Anda di halaman 1dari 35

Metode Penelitian

Pertemuan 9 (Mengenal jenis variabel dan jenis data)


14 April 2021, 13.30 – 15.10
Prodi Sarjana Terapan Alih Jenjang, Tahun Akademik 2020/2021
Menentukan Gambaran Umum Proses Penelitian
masalah

Merumuskan Menentukan Mencari Menentukan


masalah tujuan aspek landasan
manfaat teori

Menentukan
Menyusun Menyusun
variabel dan Menyusun
definisi kerangka kerangka
hipotesis
operasional konsep teori

Menentukan Menentukan Menyusun dan


populasi, sam- menentukan Mengumpul
desain pel dan teknik instrumen kan data
penelitian sampling penelitian

Sumber: Modifikasi Menyusun Menarik Menganalisis


Setyawan, D.A., 2014
laporan kesimpulan data
Variabel
Karakteristik atau kualitas atau ciri-ciri yang
Variabel dimiliki oleh seseorang, benda, obyek, atau
situasi/kondisi
Syarat
Memiliki perbedaan atau nilai yang bervariasi
variabel

Variabel paling sedikit memiliki satu nilai


Misal:
Variabel jenis kelamin terdiri dari dua nilai,
yaitu laki-laki dan perempuan.
Variabel usia memiliki nilai yang lebih banyak
dengan rentang antara 0 hingga 100, dan
sebagainya
Variabel merupakan elemen yang dapat
dikuantifikasi, dan terdiri dari berbagai jenis
Jenis Variabel
Disebut juga variabel “treatmen” atau variabel
Variabel eksperimen; variabel ini mempengaruhi variabel
independen lain, dan menyebabkan perubahan atau
berkontribusi terhadap “outcome”
Pada penelitian eksperimen atau kuasi eksperimen,
peneliti memanipulasi variabel independen dengan
melakukan intervensi atau perlakuan untuk melihat
pengaruhnya terhadap variabel dependen
Variabel dependen merupakan variabel “out come”
Variabel
sebagai efek atau pengaruh dari variabel
dependen
independen
Yang perlu diperhatikan adalah penentuan sebuah variabel apakah
dependen atau independen, tergantung dari topik penelitian yang
dihadapi. Sebuah variabel bisa menjadi variabel independen atau
menjadi variabel dependen tergantung konteks masalahnya
Variabel
Disebut juga variable coumponding, adalah variabel
Variabel
yang tidak dapat dikontrol, dan dapat mempengaruhi
eksternal
hasil penelitian
Adanya variabel ini, menunjukkan hubungan antara
variabel independen X dan variabel dependen Y dpt
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu variabel ke 3,
sehingga harus dikontrol oleh peneliti. Pada penelitian
eksperimen dan kuasi eksperimen, variabel ini
merupakan variabel yang paling penting dan sangat
diperhatikan dalam penelitian
Disebut juga variabel atribut, yaitu variabel yang tidak
dapat dimanipulasi atau dipengaruhi oleh peneliti, yg
dapat timbul atau bervariasi pada berbagai populasi;
Variabel
contoh variabel demografi, antara lain: jenis kelamin,
demografi
usia, ras, status pernikahan, agama, dan pendidikan.
Variabel-variabel ini sebenarnya telah melekat pada
subyek sebelum penelitian dilakukan
Penelitian eksperimen/kuasi eksperimen

Variabel Variabel
independen dependen
(=variabel (=variabel
bebas) terikat)

Variabel eksternal
(=variabel
pengganggu/variable
coumponding)
Hubungan Variabel

Variabel Variabel dependen


independen atau atau
variabel variabel terikat
bebas
Variabel demografi: Variabel demografi:
jenis kelamin, usia, jenis kelamin, usia,
ras, status ras, status
pernikahan, agama, pernikahan, agama,
dan pendidikan dan pendidikan
Variabel
Sebenarnya sebuah variabel dalam
penelitian, merupakan konsep-konsep
yang dapat diukur dalam sebuah studi
yang berhubungan dengan sebuah
fenomena. Fenomena ini dijelaskan
dengan suatu kelompok atribut, karakter,
atau sifat. Variabel diukur dalam kondisi
yang se-natural mungkin tanpa adanya
perlakuan, baik terhadap variabel
independen maupun dependen
Kerangka Konsep
Hubungan-hubungan antar variabel atau konsep-konsep dalam
penelitian digambarkan dalam sebuah model yang disebut
Kerangka Konsep

