DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu merupakan sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah ….. dengan judul “TREND DAN
ISSUE KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN”
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Trend....................................................................................................................................... 6
2.2 Isu ........................................................................................................................................... 8
2.3 Komunikasi dalam Keperawatan............................................................................................ 9
2.4 Trend dan Isu Komunikasi dalam Keperawatan .................................................................... 11
2.5 Tahapan Sikap Perawat dalam Menanggapi Trend dan Isu dalam Pelayanan
Kesehatan ..................................................................................................................................... 13
BAB 3 KESIMPULAN
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana komunikasi dalam keperawatan?
2.Apa saja trend dan isu komunikasi terkini dalam pelayanan keperawatan?
3.Bagaimana tahapan sikap perawat dalam menanggapi trend dan isu terkini dalam
pelayanan keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trend
Tren atau trend adalah suatu arah dari pergerakan harga di Forex. Perilaku tren ini
dapat ditaksirkan ketika melakukan analisis teknikal. Tren bisa bergerak ke bawah (juga
dikenal sebagai tren turunatau bearish), ke atas (dikenal sebagai tren naik atau bullis) dan
ke samping atau sideways (tren kosong atau flat). Sebagai aturan umumnya, ketika
terjadi tren turun dianjurkan untuk membuka posisi penjualan, sedangkan pada saat tren
naik disarankan untuk melakukan pembelian. Jika tidak ada tren, maka lebih baik tidak
melakukan operasi apa pun. Secara sederhana bisa juga dikatakan trend adalah, suatu hal
yang sedang dibicarakan oleh banyak orang pada saat tersebut, dan kejadiannya bersifat fakta.
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada
tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional
keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa
transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat
tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai
macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang
berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka
kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya
pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan
hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk
meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu
berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini
memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan,
memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap
aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di
Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan
masih rendahnya peran perawat professional, diantaranya :
1.Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985
pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada
tahun 1869.
2.Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3.Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan,
lisensi )
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan
sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara
mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam
terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi
praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam:
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2.2 Isu
Menurut hainsworth dan ming, isu adalah Suatu konsekuensi atas beberapa
tindakan yang dilakukan, atau diusulkan untuk dilakukan, oleh satu atau beberapa pihak
yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil
atau kriminal, atau dapat menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislative
atau perundangan. Menurut heath & Nelson mengatakan Issue” sebagai ‘suatu pertanyaan
tentang fakta, nilai atau kebijakan yang dapat diperdebatkan. Sedangkan menurut Regester
dan Larkin isu adalah Suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para
stakeholder( a gap between corporate practice and stakeholder expectations). Dengan kata lain,
sebuah isu yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam
maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang signifikan pada
fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada targe-target organisasi tersebut di masa
mendatang. Berikut adalah salah satu contoh dari isu keperawatan:
Euthanasia
Membunuh bisa dilakukan secara legal. Itulah euthanasia, pembuhuhan legal yang sampai kini
masih jadi kontroversi. Pembunuhan legal inipun ada beragam jenisnya. Secara umum, kematian
adalah suatu topik yang sangat ditakuti oleh publik. Hal demikian tidak terjadi di dalam dunia
kedokteran atau kesehatan. Dalam konteks kesehatan modern, kematian tidaklah selalu menjadi
sesuatu yang dating secara tiba-tiba. Kematian dapat dilegalisir menjadi sesuatu yang definit dan
dapat dipastikan tanggal kejadiannya. Euthanasia memungkinkan hal tersebut terjadi. Euthanasia
adalah tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara tidak menyakitkan, ketika tindakan
tersebut dapat dikatakan sebagai bantuan untuk meringankan penderitaan dari individu yang
akan mengakhiri hidupnya.
A. Telenursing
Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan
keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh. Model
keperawatan ini memberikan keuntungan antara lain:
1. Mengurangi waktu tunggu
2. Mengurangi kunjungan yang tidak perlu
3. Mempersingkat hari rawat
4. Mengurangi biaya perawatan
5. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan
Dengan pengaplikasian dari telenursing ini, maka komunikasi antara perawat dank lien bisa
dilakukan secara jarak jauh, dan juga memungkinkan perawat untuk menjangkau klien-klien
yang berada jauh dari jangkauan. Secara lebih luas telenursing dapat dimanfaatkan untuk
memberikan asuhan keperawatan, melakukan praktek keperawatan dan dapat digunakan juga
sebagai media pertukaran informasi antara sesama perawat dibelahan dunia manapun dengan
menggunakan telepon, videocall, internet, dsb. Berbagai manfaat diperoleh dengan adanya
telenursing, Pasien dapat dengan leluasa bertanya dan menghubungi pusat informasi
keperawatan mengenai kondisi kesehatannya melalui telepon, perawatpun bisa
mendemonstrasikan cara perawatan luka kepada pasien melalui cam, dsb.
Ini sangat membantu dalam memenuhi upaya kesehatan terutama upaya promotif dan
preventif, selain itu dengan adanya telenursing dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan oleh
pasien karena bisa dilakukan dengan jarak jauh. Komunikasi antara perawat dengan klien
maupun komunikasi antar perawat juga akan dapat lebih mudah untuk dilakukan. Proses
keperawatan dan ruang lingkup praktek tidak berbeda dengan telenursing hanya saja proses
tersebut menggunakan teknologi seperti internet, komputer, telepon, alat penilaian digital, dan
telemonitoring peralatan.
