TINJAUAN TEORI
setelah
dilakukan
perangsangan,
seperti
dengan
1) Abortus
Penghentian dan pengeluaran hasil konsepsi dari jalan lahir sebelum
mampu hidup di luar kandungan. Usia kehamilan biasanya mencapai
kurang dari 28 minggu dan berat janin kurang dari 1000 gram.
2) Partus prematurus
Pengeluaran hasil konsepsi baik secara spontan atau buatan sebelum
usia kehamilan 28 - 36 minggu dengan berat janin kurang dari 2.499
gram.
3) Partus maturus atau aterm (cukup bulan)
Pengeluaran hasil konsepsi yang spontan ataupun buatan antara usia
kehamilan 37 42 minggu dengan berat janin lebih dari 2.500 gram.
4) Partus postmaturus (serotinus)
Pengeluaran hasil konsepsi yang spontan ataupun buatan melebihi
usia kehamilan 42 minggu dan tampak tanda-tanda janin postmatur.
(Nurul Jannah, 2014:2-3)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Menurut Jenny J.S Sondakh (2013:4-5) faktor yang mempenagurhi
persalinan adalah sebagai berikut:
a. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak.
Hall-hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras adalah ukuran dan
bentuk tulang panggul; sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan
lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks,
otot dasar panggul, vagina, dan introitus vagina.
b. Power (His dan Mengejan)
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu:
1) Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan
dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah yang
digunakan untuk menggambarkan kontraksi involunter ini antara lain
frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi. Kekuatan primer ini
mengakibatkan serviks menipis (effacement) dan berdilatasi sehingga
janin turun.
2) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi
dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan
tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi
dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar. Kekuatan
sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi
serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam usaha untuk
mendorong keluar dari uterus dan vagina.
c. Passenger (Penumpang)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-hal yang
perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi,
letak, sikap, dan posisi janin; sedangkan yang perlu diperhatikan pada
plasenta adalah letak, besar dan luasnya.
d. Posisi
Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk menghilangkan
rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak
(contoh: posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok) memberi sejumlah
keuntungan, salah satunya adalah memungkinkan gaya gravitasi
membantu penurunan janin. Selain itu, posisi ini dianggap dapat
mengurangi kejadian penekanan tali pusat.
e. Respons psikologis
Respons psikologi ibu dapat dipengatuhi oleh:
1) Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan
2) Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan
3) Saudara kandung bayi selama persalinan
darah
yang
lebih
banyak
karena
6. Tahapan Persalinan
Menurut Jenny J.S (2013) tahapan dari persalinan terdiri atas kala I (kala
pembukaan), kala II (kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plsenta),
dan kala IV (kala pengawasan/observasi/pemulihan).
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:
1) Fase Laten: berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3
cm.
2) Fase Aktif: berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm
sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi dalam 3 fase:
a) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
b) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Proses diatas terjadi pada primigravida ataupun multigravida, tetapi pada
multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek. Pada
primigravida, kala I berlangsung 12 jam, sedangkan pada multigravida
8 jam.
Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1
cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per jam. Dengan
perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkiran.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:
1) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50
samapi 100 detik.
2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
mengejan akibat tertekannya pleksus Frankenhauser.
4) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 - 2 jam dan multigravida 1,5
- 1 jam.
c. Kala III (Pelepasan Plasenta)
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya plasenta dapat
diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda dibawah ini:
1) Uterus menjadi bundar.
Menarik pelan-pelan.
Memutar atau memilinnya seperti tali.
Memutar pada klem.
Manual atau digital.
Pengeluaran dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti setelah
tengah,
kemudian
seluruhnya.
Menurut
cara
ini,
7. Penatalaksanaan/Asuhan Kebidanan
a. Kala I
1) Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan
a) Berilah dukungan dan yakinkan dirinya
b) Berilah informasi mengenai proses kemajuan persalinannya
c) Dengarkan keluhannya dan cobalah untuk lebih sensitif terhadap
persaaannya.
