PENDAHULUAN
SPR (Skor Poedji Rochjati) yang digunakan di seluruh wilayah Jawa Timur.
Dengan adanya penilaian terhadap ibu hamil ini maka, setiap ibu hamil dapat
dikelompokkan menjadi ibu hamil dengan resiko rendah, resiko tinggi dan
resiko sangat tinggi. Dari hasil pengelompokan ibu hamil tersebut maka
petugas kesehatan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kondisi ibu
hamil (Depkes RI, 2014). Setiap Kunjungan Antenatal akan dilakukan sesuai
standar dalam penerapannya yang terdiri atas program pelayanan 10 T (Ukur
BB dan TB, Tekanan darah, Status gizi, TFU, Presentasi Janin dan DJJ, TT,
Tes laboratorium, Tablet Besi, Tes PMS, Temu Wicara) dan dilakukan
pencatatan pada buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dimana buku ini sebagai
alat untuk memantau kesehatan ibu selama masa kehamilan dan dapat
digunakan sampai anak berusia 5 tahun. Pemerintah mengharapkan dengan
upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut dapat mengurangi angka kejadian
komplikasi pada ibu hamil, yang dari waktu ke waktu semakin ditingkatkan.
Studi
pendahuluan
yang
dilakukan
di
BPM
Yayuk
Handayaningsih.,Amd.Keb di desa Parang Argo Kecamatan Wagir Kabupaten
Malang. Jumah ibu hamil trimester III Pada bulan januari-september tahun
2016 sebanyak 44 orang, selama tahun 2015-2016 tidak ada Angka Kematian
Ibu (AKI). Namun masih ada kehamilan Trimester III yang beresiko menjadi
penyebab angka kematian ibu yaitu abortus pada tahun 2016 (2,27%) 1 orang
ibu hamil trimester III, sedangkan pre-eklamsia ringan pada tahun 2016
sebanyak (15,9%) 7 orang ibu hamil trimester III. Dari uraian yang sudah
dibahas diatas maka asuhan kehamilan komprehensif sangat diperlukan untuk
mengurangi resiko angka kematian ibu(AKI). Oleh sebab itu penulis tertarik
untuk membuat Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan judul Asuhan Kebidanan
Kehamilan Trimester III pada
Ny. X di BPM Yayuk
Handayaningsih.,Amd.Keb. Selain itu, diharapkan dengan adanya asuhan
kebidanan selama masa kehamilan dapat mencegah adanya komplikasi yang
menyebabkan angka kematian ibu (AKI) meningkat terutama di Kabupaten
Malang.
1.2 Batasan Masalah
Asuhan kebidanan kehamilan (antenatal care) pada ibu hamil Trimester III.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada ibu hamil trimester III Ny. X dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester III Ny. X sesuai
dengan manajemen asuhan kebidanan secara baik dan benar.
b. Dapat mengidentifikasi diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada
ibu hamil trimester III Ny. X sesuai dengan manajemen asuhan
kebidanan secara baik dan benar.
c.
d.
e.
f.
g.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan teori yang telah diterima
dalam perkuliahan ke dalam kasus nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan komprehensif yaitu pada ibu hamil.
1.4.2
Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Asuhan kebidanan yang dilakukan dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi penulis dalam penerapan proses manajemen asuhan kebidanan
pada ibu hamil sehingga dapat digunakan sebagai masukan dalam
pengembangan studi kasus berikutnya.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Studi kasus dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa
kebidanan dalam memahami pelaksanaan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil.
c. Bagi Lahan Praktek
Dapat dijadikan acuan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil secara komprehensif dengan mempertahankan mutu layanan
demi menigkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
d. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2)
3)
4)
5)
keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan III, gejala timbul karena janin
mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung
kencing.
6) Konstipasi
Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat
juga karena perubahan pola makan.
7) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan
karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan
selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil
menjelang aterm.
8) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang kehitamhitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi,
terutama pada wanita dengan warna kulit gelap. Biasanya muncul
setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah aereola dan puting
payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan-perubahan
ini disebabkan stimulasi MSH (Melanocyte Stimulanting
Hormone). Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat
mengalami perubahan yang disebut strie gravidarum yaitu
perubahan warna seperti jaringan parut.
