Anda di halaman 1dari 12

PENTINGNYA UPAYA PENCEGAHAN HAZARD

FISIK-RADIASI DAN HAZARD KIMIA

Putri Dwi Helga

putridwihelga111@gmail.com

ABSTRAK

Bahaya (Hazzard) adalah suatu suatu kondisi atau tindakan atau potensi yang dapat
menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta benda, proses, maupun lingkungan. Metode
penulisan yang digunakan ialah dengan metode deskriptif. Dimana dilakukan dengan teknik
pengumpulan data atau informasi dengan melakukan analisis, eksplorasi, kajian bebas (literatur
review) yang relevan yang berfokus pada tema. . Hasil yang dapat diperoleh yaitu, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya
fisikradiasi dan kimia, yaitu Keseluruhan proses dari HIRARC yang disebut juga dengan
manajemen risiko (risk management), kemudian akan menghasilkan dokumen HIRARC yang
sangat berguna untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Jadi, Identifikasi Bahaya (Hazards
Identification), Penilaian Risiko (Risk Assessment) dan Pengendalian Risiko (Risk Control) atau
yang disingkat HIRARC merupakan suatu elemen pokok dalam sistem manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya.

Kata Kunci : Hazard Fisik- Radiasi, Hazard Kimia, HIRARC

Latar Belakang merupakan suatu sarana utama untuk


mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang
Kesehatan kerja merupakan suatu
dapat menimbulkan kerugian berupa luka
unsur kesehatan yang berkaitan dengan
atau cidera, cacat atau kematian,
lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara
kerugianharta benda, kerusakan peralatan
langsung maupun tidak langsung dapat
atau mesin dan kerusakan lingkungan secara
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas
luas.
kerja. Sedangkan, keselamatan kerja
Pada hakekatnya Keselamatan dan profesi dan padat modal. Pelayanan rumah
Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu sakit menyangkut berbagai fungsi
usaha untuk menciptakan perlindungan dan pelayanan, pendidikan, penelitian dan juga
keamanan dari berbagai risiko kecelakaan mencakup berbagai tindakan maupun
dan bahaya, baik fisik, mental maupun disiplin medis. Rumah Sakit adalah tempat
emosional terhadap pekerja, perusahaan, kerja yang memiliki potensi terhadap
masyarakat dan lingkungan. Disamping itu, terjadinya kecelakaan kerja. Bahan mudah
keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan terbakar, gas medik, radiasi pengion, dan
dapat menciptakan kenyamanan kerja dan bahan kimia merupakan potensi bahaya yang
keselamatan kerja yang tinggi. Pendapat memiliki risiko kecelakaan kerja. Oleh
Dharma et al. (2017), yang menyatakan karena itu, Rumah Sakit membutuhkan
bahwa dalam meminimalkan dampak risiko perhatian khusus terhadap keselamatan dan
K3 perlu dilakukan pengendalian risiko, kesehatan pasien, staf dan umum
evaluasi secara periodik harian, mingguan, (Sadaghiani, 2001 dalam Omrani dkk.,
dan evaluasi bulanan, pertimbangan jarak 2015).
aman sumber bahaya dari pekerja,
Berdasarkan peraturan pemerintah
pengaturan jam kerja, penetapan prosedur
Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012
skenario keadaan darurat dan instruksi kerja.
tentang penerapan sistem manajemen
Demikian juga dengan pendapat Soputan et
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
al. (2014), yang mengatakan Pengendalian
pada lampiran 1 pedoman penerapan SMK3
yang dapat dilakukan dari risiko bahaya
wajib melaksanakan perencanaan K3 yang
yang diketahui, yaitu dengan cara
didalamnya berisi identifikasi potensi
mengurangi risiko dengan rekayasa teknik,
bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.
administratif dan menggunakan Alat
Identifikasi Bahaya (Hazards Identification),
Pelindung Diri (APD). Penangannya dengan
Penilaian Risiko (Risk Assessment) dan
mengurangi, mendanai, menanggulangi dan
Pengendalian Risiko (Risk Control) atau
