Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KOMUNIKASI

KOMUNIKASI EFEKTIF HUBUNGAN PERSONAL DENGAN TENAGA

Komunikasi Keperawatan

“ Komunikasi Perawat dengan Tenaga Kesehatan’’

Disusun oleh:

Andini Fitria D (0117037)

Asfal Uyun (0117038)

Reni Dwi Damayanti (0117060)

Sofiari Nur Fadhilatul R (0117066)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah , segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
hidayah dan karunianya yang tiada ternilai kepada penyusun, shalawat serta salam
semoga tercurah pada Rasululloh Muhammad SAW, keluarga dan segenap sahabat –
sahabatnya, hingga akhir jaman, Amin.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmemberikan


bantuan, dorongan dan do’a, semoga Allah membalas amal baik yang telah dilakukan
umat-Nya atas sesama.Amin Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
makalah ini sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan makalah ini, karena
penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. khirnya hanya kepada-
Nyalah kita memohon semoga Allah SWT menjadikan berbagai amalan kita ikhlas
karena-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mojokerto, 18 maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................1
Daftar Isi ............................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar belakang .............................................................................................3


Rumusan Masalah.........................................................................................3
Tujuan Penulisan...........................................................................................3
Manfaat Penulisan.........................................................................................4

BAB 11 PEMBAHASAN

1.1 komunikasi perawat dengan tenaga


kesehatan.....................................................................................................5
1. Komunikasi antara Perawat dengan Dokter....................................6
2. Komunikasi antara Perawat dengan Perawat..................................6

3. Komunikasi antara perawat dengan Ahli terapi respiratorik...........6


4. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi..........................7
5. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi................................8

BAB 111 PENUTUP

3
3.2 Penutup.................................................................................................9
3.3 kesimpulan............................................................................................9
3.3 Saran.....................................................................................................9
3.3 Daftar Pustaka......................................................................................10

BAB I PENDAHULUAN

4
1.1 LATAR BELAKANG

Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan. Profesi tersebut juga
mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter, bidan, ahli gizi,
kesehatan masyarakat, radiologi, teknobiomedik, farmasi, analis kesehatan, dan
perawat. Semua profesi tadi diwajibkan salaing bekerjasama dalam menjalankan
profesionalitas profesinya masing-masing.

Perawat merupakan satu dari banyaknya profesi kesehatan yang ada. Semua
profesi kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan
kesehatan yang prima. Namun dalam pelaksanaannya perawat tidak sendirian. Perawat
ditemani oleh dokter, analis kesehatan, tim kesehatan masyarakat, analis kesehatan, ahli
gizi, radiologi dan lainnya.

Kemudian bagaimana caranya supaya tugas antar profesi keperawatan dapat


berjalan secara harmonis dan pelayanan kesehatan menjadi maksimal? Kolaborasi
pendidikan dan praktik antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan. Semua jenis
profesi harus mempunyai keinginan untuk berkolaborasi. Perawat, bidan, dokter, dan
semua profesi lain merencanakan dan mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di
bangku pelajar. Ketergantungan antar profesi pun dapat tetap ada asalakan dalam batas-
batas lingkup praktek yang sesuai dengan aturan yang ada.

1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa yang dimaksud dengan komunikasi personal dengan tenaga ?


 Apa saja cakupan, tujuan dan manfaat dari komunikasi kesehatan?
 Apa peranan komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan dan apa saja
tantangan yang akan dihadapi kedepannya?

1.3 TUJUAN

 Mengetahui sikap dan berperilaku dalam Komunikasi.

5
 Mengetahui tentang Komunikasi personal.
 Mengetahui komunikasi dalam Penyampaian Berita.
 Mengetahui berkomunikasi dengan tenaga .

1.3 MANFAAT

 Greet client warmly (mampu menyambut klien dengan hangat)


 Ask clients about themselves (menanyakan tentang keadaan mereka).

 Tell clients about their problems (menanyakan masalah-masalah yang mereka


hadapi).
 Help clients solve their problems (membantu menangani masalah yang mereka
hadapi).
 Explain (dapat memberikan penjelasan atau pemahaman).
 Return to follow-up (dapat melakukan tindakan lanjut).

BAB II PEMBAHASAN

6
A. KOMUNIKASI EFEKTIF

Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama -sama


memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa
asing orang menyebutnya “the communication is in tune”, yaitu kedua belah pihak
yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Menurut Jalaluddin dalam buku Psikolog Komunikasi menyebutkan,


komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan
kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada
akhirnya menimbulkan suatu tindakan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :

1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.


2. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk
komunikan.

B. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal
atau komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu
untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau
dengan kata lain, komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi
dimana setiap individu mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta informasi
lainnya secara tatap muka kepada individu lainnya.

Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli,


diantaranya adalah sebagai berikut :

7
1. G.R Miller dan M. Steinberg (1975): Komunikasi interpersonal dapat
dipandang sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal.
2. Judy C. Pearson, dkk (2011) : Komunikasi interpersonal sebagai proses yang
menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara-paling
tidak-antara dua orang dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya
kesempatan yang sama bagi pembicara dan pendengar.
3. Joseph A. DeVito (2013) : Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan
nonverbal antara dua (atau kadang-kadang lebih dari dua) orang yang saling
tergantung satu sama lain.
4. Ronald B. Adler, dkk (2009) : Komunikasi interpersonal adalah semua
komunikasi antara dua orang atau secara kontekstual komunikasi interpersonal.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi


interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan interpersonal
antara dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan untuk
mencapai kesamaan makna.

Komunikasi interpersonal efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam


tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan,
keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap,
pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.

Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua


bagian yaitu componential dan situational.

1. Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2. Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung
dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

8
C. KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KEPERAWATAN
1. Hubungan perawat-pasien

Ada tiga jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal, tertulis, dan non-verbal yang
dimanifestasikan secara terapeutik;

1) KOMUNIKASI VERBAL

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah
sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap
muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat
atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan
respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.

Komunikasi verbal yang efektif yang harus diperhatikan yaitu:

a) Jelas dan ringkas

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Kejelasan dapat
dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami.
Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan.

b) Perbendaharaan kata

Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan
jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu
mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan
istilah yang dimengerti klien.

c) Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan,
sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat
dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati
memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat
penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.

9
d) Selaan dan kesempatan bicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan


komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok
pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang
menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Selaan perlu digunakan untuk
menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk
mendengarkan dan memahami arti kata.. Perawat juga bisa menanyakan kepada
pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk
diulang.

e) Waktu dan relevansi

Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat
dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat
harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi.

f) Humor

Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan


rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat
dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.

2) KOMUNIKASI NON-VERBAL

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata.


Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien
mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-
verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi
dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.

Sikap pada saat melakukan komunikasi interpersonal;

a) Metakomunikasi.
contoh : tersenyum ketika sedang marah.

10
b) Penampilan personal
c) Intonasi (nada suara).
Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien
d) Ekspresi wajah.
Menjaga Kontak mata
Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan
klien.
Ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika
kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.
e) Sikap tubuh dan ekspresi wajah.
f) Sentuhan.
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan

Dalam melakukan proses komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa hal


terhadap isi pesan dan sikap penyampaian pesan antara lain:

a) Perkembangan. Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan


adalah siapa yang diajak berkomunikasi. Maka dalam berkomunikasi isi pesan
dan sikap menyampaikan pesan harus disesuaikan apakah yang kita ajak bicara
adalah anak-anak, remaja, dewasa atau usia lanjut. Pasti akan berbeda dalam
berkomunikasi

b) Persepsi. Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi


dibentuk oleh harapan dan pengalaman. Kadangkala persepsi merupakan suatu
hambatan kita dalam berkomunikasi. Karena apa yang kita persepsikan belum
tentu sama dengan yang dipersepsikan oleh orang lain.Nilai. Nilai adalah standar
yang mempengaruhi perilaku sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyadari nilai seseorang.

c) Latar belakang budaya. Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor


budaya. Budaya inilah yang akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.

d) Emosi. Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Dalam


berkomunikasi kita harus tahu emosi dari orang yang akan kita ajak

11
berkomunikasi. Karena emosi ini dapat menyebabkan salah tafsir atau pesan
tidak sampai.

e) Pengetahuan. Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kitan ajak
berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Untuk itu maka kita
harus bisa menempatkan diri sesuai dengan tingkat pengetahuan yang kita ajak
bicara

f) Peran. Gaya komunikasi harus di sesuaikan dengan peran yang sedang kita
lakukan. Misalnya ketika kita berperan membantu pasien akan berbeda ketika
kita berperan atau berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang lain.

g) Tatanan interaksi. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan


dalam lingkungan yang menunjang. Kalau tempatnya bising, ruangan sempti,
tidak leluasa untuk berkomunikasi dapat mengakibatkan ketegangan dan tidak
nyaman.

