Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI MIDDLE RANGE DALAM KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH:

CINDY QHOLINDA 2720200075

NISA AZIJAH 2720200090

NENG IIS SITI NURASIAH 2720200099

EVA FEBRIANTI PUTRI 2720200051

SRI DEVI HARYANTI 2720200105

DEWI RIZKY MARIAM 2720200007

NUR HIDAYATI 2720200095

MITA HERLINA PUTRI 2720200084

S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

KOTA BEKASI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Middle Range Theory” tepat waktu..

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Istiqomah selaku dosen
Falsafah & Teori Keperawatan. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 1 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................5
Middlle Range Teori..................................................................................................................................5
A. Kasus...................................................................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................10
B. SARAN.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Middle Range Theory dikemukakan oleh sosiolog America Robert Merton dalam “Social
Theory and Social Structure (1957)” untuk menghubungkan pemisah diantara hipotesis-hipotesis
terbatas dari study empirisme dan teori-teori besar yang diciptakan Talcott Parson.

1. Pengertian Middle Range Theory

Middle Range Theory adalah serangkaian ide/gagasan saling berhubungan dan


berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan. Teori ini menjelaskan
fenomena spesifik dan telah diuji dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktek
keperawatan. Kajian analis teori transendensi diri menjelaskan bagaimana penuaan atau
mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk intra pribadi fokus pada makna
kehidupan.

2. Ciri-ciri Middle Range Theory


a. Menurut Mc. Kenna H.P. (1997)
 Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
 Sulit mengaplikasikan konsep kedalam teori
 Tanpa indikator pengukuran
 Masih cukup abstrak
 Konsep dan proposisi yang terukur
 Inklusif
b. Menurut Meleis A.I. (1997)
 Ruang lingkup yang terbatas

1
 Memiliki sedikit abstrak
 Membahas fenomena / konsep yang lebih spesifik
 Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
c. Menurut Whall (1996)
 Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
 Mudah diterapkan
 Bisa diterapkan pada berbagai situasi
 Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

3. Kegunaan Middle Range Theory


a. Dalam bidang praktik dan penelitian mudah diaplikasikan dan cukup abstrak secara ilmiah.
Tingkatnya menengah diorganisasi dalam lingkup terbatas, variabel terbatas, serta dapat
diuji secara langsung.
b. Mampu menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.
c. Membimbing dalam penelitian variabel dan pernyataan dalam penelitian.
d. Membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien.

2
4. Tindakan Keperawatan

Secara langsung berfokus pada sumber yang berasal dari dalam diri seseorang
terhadap transendensi / berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang
mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan keadaan baik/sehat.

5. Perkembangan Middle Range Theory


a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset.
b. Teori deduktif yang berasal dari Grand Theory.
c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan.
d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasikan.
e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik.

6. Kontroversi tentang Middle Range Theory

Identifikasi Middle Range Theory telah cukup jelas. Dalam analisis dasar Middle
Range Theory pertanyaan tentang Middle Range Theory bukanlah merupakan suatu
pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Theory
mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit tetapi berada
pada kondisi pertengahan.

7. Perbandingan dengan yang Lain

3
Cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik. Cukup umum pada
populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Dapat diuji dalam pemikiran empiris,
mempresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik / terbatas dan lebih dapat
diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktek.

8. Contoh tindakan keperawatan


 Fisioterapi napas, batuk & suction
 Memberikan sonde susu 200 cc + extra telur 1 butir +Bisolvon 1tab
 Memberikan : inj. Cefotaxime 1 gr/IV
Inj. Gastridin 1 amp/IV
Inj. Bicombion 1 amp/IV
Inj. Jayacin 200 mg/IV drif
 Melakukan oral hygien
 Melakukan mobilisasi mika/miki
 Melakukan observasi TTV & kesadaran tiap jam
 Membantu melakukan setting pada ventilator
 Melakukan fisioterpai napas & suction
 Memberikan sonde susu 200 cc + Bisolvon  1 tab
 Membantu klien BAB
 Memberikan Albumin 25 %  100 cc/infuse
 Memonitor produk urine tiap jam
 Memberikan inf. KAEN MG 3  20 tts/mnt
 T= 104/70 mmHg,Nadi=120 x/mnt,RR=32 x/mnt,Suhu= 37,7 0c,kesadaran compos mentis,
Produksi urine/7 jam= 640 cc.