9) Perubahan payudara
Pembesaran payudara sering dikaitkan dengan terjadinya
kehamilan, tetapi hal ini bukan merupakan petunjuk pasti karena
kondisi serupa dapat terjadi pada pengguna kontrasepsi hormonal,
penderita tumor otak atau ovarium, pengguna rutin obat penenang,
dan hamil semu (pseudocyesis). Akibat stimulasi prolaktin dan
HPL, payudara mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan
lebih dari 16 minggu (Indrayani, 2011: 139).
10) Mengidam (ingin makanan khusus)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama. Ibu hamil
sering meminta makanan atau minuman tertentu, terutama pada
trimester pertama. Akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.
11) Pingsan (Syncope)
Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak
dan padat. Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai
pada bulan-bulan pertama kehamilan. Dan akan hilang sesudah
kehamilan 16 minggu (Hani dkk, 2010:73).
12) Lelah (fatique)
Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya Basal Metobolic Rate
(BMR) dalam trimester pertama kehamilan. Dengan meningkatnya
aktifitas metabolik produk kehamilan (janin) sesuai dengan
berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah yang terjadi selama
10
11
3) Tanda Braxton-Hiks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk
uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar
tetapi tidak ada kehamilan mislanya pada mioma uteri, maka tanda
ini tidak ditemukan. (Tabel 2.1)
Tabel 2.1 Tanda dan Gejala Kehamilan
Tanda Tidak Pasti
kehamilan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
Amenorhea
Mual & muntah
Mastodinia
Quickening
Gangguan kencing
Konstipasi
Perubahan Berat
badan
Perubahan warna
kulit
Perubahan Payudara
Mengidam
Pingsan
Lelah
Varises
Epulis
Tanda Kemungkinan
Hamil
a)
b)
c)
d)
Perubahan Uterus
Tanda piskacek
Suhu basal
Perubahan
pada
serviks
e) Pembesaran
abdomen
f) Kontraksi uterus
Tanda Pasti
Kehamilan
a) Denyut jantung
janin
b) Gerakan
janin
dalam rahim
c) Tanda Braxton Hicks
Sumber: Manuaba dalam Romauli, Suryati, 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1, halaman
91-97.
12
2) Serviks uteri
Serviks mengalami perubahan karena hormon estrogen, jika korpus
uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih
banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot.
Jaringan ikat pada seviks ini banyak mengandung kolagen. Akibat
kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya hipervaskularisasi
maka konsistensi serviks menjadi lunak.
3) Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormon estrogen,
adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda
Chadwick. Warna porsio pun tampak livide.
4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis
sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.
Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Seperti telah
dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron, lambat laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
5) Payudara
Pada awal kehamilan mammae akan membesar dan tegang akibat
hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan air susu. Pada kehamilan 12 minggu ke atas
dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih,
disebut kolostrum.
6) Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta. Volume darah ibu dalam kehamilan akan
bertambah secara fisiologil dengan adanya pencairan darah yang
disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira
25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac
output yang meninggi pada sebanyak kira-kira 30%. Akibat
hemodelusi tersebut, yang mulai jelas timbul pada kehamilan 16
minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi cordis.
7) Respirasi
Pada usia kehamilan 32 minggu ke atas seorang wanita hamil sering
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas, ini disebabkan
karema usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk
memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%,
seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
8) Pencernaan
Pada awal kehamilan seiring dengan makin besarnya uterus, maka
lambung, usus, dan apendiks akan tergeser. Hal ini dapat
menyebabkan konstipasi, sembelit akan semakin berat karena
13
14
2.1.7
15
b.
c.
d.
e.
f.
g.
16
17
(b) Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian
tubuh. Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil
mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal. Sumber
zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu.susu merupakan
minuman yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan
wanita hamil terhadap zat gizi ksrena mengandung protein,
kalsium, fosfat, vitamin A, serta vitamin B1 dan B2. Sumber
lain meliputi sumber protein hewani (misalnya daging, ikan,
unggas, telur dan kacang) dan sumber protein nabati (misalnya
kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo,
dan tahu tempe).
(c) Mineral
Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan
sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya
zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari.
Kebutuhan akan besi pada pertengahan kedua kehamilan kirakira 17 mg/ hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan
suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, forofumarat atau
feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar atau pada
wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari.
Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu.
Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.
(d) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan
buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.
Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.
3) Kebutuhan Personal Higiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi
dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung
untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri
terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia)
dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan
gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah
terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu kekurangan kalsium.
4) Kebutuhan Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih,
terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Meminum air
putih hangat ketika dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak
peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka
segeralah untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering
buang air kecil merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu
18
hamil, terutama trimester I dan III, hal tersebut adalah kondisi yang
fisiologis.
5) Kebutuhan Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan
sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat
sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hri menjelang
kelahiran. Koitus tidak dibenarkan bila terdapat perdararahan
pervaginan,riwayat abortus berulang, abortus/ partus prematurus
imminens, ketuban pecah sebelumnya waktunya.
6) Kebutuhan Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik
biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan
untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama
dengan menghindari gerakan menyentak, sehinggga mengurangi
ketegangan padatubuh dan menghindari kelelahan.
7) Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur
khususnya seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan
tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan tidur yang
teratur dapat kesehatan meningkatkan jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada
malam hari selma kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan
rilaks pada siang hari selama 1 jam.
8) Persiapan persalinan
(a) Membuat rencana persalinan
(b) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak
ada
(c) Mempersiapkan
sistem
transportasi
jika
terjadi
kegawatdaruratan
(d) Membuat rencana atau pola menabung
(e) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
9) Memantau kesejahteraan janin
Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam, dan
pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan
janin yang dirasakan oleh ibu hamil.
b. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil
1) Support Keluarga
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari
konflik adalah dengan cara pasangan merencanakan untuk
kedatangan anaknya, mencari informasi bagaimana menjadi ibu
dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai kepala rumah
tangga. Disini motivasi suami dan keluarga untuk membantu
19
2)
3)
4)
5)
20
c.
d.
e.
f.
g.
21
22
Lama
Perlindungan
% Perlindungan
TT1
TT2
Pada
kunjungan
antenatal pertama
4 minggu setelah TT1
3 tahun
80
TT3
5 tahun
95
TT4
10 tahun
99
TT5
25 tahun/seumur
hidup
99
Sumber: Ummi Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis,
Jakarta, halaman 11.
5) Test laboratorium
6) Pemberian Tablet Besi (minimum 90 tablet selama kehamilan)
Selama kehamilan seorang ibu hamil minimal harus mendapatkan 90
tablet tambah darah (Fe), karena sulit untuk mendapatkan zat besi
dengan jumlah yang cukup dari makanan. Untuk mencegah anemia
seorang wanita sebaiknya mengonsumsi sedikitnya 60 mg zat besi
(mengandung FeSO4 320 mg) dan 1 mg asam folat setiap hari. Akan
23
Trimester
Pertama
Trimester
kedua
Trimester
ketiga
Waktu
Informasi Penting
(1) Membangun hubungan saling percaya
antara petugas kesehatan dengan ibu
hamil
(2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
(3) Melakukan tindakan pencegahan seperti
Sebelum
tetanus neonatorum, anemis kekurangan
minggu ke
zat besi, penggunaan praktik tradisional
14
yang merugikan
(4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
(5) Mendorong perilaku yang sehat (giat,
latihan dan kebersihan, dsb)
Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan
Sebelum
khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu
minggu ke tentang gejala-gejala preeklapmsia, pantau
28
TD, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria)
Antara
Sama seperti diatas, ditambah palpasi
minggu 28 abdominal untuk mengetahui apakah ada
36
kehamilan ganda
24
Minggu
36-40
25
ANTENATAL CARE
an pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu ham
Tujuan pelayanan untuk deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi.
Penolong:
Bidan
Tempat bersalin:
Rumah
Polindes
Penolong :
Bidan
Dokter
Tempat bersalin:
Polindes
Puskesmas/RS
Penolong:
Dokter
Tempat bersalin
Rumah Sakit
Sumber : Pedoman Pemantauan wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA), 2012.
Jakarta, halaman 7-8.