12
2. KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DENGAN TENAGA KESEHATAN
LAINNYA.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi antar tenaga


kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan informasi
tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat
dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik. Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan
hubungan intrapersonal.
Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan
yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama dalam
memberikan pelayanan keperawatan.
Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau
struktur masing- masing perawat dalam menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan
tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan. Laporan perawat
pelaksana tentang kondisi klien kepada perawat primer, laporan perawat primer atau
ketua tim kepada kepala ruang tentang perkembangan kondisi klien, dan supervisi yang
dilakukan kepala ruang kepada perawat pelaksana merupakan contoh hubungan
struktural.
Hubungan interpersonal perawat dengan perawat merupakan hubungan yang lazim dan
terjadi secara alamiah. Umumnya, isi komunikasi dalam hubungan ini adalah hal- hal
yang tidak terkait dengan pekerjaan dan tidak membawa pengaruh dalam pelaksanaan
tugas dan wewenangnya

1. Komunikasi antara Perawat dengan Dokter

Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah


cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja
sama dangan dokter dalam berbagai bentuk. Perawat mungkin bekerja di
lingkungan di mana kebanyakan asuhan keperawatan bergantung pada instruksi
medis. Perawat diruang perawatan intensif dapat mengikuti standar prosedur

13
yang telah ditetapkan yang mengizinkan perawat bertindak lebih mandiri.
Perawat dapat bekerja dalam bentuk kolaborasi dengan dokter.
Contoh. Ketika perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes
pulang kerumah, perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan klien dan
keluarga begaimana perawatan diabetes di rumah.
Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit
dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data pasien
meliputi TTV, anamnesa, serta keluhan-keluhan dari pasien,dan data penunjang
seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat mendiagnosa secara pasti
mengenai penyakit pasien.
Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-
istilah medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis
sehingga tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat
berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang diinginkan.
Komuniaksi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik apabila
dari kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas
secara individu, perawat dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang
tidak bisa dipisahkan. Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam
memberikan data-data asuhan keperawatan, dan perawat sendiri membutuhkan
bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta
memberikan penanganan lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud
dwngan baik berawal dari komunikasi yang baik pula antara perawat dengan
dokter.

2. Komunikasi antara perawat dengan Ahli terapi respiratorik

Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan yang


dirancang untuk peningkatan fungsi ventilasi atau oksigenasi klien.
Perawat bekerja dengan pemberi terapi respiratorik dalam bentuk kolaborasi.
Asuhan dimulai oleh ahli terapi (fisioterapis) lalu dilanjutrkan dengan dievaluasi
oleh perawat. Perawat dan fisioterapis menilai kemajuan klien secara bersama-

14
sama dan mengembangkan tujuan dan rencana pulang yang melibatkan klien dan
keluarga. Selain itu, perawat merujuk klien ke fisioterapis untuk perawatan lebih
jauh.
Contoh. Perawat merawat seseorang yang mengalamai penyakit paru berat dan
merujuk klien tersebut pada ahli terapis respiratorik untuk belajar latihan untuk
menguatkaan otot-otot lengan atas, untuk belajar bagaimana menghemat energi
dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan belajar teknik untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas.

3. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi

Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk
merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja
hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan
klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan
dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan
demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama
tenaga kesehatan lainnya.
Perawat harus selalu mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis yang tepat dan
efek smaping dari semua obat-obatan yang diberikan. Bila informasi ini tidak
tersedia dalam buku referensi standar seperti buku-teks atau formula rumah
sakit, maka perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.
Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi tentang obat-
obatan mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikan secara
bersamaan. Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila baik perawat
dan apoteker sama-sama mengetahui dosis yang diberikan. Perawat dapat
melakukan pengecekkan ulang dengan tim medis bila terdapat keraguan dengan
kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikan pada

15
perawat tentang obat yang dijual bebas yang bila dicampur dengan obat-obatan
yang diresepkan dapat berinteraksi merugikan, sehingga informasinini dapat
dimasukkan dalam rencana persiapan pulang. Seorang ahli farmasi adalah
seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan
mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi
atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam
pengembangan sistem pemberian obat.

4. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi

Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung


berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di
RS merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar tercapai
pelayanan yang bermutu.
Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat
harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang digunakan
pasien, jika perawat tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan
makanan oleh ahli gizi yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut.
Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara.

5. Hubungan antara Perawat dengan Perawat

Dalam membina hubungan antarsesama perawat yang ada, baik dengan lulusan
S.Kep maupun DIII Keperawatan (Am.Kep) diperlukan adanya sikap saling
menghargai dan saling toleransi sehingga sebagai perawat baru dapatr mengadakan
pendekatan yang baik dengan kepala ruangan, dan juga para perawat lainnya.

Sebagai anggota profesi keperawatan, perawat harus dapat bekerja sama dengan
sesama perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan terhadap
klien. Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus dapat membina hubungan baik
dengansesama perawat yang ada di lingkungan tempat kerjanya. Dalam membina

16
hubungan tersebut, sesama perawat harus mempunyai rasa saling menghargai dan
saling toleransi yang tinggi agar tidak terjadi sikap saling curiga dan benci.

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien komunikasi antartenaga


kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan informasi
tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat
dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.

Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan


dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural, dan
hubungan intrapersonala

17
Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum ( Devito,


1997, p.259-264 ) yang dipertimbangkan yaitu

1) keterbukaan (openness),

2) empati (empathy),

3) sikap mendukung (supportiveness),

4) sikap positif (positiveness), dan

5) kesetaraan (equality).

1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan ini mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal.
komunikator interpersonal yang efektif haruslah dapat terbuka kepada orang
yang diajaknya berinteraksi. hal Ini tidaklah berarti bahwa orang harus
membukakan semua riwayat hidupnya.
Aspek keterbukaan ini mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi
secara jujur terhadap stimulus yang datang.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan serta pikiran (Bochner dan
Kelly, 1974). Terbuka dalam arti iyalah mengakui bahwa perasaan serta pikiran
yang anda lontarkan adalah memang milik anda serta anda bertanggung jawab
atasnya.

2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati iyalah sebagai ”kemampuan
seseorang untuk dapat ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada
saat tertentu.”berempati iyalah merasakan sesuatu seperti orang yang
mengalaminya, berada di kapal yang sama serta merasakan perasaan yang sama
dengan cara yang sama.

3. Sikap mendukung (supportiveness)

18
Hubungan interpersonal yang efektif merupakan hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan
berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka serta empatik tidak
dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita dapat
memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap
 deskriptif, bukan evaluatif,
 spontan, bukan strategic,
 provisional, bukan sangat yakin.

4. Sikap positif (positiveness)

Kita dapat mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal


dengan dua cara:
menyatakan sikap positif secara secara positif dapat mendorong orang yang
menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua
aspek dari komunikasi interpersonal.
perasaan positif untuk situasi komunikasi ini pada umumnya sangat penting
untuk interaksi yang efektif.

5. Kesetaraan (Equality)
Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas
dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal ini akan lebih efektif bila
suasananya setara. dalam arti, harus adanya pengakuan secara diam-diam bahwa
kedua pihak sama-sama bernilai serta berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk dapat disumbangkan.

PENUTUP

19
KESIMPULAN

Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa berkolaborasi


dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter, ahli gizi, apoteker
dsb. Setiap tenaga profesi tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan
pasien. Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama
akan dapat terjalin dengan baik. Selain itu perawat juga mempunyai tanggung jawab
dan memiliki untuk:

1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan


dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
2. .Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam
bidang keperawatan.
3. Perawat merupakan kesatuan integral dengan tenaga kesehatan lainya yang tak
bisa dipisah – pisahkan dan disendirikan.

SARAN :

Semoga hasil makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca baik di
masa yang sekarang maupun masa yang akan datang. Penulis memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, karena penulis pun masih dalam
tahap pembelajaran. Penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Currentnursing. 2013. Application of Interpersonal Theory in Nursing Practice.


Diakses 10 November 2014.
http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Peplau's_interpersonal_theor
y.html

2. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (Volume I), Penulis: Potter
& Perry, Penerbi

Komunikai Perawat dengan Tim Kesehatan Lainnya

Perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai


anggota tim kesehatan lainnya. Unsur yang membentuk hubungan perawat dengan klien
juga dapat diterapkan dalam hubungan sejawat yang berfokus pada lingkungan
kerjayang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis. Komunikasi ini berfokus pada :

 Pembentukan tim.
 Fasilitasi proses kelompok.