4
5
BAB II
PEMBAHASAN

Middlle Range Teori


A. Kasus

An.S seorang wanita umur 9 tahun sejak kecil mengalami Retardasi mental sekarang
dia sekolah di SLB kelas III, kemajuan yang didapat belum menunjukkan hal- hal lebih baik,
masih harus dibantu oleh keluarga terutama ibunya dalam hal berpakaian, makan, toilet,
mandi belum bisa mandiri masih harus dibantu. Ibunya kadang dengan senang hati
membantu anaknya, namun kadang merasa jenuh, marah-marah, kadang menyesal
mempunyai anak seperti bila An.S susah untuk diatur, apalagi sekarang An.S telah
mengalami menarche tentu saja perawatan ketika haid harus diberikan tetapi namanya An.S
emang susah untuk diatur ibunya semakin khawatir dengan keadaan tersebut takut terjadi
apa-apa, khawatir dengan pergaulannya, kebersihannya apalagi sekarang ibunya sering
mengalami migrain, kadang tekanan darah naik.

B. Analisis Teori Chronic Sorrow


Teori ini menghubungkan konsep dasar chronic sorrow yang murni dari Olshansky
dengan model stress adaptasi dari Lazarus dan Folkman.

1. Tingkat Kejelasan (Clarity)

Teori ini secara jelas menggambarkan fenomena yang terjadi pada area klinik ketika
terjadi kehilangan. Diagnosa keperawatan Chronic sorrow juga terdapat pada nursing
textbook yang diartikan sebagai sesuatu yang berkelanjutan, berulang (kambuh) dan
potensial menjadi progresif. Kondisi yang muncul pada teori ini konsisten dengan apa yang
ada pada teori. Konsep kunci dan hubungan antar konsep juga diartikan secara jelas.
Hubungan antar konsep juga berdasarkan intuisi. Sebagai contoh, jelas bahwa manajemen
yang efektif baik internal maupun eksternal, akan menghasilkan kenyamanan dan sebaliknya
manajemen yang tidak efektif akan meningkatkan ketidaknyamanan dan intensitas dari duka

6
cita yang kronis. Sebagai kelompok middle range, wilayah teori dibatasi pada penjelasan
satu fenomena, respon kehilangan dan hal ini sesuai dengan pengalaman praktik klinik.
Seperti yang dinyatakan oleh Eakes, keunggulan dari middle range teori ini memberi
penjelasan secara benar bagi praktisi perawat, pelajar/ mahasiswa perawat dan pendidik
sebagai bukti komunikasi yang berkelanjutan secara nasional dan internasional

Satu aspek yang belum jelas dari teori ini adalah penjelasan tentang mengapa tidak
semua individu dengan ketidakmampuan mengatasi kehilangan mengalami chronic sorrow.
Beberapa, sekalipun pandangan, wawancara NCRCS tidak berpengalaman dalam
menjelaskan gejala chronic sorrow. Tidak ada data lebih jauh yang bisa membuktikan
tentang individu yang tidak mengalami kronik sorrow ini, apakah mereka memiliki
karakteristik kepribadian yang berbeda, misalnya memiliki ketabahan, atau mereka
menerima intervensi yang berbeda saat mengalami kehilangan? Apa data yang diinginkan
dari individu terkait koping dengan kehilangan yang terus menerus. Konsep lain yang perlu
dilakukan klarifikasi adalah perkembangan (progress) dari chronic sorrow. Meskipun
digambarkan bahwa chronic sorrow potensial berkembang, apa perkembangannya dan
apakah perkembangannya secara alami menjadi patologis?

Perlu klarifikasi strategi manajemen internal. Dalam hal ini belum jelas perbedaan
problem oriented dengan cognitive strategies. Demikian juga emotive-cognitive, emotional
dan strategi interpersonal belum digambarkan secara jelas. Beberapa overlap yang nyata
antara manajemen internal dan eksternal terjadi ketika kata “interpersonal” digunakan untuk
menggambarkan bantuan professional

Teori ini memiliki kesamaan dengan teori lainnya, yakni memandang bahwa fokus
dari perawatan adalah individu, keluarga (caregiver), kelompok (peer group), hanya kurang
memandang masyarakat yang dalam kondisi chonic sorrow ini bisa dijadikan sebagai
support system (manajemen eksternal), teori ini hanya memandang profesi kesehatan
sebagai sumber manajemen eksternal Keperawatan untuk meningkatkan kenyamanan
melalui peran empatik, pengajaran, caring dan memberikan asuhan yang profesional.

