Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KEPERAWATAN

OLEH

NAMA : KONSTANSIA FLORENTINA NENA

NIM :

KELAS : ALIH JENJANG

SEMESTER : 1

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG

2022
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena


memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada
pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi. Salah satu yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian
asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sangat pesat akhir – akhir ini, sangat mempengaruhi tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.

Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka
masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan akan meningkat. Dengan semakin pesatnya penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun organisasi
kesehatan, efektifitasnya justru mulai dipertanyakan. Data dan informasi kesehatan tersebar
membentuk pulau- pulau informasi yang saling tertutup di berbagai fasilitas pelayanan
kesehatan dan organisasi kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data lintas organisasi
terbentur kendala standarisasi dan interoperabilitas system.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian system informasi keperawatan?

2. Bagaimana konsep system informasi keperawatan?

3. Apa manfaat system informasi keperawatan?

4. Apa keuntungan system informasi keperawatan?

5. Apa kerugian system informasi keperawatan?


C. TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa mampu menganalisis


perkembangan teknologi keperawatan atau teknologi kesehatan yang dapat dimanfaatkan
oleh keperawatan. Serta mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang efisien dan efektif dan dapat memepermudah bagi perawat dalam memonitor
klien.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen


dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran
informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu proses,
prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier,
dan rekanan. (Eko,I. 2001).

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu


informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen
dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk
mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989)

Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar


negri sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sistem informasi
diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan
pasien. (Liaw, T.,1993).

Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi


kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010 (Reliable Health
Information 2010). (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan anda tersebut telah
direncanakan untuk membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam
hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun
pelaksanaannya belum optimal.
B. KONSEP SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi


keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan dapat mengurangi kesalahan
dalam memberikan perencanaan keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem
informasi keperawatan juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.

Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL)


berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data,
perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap,
komputer akan secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan
memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu
melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian
kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi
bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan.
Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah yang
dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.

Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer,


berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan
secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah keperawatan.
Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien.
Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena
judgment terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh
komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).

Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan


Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal memilih Label dari NOC
yang telah tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada, serta
menentukan batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.

Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan


menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan membuat
tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing
diagnosa keperawatan (Maria, 2009).
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan
label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas
perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan
pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini adalah implementasi
yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan langsung
diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga tidak ada double entry
dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri
sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal
mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan (Laurie, 2008). Sedangkan
untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil penilaian subyek, observasi, analisa,
dan planning keperawatan.

C. FUNGSI SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama


dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:

a. Proses perawatan pasien

Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien yaitu:
pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan,
pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.

b. Proses managemen bangsal

Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan
menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan
informasi pada manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan:
jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan,
manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan
penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.

c. Proses Komunikasi

Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang
memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data,
transformasi data, segala bentuk pesan.
d. Proses pendidikan dan penelitian

Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

D. MANFAAT SYSTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka


sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian
asuhan keperawatan yang lebih baik. Metode pendokumentasian asuhan
keperawatan saat sudah mulai menunjukkan perkembangan, dari yang sebelumnya
manual, bergeser kearah komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.

Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat


dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi
pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di
keperawatan/Decision Support System dan Executive Information System (Eko,I.
2001).

Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009):

1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse
station.

2) Mengurangi penggunaan kertas

3) Dokumentasi keperawatan secara automatis

4) Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)

5) Mengurangi biaya

6) Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur


E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SYSTEM INFORMASI
KEPERAWATAN

A. Kelebihan System Informasi Keperawatan

1. Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan lebih efisien, dan produktifitas.

2. Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulan data dapat


dilaksanakan dengan cepat dan lengkap.

3. Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber dari
penelitian

4. Dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien

5. Melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan


kesehatan.(Liaw,T. 1993).

6. Dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman

7. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan lebih cepat
dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan

8. Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa institusi
kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat
menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan
meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan

9. Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti


prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar pendokumentasian
internasional seperti: ANA, NANDA, NIC(Nursing Interventions Classification, 2000).

10. Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung pedoman
bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/Decision Support System
dan Executive Information System.(Eko,I. 2001)

11. Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis
komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka
nosokomial, penghitungan budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang
akurat pada keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim
kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam
pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya.
(Udin,and Martin, 1997)

12. Menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil yang berukuran 10
cm x 15 cm x 5 cm . Sistem ini sering dikenal dengan Sistem informasi manjemen.

B. Kekurangan Sistem Informasi Keperawatan

1. Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat minim di
rumah sakit Indonesia.

2. Komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yang dibutuhkan dalam


keperawatan masih banyak kelemahannya.

3. Kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk. Pada kondisi tersebut hilangnya
data telah diantisipasi sebagai perlindungan hukum atas dokumen perusahaan yang diatur
dalam UU No. 8 Tahun 1997. Undang-undang ini mengatur tentang keamanan terhadap
dokumentasi yang berupa lembaran kertas, namun sesuai perkembangan tehnologi, lembaran
yang sangat penting dapat dialihkan dalam Compact Disk Read Only Memory (CD ROM).
CD ROM dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang aman . Pengalihan ke CD
ROM ini bertujuan untuk menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa tidak terduga
seperti pencurian komputer, dan kebakaran.

4. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke


dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak
manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di
Indonesia, kemampuan sumber daya keperawatan, sumber dana, proses dan prosedur
informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Sistem Informasi merupakan sekumpulan sumber daya yang berguna untuk menghasilkan
informasi dan fungsi organisasi. Kualitas informasi (quality of information) sangat
dipengaruhi atau ditentukan tiga hal, yaitu relevan, akurat, dan tepat waktu. Kelebihan sistem
informasi manajemen salah satunya adalah membuat dokumentasi keperawatan menjadi lebih
efisien dan produktif, sedangkan kelemahannya adalah dapat memberikan dampak terhadap
lingkungan sosial

B. SARAN

Perlu adanya perancangan sistem informasi asuhan keperawatan untuk menunjang pencatatan
tindakan perawat yang di lakukan dan perawat sebaiknya mengisi secara lengkap dalam
asuhan keperawatan supaya data dapat tersimpan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. 1985. Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B. Lippincott Co.,.
Philadephia .

Departemen Kesehatan. 2001. Kebijakan dan strategi Pengembangan Sistem Informasi


Kesehatan Nasional. Depkes. RI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai