DEFINISI
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia & lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat & bahagia.
Kebersihan ruang bangunan dan halaman adalah suatu keadaan atau kondisi ruang
bangunan dan halaman bebas dari bahaya dan resiko minimal untuk terjadinya infeksi
silang, dan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Makanan dan minuman di Rumah Sakit adalah semua makanan dan minuman yang
disajikan dari dapur Rumah Sakit untuk pasien dan karyawan: makanan dan minuman yang
dijual didalam lingkungan Rumah Sakit atau dibawa dari luar Rumah Sakit.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitsanya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Limbah Rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat cair dan gas.
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (steam boiler) pengering,
meja setrika.
Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk
mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainya sehingga
keberadaannya tidak menjadi vector penularan penyakit.
Promosi hygiene dan sanitasi adalah penyampaian pesan tentang hygiene dan sanitasi
rumah sakit kepada pasien dan pengunjung, karyawan terutama karyawan baru serta
masyarakat sekitarnya agar mengetahui, memahami, menyadari, dan mau membiasakan
diri berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan failitas sanitasi
rumah sakit dengan benar
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan meliputi penyehatan ruang bangunan dan halaman
rumah sakit,penyehatan hygiene dan sanitasi makanan minuman, penyehatan air,
pengelolaan limbah, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainya,
melakukan upaya promosi kesehatan dari aspek Kesehatan Lingkungan.
BAB III
TATA LAKSANA
c. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5 o
atau dalam suhu dingin kurang dari 4o C. untuk makanan yang disajikan lebih
dari 6 jam disimpan suhu -5oC sampai -1oC.
d. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu 10oC.
e. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut
Jenis
bahan
Digunakan untuk
3
hari
atau 1 minggu atau 1 minggu atau
makanan
kurang
kurang
lebih
Ikan, udang, dan -5oC sampai 0oC -10oC sampai Kurang dari -10oC
olahanya
-5oC
Telur, susu, dan 5oC sampai 7oC -5oC
sampai Kurang dari -5oC
olahanya
0oC
o
Sayur, buah, dan
10 C
10oC
10oC
minuman
Tepung dan biji
25oC
25oC
25oC
f. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80-90%.
g. Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding, atau
langit langit dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jarak bahan makanan dengan lantai 15cm
2) Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
3) Jarak bahan makanan dengan langit langit 60 cm.
2. Pengawasan hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
Pengawasan dilakukan secara:
a. Internal
Pengawasan dilakukan oleh petugas sanitasi atau petugas penanggung jawab
kesehatan lingkungan rumah sakit. Pemeriksaan parameter mikrobiologi
dilakukan pengambilan sampel makanan dan minuman meliputi bahan
makanan dan minuman yang mengandung protein tinggi, makanan siap
santap, air bersih, alat makanan dan masak serta usap dubur penjamah.
Pemeriksaan parameter kimiawi dilakukan pengambilan sampel minuman
bewarna, makanan yang diawetkan, sayuran, daging, ikan laut.
Pengawasan secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal 2 kali
dalam setahun. Bila terjadi keracunan makanan dan minuman dirumah sakit
maka petugas sanitasi harus mengambil sampel makanan dan minuman untuk
diperiksakan ke laboratorium.
b. Eksternal
Dengan melakukan uji petik yang dilakukan oleh petugas sanitasi Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/ Kota secara insidentil atau mendadak
untuk menilai kualitas.
C. Penyehatan air
1. Persyaratan
a. Kualitas air minum
5
bocor, anti tusuk dan tidak mudah dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya
3) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan
kembali
c. Pewadahan
Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
penggunaan wadah dan label seperti berikut:
b.
c.
d.
e.
1) Pewadahan limbah padat non medis harus dipisahkan dari limbah medis
padat dan ditampung dalam kantong plastic warna hitam.