Namun, telenursing ini juga memiliki beberapa kelemahan, terutama dalam hal komunikasi
yang terjadi antara perawat dan klien. Kelemahan tersebut antara lain:
a.Tidak adanya interaksi langsung antara perawat dengan klien.
Tidak adanya interaksi langsung antara perawat dengan klien, dapat menyebabkan kurang
terbangunnya suatu hubungan terapeutik antara perawat dengan klien, sehingga dapat
menimbulkan beberapa factor yang nantinya dapat menghambat proses komunikasi yang terjadi
antara perawat dengan klien
b. Resiko terhadap keamanan dan dokumen klien kerahasiaan
Dalam telenursing, dimana perawat melakukan komunikasi dengan klien secara jarak
jauh, juga terdapat resiko akan keamanan dan dokumen klien kerahasiaan.
Tidak diterimanya pesan dari perawat kepada klien umumnya disebabkan karena kurangnya
pengetahuan. Baik dari isi pesan atau cara penyampaian pesan yang tidak dapat dicerna dengan
baik. Kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan penerimaan yang salah baik dari pemberi
pesan maupun penerima pesan.
3. Rasisme
Rasisme dalam keperawatan dapat menjadi penghalang komunikasi transkultural antara
perawat dan pasien, dan antara perawat dan penyedia perawatan kesehatan lainnya tipe-tipenya,
yaitu:
a. Rasisme Individu: Diskriminasi karena karakteristik biologis
b. Rasisme Budaya: Menganggap budaya sendiri lebih superior
c. Rasisme Kelembagaan: Lembaga (universitas, bisnis, rumah sakit, sekolah keperawatan)
memanipulasi atau mentolerir kebijakan yang tidak adil membatasi peluang ras tertentu
budaya atau kelompok
4. Bias dan Etnosentrisme
Apapun latar kecenderungan belakang untuk budaya menjadi bias mereka, beberapa terhadap
orang nilai-nilai budaya memiliki mereka sendiri, dan merasa bahwa nilai-nilai mereka benar dan
nilai-nilai dari orang lain adalah salah atau tidak baik.
5. Stereotipe
Sebuah stereotip budaya adalah asumsi beralasan bahwa semua orang dari kelompok ras dan
etnis tertentu yang sama. Sindrom buta tempat/budaya adalah bentuk stereotip yang menjadi
masalah untuk banyak perawat dan dokter. Sindrom buta tempat/budaya adalah keyakinan bahwa
"Hanya karena klien terlihat dan berperilaku dengan cara yang Anda lakukan, Anda berasumsi
bahwa tidak ada perbedaan budaya atau hambatan potensial untuk perawatan " (Buchwald,
1994).
6. Ritualisme Ritualisme adalah sikap seseorang menerima cara-cara yang diperkenalkan sebagai
bagian dari bentuk upacara (ritus) tertentu, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaannya.
2.5 Tahapan Sikap Perawat dalam Menghadapi Trend dan Isu dalam Pelayanan Kesehatan
Pada jaman ini teknologi berkembang sangat pesat termasuk sistem informasi dalam
bidang kesehatan. Tentunya kita sebagai perawat harus mengikuti kemajuan sistem informasi
untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada klien. Sebagai perawat kita harus dapat
menyikapi kemajuan sistem informasi itu dengan baik agar dapat memaksimalkan dampak
positif dan meminimilkan dampak negatifnya. Berikut tahapan sikap perawat:
1. Mencari sistem-sistem informasi yang sedang berkembang dalam bidang kesehatan.
2. Menyaring sistem informasi yang tepat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan dengan
tujuan memkasimalkan kesehatan klien.
3. Mengimplementasikan sistem informasi yang telah dikaji dalam pelayanan kesehatan. Dalam
pengimplementasian perawat harus mampu memaksimalkan dampkapositifnya dan
meminimalkan dampak negatifnya.
4. Menganalisa perubahan pola pelayanan kesehatan setelah diterapkan sistem informasi yang
baru. Apabila memberikan kemajaun yang sesuai maka perawat dapat terus mengembangkan
untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1. Komunikasi adalah serangkain peristiwa yang berurutan dan berikatan satu sama lain, serta
merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah
sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung. Serta dalam
melakukan komunikasi seseorang perawat harus mempunyai beberapa komponen yaitu
sebagai komunikator, pesan disampaikan perawat, klien sebagai komunikan, serta media dan
efek.
2. Dan dalam melakukan komunikasi terdapat konteks komunikasi meliputi fisik, dimensi
sosial-psikologis dan dimensi tempat Serta Trend dan Isu keperawatan terkini yaitu
Telenursing, dan Hambatan penting komunikasi lintas budaya dalam keperawatan.
3. Sedangkan sikap perawat dalam menghadapi isu dan trend terkini dalam pelayanan
kesehaatan yaitu dengan mencari dan menyaring informasi dalam bidang kesehatan, serta
mengimplementasikan informasi dan menganalisanya.
Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, semoga kedepannya nanti akan
lebih detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Daftar pustaka
Mundakir. 2006. Komunitas Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yokyakarta : Graha Ilmu
Potter A. particia dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik. Vol. I. Jakarta : EGC