Disusun oleh:
Kelompok 6:
Konstansia FlorentinaNena
Kresensia D.Seiju
Kelas : AlihJenjang
Semester: 1
Prodi : S1 Keperawatan
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang tepat pada .Makalah yang yang berjudul “Program Keperawatan Komunitas
intervensi,implementasi,evaluasi”di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Keperawatan Komunitas Tahun Akademik 2022/2023.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Askep keperawatan komunitas. Kami
juga menyadari bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,saran dan
usulan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,dengan kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan masukan,saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak demi perbaikan makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………………1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2
1.3.Tujuan Penulisan………………………………………………………………………2
BAB 2.PEMBAHASAN
4.1.1.Tujuan Evaluasi……………………………………………………………..26
4.1.2..Proses Evaluasi………………………………………………………………27
4.1.3.Metode Dan Sumber Data Evaluasi…………………………………………..28
5.1.1.Proses Belajar………………………………………………………………..30
5.1.2..MetodePendidikanKesehatanMasyarakat……………………………………34
5.1.3.Media(AlatPeraga)PendidikanKesehatanMasyarakat……………………….36
BAB 3. PENUTUP
3.1.Kesimpulan…………………………………………………………………….40
3.2.Saran……………………………………………………………………………40
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang ditunjukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan
kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat (Deden Dermawan, 2012, hal. 9)
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Menurut Dermawan(2012) tujuan rencana tindakan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.Tujuan Administratif
Dalam sistem klasifikasi SIKI terdiri atas 5 kategori dan 14 subkategori. Pengklasifikasian
intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan analisis kesetaraan (similarity analysis) dan
penilaian klinis (clinical judgement).
Intervensi Keperawatan
Aktivitas dan
Istirahat
Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al, 2013).
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 bulan maka status
kesehatan komunitas meningkat dengan kriteria hasil:
1. Ketersediaan program promosi kesehatan 5
2. Partisipasi dalam kesehatan komunitas 5
Contoh intervensi keperawatan:
Edukasi
Anjurkan persalinan
ditolong oleh tenaga
kesehatan
Anjurkan memberi ASI
eksklusif
Anjurkan menimbang
balita setiap bulan
Anjurkan menggunkan
air bersih
Anjurkan mencuci
tangan dengan air bersih
dan sabun
Anjurkan menggunkan
jamban sehat
Anjurkan memberantas
jentik dirumah seminggu
sekali
Anjurkan makan sayur
dan buah setiap hari
Anjurkan melakukan
aktivitas fisik setiap hari
Anjurkan tidak merokok
didalam rumah.
Prioritas Sedang
Merupakan prioritas yang menggambarkan situasi atau kebutuhan yang
non darurat,yang tidak gawat,dan tidak mengancam nyawa pasien.
Prioritas Rendah
Merupakan prioritas yang menggambarkan tidak selaluberhubungan
langsung penyakit atau prognosis ,namun dapat mempengaruhi
kesejahteraan klien di masa depan.
1.Perencanan Awal
Contoh:
Tujuan jangka panjang. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam
waktu 4 minggu, jalan nafas anak S dari keluarga Bapak X, efektif kembali. Tujuan
jangka pendek dibuat berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah. Setelah
pertemuan 3 x 45 menit, keluarga dapat mengenal masalah pneumonia dengan
menjelaskan kembali pengertian ISPA, penyebab, dan tanda serta gejalanya.
3.Menetapkan kriteria hasil
Kriteria hasil merupakan batasan karakteristik atau indikator keberhasilan dari tujuan yang
telah ditetapkan. Kriteria hasil berorientasi pada masalah dan kemungkinan
penyebab/etiologi serta merujuk pada symptom.
