Dosen Pengajar :
Hurun Ain, SKp, M.Kep
Oleh Kelompok 7 :
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja
menyelesaikan Evidence Base Practice kami yang berjudul “Pemberian Bawang Merah
Untuk Demam Anak “Evidence Base Practice ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Keperawatan Kritis.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami ibu
Hurun Ain, SKp, M.Kep, dan teman-teman sekelompok yang telah memberikan
dukungan dan kerjasama dalam menyelesaikan Evidence Base Practice ini. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan Evidence Base Practice ini masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan
Penulisan.............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Anak...................................................................................................4
1. Definisi Anak.............................................................................................4
2. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra
Sekolah......................4
2.2 Konsep
Demam...............................................................................................5
1. Definisi Demam.......................................................................................5
2. Tipe Demam...........................................................................................5
3. Etiologi Demam.......................................................................................7
4. Manifestasi Klinis...................................................................................7
5. Pathway...................................................................................................9
6. Pemeriksaan penunjang...........................................................................9
2.3 Konsep Bawang Merah.................................................................................10
1. Definisi Bawang Merah..........................................................................10
2. klasifikai Bawang Merah........................................................................10
3. Morfologi Bawang Merah......................................................................10
4. Kandungan Bawang Merah....................................................................11
5. Kompres Bawang Merah........................................................................14
BAB III ETODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian..........................................................................................18
3.2 Strategi Pencarian Literature.......................................................................18
3.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi.........................................................................19
3.4 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas...........................................................21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................................33
5.2 Saran ............................................................................................................33
Daftar Pustaka......................................................................................................35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di
seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap
tahunnya (Setyowati, 2013). Di Amerika Serikat sendiri angka kejadian
demam pada tahun 2012 yang berkisaran antara 0,8% - 1,2% dari setiap 1000
bayi setiap tahunnya, dan yang mengalami kejang 1,5% per bulan dari semua
kejadian. Dan kejadian demam sering meningkat pada bayi kurang bulan.
Survei Kesehatan Nasional (2011), menunjukkan angka kesakitan bayi dan
balita dikisaran 49,1% (0-1 tahun), dan 54,8% balita (1-4 tahun). Ditemukan
prevalensi demam pada usia 0-4 tahun sebanyak 33,4%, batuk 28,7% dan
diare 11,4%. Badan Pusat Statistik (2012), anak demam sebanyak 90.245
anak, tahun 2013 sebanyak 112.511 anak (Doloksaribu & Siburian, 2016).
Menurut laporan SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) (2012)
anak yang berusia dibawah 5 tahun atau anak balita diketahui sebesar 31%
yang mengalami demam dan sebesar 37% pada anak yang berusia 6-23 bulan
yang lebih mudah mengalami demam dan sebesar 74% yang dibawa ke
fasilitas kesehatan (Fitriana, 2017).
Selain penggunaan obat antipiretik, penurunan suhu tubuh dapat dilakukan
secara fisik (non farmakologik) yaitu dengan penggunaan kompres hangat,
dan juga dapat dilakukan dengan obat tradisional. Salah satu tanaman obat
yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam adalah bawang merah
(Allium Cepa var. ascalonicum).
Bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine
sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang digerus akan melepaskan enzim
alliinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin yang akan bereaksi
dengan senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi menghancurkan bekuan
darah (Utami, 2013). Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga
dapat melancarkan peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi lancar.
Kandungan lain dari bawang merah yang dapat menurunkan suhu tubuh
adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan kaemferol (Tusilawati, 2010).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti pemberian
bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak saat demam. Tujuan
2
umum penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan suhu tubuh anak
demam sebelum dan setelah pemberian bawang merah.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
moral anak pada usia ini adalah apa yang diamatinya dari orang
disekililingnya.
5
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam
kadang- kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya
tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan
keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu
sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing,
malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien
dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan
suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit
virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus
tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
6
Demam remitten Suhu badan dapat turun setiap hari
tapi tidak pernah mencapai normal.
Perbedaan suhu mungkin mencapai 2
derajat namun perbedaannya tidak
sebesar demam septik.
Demam intermiten Suhu badan turun menjadi normal
selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam terjadi dua hari sekali
disebut tertiana dan apabila terjadi 2
hari bebas demam diantara 2
serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak
berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus
tinggi sekali disebut hiperpireksia
3. Etiologi
4. Manifestasi Klinis
7
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
8
5. Pathway
6. Pemeriksaan Penunjang
9
sering meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya
demam, kenaikan SGOT SGPT tidak memerlukan pembatasan
pengobatan.
c. Uji Widal : Uji widal aalah suatu reaksi antigen dan antibody /
agglutinin. Agglutinin yang spesifik terdapat salmonella terdapat
serum demam pasien. Antigen yang didigunakan pada uji widal
adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dantelah diolah
dilaboratoriaum. Maksud uji Widal ini adalah untuk menentukan
adanya agglutinin dalam serum pasien yang disangka menderita
demam thypoid.
10
memiliki tinggi sekitar 25 cm dan membentuk rumpun. Selain itu, akar
pada tanaman umbi ini berjumlah 20-200 yang tersebar pada kedalaman
15-20 cm di dalam dan tanaman ini juga memiliki tankai yang tumbuh
keluar dari dasar umbi. Sedangkan pada bagian daun, tanaman ini
memiliki daun yang berbentuk 45 seperti pipa, bulat kecil dan
memanjang hingga 50-70 cm, berongga dan meruncing pada ujung,
memiliki warna hijau muda hingga hijau tua. Batang tanaman ini
merupakan batang semu yang berada didalam tanah dan dapat
bermodifikasi menjadi umbi lapis. Tanaman ini juga memiliki bunga
majemuk berbentuk tandan yang terdiri dari 50-200 kuntum bunga.
Sedangkan pada buah tanaman ini berbentuk bulat dengan ujung tumpul
yang membungkus biji dan berbentuk agak pipih.
11
Vitamin A 9 IU
Kalsium 181 mg
Zat besi 1,7 mg
Magnesium 25 mg
Fosfor 153 mg
Kalium 401 mg
Natrium/sodium 17 mg
Seng 1,16 mg
Selenium 14,2 ug
12
Quercetin
13
mencegah dan mengobati berbagai jenis penyakit mulai yang ringan
(demam, sakit kepala, sariawan, pilek, masuk angin, perut kembung,
disentri, sembelit, batuk, dan lain-lain) sampai yang berat/penyakit
degeneratif (hipertensi, diabetes mellitus, gangguan jantung,
aterosklerosis, kanker, dan lain-lain).
5. Kompres Bawang Merah
Bawang merah dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
kompres dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam,
tidak terlepas dari peranan senyawa yang terkandung didalam umbi
herbal tersebut. Menurut Rachmad et al., (2013) bawang merah dapat
digunakan sebagai kompres karena mengandung senyawa sulfur organik
yang bernama Allylcysteine sulfoxide (Alliin) yang bereaksi dengan
enzim alliinase (enzim katalisator yang dihasilkan oleh bawang merah
sendiri apabila bawang merah digerus).
Menurut Utami (2013) reaksi yang terjadi diantara senyawa Alliin
dan enzim alliinase ini selanjunya akan berkerja dengan beberapa
senyawa lain untuk menghancurkan pembentukan pembekuan darah,
sehingga memungkinkan peredaran darah menjadi lancar. Dengan
hancurnya pembekuan darah dan lancarnya peredaran darah tersebut
kemudian akan menyebabkan panas dari dalam tubuh lebih mudah
disalurkan ke pembuluh darah tepi/perifer untuk kemudian diekresikan
melalui keringat.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Potter & Perry dalam
[ CITATION EDC14 \l 1033 ] yang menuliskan bahwa gerusan bawang
merah dipermukaan kulit akan merangsang pembuluh darah vena
mengalami perubahan ukuran yang diatur oleh hipotalamus untuk
mengontrol pengeluaran panas. Untuk memberikan respon vasodilatasi
pembuluh darah, sehingga memungkinkan untuk terjadi pengeluaran
panas melalui kulit meningkat, pori-pori mulai membuka, dan terjadilah
pelepasan panas secara evaporasi (berkeringat) sehingga pada akhirnya
suhu tubuh akan kembali normal.
14
Senyawa Allin diketahui memiliki sifat mudah menguap dalam
suhu 200C hingga 400C dan bereaksi dalam kurun waktu 10 – 60 detik.
Sehingga agar reaksi ini tidak terlalu cepat terjadi, maka pada gerusan
bawang dapat ditambahkan minyak. Oleh karena itu, Heriani (2017) juga
menambahkan bahwa minyak yang dapat dipadukan dalam gerusan
bawang merah untuk teknik kompres bawang merah adalah minyak
kelapa, jeruk nipis dan minyak kayu putih.
