PENDAHULUAN
Apa yang dimaksud dengan aspek legal dan etik dokumentasi keperawatan?
1.3 Tujuan
1
Untuk mengetahui pendokumentasian askep berdasarkan metode proses
keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
digambarkan dalam suatu lingkaran tidak terputus yang terdiri dari mengumpulkan
data (data collecting) memproses data (process) luaran (output) umpan balik
(feedback), tentunya untuk dapat menunjang terlaksananya seluruh kegiatan diatas
diperlukan upaya pencatatan dan pendokumentasian yang baik.
Berdasarkan Permenkes No. 269/Menkes/Per III/2008, dinyatakan bahwa
rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Jelas sekali dinyatakan bahwa rekam medik berisikan
berkas catatan baik catatan medik (dokter) maupun catatan paramedik (perawat)
dan atau catatan petugas kesehatan lain yang berkolaborasi melakukan upaya
pelayanan kesehatan dimaksud. Selain itu rekam medik juga berisikan dokumen
yang dapat terdiri dari lembaran expertise pemeriksaan radiologi, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan EKG dll. Berdasarkan hal diatas serta melihat pada
tanggung jawab atas tugas profesi dengan segala risiko tanggung gugatnya
dihadapan hukum, maka dokumentasi keperawatan memang benar diakui
eksistensinya dan keabsahannya serta mempunyai kedudukan yang setara dengan
dokumen medik lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Undang-undang,
Peraturan Pemerintah dan Permenkes yang berisikan tentang kewajiban tenaga
kesehatan untuk mendokumentasikan hasil kerjanya didalam rekam kesehatan juga
berlaku untuk profesi keperawatan.
Terdapat 2 tipe tindakan legal :
1. Tindakan sipil atau pribadi : Tindakan sipil berkaitan dengan isu antar
individu
2. Tindakan kriminal : Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara
individu dan masyarakat secara keseluruhan.
4
tidak melaksanakan atau tidak menyelesaikan suatu aktifitas atau
mendokumentasikan secara tidak benar, dia bisa di tuntut melakukan mal praktik.
Dokumentasi keperawatan harus dapat dipercaya secara legal, yaitu harus
memberikan laporan yang akurat mengenai perawatan yang diterima klien.
Tappen,weiss,dan whitehead (2001) manyatakan bahwa dokumen dapat dipercaya
apabila hal-hal sbb :
Pedoman Pendokumentasian
1. Pengobatan
5
b. Bacakan kembali program lisan kepeda dokter dan klarifikasi nama klien
di catatan klien untuk memastikan identitas klien.
c. Catat program lisan hanya jika anda pernah mendengarnya, bukan yang di
beritahu kepada anda oleh perawat lain atau oleh personal unit.
3. Isu formal dalam pencatatan
a. Sebelum menulis pastikan anda mengambil catatan klien yang benar.
b. Koreksi semua pencatatan yang salah sesuai dalam kebijakan dan prosedur
di institusi anda.
c. Catat dengan gaya yang terorganisasi mengikuti proses keperawatan
d. Tulis dengan jelas dan singkat agar menghindari pernyataan subyektif
e. Catat deskripsi yang akurat dan spesifik
B. MANAJEMEN RESIKO
6
1. Menentukan tujuan yang ingin di capai
2. Mengidentifikasi risiko-risiko yang di hadapi atau terjadinya kerugian
3. Menentukan besarnya risiko atau kerugian
1. Frekuensi kejadian
2. Besarnya akibat kejadian tersebut
4. Mencari cara penanggulangan yang paling baik, tepat, dan ekonomis.
5. Mengkoordinir dan melaksanakan keputusan untuk penanggulangan
6. Mencatat, memonitor, dan mengevaluasi langkah – langkah yang sudah di
tempuh
7
petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan
tindakan keperawatan. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan
profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai
pengguna jasa, maka dokumentasi proses asuhan keperawatan diperlukan,
dimana dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di
pengadilan (Hidayat, 2004).
Selain itu, dokumentasi keperawatan dapat meningkatkan kualitas
keperawatan serta membantu perawat dalam memberikan perawatan secara
optimal dan berkelanjutan dengan cara memandu perawat untuk dapat menulis
dokumentasi dengan benar (Gregory et al, 2008).
Sebelumnya telah ada penggunaan tekhnologi informasi yang disiapkan
bagi mahasiswa perawat untuk menyimpan data dengan menggunakan
perangkat mobile. Perangkat ini digunakan untuk menilai fisik pasien,
kemudian mentransfer penilaian tersebut pada aplikasi desktop. Dibuatnya
versi 1.0 sistem, dapat digunakan untuk menyajikan gambar atau sketsa
seorang pria telentang dalam lingkaran. Pemilihan menu memungkinkan
pengguna untuk memilih sistem fisiologis yang relevan dengan bagian-tubuh
yang dipilih. Pengguna ini kemudian dimaksudkan untuk menggunakan
sistem Palm "Sync-Manager" untuk mentransfer data fisik penilaian-set ke
desktop, untuk dilihat dan secara opsional diedit menggunakan versi desktop
Nursing Information System. Sebuah "saluran" custom-dikembangkan
mengelola transfer ini, dengan cara file-format-spesifik NIS. (Larry LeFever,
2003).
a) Sistem Pendukumentasian Askep
1. Dokumentasi Keperawatan dengan Kode (Coded Nursing
Documentation/CND)
8
standar asuhan keperawatan yang telah dirumuskan. Virginia, dkk
(2008) pengembangan dokumentasi yang dilakukan berupa
dokumentasi keperawatan dengan sistem pengkodean. Pengkodean
dilakukan dengan memasukkan data pasien ke komputer, pada
akhirnya akan terlihat data dokumentasi hanya berupa kode secara
lengkap menguraikan mulai dari penyakit hingga evaluasi yang akan
dicapai oleh pasien tersebut. Sistem pengkodean ini, tidak menuntut
perawat untuk melakukan aktivitas menulis lebih banyak.