mengalihkan risiko ke pihak lain seperti
yang disingkat HIRARC merupakan suatu
asuransi serta pihak lain yang berhubungan
elemen pokok dalam sistem manajemen
langsung.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
Rumah sakit merupakan institusi berkaitan dengan upaya pencegahan dan
pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pengendalian bahaya. Keseluruhan proses
dari HIRARC yang disebut juga dengan Adapun referensi dari jurnal yang
manajemen risiko (risk management), saya gunakan merupakan jurnal yang
kemudian akan menghasilkan dokumen diterbitkan pada 8 tahun terakhir ( dengan
HIRARC yang sangat berguna untuk tahun paling tua 2012).
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Hasil
Setiap pekerjaan memiliki potensi
Berdasarkan hasil analisis dan kajian
bahaya (hazard). Apabila potensi bahaya
bebas dari beberapa jurnal yang sesuai
tidak diperhatikan dan dikendalikan, bisa
dengan topik yang di bahas.
berpotensi menyebabkan terjadinya
kelelahan, keluhan muskulosekeletal, cedera, Maka dapat diperoleh bahwa Bahaya
bahkan mungkin terjadi kecelakaan kerja. (Hazzard) adalah suatu suatu kondisi atau
Maka dari itu perlu dilakukan pengendalian tindakan atau potensi yang dapat
bahaya dengan menemukan potensi bahaya menimbulkan kerugian terhadap manusia,
yang ada pada area kerja, lalu dilakukan harta benda, proses, maupun lingkungan.
identifikasi bahaya. Bahaya (danger) adalah suatu kondisi hazard
yang terkespos atau terpapar pada
Metode
lingkungan sekitar dan terdapat peluang
Metode penulisan yang digunakan besar terjadinya kecelakaan / insiden.
ialah dengan metode deskriptif,. Dimana
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
dilakukan dengan teknik pengumpulan data
dan Pengendalian Risiko (Risk Control) atau
atau informasi dengan melakukan analisis,
yang disingkat HIRARC merupakan suatu
eksplorasi, kajian bebas (literatur review)
elemen pokok dalam sistem manajemen
yang relevan yang berfokus pada tema yaitu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
Pentingnya Upaya Pencegahan Hazard
berkaitan dengan upaya pencegahan dan
Fisik-Radiasi Dan Hazard Kimia.
pengendalian bahaya fisik-radiasi dan kimia.
Adapun sumber yang digunakan Keseluruhan proses dari HIRARC yang
dalam penulisan ini menggunakan sumber disebut juga dengan manajemen risiko (risk
dari beberapa jurnal dengan memasukkan management), kemudian akan menghasilkan
kata kunci Pentingnya Upaya Pencegahan dokumen HIRARC yang sangat berguna
Hazard Fisik-Radiasi Dan Hazard Kimia. untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Penilaian risko (Risk Assessment) desain tempat kerja, mesin,
adalah proses penilaian yang digunakan peralatan atau proses kerja
untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang menjadi lebih aman.
dapat terjadi. Tujuan dari risk assessment d. Administrasi: Dalam upaya
adalah memastikan kontrol risiko dari sacara administrasi difokuskan
proses, operasi atau aktifitas yang dilakukan pada penggunaan prosedur
berada pada tingkat yang dapat diterima. seperti SOP (Standard Operating
Procedure) sebagai langkah
Pengendalian risiko dapat mengikuti
mengurangi tingkat risiko.
Pendekatan Hirarki Pengendalian (Hirarchy
e. Alat pelindung diri: Merupakan
of Control). Hirarki pengedalian resiko
langkah terakhir yang dilakukan
adalah suatu urutan-urutan dalam
yang berfungsi untuk
pencegahan dan pengendalian resiko yang
mengurangi keparahan akibat
mungkin timbul yang terdiri dari beberapa
dari bahaya yang ditimbulkan.
tingkatan secara berurutan (Tarwaka, 2008).
Pembahasan
Hirarki atau metode yang dilakukan untuk
mengendalikan risiko antara lain: Menurut International Labour
Organization (ILO) (1998) Keselamatan dan
a. Eliminasi (Elimination): Hal ini
Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu promosi,
berarti eliminasi dilakukan
perlindungan dan peningkatan derajat
dengan upaya mengentikan
kesehatan yang setinggi tingginya mencakup
peralatan atau sumber yang dapat
aspek fisik, mental, dan social untuk
menimblkan bahaya.
kesejahteraan seluruh pekerja di semua
b. Substitusi (Substitution): Prinsip
tempat kerja. Pelaksanaan K3 merupakan
pengendalian ini adalah
bentuk penciptaan tempat kerja yang aman,
menggantikan sumber risiko
bebas dari pencemaran lingkungan sehingga
dengan sarana atau peralatan lain
mampu mengurangi kecelakaan kerja dan
yang lebih aman atau lebih
penyakit akibat kerja. salah satu bentuk
rendah tingkat resikonya.
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
c. Rekayasa (Engineering):
aman, sehat, bebas dari pencemaran
Merupakan upaya menurunkan
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan
tingkat risiko dengan mengubah
atau bebas dari kecelakaan kerja dan tubuh manusia karena terpapar oleh sinar-X
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya segera teramati tidak berselang lama dari
dapat meningkatkan efisiensi dan penemuan sinar-X. Efek merugikan itu
produktivitas kerja. berupa kerontokan rambut dan kerusakan
kulit (Ahmad & Abidin, 2013) .
Bahaya (Hazzard) adalah suatu suatu
kondisi atau tindakan atau potensi yang Cedera Akibat Radiasi adalah
dapat menimbulkan kerugian terhadap kerusakan jaringan akibat radiasi
manusia, harta benda, proses, maupun (penyinaran). Radiasi adalah gelombang
lingkungan. Bahaya (danger) adalah suatu atau partikel berenergi tinggi yang berasal
kondisi hazard yang terkespos atau terpapar dari sumber alami atau sumber yang sengaja
pada lingkungan sekitar dan terdapat dibuat oleh manusia. Cedera jaringan bisa
peluang besar terjadinya kecelakaan / terjadi akibat pemaparan singkat radiasi
insiden. Identifikasi bahaya guna tingkat tinggi atau pemaparan jangka
mengetahui potensi bahaya dalam setiap panjang radiasi tingkat rendah. Beberapa
pekerjaan dan proses kerja. Identifikasi efek yang merugikan dari radiasi hanya
bahaya dilakukan bersama pengawas berlangsung singkat, sedangkan efek lainnya
pekerjaan atau petugas K3. bisa menyebabkan penyakit menahun. Efek
dini dari radiasi dosis tinggi akan tampak
Bahaya Fisik Radiasi
jelas dalam waktu beberapa menit atau
Bahaya fisik biasanya berasal dari beberapa hari. Efek lanjut mungkin baru
faktor fisika, seperti kebisingan, getaran, tampak beberapa minggu, bulan atau bahkan
pencahayaan, radiasi, temperatur, dan bertahun-tahun kemudian. Mutasi
tekanan. Sinar X banyak digunakan dalam (pergeseran) bahan genetik dari sel-sel organ
praktek kedokteran karena sifat-sifatnya kelamin akan tampak jelas hanya jika
yang begitu banyak, baik untuk tujuan korban pemaparan radiasi memiliki anak,
diagnostik maupun terapi. Sinar-X termasuk dimana anaknya mungkin terlahir dengan
sinar radiasi ionisasi, yaitu radiasi yang kelainan genetik (Supriyono, Rahim, &
ketika melewati matter membentuk partikel Murni, 2018).
bermuatan positif dan negative (Putri,
Berdasarkan progresinya, radiasi
Sarianoferni, & Wahjuningsih, 2016).
dapat berbentuk radiasi efek cepat,
Beberapa efek merugikan yang muncul pada
menghasilkan sindrom radiasi akut (usus, mengakibatkan iritasi mata dan kulit jika
darah, gangguan fertilitas) dan radiasi efek terkena anggota tubuh dan terserap ke dalam
lambat (katarak, dermatitis). Pajanan akut mata dan kulit serta gangguan pernafasan
dengan dosis besar, kira-kira 30-50 Gy karena menghirup gas/uap dapat dilakukan
(2000-5000 rad) akan mengakibatkan tindakan pengendalian/pengurangan risiko
kematian edema serebri dalam waktu 48 dengan menggunakan APD (googles,
jam. Pada dosis yang lebih rendah (1-20 masker) Material Safety Data Sheet
Gy), kematian diakibatkan oleh kerusakan (MSDS), rambu K3 dan pembatasan akses
saluran pencernaan atau depresi pada area tersebut agar tidak sembarang
hematopoiesis dalam jangka waktu kurang orang memasuki area tersebut. Serta
lebih satu bulan. Pajanan dosis rendah, tetapi karyawan harus melakukan pengujian
dalam jangka waktu yang lama, perlu kesehatan setiap tahun sesuai ketentuan
mewaspadai adanya risiko neoplastik. Letak perusahaan. Baik yang terkena bahan kimia
tumor sangat bergantung pada sumber maupun yang tidak terkena bahan kimia
radiasi yang umumnya mempunyai target tersebut. Pihak yang berwenang harus selalu
organ khusus (mis, pada kelenjar tiroid, pada melakukan monitoring lingkungan kerja
tulang), serta bergantung pada tempat masuk tersebut, serta larangan makan dan minum di
radiasinya (Anies, 2013). tempat kerja. Hal ini sesuai dengan UU No.
1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Bahaya Kimia
pada pasal 13, yaitu kewajiban bila
Bahaya kimia umumnya berasal dari memasuki tempat kerja dan Kepmenaker.
bahan-bahan kimia yang ada di tempat kerja. 333/MEN/1989 tentang diagnosis dan
Bahaya kimia dapat mempengaruhi atau pelaporan penyakit akibat kerja dan
masuk ke dalam tubuh pekerja melalui Kepmenaker. 187/MEN/1999 tentang
pernafasan, pencernaan, kontak kulit, atau pengendalian bahan kimia berbahaya di
tertusuk/tersuntik. Contoh bahaya kimia tempat kerja. Serta PP No.74/2001 tentang
antara lain: Debu, Asap (smog), Gas, Uap, pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
Fume, Kabut (mists/aerosol), Bedak/ Tepung serta di lakukan sosialisai penanganan bahan
(vapors), dan Fiber. kimia dan pelatihan pengunaan APD yang
benar.
Untuk bahaya kimia yaitu terkena
cairan kimia atau tekanan gas berlebih akan Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control (HIRARC) kebisingan, pencahayaan, getaran, iklim
merupakan sebuah metode dalam mencegah kerja, gelombang mikro dan sinar ultra
atau meminimalisir kecelakaan kerja. ungu. Faktor-faktor ini mungkin bagian
HIRARC merupakan metode yang dimulai tertentu yang dihasilkan dari proses produksi
dari menentukan jenis kegiatan kerja yang atau produk samping yang tidak diinginkan
kemudain diidentifikasi sumber bahayanya (ILO, 2013). Potensi bahaya fisika yang
sehingga di dapatkan risikonya. kemudian teridentifikasi yaitu pencahayaan, dengan
akan dilakukan penilaian resiko dan melakukan perawatan terhadap pasien pada
pengendalian risiko untuk mengurangi siang hari. Dapat terjadi resiko bahaya
paparan bahaya yang terdapat pada setiap kelelahan mata, keluhan pegal dan efisiensi
jenis pekerjaan. (Purnama, 2015). kerja menurun. Dari peraturan Kepmenkes
RI No 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Identifikasi Bahaya (Hazard
persyaratan kesehatan lingkungan rumah
Identification)
sakit, pencahayaan ruang pasien 100-200 lux
Identifikasi Bahaya (Hazard
dengan warna cahaya sedang.
Identification) Identifikasi bahaya
merupakan upaya sistematis yang dilakukan Potensi bahaya kimia merupakan
untuk mengetahui potensi bahaya dalam paparan yang terjadi pada pekerja dengan
aktivitas pekerjaan. Potensi bahaya yang berbagai macam bahan yang mengandung
dapat diidentifikasi berguna untuk racun dengan paparan terjadi dalam kondisi
meningkatkan kehati-hatian dalam kerja normal yang berdampak pada efek
melakukan suatu pekerjaan, waspada serta yang merugikan. Identifikasi bahaya kimia
melakukan langkah-langkah pengamanan yang ditemukan pada rumah sakit yang
agar tidak terjadi kecelakaan.( Ramesh, R, . dapat berisiko untuk menyebabkan bahaya
2017) kerja dari penggunaan produk yang berasal
dari bahan kimia yaitu sabun yang
Potensi bahaya fisik adalah faktor di
digunakan pada unit grooming yang
dalam tempat kerja yang bersifat fisika,
menyebabkan tangan petugas menjadi
Setiap benda atau proses yang secara
kering dan terkelupas setelah menggunakan
langsung atau perlahan bisa mencederai fisik
sabun untuk memandikan pasien serta
orang ataupun bagiannya antara lain. Yang
penggunaan desinfektan setelah melakukan
merupakan potensi bahaya fisik adalah
tindakan pada pasien yang dilakukan secara
terus menerus. dalam risk assessment yaitu Likelihood (L)
dan Severity (S) atau Consequence (C).
Potensi bahaya kimia yang
Likelihood menunjukkan seberapa mungkin
teridentifikasi yaitu disinfektan, dengan
kecelakaan itu terjadi, sedangkan Severity
melakukan pembersihan ruangan. Dapat
atau Consequence menunjukkan seberapa
terjadi resiko bahaya keracunan, cedera mata
parah dampak dari kecelakaan tersebut. Nilai
dan infeksi. Dari Undang-undang No 1
dari Likelihood dan Severity akan digunakan
Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, BAB
untuk menentukan Risk Rating atau Risk
III Pasal 3 ayat 1 memelihara kebersihan,
Level. (Wijaya, Panjaitan, Palit, 2015).
kesehatan dan ketertiban. Serta Permenkes
No 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan Dan Pengendalian Risiko (Risk Control)
Kesehatan Kerja Rumah Sakit BAB III Pengendalian risiko (Risk Control)
Standar Keselamatan Dan Kesehatan adalah cara untuk mengatasi potensi
Kerja,bahwa bahaya kimia yaitu disinfektan bahaya yang terdapat dalam dalam
berada di semua area dan pekerja yang lingkungan kerja. Potensi bahaya
paling beresiko yaitu petugas kebersihan dan tersebut dapat dikendalikan dengan
perawat. menentukan suatu skala prioritas
terlebih dahulu yang kemudian dapat
Penilaian Risiko (Risk Assessment)
membantu dalam prioritas terlebih
Penilaian risiko adalah pendekatan dahulu yang kemudian dapat
yang digunakan untuk menilai seberapa membantu dalam pemilihan
besar risiko tersebut dan apa yang harus pengendalian resiko yang disebut
dilakukan untuk menguranginya sehingga hirarki pengendalian resiko. (Wijaya,
efeknya dapat diterima kesehatan dan Panjaitan, Palit, 2015). Pengendalian
lingkungan (Wigmore, 2009). Penilaian risiko dapat mengikuti Pendekatan
risko (Risk Assessment) adalah proses Hirarki Pengendalian (Hirarchy of
penilaian yang digunakan untuk Control). Hirarki pengedalian resiko
mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat adalah suatu urutan-urutan dalam
terjadi. Tujuan dari risk assessment adalah pencegahan dan pengendalian resiko
memastikan kontrol risiko dari proses, yang mungkin timbul yang terdiri
operasi atau aktifitas yang dilakukan berada dari beberapa tingkatan secara
pada tingkat yang dapat diterima. Penilaian berurutan (Tarwaka, 2008).
Hirarki atau metode yang dilakukan kombinasi kegiatan, perubahan prosedur,
untuk mengendalikan risiko antara lain: dan mengurangi frekuansi dalam melakukan
kegiatan berbahaya. Upaya pengandalian
a. Eliminasi (Elimination)
engineering (seperti pengaturan
Eliminasi dapat didefinisikan sebagai pencahayaan yang tepat dan ruang yang
upaya menghilangkan bahaya. Eliminasi memadai, penggunaan jarum infus yang
merupakan langkah ideal yang dapat lebih aman, dan penyediaan kontainer bekas
dilakukan dan harus menjadi pilihan utama jarum infus
dalam melakukan pengendalian risiko
d. Administrasi
bahaya. Hal ini berarti eliminasi dilakukan
dengan upaya mengentikan peralatan atau Dalam upaya sacara administrasi
sumber yang dapat menimblkan bahaya. difokuskan pada penggunaan prosedur
seperti SOP (Standard Operating Procedure)
b. Substitusi (Substitution)
sebagai langkah mengurangi tingkat risiko.
Substitusi didefinisikan sebagai upaya pengendalian administratif (seperti
penggantian bahan yang berbahaya dengan pengembangan kebijakan K3 rumah sakit
bahan yang lebih aman. Prinsip dan penyelenggaraan berbagai program
pengendalian ini adalah menggantikan pelatihan, serta penyusunan SOP
sumber risiko dengan sarana atau peralatan pemasangan infus yang aman; dan
lain yang lebih aman atau lebih rendah penggunaan alat pelindung diri yang
tingkat resikonya. memadai (seperti penggunaan sarung
tangan, masker dan gown) (Gallagher &
c. Rekayasa (Engineering)
Sunley, 2013)