Selain itu, Wijayanti & Rosyid (2018) juga menambahkan bahwa
pemanfaatan bawang merah sebagai alternatif kompres dilakukan karena
bawang merah memiliki kandungan senyawa Flavonoid. Senyawa ini
akan berperan sebagai antioksidan alami serta inhibitor pada siklus
COX. Senyawa flavonoid akan bekerja secara sentral meninhibisi dan
menghambat enzim siklooksigenase-2 seperti yang dilakukan oleh
antipiretik. Enzim siklooksigenase-2 merupakan enzim yang berperan
penting dalam biosintesis PGE2 (Wijayanti & Rosyid, 2018).
Pemanfaatan bawang merah sebagai kompres dalam menurunkan
suhu tubuh anak yang mengalami demam dapat dilakukan dengan cara
mengambil dan mencuci bersih bawang merah sesuai kebutuhan,
kemudian diiris atau dicincang kasar dan dicampurkan dengan air
perasan jeruk nipis dan minyak kayu putih hingga merata. Bahan-bahan
yang telah dicampurkan kemudian dibalurkan atau digosokkan pada area
aksila, karena pada bagian tersebut memiliki banyak pembuluh darah
besar dan memiliki banyak kelenjar apokrin yang mempunyai vaskuler,
sehingga akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi dan
memungkinkan perpindahan panas tubuh ke lingkungan delapan kali
lebih banyak.
15
kayu putih dan selanjutnya menggosokkan pada area punggung, perut,
lipatan paha, ubun-ubun, maupun lipatan ketiak anak. Namun,
penggunan ini harus disesuaikan dengan kondisi anak.
16
9) Melakukan pengukuran kembali terhadap suhu tubuh anak setiap
15 menit setelah tindakan kompres diberikan.
10) Bersihkan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.
c. Tahap Evaluasi
1) Perhatikan reaksi atau respon anak, segera hentikan tindakan
apabila anak menunjukan reaksi kejang atau menggigil.
2) Dokumentasikan hasil pengukuran suhu tubuh anak pada lembar
observasi
BAB III
METODE PENELITIAN
berbagai data atau sumber pada topik tertentu yang bisa diperoleh dari sumber
data sekunder seperti buku, jurnal, artikel dan pustaka lainnya. Terdapat beberapa
tahapan di dalam penelitian ini yaitu penentuan tujuan studi literature, pencarian
data, screening, penilaian kualitas, ekstrasi data, analisa data, dan penulisan hasil
literature review (Opara et al., 2010). Dalam studi ini penulis akan menganalisis
pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak saat
demam.
17
3.2.1 Protokol dan Registrasi
mengenai perbedaan suhu tubuh anak demam sebelum dan setelah diberi kompres
bawang merah. Protokol dan evaluasi dari literature review akan menjadikan
yang telah ditemukan dan kemudian disesuaikan dengan tujuan dari literature
review.
yang sudah dilakukan oleh beberapa ahli yang ditentukan berdasarkan tema
Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data dari pengamatan langsung
melainkan data sekunder yang berasal dari penelitian yang telah dilakukan oleh
tiga databese dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang yakni Garuda, Taylor &
sehingga akan mempermudah penentuan jurnal atau artikel yang akan digunakan.
Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan Medical Subject
18
Tabel 1 Kata Kunci Literature Review
apabila tidak ada dapat menggunakan kelompok kontrol dalam studi yang
dipilih.
4. Outcome yakni hasil yang diperoleh dari studi terdahulu yang sesuai dengan
5. Study design yakni desain penelitian yang akan digunakan dalam artikel yang
akan direview.
19
Intervention Kompres bawang merah Tidak dengan kompres
bawang merah
Comparators Tidak ada
Outcomes Pengaruh kompres bawang merah Tidak dijelaskan pengaruh
terhadap penurunan demam anak kompres bawang merah
terhadap penurunan demam
anak
Study design Quasi-experimental studies, systematic review dan
and randomized controll and trial. literature review
publication
type
Publication Setelah 2016 Sebelum 2016
years
Languange Indonesia, English Bahasa selain Indonesia,
English
Taylor & Francis, Google Scholar, dan Portal Garuda dan menggunakan kata
kunci yang sesuai dengan MeSH didapatkan 173 jurnal, dimana untuk jurnal
nasional diperoleh 120 pada Google Scholar, 51 pada Portal Garuda, dan jurnal
internasional 2 pada Taylor & Francis yang sesuai dengan kata kunci tersebut.
artikel sebanyak 5 yang bisa digunakan dalam literature review. Hasil dari seleksi
20
Penelitian Penelitian
Penelitian
diidentifikasi diidentifikasi
diidentifikasi
melalui database melalui
melalui database
Google Scholar n database Taylor
Garuda (51)
(120) & Francis n (2)
21
3.4.2 Penyajian Hasil Literature
Hasil studi literature disajikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan untuk
terhadap penurunan suhu pada anak demam. Penyajian data berisi semua aspek
dari literature yang terdiri penulis dan judul artikel, nama jurnal, tahun terbit,
22
BAB 4
23
Shapiro-Wilk pemberian tumbukan
bawang merah 0,15.
