Kep
APLIKASI TRANSKULTURAL
NURSING
Asih Sukaesih 88200200
Lizzy Billqie 88200214
Ratna Siti Hasanah 88201025
Sri Rahayu Della Fuspita 88200017
Vidya Ambarwati Caesar G. 88200016
2.1 Pengertian Transkultural Nursing
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan
dalammemberikan dukungan kepada individu secara utuh.
2.2. Konsep dalam Transkultural Nursing
Cultural care
Budaya
Etnografi
Etnosentris
Cultural imposition
Care
Budaya dalam
asuhan keperawatan
Caring Nilai budaya
Etnis
2.3.Paradigma Transkultural Nursing
1. Manusia 3. Lingkungan
2. Sehat 4. Keperawatan
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan
keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi
budaya dan mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
a. Cara I : Mempertahankan budaya
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam
konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser (1991) menyatakan
bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi
terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengkajian
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle,
1995) yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
c. Cultural care repartening/reconstruction
4. Evaluasi
Sistem pengobatan tradisional merupakan sub unsur kebudayaan masyarakat sederhana, pengetahuan
tradisional. Dalam Masyarakat tradisional sistem pengobatan tradasional ini adalah pranata sosial yang
harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata sosial umumnya dan bahwa praktek
pengobatan asli(tradisional) adalah rasional dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab
akibat.
a) Budaya Jawa
Ada beberapa katagori dukun pada masyarakat jawa yang mempunyai nama dan fungsi masing-
masing.
a. Dukun bayi, menangani terhadap penyakit yang berhubungan dengan kesehatan bayi.
b. Dukun pijat,menangani sakit terkilir,patah tulang.
c. Dukun mantra,manangani orang yang kemasukan roh halus.
b) Budaya Sunda
Adapun yang dipercayai oleh masyarakat antara lain:
1. Budaya 3. Etnis
2. Agama 4. Akulturasi
2.6. Mitos yang Berkaitan dengan Kesehatan
1. Mitos Memakan Makanan Dari Sesaji Untuk Ritual Tertentu Di Masyarakat
a. Fakta di Lapangan
b. Teori
c. Opini
Banyak hal dalam budaya Indonesia termasuk dalam cara mereka mempercayai dan mengobati diri mereka untuk
membuat hidup mereka mampu menangani sakit yang mereka alami. Sebagi contoh budaya jawa, budaya jawa sering
diketahui cara dan adat yang mereka percayai untuk mengobati diri saat sakit adalah kerokan. Kerokan bukanlah hal
yang asing bagi budaya jawa, lebih dari banyak orang jawa masih menggunakan kerokan untuk mengobati sakit mereka
sampai saat ini. Mereka mempercayai adat dan budaya secara turun temurun. Mereka meyakini bahwa dengan kerokan
dapat megeluarkan angin yang ada di dalam tubuh serta dapat menghilangkan nyeri atau sakit badan yang dialami dan
dengan hal tersebut dapat membantu penyembuhan yang mungkin telah dirasakan sebelumnya hal tersebut oleh suku
jawa.
Hal tersebut menutup kemungkinan akan muncul dan berada di dalam rumah sakit, meski mereka telah
mendapatkan penanganan dari tim kesehatan ada saja yang melakukan tradisi tersebut. Telah diketahui akibat dari
kerokan yaitu menyebabkan pori-pori kulit semakin melebar, lalu warna kulit memerah menunjukkan adanya pembuluh
darah dibawah permukaan kulit pecah sehingga menambah arus darah ke permukaan kulit. Ketika melakukan
komunikasi untuk memberikan informasi tentang akibat yang terjadi dari kerokan tidak membuat para klien atau pasien
tidak berhenti melakukan tradisi seperti hal tersebut karena itu telah menjadi kebiasaan yang secara terus-menerus
dilakukan. Sehingga asuhan keperawatan yang mungkin akan diberikan kepada klien tidak dapat dilakukan karena
adanya penolakan yang terjadi terhadap anggapan akan hal tersebut.
Thanks for Attention
Thanks for Attention
Wassalamualaikum Wr.Wb