Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Prinsip–prinsip Legal dalam Praktek Keperewatan

Konsep Dasar Keperawatan

DOSEN PEGAMPU: Ns. Uji Kawuryan, M.Kep.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. Aryan Roshandi (SR19213011)

2. Astutik (SR19213018)

3. Febby Oktaviani (SR19213085)

4. Ika Oktaviani (SR19213028)

5. Khotifah (SR19213091)

6. Lila Adawiya (SR19213016)

7. Nur Jannah (SR19213020)

8. Vina Artika (SR19213029)

PROGRAM STUDI NERS S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Prinsip–prinsip Legal dalam
Praktek Keperewatan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Ns.
Uji Kawuryan, M.Kep. yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pontianak, 21 November 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan
kesehatan dan tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan
adanya pemberian pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman,
efektif dan ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka
masyarakat akan menempuh jalur hukum untuk membela hak-haknya.

Klien mempunyai hak legal yang diakui secara hukum untuk mendapatkan
pelayanan yang aman dan kompeten. Perhatian terhadap legal dan etik yang
dimunculkan konsumen telah mengubah sistem pelayanan kesehatan

Kebijakan yang ada dalam institusi menetapkan prosedur yang tepat untuk
mendapatkan persetujuan klien terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan.
Institusi telah membentuk berbagai komite etik untuk meninjau praktik
professional dan memberi pedoman bila hak-hak klien terancam. Perhatian lebih
juga diberikan pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan
semakin bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya bertanggung jawab tindakan yang dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
makalah ini, sebagai berikut :
1.bagaimanakah prinsip–prinsip legal dalam praktek keperewatan?

C. Tujuan Masalah
a. Tujuan Umum
1. Dapat mengetahui prinsip–prinsip legal dalam praktek keperewatan.
b. Tujuan Khusus
1. Perawat dapat melakukan prinsip-prinsip legal di dunia keperawatan.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Malpraktek
Malpraktek adalah praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar
profesi atau standar prosedur operasional. Untuk malpraktek kedokteran juga
dapat dikenai hukum kriminal. Malpraktek kriminal terjadi ketika seorang dokter
yg menangani sebuah kasus telah melanggar undang -undang hukum pidana.
perbuatan ini termasuk ketidakjujuran, kesalahan dalam rekam medis, penggunaan
ilegal obat-obatan, pelanggaran dalam sumpah dokter, perawatan yang lalai dan
tindakan pelecehan seksual pada pasien.
Malpraktek adalah kelalaian bertindak yang di lakukan seseorang terkait profesi
atau pekerjaannya yang membutuhkan keterampilan profesional dan tekhnikal
yang tinggi.
Malpraktek adalah kelalaian seorang tenaga kesehatan untuk mempergunakan
tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim di pergunakan untuk
merawat klien atau orang yang terluka menurut ukuran lingkungannya yang sama.
(Hanafiah dan Amir, 1999)
1. Tindakan yang termasuk malpraktek:
a. Kesalahan diagnosa

b.Penyuapan

c.Penyalahgunaan alat-alat kesehatan


d.Pemberian dosis obat yang salah
e.Salah pemberian obat kepada pasien
f.Alat-alat yang tidak memenuhi standar kesehatan atau tidak steril.
g. Kesalahan prosedur operasi

2. Dampak malpraktek
a. Merugikan pasien terutama pada fisiknya bisa menimbulkan cacat yang
permanen
b .Bagi petugas kesehataan mengalami gangguan psikologisnya, karena merasa
bersalah
c. Dari segi hukum dapat dijerat hukum pidana
d. Dari segi sosial dapat dikucilkan oleh masyarakat
e. Dari segi agama mendapat dosa
f. Dari etika keperawatan melanggar etika keperawatan bukan tindakan
profesional
3. Upaya-upaya pencegahan malpraktik
1. Senantiasa berpedoman pada standar pelayanan medis dan standar prosedur
professional.
2. Bekerja secara professional berlandasan etik dan moral yang tinggi.
3. Tingkatkan rasa kebersamaan, keakraban, dan kekeluargaan.
4. Ikuti peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku yang terutama tentang
kesehatan.

B. Kelalaian
Kelalaian bukanlah suatu kejahatan. Seorang dokter dikatakan lalai jika ia
bertindak tak acuh, tidak memperhatikan kepentingan orang lain sebagaimana
lazimnya. Akan tetapi jika kelalaian itu telah mencapai suatu tingkat tertentu
sehingga tidak memperdulikan jiwa orang lain maka hal ini akan membawa akibat
hukum, apalagi jika sampai merenggut nyawa, maka hal ini akan digolongkan
sebagai kelalaian berat.
Adapun yang menjadi tolak ukur dari timbulnya kelalaian dapat ditinjau dari
beberapa hal:
a. Tidak melakukan kewajiban dokter yaitu tidak melakukan kewajiban
profesinya untuk mempergunakan segala ilmu dan keterampilanya.
b. .Menyimpang dari kewajiban yaitu menyimpang dari apa yang seharusnya
dilakukan.
c. Adanya hubungan sebab akibat yaitu adanya hubungan langsung antara
penyebab dengan kerugian yang dialami pasien sebagai akibatnya.
Untuk menentukan kelalaian, standar asuhan di penuhi dengan penjelasan
apakah seseorang beralasan akan atau melakukan sesuatu pada situasi yang sama.
Setiap perawat bertanggung jawab untuk mengikuti standar asuhan keperawatan
dalam praktek. Dalam kasus atau gugatan sipil malpraktek pembuktianya dapat
dilakukan dengan dua cara:
a. Cara langsung
Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai tolak ukur.
· Kewajiban
· Penyimpangan dari kewajiban
· Penyebab langsung
· Kerugian
b. Cara tidak langsung
Cara pembuktian yang mudah pasien, yakni dengan mengajukan fakta-fakta
yang diderita oleh sebagai hasil layanan perawatan yang dapat diterapkan, apabila
fakta-fakta yang ada memenuhi kriteria :
· Fakta tidak mungkin ada/terjadi apabila tenaga perawatan tidak lalai
· Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab tenagaperawatan.
· Fakta itu terjadi tanpa ada konstribusi dari pasien dengan perkataan lain
tidak ada
gugatan pasien

C. ELEMEN-ELEMEN PERTANGGUNG JAWABAN HUKUM


(LIABILITY)
yang harus di tetapkan untuk membuktikan bahwa malpraktek atau kelalaian telah
terjadi (vestal, 1991) :
1. Kewajiban (duty)
Pada saat terjadi cedera terkait dengan kewajiban yaitu kewajiban
mempergunakan segala ilmu dan kepandaian untuk menyembuhkan atau
setidak-tidaknya meringankan beban penderitaan pasien berdasarkan
standar profesi.
Contoh :
Perawat rumah sakit bertanggung jawab untuk :
- Pengkajian yang aktual bagi pasien yg ditugaskan untuk
memberikan asuhan keperawatan.
- Mengingat tanggung jawab asuhan keperawatan profesional untuk
mengubah kondisi klien.
- Kompoten melaksanakan cara-cara yang aman untuk pasien.

2. Breach of the duty (tidak melaksanakan kewajiban)


Pelanggaran terjadi sehubungan dengan kewajiban, artinya
menyimpang dari apa yang seharusnya dilakukan menurut standar
profesinya.
Contoh :
- Gagal mencatat dan melaporkan apa yang dikaji dari pasien, seperti
tingkat kesadaran pada saat masuk
- Gagal dalam memenuhi standar keperawatan yang di tetapkan sebagai
kebijakan rumah sakit
- Gagal melaksanakan dan mendokumentasikan cara-cara pengamanan yg
tepat (pengamanan tempat Tidur).

