Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS THEORY & KONSEP KEPERAWATAN

DOSEN PENGAJAR : WIDYA LITA FITRIANUR, S.KEP., Ns., M.Kep

OLEH :
SHOHIBATUL MAS’ULAH
191103020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirt Allah Yang Maha Esa yang telah memeberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kita bisa sehat wal-afiat tanpa kekurangan suatu
apapun sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini, tak lupa sholawat serta
salam kita haturkan kepada nabi besar Muhammas SAW.

Dalalam penyusunan makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pengajar yang telah memberikan ilmunya kepada kita, serta teman -teman yang
ikut membantu dalam pengerjaan tugas makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................2

DAFTAR ISI.....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................4

1.3 Tujuan Masalah...........................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................5

2.1 Pengertian Teori Keperawatan...................................................5

2.1.1 Tujuan Teori Keperawatan...............................................5

2.1.2 Karakteristik Teori............................................................5

2.2 Grand Theory...............................................................................6

2.2.1 Kelebihan Grand Theory...................................................6

2.2.2 Kekurangan Grand Theory...............................................7

2.2.3 Contoh Grand Theory Dalam Keperawatan....................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................14

3.1 Kesimpulan....................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep,


atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-
gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara
konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk


menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori mulai dari meta


theory, grand theory, middle range theory dan practice theory. Grand theory
merupakan level kedua dari teori keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud teori keperawtan

2. Apa yang dimaksud Grand Theory

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tentang teori keperawatan

2. Mengetahui Tentang Grand Theory

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Keperawatan

Adalah : didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk


menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

2.1.1. Tujuan Teori Keperawatan

Dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan


yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau
bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan
dapat teratasi. Membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan
keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian
berbagai masalah keperawatan. Membantu proses penyelesaian
masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi
tujuan tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan
dapat dipertimbangkan. Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan
keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.

2.1.2. Karakteristik Teori

Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai


hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti
hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep
lingkungan dan keperawatan. Teori keperawatan bersifat ilmiah,
artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang
jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori

5
keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun
masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek
keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of
knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian. Teori
keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki
kualitas praktek keperawatan

2.2 Grand Theory

Grand theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas,
kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-
konsep umum yang relatif abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasionalnya
dan hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Grand theory disebut juga
konseptual model, dalam hal ini termasuk Nursing Conceptual Models dan
Nursing Theories. Nursing Conceptual Models adalah konsep-konsep dan
hubungan yang melihat secara spesifik dari fenomena dari keperawatan.
Nursing Theories mendeskripsikan, menjelaskan atau memprediksikan
hubungan antara konsep-konsep dalam fenomena keperawatan.

Grand theory apabila dibandingkan dengan meta theory, grand theory


memiliki konsep yang lebih spesifik dari pada meta theory yang berfokus pada
pengembangan ilmu atau teori. Grand theory juga mempunyai tingkat
abstraksi yang lebih rendah dari meta theory. Grand theory memiliki konsep
atau sudut pandang yang lebih umum atau komperhensif pada semua aspek
manusia, sedangkan middle range hanya melihat beberapa aspek saja dan
memiliki area yang lebih spesifik, sehingga middle range theory lebih mudah
diaplikasikan dalam uji empiris dari pada grand theory.

2.2.1 Kekurangan Grand Theory

1. Tidak bias secara langsung dilakukan uji empiris

2. Kurang mampu diterapkan langsung pada penelitian.

3. Memiliki konsep yang sangat abstrak namun lebih abstark meta theory

4. Masih general dan belum terfokus pada area yang spesifik pada salah
satu respon manusia.

2.2.2 Kelebihan Grand Theory

6
1. Mempunyai scope atau ruang lingkup yang luas, karena grand theory
memiliki sudut pandang yang umum dan komperhensif yang
memperhatikan seluruh aspek dan respon manusia.

2.2.3 Contoh Grand Theory Dalam Keperawatan

1. Dorothea E. Orem tentang Self Care Deficit Theory

Analisis Jurnal :

 Judul Jurnal : Aplikasi Theoti Dorothy E. Oream Dalam


Pemberian Asuhan Keperawatan Dengan Kasus Infeksi Post
Ceasaria di RS Bengkulu

 Kata Kunci : Self Care Theory, Sectio Cesaria, Terori Dorothy


Oerem

 Penulis Jurnal : Liya Andriyati

 Latar Belakang

Infeksi luka operasi (ILO) merupakan Infeksi yang sering


terjadi pada pasienn paska beda, seperti operasi caesar. Dengan
adanya luka seperti bekas jahitan setelah terjadinya operasi
kemungkinan akan menyebabkan terjadinya ILO, Peran perawat
sangat penting dalam merawat pasien dengan infeksi Post SC,
adapun tujuan dari praktek keperawatan adalah untuk
meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri melalui
penerapan model konseptual self care. Teori self care ini
dikemukakan oleh Dorothy Orem, Fokus utama dari model
konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan
seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau
anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya.

