(1402450071)
NAMA ANGGOTA :
IMROATULLAYINA
(1402450072)
Rupture
pecah
of
dini
preterm
(Preterm
Premature
Membranes/PPROM)adalah
pecahnya
Persalinan prematur
Korioamnionitis terjadi 2 kali
sebanyak KPD
Malposisi atau malpersentasi
janin
Faktor yang mengakibatkan
kerusakan serviks
Pemakaian alat-alat pada
serviks sebelumnya
(misalnya : aborsi teraupetik,
LEEP, dan sebagainya)
Peningkatkan paritas yang
memungkinkan kerusakan
serviks selama persalinan
sebelumnya
Inkompetensi serviks
Riwayat KPD sebelumnya
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
berat badan ibu
Kelebihan berat badan
sebelum kehamilan
Penambahan berat
badan yang sedikit
selama kehamilan
Merokok selama
kehamilan
Usia ibu yang lebih tua
mungkin menyebabkan
ketuban kurang kuat
daripada ibu muda
Riwayat hubungan
seksual baru-baru ini
Trauma
Prognosis ibu
Infeksi intrapartal/dalam persalinan.
Infeksi peurperalis/masa nifas
Partus lama/ dry labour
Perdarahan postpartum
Meningkatkan tindakan operatif obstetri
Morbiditas dan mortilitas maternal
Prognosis janin
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan
prematur di antaranya adalah respiratory distress
syndrome, hipotermia, gangguan makan neonatus,
retinophaty of prematurity, perdarahan
intraventikuler, necrotizing enterocolitis, gangguan
otak (risiko cerebral palsy), hiperbilirubinemia,
anemia, sepsis.
Penurunan tali pusat
Hipoksia dan asfiksia sekunder
Skor APGAR rendah
Sindrom deformitas janin
hipoplasia paru
Morbiditas dan mortalitas perinatal
KONSEP MANAJEMEN
KEBIDANAN
Hari/tanggal : untuk mengetahui kapan klien diberikan
asuhan.
Jam : untuk mengetahui waktu klien diberikan asuhan.
Tempat
: untuk mengetahui tempat klien diberikan
asuhan.
Data Subjektif
1. Biodata
a. Nama Ibu dan Suami
b. *Umur
Pada usia > 35 tahun merupakan faktor risiko
Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban
kurang kuat daripada ibu muda (Geri Morgan,2009).
c. Agama
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
f. Penghasilan
g. Alamat
2.
3.
Alasan Datang
*Keluhan Utama
Untuk mengetahui apakah yang mendorong
klien atau pasien datang kepetugas
kesehatan
Hubunganya dengan kasus ketuban pecah
dini adalah kapan ketubannya pecah, jumlah
cairan ketuban yang dikeluarkan, bau cairan,
adanya perdarahan disertai nyeri perut atau
tidak yang mengindikasikan solutio plasenta
dan umur kehamilan (Abdul Bari,2014).
7. *Riwayat Kehamilan,
Persalinan dan Nifas
yang Lalu
Pada kasus KPD dan
KPP yang perlu dikaji
lebih jauh adalah
jumlah anak,
mengingat pasien
multiparitas
mempunyai resiko
lebih besar untuk
mengalami KPD,
riwayat KPD
sebelumnya,
persalinan prematur
(Geri Morgan, 2009).
8. *Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus
Lama
Jumlahnya
Warna
Keluhan
*HPHT
:
untuk
mengetahui
umur
kehamilan dan taksiran
persalinan.
Untuk
mengetahui
penatalaksanaan yang
tepat berdasarkan umur
kehamilan
(Fadlun,
2012).
Lanjutan . . . .
Lanjutan . . . .
9.
Riwayat Perkawinan
b)
PolaIstirahat
10.
c)
Pola Eliminasi
a)
d)
b)
Adanya trauma
c)
Malpresentasi janin
d)
*Pola
Aktivitas
:
untuk
mengetahui
berat
tugasnya
aktivitas selain itu kebiasaan
merokok, minum alcohol juga
menyebabkan
terjadinya
KPD
(Geri Morgan, 2009).
e)
Polihidramnion
e)
f)
11.
Riwayat Kontrasepsi
12.
13.
13. Riwayat
Psikologis
1. Pemeriksaan umum
b)
Palpasi
Leher
Payudara
c)*Auskultasi
3.
*Pemeriksaan Dalam
Untuk mengetahui pembukaan, efficement,
ketuban, molage, denominator dan
penurunan bagian terendah janin.
VT alasan untuk mengetahui kemajuan
persalinan dengan melakukan
pemeriksaan secara langsung pada jalan
lahir.
Tetapi menurut Abdul Bari tahun 2014,
pemeriksaan dalam tidak diperbolehkan
karena tidak membantu diagnosis dan
dapat mengundang infeksi.
3. Pemeriksaan Penunjang
Korioamnionitis
Prolaps tali pusat
Janin
Penatalaksanaan KPD
Mandiri
Menjelaskan pada ibu dan keluarga
Kolaborasi :
Melakukan kolaborasi dengan dokter spOG dalam pemberian
antibiotik
Jika tidak terjadi infeksi dan kehamilan > 37 minggu (KPD Aterm):
Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis
Rujukan
Bila pasien mengalami komplikasi sehingga tidak
dapat ditangani oleh bidan maka harus segera
dirujuk untuk dilakukan sectio caesaria seperti
kelainan letak janin, terjadi kegawatdaruratan
janin, partus lama dan jika induksi persalinan
gagal (Nita Norma, 2013).
Penatalaksanaan KPP
Mandiri :
Menjelaskan pada ibu dan keluarga
Rujukan
Dirawat di rumah sakit
Ditidurkan dalam posisi trendelenberg
Kolaborasi :
Melakukan kolaborasi dengan dokter spOG dalam
pemberian antibiotik
Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu (KPP) :
Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan
janin
Ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari ditambah
eritomisin250 mg per oral 3 kali per hari selama 7 hari.
Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki
kematangan paru janin : betametason 12 mg I.M dalam 2
dosis setiap 12 jam atau dexametason 6 mg I.M dalam 4
dosis setiap 6 jam
Catatan : jangan berikan kortikosteroid jika terjadi infeksi
Evaluasi
Evaluasi adalah suatu tindakan yang saling
berhubungan untuk mengukur pelaksanaan
(intervensi) yang didasarkan pada tujuan dan
kriteria guna mengevaluasi, dan menilai
kemampuan dalam asuhan kebidanan sebagai
umpan balik untuk memperbaiki langsung asuhan
kebidanan dan evaluasi menggunakan format
SOAP.
TERIMAKASIH