Kriteria hasil harus memenuhi 3 komponen yaitu;
a. Aspek pertama kognitif
yaitu perubahan pengetahuan klien dari tidak tahu menjadi tahu dan memiliki
konsep yang baru. Contoh kriteria hasil pencapaian kognitif adalah: - Klien mampu
menyebutkan penanganan hipoglikemia - Klien mampu mengidentifikasikan cara –
cara penularan TB Paru
b. Aspek afektif
yaitu perubahan sikap dan status emosional dari sikap yang pasien yang tadinya
menolak, pengingkaran, marah menjadi asertif menjadi sikap asertif dan kooperatif.
contoh kriteria hasil pencapaian afektif; - Pasien mampu menyampaikan perasaannya
- Pasien mampu bercerita tentang penyebab kecemasannya
c. Aspek psikomotor
yaitu bentuk perilakuaktif yang dapat diamati oleh perawat atau perubahan tindakan
klien secara nyata yang dapat dilihat. Contoh pencapaian hasil psikomotor; - Klien
tampak mulai belajar berjalan - Klien mampu mendemonstrasikan teknik penyuntikan
insulin secara benar.
2. Jumlahkan skor dari masing-masing kriteria untuk tiap diagnosis keperawatan keluarga.
3. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan keluarga yang prioritas.
2. Prevensi sekunder
bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya peyulit dengan tindakan deteksi dini dan
memberikan intervensi keperawatan sejak awal penyakit alam mengelola sejak awal sudah harus
diwaspadai dan sedapat mungkin dicegah kemungkinan terjadinya penyulit menahun Penyuluhan
mengenai dan pengelolaannya secara mandiri memegang peran penting untuk meningkatkan
kepatuhan pasien Sistem rujukan yang baik akan sangat mendukung pelayanan kesehatan primer
yang merupakan ujung tombak pengelolaan.
3. Prevensi tersier
Apabila sudah muncul penyuli tmenahun , maka perawat komunitas harus berusaha mencegah
terjadinya kecacatan komplikasi lebih lanjut dan merehabilitasi pasien sedini mungkin,sebelum
kecacatan tersebut menetap Pendidikan kesehatan bertujuan untuk melindungi upya rekonstitusi,
yaitu: mendorong untuk patuh mengikuti program PKP , pendidikan kesehatan kepada dan
keluarga untuk mencegah hipoglikemi.
INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pada buku ini, hanya akan diberikan contoh luaran dan intervensi pada diagnosis prioritas
pertama. Perlu diingat bahwa, dalam keperawatan komunitas, IPKKI (2017) telah mengadopsi
pendekatan 3 level prevensi (prevensi primer, prevensi sekunder dan prevensi tersier) dalam
menentukan luaran dan intervensi. Oleh karena itu, 3 level prevensi tersebut harus ada dalam
luaran dan intervensi untuk setiap diagnosis keperawatan komunitas.
Kode Diagnosis Kode SLKI Kode SIKI
keperawatan
D. Perilaku L Prevensi I. Prevensi
0099 kesehatan 12107 primer 13495 Primer
cenderung Setelah Edukasi
berisiko dilakukan kesehatan
b.d. intervensi Observasi
kurang keperawatan, qIdentifikasi
terpaparnya komunitas kesiapan
informasi, mampu dan
ketidakadekuatan melakukan kemampuan
dukungan sosial, Perilaku menerima
gaya hidup tidak kesehatan informasi
sehat dengan kriteria qIdentifikasi
d.d. hasil: faktor
menunjukkan qKemampuan faktor yang
penolakan melakukan dapat
terhadap tindakan meningkatkan
perubahan status pencegahan dan
kesehatan COVID-19 menurunkan
komunitas, gagal membaik motivasi
melakukan qPencapaian PHBS
tindakan pengendalian Terapeutik
pencegahan COVID-19 qSediakan
COVID-19, Membaik materi dan
menunjukkan media
upaya pendidikan
peningkatan kesehatan
status kesehatan q
yang menimal Jadwalkan
dan pendidikan
gagal kesehatan
mengendalikan sesuai
COVID-19, kesepakatan
banyak qBerikan
masyarakat kesempatan
keluar untuk
rumah tidak bertanya
memakai Edukasi
masker, qJelaskan
masyarakat tidak faktor
mencuci tangan risiko yang
dap
at