 Metode Penelitihan

7
menggunakan metode deskriptif yaitu metode dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara obyektif dan memusatkan perhatian pada objek
tertentu

 Hasil Penelitian

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan sesuai dengan


aplikasi teori model Orem didapatkan data senjang sebagai
berikut: Pasien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi yang
terbuka, pasien mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
dan terasa panas dengan sekala nyeri 5-6, Pasien mengatakan
tidak tau mengapa luka oprasinya jadi bernanah.

Pengkajian menurut aplikasi teori Orem yang telah


dilakukan yaitu: Gangguan health devition self care
berhubungan dengan infeksi pada luka Post SC.

Intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah pada klien


merujuk pada intervensi menurut Orem, yaitu: pertahankan tirah
baring selama masa akut, ukur TTV pasien/8 Jam, terangkan
nyeri yang diderita klien dan penyebabnya, ajarkan teknik
distraksi, kolaborasi pemberian analgetika, kaji intensitas,
karakteristik, dan derajat nyeri, kaji kondisi keluaran/dischart
yang keluar, warna, dan bau dari luka operasi, terangkan pada
klien pentingnya perawatan luka selama masa post operasi,
lakukan pemeriksaan pada dischart, lakukan perawatan luka,
terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi,
ajarkan keluarga dan pasien cara perawatan luka dengan tehnik
aseptic, ajarkan pasien cara perawatan diri bertahap.

Aplikasi teori orem tentang self care sangat efektif


dilakukan pada pasien karena pasien mampu melakukan
perawatan diri secara mandiri, sehingga pasien mampu menjaga
kesehatan agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

 Kelebihan

8
Model keperawatan Doronthea Orem memberikan pelayanan
keperawatan dengan memunculkan potensi pada tiap individu
yang terganggu karena kondisinya sakit yang pasien alami.
Serta perawat Memberikan motivasi kepada seorang klien
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (self care) tanpa adanya
ketergantungan pada orang lain. Sehingga pasien secara mandiri
mengerti tentang pentingnya melakukan perawatan diri, untuk
mencapai kesehatan yang optimal.

 Kekurangan

Teori Orem ini berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis,


namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan
selalu berubah. Konsep keperawatan orem menekankan
individu untuk memenuhi kebutuhan perawatannya sendiri
tanpa adanya ketergantungan pada orang lain tetepi ketika
seorang klien sakit maka kemampuan keperawatan dirinya
sendiri dalam memenuhi kebutuhannya akan berkurang
akibatnya suplai kebutuhan yang harusnya terpenuhi akan tidak
optimal.

2. Imogene King

Analisis Jurnal :

 Judul Jurnal : Theory of Goal Attainment (Imogene M. King)


Sebagai Basis Analisis Faktor Patuh Minum Obat TB Paru Di
Kabupaten Kediri

 Penulis : Yanuar Eka Pujiastutik1, Ningsih Dewi Sumaningrum2

 Latar Belakang

Penyakit TB dalam pengobatan menghadapi berbagai kendala


terutama efek samping, seperti mual, gangguan pendengaran
dan kelelahan yang berdampak pada derajat kualitas hidup
pasien, kemampuan bekerja dan menjalankan kegiatan sehari-
hari. Penelitian terbaru menunjukkan efek samping obat adalah
faktor utama penyebab pasien putus berobat. Senhingga

9
diperlukanyan komonikasi dan interaksi yang baik. Theory
Imogene King merupakan ”Interacting Systems Framework
And Theory of Goal Attainment”, yaitu adanya hubungan
timbal balik antara perawat dan penderita pada asuhan
keperawatan sehingga mempengaruhi atau memiliki efek satu
sama lain dengan harapan dapat mencapai tujuan.

 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis faktor yang kepatuhan minum obat pada


teori sistem interaksi King

 Metode Penelitian

Dilakukan dengan cara door to door,Variabel independennya


yaitu Teori interaksi King yaitu sistem personal, sistem
interpersonal, dan sistem sosial. Sedangkan variabel
dependennya adalah kepatuhan minum obat pada penderita TB
dengan kategori 2. Jenis kuesioner yang digunakan adalah close
ended questions. Uji statistik menggunakan uji Regresi Logistik
Biner

 Pembahasan

1. Tingkat pendidikan berpengaruh positif dengan perilaku


kesehatan, semakin tinggi tingkat pendidikan ataupun
pengetahuan maka semakin meningkat juga tingkat
kepatuhan yang dimilikinya. King mengungkapkan bahwa
masing-masing individu adalah personal dan konsep
gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan perlu
pemahaman.