26
27
Skor
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
28
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
c.Diberi infuse/transfuse
Pernah operasi sesar
Penyakit pada Ibu hamil
a.Anemia
b.Malaria
c.TBC
d.Payah jantung
e.Kencing manis (diabetes)
f.Penyakit menular seksual
Bengkak pada muka/tungkai dengan
TD tinggi
Hamil kembar 2 atau lebih
Hamil kembar air (hydramnion)
Bayi mati dalam kandungan
Kehamilan lebih bulan
Letak sungsang
Letak lintang
Perdarahan dalam kehamilan ini
Preeklamsi berat / kejang-kejang
Jumlah skor (A+B)
4
8
0
0
4
4
4
4
4
4
4
0
0
0
0
0
0
0
4
4
4
4
4
4
8
8
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Keterangan :
Jumlah skor (A+B) :
2 kehamilan resiko rendah
6-8 kehamilan resiko tinggi
> 12 kehamilan resiko sangat tinggi
2.1 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
2.2.1 PENGKAJIAN
Tanggal
: Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien
datang pada tempat pelayanan kesehatan
Jam
: Sebagai rekam medik untuk mengetahui kapan klien
datang pada tempat pelayanan kesehatan
a. Data Subjektif
Langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh
melalui anamnesis. Berhubungan dengan sudut pandang dari pasien.
1) Biodata
a) Nama
Nama ibu dan suami digunakan untuk mengenal, memanggil
dan menghindari terjadinya kekeliruan
b) Umur
Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa
usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.
c) Agama
Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang
berkaitan dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan
29
30
c) Pre-eklamsia
Penyakit ini akan menghambat pertumbuhan janinterjadilah
BBLR ataupun lahir premature (Marmi, 2014: 69).
d) Eklamsi Manuaba (2010:267), yaitu :
Komplikasi Ibu
(1) Menimbulkan sianosis
(2) Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
(3) Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak
dan kegagalan jantung mendadak
(4) Lidah dapat tergigit
(5) Jatuh dari tempat tidur dapat menyebabkan fraktur dan luka
(6) Gangguan fungsi ginjal: oliguria sampai anuria
(7) Perdarahan atau ablasio retina
(8) Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus
Komplikasi janin dalam rahim :
(1) Asfiksia mendadak, disebabkan spasme pembuluh darah
menimbulkan kematian
(2) Solusio plasenta
(3) Persalinan prematuritas
e) ISK (Infeksi Saluran Kencing)
ISK dapat menyebar ke rahim/janin sehingga membahayakan
janin. Resikonya menyebabkan kontraksi sehingga terjadi
kelahiran prematur, keguguran dan kematian janin bisa terjadi,
pada ibu bisa membuat infeksi ginjal atau gangguan kegagalan
ginjal.
f) Hepatitis
Sedangkan pada trimester II dan III dapat menyebabkan
kelahiran premature atau terjadi infeksi vertical (dari ibu ke
janin)
g) Diabetes
Diabetes saat kehamilan berdampak pada kelahiran bayi diatas
4.000 gram, bisa meninggal di kandungan, kerap pada usia
kehamilan 34-36 minggu, cacat multipel organ, tak ada lubang
dubur, kelainan jantung, ginjal dan saraf, hidramnion (Marmi,
2014: 72 - 79).
h) Jantung
Efek penyakit jantung pada kehamilan yaitu mortalitas maternal
yang cukup tinggi, baik hipertensi pulmonalis primer maupun
sekunder .
i) TBC
Tuberkulosis dapat membahayakan hasil akhir kehamilan yaitu
persalinan premature, BBLR, hambatan pertumbuhan, dan
angka kematian perinatal meningkat pada terapi tuberculosis
yang tidak tuntas (Rab, Tabrani, 2010: 157).
j) Hipertiroidisme
31
32
33
34
8) Riwayat Pernikahan
a. Lama menikah
Seorang perempuan dikatakan sebagai primigravida primer
jika baru mendapatkan kehamilannya setelah 5 tahun menikah
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dan tanpa hambatan
dalam melakukan hubungan seksual. Batas ideal untuk
kehamilan setelah menikah yakni 2 tahun.
b. Jumlah anak
Jumlah anak ideal hanya sampai kehamilan ketiga, kehamilan
kelima sudah termasuk grandemultipara, dan harus diwaspadai
terhadap perdarahan postpartum, umur anak diatas 5 tahun
tergolong primigravida tua sekunder (Manuaba, 2010: 159).
9) Riwayat KB
Metode kontrasepsi yang biasa digunakan wanita dan kapan
metode kontrasepsi ini dihentikan (Medforth, 2012:19).
10) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a) Pola Nutrisi
Ibu hamil juga perlu menu seimbang, yaitu menu yang lengkap
dan sesuai kebutuhaan tubuh. Tidak sekedar cukup kalori dan
protein. Kebutuhan proteinnya yang 60 g/hari itupun tidak
hanya dari 60 g tempe dan tahu, ibu hamil juga butuh protein
hewani. Protein hewani diperoleh dari ikan, daging, dan susu.
Sumber kalori tidak hanya dari nasi, jagung, sagu, ubi, atau roti
saja. Tubuh ibu hamil juga butuh lemak sebagai kalori.
EAR untuk energy selama kehamilan adalah 2000 kkal/hari
hanya ditrimester terakhir, oleh karena itu wanita hamil tidak
perlu mengonsumsi sebanyak trimester pertama dan kedua
(Medforth, 2012: 54).
(1) Kebutuhan Protein
Protein merupakan bahan pokok untuk tumbuh kembang
janin. Tambahan ekstra telur 1-2 butir cukup untuk
menambah kebutuhan protein saat hamil dan laktasi.
(2) Kebutuhan Lemak
Pembentukan lemak dan timbunannya sangat penting untuk
cadangan tumbuh kembang janin. Timbunan lemak di
bawah kulit, menunjukan bayi aterm dan cukup gizi.
(Manuaba, 20010: 148).
(3) Kalsium
Kebutuhan kalsium tertinggi pada trimester terakhir.
Penyerapan kalsium lebih efisien selama kehamilan tetapi
tetap penting untuk mengonsumsi banyak makanan yang
kaya kalsium. Sumber kalsium yang terbaik diperoleh dari
produk-produk susu seperti susu, keju, yoghurt, dan sayuran
berdaun hijau tua ( Medforth, 2012: 54).
Banyak diperlukan dalam tubuh untuk membentuk tulang
termasuk tulang janin. Kebutuhan kalsium janin 30-40gr
35
36
c) Eliminasi
Pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena kurang
gerak badan, peristaltik menurun karena pengaruh hormon dan
tekanan pada rektum oleh kepala (Indrayani, 2011:180).
Sedangkan untuk BAK ibu trimester III mengalami
ketidaknyamanan yaitu sering kencing (Romauli, 2011 : 139).
Karena bagian terendah janin sudah masuk rongga panggul
sehingga rahim akan menekan kandung kamih (Indrayani,
2011:180).
d) Aktivitas
Keletihan harus dihindari, stres fisik yang berat harus dihindari
(Varney, 2007: 556).
Beberapa manfaat dari olahraga dapat mengatasi
ketidaknyamanan kehamilan dan persalinan, meningkatkan
tonus otot, kekuatan otot, dan ketahanan otot yang dihasilkan
dari olahraga secara teratur dapat mempersiapkan wanita untuk
menghadapi stress fisik selama persalinan dan perawatan bayi
setelah melahirkan (Medforth, 2012: 65).
Aktivitas fisik meningkatkan rasa sejahtera ibu hamil.
Aktivitas fisik meningkatkan sirkulasi, membantu relaksasi
dan istirahat, dan mengatasi kebosanan yang juga dialami oleh
wanita yang tidak hamil.Anjuran supaya pasien mempelajari
latihan kegel untuk memperkuat otot-otot di sekitar organ
reproduksi dan meningkatkan tonus otot.
e) Personal Hygiene
Perawatan gigi selama masa hamil merupakan hal yang sangat
penting. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan
perburukan hygiene mulut dan karies gigi dapat timbul. Bra
dan ikat pinggang ketat, celana pendek ketat, ikat kaos kaki,
pelindung lutut yang ketat, korset dan pakaian ketat lain harus
dihindari. Penggunaan pakaian ketat pada perineum
mempermudah timbulnya vaginitis dan miliaria (ruam panas).
Kerusakan sirkulasi di ekstremitas bawah mempermudah
terjadinya varises (Bobak, 2005: 177 - 179).
f) Pola seksual
Sering dijumpai bahwa hubungan seksual dapat menimbulkan
abortus, persalinan prematur. Hubungan seksual setelah umur
kehamilan 30 minggu berbahaya karena terdapat kemungkinan
persalinan premature. Cairan prostat mengandung banyak
mengandung prostaglandin sehingga dapat merangsang
timbulnya his yang akan terus berlanjut menuju persalinan
prematur. Namun hubungan seksual saat hamil bukanlah
merupakan halangan, asalkan dilakukan dengan hati-hati
(Manuaba, 2010:192).
