DI PUSKESMAS CIPTOMULYO
Disusun dalam rangka memenuhi tugas SIK
dalam Praktik Klinik Kebidanan Komunitas
Disusun Oleh :
Mengetahui
Penjelasan:
1. Calon klien atau klien KB datang ke Poli KIA/KB dengan menunjukkan
kartu kepesertaan BPJS Kesehatan (Bagi yang sudah menjadi peserta JKN)
dan mendapat K/I/KB serta hasil data klien dan pelayanan dicatat pada
K/IV/KB dan register kohort KB.
2. Dokter dan atau Bidan memberikan konseling kepada klien untuk memilih
pelayanan KB yang dikehendaki
3. Apabila Dokter dan atau Bidan menemukan kontraindikasi pelayanan KB
yang dikehendaki klien pada saat penapisan maka perlu konseling
pemilihan metode lain yang sesuai atau dirujuk ke FKRTL dengan
membuat surat rujukan Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah
satu metode kontrasepsi khusus untuk pelayanan suntik, IUD, implan dan
atau vasektomi perlu persetujuan secara tertulis dengan menandatangani
formulir informed consent, apabila klien tidak setuju perlu diberikan
KIP/Konseling ulang. Setelah pelayanan KB, dokter dan bidan memantau
hasil pelayanan KB dan memberikan nasehat pasca pelayanan kepada
klien KB sebelum klien pulang dan kontrol kembali.
b) Cara Pemberian
4) Kegiatan Imunisasi
Kegiatan operasional rutin yang meliputi :
a) Pelayanan imunisasi di komponen statis (puskesmas, puskesmas
pembantu, rumah sakit, rumah sakit bersalin)
b) Pelayanan imunisasi rutin oleh swasta seperti rumah sakit swasta,
dokter praktik, bidan praktik. Koordinasi pelayanan imunisasi rutin
seperti penyedia vaksin an pelaporan.
c) Tempat pelayanan imunisasi di lapangan di posyandu
5) Kegiatan Khusus
Kegiatan khusus dalam pelaksanaan imunisasi di puskesmas, meliputi :
a) Sweeping
Meningkatkan jangkauan/ aksesbilitas program, analisis pws cakupan
rendah kontak pertama (BCG, DPT 1 Polio), upaya pencarian sasaran
secara aktif di wilayah yang rendah cakupannya untuk mencegah
daerah potensial, kantong KLB, tambahan cakupan bagi kontak
berikutnya yang sengaja ditemukan.
Prosedur sweeping :
(1) Lakukan analisis PWS, tentukanwilayah yang rendah cakupannya
dan jumlah sasaran tinggi
(2) Pendataan sasaran
(3) Jumlah vaksin harus cukup
(4) Surat pemberitahuan ke desa
(5) Sedapatnya mungkin menggunakan jadwal posyandu
(6) Sisa vaksin dapat diberikan pada anak balita di luar umur sasaran
(7) Evaluasi hasil sweeping
b) Backlog Fighting
Didaerah yang sulit terutama transportasi, sehingga kunjungan
minimal 4 kali setahun. Sasaran imunisasi pada kegiatan backlog
fighting disesuaikan dengan sisa sasaran yang belum terlayani
termasuk usia di atas 1 tahun.
c) Crash program
Kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi
secara cepat karena masalah khusus seperti :
(1) Angka kematian bayi tinggi, angka PD3 I tinggi.
(2) Infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang
Prosedur crash program ini meuputi :
(1) Penentuan wilayah sasaran berdasarkan hasil PWS
(2) Penentuan sasaran krgiatan yang sesuai dengan tujuan yaitu
tingginya kasusu tetanus neonatorum dengan sasaran wanita hamil
dan wanita calon pengantin.
(3) Penyuluhan/kampanye
(4) Perencanaan kebutuhan vaksin, peralatan vaksin, perlengkapan,
penyuluhan, biaya.
(5) Pemantauan/supervise : indicator contoh: DPT 1, polio 3/campak,
TT-2 ibu hamil.
(6) Evaluasi: morbiditas sebelum dan sesudah crash program.
d) Out break respone (ring vaksinasi)
Imunisasi campak diberikan di lokasi KLB, diluar focus KLB dengan
umur sasaran 6 bulan s/d umur kasus campak tertua, tanpa meluhat
status imunisasi. Setiap sasaran juga diberikan kapsul vitamin A dosis
tinggi untuk mencegah komplikasi campak dan menurunkan angka
kematian campak.