Berdasarkan tabel 2
diketahui dari 16
responden, di
dapatkan hasil
pengukuran suhu
tubuh minimum
setelah dilakukan
pemberian tumbukan
bawang merah adalah
37,1⸰C dan hasil
pengukuran suhu
tubuh maksimum
adalah 37,6⸰C.
didapatkan rata-rata
suhu tubuh setelah
dilakukan pemberian
tumbukan bawang
merah adalah 37,42⸰
C, sedangkan standar
deviasi suhu tubuh
setelah dilakukan
pemberian tumbukan
bawang merah adalah
0,13.
(Medhyna PENGARUH D : Pre- peneliti mendapatkan Berdasarkan tabel
& Putri, KOMPRES Eksperimen hasil univariat tentang 5.3 peneliti dapat
2020) BAWANG dengan pengaruh kompres menjelaskan dari 22
MERAH pendekatan One bawang merah orang responden,
TERHADAP Group Pretest- (Allium ascalonicum didapatkan rerata
PENUTUNA postest. L) terhadap penurunan suhu tubuh sebelum
N SUHU S : 22 responden suhu tubuh bayi saat dilakukan kompres
TUBUH V : kompres demam pasca bawang merah
BAYI SAAT bawang merah, imunisasi di Wilayah 37,941, dengan SD ±
DEMAM suhu tubuh Kerja Polindes Pagar 0,0590. Rerata suhu
PASCA I : accidental Ayu Kecamatan tubuh sesudah
IMUNISASI sampling. Megang Sakti dilakukan kompres
DI A: analisis Kabupaten Musi bawang merah
WILAYAH univariat dan Rawas tahun 2017. 37,386, dengan SD ±
KERJA bivariat. Rata-rata suhu tubuh 0,0710. Perbedaan
POLINDES pada bayi demam rata-rata antara suhu
PAGAR sebelum diberikan tubuh sebelum dan
AYU MUSI kompres bawang sesudah
RAWAS merah (allium dilakukannya
ascalonicum L) saat kompres bawang
demam. Berdasarkan merah adalah -
tabel 5.1 peneliti dapat 4,234.
24
menjelaskan dari 22 Hasil uji statistik
orang responden, didapatkan p value
didapatkan rata-rata 0,000 artinya adanya
suhu tubuh responden pengaruh kompres
sebanyak 37,941, bawang merah
dengan sd + 0,0590, (Allium ascalonicum
dan standar eror + L) terhadap
0,0126. Berdasarkan penurunan suhu
tabel 5.2 penelitian tubuh bayi saat
dapat menjelaskan demam pasca
dari 22 responden, imunisasi di Wilayah
didapatkan rata-rata KerjaPolindes Pagar
suhu tubuh responden Ayu Kecamatan
sebanyak 37,386, Megang Sakti
dengan SD + 0.0710, Kabupaten Musi
dan standar eror + Rawas tahun 2020.
0,0151.
Berdasarkan tabel 5.3
peneliti dapat
menjelaskan dari 22
orang responden,
didapatkan rerata suhu
tubuh sebelum
dilakukan kompres
bawang merah 37,941,
dengan SD ± 0,0590.
Rerata suhu tubuh
sesudah dilakukan
kompres bawang
merah 37,386, dengan
SD ± 0,0710.
Perbedaan rata-rata
antara
suhu tubuh sebelum
dan sesudah
dilakukannya kompres
bawang merah adalah
-4,234. Hasil uji
statistik didapatkan p
value 0,000 artinya
adanya pengaruh
kompres bawang
merah (Allium
ascalonicum L)
terhadap penurunan
suhu tubuh bayi saat
demam pasca
imunisasi.
25
(Akib & PERBEDAA D : Cross- Berdasarkan tabel 3 Dapat disimpulkan
Megawati, N sectional menunjukkan bahwa bahwa kompres
2019) EFEKTIFIT S : 14 anak hasil pemeriksaan bawang merah
AS V : Termometer, suhu tubuh sebelum efektif terhadap
PEMBERIA Kompres dan sesudah dilakukan penurunan suhu
N hangat, kompres kompres bawang tubuh anak yang
KOMPRES bawang merah. merah terjadi mengalami demam.
