CORINEBACTERIUM DIFTERI
Nama anggota:
BANDUNG
2020
1. Morfologi C. Diftheria
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae, ditandai dengan
terbentuknya eksudat berbentuk pseudomembran pada tempat infeksi dan diikuti oleh gejala umum akibat eksotoksin
yang diproduksi bakteri. Corynebacterium diphtheriae adalah spesies utama penyebab penyakit pada manusia dari
genus Corynebacterium. Corynebacterium diphtheriae merupakan bakteri anaerobik fakultatif, Gram positif (+)
batang, berukuran panjang/pendek, besar/kecil, diameter 0, 1-1 µm, polymorph, tidak berspora, tidak berkapsul,
tidak bergerak, bergranula yang terletak di salah satu atau kedua ujung badan bakteri. Corynebacterium diphtheriae
terdiri dari 3 sub spesies yaitu gravis, mitis, dan intermedius. C.diphtheriae bersifat anaerob fakultatif, namun
pertumbuhan maksimal diperoleh pada suasana aerob.
2. Patogenesis C. Diptheriae Pada Manusia
Di alam, Corynebacterium diphtheria terdapat dalam saluran pernapasan, dalam luka-luka, pada kulit orang
yang terinfeksi, atau orang normal yang membawa bakteri.
Pembentukan toksin ini secara in vitro terutama bergantung pada kadar besi. Pembentukan toksin optimal
pada kadar besi 0,14 μg/ml perbenihan tetapi benar-benar tertekan pada 0,5 μg/ml. Faktor lain yang mempengaruhi
timbulnya toksin in vitro adalah tekanan osmotik, kadar asam amino, pH, dan tersedianya sumber sumber karbon
dan nitrogen yang cocok (Tortora GJ,dkk, 2005).
Toksin difteri adalah polipeptoda tidak tahan panas (BM 62.000) yang dapat mematikan pada dosis 0,1
μg/kg. Bila ikatan disulfidea dipecah, olekul dapat terbagi menjadi 2 fragmen, yaitu fragmen A dan fragmen B.
Fragmen B tidak mempunyai aktivitas tersendiri, tetapi diperlukan untuk pemindahan fragmen A ke dalam sel.
Corynebacterium diphtheria mencakup dua fenomena yang berbeda, yaitu :
1) Invasi jaringan lokal dari tenggorokan, yang membutuhkan kolonisasi dan proliferasi bakteri berikutnya. Sedikit
yang diketahui tentang mekanisme kepatuhan terhadap difteri C. diphtheria tapi bakteri menghasilkan beberapa
jenis pili. Toksin difteri juga mungkin terlibat dalam kolonisasi tenggorokan.
2) Toxigenesis: produksi toksin bakteri. Toksin difteri menyebabkan kematian seleukariotik dan jaringan oleh
inhibisi sintesis protein dalam sel. Meskipun toksin bertanggung jawab atas gejala-gejala penyakit mematikan,
virulensi dari C.diphtheriae tidak dapat dikaitkan dengan toxigenesis saja, sejak fase invasive mendahului
toxigenesis, sudah mulai tampak perbedaan.
3. Identifikasi C. diptheriae
Pemeriksaan Mikroskopik
a. Pembiakan
Bahan pemeriksaan ditanam pada perbenihan di atas, kemudian dieramkan 37⁰C selama 1 malam kecuali agar
telurit selama 2 malam. Hasil biakan pada Loefler terlihat koloni-koloni berwarna putih, selanjutnya dibuat preparat
Albert atau Neisser. Dari telurit cair ditanam pada Loefler sebagai tanaman ulangan dan pada agar darah diperiksa
adanya kuman-kuman patogen lainnya.
b. Uji Biokimia
Koloni tersangka yang berwarna abu-abu hitam pada agar telurit ditanam pada glukosa serum dan sakarosa
serum (atau bisa pula ditambahkan amylum), kemudian dieram pada suhu 37⁰C selama 1 malam.
Hasil pengamatan yaitu sebagai berikut :
Amylum :
Hasil(-):biru
c. Uji Toksigenitas
Salah satu alternatif pemeriksaan toksigenisitas C.diphtheriae adalah teknik PCR (Polymerase Chain
Reaction) dengan target gen tox region A dan B yang telah dikembangkan oleh Nakao, et al. Kendala muncul
karena bakteri yang tidak mempunyai gen tox (strain nontoksigenik) tidak terdeteksi, padahal beberapa laporan
menyebutkan bahwa strain nontoksigenik juga dapat menyebabkan kematian dan dapat berubah menjadi
toksigenik bila terinsersi oleh Corynephage yang membawa gen tox. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengevaluasi potensi gen dtx dan dtxR sebagai marker dekteksi C.diphtheriae sekaligus
pemeriksaan toksigenitas bakteri menggunakan PCR multipleks.
Uji BIOKIMIA
NEGATIF
POSITIF POSITIF NEGATIF POSITIF C.
NEGATIF
diphteria
riae var C. diphteriae var
C. C. ulcerans e var
belfanti All C.
Corinebac diphteriae mitis
Corinebact strialum C.
riae var C. ulcerara C. te rium
erium sp C. C.
c. Jeikium psedotuber
pseudotubercu diphte
pseudotube
riae var losis var ovis culoss riae
rc
dius
C. strialum var
grafis
dengan diameter
1,5-2,0 mm
C. diphteriae var Koloni berwarna β Hemolisis Positif Negatif
mitis hitam/abu-abu,
diameter 1,5-2,0
mm, permukaan
halus dan berkilap,
kuran
bervariasi
mm, permukaan
transparan
Daftar Pustaka
Burkovski A. Diphtheria and its etiological agent. Dalam : Burkovski A, editor (penyunting).