4. ANALISIS SWOT
Menurut Freddy Rangkuti Analis swot adalah indifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (sterngths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats).
Analisis SWOT menurut Sondang P. Siagian merupakan salah satu
instrument analisis yang ampuh apabila digunakan dengan tepat telah diketahui
pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim untuk kata-kata strenghs
(kekuatan), weaknesses (kelmahan), opportunities (peluang) dan htreats
(ancaman).
Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis SWOT
merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan internal dan eksternal
perusahaan yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu
strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila
diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar
atas rancangan suatu strategi yang berhasil.
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah
untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam
pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan
eksternal (peluang dan ancaman).Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan
apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan
mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang
harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang
diinginkan.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
namun secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan (weaknesses)dan
ancaman (threat). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan
dengan pengembangangmisi, tujuuan , dan strategi, dan kebijan dari
perusahaan. Dengan demikian perecanaan strategi (strategic planner) harus
menganalisi faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman) dalam kondisi yang ada disaat ini. Hal ini disebut dengan
analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah analisis
SWOT. Sedangkan menurut sondang p sinagian ada pembagian faktor-faktor
strategis dalam analisi SWOT yaitu:
1. Faktor berupa kekuatan
Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara
lain kompetisi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada
pemilkikan keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatan
demikian karena satuan bisnis memilki sumber keterampilan, produk
andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pada pesaing
dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan
dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.
2. Faktor kelemahan
Yang dimaksud dengan kelamhan ialah keterbatasan atau kekurangan
dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang
serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan
3. Faktor peluang
definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi
lingkuangan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
4. Faktor ancaman
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang yaitu
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika
jika tidak diatasi ancaman akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang
bersangkutan baik unutk masa sekarang maupun dimasa depan.
Analisis situasi sistem informasi kesehatan dilakukan dalam rangka
pengembangan sistem informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan
bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian
fungsional dari sistem kesehatan yang dibangun dari himpunan atau jaringan
sistem-sistem informasi dari level yang paling bawah misalnya sistem
informasi kesehatan nasional dibangun dari himpunan atau jaringan sistem
informasi kesehatan provinsi.
Analisis situasi yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan
menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu analisis antar komponen
dengan memanfaatkan deskripsi SWOT setiap komponen untuk merumuskan
strategi pemecahan masalah, serta pengembangan dan atau perbaikan mutu
sistem informasi kesehatan secara berkelanjutan.
SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan/kondisi positif),
Weakness (Kelemahan internal sistem), Opportunity (Kesempatan/ peluang
sistem), dan Threats (Ancaman/ rintangan/ tantangan dari lingkungan eksternal
sistem). Kekuatan yang dimaksud adalah kompetensi khusus yang tersistem
dapat dalam sistem, sehingga sistem tersebut memiliki keunggulan kompetitif
di pasaran . kekuatan dapat berupa: sumberdaya , keterampilan, produk, jasa
andalan, dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan masyarakat di dalam atau di
luar sistem. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumberdaya , keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius
bagi penampilan kerja sistem informasi kesehatan. Adapun peluang adalah
berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi sistem tersebut,
sedangkan ancaman/tantangan merupakan kebalikan dari peluang. Tantangan
yang mungkin muncul sehubungan dengan pengembangan sistem informasi
kesehatan pada dasarnya berasal dari dua perubahan besar yaitutantangan dari
otonomi daerah dan tantangan dari globalisasi. Dengan demikian, ancaaman/
tantangan adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan sistem.
Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan
analisis strategis. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan untuk
memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan memanfaatkan peluang serta
berperan untuk meminimalisasi kelemahan sistem dan menekan dampak
ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisis SWOT dapat diterapkan
dalam tiga bentuk untuk membuat keputusan strategis yaitu:
1. Analisis SWOT memungkinkan penggunaan kerangka berfikir yang logis
dan holistik yang menyangkut situasi dimana organisasi berada,
identifikasi dan analisis berbagai alternatif yang layak untuk
dipertimbangkan dan menentukan pilihan alternatif yang diperkirakan
paling ampuh.