HANGAT I : quota penurunan suhu tubuh
DAN sampling pada anak yang
KOMPRES A: mengalami demam.
BAWANG Artinya ada perbedaan
MERAH secara bermakna
TERHADAP terhadap anak yang
PENURUNA mengalami demam
N SUHU sebelum dan sesudah
TUBUH dilakukan tindakan
ANAK USIA kompres bawang
0-1 TAHUN merah di posyandu
TANG manggis.
MENGALA
MI DEMAM
PASCA
IMUNISASI
DPT DI
DESA
SEMBORO
(Setiawan Efektifitas D : kuasi Untuk mengetahui Berdasarkan hasil
dari & Ekstrak eksperimen apakah ada pengaruh penelitian
Widyawat Bawang dengan pemberian ekstrak disimpulkan bahwa
y, 2021) Merah rancangan pre bawang merah pemberian ekstrak
(allium and postest with (Allium ascalonicum bawang merah dan
ascalonicum control group L) terhadap penurunan Syrup
L) Terhadap design suhu tubuh pada anak Paracetamol efektif
Penurunan S : 20 responden demam pasca untuk menurunkan
Suhu Tubuh V : suhu, imunisasi DPT suhu suhu tubuh
Anak Dengan kompres Pentabio dilakukan uji anak demam pasca
Demam bawang merah T. Sebelumnya data imunisasi DPT
Pasca I : lembar terlebih dahulu Pentabio.
Imunisasi observasi dilakukan uji
DPT A: SPSS normalitas. Uji
Pentabio normalitas
menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov
menghasil nilai p =
0,375 sehingga
disimpulkan bahwa
data berdistribusi
normal, maka dapat
26
dilanjutkan dengan uji
T. Untuk kelompok
dengan pemberian
ekstrak bawang
merah, hasil uji T
menunjukkan nilai p =
0,000
sehingga disimpulkan
bahwa ada perbedaan
suhu badan antara
sebelum dan sesudah
intervensi. Untuk
kelompok dengan
pemberian Syrup
Paracetamol, hasil uji
T menunjukkan nilai p
= 0,000 sehingga
disimpulkan bahwa
ada perbedaan suhu
badan antara sebelum
dan sesudah
intervensi. Sementara
itu, hasil uji T antara
kedua kelompok
menunjukkan nilai p =
0,200 sehingga
disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan
penurunan suhu antara
kelompok anak yang
mendapatkan
intervensi ekstrak
bawang merah
maupun syrup
Paracetamol.
(Maulida The D : Deskriptif Anak-anak dalam Seratus persen
& Wanda, Utilization of S : 600 penelitian ini memiliki partisipan dalam
2017) Traditional responden median usia 24 bulan; penelitian ini adalah
Medicine to V : identitas, yang termuda berusia perempuan, dan
Treat Fever termometer 1 bulan dan yang mayoritas adalah
in Children I : kuesioner, tertua berusia 59 lulusan SD dan SMP
in Western cluster-sampling bulan. Mayoritas (93,4%). Sebagian
Javanese A: peserta besar responden
Culture mengidentifikasi tidak bekerja
demam pada anak- (95,3%) dengan
anak mereka melalui pendapatan rumah
persepsi taktil (96%). tangga kurang dari
Empat puluh sembilan upah minimum
27
persen dari mereka regional di Bogor
lebih suka (91,5%), atau
menggunakan agen 3.200.000
penurun demam untuk rupiah/bulan.
mengelola demam Metode yang paling
pada anak-anak umum digunakan
daripada jamu oleh orang tua untuk
tradisional. Enam mengidentifikasi
ramuan yang paling demam pada anak
umum digunakan adalah
adalah: bawang merah persepsi taktil
(80,2%), daun suji (90,6%). Ramuan
(5,7%), daun kaca yang paling umum
piring (3,8%), daun digunakan oleh
baus (2,8%), daun orang tua untuk
karuk (1,9%), dan mengobati demam
daun saga (1,9%). adalah bawang
Enam puluh empat merah (86,8%),
persen dari peserta dicampur dengan
mencampur herbal minyak (64,2%) dan
dengan minyak.Tabel dioleskan ke tubuh
1 daftar metode utama (86,8%).
penggunaan, sumber,
dan alasan
penggunaan di antara
responden.
