TINJAUAN TEORI
2.1.2
Penilaian tanda gejala pada bayi umur 2 bulan sampai 5 tahun ini yang
dinilai adalah ada tidaknya tanda bahaya umum (tidak bisa minum atau
menetek, muntah, kejang, letargis atau tidak sadar) dan keluhan seperti batuk
atau kesukaran bernafas, adanya diare, demam, masalah telinga, malnutrisi,
anemia dan lain-lain.
1. Penilaian Pertama keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya
umum, tarikan dinding dada kedalam, stridor, napas cepat. Frekuensi
nafas anak usia 2 bulan sampai 12 bulan yakni 50 kali per menit atau
lebih, sedangkan pada anak usia 12 bulan sampai 5 tahun adalah 40 kali
per menit atau lebih.
2. Penilaian kedua keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis atau
tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau malas makan, turgor
jelek, gelisah, rewel, haus atau banyak minum, adanya darah dalam tinja.
3. Penilaian ketiga tanda demam disertai dengan adanya anda bahaya umum
kaku kuduk, dan adanya infeksi local seperti kekeruhan pada kornea
mata, luka pada mulut, mata bernanah, adanya tanda pre syok seperti nadi
lemah ekstrimitas dingin.
4. Penilaian keempat tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga,
adanya pembengkakan, adanya cairan keluar dari telinga yang kurang
dari 14 hari, dan lain-lain
5. Penilaian kelima tanda status gii seperti badan kelihatan bertambah kurus,
bengkak pada kedua kaki, telapak tangan pucat, status gii dibawah garis
merah pada pemeriksaan berat badan menurut umur.
B. Penentuan Klasifikasi dan Tingkat Kegawatan
Klasifikasi bukan merupakan diagnosis seperti yang dikenal selama
ini, melainkan indicator yang mengarah ke arah pada diagnosis klinis.
Klasifikasi dibuat berdasarkan lajur warna mulai dari warna merah (kondisi
yang harus segera dirujuk), kuning (kondisi yang memerlukan tindakan
khusus dan hijau (kondisi yang memerlukan perawatan dirumah)
Klasifikasi Diare :
1. Klasifikasi dehidrasi
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta
frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari
dengan atau tanpa lendir darah. (Hidayat, 2007; 12)
Diare ialah frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah,2012)
Istilah diare sangat berbeda dengan gastroentritis. Meskipun diare dan
gastroentritis sama-sama disebabkan infeksi, tetapi pada diare, lambung jarang
mengalami
peradangan.
Sedangkan
mengalami
peradangan.
Diare
pada
merupakan
gastroentritis,
mekanisme
lambung
alamiah
akan
tubuh
mengeluarkan isi usus yang busuk dan akan berhenti sendiri jika telah bersih.
Diare sebenarnya bukan suatu penyakit, tetapi merupakan gejala awal gangguan
kesehatan. (Ngastiyah,2012)
2.2.2 Macam Macam Diare
Penyakit diare menurut Depkes RI (2009), berdasarkan jenisnya dibagi
menjadi empat yaitu :
a. Diare Akut
Diare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi
merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
b. Disentri
Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinnya
komplikasi pada mukosa.
c. Diare persisten
Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan
metabolisme.
d. Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga
disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya
2.2.3 Etiologi
1.
Faktor Infeksi
1) Infeksi Enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak.
1)
2)
Infeksi bakteri
Infeksi virus
Aeromonas, dsb.
Enterovirus (Virus ECHO, Coxackie,
Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus,
3)
Infeksi parasit
Astrovirus, dll.
Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,
Strongyloides), Protozoa (Entamoeba
Histolotyca, Giardia lamblia, Trichomonas
homonis), Jamur (Candida albicans)
2.
a.
Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat
Karena
disakarida
(intoleransi
laktosa,
mlatosa
dan
sukrosa),
makanan.
4.
Faktor Psikologis, rasa takut dan cemas (jarang terjadi, tetapi dapat
terjadi pada anak yang usianya lebih besar).
( Ngastiyah, 2005 ; 224)
2.2.4 Patofisiologi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan
faktor diantaranya. (Hidayat, 2007)
Fakto
r
Infek
si
Kuman masuk
dan
berkembang
dalam usus
Toksin dalam
dinding usus
halus
Malabsorp
si
Makana
n
Tekanan
osmotik
meningkat
Pergeseran air
dan elektrolit
ke rongga
usus
Isi rongga
usus
meningkat
Toksin tidak
dapat
diabsorpsi
hiperperistalt
ik
Kemampu
an
absorpsi
menurun
Psikolog
is
Bagan
terjadinya
Hiperskresi
air diare Hiperperis
Kemampu
1. Faktor
infeksi,
proses
ini
dapat
diawali
adanya
mikroorganisme
(kuman)
elektrolit (isi
an
tal-tik
rongga) usus
meningkat
absorpsi
menurun
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah
Diare
2.2.8 Penatalaksanaan
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam penanggulangan diare
adalah masalah kehilangan cairan yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini bila
tidak segera diatasi dapat membawa bahaya terutama bagi balita dan anak-anak.