2) Jika ibu tersebut tampak gelisah, dukungan atau asuhan yang dapat
diberikan
a) Lakukan perubahan posisi
b) Posisi sesuai dengan keinginan, tetapi jika ibu ditempat tidur
sebaiknya dianjurkan tidur miring ke kiri
c) Sarankan ia untuk berjalan-jalan
d) Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya) untuk
memijat atau menggosok punggungnya
e) Ibu diperbolehkan melakukan aktivitas
sesuai
dengan
kesanggupannya
f) Ajarkan kepada ibu teknik bernafas
3) Menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
4) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta
prosedur yang akan dilakukan dan hasil pemeriksaan
5) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya
setelah BAK atau BAB
6) Ibu bersalinan biasanya merasa panas, atasi dengan cara:
a) Gunakan kipas angin atau AC
b) Menggunakan kipas biasa
c) Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya
7) Berikan cukup minum untuk mencegah dehidrasi
8) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
9) Pemantauan pada kala I
Parameter
Tekanan Darah
Suhu Badan
DJJ
Kontraksi
Pembukaan
Fase Laten
Setiap 4 jam
Setiap 4 jam
Setiap 1 jam
Setiap 1 jam
Setiap 4 jam
Fase Aktif
Setiap 4 jam
Setiap 2 jam
Setiap 30 menit
Setiap 30 menit
Setiap 4 jam
Serviks
Penurunan
Nadi
Setiap 4 jam
Setiap 30-60 menit
Setiap 4 jam
Setiap 30-60 menit
b. Kala II
1) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu:
a) Mendampingi agar ibu merasa nyaman
b) Menawarkan minum, mengipasi, memijat
2) Menjaga kebersihan diri
a) Agar terhindar dari infeksi
dll.
Janin mudah bergerak seperti pada hidraamnion, multipara
Gemeli (kehamilan ganda)
Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus; bikornis, mioma uteri
Janin sudah lama mati
Sebab yang tidak diketahui
3. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan
1)
2)
3)
4)
Lubang kecil
Tulang (-)
Isap (-)
Mekoneum (+)
}
}}
}
}
5) Tumit
6) Sudut 90 derajat
7) Rata jari-jari
8) Petella lutut
9) Poplitea
10) Mengisap
11) Rahang
12) Lidah
13) Jari panjang
14) Tidak rata
15) Patella (-)
Anus
Kaki
Lutut
Mulut
Tangan
siku
6. Penatalaksanaan
Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk
menilai lebih tepat apakah persalinan sungsang dapat dilahirkan per vaginam
atau per abdominal.
No.
Keterangan
1
1
2
Paritas
Umur Kehamilan
Tafsiran Berat Janin
4
5
0
Nulipara
>39 minggu
>3630 gram
Pernah
Letak Tidak
Sungsang
(2500
gram)
Pembukaan Serviks
Station
<2 cm
<-3
Nilai
1
Multipara
38 minggu
3629-3176
37 minggu
<3176 gram
gram
1 kali
>2 kali
3 cm
-2
>4 cm
-1 atau lebih
rendah
Arti nilai:
<3
: Persalinan per abdominal
4
: Evaluasi kembali, khususnya badan janin, bila nilai tetap, dapat
dilahirkan pervaginam
>5
: Dilahairkan pervaginam
a. Persalinan Pervaginam
Persalinan letak sungsang dengan pervaginam mempunyai syarat yang
harus dipenuhi yaitu pembukaan benar-benar lengkap, kulit ketuban sudah
pecah, his adekuat dan tafsiran berat badan janin < 3600 gram. Terdapat
situasi-situasi tertentu yang membuat persalinan pervaginam tidak dapat
dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan pervaginam, direncanakan bedah
untuk
menghindari
perdarahan
intraktranial
dengan
sumbu
badan
janin
sedang
jari-jari
lain
terutama
dilakukan
oleh
tangan
penolong
yang
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
hubungan
komunikasi antara bidan dan pasien menjadi lebih
akrab.
: ditanyakan untuk menentukan apakah ibu dalam
persalinan beresiko karena usia atau tidak.
: sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan
mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga
sebelum dan pada saat persalinan.
: sebagai dasar bidan untuk menentukan metode yang
paling tepat dalam penyampaian informasi mengenai
teknik melahirkan bayi. Tingkat pendidikan ini akan
sangat mempengaruhi daya tangkap dan tanggap
pasien
terhadap instruksi yang diberikan bidan pada proses
persalinan.
: data ini menggambarkan tingkat sosial ekonomi, pola
sosialisasi, dan data pendukung dalam menentukan
pola komunikasi yang akan dipilih selama asuhan.
: selain sebagai data mengenai distribusi lokasi pasien,
data ini juga memberi gambaran mengenai jarak dan
waktu
yang
ditempuh
pasien
menuju
lokasi
TBC
tulang,
dapat
(2) Apatis
yaitu
keadaan
kesadaran
yang
segan
untuk
dapat
pulih
apabila
dirangsang
(mudah
(2) Muka
Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak, adakah
kelainan, terjadi cloasma gravidarum atau tidak, terdapat
oedema atau tidak.