3. Proximate caused (sebab-akibat)


Pelanggaran terhadap kewajiabannya menyebabkan atau terkait dengan
cedera yang di alami klien.
Contoh:
cedera yang terjadi secara langsung berhubungan dengan pelanggaran terhadap
kewajiban perawat terhadap pasien atau gagal menggunakan cara pengaman yang
tepat yang menyebabkan klien jatuh dan menyebabkan fraktur.

4. Injury (cedera)
a.Seseorang mengalami cedera atau kerusakan dapat di tuntut secara hukum.
Contoh : faktur panggul, nyeri, waktu rawat nginap lama dan memerlukan
rehabilitasi.

D. PERTANGGUNGGUGATAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN.

1. Pertanggunggugatan
Pertanggunggugatan adalah suatu tindak gugatan apabila terjadi suatu kasus
tertentu.
contoh : ketika dokter memberi instruksi kepada perawat untuk memberikan obat
kepada pasien tapi ternyata obat yg diberikan itu salah, dan mengakibatkan
penyakit pasien menjadi tambah parah dan dapat merenggut nyawanya. Maka
pihak keluarga pasien berhak menggugat dokter atau perawat tersebut.
2. Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban adalah suatu konsekwensi yang harus diterima seseorang
atas perbutannya.
contoh : jika ada kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh dokter dan pihak
keluarga pasien maka, dokter akan bertanggung jawab attidak terima karena
kondisi semakin parah as kesalahan atau kelalaian.

E. Situasi yang harus dihindari oleh perawat

1. Kelalaian
Seorang perawat bersalah karena kelalaian mencederai pasien dengan cara
tidak melakukan tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan
cedera.

2. Pencurian
Mengambil seseuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena
mencuri. Jika anda tertangkap

anda akan dihukum. Mengambil barang yang tidak berharga sekalipun dapat
dianggap sebagai pencurian

3. Fitnah
Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang Dan merugikan orang
tersebut, anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda
menyatakan secara verbal atau tertulis.

4. False imprisoument
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan
pelanggaran hukum atau fase imprisoument. Menggunakan restrein fisik atau
bahkan mengancam akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa
juga termasuk fase imprisoument. Penyokong dan restrein harus digunakan
sesuai perintah dokter.

5. Penyerangan dan pemukulan


Penyerangan artinya dengan sengaja berusaha untuk menyentuh tubuh
orang lain atau bahkan mengancam untuk memukul nya. Pemukulan
berarti secara nyata menyentuh orang lain tanpa izin. Perawatan yang kita
berikan harus selalu izin atas pasien atau informed copsent. Ini berarti
pasien harus mengetahui dan menyetujui apa yang kita rencanakan dan
kita lakukan.
6. Pelanggaran privasi
Pasien mempunyai hak atau kerahasian dirinya dan urusan pribadinya,
pelangaran terhadap kerahasian adalah pelanggaran privasi dan itu adalah
tindakan yang melanggar hukum.
7. Penganiayaan
Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda
terikat secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum,standar
etik,meminta perawat untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan
pasien.

F. HAK ASASI MANUSIA


Menurut sifatnya hak asasi manusia biasanya dibagi atau dibedakan dalam
beberapa jenis (Prakosa, 1988), yaitu :
a. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)
b. Property Rights (hak asasi untuk memilih sesuatu)
c. Rights of legal equality
d. Political Rights (hak asasi politik)
e. Social and Cultural Rights (hak-hak asasi sosial dan kebudayaan)
f. Procedural Rights.
1. HAK PASIEN ANTARA LAIN :
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
RS dan mendapat pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
b. Memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yg bermutu
c. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dgn keinginannya dan sesuai
dgn peraturan yang berlaku di RS
d. Meminta konsultasi pada dokter lain (second opinion) terhadap penyakitnya
e. “Privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data medisnya
f. Mendapatkan informasi yg meliputi : penyakitnya, tindakan medik,
alternative terapi lain, prognosa penyakit dan biaya.
g. Memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan perawat.
h. Menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri
i. Hak didampingi keluarga dalam keadaan kritis
j. Hak menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya
k. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
l. Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual
m. Hak didampingi perawat/keluarga pada saat diperiksa dokter
n. Hak pasien dalam penelitian (Marchette, 1984; Kelly, 1987)