37
38
e) LILA
> 23,5 cm. Jika < 23,5 merupakan indikator status gizi kurang,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR (Prawirohardjo
dalam Romauli, 2011 : 173).
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital Romauli (2011:172), yaitu:
a) Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.
Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau
lebih, atau diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat
berlanjut menjadi pre eklampsia dan eklampsi kalau tidak
ditangani dengan tepat.
b) Denyut nadi
Pada keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80 x/menit. Jika
denyut nadi ibu 100x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami
salah satu atau lebih keluhan seperti tegang, ketakutan atau
cemas akibat masalah tertentu, perdarahan berat, anemia
sakit/demam, gangguan tyroid, gangguan jantung.
c) Pernafasan
Pada dasarnya pernafasan yang normal 16-24 x/menit apabila
pernafasan
d) Suhu
Suhu tubuh yang norma 36,5-37,5 C. suhu tubuh lebih dari 37
C perlu diwaspadai adanya infeksi.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
(1) Muka
Edema muka menunjukkan adanya penyakit jantung,
penyakit ginjal, preeklamsi berat, kekurangan gizi, bentuk
anemia. Kloasma gravidarum serta hiperpigmentasi kulit,
dahi, dan pipi diakibatkan peningkatan melanocyte
stimulating hormone dari hipofisis anterior.
(2) Mata
Edema
kelopak
mata
kemungkinan
menderita
hipoalbunemia, tanda preeklamsi berat dan anemia.
Konjungtiva pucat atau cukup merah sebagai gambaran
tentang anemianya (Kadar Hb) secara kasar (Manuaba,
2010 :162, 215).
39
(3) Hidung
Lakukan Pengkajian kebersihan jalan nafas (Manurung,
2011:140).
(4) Mulut & gigi
Gambaran gangguan gigi dan lidah akibat mual-muntah
atau hipersalivasi (Manuaba, 2010 :162).
(5) Leher
Ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid berhubungan
dengan gangguan fungsi kelenjar tersebut (Prawirohardjo,
2009: 289).
(6) Payudara
Hiperpigmentasi areola payudara akibat pengaruh
malanocyte stimulating hormone dari hipofisis anterior.
Puting susu menonjol, kelenjar Montgomery tampak.
(7) Perut
Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainnya yang
dapat menjadi lokus minoris resistensi. makin membesar
sesuai usia kehamilan, hiperpigmentasi kulit seperti linea
alba dan striae gravidarum akibat pengaruh malanocyte
stimulating hormone. Terdapat bekas luka insisi atau tidak.
(8) Genetalia
Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding
trikhomonas vaginalis atau kandida albikans serta infeksi
vaginosis bakterialis. Adanya kondiloma akuminata terjadi
karena infeksi virus, jika ukurannya besar sebaiknya
persalinan melalui SC.
(9) Ekstremitas
Adanya varises sering terjadi karena kehamilan berulang
dan bersifat herediter. Edema tungkai sebagai tanda
kemungkinan terjadinya preeklamsi, bendungan akibat
kepala sudah masuk PAP dan tekanan pada vena cava
inferior.
b) Palpasi
(1) Leher :
(2) Bendungan vena diakibatkan akibat penyakit jantung.
Perhatikan keadaan keadaan lain seperti kelenjar tiroid dan
pembengkakan kelenjar limfa.
(3) Payudara
:
(4) Payudara teraba atau tidak benjolan abnormal, setelah bulan
pertama suatu cairan berwarna kekuningan (kolostrum)
diproduksi oleh kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan air susu belum
dapat diproduksi karena prolaktin ditekan oleh PIH
(Saifuddin, 2009:179). Pada kehamilan trimester akhir,
lobules dan alveolus telah terbentuk dan dipenuhi hasil
sekresinya (Manuaba,2010: 163 215, 373).
40
(5) Perut :
(a) Leopold I untuk menentukan tinggi pundus uteri dan
menentukan bagian apa yang terletak di fundus uteri
apakah kepala atau bokong pada letak membujur atau
teraba
kosong
jika
letaknya
melintang
(Manuaba,2010:169).
