Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

IMPLEMENTASI ANTROPOLOGI DAN BUDAYA


DALAM ASUHAN KEPERAWATAN SUKU JAMBI

Dosen Pengampu : Ary Irpan, S.Pd , M.Kes

Disusun Oleh :

Ariani Afriza (PO71200200030)

Ilham Alfarisi (PO71200200034)

Sujastri Mustikaliza (PO71200200036)

Maryani (PO71200200054)

TINGKAT 1B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

TAHUN AJARAN 2020/2021


DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN. ........................................................................................................ 3

Latar belakang............................................................................................................................
.....................................................................................................................................................4

Rumusan masalah.......................................................................................................................4

Tujuan pembahasan....................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................5

Kebiasaan masyarakat suku jambi yang mendukung atau bertentangan dengan kesehatan......5

Persepsi masyarakat suku jambi terhadap penyebab sakit ........................................................5

Kebiasaan masyarakat suku jambi dalam mencegah atau menyembuhkan penyakit................5

Strategi asuhan keperawatan yang cocok untuk suku jambi .....................................................6

BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................7

Simpulan..................................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.8
BAB 1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Suku Jambi atau Melayu Jambi (Jawi : ‫ )ماليو جامبي‬merupakan suku yang berasal dari
Jambi Mereka tinggal di sekitar Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung, Kabupaten
Batanghari, dan Kabupaten Tebo. Dusun-dusun mereka saling berjauhan dengan rumah-
rumah yang dibangun di pinggiran sungai besar atau sungai kecil.
Jambi merupakan wilayah yang terkenal dalam literatur kuno. Nama negeri ini sering disebut
dalam prasasti-prasasti dan juga berita-berita Tiongkok. Ini merupakan bukti bahwa,orang
Cina telah lama memiliki hubungan dengan Jambi khususnya Suku Melayu Jambi, yang
mereka sebut dengan nama Chan-pei. Diperkirakan, telah berdiri tiga kerajaan Melayu Kuno
di Jambi, yaitu Koying (abad ke-3 M), Tupo (abad ke-3 M) dan Kantoli (abad ke-5). Seiring
perkembangan sejarah, kerajaan-kerajan ini lenyap tanpa banyak meninggalkan jejak sejarah.
Dalam sejarah kerajaan di Nusantara Jambi dulu adalah wilayah Minanga Kamwa (nama
Minang Kabau Kuno 1 M) adalah tanah asal pendiri Kerajaan Melayu dan Sriwijayadari
wilayah Minanga Kamwa inilah banyak lahir raja-raja di Nusantara, baik sekarang yang
berada di Malaysia, Bruneidan Indonesia di negeri Jambi ini pernah dikuasai oleh beberapa
kekuatan besar, mulai dari Sriwijaya, Singosari, Majapahit, Malaka hingga Johor-Riau.
Terkenal dan selalu menjadi rebutan merupakan tanda bahwa Jambi sangat penting pada
masa lalu. Bahkan, berdasarkan temuan beberapa benda purbakala, Jambi pernah menjadi
pusat Kerajaan Sriwijaya.

Masyarakat Melayu Jambi


Kediaman Sultan Jambidi Dusun Tengah (sekarang di desa Rambutan Masam, Kecamatan
Muara Tembesi),kabupaten Batanghari pada tahun 1877-1879 Kehidupan orang Melayu
Jambi sekarang masih dapat dilihat dari pengelompokan suku atau kalbu, yaitu
pengelompokan sosial yang erat hubungannya dengan Kesultanan Jambi dulu. Jumlah kalbu
yang masih tersisa da duabelas,yaitu Jebus, Pemayung, Maro Sebo, Awin, Petajin, Suku
Tujuh Koto, Mentong, Panagan, Serdadu, Kebalen, Aur Hitam dan Pinokowan Tengah.
Lingkungan kesatuan hidup setempatnya yang terkecil disebut dusun, sekarang setingkat
dengan desa. Setiap dusun mempunyai nama berdasarkan ciri-ciri fisiknya. Ada dusun yang
bernama Teluk Leban, karena terletak di teluk yang ditumbuhi pohon kayu leban. Ada yang
dinamakan Rantau Panjang karena terletak di sebuah rantau (daratan) yang panjang.
Pemimpinnya disebut penghulu dusun. Selanjutnya masing-masing dusun dikendalikan oleh
marga yang dipimpin oleh seorang pesirah. Marga adalah wilayah adat dari orang-orang yang
merasa masih satu asal nenek moyang, atau karena adanya ikatan persekutuan kekerabatan
pada masa dulu.
Dalam masyarakat Suku Melayu Jambi masih tampak sisa-sisa pelapisan sosial lama, ditandai
oleh adanya golongan bangsawan yang berasal dari keturunan raja-raja zaman dulu, yaitu
mereka yang bergelar Raden, Sayid, atau Kemas. Golongan menengah adalah para saudagar
besar, pemilik perkebunan. Rakyat banyak biasanya menyebut diri orang Kecik (orang kecil).
Sistem pelapisan sosial seperti ini semakin lama makin berubah. Orang Melayu Jambi hidup
dalam rumah tangga keluarga inti monogami dengan prinsip garis keturunan yang bilateral.
Pilihan jodoh cenderung untuk endogami dusun.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana latar belakang suku jambi?

2. bagaimana kebiasaan masyarakat suku jambi yang mendukung atau bertentangan dengan
kesehatan?