memengaruhi
kesehatan
ajarkan
PHBSajarkan
strategi yang
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
PHBS
Prevensi
L.141 Sekunder Prevensi
28 Kontrol risiko I. sekunder
qKemampuan 14539 Pencegahan
mencari infeksi
informasi Observasi
tentang faktor qMonitor
risiko tandan dan
meningkat gejala infeksi
qKemampuan Edukasi
mengidentifika qJelaskan
si faktor risiko tanda dan
meningkat gejala infeksi
qKemampuan q Ajarkan
melakukan cara
strategi kontrol mencuci
tangan
risiko dengan benar
meningkat q Ajarkan
etika batuk
q Ajarkan
penggunaan
masker
Identifikasi
I. risiko
14502 Observasi
qObservasi
risiko
biologis,
lingkungan
dan
perilaku
Terapeutik
qTentukan
metode
pengelolaan
risiko
q Lakukan
pengelolaan
risiko
Prevensi Prevensi
Tersier Tersier
Pemeliharaan Promosi
kesehatan perilaku
I. upaya
L.121 qMenunjukkan 13495
perilaku adaptif kesehatan
06 Observasi
meningkat
qMenunjukkan qIdentifikasi
pemahaman perilaku
perilaku sehat upaya
meningkat kesehatan
qKemampuan yang dapat
menjalankan ditingkatkan
perilaku sehat Terapeutik
meningkat q Orientasi
qPerilaku pelayanan
mencari kesehatan
bantuan yang
meningkat dapat
Manajemen dimanfaatkan
kesehatan Edukasi
qMenerapkan qAnjurkan
program menggunakan
perawatan air
Prevensi bersih
Tersier qAnjurkan
L. Promosi cuci
12104 perilaku upaya tangan
kesehatan dengan air
Observasi bersih dan
I. qIdentifikasi sabun
13495 perilaku qAnjurkan
upaya makan
kesehatan sayur dan
yang dapat buah
ditingkatkan setiap hari
Terapeutik qAnjurkan
qOrientasi melakukan
pelayanan aktivitas
kesehatan yang fisik setiap
dapat hari
dimanfaatkan qAnjurkan
Edukasi tidak
qAnjurkan merokok di
menggunakan dalam
air rumah
bersih qAnjurkan
qAnjurkan untuk
cuci menggunakan
tangan dengan masker bila
air bepergia
bersih dan
sabun
qAnjurkan
makan
sayur dan buah
setiap hari
qAnjurkan
melakukan
aktivitas
meningkat
qAktivitas
sehari-hari
efektif
memenuhi
tujuan
kesehatan
meningkat
2.2.Implementasi Keperawatan
2.2.1.Pengertian
Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang di lakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi,ke status
kesehatan yang baik.Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah realisasi dari perencanaan
keperawatan.Tujuan dari tahap ini adalah aktivitas keperawatan,untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien.
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang
memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan klien/ keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan
berhubungan. Antara lain yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan.
satunya adalah implementasi atau pelaksanaan.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara:
a. mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga;
b. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap awal ini, Anda sebagai perawat harus menyiapkan segala
sesuatu yang akan diperlukan dalam tindakan.
Persiapan meliputi kegiatan-kegiatan seperti berikut ini.
a. Review tindakan keperawatan diidentifikasi pada tahap perencanaan. Perlu
dipahami bahwa pada dasarnya prinsip dari tindakan keperawatan disusun untuk
melakukan upaya promosi, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan
klien/keluarga.
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan keluarga, antara lain:
1) konsisten sesuai dengan rencana tindakan;
2) berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah;
3) ditujukan kepada individu sesuai dengan kondisi klien;
4) digunakan untuk menciptakan lingkungan yang terapeutik dan aman;
5) memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada klien;
6) penggunaan sarana dan prasarana yang memadai.