21
 Kolaborasi.
 Konsultasi.
 Delegasi.
 Supervisi.
 Kepemimpinan.
 Manajemen.

Di dalam komunikasi ini juga diperlukan banyak keterampilan dalam


berkomunikasi, termasuk berbicara dalam presentasi, persuasi, pemecahan masalah
klien didalam kelompok tim kesehatan, pemberian tujuan performa, dan penulisan
laporan. Didalam lingkungan kerja perawat memerlukan interaksi social juga untuk
membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan dengan tim kesehatan yang lain.
Perawat juga memerlukan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan dorongan semangat
dari pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stress dengan tekanan pekerjaan dan
harus dapat menerapkan komunikasi yang baik dengan klien dan rekan kerja sesama tim
kesehatan yang lainnya. (Potter & Perry, 2009).

Skenario Role Play

Suatu hari disebuah ugd rumah sakit ada seorang pasien beserta istri dan
anaknya, saat diugd mereka didatangi oleh seorang perawat.

Perawat : Selamat siang, saya Perawat Chandra mau mencatat identitas, keluhan
dan
memeriksa bapak. (sambil tersenyum)

Pasien : Selamat siang, sus ! ( sambil mengelap keringat dingin dengan


saputangan).

22
Istri Pasien : Selamat siang, sus ! ( sambil tersenyum ).

Pasien : Sus, identitas saya dapat di catat sesuai dengan KTP dan keluhan saya
yaitu Bab cair selama +3 bulan walaupun sudah berobat di praktek
dokter, badan lemas, nafsu makan kurang, berat BB menurun,
sariawan.

Perawat : Bapak, apa ada yang lainnya keluhannya ? oh vital sign bapak T/D
100/60
mmhg, Temperatur 35 oC, Nadi 76 x/mnt, Napas 28 x/mnt dan BB 50
kg.
(sambil mencatat keluhan dan hasil periksa tadi).

Pasien : Keluhan saya tidak ada yang lain. Sus, saya gak bakal meninggal kan
sus ?

Istri pasien : Astaga, papa itu udah pasti meninggal tau, eh maksud mama gak
meninggal.
(sambil melotot dan mencubit suaminnya).

Perawat : Tentu saja tidak, setelah ini saya akan berdiskusi dengan dokter dan
tim
kesehatan yang lain untuk memeriksa kondisi kesehatan bapak anda.
Mohon ditunggu untuk tindakan berikutnya, permisi. (sambil
tersenyum)

Setelah itu perawat pun mencari dokter untuk memberitahu keluhan


Bapak Antono agar bisa diambil tindakan lebih lanjut untuk kedepannya.

Perawat : Dokter, ni ada pasien baru dengan keluhan Bab cair selama + 3 bulan
walaupun sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan
kurang,
berat BB menurun, sariawan dan vital signnya T/D 100/60 mmhg,

23
Temperatur
35 oC, Nadi 76 x/mnt, Napas 28 x/mnt dan BB 50 kg. (sambil
memberi data
pada dokter).

Dokter : (melihat data) Baik sus, mari antar saya ke ugd untuk bertemu dan
melihat
kondisi bapak antono.

Akhirnya dokter dan perawat itu berjalan menuju ugd untuk menemui
bapak antono.

Dokter : Selamat siang pak, saya Dokter Yuari apa benar keluhan bapak
“selama + 3
bulan walaupun sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu
makan
kurang, berat BB menurun, sariawan ” (sambil memegang bapak
antono)

Perawat : Ih dokter ini ngapain nanya lagi sih, kan saya udah kasi tau tadi. Jadi
gini dokter
udah gak percaya sama saya lagi sekarang? Bikes deh ah (wajah
kesal).

Dokter : Saya nanya lagi supaya pasti bukan gk percaya sama kamu sus,
maapkeun ya.

Pasien : Selamat siang.. Benar dok, keluhan saya seperti itu.

Dokter : Kalau begitu, saya mau periksa bapak sekarang ya.

24
Paisen : Iya periksa aja, saya rela silahkan asal dokter yang meriksa bukan istri
saya !
(sambil megang-megang tangan dokter).

Istri pasien : Apa kamu bilang mas ? coba ulang ! (sambil melotot).

