Anda di halaman 1dari 6

Dampak Limbah Rumah Sakit

2.    Dampak
Ketiga limbah di atas secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan
gangguan kesehatan dan membahayakan bagi pengunjung maupun petugas
kesehatan. Ancaman ini timbul pada saat penanganan, penampungan,
pengangkutan dan pemusnahannya. Keadaan ini terjadi karena :
-         Volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan pembuangannya.
-         Beberapa di antara limbah berpotensi menimbulkan bahaya apabila tidak ditangani
dengan baik.
-         Limbah ini juga akan menimbulkan pencemaran lingkungan bila dibuang
sembarangan dan akhirnya membahayakan serta mengganggu kesehatan
masyarakat.

Cara terbaik untuk mengurangi risiko terjadinya penularan adalah dengan


menjaga agar sampah medis tersebut tetap tertutup dengan rapat. Ada beberapa
prinsip dasar dan prosedur yang dapat membantu pencapaian tujuan pengurangan
dari pemakaian.
Prinsip-prinsip dan prosedur tersebut adalah :
1.     Sampah dikemas dengan baik.
2.     Menjaga agar sampah tetap dalam kemasan dan tertutup rapat
serta   menghindarkan hal-hal yang dapat merobek atau memecahkan kontainer
limbah.
3.     Menghindari kontak fisik dengan limbah.
4.     Menggunakan alat pelindung perorangan ( sarung tangan, masker, dsb )
5.     Usahakan agar sedikit mungkin memegang limbah.
6.     Membatasi jumlah orang yang berpotensi untuk tercemar.
jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian berikut ini (Shahib dan Djustiana,
1998) :
a.    Limbah Klinik
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di unit-
unit resiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko tinggi
infeksi kuman dan populasi umum dan staff rumah sakit. Oleh karena itu perlu
diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. contoh limbah jenis tersebut ialah
perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang
diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urin dan produk darah.
b.    Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum keluar
dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
c.    Limbah Bukan Klinik
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak
berkontak dengan cairan badan. Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit, limbah
tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk
mengangkut dan mambuangnya.
d.    Limbah Dapur
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor. Berbagai serangga seperti
kecoa, kutu dan hewan mengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staff
maupun pasien di rumah sakit.
e.    Limbah Radioaktif
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah
sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik.
 Secara garis besar masalah yang dihadapi di Indonesia adalah sebagai berikut :

        Di Lingkungan Rumah Sakit


1)    Sebagian besar bangunan Rumah Sakit di Indonesia pada saat ini tidak dilengkapi
dengan sarana pembuangan limbah yang memadai seperti
2)    "Spoel Hok", sehingga pencemaran lingkungan lebih mudah terjadi.
3)    Belum semua Rumah Sakit dilengkapi dengan sarana pembuangan sampah yang
memenuhi syarat karenabatasan lahan dan kendala biaya.
4)    Sikap dan perilaku petugas termasuk para manajer Rumah Sakit yang belum
mendukung dalam setiap upaya penanggulangan limba
5)    Adat dan kebiasaan buruk dari masyarakat kita yang disebabkan ketidaktahuan
dan tingkat pendidikan yang kurang.
6)    Belum tersedianya dana kahusus baik untuk penelaahan maupun penyediaan
sarana pembuangan limbah Rumah Sakit yang tercantum dalam APBN, APBD
ataupun sumber dana lainnya.
7)    Biaya pembuatan sarana pembuangan dirasakan masin terlampau mahal, sehingga
perlu dibuat suatu sarana yang lebih sederhana, lebih mudah namun memenuhi
syarat.

        Di Luar Lingkungan Rumah Sakit


1)    Kebutuhan hidup dari para pemulung yang sulit dihindarkan
2)    Seyogyanya suatu kota perlu memiliki saluran air limbah, namun saat ini belum
tersedia sehingga sangat disarankan untuk diolah terlebih dahulu sebelum dibuang
ke saluran air perkotaan

D.   Pengelolaan Limbah Rumah Sakit


1.    Limbah padat
Untuk memudahkan mengenal jenis limbah yang akan dimusnahkan, perlu
dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitan dengan pengelolaan, limbah klinis
dikategorikan menjadi 5 golongan sebabagi berikut :
 Golongan A :
1.    Dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari kamar bedah.
2.    Bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi.
3.    Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak), bangkai/jaringan
hewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab dan
dreesing.
 Golongan B :
Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan benda-benda tajam lainnya.
 Golongan C :
Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum kecuali yang termasuk dalam
golongan A.
 Golongan D :
Limbah bahan kimia dan bahan-bahan farmasi tertentu.
 Golongan E :
Pelapis Bed-pan Disposable, urinoir, incontinence-pad, dan stomach.