2.Tahap Perencanaan
Fokus pada tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan
emosional. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggung
jawab perawat secara profesional sebagaimana terdapat dalam standar praktik
keperawatan.
Independen
Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tipe
dari aktivitas yang dilaksanakan perawat secara independen didefinisikan berdasarkan
diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut merupakan suatu respon, karena perawat
mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan keperawatan secara pasti
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya.
Lingkup tindakan independen keperawatan adalah:
a. mengkaji klien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan
fisik untuk mengetahui status kesehatan klien;
b. merumuskan diagnosa keperawatan sesuai respon klien yang memerlukan
intervensi keperawatan;
c. mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau
memulihkan kesehatan;
d. melaksanakan rencana pengukuran untuk memotivasi, menunjukkan, mendukung,
dan mengajarkan kepada klien atau keluarga;
e. merujuk kepada tenaga kesehatan lain, ada indikasi dan diijinkan oleh tenaga
keperawatan klien;
f. mengevaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan dan medis;
g. partisipasi dengan konsumen atau tenaga kesehatan lain dalam meningkatkan
mutu pelayanan.
b. Tindakan Interdependen
Tindakan keperawatan interdependen menjelaskan suatu kegiatan yang
memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Misalnya, tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi
c. Tindakan Dependen
Tindakan ini berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan
tersebut menandakan suatu cara bahwa tindakan medis atau tindakan profesi lain
dilaksanakan. Contoh, dokter menuliskan “perawatan colostomy“. Tindakan
keperawatan adalah melaksanakan perawatan colostomy berdasarkan kebutuhan
individu dari klien.
Tindakan tersebut meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini.
1) Melakukan perawatan colostomy setiap 2 hari atau sewaktu-waktu bila kantong
faeses
bocor.
2) Mengganti kantong faeces.
3) Mencuci lokasi sekitar colostomy.
4) Mengkaji tanda dan gejala iritasi kulit dan stroma.
S:Ungkapan perasaan atau keluhan yang di keluhkan secara subyektif oleh pasien atau keluarga
stelah di berikan implementasi keperawatan.
O:Keadaan objektif yang dapat di identifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yan
obyektif
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi,menginterpretasi data sesuai dengan kriteria
evaluasi,menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan
asuhan keperawatan(Nurhayati,2011)
3.2.2.Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan untuk:
1. mengakhiri rencana tindakan keperawatan(klien telah mencapai tujuan yang di
tetapkan)
2. memodifikasi rencana tindakan keperawatan(klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan)
3. melanjutkan rencana tindakan keperawatan(klien memerlukan waktu yang lama untuk
mencapai tujuan)
3.2.3.Proses Evaluasi
Mengukur pencapaian tujuan klien. Dengan cara:
a. Kognitif (pengetahuan)
Untuk mengukur pemahaman klien dan keluarga setelah diajarkan teknik-
teknik perawatan tertentu. Metode evaluasi yang dilakukan, misalnya
dengan melakukan wawancara pada klien dan keluarga. Contoh, setelah
dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan TB Paru, klien dan
keluarga ditanya kembali tentang bagaimana cara pencegahan TB Paru.
a. Observasi
Melakukan pengamatan terhadap perubahan perilaku dari anggota keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan.
d. Latihan/simulasi/redemonstrasi
Perawat mengevaluasi kemampuan perawat dalam melakukan suatu
tindakan untuk merawat anggota keluarga yang sakit dengan meminta
keluarga untuk melakukan kembali tindakan keperawatan yang telah
diajarkan. Contoh, perawat telah mengajarkan senam kaki diabetik, klien
diminta mengulang kembali senam kaki diabetik, seperti yang telah
diajarkan.