2. Pembandingan secara sistematis antara peluang dan ancaman eksternal di
satu pihak, serta kekuatan dan kelemahan internal di pihak lain.
3. Analisis SWOT tidak hanya terletak pada penempatan organisasi pada
kuadran tertentu akan tetapi memungkinkan para penentu strategi
organisasi untuk melihat posisi organisasi yang sedang dianalisis tersebut
secara menyeluruh dari aspek produk/jasa/informasi yang dihasilkan
danpasar yang dilayani.
Dalam melakukan analisis situasi menggunakan analisis SWOT, maka
langkah-langkahnya adalah:
1. Langkah 1: identifikasi kelemahan ancaman yang paling mendesak untuk
diatasi secara umum pada semua komponen.
2. Langkah 2: identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok
untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih
dululangkah 1.
3. Masukkan butir-butir hasil identifikasi (langkah 1 dan langkah 2) ke dalam
pola analisis SWOT seperti berikut.
Pada waktu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam sistem informasi kesehatan, perlu diingat bahwa kekuatan
dan kelemahan merupakan faktor internal yang perlu diidentifikasikan
didalam system, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor
eksternal yang harus diidentifikasi dalam lingkungan eksternal sistem.
Lingkungan eksternal suatu sistem informasi kesehatan dapat berupa :
pemerintah, masyarakat luas, stakeholder internal dan eksternal, dan
pesaing. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan atau jika terlalu
banyak dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk komponen masukan,
proses, dan keluaran.
Berdasarkan hasil evaluasi SIK yang dilakukan pada Pusat Data dan
Informasi, dan unit unit lain di Kementerian Kesehatan, serta unit di luar
sektor kesehatan maka diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam SIK, seperti tampak dalam tabel 1 berikut. Hasil analisis ini
selanjutnya dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana
jangka menengah pengembangan dan penguatan SIK.
OPPORTUNITIES/PELUANG THREATHS/ANCAMAN
1. Kesadaran akan permasalahan kondisi 1. Dengan Otonomi daerah, terkadang
SIK dan manfaat eHealth mulai pengembangan SIK tidak menjadi
meningkat pada semua pemangku prioritas.
2. Rotasi tenaga SIK di fasilitas kese-hatan
kepentingan terutama pada tingkat
Pemerintah tanpa perenca-naan dan
manajemen Kementerian Kesehatan.
2. Telah ada peraturan perundang-undangan koordinasi dengan Dinas Kesehatan telah
terkait informasi dan TIK. menyebabkan hambatan dalam
3. Terdapatnya kebijakan perampingan
pengelolaan SIK.
struktur dan pengkayaan fungsi, 3. Sebagian program kesehatan yang didanai
memberikan peluang dalam oleh donor mengembang-kan sistem
pengembangan jabatan fungsional informasi sendiri tanpa dikonsultasikan
pengelolaan SIK. atau dikoordinasi-kan sebelumnya dengan
4. Terdapat jenjang pendidikan informasi
Pusat Data dan Informasi dan pemangku
kesehatan yang bervariasi dari diploma
kepentingannya.
hingga sarjana di perguruan tinggi. 4. Komputerisasi data kesehatan terutama
5. Para donor menitik beratkan program
menuju data individu (disaggregate)
pengembangan SIK.
meningkatkan risiko terhadap keamanan
6. Registrasi vital telah dikembangkan oleh
dan keraha-siaan sistem TIK.
Kementerian Dalam Negeri dan telah
5. Kondisi geografis Indonesia yang sangat
mulai dengan proyek percobaan di
beragam dimana infrastruk-tur masih
beberapa Provinsi.
sangat lemah di daerah terpencil sehingga
7. Adanya inisiatif penggunaan nomor
menjadi ham-batan modernisasi SIK.
identitas tunggal penduduk oleh
Kementerian Dalam Negeri yang
merupakan peluang untuk memudahkan
pengelolaan data sehingga menjadi
berkualitas.
8. Kebutuhan akan data berbasis bukti
meningkat khususnya untuk anggaran
(perencanaan) yang berbasis kinerja.
BAB III
PROFIL PUSKESMAS CIPTOMULYO
B. Visi
C. Misi
1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara
keseluruhan melalui upaya promotif dan preventif dengan sasaran
individu, keluarga dan masyarakat (UKM).
