4
Perlindungan
5
• Karakteristik dan tingkat bahaya berbeda➔ prosedur
penanganan dan pengelolaan
• Kelompok, kode warna, symbol, wadah/kemasan dan
pengelolaan limbah medis telah diatur dalam
IDENTIFIKASI Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan No. 56 tahun 2015
DAN
PEMILAHAN
JENIS
LIMBAH
https://www.who.int/water_sanitation_health/medicalwaste/en/guidancemanual1.pdf 6
• Analisis Risiko
SOP pembuangan limbah B3 di tiap institusi unik
sesuai analisis risiko di institusi tersebut.
PEMBUANGAN • Prinsip keamanan dan keselamatan kerja
LIMBAH B3 terkait agen infeksius terkait
• Update pedoman interim internasional, nasional,
dan regional
7
1. Limbah infeksius padat/kering
CONTOH SOP
a. Sebelum diautoklaf, limbah dimasukan ke dalam kantong plastik berlabel
BIOHAZARD ditempelkan autoclave tape, lalu limbah dapat diautoklaf.
b. Jika fasilitas tidak mempunyai autoklaf, limbah infeksius padat/kering dapat
direndam dalam disinfektan (larutan klorin 1:10) selama 30 menit. Setelah
kering, limbah dimasukkan dalam kantong plastik berlabel BIOHAZARD.
c. Limbah Benda Tajam
Tetap diperlakukan sebagai limbah infeksius padat/kering meskipun tidak
terpapar dengan agen/potensi biorisiko dan diletakkan dalam kontainer khusus
benda tajam atau kontainer keras (tidak mudah robek), lalu dimasukkan dalam
kantong plastik berlabel BIOHAZARD.
8
2. Limbah Infeksius Cair
CONTOH SOP
9
3. Limbah Kimiawi Non-radioaktif
CONTOH SOP
a.Limbah yang dapat dinetralkan
• Jika limbah terkait dapat dinetralkan, maka limbah dinetralkan
terlebih dahulu secara perlahan dan hati-hati.
• Setelah dinetralkan, bisa ditempatkan pada wadah jerigen atau
drum kecil, atau jika fasilitas tersedia, dibuang ke instalasi
pembuangan air limbah (IPAL).
b. Limbah yang tidak dapat dinetralkan
• Jika limbah tidak dapat dinetralkan, maka limbah dimasukkan
ke dalam wadah yang anti-korosif dan sebaiknya tidak terbuat
dari kaca atau logam.
10
Images: EHS Princeton University
11
• Semua limbah infeksius yang keluar dari laboratorium
pemeriksaan spesimen harus sudah dalam kondisi
steril, tidak berbahaya bagi lingkungan maupun
masyarakat sekitar.
• Pemilihan metode sterilisasi berdasarkan analisis
risiko, termasuk jenis limbah yang akan disterilisasi.
STERILISASI • pengolahan limbah berbahaya dan beracun dapat
LIMBAH B3 dilakukan secara termal dengan menggunakan autoklaf
tipe alir gravitasi dan/atau tipe vakum, gelombang
mikro, iradiasi frekwensi radio dan/atau insinerator
(Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tahun 2015)
• Fokus yang dibahas dalam modul ini adalah autoklaf.
12
Autoklaf
- Waktu kontak:
- Tekanan :
14
1. Mengikuti peraturan nasional dan pemerintah
setempat.
2. Jika tidak memiliki fasilitas pemusnahan limbah sendiri,
maka diperlukan pihak ketiga yang memiliki ijin dan
terregistrasi dari Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK)
PENYIMPANAN 3. Pihak penghasil limbah, pengangkut limbah serta
SEMENTARA, pemusnahan limbah sama-sama bertanggungjawab
terhadap proses pengangkutan hingga pemusnahan
PENGANGKUTAN, limbah.
DAN 4. Pengguna jasa pihak ketiga perlu melakukan evaluasi
PEMUSNAHAN kinerja pihak ketiga
LIMBAH 5. Proses penyimpanan sementara, pengangkutan, dan (Susilarini, 2020)
15
Penyimpanan Sementara Limbah B3
PENYIMPANAN SEMENTARA, PENGANGKUTAN, DAN
PEMUSNAHAN LIMBAH
https://www.who.int/water_sanitation_health/medicalwaste/061to076.pdf?ua=1
16
Off site waste transport
PENYIMPANAN SEMENTARA, PENGANGKUTAN, DAN
PEMUSNAHAN
Bila menggunakanLIMBAH
pihak ke-3,pastikan:
1. Pengangkut teregistrasi di KLHK
2. Pengangkut memiliki perizinan pengangkutan limbah berupa dokumen
manifest
3. Evaluasi pengangkut limbah: apakah benar limbah yang diangkut pihak ketiga
benar-benar telah dimusnahkan
17
Pemusnahan Limbah
PENYIMPANAN SEMENTARA, PENGANGKUTAN, DAN
PEMUSNAHAN LIMBAH
https://www.who.int/water_sanitation_health/medicalwaste/077to112.pdf 18
Pemusnahan Limbah
PENYIMPANAN SEMENTARA, PENGANGKUTAN, DAN
PEMUSNAHAN LIMBAH
19
https://www.who.int/water_sanitation_health/medicalwaste/077to112.pdf
1. Jadwal Pengumpulan dan
Pembuangan Limbah
20
TERIMA KASIH