(3) Mata
Untuk mengetahui conjungtiva berwarna merah muda atau
pucat, sklera berwarna putih atau kuning.
(4) Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut bersih atau kotor, ada
stomatitis atau tidak, caries gigi atau tidak.
(5) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran pada kelenjar gondok
atau tidak, tumor ada atau tidak, ada pembesaran kelenjar
limfe atau tidak (Mochtar, 2012).
(6) Payudara
Ada pembesaran atau tidak, tumor simetris, puting susu
menonjol/masuk/datar,
areola
hiperpigmentasi
payudara
janin
sudah
teraba
atau
belum.
Bila
(3) Leopold 3
Bagian terbawah teraba lunak, kurang bulat, tidak melenting
(bokong)
janin.
(4) Leopold 4
Untuk menentukan berapa bagian dari bokong telah masuk ke
dalam pintu atas panggul.
c) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop
(Nursalam, 2009).
Dilakukan pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) untuk
mengetahui lokasi punctum maximum tampak dan frekuensi
teratur atau tidak. Frekuensi normalnya 120-160 x/menit
DJJ pada kehamilan letak sungsang terdengar pada punggung
anak setinggi pusat. DJJ biasanya terdengar paling keras di daerah
sedikit di atsa umbilikus, sedangkan bila sudah masuk PAP, suara
jantung terdengar paling keras di bawah umbilikus. (Fadlun,
2014)
d) Perkusi
Refleks Patella : Untuk mengetahui reflek patella positif atau
negatif (Nursalam, 2009)
3) Pemeriksaan Dalam (VT)
V/V, ... , Efficement ...%, Kebutan +/-, Bagian terdahulu
kepala/bokong, Bagian terendah UUK/sakrum, Bagian kecil janin
teraba/tidak, Penurunan kepala hodge 1-3, Moulage ada/tidak
Teraba 3 tonjolan tulang, yaitu tuber ossis ischi dan ujung os
sakrum. Os sakrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing
dengan deretan prosessus spinosus di tengah-tengah tulang tersebut.
Pada bagian di antara 3 tonjolan tersebut dapat diraba anus dan
genetalia anak, tetapi jenis kelamin anak hanya dapat ditentukan jika
edema tidak terlalu besar. (Fadlun, 2014)
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan diagnosis, masalah
dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah
adalah pengelolaan data dan analisis dengan menggabungkan data satu
dengan lainnya sehingga tergambar fakta.
Dalam langkah kedua ini, bidan membagi interpretasi data dalam 3 bagian:
a. Diagnosis Kebidanan/Nomenklatur
Ny.X G...P...A.. UK .... minggu , janin T/H, letak memanjang, puka,
presentasi bokong, inpartu kala II
1) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan ke .... pernah
keguguran atau tidak
b) Ibu mengatakan perutnya mules seperti ingin melahirkan
c) Ibu mengatakan sakit pinggang yang menjalar ke perut bagian
bawah.
d) Ibu mengatakan sering merasa ada benda keras (kepala) yang
mendesak tulang iga dan nyeri pada daerah tulang iga
2) Data Objektif
a) Keadaan Umum : Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah
baik, sedang , buruk.
b) Tekanan Darah : Untuk mengetahui atau mengukur batas
normal
c)
d)
e)
f)
b. Masalah
Dalam asuhan kebidanan istilah masalah dan diagnosis dipakai
keduanya karena beberapa maslaah tidak dapat didefinisikan sebagia
diagnosis, tetapi perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang
menyeluruh. Masalah yang sering berhubungan dengan bagaimana wanita
itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya. Masalah yang sering
muncul dalam kasus ini menurut Wiknjosastro (2005) adalah:
1) Ibu merasa nyeri dibagian atas perut di bawah px dan sesak nafas
2) Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya.
c. Kebutuhan
bokong
yaitu
kolaborasi
dengan
dokter
SpOG
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Retna Eny. 2008. Asuhan kebidanan (Nifas). Jogjakarta: Mitra Cendikia
Estiwidani, D, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya
Fadlun dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta; Salemba Medika
Jannah, Nurul. 2014. Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta:EGC.
Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk
Marmi, 2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta:
TIM.
Mochtar R, 2012. Sinopsis Obstetric Fisiologi dan Patologi jilid 1. Jakarta : Penerbit