ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
(P17240221008)
Dosen Pengampu :
TINGKAT 2A
PRODI D3 KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
KAMPUS KABUPATEN TRENGGALEK
Jl. Dr. Soetomo No. 5 Telp/Fax (0355)791293 Trenggalek 66312
WEBSITE :www.poltekkes-malang.ac.id
Tahun Akademik 2023/2024
ASPEK LEGAL DALAM PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEPERAWATAN
D. Apa saja Komponen-komponen umum data yang relevan menurut hukum sesuai
dengan kasus yang diangkat
Dalam Undang-Undang Kesehatan RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada
bab 1 yaitu Ketentuan Umum Pasal 1 tercantum: Tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga kesehatan memberikan pelayanan, pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Dalam pelaksanaan tugas para tenaga kesehatan memperlukan data
kesehatan klien sebagai dasar utama, dan penentuan keputusan dari tindakan yang akan
diberikan. Namun pada kasus diatas diduga bahwa adanya mal praktik pada pasien yang
meninggal tanpa penyakit yang diketahui keluarga. Mal praktik pada dasarnya tindakan
tenaga professional yang bertentangan/tidak sesuai dengan standar operating procedur
(SOP), kode atik dan juga undang-undang yang berlaku. Sehingga pada kasus
menyatakan bahwa pihak keluarga melaporkan tenaga kesehatan yang bertugas dan juga
direktur RS pada hukum untuk mencari keadilan dan juga tangggung jawab.
Berdasarkan UU No. 29 Tahun 2004, dokter yang melakukan praktek dapat
dikatakan melakukan malpraktik apabila dokter tersebut tidak memenuhi prosedur yang
di tetapkan dalam Pasal 29 UU No.29 Tahun 2004. Korban malpraktik mendapat
perlindungan hukum yang diatur dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, yaitu berupa pengaturan pertanggangung jawaban dokter untuk
memberikan ganti rugi kepada korban malpraktik selaku konsumen, sebagai akibat
adanya kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter
selaku pelaku usaha serta pengaturan pemberlakuan ketentuan hukum pidana yang
disertai dengan pidana tambahan. Ada beberapa komponen data yang dapat menjadi
pertimbangan hukum dalam kasus ini, anatara lain yaitu: rekam medis, cosent forms
(formulir persetujuan), laporan operasi, dokumentasi pengobatan, hasil autopsy, catatan
perawatan pasca operasi, dokumen komunikasi, korespondensi hukum. Data ini dapat
dijadikan kunci untuk menentukan apakah ada tindakan yang salah dalam menangani
anak tersebut. Oleh karena itu juga sangat diperlukan suatu proses pendokumentasian
yang berisikan data dasar keperawatan, hasil pemeriksaan, analisa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi tindak lanjut keperawatan. Dan pentingnya lagi yaitu
selalu menggunakan SOP pada setiap tindakan agar tidak terjadi malpraktik dan juga
adanya landasan hukum yang dapat mengawasi tindakan tenaga kesehatan