Sumber untuk membuat kerangka konsep

Kerangka konsep yang baik harus berasal dari literatur dan teori
yang ada atau digunakan oleh peneliti. Sehingga kerangka konsep
akan mengarahkan atau membimbing peneliti, serta digunakan
sebagai panduan dalam menganalisa dan intervensi

Karakteristik kerangka konsep yang dianjurkan adalah: 1) Sesuai


dengan pertanyaan dan tujuan khusus penelitian; 2) Bagian dari
atau sub bagian dari kerangka teori; dan 3) Digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan hipotesa penelitian (Creswell, 2013)
Kerangka Konsep
Menurut Brink (2009), ketika seorang peneliti telah menetapkan
kerangka konsep, maka sebaiknya lakukan evaluasi terhadap
kegunaannya dengan mengajukan dua pertanyaan, sebagai berikut:

 Apakah teori yang digunakan sudah sesuai dengan masalah


penelitian?
 Apakah kerangka konsep sudah sejalan dengan keyakinan dan
nilai-nilai dalam penelitian?

Dalam penyusunan proposal penelitian, kerangka konsep harus


mengikuti tujuan khusus penelitian. Misalnya jika tujuan khusus
penelitian adalah mengetahui hubungan antara jenis kelamin
dengan kejadian hipertensi, maka kerangka konsepnya berbentuk
hubungan antara variabel jenis kelamin (variabel independen)
dengan kejadian hipertensi (variabel dependen)
Kerangka Konsep
Bentuk kerangka konsep pada berbagai
penelitian bermacam-macam, tergantung
selera peneliti atau aturan yang berlaku
pada masing-masing institusi. Beberapa
peneliti menggunakan deskriptif naratif
untuk menggambarkan hubungan antar
variabel. Sementara itu, peneliti lain
menggunakan bagan/gambar dengan
berbagai notasi, seperti arah panah, garis,
kotak-kotak, garis putus dan sebagainya
Definisi Operasional
Definisi operasional atau mengoperasionalkan
variabel, adalah:
1. Cara menjabarkan variabel teoritis ke dalam
konsep empirik dan konsep analitis dalam
bentuk indikator-indikator yang terukur
2. Menjabarkan variabel- variabel tersebut ke
dalam sub variabel
3. Menjabarkan sub variabel ke dalam bentuk
indikator-indikator yang terukur dalam bentuk
skala (nominal, ordinal, interval, rasio)
Definisi Operasional
Variabel-variabel yang akan dipakai dalam
penelitian harus didefinisikan dengan jelas, agar
peneliti memiliki arti yang jelas dan pembaca dapat
memahami dengan jelas pula. Dua jenis definisi
variabel, yaitu:
1. Definisi yang ada pada kamus atau yang
terkonsep disebut definisi konseptual
2. Definisi yang dapat dioperasionalkan dalam
penelitian disebut definisi operasional (adalah
definisi yang berbentuk tabel, terdiri dari:
kolom-kolom antara lain: nama variabel, definisi
operasional, alat ukur, cara ukur, hasil ukur, dan
skala ukur )
Definisi Operasional
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual, merupakan sebuah konsep
yang didefinisikan dengan konsep yang lain.
Dengan definisi ini, pengertian teoritis sebuah
konsep disampaikan kepada pembaca dengan
menggunakan kata-kata yang mendeskripsikan
variabel tersebut.
Misalnya:
1) “orang yang lapar, adalah seseorang yang
membutuhkan makanan”
2) “nyeri sesudah operasi, adalah rasa tidak
nyaman yang dialami seseorang setelah
menjalani operasi”.
Definisi Operasional
2. Definisi Operasional
Definisi operasional bukan hanya menjelaskan arti
variabel, namun juga aktivitas-aktivitas yang
harus dijalankan untuk mengukur variabel-
variabel tersebut, atau menjelaskan bagaimana
variabel tersebut diamati dan diukur. Definisi
operasional harus menjelaskan secara spesifik
sehingga berdasarkan definisi ini, peneliti yang
akan mereplikasi studi dapat dengan mudah
mengkonstruksikan teknik-teknik pengukuran
yang sama.
Definisi Operasional
Misalnya:
Definisi konseptual “orang yang lapar” di atas,
dengan menggunakan definisi operasional,
maka akan memiliki tiga jenis definisi (Bless &
Higson-Smith, 2000 dalam Brink, 2009):
1) Seseorang yang telah
kehilangan/kekurangan makanan selama
24 jam; atau
2) Seseorang yang dapat memakan roti
kurang dari 10 menit; atau
3) Seseorang yang memiliki kadar gula darah
di bawah level yang dianjurkan
Definisi Operasional
Setiap definisi di atas memberikan informasi
yang berharga bagi peneliti yang
membutuhkannya dalam rangka
mengidentifikasi fenonema “orang kelaparan”.
Dengan demikian peneliti akan memilih definisi
yang sesuai dengan konteks masalah
penelitiannya
Contoh lain, adalah mengoperasionalkan definisi
dari “obesitas”, yaitu sebagai Indeks Massa Tubuh
(IMT) di atas 30 kg berat badan per m2 tinggi
badan. Definisi ini memudahkan siapapun dalam
mengivestigasi obesitas, karena memiliki sifat
yang spesifik dan mengarahkan peneliti
Definisi Operasional
Permasalahan yang dihadapi dalam menyusun definisi
operasional, adalah ketidakmampuan peneliti untuk
memperoleh informasi yang langsung berhubungan
dengan definisinya, sehingga terpaksa menggunakan
informasi dari sumber sekunder. Misalnya: seorang
peneliti tidak dapat mengakses data status sosial dari
subyek, maka ia dapat menentukannya dengan
mengobservasi karakteristik lain, seperti: status
kepegawaian, tingkat pendidikan, pendapatan, atau
domisili.
Penyusunan Definisi Operasional di Jurusan Analis
Kesehatan, mengikuti pedoman yang sudah ditetapkan,
yaitu menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Alat Hasil Skala
Ukur Ukur Ukur Ukur
1

