Anda di halaman 1dari 24

74

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang

menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang

sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu

dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan

hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang

akan digunakan (Sugiyono, 2017).

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa,

dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks

sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan

psikologik serta kognitif. Perubahan yang khas terjadi pada masa

remaja yaitu periode pematangan organ reproduksi manusia, dan

sering disebut masa pubertas (Rohan & Siyoto, 2013). Pubertas

ditandai dengan pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya alat-alat

genetalia, dan adanya menarche (menstruasi pertama kali).

Menstruasi merupakan perdarahan teratur sebagai tanda bahwa

alat kandungan telah berfungsi matang (Kusmiran, 2014). Salah satu

contoh gangguan menstruasi yang paling umum dilaporkan yaitu

dismenorea. Dismenorea merupakan rasa nyeri yang muncul saat haid,

terjadi sekitar waktu haid biasanya mencapai puncaknya pada 24 jam

pertama yang kemudian mereda setelah hari kedua sampai hari ketiga
75

haid. Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan

terjadi selama menstruasi (Kumalasari & Andhyantoro, 2012).

Dalam hal ini cara untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan

mengatasi nyeri pada saat menstruasi (dismenorea) dapat dibagi

menjadi 2 cara yakni dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi

(Kumalasari & Andyantoro, 2012). Salah satu terapi nonfarmakologi

yaitu dengan pemberian aromaterapi, yang bertujuan untuk

menurunkan tingkat nyeri. Ketika minyak essensial terhirup, sel-sel

reseptor penciuman dirangsang dan impuls ditransmisikan ke pusat

emosional otak, atau sistem limbik.

Aromaterapi dapat menurunkan tingkat nyeri pada seseorang yang

mengalami dismenorea menghilangkan rasa sakit saat menstruasi,

sebab aromaterapi juga dapat memberikan efek stimulasi, memberikan

sensasi yang menenangkan diri, otak, keseimbangan, stress yang

dirasakan, relaksasi pada pikiran dan fisik pada tubuh sehingga efek

inilah yang dapat menurunkan nyeri pada seseorang. Jika pikiran

terasa tenang dan rileks makan akan terciptanya suasana yang

nyaman, dan nyeri haid pun dapat berkurang (Najmi, 2011).

Minyak essensial yang paling banyak digemari untuk menurunkan

atau menghilangkan nyeri salah satunya adalah lavender. Lavender ini

akan meningkatkan gelombang alfa dalam otak dan gelombang inilah

yang akan membuat tubuh menjadi rileks dan akan mengurangi rasa

nyeri yang dirasakan (Sharma, 2009).

Dari paradigma penelitian mengandung kerangka konsep,

kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi


76

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang

lainnya, antara variabel satu dengan variabel yang lainnya dari

masalah yang ingin diteliti (Notoadmodjo, 2012).

Berdasarkan uraian teori dan tujuan penelitian yang ingin dicapai,

maka konsep penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Konsep efektivitas aromaterapi lavender


terhadap penurunan skala nyeri haid (dismenorea)
pada remaja putri.

Input Proses/Implementasi Output

PRE INTERVENSI POST INTERVENSI


Nyeri sebelum Nyeri setelah
Pemberian
pemberian pemberian
aromaterapi
aromaterapi aromaterapi
lavender dengan
lavender lavender
teknik inhalasi
menggunakan
Skala nyeri : tungku pembakar Skala nyeri :
 Nyeri ringan minyak  Tidak nyeri
 Nyeri sedang  Nyeri ringan
 Nyeri berat  Nyeri sedang
 Nyeri sangat berat  Nyeri berat
 Nyeri sangat berat

Sumber : Modifikasi Peneliti, dalam Penelitian Kozier (2015).


77

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai

tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman

pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2013).

Rancangan penelitian ini digunakan untuk menguji bagaimanakah

efektivitas aromaterapi lavender terhadap penurunan skala nyeri haid

(dismenorea) pada remaja putri di SMA Negeri 1 Batujajar.

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ingin

dicapai, maka penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode pra-eksperimen (preexperimental designs)

dengan rancangan one group Pretest Posttest yaitu unit percobaan

dikenakan perlakuan dengan dua kali pengukuran, yaitu sebelum

pemberian aromaterapi lavender dan setelah pemberian aromaterapi

lavender. Pengukuran dilakukan untuk menguji adanya sebab akibat

sebuah fenomena.

