Anda di halaman 1dari 17

ASPEK LEGAL ETIK

DAN MANAJEMEN
RESIKO DALAM
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN

Yuliastati
Prodi Keperawatan Bogor
ASPEK LEGAL
 Adalah suatu studi kelayakan yang
mempermasalahkan keabsahan suatu
tindakan ditinjau dan hukum yang
berlaku di Indonesia.
 Asuhan keperawatan (askep)
merupakan aspek legal bagi seorang
perawat walaupun format model
asuhan keperawatan di berbagai
rumah sakit berbeda-beda.
 Aspek legal dikaitkan dengan
dokumentasi keperawatan
merupakan bukti tertulis terhadap
tindakan yang sudah dilakukan
sebagai bentuk asuhan keperawatan
pada pasien/keluarga/kelompok/
komunitas
 Aspek legal adalah Ilmu
pengetahuan mengenai hak dan
tanggung jawab legal yang
terkait dengan praktik
keperawatan merupakan hal
yang penting bagi perawat.
 Pendokumentasian sangat
penting dalam perawatan
kesehatan saat ini.
 Edelstein (1990) mendefinisikan
dokumentasi sebagai segala
sesuatu yang ditulis atau dicetak
yang dipercaya sebagai data
untuk disahkan orang.
 Rekam medis haruslah
menggambarkan secara
komprehensif dari status
kesehatan dan kebutuhan klien,
boleh dikatakan seluruh tindakan
yang diberikan untuk perawatan
klien.
 Pendokumentasian yang baik harus
menggambarkan tidak hanya
kualitas dari perawatan tetapi juga
data dari setiap pertanggung
jawaban anggota tim kesehatan lain
dalam pemberian perawatan.
 Dokumentasi keperawatan adalah
informasi tertulis tentang status
dan perkembangan kondisi
kesehatan pasien serta semua
kegiatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat (Fischbach,
1991).
Dasar hukum
Registrasi dan Praktik
keperawatan
 Sesuai KEPMENKES NO. 1239
TAHUN 2001
 Undang-Undang No. 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan

Area overlaping
 Hak-hak pasien
 Informed concern

Aspek legal dalam


pendokumentasian keperawatan
Pada Kepmenkes No.1239
tahun 2001
Pasal 16: dalam melaksanakan
kewenangannya perawat
berkewajiban untuk:
1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat
ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai
dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
4. Memberikan informasi
5. Meminta persetujuan tindakan
yang akan dilakukan
6. Melakukan catatan perawatan
dengan baik
Area overlaping

 Hak-hak pasien
1. Hak untuk diinformasikan
2. Hak untuk didengarkan
3. Hak untuk memilih
4. Hak untuk diselamatkan
Informed concent
 adalah dokumen yang legal dalam
pemberian persetujuan prosedur
tindakan medik dan atau invasif,
bertujuan untuk perlindungan
terhadap tenaga medik jika terjadi
sesuatu yang tidak diharapakan
yang diakibatkan oleh tindakan
tersebut.
 Selain itu dapat melindungi pasien
terhadap intervensi / tindakan
yang akan dilakukan kepadanya.
 Dasar – dasar Informed consent:
UU N0 23 / 1992 tentang
kesehatan Pasal 53 ayat ( 2) dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI
NO 585 tentang persetujuan
tindakan medik.
Potensi area tuntutan
a. Malpraktik
Kelalaian bertindak yang dilakukan
seseorang terkait profesi/pekerjaannya
yang membutuhkan ketrampilan
profesional dan tehnikal yang tinggi
b. Dokumentasi
Medical Record adalah dokumen legal
dan dapat digunakan di pengadilan
sebagai bukti.
c. Informed consent
Persetujuan yang dibuat oleh klien
untuk menerima serangkaian prosedur
sesudah diberikan informasi yang
lengkap termasuk resiko pengobatan
dan fakta-fakta yang berkaitan dengan
itu, telah dijelaskan oleh dokter
d. Accident and Incident report
- Incident Report laporan terjadinya
suatu insiden atau kecelakaan.
- Perawat perlu menjamin
kelengkapan dan keakuratan
pelaporan askep.
Aspek legal dalam pendokumentasian

1.Tindakan sipil atau pribadi


Tindakan sipil berkaitan dengan isu antar
individu
2.Tindakan kriminal
Tindakan kriminal berkaitan dengan
perselisihan antara individu dan
masyarakat secara keseluruhan.
Menurut hukum jika sesuatu tidak di
dokumentasikan berarti pihak yang
bertanggung jawab tidak melakukan apa
yang seharusnya di lakukan.
Jika perawat tidak melaksanakan atau
tidak menyelesaikan suatau aktifitas atau
mendokumentasikan secara tidak benar,
dia bisa di tuntut melakukan mal praktik.
Dokumentasi keperawatan harus dapat
diparcaya secara legal, yaitu harus
memberikan laporan yang akurat
mengenai perawatan yang diterima klien
Suatu dokumen dapat dipercaya
apabila:

