Anda di halaman 1dari 31

SISTEM INFORMASI KESEHATAN LAPORAN KASUS BAYI

BARU LAHIR DALAM MANAJEMEN KEBIDANAN


DI BPM ELIS SUNARTI TANGERANG

Dosen Pengampu:
Risza Choirunissa SSIT, MKM

Disusun oleh :
Deuis Sulastri (205401446091)

UNIVERSITAS NASONAL JAKARTA


FAKULTAS ILMU KSEHATAN
PRODI DIV KEBIDANAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia serta taufik dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah
Sistem Informasi Kesehatan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.

Saya sangat berhadap makalah ini dapat berguna serta pengetahuan bagi kita
semua, saya juga menyadari sepenuhnya dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan jauh dari apa yang saya harapkan, untuk itu saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi masa depan yang akan dating. Mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya.

Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang
berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

Jakarta, 07 April 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi Baru Lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0 – 28 hari

(Kementrian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi yang berusia

satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37 – 42 minggu dan berat badannya

2.500 – 4.000 gram (Dewi, 2010). Upaya pemeliharaan kesehatan anak

ditunjukan mempersiapkan generasi akan datang yang sehat, cerdas dan

berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian anak. Upaya

pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin dalam kandungan,

dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun. Dengan upaya

kesehatan anak lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak

(Profil Kesehatan RI, 2017).

Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka

Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi. (AKB) dan Angka

Kematian Balita (AKABA). Angka kematian anak dari tahun ke tahun

menunjukan penurunan. Hasil Survey Demografi Indonesia (SDKI) tahun

2017 menunjukan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per

1.000 angka kelahiran hidup, AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan RI, 2017).


Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir

sampai belum berusia tepat satu tahun, yang terbagi menurut usia

kematiannya. Kematian Neonatal yaitu kematian bayi lahir hidup yang

kemudian meninggal sebelum 28 hari kehidupannya. Kematian Neonatal

dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kematian Neonatal dini merupakan kematian

bayi yang terjadi pada 7 hari pertama kehidupannya, dan kematian Neonatal

lanjut adalah kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari kehidupannya.

(Pedoman AMP Kemenkes 2010). Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality

Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi dibawah satu tahun per 1.000

kelahiran hidup. Angka ini merupakan indikator yang sensitif terhadap

ketersediaan, pemanfaatan pelayanan kesehatan terutama pelayanan perinatal

disamping juga merupakan indikator terbaik untuk menilai pembangunan

sosial ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Angka Kematian Bayi (AKB)

di Indonesia sebesar 32/1000 kelahiran hidup (SDKI 2012). (Profil Dinas

Kesehatan Tangerang 2016).

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting

dalam pelayanan kesehatan yang dituntut memiliki kompetensi profesional

dalam menyikapi tuntutan masyarakat di dalam pelayanan neonatal.

Kompetensi profesional bidan terkait dengan asuhan bayi baru lahir

karenanya, pengetahuan, keahlian dan kecapakan seorang bidan menjadi

bagian yang menentukan dalam menekan angka kematian neonatal. Bidan

yakni melalui peningkatan kualitas pelayanan neonatal. Peran bidan dalam

pelayanan neonatal yaitu memberikan asuhan sesuai dengan kompetensi yang

harus dikuasai seorang bidan berkaitan dengan kesehatan bayi baru lahir,

terutama berkenaan dengan kompetensi ke enam, yaitu bidan memberikan

asuhan bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai 1
bulan (Dinkes, 2012-2015).
Kemudian dilakukan pelayanan Neonatus yang pada masa tersebut

terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi

pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu

bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan

paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa

penanganan yang tepat bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan

dilakukan untuk mengendalikan resiko pada kelompok ini di antaranya dengan

mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenanga kesehatan di

fasilitas kesehatan serta menjamin terjadinya pelayanan kesehatan sesuai

standar pada kunjungan bayi baru lahir.

Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator

yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi

resiko kematian pada priode neonatal yaitu 6 – 48 jam setelah bayi lahir yang

meliputi antara lain kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu

Balita Muda (MTBM) termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI

eksklusif, pemberian vitamin K1 injeksi dan Hepatitis B0 injeksi bila belum

diberikan (Profil Kesehatan, 2017). Kunjungan neonatal ke-2 atau KN2

dilakukan pada kurun waktu hari 3 – 7 setelah lahir, kunjungan neonatal ke-3

atau KN3 dilakukan pada kurun waktu hari 8 – 28 hari setelah bayi lahir, baik

difasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah (Dinkes, 2012). Tujuan dari

kunjungan neonatus, yaitu melakukan pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir,

meninjau penyuluhan dan pedoman antisipasi bersama orang tua,

mengidentifikasi gejala penyakit, serta mendidik dan mendukung orang tua.