Penelitian dilaksanakan dengan memberikan intervensi pada

responden yang mana akan dilakukan pre-test untuk mengukur skala

nyeri dismenorea sebelum diberi perlakuan. Selanjutnya akan

diberikan perlakuan pemberian aromaterapi lavender selama 20 menit,

setelah perlakuan pemberian aromaterapi lavender selanjutnya akan

dilakukan post-test untuk mengukur kembali skala nyeri dismenorea.


78

Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Rancangan penelitian one group pre-test dan post-test

Pretest Perlakuan Posttest

Kel. Eksperimen 01 X 02

Sumber : Notoadmodjo, 2012

Keterangan :

01 = Pengukuran pertama (pretest)

X = Perlakuan atau eksperimen

02 = Pengukuran kedua (postest)

3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,

karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang

relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2017).

Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian di atas, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada pengaruh aromaterapi lavender

terhadap penurunan skala nyeri haid

(dismenorea) pada remaja putri.

Hipotesis alternatif (Ha) : Terdapat pengaruh aromaterapi lavender

terhadap penurunan skala nyeri haid

(dismenorea) pada remaja putri.


79

4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017).

Macam-macam tipe variabel dalam penelitian ini meliputi : Variabel

Independen (varibel bebas) dan Variabel Dependen (variabel terikat)

(Sugiyono, 2017).

a. Variabel Independen (Variabel bebas)

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebeb perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aromaterapi

lavender, karena variabel ini sengaja dikenakan pada remaja

putri untuk kemudian diketahui akibat yang terjadi pada remaja

putri.

b. Variabel Dependen (Variabel terikat)

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2017). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

nyeri dismenorea pada remaja putri, karena variabel tersebut

tergantung pada faktor yang mempengaruhinya sehingga hasil

yang didapatkan apakah ada perubahan atau tidak.


80

5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang

dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional

(Nursalam, 2016). Definisi operasional adalah uraian tentang batasan

variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel

yang bersangkutan (Notoadmodjo, 2012).

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi Definisi
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Konseptual Operasional
1 Variabel Aromaterapi Melakukan SOP tindakan - -
Independen : adalah salah satu prosedur pemberian
Aromaterapi metode terapi tindakan aromaterapi
lavender keperawatan yang pemberian lavender
menggunakan aromaterapi
bahan cairan lavender selama
tanaman yang ± 20 menit pada
mudah menguap remaja putri.
atau dikenal
sebagai minyak
esensial, dan
senyawa aromatik
lainnya dari
tumbuhan yang
bertujuan untuk
memperngaruhi
suasana hati atau
kesehatan
seseorang
(Purwanto, 2013).

2 Variabel Dismenorea Nyeri saat haid 1. Lembar 0 = Tidak Interval


Dependen : adalah nyeri yang dirasakan Check List nyeri bila skor
Nyeri Haid menjelang atau responden pada 2. Skala 0.
(Dismenorea) selama menstruasi perut pagian intensitas 1 = Nyeri
pre–post test yang dapat bersifat bawah saat nyeri 10- ringan bila
primer atau mengalami poin skor 1-3.
sekunder akibat menstruasi, pre dengan 2 = Nyeri
adanya dan post keterangan sedang bila
peningkatan diberikan kata skor 4-6.
hormon tindakan (Kozier, 3 = Nyeri
prostaglandin yang pemberian 2010). berat bila
mengakibatkan aromaterapi skor 7-9.
otot uterus lavender. 4 = Nyeri
berkontraksi sangat berat
(Bobak, 2010). bila skor 10.
81

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswi kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Batujajar Tahun Ajaran

2017-2018 sebanyak 369 siswi yang sudah mengalami menstruasi.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Sampel terdiri atas bagian

populasi terjangkau yang dapat diperlukan sebagai subjek penelitian

melalui sampling. Sementara sampling adalah proses menyeleksi porsi

dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2016).

a. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah cara atau teknik-teknik

tertentu sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasi

(Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan sampel non probability sampling, merupakan teknik

yang akan digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

peneliti (Notoadmodjo, 2012).