Rekayasa / Engineering merupakan
e. Alat Pelindung Diri (APD)
upaya menurunkan tingkat risiko dengan
mengubah desain tempat kerja, mesin, Alat pelindung diri merupakan
peralatan atau proses kerja menjadi lebih langkah terakhir yang dilakukan yang
aman. Ciri khas dalam tahap ini adalah berfungsi untuk mengurangi keparahan
melibatkan pemikiran yang lebih mendalam akibat dari bahaya yang ditimbulkan.
bagaimana membuat lokasi kerja yang Menurut Occupational Safety and Health
memodifikasi peralatan, melakukan Administration (OSHA) alat pelindung diri
didefinisikan sebagai alat yang digunakan
untuk melindungi pekerja dari luka atau Assessment) dan Pengendalian Risiko (Risk
penyakit yang diakibatkan oleh adanya Control) atau yang disingkat HIRARC
kontak dengan bahaya (hazard) di tempat merupakan suatu elemen pokok dalam
kerja baik bersifat kimia, biologis, radiasi, sistem manajemen Keselamatan dan
elektrik, mekanik dan lainnya. Penggunaan Kesehatan Kerja yang berkaitan dengan
alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya
sesuai dengan rekomendasi National fisik-radiasi dan kimia. Keseluruhan proses
Association of State Public Health dari HIRARC yang disebut juga dengan
Veterinarians dengan alat pelindung diri manajemen risiko (risk management),
(APD) yaitu sarung tangan (Gloves), kemudian akan menghasilkan dokumen
pelindung wajah, pelindung saluran HIRARC yang sangat berguna untuk
pernapasan, pakaian pelindung (pakaian mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
laboratorium dan non steril), alas kaki dan
Daftar Pustaka
penutup kepala.
1. Aini, M N., & Arif N. (2020).
Penutup
AnalisisBahaya dan Resiko Kerja di
Penilaian risko (Risk Assessment) Industri Pengolahan Teh dengan
adalah proses penilaian yang digunakan Metode HIRA atau
untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang IBPR. Journal of Industrial and System
dapat terjadi. Tujuan dari risk assessment Engineering (JIES), 1(1), 65-74.
adalah memastikan kontrol risiko dari
2. Ferusgel, A., & Anjelina B. (2018).
proses, operasi atau aktifitas yang dilakukan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
berada pada tingkat yang dapat diterima.
TINDAKAN KESELAMATAN RADIASI
Pengendalian risiko dapat mengikuti
SINAR-X DI UNIT RADIOLOGI RUMAH
Pendekatan Hirarki Pengendalian (Hirarchy
SAKIT PUTRI HIJAU MEDAN. Journal of
of Control). Hirarki pengedalian resiko
Borneo Holistic Health, 1(2), 264 -270.
adalah suatu urutan-urutan dalam
pencegahan dan pengendalian resiko yang 3. Indragiri, S., & Yuttya T. (2018).
mungkin timbul yang terdiri dari beberapa MANAJEMEN RISIKO K3
tingkatan secara berurutan. MENGGUNAKAN HAZARD
IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT
Jadi, penilaian Risiko (Risk
AND RISK CONTROL (HIRARC). Jurnal 8. Ramadhan, Fazri. (2017).
Kesehatan, 9(1), 39-52. AnalisisKesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) Menggunakan Metode
4. Mindhayani, Iva. (2020). ANALISIS
Hazard Identification Risk Assessment
RISIKO KESELAMATAN DAN
and Risk Control
KESEHATAN KERJA DENGAN METODE
(HIRARC). Jurnal Seminar Nasional Riset
HAZOP DAN PENDEKATAN
Terapan, 164-169.
ERGONOMI (STUDI KASUS: UD.
BAROKAH BANTUL). Jurnal Simetris, 9. Silambi, D., Ambo S., & Syawal K S.
11(1), 31-38. (2020). ANALISIS RISIKO BAHAYA
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
5. Pertiwi., Yudha N., & Santosa B.
(IGD) RUMAH SAKIT UMUM
(2019). Hazard identification, risk
DAERAH KOTA KENDARI TAHUN
assesment and risk control serta
2019. Jurnal Kesehatan dan
penerapan risk mapping pada Rumah
Keselamatan Kerja
Sakit Hewan Prof. Soeparwi
Universitas Halu Oleo, 1(1), 1-8.
Universitas Gadjah Mada. Journal of
Community Medicine and Public 10. Simamora, R. H. (2019).
PengaruhPenyuluhan Identifikasi Pasien
Health,
dengan Menggunakan Media Audiovisual
35(2), 55-64.
terhadap Pengetahuan Pasien Rawat