B. Tujuan

1. Mampu menggambarkan konsep teori dan asuhan kebidanan pada bayi

baru lahir normal.


2. Mampu melakukan pengkajian status kesehatan pada klien bayi baru lahir

normal.

3. Mampu menganalisa data hasil pengkajian pasien bayi baru lahir normal.

4. Mampu menegakan dianogsa yang muncul pada klien bayi baru lahir

normal.

5. Mampu menentukan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan dianogsa

yang muncul pada pasien bayi baru lahir normal.

6. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada pasien bayi baru lahir

normal.

7. Mampu melakukan pendokumentasian yang benar pada pasien bayi baru

lahir normal.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR

1. Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu

yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta

harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin

kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada

usia kehamilan 37-42 minggu dan berat 2.500 -4.000 gram (Dewi, 2010).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan

genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2.500 –

4.000 gram, nilai apgar score > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2010).

Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah masa sejak lahir sampai

sengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi

berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus

dini adalah bayi 0 – 7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7 – 28 hari

(Muslihatun, 2010).

2. Ciri – ciri Bayi Baru Lahir

a. Lahir aterm antara 37 – 40 minggu

b. Panjang badan 2.500 – 4.000 gram

c. Panjang badan 48 – 52 cm
d. Lingkar dada 30 – 38 cm

e. Lingkar kepala 30 – 38 cm

f. Lingkar lengan 11 – 12 cm

g. Frekuensi jantung 120 – 160 x/menit

h. Pernafasan ± 40 – 60 x/menit

i. Kulit ,merah – merah dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.

k. Kuku agak panjang dan lemas.

l. Nilai APGAR > 7.

m.Gerak aktif

n. Bayi lahir langsung menangis kuat.

o. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi

dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

p. Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.

q. Reflek morro (gerakan memeluk bila kaget) sudah dibentuk dengan

baik.

r. Reflek grasping (menggenggam) sudah baik.

s. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

t. Genetalia
 Pada laki – laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.
 Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta adanya labia minora dan mayora (Dewi, 2010).
3. Tahapan Bayi Baru Lahir

Tahapan bayi baru lahir normal antara lain :

a. Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit – menit pertama

kelahiran. Pada tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik

dan scoring gray untuk intraksi bayi dan ibu.

b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II pengkajian

selama 24 jam pertama terharap adanya perubahan prilaku.

c. Tahap III disebut tahap periodic, pengkajian dilakukan setelah 24 jam

pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Dewi, 2010).

4. Asuhan Kebidanan pada BBL Normal

1. Membersihkan jalan lahir nafas dan sekaligus menilai APGAR menit

pertama.

APGAR SCORE

Nilai o Nilai 1 Nilai 2


Appareance Pucat/biru seluruh tubuh Tubuh Merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit ) ekstermitas biru, kemerahan
Pulse ( Denyut Jantung ) Tidak Ada <100 > 100
Gimance ( tonus otot Tidak Ada Estermitas sedikit Gerakan Aktif
Fleksi
Activity ( Aktivitas ) Tidak Ada Sedikit gerak Langsung
Menagis
Respiration (Pernafasan) Tidak Ada Lemah tidak teratur Menangis

(Dewi, 2010)

Interpretasi :

1. Nilai 1 – 3 asfiksia berat

2. Nilai 4 – 6 asfiksia sedang

3. Nilai 7 – 10 asfiksia ringan (normal)

4. Melakukan pemotongan tali pusat dengan cara :


a. Menjepit tali pusat dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu

mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke-2 dengan

jarak 2 cm dari klem.

b. Memegang tali pusat di antara 2 klem dengan menggunakan

tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong

tali pusat di antara 2 klem.

c. Mengikat tali pusat dengan jarak ±1 cm dari umbilicus dengan

simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati.

Untuk kedua kalinya bungkus dengan kas steril, lepaskan klem

pada tali pusat, lalu memasukanya dalam wadah yang berisi

larutan klorin 0,5%.

d. Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikanya kepada

ibu (Dewi, 2010).

5. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, terlebih dahulu menjelaskan

beberapa prosedur yang harus diperhatikan antara lain :

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan

pemeriksaan

2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor

lingkungan, sosial, faktor ibu (maternal), faktor perinatal, intranatal,

dan neonatal,

3. Susun alat secara ergonomis,

4. Cuci tangan menggunakan sabun di bawah air mengalir, keringkan

dengan handuk bersih

5. Memakai sarung tangan,

6. Letakkan bayi pada tempat yang rata. (Rukiyah dan Yulianti, 2013)
Aspek yang perlu dikaji :

a. Menilai keadaan umum bayi

• Nilailah secara kesuluruhan apakah proporsional atau tidak

• Periksa bagian kepala, badan, dan ekstermitas akan adanya kelainan.

• Periksa tonus otot dan tingkat aktivitas bayi, apakah gerakan bayi

aktif atau tidak.

• Periksa warna kulit dan bibir, apakah warnanya kemerahan/

kebiruan.

• Periksa tangisan bayi, apakah melengking, merintih atau normal.

b. Tanda – tanda vital


• Periksa laju napas dengan melihat tarikan napas pada dada dan

gunakaan petunjuk waktu. Status pernafasan yang baik adalah napas

dengan laju 40 – 60 x/menit, tidak ada wheezing dan ronki.

• Periksa laju jantung dengan menggunakan stetoskop dan petunjuk

waktu. Denyut jantung normal adalah 100 – 120 x/menit dan tidak

ada bunyi murmur.

• Periksa suhu dengan thermometer aksila. Suhu normal adalah 36,6’

celcius sampai 37,5’ celcius.

c. Periksa bagian kepala bayi

1. Ubun – ubun

2. Sutura dan molase

3.Penonjolan atau daerah mencekung. Periksa adanya kelainan, baik

karena trauma persalinan (kaput succedaneum, cepal hematoma) atau

adanya cacat kongengital (hidrosefalus)

4.Ukuran lingkar kepala bayi untuk mengetahui ukuran frontal

oksipitalis kepala bayi.

5.Lakukan pemeriksaan telinga karena akan dapat memberikan


gambaran letak telinga dengan kepala serta diperiksa adanya

kelainan.

6.Periksa mata akan adanya tanda – tanda infeksi.

7.Periksa hidung, mulut dan langit – langit, bibir, dan reflek hisap,

serta rooting. Perhatikan labiopalatoskizis.

B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

Tujuh langkah manejemen kebidanan menurut Varney (2009), yaitu sebagai

berikut;

1. Pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan dengan melakukan pengkajian melalui

proses pengumpulan data dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan pasien secara lengkap seperti: riwayat kesehatan, pemeriksaan

fisik sesuai dengan kebutuhan, peninjauan catatan terbaru atau catatan

sebelumnya, meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan

hasil study.

2. Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan dengan menetapkan diagnosis atau masalah

berdasarkan penafsiran data dasar yang telah dikumpulkan. Diagnosis pada

dasarnya sangat relevan dengan data objektif, sedangkan untuk masalah

lebih cendrung subjektifitas/respon klien terhadap tindakan yang akan dan

atau yang telah dilakukan karena belum tentu setiap individu merasakan

masalah yang sama dalam kondisi menerima diagnosis yang sama.

3. Mengidentifikas diagnosa atau masalah potensial


Pada langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi diagnose atau

masalah potensial berdasarkan diagnose mengantisipasi penanganannya

atau masalah yang telah ditetapkan (pada langkah kedua). Dengan

perkataan identik dengan komplikasi dan tak dapat dipungkiri bahwa

senormal apapun setiap diagnosis atau masalah yang telah ditegakkan

mempunyai cendrungan munculnya diagnosis atau masalah baru.

4. Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera

Pada langkah ini bertujuan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan

segera, untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lain berdasarkan kondisi klien.

5. Merencanakan tindakan yang dilakukan

Pada tahap ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah

atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan

yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang diidentifikasi dan kondisi

klien dari setiap masalah yang berkaitan tetapi dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap klien tersebut seperti apa yang diperkirakan akan

terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan rujukan

yang mungkin diperlukan.

6. Melaksanakan perencanaan

Pada langkah keenam adalah melaksanakan rencana asuhan kompehensif.