2. Menurut King (dalam Alligood & Tomey, 2006) jika


perawat memiliki pengetahuan khusus dan mempunyai
teknik komunikasi yang memadai maka perawat dapat
memberikan informasi ke pasien secara tepat maka tujuan
yang diharapkan dapat dicapai.

10
3. Berdasarkan penelitian dilapangan sebagian besar penderita
mengeluhkan mulai lelah menjalani pengobatan dikarenakan
lamanya pengobatan serta pada fase intensif pada kategori 2
penderita harus disuntik selama 60 kali. Oleh karena itu
diperlukannya komunikasi serta interaksi yang baik, baik
dari keluarga, tenaga medis, kerabat dll.

 Kekurangan

1. Kekurangan Jurnal: bahasa tidak mudah dipahami, tiak


dijelaskan melalui apa media seorang keluarga atau tenaga
kesehatan melakukan interaksi yang baik.

 Kelebihan

Dengan adanya Theori King diketahui bahwa agar seorang


pasien penyakit TB patuh untuk menjalani pengobatan diperlukan
adanya komunikasi, serta interaksi yang baik, baik dari tenaga
kesehatan, maupun keluarga.

3. Sister Callista Roy

 Judul Jurnal : Hubungan Mode Adaptif Konsep Diri Berbasis


Teori Callista Roy dengan Kemampuan Interaksi Sosial Anak
Tunagrahita di SLB-C TPA Kabupaten Jember

 Kata Kunci : konsep diri, interaksi sosial, tunagrahita

 Penulis : Zuhrotul Rofiqoh, Nurfika Asmaningrum, Dodi


Wijaya

 Latar Belakang

ABK tunagrahita mengalami hambatan dalam berinteraksi


sosial karena kurangnya pengetahuan khususnya intelegensi,
motivasi dan bimbingan dalam pembentukan konsep diri.
Interaksi sosial pada anak tunagrahita dapat dikembangkan
dengan pembentukan konsep diri yang merupakan salah satu
cara untuk mempertahankan adaptasi anak tunagrahita dengan
lingkungannya. Teori yang menjelaskan tentang pertahanan

11
adaptasi dipopulerkan oleh Callista Roy pada tahun 1960.
Konsep diri yang dijelaskan oleh Roy merujuk pada kebutuhan
integritas mental dengan cara berinteraksi dengan diri sendiri
dan orang lain. perkembangan bicara terlambat serta bahasanya
pun terbatas bila

 Metode

Metode pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan


sampling yaitu menggunakan total sampling. Teknik
pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner mode
adaptif konsep diri berbasis teori Callista Roy. Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik chisquare

 Pembahasan

1. Faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan interaksi


sosial adalah umur, jenis kelamin (gender). Konsep diri
terbentuk seiring dengan bertambahnya umur seseorang.
Perbedaan usia ini memiliki keterkaitan dengan tugas
perkembangan.

2. konsep diri negatif cenderung merasa tidak percaya diri,


sering menyendiri dan tidak antusias untuk
mengembangkan aktivitas yang dilakukannya, konsep diri
yang positif memiliki karakter yang cenderung percaya
diri, mampu beradaptasi dengan lingkungan di sekitar dan
memiliki sikap untuk mencapai cita-citanya. Konsep diri
positif membuat individu akan memandang positf dirinya
maupun orang lain dan individu akan mendapat umpan
balik yang positif juga dari lingkungannya [17]. Konsep
diri dikatakan negatif apabila individu memandang dirinya
secara acak, tidak teratur, tidak stabil, dan tidak ada
keutuhan diri.

12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial antara
lain jenis kelamin, umur, lingkungan, sosiokultural, dan
persepsi

 Kelebihan

1. Pengunaan Theory Callista Roy dapat memenuhi


kebutuhan Pertumbuhan integritas mental,dan Interaksi.

2. Kelebihan Jurnal: Bahasa mudah dimengerti, Tidak bertele-


tele

 Kekurangan

1. Kekurangan jurnal: Tidak dijelaskan bagaimana pendekatan


untuk menghindari terjadinya ABK tunagrahita.

BAB III

13
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Keperawatan adalah sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan


berbagai fenomena dalam keperawatan. Dalam teori keperawatan terdapat
tingkatan teori yaitu Meta Theory, Grand Theory, Middle Theory, Practical
Theory.Grand theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang
luas, kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-
konsep umum yang relatif abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasionalnya
dan hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Adapun tokoh-tokoh
Grand Theory seperti Dorothea E. Oream, Sister Callista Roy, Imogene King,
dll.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://docshare01.docshare.tips/files/28683/286830555.pdf
https://hendryprihantara.wordpress.com/2012/09/11/teori-konsep-model-
keperawatan-di-dunia/

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/577-Article%20Text-1576-1-10-20180718.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/468-2187-2-PB.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/7777-193-16375-1-10-20180604%20(1).pdf

15

Anda mungkin juga menyukai