Anda di halaman 1dari 7

OLEH :

Jenita Laurensia Saranga’, Ns.,M.Kep


Keperawatan kritis adalah suatu bidang yang memerlukan
perawatan pasien yang berkualitas tinggi dan komprehensif. Untuk
pasien yang kritis, waktu adalah vital. Proses keperawatan memberikan
suatu pendekatan yang sistematis, dimana perawat keperawatan kritis
dapat mengevaluasi masalah pasien dengan cepat (Talbot Laura A. &
Marquardt Mary M, 2012).
Asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan
penatalaksanaan respon manusia terhadap penyakit aktual atau potensial
yang mengancam kehidupan. Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis
didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit
kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk
pemberian perawatan (AACN, 2012).
1. Data akan dikumpulkan secara terus-menerus pada semua
pasien yang sakit kritis dimanapun tempatnya.
2. Identifikasi masalah/kebutuhan pasien dan prioritas harus
didasarkan pada data yang dikumpulkan.
3. Rencana asuhan keperawatan yang tepat harus
diformulasikan.
4. Rencana asuhan keperawatan harus diimplementasikan
menurut perioritas dari identifikasi masalah/kebutuhan.
5. Hasil dari asuhan keperawatan harus dievaluasi secara terus-
menerus.
1. Mendukung dan menghormati otonomi pasien, serta
pengambilan keputusan yang diinformasikan.
2. Menjadi penengah apabila ada keraguan kepentingan siapa
yang dilayani.
3. Membantu pasien untuk memperoleh perawatan yang
diperlukan.
4. Menghormati nilai, keyakinan, dan hak pasien.
5. Memberikan edukasi kepada pasien/yang mewakilkan dalam
pengambilan keputusan.
6. Menerangkan hak pasien untuk memilih.
7. Mendukung keputusan pasien/yang mewakilkan atau
memindahtangankan perawatan kepada perawat
keperawatan kritis dengan kualifikasi yang setara.
8. Menjadi perantara bagi pasien yang tidak bisa mengambil
keputusan sendiri dan juga pasien yang memerlukan
intervensi darurat.
9. Memonitor dan menjamin kualitas pelayanan.
10. Berlaku sebagai penghubung antara pasien/keluarga
pasien dan anggota tim kesehatan lain.
Pengkajian
Merupakan Komponen kunci & pondasi proses keperawatan. Pengkajian
membuat data dasar dan merupakan proses dinamis.
Terdapat 3 fase dasar untuk pengkajian : Pengkajian awal, pengkajian dasar,
dan pengkajian terus-menerus

Riwayat Keperawatan
Terdiri dari data subyektif yang memasukkan pandangan pribadi pasien
terhadap masalahnya sendiri. Riwayat secara khusus diambil dengan wawancara serta
memerlukan proses yang harus dimodifikasi untuk menemukan defisit pasien sakit
kritis. Hal ini penting untuk mendapatkan keluhan utama pasien, mengidentifikasi
informasi, riwayat penyakit saat ini, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat keluarga,
riwayat pola hiduo dan tinjauan dari sistem.

Pemeriksaan fisik
PF menghasilkan data obyektif melalui inspeksi, palpasi, perkusi & auskultasi
pada pasien.
Sumber Lain Pengkajian Data
DO lain yang berasal dari pengukuran ditempat tidur seperti alat pengawasan, pemeriksaan
laboratorium, prosedur diagnosis dan pemeriksaan radiografi.

Analisa
Setelah data dikumpulkan, data dianalisa. Dari pengkajian data dasar, masalah yang aktual,
potensial dan beresiko tinggi diidentifikasi dan diuraikan menurut prioritas sesuai dengan kebutuhan
keperawatan pasien kritis. Prioritas paling tinggi diberikan pada masalah yang mengancam kehidupan.

Perencanaan
Pembuatan tujuan, identifikasi dari tindakan keperawatan yang tepat dan pernyataan atas hasil
yang diharapkan merumuskan rencana keperawatan.

Implementasi
Perencanaan dimasukkan dalam tindakan selama fase implementasi. Ini merupakan fase kerja
aktual dari proses keperawatan.

Evaluasi
Suatu perbandingan antara hasil aktual pasien dan hasil yang diharapkan terjadi dalam fase
evaluasi. Pada bagian ini menunjukkan pentingnya modifikasi dalam rencana keperawatan/ pengkajian
ulang total dapat teridentifikasi.

Anda mungkin juga menyukai