Disusun oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN DALAM
PELAYANAN KESEHATAN, MELIPUTI : PROSES KEPERAWATAN PASIEN,
PROSES MANAJEMEN BANGSAL, PROSES KOMUNIKASI DAN PROSES
PENDIDIKAN DAN PENELITIAN KEPERAWATAN.” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai hikmah shalat dan
puasa bagi kesehatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yangmembangun.
Penyusun
TUJUAN PEMBELAJARAN
umum :
khusus :
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan
keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem
informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan
pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi
memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan
ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal,
Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar
dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan
dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan
efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan
kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi
terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan
dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat,
relevan untuk suatu organisasi.
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam
menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer,
usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun
1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya mencakup automatisasi catatan
perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus
dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan
perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir tahun
1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan
sistem informasi keperawatan. Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan
masih minim penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih
menggunakan pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi
tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information
2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun
di Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien
yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan
keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan
menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan
informasi pada manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan:
jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas
karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen
inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling
terhadap infeksi.
c) Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang
memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review
data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari
dokumentasi berbasis komputer yaitu:
Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien
dalam satu lokasi.
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan yang
berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut
tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita menemukan
dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak,
kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih
terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini menyebabkan upaya untuk
mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi
beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan dalam
dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain
meningkatkan kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan
untuk manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini seperti yang
terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa
kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of
Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO).Penelitian ini mendukung
penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis,
intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk
meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan dukungan melalui
pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan
intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan
keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan bahwa dengan
diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan
harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik. (Mueller, et all.2006).
B.Definisi Telenursing
a.Manfaat telenursing
Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit
dan nursing home). Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan
dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis. Telenursing dapat
menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring
yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat
meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan
kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak
memerlukan sumber.
b. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing
dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam
aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor
parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan
melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap
waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai
contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang
sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan
penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.
Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong
perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.
Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara
pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya.
Teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) telah menjadi topik yang sangat
populer dalam beberapa tahun terakhir. AI telah menyebar ke berbagai industri, termasuk industri
kesehatan. AI dalam kesehatan atau AI untuk kesehatan (AI for healthcare) telah memberikan
banyak manfaat bagi para profesional kesehatan, peneliti, dan pasien. berikut adalah contoh
penerapan AI di dunia kesehatan :
Mengobati kanker dengan mengubah DNA sel kanker atau sistem kekebalan tubuh.
Misalnya, mengedit gen untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker atau meningkatkan
kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan membunuh sel kanker.
Robot dengan lengan mekanis yang dikendalikan oleh ahli bedah untuk melakukan operasi
bedah yang rumit dengan presisi tinggi dan stabilitas yang lebih baik. Misalnya, robot da
Vinci digunakan untuk operasi prostat, hysterectomy, dan operasi jantung.
Menganalisis foto rontgen, CT scan, MRI, dan citra medis lainnya menggunakan teknik AI
seperti machine learning untuk mendeteksi atau mendiagnosis penyakit. Misalnya, diagnosis
kanker paru-paru, penyakit jantung, penyakit hati, dan lain sebagainya.
Memantau tanda-tanda vital pasien, aktivitas, dan lingkungan sekitar pasien menggunakan
perangkat IoT seperti sensor, kamera, dan pemantauan jarak jauh. Memungkinkan perawat
untuk memantau kondisi pasien dari rumah sakit atau pusat kesehatan. Berguna untuk
pasien lanjut usia, pasien dengan penyakit kronis, dan pasien pasca operasi.
Menggunakan data genetik pasien dan pemantauan kondisi kesehatan untuk menentukan
dosis obat yang tepat. Dosis obat dapat disesuaikan secara otomatis berdasarkan perubahan
kondisi kesehatan pasien. Hal ini dapat mengurangi efek samping dari obat dan
meningkatkan keefektifannya.
Menganalisis data aktivitas, pola makan, dan faktor kesehatan lainnya untuk memberikan
saran gaya hidup sehat yang spesifik untuk setiap individu. Misalnya, merekomendasikan
jenis latihan, jumlah kalori, dan jenis makanan untuk menurunkan berat badan atau
mengontrol kolesterol. Saran diberikan berdasarkan profil kesehatan dan genetika masing-
masing individu.
Menyaring sejumlah besar sampel darah atau sampel biologis lainnya menggunakan teknik
seperti PCR dan antigen-antibodi untuk mendeteksi penyakit menular seperti virus HIV,
hepatitis, dan virus lainnya. Memungkinkan penemuan kasus-kasus baru penyakit menular
secara lebih cepat dan pengobatan yang tepat waktu.
Memberikan edukasi kesehatan yang disesuaikan dengan profil kesehatan, minat, dan gaya
belajar masing-masing individu. Misalnya, memberikan saran diet dan latihan berdasarkan
kondisi kesehatan seseorang. Atau memberikan edukasi tentang penyakit kronis seperti
diabetes atau hipertensi dengan bahasa dan metode yang mudah dipahami oleh setiap
individu
Secara keseluruhan, teknologi AI telah memberikan banyak manfaat bagi industri kesehatan. Dengan
terus berkembangnya AI, peran AI dalam mendiagnosa penyakit, memberikan pengobatan
personalisasi, dan membantu para profesional kesehatan akan semakin besar di masa depan. Namun,
interaksi manusia masih sangat penting untuk kesehatan dan keselamatan pasien.
\
BABIII
A. Simpulan
B. Saran
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu
sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi karena bila
di bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal.Untuk membenahi hal
tersebut maka harus di butuhkan solusi cerdas.
DAFTAR PUSTAKA