Mengingat
: 1; Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
MEMUTUSKAN
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai ada
keputusan alin yang membatalkan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan / kesalahan dalam
keputusan ini akan diadakan perubahan / perbaikan seperlunya.
Painan, April 2009
Direktur RSUD Dr. Muhammmad Zein Painan
Dr.H.SY.HASMI.HPS,MM
NIP : 140 225 765
/ RSUD / IV / 2009
I. PENDAHULUAN
Sanitasi rumah sakit merupakan sesuatu yang penting dan harus dikelola dengan
baik dan benar, sehingga rumah sakit akan selalu bersih baik secara visual, higienis
maupun klinis. Untuk mencapai kondisi dimaksud perlu tersedia fasilitas sanitasi yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
II. PENGERTIAN
Sanitasi Rumah Sakit adalah upaya pengawasan faktor lingkungan (fisik, biologis,
kimiawi) terhadap pengaruh buruk bagi kesehatan pasien, pengunjung, petugas RS dan
masyarakat sekitar RS. Sanitasi RS sangat penting karena sanitasi merupakan depot
penyakit menular/tidak menular), selain itu sanitasi juga dipergunakan oleh banyak orang
(tua, muda dan anak-anak). Ruang lingkup sanitasi diantaranya tersedia fasilitas sanitasi
yang memenuhi persyaratan, seperti fasilitas penyediaan air, toilet dan kamar mandi,
pengelolaan sampah, pengendalian tikus dan serangga, pengelolaan limbah limbah.
III. FASILITAS SANITASI RUMAH SAKIT YANG MEMENUHI PERSYARATAN
1; Tersedia Fasilitas Penyediaan Air Minum dan Air Bersih
Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang,
dan mudah dibersihkan.
Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat
cuci tangan)tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap dan kamar karyawan
harus tersedia kamar mandi.
Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (water seal)
Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur,
kamar operasi, dan ruang khusus lainnya.
Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita, unit rawat inap
dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung.
Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 (satu)
toilet untuk 1 20 pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 30 pengunjung
pria.
memelihara
kebersihan.
Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk.
Tempat pewadahan limbah medis padat : Terbuat dari bahan yang kuat, cukup
ringan, tahan karat, kedap air, ada penutup, dan mempunyai permukaan yang
halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
Tempat tersebut tidak merupakan sumber bau, dan lalat bagi lingkungan
Tempat penampungan sementara limbah padat harus kedap air, bertutup dan
selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan.
Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa, terutama pada dapur,
gudang makanan, dan ruangan steril.
Saluran
kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan
saluran air hujan.
Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau
bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi
persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan
air limbah perkotaan.
Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan.
Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ditutup dengan gril.
Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai
kebutuhan yang berlaku melalui kerjasam dengan pihak lain atau pihak yang
berwenang
rumah sakit
Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi
limbah bahan berbahaya dan beracun.
Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi
Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
Surveilans
Nyamuk
Pengamatan Jentik
Pengamatan jentik Aedes sp. dilakukan secara berkala di setiap sarana
penampungan air, sekurang-kurangnya setiap 1(satu) minggu untuk
mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik nyamuk, dilakukan secara
teratur. Selain itu,dilakukan juga pengamatan jentik nyamuk spesies lainnya di
tempat-tempat yang potensial sebagai tempat perindukan vektor penyakit
malaria di sekitar lingkungan rumah sakit seperti saluran pembuangan air
limbah.
Kecoa
Tikus
Lalat
Mengukur kepadatan lalat secara berkala dengan menggunakan fly grill pda
daerah core dan pada daerah yang biasa dihinggapi lalat, terutama di tempat
yang diduga sebagai tempat perindukan lalat seperti tempat sampah, saluran
Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau
bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi
persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan
air limbah perkotaan.
Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan.
Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ditutup dengan gril.
Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai
kebutuhan yang berlaku melalui kerjasam dengan pihak lain atau pihak yang
berwenang.
Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena
zat radioaktif, pengelolaannya dilakukan sesuai ketentuan BATAN.