9
Gambar 2.1 Model Informasi Clinical Care Klasifikasi (CCC)
10
Gambar 2.2. Kerangka Clinical Care Classifikasi
11
Dari gambar 2.1 sampai dengan 2.3 dapat disimpulkan bahwa :
a. Diagnosa Keperawatan terdiri 182 diagnosa keperawatan yang diambil
dari 21 komponen.
b. Intervensi:
Intervensi Keperawatan terdiri dari 792 Tindakan (198 Intervensi
dengan 4 Aksi Qualifiers):
1) Menilai: Mengumpulkan dan menganalisis data tentang status
kesehatan
2) Lakukan: Menyediakan tindakan terapeutik
3) Ajarkan: Memberikan informasi, pengetahuan dan / atau
keterampilan
4) Kelola: Mengkoordinasikan, Administrasi, mengkolaborasikan
dan/atau merujuk.
c. Hasil
Terdiri dari 546 konsep hasil keperawatan. Tiga kualifikasi tidak hanya
digunakan untuk memprediksi tujuan perawatan, tetapi juga untuk
mengevaluasi apakah hasil sebenarnya telah mencapai atau tidak
memenuhi tujuan perawatan.
3. Proses pengembangan Dokumentasi Keperawatan dengan Kode
Dokumentasi keperawatan dengan kode menggunakan sistem terminologi
keperawatan yang meliputi perencanaan, analisis, desain, pengembangan,
implementasi dan evaluasi . Berbagai hal yang perlu disediakan:
a. Alat
Perlengkapan yang disiapkan adalah Sistem Informasi Kesehatan
Elektronik, Electronic Health Record, Electronic Medical Record,
Electronic Patient Record, Sistem Informasi klinis, Order Entry
Provider Computerized System.
12
b. SDM
Perawat, Providers, Consulting Providers, Allied Health Professionals
Tahapan yang perlu dilaksanakan dalam aplikasi dokumentasi :
1) Perencanaan
Inti dari perencanaan adalah bagaimana produk akhir akan terlihat
dan bagaimana Kode Dokumentasi Keperawatan (CND) akan
disajikan dan digunakan, kegiatannya meliputi :
1.1 Menentukan ruang lingkup dan desain
1.2 Memperoleh dukungan administrasi
1.3 Identifikasi format untuk CND menggunakan beberapa
pendekatan yang mungkin yaitu standar, individual dan
interaktif.
2) Analisis
Analisis terhadap proses dokumentasi keperawatan yang ada dan
menentukan perubahan dan konfigurasi meliputi :
2.1 Analisis dokumentasi keperawatan yang ada
2.2 Lacak alur kerja perawat dalam perawatan
2.3 Tentukan apa yang konten perlu dikumpulkan
2.4 Tentukan apa yang laporan yang diperlukan
3) Desain
Informasi yang dianalisa digunakan untuk merancang prototipe
yang berfokus pada mengkonfigurasi aplikasi CND.
3.1 Desain model mengikuti enam langkah dari proses
keperawatan Gbr 2.4.
3.2 Tentukan spesifikasi dan lingkup fungsional
3.3 Tentukan tingkat kekhususan
13
4) Pelaksanaan
Fase ini menunjukkan CND sebagai aplikasi catatan elektronik
juga sebaiknya:
4.1 Menyediakan teknisi, profesional dan dukungan pelatihan
4.2 Menetapkan pemeliharaan dan memperbarui prosedur.
5) Evaluasi
Evaluasi dan fase terakhir adalah CND dianalisis untuk
memastikan bahwa CND memuat enam set kode (Gambar 2.3)
yang berfungsi seperti yang direncanakan dan dikonfigurasi.
Tahap evaluasi terdiri dari:
5.1 Ujilah kegunaan aplikasi
5.2 Ujilah keumuman laporan
5.3 Ujilah kembali penggunaan dan aplikasi penelitian
5.4 Ujilah kepuasan pengguna
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Banyak waktu dan pekerjaan perawat yang dapat diefisienkan dengan sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis computer. Namun demikian
tidaklah mudah untuk menerapkan sistem informasi menejemen dirumah sakit
khususnya rumah sakit milik pemerintah karena terkait dengan kebijakan,
struktur organisasi rumah sakit dan alokasi dana yang tersedia. Keadaan tersebut
dapat menghambat perkembangan sistem informasi manajemen keperawatan
dirumah sakit, terlebih bila pengambil kebijakan menganggap hal ini sebagai
sesuatu yang tidak penting tersedia di rumah sakit.
15
DAFTAR PUSTAKA
16