82

Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel

yaitu dengan menggunakan rumus penelitian numerik berpasangan

: (Dahlan, 2013).

(Zα + Zβ)S 2
𝑛=( )
X1 − X2

Keterangan :

N : Jumlah subjek

Zα : Nilai standar dari alpha (kesalahan tipe I ditetapkan 5%,

hipotesis satu arah ), sehingga ditetapkan Zα = 1,64

Zβ : Nilai standar dari beta (kesalahan tipe II ditetapkan 10%),

sehingga ditetapkan Zβ = 1,28

S : Simpang baku dari selisih nilai antara sesudah dan

sebelum terapi. Berdasarkan kepustakaan nilai simpang

baku = 20 (dua kali selisih rerata minimal yang dianggap

bermakna)

X1-X2 : Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna antara

sesudah dan sebelum terapi ditetapkan sebesar = 10

(Zα + Zβ)S 2
𝑛=( )
X1 − X2

(1,64+1,28)20 2
𝑛= ( )
10

(2,92)20 2
= ( )
10

= 34,10 (dibulatkan menjadi 34)

Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel diatas,

sampel yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu sebesar 34

orang siswi (responden) yang akan diberikan aromaterapi lavender.


83

Selain itu, peneliti juga menentukan kriteria sampel

berdasarkan konsep inklusi dan kriteria atau standar yang

ditetapkan sebelum penelitian.

b. Kriteria Sampel

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk

mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel

- variabel kontrol ternyata pengaruh terhadap variabel yang kita

teliti. Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).

Kriteria sampel dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut :

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.

Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman saat menentukan

kriteria inklusi (Nursalam, 2016).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Siswi bersedia menjadi subjek penelitian dan telah

menandatangani surat persetujuan (informed concent).

b) Responden siswi SMA Negeri 1 Batujajar kelas X dan XI.

c) Siswi yang mengalami menstruasi hari pertama dan kedua.

d) Siswi yang mengalami nyeri haid (dismenorea).

e) Siswi yang mengalami menarche dalam rentang usia 12-14

tahun.

f) Siswi yang mengalami nyeri haid dengan skala nyeri 4 – 9.

g) Siswi yang tidak mengalami keterbatasan indra penciuman.


84

2) Kritera eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan / mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena

berbagai penyebab (Nursalam, 2016). Subjek yang secara

teoritis tidak akan memperoleh manfaat dari terapi, justru akan

mendapatkan resiko jika mendapatkan terapi yang akan

dilakukan, subjek yang efek terapinya tidak akan terlihat karena

derajat penyakit yang ringan. Kriteria eksklusi dalam penelitian

ini adalah :

a) Siswi yang mengkonsumsi obat anti nyeri sebelum

perlakuan.

b) Siswi yang mengalami menarche < 12 tahun.

c) Siswi yang mengalami menarche > 14 tahun.

d) Siswi yang mengalami nyeri haid dengan skala nyeri 10

e) Siswi yang mempunyai riwayat asma

f) Menimbulkan efek samping ketika menghirup aromaterapi

seperti alergi, mual, muntah, pusing.

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan

dalam suatu penelitian (Nursalam, 2016).

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

dari sumber penelitian. Sebelum dilakukan interview, terlebih


85

dahulu dilakukan pengukuran skala nyeri haid pada remaja putri,

setelah itu peneliti memberikan intervensi memberikan aromaterapi

lavender selama 20 menit, kemudian peneliti melakukan penilaian

post test perubahan skala nyeri haid pada remaja putri.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari

sumber yang sudah ada, yaitu data mengenai jumlah remaja putri

kelas X dan XI yang sudah mengalami menstruasi. Data sekunder

juga didapatkan dari hasil wawancara mengenai penjaringan di

SMA kepada pemegang UKS kecamatan Batujajar di Puskesmas

Batujajar.

Pada proses pengumpulan data, peneliti menggunakan

lembar observasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Persiapan

a) Peneliti melakukan pendekatan kepada siswi kelas X dan XI

SMA Negeri 1 Batujajar serta memberikan penjelasan

tentang tujuan penelitian kepada responden.

b) Peneliti meminta persetujuan kepada responden dan

menandatangani lembar persetujuan (informed concent).

