan dan berdampak positif bagi kesehatan (Mangasi, 2013).
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi pada umumnya
perasaan yang di alami lansia terhadap perlakuan keluarga dengan
menghargai, mencintai dan perhatian terhadap lansia, lansia merasa sangat
senang.
4.3.2 Penyebab yang membuat nenek/kakek terganggu dalam
aktivitas sehari-hari.
Hasil penelitian di dapatkan bahwa pada umumnya informan
mengatakan sering sakit-sakitan, umur yang sudah tua dan gangguan
penglihatan.
Faktor yang mempengaruhi aktivitas lansia dibagi atas dua faktor
yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik lansia adalah
penyebab yang ditimbulkan dari individu lansia itu sendiri, faktor intrinsik
diantaranya terdiri dari usia, dan jenis penyakit. Sedangkan faktor
ekstrinsik lansia adalah penyebab yang muncul dari luar/tidak disebabkan
dari lansia itu sendiri. Faktorekstrinsik diantaranya terdiri daridukungan
keluarga, obat-obatan dan lingkungan (Delta. 2011)
Penelitian Rinajumita (2011) tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan kemandirian lansia, penelitian tersebut menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara kondisi kesehatan, kondisi ekonomi,
kehidupan beragama dan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia
saat beraktivitas.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi dari tiga informan
penyebab terganggunya aktivitas sehari-hari karena faktor usia dan kondisi
kesehatan.
4.3.3 Aktivitas yang membutuhkan bantuan keluarga
Hasil penelitian didapatkan bahwa pada umumnya informan
mengatakan aktivitas yang membutuhkan bantuan menyiapkan nasi,
menyiapkan air mandi, memasak, dan semua aktivitas yang tidak
dapat dilakukan dengan sendiri dibantu keluarga.
Menurut Notoadmojo (2010), adanya hubungan antara
dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dengan bantuan dan
pendampingan keluarga lansia akan mudah melakukan
kemandiriannya dalam kehidupan sehari-hari karena lansia merasa
diperhatikan sehingga tercapai kemandirian yang baik.
Penelitian dari Shalindra (2013) menunjukkan, bahwa ada
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan
kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa
Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Pada tingkat ini
lansia masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari tapi dengan
bantuan orang lain atau alat bantu misalnya dibantu dalam kegiatan
mandi seperti menggosokkan bagian tubuh tertentu (Maryam, 2009).
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi dari tiga
informan rata-rata membutuhkan bantuan saat mandi,dan bantuan
dalam memasak dan hampir semua aktivitas sehari-hari di bantu
keluarga apabila lansia tidak mampu beraktivitas.
4.3.4 Keluarga memberikan motivasi kepada nenek/kakek untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
Hasil penelitian terdapat dua informan mengatakan ada
motivasi dari keluarga untuk melakukan aktivitas seperti menyuruh
lansia untuk jalan- jalan pagi, satu informan mengatakan anak saya
menyuruh saya untuk tidak beraktivitas lagi.
Motivasi merupakan penggerak atau pendorong yang timbul
karena adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga
seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku
atau aktivitas, tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi
rendahnya semangat seseorang untuk beraktivitas dan tentu saja
tinggi rendahnya semangat akan menentukan hasil yang diperoleh
(Wina Sanjaya, 2013).
Pentingnya beraktivitas fisik di masa lansia sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2015) di Norwegia terhadap
5700 lansia yang berusia 68-77 tahun. Lansia yang rutin melakukan
olahraga dalam seminggu dapat meningkatkan usia harapan
hidupnya kurang lebih 5 tahun dibandingkan mereka yang malas
bergerak.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berasumsi pada dasarnya
lansia membutuhkan motivasi untuk melakukan aktivitas karena
tanpa motivasi dari keluarga lansia akan malas dalam beraktivitas.
PENUTUPAN
6.1 Kesimpulan
beraktivitas, karena tanpa dukungan dari keluarga lansia akan malas dalam
5.1 Saran
secara mandiri.
Anwar, Firdaus. (2015). Rutin olahraga di hari tua bias perpanjang umur sampai
lima tahun. Dari http://health.detik.com/read/2015/05/16/081426/2916229/
763/rutinolahraga-di-hari-tua-bisa-perpanjangumur-sampai-lima-
tahunBKKBN.(Diakses 25 juli 2018)
Depkes RI. (2017). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta:
Depkes RI.
Darmojo. (2010). Buku ajar geriatric (ilmu kesehatan lanjut usia). Jakarta : FKUI.
Nopriadi D, Pristiana Ari, & Erwin. (2011). Faktor Intrinsik Dan Ekstrinsik Yang
Berhubungan Dengan Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Melakukan
Aktivitas Sehari-Hari di Kelurahan Meranti
Pandak.https://repository.unri.ac.id/xmlui/
bitstream/handle/123456789/4210/Manucript%20%28jurnal%29%20delta.pd
f?sequence=1&isAllowed=y. (di akses 24 juli )
Potter, Perry. (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik, Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC.
Stanley, M. (2010). Buku ajar keperawatan gerontik. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Kepada Yth,
Saudara/i Calon Responden
Penelitian
Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Risna
NIDN : 1325078601
Adalah Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medika Nurul Islam
yang akan mengadakan penelitian yang merupakan salah satu perwujudan pelaksanaan
Tri Dharma perguruan tinggi di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Medika
Nurul Islam. Adapun penelitian yang di maksud berjudul “analisis dukungan keluarga
dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari pada lansia di wilayah Kecamatan Simpang Tiga
Kabupaten Pidie”.
Untuk maksud tersebut saya memerlukan data/informasi yang nyata dan akurat
dari saudara/i melalui kuesioner yang saya lampirkan pada surat ini. Jika saudara/i
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, mohon mendatangani lembar persetujuan
responden yang telah disediakan.
Atas kesediaan saudara dan kerja samanya terlebih dahulu saya ucapkan terima
kasih.
RISNA
NIDN: 1325078601
Lampiran 4
LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia menjadi Responden
untuk ikut berpartisipasi dalam pencarian data yang di lakukan Dosen Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Medika Nurul Islam Sigli yang Bernama :
Nama : Risna
NIDN : 1325078601
Judul Penelitian : Analisis dukungan keluarga dalam pemenuhan aktivitas
sehari-hari pada lansia di wilayah Kecamatan Simpang
Tiga Kabupaten Pidie
Saya mengerti bahwa catatan/ data mengenai penelitian akan di rahasiakan, dan
informasi yang saya berikan akan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan ilmu
keperawatan di Indonesia dan provinsi Aceh Khususnya.
Demikian secara suka rela dan tidak ada paksaan dari siapapun, saya bersedia
berperan serta dalam ini.
Lampiran 5
PANDUAN WAWANCARA
A. IdentitasInforman
Kode Informan :
Tanggal :
Jenis Kelamin :
Umur :
sehari-hari?
keluarga?
aktivitas sehari-hari?
aktivitas sehari-hari?
6. Selain dukungan dalam melakukan aktivitas, apa saja dukungan lain yang