.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian (BD et al., 2018) yang dilakukan di indonesia
dengan 16 responden, didapatkan hasil pengukuran suhu tubuh minimum sebelum
dilakukan pemberian tumbukan bawang merah adalah 37,7⁰C dan hasil
pengukuran suhu tubuh maksimum adalah 38,3⁰C. didapatkan rata-rata suhu
tubuh sebelum dilakukan pemberian tumbukan bawang merah adalah 37,91⁰C,
sedangkan standar deviasi suhu tubuh sebelum dilakukan pemberian tumbukan
bawang merah adalah 0,15. Didapatkan hasil pengukuransuhu tubuh minimum
setelah dilakukan pemberian tumbukan bawang merah adalah 37,1⁰C dan hasil
pengukuran suhu tubuh maksimum adalah 37,6⁰C. Didapatkan rata-rata suhu
tubuh setelah dilakukan pemberian tumbukan bawang merah adalah 37,42⁰C,
sedangkan standar deviasi suhu tubuh setelah dilakukan pemberian tumbukan
bawang merah adalah 0,13.
28
Menurut penelitian (Medhyna & Putri, 2020) yang dilakukan di indonesia
dengan responden 22 orang. Didapatkan hasil suhu tubuh pada bayi demam
sebelum diberikan kompres bawang merah (Allium ascalonicum L), rata-rata suhu
tubuh responden sebanyak 37,941 dengan SD + 0,0590, dan standar eror +
0,0126. Rata-rata suhu tubuh pada bayi demam sesudah diberikan kompres
bawang merah (Allium ascalonicum L), peneliti menjelaskan dari 22 orang
responden, didapatkan rata-rata suhu tubuh responden sebanyak 37,386 dengan
SD + 0,0710 dan standar eror + 0,0151. Pengaruh kompres bawang merah (Allium
ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi
didapatkan bahwa rerata suhu tubuh sebelum dilakukan kompres bawang merah
37,941 dengan SD + 0,0590. Rerata suhu tubuh sesudah dulakukan kompres
bawang merah 37,386, dengan SD + 0,0710. Perbedaan rata-rata antara suhu
tubuh sebelum dan sesudah dilakukan kompres bawang merah adalah -4,234. Hasi
uji statistik didapatkan p value 0.000 artinya adanya pengaruh kompres bawang
merah (Allium ascalonicum L) terhadap penurunan suhu tubuh bayi saat demam
pasca imunisasi.
Dari penelitian lain (Akib & Megawati, 2019)menunjukkan bahwa hasil
pemeriksaan suhu tubuh sebelum dan sesudah dilakukan kompres bawang merah
terjadi penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami demam. Artinya ada
perbedaan secara bermakna terhadap anak yang mengalami demam sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan kompres bawang merah. suhu tubuh sebelum
dilakukan tindakan kompres bawang merah didapatkan hasil suhu tubuh
terbanyak 37,9⁰C (42,8%). Suhu tubuh sesudah dilakukan tindakan kompres
bawang merah didapatkan hasil suhu tubuh terbanyak 37,5⁰C (28,5%).
Penelitian yang dilakukan oleh (Setiawandari & Widyawaty, 2021) dengan
jumlah responden 20 dan sebagian besar berusia 0 sampai kurang dari 3 bulan
yaitu sebanyak 5 orang (25%) sedangkan karakteristik responden berdasarkan usia
pada kelompok kontrol sebagian besar berusia 3 sampai kurang dari 6 bulan yaitu
sebanyak 7 orang (35%). Rerata suhu tubuh pada anak demam pasca imunisasi
DPT pentabio pada kelompok yang diberikan ekstrak bawang merah (Allium
ascalonicum L) adalah 36,5⁰C, sedangkan rerata suhu tubuh pada anak demam
29
pasca imunisasi DPT pentabio pada kelompok yang diberikan ekstrak bawang
merah (Allium ascalonicum L) adalah 37,2⁰C.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Maulida & Wanda, 2017) didapatkan
hasil Anak-anak dalam penelitian ini memiliki median usia 24 bulan;yang
termuda berusia 1 bulan dan yang tertua berusia 59 bulan. Mayoritas peserta
mengidentifikasi demam pada anak-anak mereka melaluipersepsi taktil (96%).
Empat puluh sembilan persen dari mereka lebih sukamenggunakan agen penurun
demam untuk mengelola demam pada anak-anakdaripada jamu tradisional. Enam
ramuan yang paling umum digunakan adalah:bawang merah (80,2%), daun suji
(5,7%), daun kaca piring (3,8%), daun baus (2,8%),daun karuk (1,9%), dan daun
saga (1,9%). Enam puluh empat persen dari pesertamencampur herbal dengan
minyak.Tabel 1 daftar metode utama penggunaan,sumber, dan alasan penggunaan
di antara responden.