Dalam pelaksanaan tindakan dapat seluruhnya dilakukan oleh bidan yang

sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan.
tidak melakukan tindakan itu sendiri ia tetap memikul

tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

7. Evaluasi

Pada langkah ini bidan melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang telah

diberikan pada pasien. Ini mencakup evaluasi tentang pemenuhan

kebutuhan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaiman atelah diidentifikasi didalam diagnose dan masalah rencana

tersebut.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan

dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai

dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab bidan memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan atau masalah di bidang kesehatan ibu pada masa

kehamilan, persalinan, nifas, bayi, setelah lahir serta keluarga berencana

(Varney, 2009).

Dokumentasi adalah caratan tentang interaksi antara tenaga kesehatan,

pasien keluarga pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan,

prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan pasien, dan respon

pasien terhadap semua asuhan yang diberikan.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan

yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien, di dalamnya tersirat

proses berfikir bidan yang sistematis dalam menghadapi seorang pasien

sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan.

Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan


dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data Subjektif, O

adalah data Objektif, A adalah analysis/ assessment dan P adalah Planning

yang merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat.

Prinsip dari metode SOAP ini merupakan pemikiran penatalaksanaan

manajemen kebidanan

a. S (Data Subjektif)

Data subjektif (S) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama (pengkajian data),

terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini

berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi

pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai

kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung

dengan diagnosis. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan

diagnosis yang akan disusun.

b. O (Data Objektif)

Data Objektif (O) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data), terutama

data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujurdari


pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan

diagnostic lain. Catatan medic dan informasi keluarga atau orang lain

dapat dimasukkan dalam data objek ini. Data ini akan memberikan

bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan

diagnosis.

c. A (Assessment)

A (analisis/ assessment), merupakan pendokumentasian hasil analisis

dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam

pendokumentasian manajemen kebidanan, karena keadaan pasien

yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan

informasi baru dalam data yang subjektif maupun objektif, maka

proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga

menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis

tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien. Analisis yang

tepat dan akurat akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada

pasien, sehingga dapat diambil keputusan/ tindakan yang tepat.

d. P (Planning)

Planning/ perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan akan

datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan analisis dan intepretasi

data.Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya

kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan

kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan

yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu. Tindakan yang akan
dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan

harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain, antara lain

dokter.
46
BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.C UMUR 7 HARI DI
BPM ELIS SUNARTI TANGERANG

Tanggal Pengkajian : 23 April 2020

Jam : 11.00 WIB

PENGKAJIAN
A. SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
a. Nama bayi : Bayi Ny. C
b. Tanggal Lahir : 23 April 2020
c. Umur : 7 Hari
d. Jenis Kelamin : Perempuan
2. Identitas Orang Tua
Ibu Suami
a. Nama : Ny.C Nama : Tn. E
b. Umur : 22 Tahun Umur : 24 Tahun
d. Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Suku/bangsa : Jawa / Indonesia

e. Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

f. Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Buruh

g. Alamat : Banyuwangi Alamat :Banyuwangi

Pringsewu Pringsewu
c. Agama : Islam Agama : Islam
3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Maternal

1) Penyakit Jantung : ibu mengatakan tidak memiliki riwayat


penyakit jantung
a) Diabetes Melitus : ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
diabetes mellitus
b) Penyakit Ginjal : ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit ginjal
c) Hepatitis : ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit hepatitis
d) Penyakit Kelamin : ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit kelamin
e) Asma : ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit asma
f) RH/isoimunisasi : ibu mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit isomunisas.

2) Riwayat Kesehatan Prenatal


a) HPHT : 18 Juli 2019
b) ANC : 6 kali
1. Imunisasi TT : Lengkap
TT1 : Lupa
TT2 : Lupa
2. Keluhan TM 1 : Mual
TM 2 : Pusing
TM 3 : Tidak Ada
3. Pendarahan : Tidak
4. Preeklamsia : Tidak
5. Eklamsia : Tidak
6. Gestasional DM : Tidak Ada
7. Polyhidramnion / Olygohidrarmnion : Tidak ada
8. Infeksi : Tidak Ada

3) Riwayat Kesehatan Intranatal


1. Tanggal Lahir : 16 April 2020
2. Tempat : BPM Elis Sunarti
3. Penolong : Bidan
4. Jenis Persalinan : Normal / Spontan
5. KK Pecah :+
6. Penyulit : Tidak Ada