2) Tempat pewadahan
a) Setiap pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong plastik warna
hitam sebagai pembungkus limbah padat dengan lambang domestik
warna putih.
b) Tempat terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap
air, dan mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian
dalamnya, misalnya fiberglass.
c) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori
tangan.
d) Terdapat minimal 1 buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan.
e) Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus
diangkut supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau
binatang pengganggu.
Pengumpulan, penyimpanan, dan pengangkutan
Pengumpulan dan pengangkutan limbah padat non medis menggunakan troli
tertutup, limbah padat di bawa ke penampungan sementara.
Pengolahan limbah padat
Upaya untuk mengurangi volume, mengubah bentuk atau memusnahkan
limbah padat dilakukan pada sumbernya. Limbah yang masih dapat
dimanfaatkan hendaknya dimanfaatkan kembali untuk limbah padat organic
dapat diolah menjadi pupuk.
Lokasi pembuangan limbah padat akhir
Limbah padat umum (domestik) dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang
dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), atau badan lain sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
3. Limbah cair
a. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan system saluran tertutup,
kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan
saluran air hujan.
b. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau
bersama sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi
persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau system pengolahan
air limbah perkotaan.
c. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan.
d. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ ditutup dengan grill.
e. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah diinstalasi pengolahan
air limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai kebutuhan
yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.
9
f. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair yang mengandung atau terkena zat
radioaktif, pengelolaanya dilakukan sesuai ketentuan BATAN. (Badan Tenaga
Nuklir Nasional)
g. Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan
radioaktif yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan.
h. Prosedur pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit Griya waluya
1) Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan medis di ruang OK besar/kecil,
ruang VK, ruang dapur dan cucian dan dibuang lewat saluran air menuju
ke mesin IPAL (instalasi pembuangan air limbah)
2) Limbah cair dari saluran saluran kemudian masuk dan diolah oleh 4 bak
equalisasi
3) Kemudian limbah cair dari bak equalisasi disedot dengan pompa menuju
tabung reactor biofilter untuk diolah kembali
4) Setelah dari reactor biofilter kemudian limbah cair masuk ke post clarifier
fungsinya untuk memisahkan kotoran yang terikut.
5) Hasil terakhir dari pengolahan limbah cair dari IPAL keluar di kolam yang
ada ikan nya untuk deteksi awal mutu output setelah pengolahan
4. Limbah gas
a. Monitoring limbah gas berupa NO2, SO2, logam berat, dan dioksin dilakukan
minimal 1 kali setahun
b. Suhu pembakaran minimum 1000oC untuk pemusnahan bakteri pathogen,
virus, dioksin dan mengurangi jelaga.
c. Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu
d. Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi
gas oksigen dan dapat menyerap debu.
E. Pengelolaan tempat pencucian linen
1. Persyaratan
a. Suhu air panas untuk pencucian 70oC dalam waktu 25 menit atau 95oC dalam
waktu 10 menit
b. Penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian yang ramah
lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan.
c. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung
6x103 spora spesies Bacilus per inci persegi.
2. Perlakuan terhadap linen
a. Pengumpulan
1) Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan
memasukan linen kedalam kantong plastik sesuai jenisnya.
2) Menghitung dan mencatat linen diruangan.
b. Penerimaan
1) Linen ditimbang
2) Mencatat linen yang diterima dan telah terpisah antara infeksius dan non
infeksius.
3) Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya
c. Pencucian
10
Kategori
Radioaktif
Warna container/
kantong plastik
Merah
Sangat Infeksius
Kuning
Limbah infeksius,
patologi dan anatomi
Kuning
Lambang
Keterangan
Kantong boks
timbale dengan
symbol
radioaktif
Kantong plastik
kuat anti bocor,
atau dapat
disterilisasi
dengan otoklaf
Plastic kuat dan
anti bocor atau
container
12
Sitotoksik
Ungu
Coklat
Container kuat
dan anti bocor
Kantong plastic
atau kontainer
13