Evaluasi disususun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan
sumatif(dilakukan selama proses asuhan keperawatan )dan formatif yaitu dengan
proses dan evaluasi terakhir.
Evaluasi dapat di bagi dalam 2 jenis:
1. Proses (formatif)
Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proseskeperawatan dan hasil pelayanan tindakan
keperawatan, Evaluasi proses harus dilakukan segera setelah perencanaan keperawatan
dilaksanakan untuk membuat keefektifan terhadap tindakan. Evaluasi formatif terus menerus
dilaksanakan sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam
evaluasi formatik terdiri dari analisa rencana tindakan keperawatan, open-chart audit, pertemuan
kelompok, interview, dan observasi dengan klien, dan menggunakan form evaluasi. Sistem
penulisan tahap evaluasi ini bisa menggunakan sistem SOAP atau metode dokumentasi lainnya.
2. Hasil (sumatif)
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan
perawatan klien. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara
paripurna. Sumatif evaluasi adalah obyektif, fleksibel dan efisien. Adapun metode
penatalaksanaan evaluasi sumatif terdiri dari closed-chart audit, interview akhir pelayanan,
pertemuan akhir pelayanan, dan pertanyaan kepada klien dan keluarga. Meskipun informasi pada
tahap ini tidak secara langsung berpengaruh terhadap klien yang dievaluasi, sumatif evaluasi bisa
menjadi suatu metode dalam memonitor kualitas dan evaluasi tindakan yang yang telah di
lakukan.
4.1.Proses Belajar Mengajar di Komunitas
Proses belajar mengajar di komunitas merupakan suatu bentuk yangditunjukan
kepada individu keluarga, dan kelompok melalui upaya peningkatan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi, dan pelayanan keperawatan berkelanjutasebagai
suatu pendekatan yang komprehensif.
Dalam proses belajar mengajar di komunitas, diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga
strategi pelayanan kesehatan yang utama mampu memotivasi masyarakat di wilayah binaannya
dengan alat edukatif sederhanan yang tersedia di wilayah tersebut.
Proses belajar dan mengajar dikomunitas yang diberikan oleh perawat komunitas karena
ketidakmampuan, ketidaktahuan, ketidakmauan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan
kesehatan serta dengan menggunakan potensi lingkungan berusaha memandirikan masyarakat
dan meningkatkan kesehatannya berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian.
Dalam proses belajar mengajar memerlukan proses yang harus dilewati tahap demi tahap.
Dalam menunjang proses belajar mengajar harus menggunakan metode dan media. Metode yang
digunakan seperti ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, demonstrasi, sedangkan media
yang digunakan adalah leafleat, poster, lembar balik.
4.3..MetodePendidikanKesehatanMasyarakat
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kegiatan yang ditunjukan dalam rangka promosi
kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan penyampaian pesan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok,ataupun masyarakat agar mereka memperoleh pengetahuan
kesehatan, yang nantinya berpengaruh pada sikap dan perilaku sehat mereka.
Perubahan yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh peran perawat komunitas
dalam menyampaikan pesan kesehatan. Sasaran penerima pesan kesehatan yang dalam hal ini
adalah masyarakat, juga dipengaruhi oleh bagaimana pesan terebut sampai di masyarakat dengan
memerhatikan aspek waktu, kesesuaian metode atau media atau alat peraga yang digunakan,
ketersedian sarana dan fasilitas yang ada di masyarakat, tujuan penyampaian pendidikan
kesehatan, besarnya kelompok masyarakat yang akan diberikan pesan kesehatan, dan
kemampuan masyarakat dalam menerima pesan kesehatan tersebut.
Metode pendidikan kesehatan dipilih berdasarkan besarnya kelompok masyarakat, tingkat
pendidikan masyarakat, dan tujuan pendidikan kesehatan. Pada sasaran kelompok dan
masyarakat, perawat komunitas dapat menggunakan metode ceramah, diskusi kelompok, curah
pendapat (brain storning), dan demonstrasi.