Pelaksanaan pengelolaan
Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah klinis perlu dilakukan pemisahan
penampungan, pengangkutan, dan pengelolaan limbah pendahuluan.
a.    Pemisahan
- Golongan A
Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari
ruang pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah klinis
yang mudah dijangkau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat
produksi sampah Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu
hari sekali atau bila sudah mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat kuat
sebelum diangkut dan ditampung sementara di bak sampah klinis.
Bak sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga
perempat penuh atau sebelum jadwal pengumpulan sampah. Sampah tersebut
kemudian dibuang dengan cara sebagai berikut :
1)    Sampah dari haemodialisis
Sampah hendaknya dimasukkan dengan incinerator. Bisa juga
digunakan autoclaving, tetapi kantung harus dibuka dan dibuat sedemikian rupa
sehingga uap panas bisa menembus secara efektif.
(Catatan: Autoclaving adalah pemanasan dengan uap di bawah tekanan dengan
tujuan sterilisasi terutama untuk limbah infeksius).
2)    Limbah dari unit lain :
Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bila tidak mungkin bisa
menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat sumur dalam yang aman.
Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus disetujui oleh pimpinan
yang bertanggungjawab, kepala Bagian Sanitasi dan Dinas Kesehatan c/q Sub Din
PKL setempat.
Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak
limbah klinis atau kantong lain yang tepat kemudian dimusnahkan
dengan incinerator.
Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya dimusnahkan
dengan incinerator. Incinerator harus dioperasikan di bawah pengawasan bagian
sanitasi atau bagian laboratorium.
-         Golongan B
Syringe, jarum dan cartridges hendaknya dibuang dengan keadaan
tertutup. Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang
bilamana penuh (atau dengan interval maksimal tidak lebih dari satu minggu)
hendaknya diikat dan ditampung di dalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan
dimasukkan dengan incinerator.
b.    Penampungan
Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan
kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa keincinerator atau
pengangkutan oleh dinas kebersihan (atau ketentuan yang ditunjuk
c.    Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan
eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat
pembuangan atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan
internal biasanya digunakan kereta dorong.
Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain
sedemikian rupa
Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke
tempat lain :
1)    Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut. Dan
harus dilakukan upaya untuk men-cegah kontaminasi sampah lain yang dibawa.
2)    Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi
kebocoran atau tumpah.
2.    Limbah Cair
Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme,
bahan-bahan organik dan an-organik. Beberapa contoh fasilitas atau Unit
Pengelolaan Limbah (UPL) di rumah sakit antara lain sebagai berikut:
a.    Kolam Stabilisasi Air Limbah (Waste Stabilization Pond System)
Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah lahan, karena
kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya dianjurkan
untuk rumah sakit di luar kota (pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan
yang cukup.
b.    Kolam oksidasi air limbah (Waste Oxidation Ditch Treatment System)
Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota, karena tidak
memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips, dan air
limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan
oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah dialirkan ke bak sedimentasi
untuk mengendapkan benda padat dan lumpur. Selanjutnya air yang sudah jernih
masuk ke bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan umum atau sungai. Sedangkan
lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan pada Sludge drying bed (tempat
pengeringan Lumpur).
c.    Anaerobic Filter Treatment System
Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik melalui filter/saringan,
air limbah tersebut sebelumnya telah mengalamipretreatment dengan septic tank
(inchaff tank). Proses anaerobic filter treatment biasanya akan
menghasilkan effluent yang mengandung zat-zat asam organik dan senyawa
anorganik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya. Oleh
sebab itu sebelum effluent dialirkan ke bak klorida ditampung dulu di bak
stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut di atas,
sehingga akan menurunkan jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi
nanti.
BAB III
PENUTUP
 1. Kesimpulan
1.    limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum sampah dan
limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah
klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
2.    Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang
terkandung di dalamnya diantaranya limbah benda tajam, limbah infeksius
tubuh, limbah sitotoksik, limbah kimia, limbah radioaktif , limbah plastik.
3.    Pengolahan Limbah Rumah Sakit tergantung dari jenis Limbahnya
a.    Limbah Padat : Pemisahan, penampungan, dan pengangkutan
b.    Limbah Cair : Kolam Stabilisasi Air Limbah, Kolam oksidasi air
limbah, Anaerobic Filter Treatment System, Pengolahan dan
Pembuangan, Incinerator.
2. Saran
Adanya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar petugas rumah sakit
dalam mengolah limbah agar lebih memperhatikan cara atau teknik-teknik dalam
mengolah jenis limbah yang ada di ruah sakit

DAFTAR PUSTAKA

http://fandhidwiardiyanto.blogspot.co.id/2015/04/makalah-limbah.html
http://www.academia.edu/8816324/K3_PADA_RUMAH_SAKIT
http://astutisari.blogspot.co.id/2015/01/makalah-k3-limbah-rumah-sakit.html
http://segores-info.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentang-limbah-rumah-
sakit.html
https://ariagusti.wordpress.com/2010/11/04/makalah-kelompok-5-smk3-rumah-
sakit/

Anda mungkin juga menyukai