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersiat kuratif dan
rehabilitative melalui peningkatan pelayanan yang berkualitas (UKP)
3. Menyelenggarakan administrasi dan manajemen yang bersifat
transparan dan akuntabel
4. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara
merata dan terjangkau
B. Janji Layanan
Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Makna :
Puskesmas Ciptomulyo memberikan pelayanan sesuai dengan tupoksi dan
mengedepankan kesehatan masyarakat. Seluruh petugas kesehatan
diwajibkan memberi pelayanan sesuai wewenangnya dan setiap
melakukan tindakan harus berdasarkan informed consent
C. Motto
“Kesehatan Anda Tujuan Kami”
Makna :
Puskesmas Ciptomulyo melakukan pelayanan kesehatan dengan acuan visi
dan misi. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah Puskesmas Ciptomulyo
D. Ketenagakerjaan Puskesmas Ciptomulyo
No Jenis Ketenagaan Yang ada Kekurangan Status Kepegawaian
1 Dokter Umum 2 PNS
2 Dokter gigi 2 PNS
3 Perawat 6 1 PNS
4 Bidan 7 PNS
5 Perwat gigi 1 PNS
6 Sanitasi 1 1 PNS
7 Gizi 2 PNS
8 Analis Laboratorium 1 1 PNS
9 Promosi Kesehatan 1 Non PNS
10 Apoteker 1 Non PNS
11 Asisten Apoteker 2 PNS
12 Administrasi 5 4 PNS, 1 Non PNS
13 Perekam Medis 1 Non PNS
14 Sopir 1 Non PNS
15 Petugas Kebersihan 2 Non PNS
Jumlah 33 3
E. Jenis-Jenis Pelayanan
1. Pelayanan umum
Tujuan:
a. Meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat
b. Menyembuhkan penyakit yang diderita
c. Mengurangi penderitaan akibat penyakit
Sasaran :
Masyarakat yang membutuhkan pengobatan
Kegiatan:
Agar tujuan dapat tercapai sebaik-baiknya, ditempuh kegiatan sebagai
berikut:
a. Melakukan diagnosa sedini mungkin melalui:
b. Anamnesa lengkap mengenai riwayat penyakit
c. Melakukan pemeriksaan fisik
d. Melakukan pemeriksaan laboratorium apabila diperlukan
e. Menegakkan diagnosa
f. Melaksanakan tindakan pengobatan
g. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu baik antar poli
dalam puskesmas maupun rumah sakit (FKTP Tk. II) yang berupa :
Rujukan diagnostic dan Rujukan pengobatan/ rehabilitatif
Jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan antara lain :
a. Pengobatan penyakit
b. Pemeriksaan tenaga kerja
c. Pemerikssan pelajar
d. Pemeriksaan jamah haji
e. Pemeriksaan calon pengantin
Struktur Organisasi Pelayanan Umum :
Kepala Puskesmas Ciptomulyo : dr. Edy Dwitanto
Penanggung Jawab : dr. Fitri Wulansari
Koordinator Ruang BP : Lindung Indriati, Amd.Kep
Tenaga Teknis Keperawatan : Sulistyarini, Amd.Kep
Yuswadi, Amd.Kep
2. Pelayanan gigi
Pengertian
UKG adalah suatu upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada
masyarakat
Tujuan
a. Peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut
b. Mengurangi bahaya dari penyakit gigi
c. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan gigi
dan mulut
Sasaran
Anak sekolah, Masyarakat umum, Ibu hamil, Balita, Anak pra sekolah
Kegiatan yang dilakukan
Pemeriksaan gigi di poli gigi dan UKGS yang terbagi dalam 3 tahap :
Tahap I : promotif/ penyuluhan
Tahap II : preventif/ pencegahan
Tahap III: kuratif dengan melakukan perwatan paripurna gigi
Struktur Organisasi Pelayanan Gigi
Kepala Puskesmas Ciptomulyo : dr. Edy Dwitanto
Penanggung Jawab : dr. Fitri Wulansari
Koordinator Ruang Poli Gigi :
Tenaga Teknis Poli Gigi :
Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi adalah suatu upaya untuk meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen.
