Anda di halaman 1dari 7

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Dr. MUHAMMAD ZEIN


Jl. Dr. A. Rivai Painan Pesisir Selatan Telp. (0756) 2142821518 Fax(0756)21398

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN


Nomor : / / RSUD / IV/ 2009
Tentang
PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM SANITASI RUMAH SAKIT YANG
MEMENUHI PERSYARATAN KESEHATAN
DI RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN
DIREKTUR RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN
Menimbang

: a; Bahwa RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN sebagai tempat pelayanan


umum yang bergerak dibidang jasa kesehatan perlu memiliki fasilitas
sanitas lengkap yang memenuhi persyaratan kesehatan
b; Bahwa untuk itu perlu disusun petunjuk pelaksanaan program sanitasi
lengkap yang memenuhi persyaratan kesehatan di RSUD Dr.
MUHAMMAD ZEIN .
c; Bahwa untuk itu perlu diatur dan diterapkan dalam suatu Surat
Keputusan Direktur.

Mengingat

: 1; Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Rumah Sakit
2; Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Kerja Perkantoran dan Industri
Menetapkan

MEMUTUSKAN

Pertama

: Mengesahkan dan memperlakukan Petunjuk Program Sanitasi Lengkap


Rumah Sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan di RSUD Dr.

Kedua

: MUHAMMAD ZEIN sebagaimana terlampir.

Ketiga

Petunjuk pelaksanaan tersebut dapat diubah dan disempurnakan sesuai


dengan kondisi dan situasi dikemudian hari.

Keempat

Surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai ada
keputusan alin yang membatalkan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan / kesalahan dalam
keputusan ini akan diadakan perubahan / perbaikan seperlunya.
Painan, April 2009
Direktur RSUD Dr. Muhammmad Zein Painan

Dr.H.SY.HASMI.HPS,MM
NIP : 140 225 765

Lampiran Surat Keputusan Direktur RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN


Nomor : /

/ RSUD / IV / 2009

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM SANITASI YANG MEMENUHI


PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RS
RSUD Dr. MUHAMMAD ZEIN

I. PENDAHULUAN
Sanitasi rumah sakit merupakan sesuatu yang penting dan harus dikelola dengan
baik dan benar, sehingga rumah sakit akan selalu bersih baik secara visual, higienis
maupun klinis. Untuk mencapai kondisi dimaksud perlu tersedia fasilitas sanitasi yang
memenuhi persyaratan kesehatan.
II. PENGERTIAN
Sanitasi Rumah Sakit adalah upaya pengawasan faktor lingkungan (fisik, biologis,
kimiawi) terhadap pengaruh buruk bagi kesehatan pasien, pengunjung, petugas RS dan
masyarakat sekitar RS. Sanitasi RS sangat penting karena sanitasi merupakan depot
penyakit menular/tidak menular), selain itu sanitasi juga dipergunakan oleh banyak orang
(tua, muda dan anak-anak). Ruang lingkup sanitasi diantaranya tersedia fasilitas sanitasi
yang memenuhi persyaratan, seperti fasilitas penyediaan air, toilet dan kamar mandi,
pengelolaan sampah, pengendalian tikus dan serangga, pengelolaan limbah limbah.
III. FASILITAS SANITASI RUMAH SAKIT YANG MEMENUHI PERSYARATAN
1; Tersedia Fasilitas Penyediaan Air Minum dan Air Bersih

Tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan.

Tersedia air bersih minimum 500 lt/tempat tidur/hari

Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan.

Distribusi air minum dan air bersih disetiap ruangan/kamar harus


menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif.

2; Tersedia Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi

Selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.

Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang,
dan mudah dibersihkan.

Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat
cuci tangan)tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap dan kamar karyawan
harus tersedia kamar mandi.

Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (water seal)

Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur,
kamar operasi, dan ruang khusus lainnya.

Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar.

Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita, unit rawat inap
dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung.

Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 (satu)
toilet untuk 1 20 pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 30 pengunjung
pria.

Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk

memelihara

kebersihan.

Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk.

3; Tersedia Tempat Pembuangan sampah

Tempat pewadahan limbah medis padat : Terbuat dari bahan yang kuat, cukup
ringan, tahan karat, kedap air, ada penutup, dan mempunyai permukaan yang
halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.

Tersedia tempat penampungan limbah padat non-medis sementara dipisahkan


antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali.

Tempat tersebut tidak merupakan sumber bau, dan lalat bagi lingkungan

Tempat penampungan sementara limbah padat harus kedap air, bertutup dan
selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan.

Terletak pada lokasi yang muah dijangkau kendaraan pengangkut limbah


padat.

Dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.

4; Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya

Kepadatan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks kontainer harus 0


(nol)

Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk


masuk ke dalam ruangan, terutama di ruangan perawatan.

Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa, terutama pada dapur,
gudang makanan, dan ruangan steril.

Tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan tikus terutama pada daerah


bangunan tertutup (core) rumah sakit.

Tidak ditemukannya lalat di dalam bangunan tertutup (core) di rumah sakit.

Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing.

5; Tersedia Tempat Pembuangan Limbah

Saluran

pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup,

kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan
saluran air hujan.

Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau
bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi
persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan
air limbah perkotaan.

Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan.

Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ditutup dengan gril.

Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai
kebutuhan yang berlaku melalui kerjasam dengan pihak lain atau pihak yang
berwenang

IV. PETUNJUK PELAKSANAAN PEMELIHARAAN FASILITAS SANITASI


1; Tata Laksana Pemeliharaan Penyediaan Air Minum dan Air Bersih

Inspeksi sanitasi terhadap sarana air minum dan air bersih

Pengambilan, pengiriman, dan pemeriksaan sampel air

Melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan laboratorium

Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air

Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih


dilaksanakan minimal 1 tahun sekali

Pemeriksaan kimia air bersih setiap 6 bulan sekali

Pemeriksaan bakteriologis air bersih setiap bulan sekali

Pemeriksaan air bersih secara kimia setiap 6 bulan sekali

Pemeriksaan air bersih secara bakteriologi setiap bulan.

Memantau resirvoar air bersih setiap hari

Memantau Kebocoran Instalasi Air Bersih

Mengatur debit air bersih di ruangan-ruangan

2; Tata laksana Pemeliharaan Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi

Kamar mandi dan toilet selalu dibersihkan

Saluran Pembuangan lancar

rumah sakit

3; Tata laksana pemelihaaan Pengelolaan sampah


a; Minimisasi Sampah

Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum


membelinya.

Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.

Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi

Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan


perawatan dan kebersihan.

Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi
limbah bahan berbahaya dan beracun.

b; Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang

Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan


limbah

Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah


yang tidak dimanfaatkan kembali.

Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa


memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya.

Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan


kembali.

Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi

c; Pengumpulan, Pengangkutan, Penyimpanan dan Pemusnahan Sampah Medis


dan non medis di Lingkungan Rumah Sakit

Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah


menggunakan troli khusus yang tertutup.

Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.

Pengolahan dan Pemusnahan dengan pemanasan menggunakan otoklaf


atau dengan pembakaran menggunakan insinerator.

4. Tata Laksana Pemeliharaan Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu


lainnya
;

Surveilans
Nyamuk

Pengamatan Jentik
Pengamatan jentik Aedes sp. dilakukan secara berkala di setiap sarana
penampungan air, sekurang-kurangnya setiap 1(satu) minggu untuk
mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik nyamuk, dilakukan secara
teratur. Selain itu,dilakukan juga pengamatan jentik nyamuk spesies lainnya di
tempat-tempat yang potensial sebagai tempat perindukan vektor penyakit
malaria di sekitar lingkungan rumah sakit seperti saluran pembuangan air
limbah.

Pengamatan lubang dengan kawat kasa


Setiap lubang di dinding harus ditutup dengan kawat kasa untuk mencegah
nyamuk masuk.

Konstruksi pintu harus membuka ke arah luar.

Kecoa

Mengamati keberadaan kecoa yg ditandai dgn adanya kotoran, telur kecoa,


dan kecoa hidup atau mati di setiap ruangan.

Pengamatan dilakukan secara visual dengan bantuan senter, setiap 2 (dua)


minggu.

Bila ditemukan tanda-tanda keberadaan kecoa maka segera dilakukan


pemberantasan.

Tikus

Mengamati/memantau secara berkala setiap 2 (dua) bulan di tempat-tempat


yang biasanya menjadi tempat perkembangbiakan tikus yang ditandai dengan
adanya keberadaan tikus, antara lain : kotoran, bekas gigitan, bekas jalan,dan
tikus hidup.

Lalat

Mengukur kepadatan lalat secara berkala dengan menggunakan fly grill pda
daerah core dan pada daerah yang biasa dihinggapi lalat, terutama di tempat
yang diduga sebagai tempat perindukan lalat seperti tempat sampah, saluran

5. Tata Laksana Pemeliharaan Limbah

Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup,


kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan
saluran air hujan.

Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau
bersama-sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi
persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan
air limbah perkotaan.

Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan.

Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ditutup dengan gril.

Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai
kebutuhan yang berlaku melalui kerjasam dengan pihak lain atau pihak yang
berwenang.

Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap


bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena
zat radioaktif, pengelolaannya dilakukan sesuai ketentuan BATAN.

Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan


radioaktif yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan.

Painan, April 2009


Direktur RSUD Dr.Muhammad Zein Painan

Dr. H. Sy, Hasmi, HPS, MM


NIP : 140 225 765

Anda mungkin juga menyukai