Penjelasan tabel:
1. Kolom “variabel” berisi nama-nama variabel
independen dan dependen yang akan diteliti.
Misalnya variabel “obesitas”.
2. Kolom “Definisi” berisi definisi dari variabel
tersebut secara operasional. Misalnya: definisi
operasional “obesitas” adalah Indeks Massa
Tubuh (IMT) di atas 30 kg berat badan per m2
tinggi badan.
Definisi Operasional
3. Kolom “Cara Ukur” berisi uraian untuk melakukan
pengukuran variabel dengan menggunakan alat ukur
yang sesuai. Misalnya untuk mengukur berat badan, cara
ukurnya adalah 1) sebelum menimbang, pastikan jarum
pada alat timbangan berada pada posisi nol; 2) subyek
diminta menanggalkan benda-benda yang memiliki berat
cukup signifikan, seperti: sepatu, handphone, dsb; 3)
peserta diminta berdiri di atas timbangan secara wajar;
4) pengamat melihat angka yang tertera pada alat dan
mencatat nya pada lembar pengumpulan data. Untuk
mengukur tinggi badan, maka subyek diminta berdiri
tegak tanpa alas sepatu, lalu pengamat mengukur
panjang subyek dari ujung kepala hingga telapak. Indeks
Massa Tubuh (IMT) dihitung dengan rumus berat badan
(kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m2)
Definisi Operasional
4. Kolom “Alat Ukur” berisi alat atau instrumen yang dipakai
untuk mengukur variabel. Misalnya: alat ukur untuk
obesitas adalah timbangan badan (untuk mengukur berat
badan) dan meteran (untuk mengukur tinggi badan).
5. Kolom “Hasil Ukur” berisi uraian tentang hasil ukur dari
variabel yang diteliti (misal: %, g, +/-, dll). Hasil ukur dapat
ditulis, sebagai berikut: a) Apa adanya sesuai dengan
pengukuran (disebut juga dicatat secara terbuka), sehingga
menghasilkan data dengan skala interval atau rasio; dan b)
Dikelompokkan/dikategorikan sesuai standar yang ada
atau sesuai keinginan peneliti, sehingga menghasilkan data
dengan skala ordinal atau nominal. Disarankan prioritas
menggunakan standar yang ada, bila memang tidak
ditemukan peneliti bisa menggunakan kriteria tersendiri.
Untuk menghindari subyektifitas sebaiknya menggunakan
kriteria mean/median
Definisi Operasional
6. Kolom “Skala Ukur” berisi jenis skala pengukuran atau data
yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan hasil ukur yang
telah ditentukan (lihat nomor 5 di atas)
Empat jenis skala ukur:
1. Nominal, yaitu skala yang didasarkan atas penggolongan atau
kategori, misal: laki-laki, perempuan, petani, pns, karyawan
swasta, dan lain-lain
2. Ordinal, yaitu skala yang disusun berdasarkan jenjang atau
rangking (kurang lebih), misal: tingkat pendidikan (SD = 1; SMP
= 2; SMA = 3; dst
3. Interval, yaitu suatu skala yang dihasilkan dari pengukuran yang
memiliki satuan pengukuran yang sama. Dalam skala ini, nilai 0
tidak mutlak (angka 0 masih bermakna), misal: umur, lama
bekerja, dll
4. Rasio, yaitu suatu skala yang secara kuantitatif memiliki angka 0
mutlak, misal: kadar, konsentrasi, suhu, zona hambat, dan lain-lain
Skala ukur
Indikator-indikator ini (nominal,
ordinal, interval, rasio), harus
dapat terukur secara empirik,
dan digunakan sebagai sumber
untuk membuat instrumen
penelitian
Definisi Operasional
Contoh:
1. Pengaruh kadar CRP dan Jumlah Trombosit
terhadap nilai LED (Studi Pada penderita TB Paru
Fase Awal di RS Mentari Kota Bulan Purnama)
2. Hubungan kadar CRP dan jumlah leukosit dengan
jumlah trombosit (Studi Pada penderita TB Paru
Fase Awal di RS Mentari Kota Bulan Purnama)
3. Pengaruh ekstrak air biji Pare (Momordica
charantia) dan Lama kontak ekstrak terhadap
kematian Larva Aedes aegypti
Buatkan Kerangka Konsep dan Definisi Operasional
dari contoh di atas
Kerangka Konsep