1. Ceramah
2. Diskusi Kelompok
3. Curah Pendapat
4. Demonstrasi
4.5.Media(AlatPeraga)PendidikanKesehatanMasyarakat
Media digunakan sebagai alat bantu penyampaian pesan pendidikan kesehatan dengan
menjelaskan fakta, prosedur, dan tindakan secara lebih sistematis. Semakin banyak indra yang
digunakan untuk menerima pesan, semakin jelas pula pengetahuan yang diperoleh. Media dapat
mempermudah penyampaian pesan kesehatan kepada masyarakat dapat menghindari kesalahan
persepsi dengan penampilan objek yang jelas sehingga mengoptimalkan pencapaian sasaran
belajar, sekaligus menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran, membuat kelompok sasaran
menyampaikan dan meneruskan pesan kepada orang lain yang ada disekitar mereka.
Penggunaan alat peraga harus disesuaikan dengan sasaran, apakah individu atau
kelompok/masyarakat, bahasa yang digunakan oleh sasaran, minat dan perhatian sasaran,
pengetahuan dan pengalaman sasaran menerima pesan yang disampaikan, adat istiadat dan
kebiasaan sasaran, serta karakteristik sasaran, seperti pendidikan, umur, dan pekerjaan. Dengan
demikian, pembuatan alat peraga hkondisi sasaran. Masing- masing alat peraga mempunyai
intensitas yang berbeda- beda di dalam memfasilitasi pembentukan presepsi masyarakat. Alat
peraga yang sering digunakan dalam pendidikan kesehatan di masyarakat antara lain leafleat,
poster, papan tulis, lembar balik, stiker dan majalah.
2.Poster
Poster merupakan selembar kertas dalam bentuk gambar untuk mempengaruhi seseorang agar
tertarik pada pesan yang disampaikan.
3.PapanTulis
Papan tulis biasanya digunakan oleh perawat komunitas saat melakukan pendidikan kesehatan di
tatanan sekolah. Papan tulis dapat digunakan berulang kali, untuk mengungkapkan berbagai
macam informasi yang akan disampaikan.
4.LembarBalik
Lembar balik merupakan koleksi bagan yang disusun dalam urutan tertentu, dengan ukuran sama
dengan poster. Lembar balik dapat dibawah kemana- mana penulisan dan jumlah lembar balik
bergantung pada pesan yang ingin disampaikan dan waktu penyampaian. Urutan penyaji lembar
balik dapat diatur dengan tepat sesuai kebutuhan.
BAB 1V
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah,
sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangkamemecahkan masalah
kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Perencanaan keperawatan yang baik membutuhkan kerja sama yang baik antar perawat dengan
pasien,keluarga pasien,konsultasi dengan anggota tim lainnya serta peninjauan kepustakaan
terkait.Perawat harus merencanakan suatu tindakan keperawatan agar dalam melakukan
perawatan terhadap pasien lebih efektif dan efisien.
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk mencapai klien mencapai
tujuan yang diharapkan (sembuh). Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi
keperawatan yang diberikankepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yangmuncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi
keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan.
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.Evaluasi dilakukan dengan cara
membandingkan antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
tahap perencanaan.
4.2.Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca khususnya kepada para
perawat agar lebih mendalami materi yang telah dipaparkan dalam makalah ini agar dapat
berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun saat berada di lapangan sehingga dapat
menerapkan proses keperawatan secara sistematis.
DAFTAR PUSTAKA
Jaji & Nurharlina. Buku panduan praktik profesi keperawatan komunitas, PSIK-FK Unsri tahun
2011.
Induniasih,S.Kp.,K.Kes.2021.Metodologi Keperawatan Yogyakarta Pustaka Baru Press
Mubarak, dkk., 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Ferri Efendi, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Judul Makalah
Introduction
Jawaban Atas pertanyaan
tugas
Menggunakan teori yang
tepat
2. Pengorganisasian 20