7. Penggunaan Obat Selama Persalinan : Tidak Ada


4) Riwayat Postnatal
1. Usaha nafas dengan bantuan / tanpa bantuan
Ibu mengatakan bayinya bernafas tanpa bantuan
2. Tanda Bugar
a. Bayi menangis kuat : Ya
b. Bayi bernapas tanpa kesulitan : Ya
c. Tonus otot : Aktif
d. Kebutuhan Resusitasi : Tidak ada
e. Trauma Lahir : Tidak ada
3. APSGAR SCORE
SCORE 0 1 2 ANGKA
Warna Kulit - - 2
Frekuensi Jantung - - 2
Reaksi Terhadap Rangsang - - 2
Tonus Otot - - 2
Usaha Nafas - - 2
Jumlah 10

4. Riwayat pemenuhan sehari – hari


1. Nutrisi
Menyusu : ibu mengatakan kurang lebih 12 kali dalam sehari
2. Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan kurang lebih 7 kali dalam sehari
BAK : Ibu mengatakan kurang lebih 12 kali dalam
sehari
3. Personal hygiene
Ganti popok : Ibu mengatakan setiap BAK dan BAB
4. Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang kurang lebih 5 jam dan
malam kurang lebih 9 jam

B. OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2) Tanda Vital
3) Suhu : 36,6’ celcius
4) Pernapasan : 43 x/menit
5) Jantung : 125 x/menit
6) PB : 48 cm
7) BB : 3.000 gram
8) LD : 30 cm
9) LK : 31 cm
10) LILA : 9 cm
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Bentuk simetris rambut lebat berwarna hitam
tidak ada caput succedamium dan cepal
hematoma.
2) Telinga : Bentuk simetris telinga kanan dan kiri, bentuk
mata dan telinga sejajar kanan dan kiri daun
telinga normal dan lubang telinga (+).

3) Mata : Bentuk simetris konjungtiva merah muda, skelera


putih, pupil mengecil jika terkena cahaya
(penlight)
4) Hidung : Bentuk norma, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
5) Mulut : Bentuk simetris, warna bibir merah lembab, tidak
ada labioskisis, labiopalatoskisis
6) Leher : Bentuk normal reflek tonikneck baik
7) Dada : Bentuk simetris puting susu mennonjol tidak ada
retraksi dinding dada, bunyi nafas normal tidak ada ronchi ataupun
whezzing. Bunyi jantung normal lupdub dan teratur.
8) Abdomen : Bentuk normal, tidak ada pembengkakan
9) Tali pusat : Sudah lepas, masih basah
10) Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora, terdapat
lubang uretra dan lubang vagina.
11) Panggul : Tidak dilakukan
12) Ekstermitas
Atas : bentuk simetris tangan kanan dan kiri jari-jari
lengkap tidak ada polidaktili dan sindaktili
Bawah : Bentuk simetris jari-jari lengkap tidak ada
polidaktili dan sidaktili

13) Punggung : Punggung simetris tidak ada tonjolan ataupun


cekungan serta tidak ada bercak mongol
14) Anus : Berlubang
15) Kulit : Warna keseluruhan kemerahan, tidak ada tanda
lahir dan tidak ada bercak kehitaman.
c. Reflek
a. Moro : bayi kaget saat mendengar tangan bertepuk
b. Rooting : bayi mengikuti arah jari atau menemukan puting
c. Sucking : bayi menghisap dengan baik
d. Swallowing : bayi menelan ASI dengan baik
e. Toniek neck : ada tekanan saat bayi diangkat
f. Graph : bayi menggenggam
g. Babyskin : kaki bayi dorso fleksi