2) Pelaksanaan

a) Pre-test

Pada saat mendapatkan responden yang sedang

mengalami menstruasi sesuai dengan kriteria inklusi peneliti

akan melakukan pre-test, peneliti langsung mengkaji skala

nyeri responden menggunakan skala intensitas nyeri 10


86

poin dengan keterangan kata. Kemudian peneliti

memberikan lembar check list untuk mencheklist skala nyeri

yang dirasakan oleh responden.

b) Perlakuan

Setelah dilakukan pretest responden diberikan

pemberian aromaterapi lavender dengan menggunakan

tungku pembakar (secara inhalasi) selama 20 menit dalam

satu kali tindakan.

c) Post-test

Posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan,

dilakukan kembali pengukuran skala nyeri responden

menggunakan skala intensitas nyeri 10 poin dengan

keterangan kata, 5 menit setelah selesai diberikan

aromaterapi lavender. Hal ini dilakukan agar mengetahui

pengaruh perlakuan dan dapat terlihat perbedaan pre dan

post. Setelah dilakukan pengukuran responden mencheklist

kembali lembar cheklist untuk skala nyeri yang dirasakan

setelah dilakukan pemberian aromaterapi lavender.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat - alat yang digunakan untuk

pengumpulan data, instrumen penelitian dapat berupa : kuesioner,

formulir observasi, formulir-formulir yang berkaitan dengan pencatatan

data dan sebagainya (Notoatmojo, 2012).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,

observasi dengan menggunakan lembar checklist skala nyeri 10 poin


87

dengan keterangan kata (Kozier, 2010), Standar Operasional Prosedur

(SOP) pemberian aromaterapi lavender, minyak essensial aromaterapi

lavender, serta formulir yang akan diberikan dengan pencatatan data

responden.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pada suatu penelitian dalam pengumpulkan data diperlukan

adanya alat dan cara pengumpulan data yang baik sehingga data yang

dikumpulkan merupakan data yang valid, andal (reliable) (Nursalam,

2016).

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda”

antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2017).

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas

data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif) suatu data

dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang

sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu

berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila

dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda (Sugiyono,

2017).

Uji validitas dan uji reliabilitas pada penelitian ini tidak dilakukan

karena instrument ini sudah berdasarkan standar operasional yaitu

menggunakan alat pengukuran skala intensitas nyeri 0-10 dengan


88

keterangan kata dan skala intensitas nyeri tersebut sebelumnya pernah

digunakan oleh beberapa penelitian (Kozier, 2010).

4. Prosedur Penelitian

a. Tahap Persiapan

1) Mencari fenomena yang terjadi mengenai terapi non

farmakologi dismenorea

2) Menentukan judul penelitian

3) Mengajukan judul penelitian

4) Memilih sasaran dan tempat penelitian yaitu dengan

melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan data yang

diperlukan untuk penelitian.

5) Menyusun proposal penelitian beserta instrumen

6) Konsultasi proposal penelitian

7) Pelaksanaan seminar proposal

8) Perbaikan proposal

9) Mengurus perizinan untuk pelaksanaan penelitian, perizinan

berupa penyerahan surat izin yang ditandatangani oleh Ka.

Prodi S1 Keperawatan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Batujajar.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Mendapat perizinan untuk penelitian

2) Melakukan tahapan persiapan berupa persiapan alat dan

tempat untuk melakukan penelitian yang terdiri dari :

a) Menyiapkan lembar observasi

b) Menyiapkan minyak essensial aromaterapi lavender


89

c) Menyiapkan alat (tungku pembakar)

3) Mengidentifikasi responden sesuai dengan kriteria inklusi

penelitian.

4) Mendapatkan informed concent (persetujuan dari responden)

5) Melakukan pengumpulan data.

6) Pelaksanaan pretest

a) Mengukur skala nyeri haid remaja putri yang mengalami

dismenorea melalui pengukuran skala intensitas nyeri 10

poin dengan keterangan kata sebelum pemberian

aromaterapi lavender.

b) Mencatat hasil skala nyeri haid (dismenorea) pada lembar

observasi.

7) Pelaksanaan pemberian aromaterapi lavender dengan

menggunakan tungku pembakar (secara inhalasi) selama 20

menit.