Setelah 20 minggu , ukur dan gambarkan tinggu simfisisfundus, untuk mendeteksi kehamilan yang lebih besar
atau lebih kecil dari usia gestasi (Medforth,2012:47).
(Tabel 2.6)
Tabel 2.6 Aturan Spiegelberg
Umur kehamilan
Ukuran Sentimeter
22-28 minggu
24-25 cm di atas simfisis
28 minggu
26,7 cm diatas simfisis
30 minggu
29,5-30 cm di atas simfisis
32 minggu
29,5-30 cm di atas simfisis
34 minggu
31 cm di atas simfisis
36 minggu
32 cm di atas simfisis
38 minggu
33 cm di atas simfisis
40 minggu
37,7 cm di atas simfisis
Tabel 2.7 Perkiraan TFU terhadap Umur Kehamilan
Tinggi fundus uteri
Umur kehamilan
12 minggu
16 minggu
20 minggu
24 minggu
28 - 30 minggu
32 minggu
36 - 38 minggu
40 minggu
Sumber: Kriebs, Jan M., 2010. Buku Saku Asuhan Kebidanan Varney Edisi 2.
Jakarta, halaman 198
41
c)
(1)
(2)
(3)
d)
42
43
44
4. Perdarahan antepartum
Perdarahan yang terjadi pada kehamilan berumur diatas 22 minggu.
Perdarahan pada Trimester III :
a. Persalinan Prematur
b. Plasenta Previa
c. Solusio Plasenta
2.2.4
2.2.5
INTERVENSI
Dx
: GP.Ab Uk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala,
punggung kanan/ punggung kiri, dengan keadaan ibu dan janin
baik
Tujuan :
1) Ibu mengetahui dan mengerti keadaan kehamilannya
2) Keadaan ibu dan janin sehat, kehamilan normal dan bisa aterm
3) Tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin dalam proses
kehamilan dan persalinan
KH :
1) Kehamilan normal sampai persalinan
2) TTV Ibu dalam batas normal
3) Tidak terjadi komplikasi
4) Keadaan Ibu dan janin bai
Intervensi :
1) Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.
R
:Informasi yang dikumpulkan selama kunjungan antenatal
memungkinkan bidan dan ibu hamil untuk menentukan pola
perawatan antenatal yang tepat (Fraser,2011:266).
Memberikan informasi tentang gerakan janin dapat
memberikan ketenangan pada ibu (Fraser,2011:266)
2) Berikan informasi kepada ibu tentang perubahan fisiologis dan
ketidaknyamanan umum yang terjadi pada masa kehamilan
trimester III.
R
: ibu yang memiliki pengetahuan tentang dasar fisik rasa
tidak nyaman akibat kehamilan cenderung tidak terlalu
khawatir dengan kondisi kesehatannya (Bobak, 2005: 160)
3) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan nutrisi selama hamil
trimester III.
45
46
Masalah :
Peningkatan Frekuensi berkemih
Tujuan
:Ibu mampu beradaptasi dengan adanya peningkatan
frekuensi berkemih.
Kriteria Hasil
:Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi.
Intervensi
a) Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga.
R/Membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi
berkemih dan nokturia. Pembesaran uterus trimester ketiga
menurunkan kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering
berkemih. Perubahan posisi mempengaruhi fungsi ginjal sehingga
posisi terlentang dan tegak, menurunkan aliran darah ginjal sampai
50%, dan posisi berbaring miring kiri meningkatkan LFG dan
aliran darah ginjal.
b) Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur.
Perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
R/Meningkatkan perfusi ginjal; memobilisasi bagian yang
mengalami edema dependen. Edema berkurang pada pagi hari pada
kasus edema fisiologis.
c) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam
waktu yang lama.
R/Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava dan
menurunkan aliran vena.
47
48
49
50
Intervensi
a. Jelaskan penyebab yang mungkin dan mendorong agar ibu
mempertahankan postur tubuh yang baik.
R/ Membesar dan bertambah berat pada uterus menyebabkan
ibu hamil mengambil postur dengan posisi bahu terlalu jauh
kebelakang dan kepalanya antefleksi sebagai upaya
menyeimbangkan berat bagian depannya dan lengkung
punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan penekanan
pada saraf median dan ulnar lengan yang akan
mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari.
b. Anjurkan ibu untuk berbaring.