Bagi penderita diare ringan diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi berat maka
perlu dibantu dengan cairan intravena atau infus. Hal yang tidak kalah penting
dalam menanggulangi kehilangan cairan tubuh adalah pemberian makanan
kembali (refeeding) sebab selama diare pemasukan makanan akan sangat kurang
karena akan kehilangan nafsu makan dan kehilangan makanan secara langsung
melalui tinja atau muntah dan peningkatan metabolisme selama sakit. (Sitorus,
Kotrimoksazol
(trimetropim + sulfametoksazol) beri 2 kali sehari
Tetrasiklin
Beri 4 kali sehari
selama 3 hari
untuk 3 hari
Tablet dewasa
80 mg
trimetropim
+400mg
sulfametoksazol
2-4 bulan
(4-<6 kg)
4-12 bulan
(6-<10 kg)
1-5 tahun
(10-< 19 kg)
Tablet anak 20
mg trimetropim
+100mg
sulfametoksazol
Sirup.per5 ml
40 mg
trimetropim
Kapasul 250 mg
+200mg
sulfametoksazol
Jangan
2,5 ml
5 ml
7,5 ml
diberikan
2.2.9 Pencegahan
A. Pemberian ASI
dari ibu yang menyusui lebih dari satu tahun kandungan lemak dan
energinya meningkat dibanding ASI dari ibu yang menyusui lebih singkat
6 ASI di tahun kedua sumber lemak dan vitamin A tak tergantikan Berdasar
penelitian Adelheid W. Onyango, dkk (2004) menyimpulkan ASI
merupakan sumber lemak dan vitamin A yang tak tergantikan oleh
makanan sapihan apapun.
B. Makanan pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara
bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Menurut
Supariasa dkk (2002) bahwa pda masa tersebut merupakan masa yang
berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping ASI
dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun penyakit
lain
yang
menyebabkan
kematian.
Perilaku
pemberian
makanan
pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan
bagaimana makanan pendamping ASI diberikan.
Umur
Jenis Kelamin
Orang tua
Nama
Usia
Alamat
b. Keluhan Utama
BAB >3x sehari, konsistensi cair terkadang berampas
( FK UI, 2009 )
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Mula-mula suhu badan pasien meningkat, nafsu makan menurun, kemudian timbul
diare, tinja cair dengan atau tanpa darah/lendir, warna makin lama berubah menjadi
kehijauan, frekuensi BAK meningkat 6-7 kali per hari.
( FK UI, 2009 )
d. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah anak pernah mengalami diare sebelumnya, riwayat
alergi,atau pemakaian antibiotik atau kortikosteroid yang dapat menyebabkan diare
karena perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit, serta penyakit
yang dapat mencetus terjadinya diare contoh ISPA.
(Ngastiyah, 2008)
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, fungsi
dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang
dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lainlain.Serta mengetahui gambaran kondisi kesehatan keluarga apakah salah satu dari
anggota keluarga menderita diare
(Ngastiyah, 2008)
f. Riwayat Imunisasi
Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi BCG, DPT, Polio,
Hepatitis, Campak, dan imunisasi lainnya. Hal tersebut selain diperlukan untuk
dengan
asfiksia,
resusitasi
atau
kuning ke hijauan, bau, dan tanpa lendir .BAK perlu dikaji untuk output
terhadap kehilangan cairan lewat urine (Rekawati, 2013).
3) Personal Hygene
Bagaimana Ibu menjaga kebersihan tubuh anaknya. Berapa kali ganti pakaian,
dan berapa kali mandi dan gosok gigi, bagaimana ibu menjaga kebersihan anak
serta apakah anak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
4) Istirahat
Pada anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi
diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel. Pada balita dengan diare
dehidrasi sedang cenderung mengantuk dan gelisah. Lama tidur akan
berkurang 1-2 jam sehari. (Saifuddin, 2006).
5) Aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari (Ngastiyah, 2012). Pada kasus diare aktifitas
pasien cenderung berkurang karena rewel (Rekawati, 2013).
j. Riwayat Psikososial
Penyakit diare yang diderita anak akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri
maupun keluarganya, kecemasan akan meningkat jika orang tua tidak mengetahui
prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan
bereaksi dengan perasaan bersalah.
(Suharno, 2010)
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
KU
: Lemah
Kesadaran
: Composmentis
Nadi
Suhu
RR
BB
: pada anak diare, BB cenderung menurun 1-2 kg
TB
: pada anak diare cenderung tetap.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Khusus
Mata
Muka
Mulut
2013).
: tidak pucat, tidak oedem
: Pada balita dengan diare dehidrasi sedang bibir dan lidah
Dada
Perut
Ekstremitas
c. Program Terapi
1)
Pemberian cairan
2)
Pengobatan dietetik
3)
Obat-Obatan
(Hidayat, 2009)
B. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek
kebidanan (Varney, 2007). Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah Balita Sakit
pada An. X umur ..... tahun jenis kelamin ...... dengan diare dehidrasi sedang.
Data dasar :
Data Subyektif
Data Subyektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga
kesehatan secara independent tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi
(Nursalam, 2005). Pada pasien diare dengan dehidrasi sedang keluhan utamanya
adalah BAB 4-10 kali sehari, dengan konsistensi cair (Rekawati, 2013).
Data Obyektif
Data Obyektif adalah data
yang
oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2005). Pada pasien balita sakit diare dengan
dehidrasi sedang denyut nadi cepat dan melemah lebih dari 110 kali per menit,
pernafasan cenderung dalam dan cepat lebih dari 40 kali per menit dan temperatur
kulit lebih dari 36,50C dan turgor kulit kembali lambat (Saifuddin, 2006).
Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan
dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2007). Masalah yang
umum muncul pada balita sakit diare dengan dehidrasi sedang adalah kekurangan
volume cairan, perubahan pola pemenuhan nutrisi, perubahan integritas kulit,
gangguan rasa nyaman dan kurangnya pengetahuan orang tua (Rekawati, 2013).
Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah yang didapat dengan melakukan analisa data (Varney, 2007).
Menurut Rekawati (2013), kebutuhan yang diperlukan pada balita sakit diare
dehidrasi sedang meliputi :
Tujuan
: Terdiri dari tujuan jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan
tujuan pemberian asuhan
KH
KU
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Suhu
: 36,50-37,50 C
Nadi
: 80-120x/menit
RR
: 20-40x/menit
DAFTAR PUSTAKA