Pencegahannya melalui program imunisasi yang disebut Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Tujuan
Meningkatkan kekebalan terhadap suatu penyakit
Sasaran
Bayi, Ibu hamil, dan Wanita Usia Subur (WUS)
Kegiatan yang dilaksanakan :
Sweeping, backlog fighting, crash program, dan out break response
(ring vaksinasi)
Struktur Organisasi Pelayanan Imunisasi :
Kepala Puskesmas Ciptomulyo : dr. Edy Dwitanto
Penanggung Jawab : dr. Fitri Wulansari
Koordinator Poli Imunisasi :
Tenaga Teknis Kebidanan :
Pelayanan KB
Pelayanan KB adalah pelayanan pemerintah dalam upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Tujuan
untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau
angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.
Sasaran
Sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsungnya
adalah Pasangan Usia Subur (PUS. Sedangkan sasaran tidak
langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB.
Struktur Organisasi Pelayanan KB :
Kepala Puskesmas Ciptomulyo : dr. Edy Dwitanto
Penanggung Jawab : dr. Fitri Wulansari
Koordinator Poli Imunisasi :
Tenaga Teknis Kebidanan :
Pelayanan gizi
Pengertian
Program gizi merupakan suatu upaya peningkatan status gizi
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
Tujuan
Meningkatkan status gizi masyarakat
Sasaran
a. Masyarakat
b. Bayi, balita ,APRAS, anak sekolah
c. Ibu hamil
d. Ibu menyusui
e. Ibu yang memiliki balita
Kegiatan
a. Melakukan penyuluhan gizi
b. Mengenali keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program
perbaikan gizi
c. Melakukan program perbaikan gizi keluarga dan masyarakat
d. PMT dan pemberian paket gizi
Struktur Organisasi Pelayanan Sanitasi, PHBS, Gizi
Kepala Puskesmas Ciptomulyo : dr. Edy Dwitanto
Penanggung Jawab : dr. Fitri Wulansari
Koordinator Ruang :
Tenaga Teknis :
.
9. Pelayanan TB
Pengertian
P2M adalah upaya pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
dengan cara menghilangkan dan merubah cara pandang masyarakat
mengenai penyakit menular dan penanganannya maupun melakukan
upaya pemberantasan dan penyakit menular baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Tujuan
a. Mencegah penyakit menular
b. Mengurangi angka kejadian penyakit
c. Mengurangi angka kematian
d. Mencegah penularan penyakit yang cenderung menjadi wabah
Kegiatan
a. Melakukan langkah-langkah sebagai berikut
b. Mengumpulkan dan mengenali data penyakit
c. Melaporkan penyakit menular
d. Melakukan survey lapangan
e. Melakukan tindakan untuk mencegah penularan penyakit
f. Melakukan imunisasi sebagai upaya untuk mencegah penyakit
sedini mungkin dan membentuk kekebalan
g. Pemberantasan penyakit
h. Pendidikan kesehatan
Pencegahan TB paru
Kegiatan:
a. Penemuan penderita
b. Pemberian pengobatan
c. Pengendalian pengobatan
d. Pemeriksaan BTA
Struktur Organisasi Poli TB
Kepala Puskesmas Ciptomulyo : dr. Edy Dwitanto
Penanggung Jawab : dr. Fitri Wulansari
Koordinator Ruang Poli TB :
Tenaga Teknis Poli TB :
10. Pelayanan tumbuh kembang
11. Pelayanan kegawatdaruratan (UGD pada jam kerja)
Pengertian
Bagian pelayanan di puskesmas modo yang menyediakan penanganan
awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat
mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD dapat ditemukan dokter
umum bersama sejumlah perawat yang handal.