R/ Membatu melancarkan peredaran darah pada kaki sehingga
kesemutan dan baal pada jari berkurang (Varney, 2006 : 543).
9) Insomnia
Tujuan
:Ibu memahami hal-hal yang dapat menyebabkan
susah tidur.
Kriteria Hasil :Ibu dapat mengatasi susah tidur dan dapat tidur
lebih nyeyak.
Intervensi
a) Yakinkan kembali bahwa insomnia adalah kejadian yang
umum
selama tahap akhir kehamilan.
R/ Memvalidasi apakah keluhannya normal.
b) Ajarkan teknik relaksasi seperti effleurage yakni menopang bagianbagian tubuh dengan bantal.
R/ Meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi suatu
situasi da memberikan rasa nyaman.
c) Meminum susu hangat atau mandi air hangat sebelum istirahat.
R/ Memberikan rasa nyaman pada tubuh sehingga ibu lebih
rileks dan dapat tidur lebih nyenyak.
d) Mandi dengan berendam (hidroterapi jet) sebelum tidur.
R/ Memberikan terapi agar tubuh ibu lebih rileks.
e) Menghindari minuman berkafein/ makan pada amalam hari.
R/ Kafein/makan pada malam hari menyebabkan ibu susah
tidur.
2.2.6IMPLEMENTASI
Pada langkah ini, melakukan aplikasi atau tindakan asuhan langsung
kepada klien dan keluarga secara efesien dan aman. Pada langkah ke-6
ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke-5 dilaksanakan secara efesien dan aman (Hani, 2011: 103).
Contoh masalah ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester 3, yaitu :
a. Sakit Punggung Atas dan Bawah
Implementasi :
1) Mengompres hangat jangan terlalu panas pada punggung.
Seperti gunakan bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk
dibawah siraman air hangat.
51
EVALUASI
Tanggal .. jam..
S
: Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dan akan melaksanakan anjuran yang diberikan
O
: Ibu mengangguk tanda mengerti
A
: GP.AbUk...minggu, Janin T/H/I, letak kepala,
punggung kanan/ punggung kiri, dengan keadaan ibu dan
janin baik
P
: 1. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1
minggu lagi
2. Memberitahu ibu untuk segera mempersiapkan
perlengkapan persalinan
3. Memberitahu ibu dan keluarga untuk segera
mempersiapkan pendamping, transportasi dan pendonor
selama persalinan
4.
2. BAB III
3. METODE PENELITIAN
3.1 Model Asuhan Kebidanan
52
53
39.
40. Tahap - tahap dalam pelaksanaan asuhan kebidanan ini dijelaskan dalam
bagan alur berikut :
41.
Studi Literatur
42.
43.
Studi Pendahuluan
44.
Penyusunan proposal
45.
46.
47.
Subyek bersedia
48.
49.
50.
51.
Pengumpulan data
52.
53.
Wawancara
Observasi
Dokumentasi
54.
55.
56.
57. Pengolahan data
Evaluasi Asuhan
58.
59.
60.
61.
Penarikan
Kesimpulan
Pendokumentasian Asuhan
Pembahasan
54
55
56
b. Prosedur Penelitian
1) Melakukan pemilihan subjek penelitian dan didapatkan Ny. X yang
sedang mengalami peristiwa hamil sebagai subjek penelitian.
2) Melakukan pengkajian dokumen sekunder yang didapat dari bidan
mengenai asuhan yang telah diberikan kepada ibu hamil yang akan
menjadi subjek penelitian.
3) Peneliti menemui Ny. X yang akan menjadi subjek dan menjelaskan
tentang maksud dan tujuan dari studi kasus.
4) Menanyakan kesediaan Ny. X untuk menjadi subjek dalam
penelitian.
5) Ny. X mengisi surat persetujuan untuk menjadi subjek penelitian
(inform consent)
6) Melakukan
pengkajian
secara
menyeluruh
selanjutnya
pendokumentasian atau pencatatan pelaksanaan asuhan kebidanan dan
melakukan pengolahan data.
7) Setelah pelaksanaan studi kasus selesai, peneliti mulai melakukan
penulisan laporan.
93.
94.