6. Putri, Oktaviana Zahratul. et al. Inap. Jurnal


(2017). Keperawatan Silampari, 3(1), 342-351.
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN
11. Simamora, R. H. (2020). Learning of
DAN KESEHATAN KERJA PADA
PatientIdentification in Patient Safety
PETUGAS KESEHATAN INSTALASI Programs Through Clinical Preceptor
GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT Models. Medico Legal Update, 20(3), 553-
AKADEMIK UGM. Jurnal Kesehatan, 556.

10(1), 1-12.
12. Supriyadi., & Fauzi R. (2017).
7. Ramdan, I M., & Abd. R. (2017). IDENTIFIKASI BAHAYA DAN
AnalisisRisiko Kesehatan dan PENILAIAN RISIKO PADA DIVISI
Keselamatan Kerja (K3) pada BOILER MENGGUNAKAN METODE
Perawat. 5(3), 229-241. HAZARD IDENTIFICATION RISK
ASSESSMENT AND RISK CONTROL
(HIRARC). Journal of Industrial Hygiene
and Occupational Health, 1(2).

13. Syahidah, H N., & Ida M. (2017).


REVIEW: ASPEK KEAMANAN DAN
KESELAMATAN KERJA DALAM
PRODUKSI SEDIAAN FARMASI. Jurnal
Farmaka, 16(1), 13-20.

14. Wijayanti, Reni. et al. (2017).


Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko
dan Penentuan Kontrol di Puskesmas
Gambirsari Surakarta. Journal On
Medical Science, 4(2), 150-156.

Anda mungkin juga menyukai