C. ASSESMENT
By.Ny.C Umur 7 hari dalam keadaan normal

D. PLANNING
Tanggal : 23 April 2020
Jam : 12.00 WIB

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi nya dalam keadaan


sehat dan normal.
Hasil : Ibu mengerti dan merasa senang dengan keadaan bayi nya yang
sehat dan normal.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan mengganti
popok setiap basah. Tetap menyelimuti bayi, jauhkan dari pintu dan
jendela, kipas angin dan AC.
Hasil : Ibu mengerti tentang menjaga kehangatan bayi dan akan
melakukanya
3. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin 2 jam sekali
atau kurang lebih 12 kali dalam sehari
Hasil : Ibu bersedia untuk menyusui bayi nya sesering mungkin
4. Menganjurkan ibu tetap menjaga kebersihan bayi dengan mengganti popok
setiap BAB dan BAK.
Hasil : Ibu bersedia menjaga kebersihan pada bayi nya
5. Memberitahu ibu bahwa tali pusat bayi sudah lepas tetapi pusar bayi masih
basah, ibu harus menjaga kebersihan pusar bayi agar tetap kering dan tidak
lembab, kemudian bersihkan pusar bayi setiap BAK dan BAB dan hindari
pemberian ramu – ramuan pada pusar bayi karena bisa menyebabkan
infeksi, anjurkan ibu untuk makan – makanan bergizi yang mengandung
protein yang tinggi agar asupan protein kebayi cukup dan tali pusat cepat
kering.
Hasil : Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat dan ibu bersedia untuk
mengomsumsi makanan yang banyak mengadung protein.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir
a. Bayi bernapas tanpa kesulitan < 40x/menit atau > 60x/menit
b. Menangis terus menerus dan muntah.

c. Suhu bayi ≤36,5’celcius atau ≥ 37,5’ celcius


d. Kulit bayi berwarna kebiruan atau kuning
e. Bayi tidak mau bangun dan menyusu
f. Tali pusat merah, bengkak dan keluar nanah
g. Bayi tidak BAB kurang lebih 3 hari dan perut kembung.

Jika ibu menemukan salah satu tanda ibu segera ketenaga kesehatan
terdekat.
Hasil: Ibu memahami tanda bahaya pada bayi baru lahir
7. Memberikan ibu KIE tentang imunisasi BCG pada umur 1 bulan bayi
pada tanggal 17 mei 2020.
Hasil : Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan imunisasi di posyandu
terdekat
8. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 30 april 2020
dan segera mungkin jika ada keluhan.
Hasil : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang
9. Dokumentasikan
Hasil: Sudah didokumentasikan dengan benar
BAB V

PENUTU

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Ny.C tanggal 23

April 2020 di BPM Elis Sunarti,. Tangerang, maka penulisan dapat

menyimpulkan :

1. Dari pengkajian data yang dilakukan peneliti dapat konsep teori dan

asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal

2. Dapat melakukan pengkajian status kesehatan pada klien bayi baru lahir

normal

3. Dapat melakukan analisa dan menyimpulkan data hasil pengkajian pasien

bayi baru lahir normal

4. Dapat menegakan assasment yaitu By.Ny. C umur 7 hari dalam keadaan

normal

5. Dapat menentukan rencana asuhan kebidanan sesuai dengan dianogsa

yang muncul pada pasien bayi baru lahir normal.

6. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh By.Ny.C yaitu, konseling tentang

menjaga kehangatan bayi, menjaga kebersihan bayi serta menjaga

kebersihan pusar bayi, memberikan pengetahuan tentang tanda bahaya

pada bayi baru lahir, memberikan KIE tentang imunisasi dan memberitahu

ibu jadwak kunjungan ulang.

7. Ny.C telah mengerti dengan konseling yang diberikan


8. Dari hasil asuhan yang diberikan dituangkan dalam pendokumentasian

yaitu dengan menggunakan SOAP.

B. Saran

Berdasarkan pembinaan dan penerapan asuhan kebidanan yang telah

dilaksanakan, penulis memberikan saran kepada :

1. Bagi Intitusi Pendidikan

Untuk meningkatkan studi kasus sekiranya institusi pendidikan lebih

mengupayakan pengadaan literature atau buku-buku tentang asuahn

kebidanan yang terbaru sehingga dapat membantu mahasiswa dalam

menyelesaikan studi kasus asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

2. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan BBL

dan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara teori yang

didapat di bangku kuliah dan dilahan praktek.


DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh,dkk. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Trans Info
Medika

Aprilia, dkk. 2014. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Dalam


http://www.google.com.search

Budiarti, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Trans Info
Media

Kelly Paula. 2010. Asuhan Neonatus dan Bayi. Jakarta : EGC

Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes RI.

Kemenkes. 2017. Profil Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta


Kementrian Kesehatan RI.

Lumsdem. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru yang Lahir. Dalam
http://www.google.com.search

Muslimatum. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info
Media.

Maryanti, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Trans Info
Media

Malyani, Anik. 2015.

Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.

Rukiyah, A, G. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info
Media

Rukiyah dan Yulianti.2012. Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: CV. Trans
Info Media

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). 2017. Kesehatan Anak.

Indonesia
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). 2017. Pelayanan Kesehatan
Neonatal . Indonesia

Anda mungkin juga menyukai