Demam adalah hal fisiologis yang biasa terjadi pada balita, demam dapat
disebabkan oleh infeksi dan non infeksi. Menurut Akib & Megawati (2019)
demam merupakan keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu normal
(≥37,5ºC). Banyak faktor yang mempengaruhi demam pada anak. Peningkatan
demam terjadi ketika hubungan antara produksi panas dan kehilangan panas di
ganggu oleh variabel fisiologis atau perilaku: usia, kadar hormon, dan lingkungan.
Dampak dari demam pada anak antara lain dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ),
kekurangan oksigen dan demam di atas 42ºC bisa menyebabkan kerusakan
neurologis (Akib & Megawati, 2019). Penanganan terhadap demam dapat
dilakukan dengan tindakan farmakologis dan non farmakologis. Tindakan non
farmakologis terhadap penurunan suhu tubuh dapat dilakukan kompres bawang.
Kompres bayi demam dengan minyak atsiri bawang merah memiliki mekanisme
yang sama persis dengan kompres hangat. Kompres hangat pada bayi demam
bekerja dengan metode konveksi dan evaporasi. Ketika kulit hangat menyentuh air
hangat, perpindahan panas akan terjadi melalui penguapan untuk mentransfer
energi panas menjadi gas. Kandungan air per 100 gram umbi bawang merah
adalah 80-85%. Bawang merah (Allium Ascalonicum L) merupakan tanaman obat
keluarga di Indonesia yang dapat menurunkan demam pada bayi. Bawang merah
memiliki kandungan nutrisi lengkap dan senyawa kimia aktif yang bermanfaat
30
bagi kesehatan, antara lain SAC/Alliin, prostaglandin A-1, adenosine, diphenyl-
amine, cycloaliin, methyl-aliine, dihydroaliin, profenylaliin, profile-aliin,
kaemferol, floroglusinol, dan kuersetin. Selain itu, alliin (SAC), allisin dan
adenosine memiliki efek antiinflamasi (Setiawandari et al., 2021). Sehingga
dimungkinkan digunakan sebagai kompres pada bayi yang demam. Selain itu,
kandungan minyak atsiri dalam bawang merah dapat melancarkan peredaran
darah. Pengobatan bawang merah dapat diberikan secara utuh, mentah, dimasak,
ekstrak bawang merah, ekstrak kasar kering dalam bentuk bubuk, atau minyak
atsiri. perpindahan panas akan terjadi melalui penguapan untuk mentransfer energi
panas menjadi gas (Setiawandari et al., 2021). Kompres bawang merah mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Pemberian kompres
bawang dapat menjadi intervensi mandiri yang bisa dilakukan oleh masyarakat
untuk mengurangi suhu tubuh pada anak.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa :
a. Ada pengaruh pemberian kompres bawang merah terhadap penurunan suhu
tubuh anak saat demam. Dengan nilai signifikan p value (0,000) p<0,05.
b. Didapatkan hasil pengukuran suhu tubuh sebelum dilakukan tindakan
kompres bawang merah adalah 37,9ᵒC.
c. Didapatkan hasil pengukuran suhu tubuh setelah dilakukan tindakan
kompres bawang merah adalah 37,1ᵒC
d. Rerata suhu tubuh pada anak demam pasca imunisasi DPT pentabio pada
kelompok yang diberikan ekstrak bawang merah (Allium ascalonicum L)
adalah 36,5⁰C, sedangkan rerata suhu tubuh pada anak demam pasca
imunisasi DPT pentabio pada kelompok yang diberikan ekstrak bawang
merah (Allium ascalonicum L) adalah 37,2⁰C.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan disarankan untuk:
a. Bagi Orang tua
Responden Ibu-ibu dan keluarga yang lain dapat memanfaatkan bawang
merah sebagai terapi penurunan suhu tubuh.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemilihan obat herbal untuk terapi
penyakit yang diderita dan obat yang dipilih benar-benar aman dan sudah
terbukti khasiatnya, salah satunya alternatif adalah bawang merah yang
memang sudah terbukti untuk menurunkan suhu tubuh. Membudidayakan
bawang merah karena selain mudah juga banyak manfaatnya dan untuk
bisnis juga menjanjikan.
c. Bagi Posyandu
Agar mengadakan penyuluhan tentang pengobatan herbal kepada ibu-ibu
yang datang ke Posyandu mengerti tentang kegunaan dari bawang merah
sebagai penurun suhu tubuh.