8) Pelaksanaan posttest

a) Mengukur skala nyeri haid remaja putri yang mengalami

dismenorea melalui pengukuran skala intenstas nyeri 10

poin dengan keterangan kata setelah intervensi pemberian

aromaterapi lavender.

b) Mencatat hasil skala nyeri haid (dismenorea) pada lembar

observasi.

9) Menyusun hasil lembar observasi.

10) Mengolah dan menilai hasil lembar observasi pretest dan

posttest yang telah diisi dari semua responden.


90

11) Menarik kesimpulan dari hasil penelitian analisa univariat

tentang distribusi frekuensi data skala nyeri haid (dismenorea)

pretest dan postest dari metode pemberian aromaterapi

lavender yang digunakan, dan analisa bivariat tentang ada atau

tidaknya pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan

skala nyeri haid (dismenorea) pada remaja putri.

c. Tahap Akhir

1) Menyusun laporan hasil penelitian.

2) Presentasi hasil penelitian.

3) Memperbaiki hasil presentasi berdasarkan saran dan masukan

dari penguji.

4) Melakukan konsultasi kepada pembimbing mengenai hal-hal

yang telah direvisi.

5) Pendokumentasian hasil penelitian.

D. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu

langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh

langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-

apa dan belum siap untuk disajikan (Notoatmodjo, 2012). Kegiatan analisis

data dimaksudkan untuk memberi arti dan makna pada data untuk

memecahkan masalah dalam penelitian yang sudah dirumuskan , Srikunto

(2013, dalam Wahidah 2017).

1. Pengolahan Data

Pengolaha data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan, hipotesis yang akan diuji harus berkaitan dan


91

berhubungan dengan permasalahan yang akan diajukan (Riduwan,

2014). Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai

berikut :

a. Editing (penyunting data)

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan pada lembar

checklist skala nyeri setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan

pemeriksaan kelengkapan data.

b. Coding

Setelah dilakukan proses editing, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Dalam penelitian ini

coding yang digunakan adalah sebagai berikut : 0 = tidak nyeri bila

skala 0, 1 = nyeri ringan bila skala 1 - 3, 2 = nyeri sedang bila skala

4 - 6, 3 = nyeri berat bila skala 7 - 9, 4 = nyeri sangat berat bila skala

10.

c. Processing (entry data)

Data yang telah melalui editing dan coding, selanjutnya

dimasukkan kedalam program atau software komputer agar dapat

dianalisa. Dalam penelitian ini program komputer yang digunakan

adalah SPSS.

d. Cleaning (pembersihan data)

Cleaning adalah suatu proses mengecek kembali data dan

melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan

dan sebagainya.
92

e. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan untuk membuat tabel data

(menyajikan data dalam bentuk tabel) untuk memudahkan analisis

data maupun laporan. Tabel data dibuat sesederhana mungkin

sehingga informasi mudah ditangkap oleh pengguna data maupun

bagian-bagian analisis data.

2. Analisa Data

Analisa data merupakan proses penyederhanaan data kedalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan dengan

menggunakan statistik, kemudian diberikan interpretasi dan

membandingkan hasil penelitian dengan teori yang ada. Analisa data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Analisa Univariat

Data univariat yang akan dianalisis dalam penelitian ini

adalah mencakup distribusi frekuensi data skala nyeri haid

(desminorea) pada remaja putri sebelum dan sesudah perlakuan.

Rumus yang digunakan adalah :


F
𝑃 = 100%
N

Keterangan

P = Persentasi

F = Frekuensi

N = Jumlah seluruh responden

(Sumber : Notoadmodjo, 2010)


93

Peneliti melakukan analisis univariat untuk mengetahui

distribusi frekuensi skala nyeri haid (dismenorea) sebelum dan

sesudah pemberian aromaterapi lavender.

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2012). Analisa

bivariat ini digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan skala nyeri haid

(dismenorea) antara sebelum (pretest) intervensi pemberian

aromaterapi lavender dan setelah (posttest) intervensi pemberian

aromaterapi lavender.