Tujuan
untuk memberikan pertolongan pertama bagi pasien yang datang dan
menghindari berbagai resiko, seperti: kematian , menanggulangi
korban kecelakaan, atau bencana lainnya yang langsung
membutuhkan tindakan
Sasaran
Pasien Umum, pasien Jamkesda, pasien Jamkesmas/KIS, pasien BPJS
dan pasien dengan SKTM
Kegiatan
a. Pemeriksaan kesehatan
b. Pengobatan
Struktur organisasi
Kepala Puskesmas Ciptomulyo : dr. Edy Dwitanto
Penanggung Jawab : dr. Fitri Wulansari
Koordinator UGD : Lindung Indriati, Amd.Kep
Tenaga Teknis Keperawatan : Sulistyarini, Amd.Kep
Yuswadi, Amd.Kep
G. Jam Pelayanan
1. Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Senin s/d Kamis : 07.00 – 12.00
Jumat : 07.00 – 10.00
Sabtu : 07.30 – 11.00
2. Rawat Jalan
Senin s/d Kamis : 08.00 – 14.00
Jumat : 08.00 – 11.00
Sabtu : 08.00 – 12.00
3. UGD (Unit Gawat Darurat) : Pada jam kerja (08.00-14.00)
4. Pelayanan Penunjang/Lainnya
Senin s/d Kamis : 08.00 – 12.00
Jumat : 08.00 – 10.00
Sabtu : 08.00 – 11.00
H. Jadwal Pelayanan
1. Senin s/d Sabtu
a. Layanan Kesehatan Umum
b. Layanan Pengobatan Gigi dan Mulut
c. Layanan KIA
d. Layanan Konsultasi Gizi
e. KB (Keluarga Berencana)
f. Layanan TB
g. VCT (Voluntary Conseling Test)/PITC
h. IMS (Infeksi Menular Seksual)
i. Konsultasi
j. DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang)
k. Layanan klinik sanitasi dan PHBS
2. Rabu dan Sabtu
Imunisasi
3. Kamis
a. IVA
b. Papsmear
1. Profil Pelayanan KIA/KB
a. Ketenagaan :
Bidan berjumlah 7 orang bidan PNS.
b. Jenis pelayanan
1) Dalam gedung
a) Pelayanan KIA (Setiap Hari)
b) Pelayanan KB (Setiap Hari)
c) Pelayanan Imunisasi (Setiap Hari, BCG Dan Campak Setiap Hari
Selasa)
d) Pelayanan IVA (Setiap Hari Kamis)
e) Pelayanan SDIDTK (Setiap Hari Rabu)
f) Kelas Ibu Hamil (Setiap Hari Senin Ke -2,3,4)
2) Luar gedung
a) Posyandu
b) Imunisasi
c) Kelas Ibu Hamil
d) Kunjungan Rumah
J. Alur Pelayanan Puskesmas Ciptomulyo
1. Alur Pelayanan Puskesmas Ciptomulyo Secara Umum
PASIEN
LOKET RUANG
PENDAFTARAN TINDAKAN
RUJUK RUMAH
LABORATORIUM
SAKIT
RUANG
FARMASI
PULANG
2. Alur Pendaftaran
Pasien Datang
3S
(Salam, sapa, sopan)
Apakah
pasien
baru?
Membuat rekam medis baru Mencari rekam medis
Menulis register
KASIR
PENDUDUK
YA
KOTA
MALANG?
TIDAK
Pasien menunggu
di poli
3. Alur Prosedur Pelayanan Poli KIA Puskesmas Ciptomulyo
MEMANGGIL
MULAI POLI KIA ANAMNESA
SESUAI
URUTAN
ya ya
RUJUKAN INTERNAL RUJUKAN EKSTERNAL
PERLU RUJUKAN
POLI GIGI, POLI
PHBS, KONSULTASI
GIZI LABORAT
Tidak
ya TINDAKAN MEDIS
PERLU TINDAKAN
UNTUK IBU/ANAK/
MEDIS
BAYI
Tidak
PEMBERIAN KIE
REGISTER KOHORT
HAMIL DAN BUKU
CATATAN
RESEP OBAT
SELESAI
4. Alur Pelayanan Poli Imunisasi Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang
PEMERIKSAAN ANAMNESA :
TIMBANG
KEADAAN UMUM IDENTITAS/BUKU KIA
BADAN
BAYI RIWAYAT IMUNISASI
RIWAYAT PENYAKIT
REKAM MEDIS
SELESAI REGISTER IMUNISASI
KOHORT IMUNISASI
5. Alur Pelayanan Resep Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan pertama tentang keseluruhan pelayanan Puskesmas Ciptomulyo.
Pedoman pelaksanaan program pelayanan kesehatan di puskesmas (Depkes RI,
2005) bahwa puskesmas dalam melakukan pelayanan mempunyai jenis kegiatan
antara lain pelayanan kesehatan dasar (rawat jalan tingkat pertama, rawat inap
tingkat pertama, dan pelayanan kesehatan di luar gedung), paket pelayanan
persalinan, operasional dan manajemen puskesmas, posyandu dan perbaikan gizi.