32
d. Bagi Institusi Pendidikan
Agar institusi pendidikan menyebarluaskan hasil penelitian ini kepada
mahasiswa selanjutnya sehingga dalam penyusunan karya tulis lebih
mudah menggunakan penelitian tentang obat herbal dan memberikan
kesempatan untuk mahasiswa selanjutnya.
e. Bagi Peneliti
Dengan inovasi terbaru dibidang kesehatan khususnya memperbanyak
referensi dalam melakukan penelitian dan menggunakan alat ukur yang
validitasnya benar-benar terjamin. Untuk peneliti dan peneliti selanjutnya
karya tulis ini dapat digunakan sebagai informasi awal dan tambahan
literatur penelitian. Untuk selanjutnya peneliti bisa meneliti pemanfaatan
lingkungan sekitar misalnya sebagai obat-obatan.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa
Luis: Mosby Inc.s
Salgado, PO, Silva, LCR, Silva, PMA, Chianca, T.C.M. 2016. ‘Physical methods
for the treatment of fever in critically ill patients : a randomized controlled
trial’, Journal of School of Nursing USP
Ikatan Dokter Anak Indonesia 2014, Kejang Demam: Tidak Seseram yang
Dibayangkan (viewed 9 April 2020)
Utami, Prapti dan Mardiana, Lina. 2013. Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cet 1.
Jakarta: Penebar Swadaya.
35
BD, faridah, yusefni, elda, & myzed, ingges dahlia. (2018). Pengaruh Pemberian
Tumbukan Bawang Merah Sebagai Penurun Suhu Tubuh Pada Balita
Demam Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018. Jik- Jurnal
Ilmu Kesehatan, 2(2), 136–142. https://doi.org/10.33757/jik.v2i2.128
Medhyna, V., & Putri, R. U. (2020). Pengaruh kompres bawang merah terhadap
penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi di wilayah kerja
polindes pagar ayu musi rawas. Maternal Chlid Health Care J, 2(2), 107–
118.
Da, M., Ximenes, S., Pendidikan, S., Kebidanan, P., Pgri, U., & Buana, A. (2021).
Inovasi Bawang Merah ( Allium Ascalonicum L ) Minyak Atsiri untuk
Menurunkan Demam pada Bayi aktif .
Akib, H., & Megawati. (2019). Perbedaan efektifitas pemberian kompres hangat
dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak usia 0-1
tahun yang mengalami demam pasca imunisasi DPT di desa Semboro.
Jurnal Kesehatan Dr. Soebandi, 5(1), 329–333.
Opara, M. ., Udevi, N., & I.C, O. (2010). Haematological Parameters And Blood
Chemistry Of Apparently Healthy West African Dwarf (Wad) Goats In
Owerri, South Eastern Nigeria. New York Science Journal, 3(8), 68.
Akib, H., & Megawati. (2019). Perbedaan efektifitas pemberian kompres hangat
dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak usia 0-1
tahun yang mengalami demam pasca imunisasi DPT di desa Semboro.
Jurnal Kesehatan Dr. Soebandi, 5(1), 329–333.
BD, faridah, yusefni, elda, & myzed, ingges dahlia. (2018). Pengaruh Pemberian
Tumbukan Bawang Merah Sebagai Penurun Suhu Tubuh Pada Balita
Demam Di Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Tahun 2018. Jik- Jurnal
Ilmu Kesehatan, 2(2), 136–142. https://doi.org/10.33757/jik.v2i2.128
Maulida, T. F., & Wanda, D. (2017). The Utilization of Traditional Medicine to
Treat Fever in Children in Western Javanese Culture. Comprehensive Child
and Adolescent Nursing, 40(1), 161–168.
https://doi.org/10.1080/24694193.2017.1386985
Medhyna, V., & Putri, R. U. (2020). Pengaruh kompres bawang merah terhadap
36
penurunan suhu tubuh bayi saat demam pasca imunisasi di wilayah kerja
polindes pagar ayu musi rawas. Maternal Chlid Health Care J, 2(2), 107–
118.
Setiawandari, S., & Widyawaty, E. D. (2021). Efektivitas Ekstrak Bawang Merah
(Allium ascalonicum L) Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak dengan
Demam Pasca Imunisasi DPT Pentabio. 2-Trik: Tunas-Tunas Riset
Kesehatan, 11(1), 6. https://doi.org/10.33846/2trik11102
37