7
2. Tingkat Kesederhanaan (SIMPLICITY)

Model teori Chronic Sorrow memperjelas pemahaman hubungan antara variabel.


Melalui model ini, jelas bahwa chronic sorrow terjadi terus menerus secara alami, menyebar
dan potensial berkembang. Lebih jauh dengan subkonsep internal versus manajemen
eksternal dan manajemen inefektif versus manajemen efektif, ini jelas apa tipe pengkajian
dan intervensi yang tepat oleh perawat dan pemberi pelayanan kesehatan lainnya, apa yang
terbaik untuk mencegah chronic sorrow menjadi progressif. Dengan jumlah variabel yang
terbatas, teori ini lebih mudah dimengerti. Sebagai kelompok middle range, teori ini berguna
untuk panduan praktik dan desain penelitian selanjutnya

3. Tingkat Generalitas

Konsep chronic sorrow dimulai dengan studi pada orang tua dengan anak yang
mengalami gangguan fisik atau kognitif. Melalui pembuktian secara empiris, teori diperluas
untuk memasukkan berbagai pengalaman dari kehilangan. Teori ini menerapkan secara jelas
bagaimana rentang kehilangan dan dapat diaplikasikan untuk mempengaruhi individu seperti
halnya pemberi perawatan. Sebagai tambahan, teori ini berguna untuk berbagai praktisi
pelayanan kesehatan. Dengan konsep ini keunikan yang alami dari pengalaman digambarkan
kurang luas seperti halnya pemicu. Pemicu dan strategi manajemen unik pada setiap situasi
individu dan bisa diaplikasikan pada situasi yang lebih beragam

4. Ringkasan Empiris

Karakteristik dari middle range teori, wilayahnya yang terbatas akan lebih mudah bagi
peneliti untuk mempelajari fenomena. Dengan jumlah variabel yang terbatas, peneliti dapat
melakukan generalisasi hipotesa berhubungan dengan studi pada intervensi keperawatan yang
meningkatkan efektivitas Keperawatan strategi manajemen pada chronic sorrow. Hasil dari
studi ini dapat menambah kekuatan dasar pada praktik berdasarkan hasil pembuktian
(evidence based practice).

Karena teori ini berasal dari pembuktian secara empiris, maka kegunaannya jelas
untuk penelitian lebih lanjut. Definisi yang jelas dari chronic sorrow membuat hal ini dapat

8
dipelajari pada individu dengan kehilangan yang beragam dan situasi yang umumnya
menghasilkan chronic sorrow. Melalui penelitian yang lebih lanjut, peneliti dapat memikirkan
alat pengkajian untuk perawat klinik.

5. Konsekuensi Yang Diperoleh

Sebagai konsekuensi dari penelitian, penomena dari chronic sorrow dapat diterima
lebih luas dapat dibuktikan pada diagnosa NANDA. Perawat dan pemberi pelayanan
kesehatan profesional lain menemukan validitas pada pengalaman kehilangan pada area
klinik.Eakes menyatakan “chronic sorrow sama halnya dengan pengalaman hamil ini
merupakan proses normal dimana klien mendapatkan keuntungan bantuan dan support dari
tenaga kesehatan profesional (G.Eakes, personal communication, December 2004).Secara
lebih jauh Eakes bahwa pengalaman ini unik pada masing- masing individu dan pada masing-
masing situasi.

C. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Tahap perkembangan ;
- An.S berada pada umur 9 tahun mengalami penurunan pada perkembangan
mental
- An.S sudah memgalami Menarche
- Ibunya berada dalam chronic sorrow selama 9 tahun
b. Kebudayaan/ kebiasaan-kebiasaan ; Kebutuhan sehari - hari dibantu oleh ibunya
c. Kepercayaan/ spiritual; Ibunya memang sudah pasrah kepada Tuhan
yang Maha esa, namun kadang merasa putus asa dan menyesal
mempunyai anak seperti itu. Kondisi sosial ekonomi sebagai support sistem ; Keluarga
An.S orang
yang cukup berada terbukti An.S disekolahkan di SLB
d. Kondisi psikologis :
- Ibu mengalami chronic sorrow, merasa jenuh, kadang menyesal dengan keadaan
anaknya

9
- Ibunya ketakutan terhadap An.S karena sudah mengalami menarche, takut dan
khawatir terhadap kebersihan ketika datang bulan dan pergaulannya
2. Diagnosa Keperawatan
a. Tidak efektif koping keluarga
b. Kurang pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang anak
berhubungan dengan kurangnya informasi

3. Rencana Tindakan
a.Tidak efektif koping keluarga;
- Bantu keluarga mengenal masalah yang terjadi dalam keluarga
- Bantu keluarga mengidentifikasi cara menelesaikan masalah yang Sudah
dilakukan
- Bantu keluarga memilih alternatif pemecahan masalah secara sehat
- Latih keterampilan keluarga dalam manajemen konflik
- Komunikasi terbuka dan memenuhi kebutuhan anggota keluarga
yang bermasalah
b. Kurang Pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang anak berhubungan dengan
kurangnya informasi
Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang tumbuh kembang anak
Berikan pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang anak
Libatkan orang tua dalam meningkatkan kesehatan anak
Bantu klien dalam memperoleh pengetahuan

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit kronis dapat didefinisikan sebagai kondisi sakit yang menimbulkan berkurang atau
hilangnya fungsi sehari-hari lebih dari 3 bulan dalam 1 tahun atau mengalami hospitalisasi
lebih dari 1 bulan dalam 1 tahun. (Hockenberry, 2007). Hal ini menjadikan individu/ anak
dengan penyakit kronik mengalami berbagai masalah keterbatasan sehingga individu/ anak
tersebut mempunyai kebutuhan akan perawatan khusus, komprehensif dan berkelanjutan.

Penderitaan kronis tidak akan membuat individu melemah bila efektif dalam mengatur
perasaan bisa secara internal maupun ekternal. Strategi manajemen perawatan diri diatur
melalui strategi koping internal. NCRCS ditunjuk lebih lanjut untuk mengatur strategi
koping internal seperti tindakan, kognitif, interpersonal dan emosional

Mekanisme tindakan koping digunakan untuk semua subjek individu dengan kondisi kronis
dan pemberi perawatannya. (Eakes , 1993, 1995, Eakes at al., 1993, 1999; Hainsworth et al.,
1995; Lindgren, 1996),

Strategi emosional contohnya menangis atau ekspresi emosi lainnya (Eakes, et al., 1998;
Hainsworth, 1995). Manajemen eksternal adalah intervensi yang diberikan oleh tenaga
kesehatan (Eakes et al., 1998). Pelayanan kesehatan yang diberikan secara profesional dapat
membantu memberikan rasa nyaman bagi mereka, caring dan tenaga profesional yang
kompeten lainnya.

B. SARAN
1. Orang tua harus memahami kondisi anak yang mengalami suat penyakit kroniis salah
satunya adalah meningkatkan fungsi keluarga dimana keluarga akan mendapatkan tugas
keluarga yang lebih kompleks, tanggung jawab yang lebih besar, perhatian yang lebih
besar, tugas

11
Grand Theory dan Middle-Range Theory

Grand theory adalah setiap teori yang dicoba dari penjelasan keseluruhan dari
kehidupan sosial, sejarah, atau pengalaman manusia. Pada dasarnya berlawanan dengan
empirisme, positivisme atau pandangan bahwa pengertian hanya mungkin dilakukan
dengan mempelajari fakta-fakta, masyarakat dan fenomena. Bersumber dari: Quentin
Skinner, ed., The Return of Grand Theory in the Human Sciences (Cambridge, 1985)

Grand theory, istilah yang diciptakan oleh C. Wright Mills dalam ‘The sociological
imagination (1959)’ yang berkenaan dengan bentuk abstrak tertinggi suatu peneorian yang
tersusunan atas konsep-konsep yang diprioritaskan atas dapat mengerti dunia sosial.