3. bagaimana persepsi masyarakat suku jambi terhadap suatu penyakit?

4. bagaimana kebiasaan masyarakat suku jambi dalam mencegah atau menyembuhkan


penyakit

5. bagaimana strategi asuhan keperawatan yang cocok untuk suku jambi?

TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui latar belakang Suku Jambi.
2. Untuk mengetahui kebiasaan masyarakat Suku Jambi yang mendukung atau bertentangan
dengan kesehatan.
3. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Suku Jambi terhadap penyebab penyakit.
4. Untuk mengetahui kebiasaan masyarakat Jambi dalam mencegah atau menyembuhkan
penyakit.
5. Untuk mengetahui strategi asuhan keperawatan yang cocok untuk Suku Jambi.
BAB 2

PEMBAHASAN
PERSEPSI MASYARAKAT SUKU JAMBI TERHADAP PENYEBAB PENYAKIT
konsep sehat sakit menurut Komunitas Adat Tepencil Suku Anak Dalam yaitu;
seseorang dikatakan sehat apabila enak makan, enak tidur dan enak berpikir, dan dikatakan
sakit jika sebaliknya. Penyebab sakit antara lain; makanan, kebersihan, cuaca, kecapaian, roh
jahat, guna-guna dan takdir. Penyakit malaria (demam kuro) adalah penyakit yang sangat
mengancam, berat dan mematikan. Dorongan untuk melakukan pengobatan bila sakit yaitu;
dari diri sendiri, keluarga dan ketua kelompok (Tumenggung). Tindakan yang dianjurkan
dalam pengobatan malaria dengan cara tradisional yaitu menggunakan ramuan dari akar-
akaran seperti; empedu tanah, bedaro putih, pasak bumi, bertawali dan kulit barumbung. Jika
penyakit sulit untuk disembuhkan, maka alternatif terakhir yaitu melalui ritual.

Upaya pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan sangat jarang dilakukan, karena


jarak tempuh yang jauh dan terbatasnya sarana transportasi Kesimpulan: Persepsi Komunitas
Adat Terpencil Suku Anak Dalam Terhadap Pelayanan Kesehatan dalam Pengobatan Malaria
di Kabupaten Batang Hari, masih dipengaruhi oleh faktor sosial budaya dan adat istiadat

KEBIASAAN MASYARAKAT JAMBI DALAM MENCEGAH ATAU


MENYEMBUHKAN PENYAKIT
Kelompok orang rimbayang tinggal di pedalaman Jambi mempunyai tradisi cara yang
unik untuk menangkal wabah penyakit.Jika ada wabah virus atau penyakit baru yang tidak
bisa diobati yang menyerang kelompok orang rimba, mereka akan mengatasinya dengan
berburu binatang Sigung di hutan.
Menurut kepercayaan orang rimba, binatang Sigung yang mengeluarkan bau busuk
dari kelenjar anusnya itu diyakini orang rimba mampu mengusir wabah virus atau penyakit,
termasuk penyakit menular yang di kalangan orang rimba belum ada obatnya.
Sigung yang memiliki nama ilmiah Mephitidae itu oleh orang rimba lebih dikenal dengan
nama Kukui Mabuk atau Telegu. Tradisi berburu Sigung yang digunakan untuk menangkal
wabah penyakit sampai sekarang masih dilakukan oleh orang rimba di Taman Nasional Bukit
Duabelas(TNBD) Sarolangun, Jambi. Biasanya, wabah penyakit yang menyerang orang
rimba pasti tidak menentu. Seperti batuk, demam, flu dan juga wabah lainnya yang dengan
cepat menular. Saat wabah yang menyerang mereka itu tak kunjung berakhir, kemudian
orang rimba melaksanakan ritual berburu dan memelihara Sigung.Sampai sekarang orang
rimba masih melakukan tradisi ini. Mereka masih memegang kepercayaan jika binatang
Sigung bisa mengusir penyakit supaya tidak penyakit itu tidak mudah menyebar di
lingkungan tempat tinggal mereka.
STRATEGI ASUHAN KEPERAWATANYANG COCOK UNTUK SUKU JAMBI

Strategi I : Perlindungan/mempertahankan budaya.


Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya,misalnya budaya Berolah raga setiap pagi.

Strategi II : Mengakomodasi/negoasiasi budaya.


Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau
amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang.

Strategi III :Mengubah/mengganti budaya klien.


Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan:
Jadi sebagian besar masyarakat jambi sampai dengan sekarang mereka berpegang teguh
kepada adat istiadat atau kebiasaan nenek moyang mereka yaitu berobat menggunakan obat
obat herbal atau cara cara herbal seperti minum jamu jamuan, baik itu mencegah penyakit
maupun menyembuhkan penyakit.

Disamping itu masyarakat suku jambi tetap ada ataupun bahkan banyak yang menggunakan
pengobatan medis jika sakit dan tidak semua menggunakan pengobatan tradisional
DAFATAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Jambi

https://sites.google.com/site/hendrajunawanbloger/adat-budaya-jambi

https://news.trubus.id/baca/36329/mengenal-besesandingon-adat-suku-anak-dalam-karantina-
dan-jaga-jarak-hadapi-wabah-penyakit

https://www.beritasatu.com/jeis-montesori/nasional/507636/begini-cara-mengakhiri-tradisi-
nomaden-suku-anak-dalam-di-jambi

Anda mungkin juga menyukai