Namun pada lapangan ditemukan kesenjangan, hal ini dibuktikan dengan tidak
adanya pelayanan rawat inap dan pelayanan persalinan. Menurut narasumber
ketenagakerjaan Puskesmas Ciptomulyo, rawat inap di Puskesmas Ciptomulyo
tidak ada dikarenakan dinas kesehatan memberikan acuan bahwa dalam satu
kecamatan hanya terdapat satu puskesmas yang mempunyai rawat inap yaitu
Puskesmas Mulyorejo. Untuk pertolongan persalinan sendiri tidak tersedia karena
keterbatasan tempat di puskesmas.
Bentuk pelayanan yang tersedia di puskesmas Ciptomulyo hampir semua
berjalan, kecuali pelayanan SDIDTK. Hal ini disebabkan karena struktur
organisasi pelayanan SDIDTK yang tidak terbentuk sehingga dalam
pelaksanaannya tidak berjalan.
Sistem rujukan yang terdapat pada Puskesmas Ciptomulyo pertama melalui
rujukan internal terlebih dahulu, misalnya pada poli KIA terdapat ibu hamil
datang dengan PEB maka penatalaksanaan rujukan melewati poli umum yang
dipegang oleh dokter setempat. Setelah itu dokter poli umum akan membuat
keputusan untuk rujukan
Pembahasan kedua dalam tugas komunitas ini berfokus pada sistem informasi
kesehatan, pelayanan sistem informasi kesehatan di Puskesmas Ciptomulyo
berdasarkan analisis SWOT antara lain sebagai berikut
1. STRENGTH
Sistem informasi Puskesmas Ciptomulyo memliki beberapa keuntungan
sebagai berikut :
a. Sistem ini menggunakan komputerisasi offline sehingga meningkatkan
efisiensi kinerja sistem informasi kesehatan. Sedangkan untuk
komputerisasi online hanya untuk pelayanan dan pelaporan program BPJS.
b. Kompetensi petugas akan lebih meningkat melalui pelatihan untuk
menerapkan sistem ini.
c. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini dapat mempermudah petugas
dalam mengakses data yang bertujuan untuk pendidikan dan
pengembangan layanan.
d. Pemanggilan pasien saat pelayanan sudah menggunakan sistem elektronik
sehingga bukan petugas yang memanggil secara manual
2. WEAKNESS
Sistem informasi Puskesmas Ciptomulyo memliki beberapa kerugian sebagai
berikut :
a. Membutuhkan perangkat yang lebih canggih sehingga memerlukan biaya
yang lebih banyak.
b. Sistem pencatatan dan pelaporan belum semua terintegrasi ke dalam
komputerisasi online.
c. Perubahan sistem informasi yang cepat membuat petugas layanan maupun
pengguna layanan belum tentu dapat mengoperasikan sistem tersebut
dengan baik.
d. Tidak akurat, kurang tepat, tidak hemat sumber daya (efisien) dan kurang
transparan.
e. Tidak terjadi pengurangan beban kerja petugas karena kurang manajemen
pembagian tugas dari alur pendaftaran sampai pelayanan
f. SIK puskesmas Ciptomulyo masih menggunakan rekam medik berupa
hard file sehingga dapat mengakibatkan terjadinya manipulasi maupun
perubahan data.
g. Pencatatan data pasien dilakukan dua kali yaitu di entry pada komputer
dan di catat pula pada buku.
h. Kurangnya sosialisasi pada masyarakat mengenai alur dari pendaftaran
sampai pelayanan mengakibatkan manajemen waktu molor dan pasien
tidak tertangani secara cepat dan tepat
3. OPPORTUNITY
a. Adanya kerjasama dan kemitraan lintas sektoral di tingkat kecamatan
sehingga dapat mendukung perkembangan sistem informasi di puskesmas.