Grand Theory  menekankan pada konsep keseimbangan, pengambilan keputusan, sistem


dan bentuk komunikasi sebagai sarana dasar perangkat pengatur (central organizing
devices) untuk mengkaji hubungan internasional.

Peletak dasar utama grand theory dalam politik internasional , adalah Hans. J. Morgenthau
melalui buku klasiknya “Politics Among Nations”(1948). Morgenthau menunjukan dan
membuktikan bahwa berbagai data politik internasional bisa dipadukan dalam model
power politics.sumbangan pemikirannya bagi studi hubungan internasional menunjukan
bahwa:

1. Bidang studi hubungan internasional harus mencoba menyusun generalisasi, dan tidak
terpaku pada peristiwa yang unik.
2. Hubungan internasional pada hakekatnya menunjukan pola perilaku yang selalu
berulang .
3. Pokok bahasan (core subjects) dikaji untuk menelusuri sumber perilaku negara dalam
mendapatkan power serta menetapkan pola hubungan tertentu seperti pertimbangan
kekuatan.

Dari referensi yang tersedia, menurut hemat saya, Grand theory adalah teori keseluruhan
atau yang  secara garis besar berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau kasus.

12
Middle-Range Theory
Middle-range theory dikemukakan oleh sosiolog amerika Robert Merton dalam ‘Social
theory and social Structure’ (1957) untuk menghubungkan pemisah diantara hipotesis-
hipotesis terbatas dari studi empirisme dan teori-teori besar yang abstrak yang diciptakan
Talcott Parson. Dia menjelaskan middle-range theory sebagai teori yang berbohong diantara
minor-minor tapi diperlukan hipotesis yang berkembang dalam keadaan yang berlimpah
dalam penelitian selama berhari-hari hingga diperlukan usaha-usaha sistematis untuk
mengembangkan teori gabungan yang akan menjelaskan seluruh penelitian yang seragam
dari perilaku sosial, organisasi dan perubahan sosial. Banyak konsep tang dikembangkan
dari mid-range theories telah menjadi bagian dari kosakata dasar sosiologi : retreatisme,
ritualisme, manifest dan latent functions, opportunity structure, paradigma, reference group,
role-sets, self-fulfilling propechy dan unintended concequence. Pemikira middle-range
theory secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi pandangan  sosiolog atas
pekerjaan mereka.

Teori ini dipergunakan sebagai hipotesis yang patut diuji, bukan  sebagai perangkat pengatur
studi hubungan internasional. Objek yang ditelusuri jauh diluar bidang perhatian kelompok
tradisional, perhatian lebih jauh ditujukan pada hukum internasional, organisasi
internasional, serta peristiwa yang sedang berlangsung.

Mid-range theory disepakati sebagai suatu bidang yang relatif luas dari suatu fenomena, tapi
tidak membahas keseluruhan fenomena dan sangat memperhatikan kedisiplinan (Chinn and
Kramer, 1995, p 216).

Beberapa mid-range theories didasari oleh grand theories. Hal ini ditegaskan pernyataan
Smith (1994), bahwa fungsi utama grand theories adalah sebagai sumber utama yang
selanjutnya akan dikembangkan oleh middle-range theories

Menurut saya sendiri, Middle-range theory itu sendiri adalah pembahasan yang lebih fokus
dan mendetail atas suatu grand theory.

Beberapa dari peneliti teori ini membuktikan bahwa maksud utama analisis ilmiah tidak
hanya menjelaskan masalah, tetapi mampu memprediksi atau meramalkan sesuatu. Mereka

13
menyatakan bahwa ramalan yang dapat dipercaya bisa dibuat jika nariabel utama yang
memperngaruhi perilaku politik telah diidentifikasikan dan hubungan antara variabel lain
telah ditetapkan. Dengan kata lain mereka meramalkan sekelompok kejadian berdasarkan
variabel yang telah diidentifikasi dan ditetapkan; mereka tidak akan melakukan ramalan jika
hanya ditopang oleh satu kejadian khusus.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://rockypermata.wordpress.com/2012/02/01/grand-theory-dan-middle-range-theory/

https://www.scribd.com/doc/22920596/Middlle-Range-Teori

15

Anda mungkin juga menyukai