Kadar CRP (mg/dL)


Nilai LED
(mm/jam)
Jumlah trombosit
(sel/mm3)

Kadar CRP (mg/dL)


Jumlah trombosit
(sel/mm3)
Jumlah Leukosit
(sel/mm3)
Kerangka Konsep

Ekstrak air biji


Pare (Momordica
charantia)
Kematian larva
Aedes aegypti
Lama kontak
ekstrak air biji
pare (4 – 24 jam)
Tabel Definisi Operasional
Cara Alat Hasil Skala
Variabel Definisi
Ukur Ukur Ukur Ukur
Kadar CRP Banyaknya protein fase Visual Slide mg/dL Rasio
akut yang diproduksi oleh agluti-
hepar sebagai respon nasi
terhadap infeksi, luka,
atau inflamasi

Jumlah Impe- Hemato- Sel/ Rasio


Trombosit dansi logy mm3
analyzer

Nilai LED Visual Tabung mm/ Rasio


Wester- jam
green
Tabel Definisi Operasional
Cara Alat Hasil Skala
Variabel Definisi
Ukur Ukur Ukur Ukur
Kadar CRP Banyaknya protein fase Visual Slide mg/dL Rasio
akut yang diproduksi oleh agluti-
hepar sebagai respon nasi
terhadap infeksi, luka,
atau inflamasi

Jumlah Hemato- Sel/ Rasio


Leukosit logy mm3
analyzer

Jumlah Impe- Hemato- mm/ Rasio


Trombosit dansi logy jam
analyzer
Tabel Definisi Operasional
Cara Hasil Skala
Variabel Definisi Alat Ukur
Ukur Ukur Ukur
Ekstrak air Sediaan cair dari ekstrak Penim- Neraca % Rasio
biji Pare biji pare, yang dibuat bangan Analitik
(Momordica dengan cara maserasi,
charantia) kemudian maserat dibeku
keringkan, dan dibuat
konsentrasi 0,1%, 0,2%,
0,3%, 0,4%, 0,5%