b. Adanya kelompok kerja operasional (pokjanal) bidang kesehatan seperti
pokjanal posyandu di berbagai tingkat administrasi pemerintahan yang
merupkan forum kerjasama lintas sektoral untuk membina, membimbing,
memantau, menilai dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya
kesehatan masyarakat (UKBM) seperti posyandu, desa siaga, dan
sebagainya. Dengan adanya pokjanal ini dapat meringkankan beban kerja
puskesmas dalam pencatatan dan pelaporan kasus yang ada di masyarakat.
c. Kemajuan pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan memberi
peluang untuk mempercepat peningkatan pemerataan pelayanan serta
kualitas pelayanan puskesmas
4. THREAT
a. Penggunaan sistem komputerisasi offline maupun online dapat
menimbulkan pemborosan waktu dan antrian panjang pasien dikarenakan
komputer kadangkala macet atau hang. Dalam situasi ini, pegawai harus
mengulang pekerjaan karena entry data yang telah dilakukan belum
tersimpan.
b. Komputerisasi offline dapat memicu terjadinya kerancuan karena
ketidaktelitian saat pencatatan manual akan menimbulkan dampak lanjutan
saat pengentrian data melalui computer
c. Sistem komputerisasi offline rentan terkena virus sehingga dapat
mengakibatkan data yag sudah tersimpan akan hilang
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dan analisis pada Puskesmas
Ciptomulyo terhadap implementasi sistem informasi administrasi berbasis
komputer, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Puskesmas Ciptomulyo adalah puskesmas yang masih menjalani proses
akreditasi pada tanggal 25-27 September 2017 dan merupakan unit
pembangunan kesehatan tingkat pertama yang mandiri dan bertanggung
jawab di wilayah kerjanya. Sistem SIK Puskesmas Ciptomulyo bertahap
dari manajemen SIK yang menggunakan sistem manual menjadi
komputerisasi offline dan memakai sistem rekam medic hard file. Sistem
tersebut hampir mencakup semua pekerjaan yang dilakukan pada semua
bagian pelayanan.
2. Implementasi sistem informasi administrasi puskesmas masih belum
berdampak signifikan pada peningkatan kinerja karyawan. Dengan adanya
sistem komputerisasi offline, kesalahan – kesalahan yang biasanya sering
terjadi pada saat manual menjadi terminimalisir. Namun belum ada
perbedaan kinerja pegawai di Puskesmas Ciptomulyo yang menggunakan
sistem tersebut lebih cepat dan dapat menyelesaikan pekerjaan lebih
banyak jika dibandingkan sebelum adanya komputerisasi offline
3. Dalam menjalankan implementasi SIK komputerisasi offline di
Puskesmas Ciptomulyo ternyata terdapat beberapa kendala. Kendala
tersebut antara lain :
a. Terjadi pemborosan waktu dan antrian panjang pasien dikarenakan
komputer kadangkala macet atau hang. Dalam situasi ini, pegawai
harus mengulang pekerjaan karena entry data yang telah dilakukan
belum tersimpan.
b. Tidak ada pelatihan secara resmi tentang tata cara penggunaan
komputerisasi offline pada karyawan baru. Hal ini menyebabkan
karyawan baru membutuhkan waktu untuk beradaptasi
menggunakannya, sehingga pekerjaan menjadi lambat.
c. Masih ada beberapa pekerjaan yang dilakukan secara manual
4. Rekomendasi peneliti agar kendala – kendala yang ada pada implementasi
sistem informasi administrasi Puskesmas Ciptomulyo berbasis
komputerisasi offline dapat diminimalisir yaitu dengan cara melakukan
pengembangan sistem secara bertahap, memperbaiki perangkat komputer
yang ada dan menyelenggarakan pelatihan secara resmi untuk karyawan
baru. Dengan dilakukannya hal tersebut, peningkatan kinerja akan menjadi
meningkat lagi.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis dalam analisis ini adalah :
1. Perangkat komputer yang sudah ada, diperbaiki dan diperbarui sesuai
dengan kebutuhan pengguna dan rumah sakit
2. Mengembangkan sistem baru untuk kegiatan kerja yang masih manual
3. Selalu diselenggarakan pelatihan secara resmi pada pegawai baru tentang
tata cara penggunaan komputerisasi offline
4. Mengembangan sistem informasi berbasis web untuk mempermudah
akses pada piranti sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Nuraeni, Asti. 2011. Sistem Informasi kesehatan Ibu dan Bayi. Yoyakarta : Nuha
Medika