 Dilakukan pada periode yang


sama. Perawatan dilakukan pada
waktu perawatan diberikan.
 Akurat. Laporan yang akurat
ditulis mengenai apa yang
dilakukan oleh perawat dan
bagaimana klien berespon.
 Jujur. Dokumentasi mencakup
laporan yang jujur mangenai apa
yang sebenarnya dilakukan atau
apa yang sebenarnya diamati.
 Tepat. Apa saja yang dianggap
nyaman oleh seseorang untuk
dibahas di lingkungan umum di
dokumentasikan
 Catatan medis klien adalah sebuah
dokumentasi legal dan dapat
diperlihatkan di pengadilan sebagai bukti.
 Sering kali catatan tersebut digunakan
untuk mengingatkan saksi mengenai
kejadian di seputar tuntutan karena
beberapa bulan atau tahun biasanya sudah
berlalu sebelum tuntutan di bawa ke
pengadilan.
 Efektivitas kesaksian oleh saksi dapat
bergantung pada akurasi dari catatan
semacam ini. Oleh karena itu perawat
perlu untuk tetap akurat dan melengkapi
catatan askep yang diberikan pada klien.
 Kegagalan membuat catatan yang
semestinya dapat dianggap kelalaian dan
menjadi dasar Liabilitas yang merugikan.
 Pengkajian dan dokumentasi yang tidak
memadai atau tidak akurat dapat
menghalangi diagnosis dan terapi yang
tepat dan mengakibatkan cedera pada
klien.
Aspek Etik
Dokumentasi Keperawatan
 Nilai
Keyakinan(beliefs) mengenai arti dari
suatu ide, sikap, objek, perilaku, dll yang
menjadi standar dan mempengaruhi
prilaku seseorang.
Nilai menggambarkan cita-cita dan
harapan-harapan ideal dalam praktik
keperawatan.
 Etik
Kesepakatan tentang praktik moral,
keyakinan, sistem nilai, standar perilaku
individu dan atau kelompok tentang
penilaian terhadap apa yang benar dan apa
yang salah, mana yang baik dan mana yang
buruk, apa yang merupakan kebajikan dan
apa yang merupakan kejahatan, apa yang
dikendaki dan apa yang ditolak.
Etika Keperawatan
Kesepakatan/peraturan tentang penerapan
nilai moral dan keputusan- keputusan yang
ditetapkan untuk profesi keperawatan
(Wikipedia, 2008).
Prinsip Etik
1. Respect (Hak untuk dihormati)
Perawat harus menghargai hak-hak
pasien/klien
2. Autonomy (hak pasien memilih)
Hak pasien untuk memilih treatment
terbaik untuk dirinya
3. Beneficence (Bertindak untuk
keuntungan orang lain/pasien)
Kewajiban untuk melakukan hal tidak
membahayakan pasien/ orang lain dan
secara aktif berkontribusi bagi
kesehatan dan kesejahteraan pasiennya
4. Non-Maleficence (utamakan-tidak
mencederai orang lain)
kewajiban perawat untuk tidak dengan
sengaja menimbulkan kerugian atau
cidera
Prinsip :
Jangan membunuh, menghilangkan
nyawa orang lain, jangan menyebabkab
nyeri atau penderitaan pada orang lain,
jangan membuat orang lain berdaya dan
melukai perasaaan orang lain.
5. Confidentiality (hak kerahasiaan)
menghargai kerahasiaan terhadap
semua informasi tentang pasien/klien
yang dipercayakan pasien kepada
perawat.
6. Justice (keadilan)
kewajiban untuk berlaku adil kepada
semua orang. Perkataan adil sendiri
berarti tidak memihak atau tidak
berat sebelah.
7. Fidelity (loyalty/ketaatan)
8. Veracity (Truthfullness & honesty)
Kewajiban untuk mengatakan
kebenaran.
Terkait erat dengan prinsip otonomi,
khususnya terkait informed-consent.
Prinsip veracity mengikat pasien dan
perawat untuk selalu mengutarakan
kebenaran.
Pemecahan masalah etik

1. Identifikasi masalah etik


2. Kumpulkan fakta-fakta
3. Evaluasi tindakan alternatif
dari berbagai perspektif etik.
4. Buat keputusan dan uji
cobakan
5. Bertindaklah, dan kemudian
refleksikan pada keputusan
tsb

Anda mungkin juga menyukai