Pasien : Enggak tadi Cuma bilang mama cantik bingit (sambil nyolek dagu
istri)

Dokter : Sudah selesai, sekarang bapak harus di rawat untuk pemeriksaan dan
pengobatan yang lebih lanjut oleh spesialis penyakit dalam, jadi saya
memberikan resep obat. (sambil menulis resep dan memberikan
kepada pasien)

Pasien : Saya serahkan kepada dokter, mana yang terbaik buat saya yang
penting
saya sembuh dok gak jadi meninggal. (sambil mengelus dada)

Istri pasien : Ia benar itu dok jangan sampai suami saya meninggal, kasian nanti
saya
jadi jomblo lagi.

Dokter : Sudah tenang saja sekarang suster akan memindahkan bapak ke


Ruangan
Mawar untuk dirawat. Suster tolong Bapak Antono di bawa ke Ruang
Mawar untuk di rawat. (Sambil tersenyum)

Perawat : Oh, ia dok saya bawa sekarang pasiennya. (sambil mengantar


pasien)

Setelah sampai di Ruang Mawar, akhirnya datanglah dokter spesialis


penyakit dalam untuk memeriksa keadaan Bapak Antono.

Dokter : Sus, apa ada pasien saya bernama Antono di Ruang Mawar ini ?

25
Perawat : Ada dok, pasien dari UGD dengan Bab cair selama + 3 bulan walaupun
sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan kurang, berat
BB menurun, sariawan dan vital signnya. T/D 100/60 mmhg, Temperatur 35
0
C, Nadi 76 x/mnt, Napas 28 x/mnt dan BB 50 kg. Mari saya antar
keruangannya. (sambil mengantar dokter)
Dokter : Bapak, pa benar bapak sakit selama + 3 bulan BAB cair walaupun sudah
berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan kurang, berat BB
menurun, sariawan dan saya mau periksa bapak ? (sambil tersenyum)
Pasien : Benar dok, sakit saya seperti yang dokter sebutkan dan silahkan periksa
saya dok.
Dokter : Bapak, ini ada resep obat untuk di beli di Apotik RS dan juga ada
pemeriksaan laboratorium ya. (memberi resep pada pasien)
Istri Pasien : Ia dok, nanti saya beli obat suami saya di Apotik RS ini.
Dokter : Sus, Konfirmasi dengan analis laboratorium untuk pemeriksaan
laboratorium serum HIV dan hasilnya sampaikan kepada saya nanti ya.
Perawat : Ia, dok saya akan konfirmasi sekarang. (meninggalkan ruangan Bapak
Antono)

Lalu perawatpun pergi bersama bapak antono dan keluarga ke


laboratorium untuk menemui analis kesehatan untuk konfirmasi pelaksanaan
pemeriksaan Bapak Antono

Perawat : Mba, ada pasien untuk pemeriksaan serum HIV.


Analis Lab. : Oh ya mba yang mana pasiennya? Biar saya ambil dulu sampel darahnya
sekarang.
Perawat : Yang ini, mba. (menunjuk pak antono)
Analis Lab. : Bapak, saya mau mengambil darah bapak untuk pemeriksaan di
laboratorium ya.
Pasien : Silahkan, mba sekarang aja ambil biar cepat selesai. (sambil mengulurkan
tangan).
Analis Lab. : Bapak, pengambilan darah sudah selesai dan hasil nanti saya sampaikan
kepada suster Ruang Mawar ini ya.
Pasien : Terima kasih, mba sebelumnya. (sambil tersenyum)

26
Akhirnya setelah 2 jam berjalan keluarlah hasil lab dari Bapak Antono dan
Analis lab membawakan hasilnya ke Ruang Mawar untuk diberikan kepada
perawat agar disampikan kepada dokter internis.

Analis Lab. : Mba, ini hasil pemeriksaan lab. Bapak Antono dengan serum (+) HIV
Perawat : Oya, terima kasih mba.
Dokter : Sus, Bagaimana dengan hasil laboratoriumnya ?
Perawat : Hasil labnya serumnya (+) HIV, dok.
Dokter : Sus, saya mau ketemu pasiennya dan mana status pasiennya.
Perawat : Ini status pasiennya, dok. (sambil memberikan catatan pada dokter)

Lalu dokter internis dan perawat pun pergi menuju ke kamar Bapak
Antono untuk memberitahu hasil labnya.