2. KEWAJIBAN PERAWAT :
a. Wajib memiliki : SIP, SIK, SIPP
b. Menghormati hak pasien
c. Merujuk kasus yang tidak dpt ditangani
d. Menyimpan rahasia pasien sesuai dgn peraturan perundang-undangan
d. Wajib memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan kewenangan
e. Meminta persetujuan setiap tindakan yg akan dilakukan perawat sesuai dgn
kondisi pasien baik scr tertulis maupun lisan
f. Mencatat semua tindakan keperawatan secara akurat sesuai peraturan dan
SOP yg berlaku
g. Memakai standar profesi dan kode etik perawat Indonesia dalam
melaksanakan praktik
h. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan IPTEK
i. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa sesuai dg
kewenangan
j. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
k. Mentaati semua peraturan perundang-undangan
l. Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun dgn
anggota tim kesehatan lainnya.

3. HAK-HAK PERAWAT
1.Hak perlindungan wanita.
2.Hak mengendalikan praktik keperawatan sesuai yang diatur oleh hukum.
3.Hak mendapat upah yang layak.
4.Hak bekerja di lingkungan yang baik
5.Hak terhadap pengembangan profesional.
6.Hak menyusun standar praktik dan pendidikan keperawatan.
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Malpraktek adalah praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar
profesi atau standar prosedur operasional. Malpraktek juga dapat diartukan
sebagai kelalaian dari seseorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat
keterampilan dan pengetahuannya didalam memberikan pelayanan pengobatan
dan perawatan terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati
dan merawat orang sakit atau terluka dilingkungan wilayah yang sama. Dampak
dari malpraktek diantaranya:

a. Merugikan pasien terutama pada fisiknya bisa menimbulkan cacat yang


permanen.
b. Bagi petugas kesehatan mengalami gangguan psikologisnya, karna merasa
bersalah.
c. Dari segi hukum dapat dijerat hukum pidana
d. Dari segi social dapat dikucilkan oleh masyarakat.
e. Dari segi agama mendapat dosa.
f. Dari etika keperawatan melanggar etika keperawatan bukan tindakan
professional.
Kemudian perlindungan hukum dipraktek keperawatan bertujuan
mengendalikan cangkupan praktek keperawatan, ketentuan, perizinan bagi
perawat, dan standar asuhan adalah melindungi kepentingan masyarakat.
Perawat yang mengetahui dan menjalankan tindakan undang-undang
praktik perawat serta standar asuhan akan memberikan layanan
keperawatan yang aman dan kompeten.

B. SARAN
a. Perlunya kehati-hatian seseorang tentunya keperawatan dalam melakukan
suatu tindakan agar tidak terjadi suatu yang dapat menyebabkan kejadian
yang fatal akibatnya.
b. Adanya berbagai pendekatan yang bersifat persuasif, konsultatif, dan
partisipatif semua pihak (stake holder) yang terkait dalam
penyelenggaraan praktik keperawatan berorientasi kepada pelayanan
yang bermutu.
c. Perlu ada nya peraturan perundang-undangan dibidang keperawatan yang
diselenggrakan oleh tenaga keperawatan yang mengayomi dan bersikap
mendidik sekaligus bersifat menghukum yang mudah dipahami dan
dilaksanakan, karena penyelenggaraan praktik keperawatan menyangkut
berbagai pihak sehingga yang terkait hendaknya bersifat proaktif dalam
melaksanakan peraturan perundang-undangan
DAFTAR PUSTAKA

http://sastryfey.blogspot.com?2012?11/makalalah-ikd-prinsip-legal-
dalam-praktek.html?m=1
http://juwandi18.blogspot.com/2013/12/prinsip-legal-dalam-paktek-
keperawatan.html?m=1
https://www.slideshare.net

Anda mungkin juga menyukai