Lama kontak Waktu yang dibutuhkan Visual Wekker jam Rasio


ekstrak air agar ekstrak air biji pare
biji pare (4 – kontak dengan larva Aedes
24 jam) aegypti instar III

Kematian Banyaknya larva Aedes Visual Nomena- ekor Rasio


larva Aedes aegypti instar III yang tidak tor
aegypti bergerak, dan berada pada
dasar wadah, setelah kontak
dengan ekstrak air biji pare
Data Penelitian
Data Adalah semua informasi yang sesuai (valid)
penelitian dan terpercaya (reliabel), yang diperlukan
untuk memecahkan masalah penelitian

Informasi yang dimaksud berkenaan dengan


benda, tanaman, binatang, manusia,
peristiwa, fenomena, atau atribut-atribut
dari benda, tanaman, binatang, dan manusia

Mengingat beragamnya jenis data, maka


instrumen yang dipakai untuk menjaring
data dan teknik pengumpulannya juga
bervariasi
Data Penelitian
Instrumen Digunakan untuk menjaring data, sangat
penelitian ditentukan oleh variabel yang diukur
Misal: variabel yang dilibatkan dalam
penelitian adalah status sosial ekonomi orang
tua, dan prestasi belajar siswa, maka
pengukuran variabel status sosial ekonomi
orang tua dilakukan dengan menggunakan
kuesioner, sedangkan variabel prestasi belajar
siswa diukur dengan menggunakan tes
Ketepatan data yang diperoleh, dipengaruhi oleh kejelasan
variabel yang diukur, validitas, dan reliabilitas instrumen
yang digunakan, serta ketepatan teknik pengumpulan data
yang dipilih. Jadi, terdapat hubungan fungsional antara varia-
bel penelitian, instrumen penelitian, & pengumpulan data
Data Penelitian
Keterkaitan antara ketiga komponen kegiatan penelitian di
atas, dapat dinyatakan bahwa pengumpulan data
merupakan proses pengukuran variabel penelitian.
Pengukuran (measurement) adalah prosedur penetapan
angka untuk mewakili kuantitas ciri (atribut) yang dimiliki
oleh objek atau subjek yang diukur (Winarno, 2013)
Misal: “Pengaruh Kadar CRP dan Jumlah Trombosit
terhadap Nilai LED (Studi Pada penderita TB Paru Fase
Awal di RS Mentari Kota Bulan Purnama)”

Kadar CRP, Jumlah Trombosit,dan Nilai LEDadalah


atribut, sedangkan penderita TB Paru adalah
objek penelitian
Jenis Data Penelitian
1. Data Primer, adalah berbagai informasi yang berkaitan
dengan obyek penelitian, atau data sebagai hasil
pengukuran dari variabel yang telah ditentukan; misal:
kadar CRP yang diukur dengan metode ELISA, jumlah
leukosit dan trombosit yang diukur dengan hematology
analyzer
2. Data Sekunder, adalah data pendukung yang berhubung
an dengan tujuan dan obyek penelitian, baik dari
kepustakaan, instansi (Pemda, BPS, data perusahaan,
kliping koran, internet, hasil riset peneliti lain, dan
sebagainya) atau yang terdokumentasikan (Yusuf,
2015); misal: penderita TB paru (objek penelitian),
maka data yang diprerlukan, diambil dari Medrec yang
bersangkutan
Jenis Data Penelitian
Jenis data penelitian ditinjau dari skala
pengukurannya, adalah salah satu faktor
pokok yang harus dipertimbangkan secara
seksama dalam analisis data. Ini berarti, ada
hubungan yang erat antara pengumpulan
data dan analisis data. Teknik analisis data
yang akan dipakai, baru dapat ditentukan
secara pasti setelah data dikumpulkan dan
karakteristiknya diketahui
Hatur nuhun

Anda mungkin juga menyukai