Dokter : Selamat siang pak ! (sambil tersenyum)


Pasien : Selamat siang dok ! (sambil tersenyum)
Dokter : Apakah bapak pernah atau sering gonta ganti pasangan pada saat
berhubungan dengan lain jenis ?
Pasien : Benar dok, saya suka ganti pasangan saat berhubungan dengan lawannya
jenis + 1 tahun terakhir. Kok dokter bisa tahu ?
Dokter : Dari hasil pemeriksaan Lab. ternyata bapak menghidap penyakit HIV
Istri pasien : Aaaaakh, (terkejut dan melotot) suami saya menghidap penyakit HIV ?!
Dokter : Iya, nanti penjelasan lebih lanjut untuk ibu dan bapak tentang HIV, saya
serahkan kepada konselor RS ya pak. (sambil mengelus pundak bapak
antono)
Dokter : Sus, sampaikan kepada konselor untuk memberikan penjelasan dan
pengarahan kepada pasien Antono.
Perawat : Ia dok. Saya akan sampaikan. (sambil tersenyum)

Lalu perawat pun pergi menemui konselor dan mengajaknya menemui


Bapak Antono untuk memberikan penjelasan dan pengarahan

Perawat : Halo, Mba ada permintaan dari dokter untuk menjelaskan dan
mengarahkan pasein HIV ini.
Konselor : Ooo ya, ayo antar saya kesana.
Perawat : Pak, ini ada yang mau bertemu dengan bapak (sambil tersenyum).

27
Konselor : Selamat siang pak, perkenalkan saya indah sebagai konselor bapak
sekarang, saya mau berbicara kepada bapak tentang penyakit yang bapak
derita atau alami sekarang, apakah bersedia dan bapak ada waktu buat
saya? (sambil tersenyum)
Istri pasien : Silahkan, mba saya dan suami saya akan mendengarkan penjelasannya.
Konselor : Saya harapkan ibu dan bapak dapat tabah dan sabar atas penyakit yang
bapak derita, sebagaimana yang di sampaikan dokter tentang penyakit
bapak yaitu HIV. (sambil tersenyum)
Pasien : Mba, saya dan istri saya sudah tahu tentang penyakit saya. Dokter sudah
memberitahu saya sebelumnya.
Istri pasien : Lalu apa yang harus saya dan suami saya lakukan, mba ?! (wajah kaget)
Konselor : Yang bapak dan ibu harus lakukan sekarang, bapak menerimanya dengan
sabar dan tabah, berusaha untuk berobat, mendekatkan diri kepada Tuhan
YME, dan beraktifitas seperti biasa. (sambil tersenyum)
Pasien : Tapi itu pasti sangat sulit, namun saya akan usahakan mba.
Konselor : Kapan bapak melakukan gonta ganti pasangan saat berhubungan dengan
lawan jenis ? (sambil tersenyum)
Pasien : Setahun yang lalu mba, saya mengaku saya sempat berselingkuh dari istri
saya dan melakukan gonta ganti pasangan saat melakukan hubungan
seksual.
Konselor : Kemungkinan, penularan HIV nya lewat hubungan seksual itu pak.
Istri pasien : Ooo, ternyata selama ini papa tega ya sama mama. Papa tega kaya gitu
dibelakang mama (sambil menangis)
Pasien : Sudahlah mama coba mama tenang. (sambil mengelus pundak istrinya)
Konselor : Bapak, penyakit HIV di sebabkan oleh virus HIV yang menyerang
kekebalan tubuh dan penularannya lewat persalinan, hubungan sex,
transfusi darah, bekas jarum yang digunakan oleh penderita HIV. (sambil
tersenyum)
Pasien : Ohh, jadi itu penyebab dan penularan penyakit HIV.
Konselor : Bapak nanti ikuti arahan dokter, suster dan konselor selama bapak di
dalam pengobatan, perawatan dan konseling HIV di RS. (sambil
tersenyum)
Pasien : Iya, saya mengerti dan mengikuti arahannya.
Konselor : Saya berdoa semoga penyakit bapak ini dapat di sembuhkan, paling tidak
dapat mengurangi penderitaan yang bapak alami. (sambil tersenyum dan
memegang bapak antono)
Istri pasien : Terima kasih atas doanya untuk suami saya mba.

28
Konselor : Iya samasama bu, saya kira cukup pembicaraan kita pada hari ini,
sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan, selamat
siang. (sambil tersenyum)
Istri pasien : Saya dan suami saya juga mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan
tentang penyakit saya dan nasehat-nasehatnya, selamat siang juga mba.
(sambil tersenyum)

29

Anda mungkin juga menyukai