Setelah dilakukan uji kenormalitasan data berdasarkan cara

uji kenormalitasan data menurut Agus Riyanto (2011) yang

menggunakan cara membagi nilai Skewness dengan standar error,

sehingga didapatkan hasil keduanya yaitu nilai pre dan post berada

diantara -2 dan 2 maka data keduanya dinyatakan berdistribusi

normal. Sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji parametrik

yaitu uji Dependen Sample T test.

E. Etika Penelitian

Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia

menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu

keperawatan, karena hampir 90% subjek yang digunakan adalah manusia,

maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian (Nursalam,

2009). Terdapat tiga prinsip etis dalam penelitian, antara lain :


94

1. Beneficence (manfaat)

a. Bebas dari bahaya atau penderitaan

Peneliti berusaha melindungi subjek yang akan diteliti, dan

terhindar dari bahaya atau ketidaknyamanan fisik atau mental.

Peneliti akan menjelaskan dan meyakinkan responden mengenai

prosedur perawatan yang akan dijalankan bahwa prosedur tidak

akan menyakiti responden.

b. Bebas dari eksploitasi

Prinsipnya adalah adanya keterlibatan responden dalam

penelitian tidak seharusnya merugikan atau memaparkan

responden pada situasi yang tidak disiapkan. Peneliti secara jelas

akan mejelaskan manfaat dan tujuan penelitian untuk

perkembangan ilmu keperawatan, sehingga responden mengerti

bahwa informasi yang akan diberikan untuk diteliti digunakan untuk

tujuan dan kepentingan penelitian dan tidak ada disalah gunakan

untuk kepentingan lainnya.

c. Manfaat dari penelitian

Manfaat penelitian yang paling penting adalah

meningkatnya pengetahuan yang akan berdampak pada subjek

individu, namun lebih penting lagi apabila pengetahuan tersebut

dapat mempengaruhi suatu disiplin dan anggota masyarakat.

Peneliti akan menjelaskan manfaat-manfaat yang akan diterima

responden dalam penelitian ini.


95

d. Rasio antara resiko dan manfaat

Peneliti harus menelaah keseimbangan antara manfaat dan

resiko dalam penelitian. Peneliti harus berhati-hati dalam

memperhitungkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat

pada responden dalam setiap tindakan atau intervensi dalam

penelitian.

2. Prinsip Menghargai Hak-Hak Subjek

a. Hak untuk self determination (menetapkan diri)

Prinsip self determination ini mengandung arti bahwa subjek

mempunyai hak untuk memutuskan secara sukarela apakah dia

ingin berpartisipasi dalam suatu penelitian, tanpa beresiko untuk

dihukum, dipaksa, atau diperlukan tidak adil.

b. Hak untuk mendapatkan penjelasan lengkap (full disclosure)

Penjelasan lengkap berarti bahwa peneliti telah secara

penuh menjelaskan tentang sifat penelitian, hak subjek untuk

menolak berperan serta, tanggung jawab peneliti, serta

kemungkinan resiko dan manfaat yang bisa terjadi. Beberapa

tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan

martabat manusia, adalah : peneliti mempersiapkan formulir

persetujuan subjek (informed consent) yang terdiri dari :

1) Penjelasan manfaat penelitian.

2) Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang

dapat ditimbulkan.

3) Penjelasan manfaat yang akan didapatkan.


96

4) Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian.

5) Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja

6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

Jika responden menandatangani informed consent berarti

responden setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian.

3. Mendapatkan Keadilan (prinsip keadilan)

Prinsip ini mengandung hak subjek untuk mendapatkan perlakuan

yang adil dan hak mereka untuk mendapatkan keleluasaan pribadi. Hak

mendapatkan perlakuan yang adil berarti subjek mempunyai hak yang

sama, sebelum, selama, dan setelah partisipasi mereka dalam

penelitian.

a. Hak mendapatkan pengobatan yang adil

Peneliti memperlakukan semua responden secara adil

mengenai perawatan yang akan diberikan pada responden.

b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy)

Peneliti merahasiakan semua informasi terkait dengan

identitas responden dengan cara menyamarkan setiap nama

responden dan menggantinya dengan kode responden dimana

hanya peneliti yang mengetahui kode responden tersebut. Selain

itu, semua data terkait informasi responden disimpan oleh peneliti

dan tidak akan disebarluaskan.


97

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Batujajar, Kecamatan

Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 April 2018 sampai

dengan tanggal 8 Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai