Anda di halaman 1dari 8

Penyehatan Makanan dan

Minuman di Rumah Sakit


Penyehatan Makanan dan Minuman
Adalah upaya pengendalian faktor-faktor kontaminan (kuman, bahan
aditif) yang berasal dari proses penanganan makanan dan minuman,
sehingga tidak menjadi mata rantai penularan penyakit.
Persyaratan Sanitasi Makanan dan Minuman
1. Jumlah kuman E-coli pada makanan jadi harus 0/gram sampel
makanan dan pada minuman jumlahnya harus 0/100 ml sampel
minuman.
2. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman,
sebanyak-banyaknya 100/cm2 permukaan dan tidak ada kuman E-coli.
3. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih
dari 65,50 C atau dalam suhu dingin kurang dari 40 C. Makanan yang
disajikan lebih dari 6 jam disimpan dalam suhu -50 C sampai -10 C.
4. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu ± 100 C.
Upaya Penyehatan Makanan
1. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang di produksi
2. Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan
3. Keamanan terhadap penyediaan air
4. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran
5. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses
pengolahan penyajian dan penyimpanan
6. Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan
Standar Baku Mutu dan Persyaratan
Kesehatan Makanan Siap Saji
Pengelolaan makanan siap saji di rumah sakit merupakan pengelolaan
jasaboga golongan B sesuai dengan PMK Nomer 7 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Lingkungan RS. Jasa boga golongan B adalah jasa boga yang
melayani kebutuhan khusus untuk rumah sakit, asrama jemaah haji,
asrama transito, pengeboran lepas pantai, perusahaan serta angkutan
umum dalam negeri dengan pengolahan yang menggunakan dapur
khusus dan mempekerjakan tenaga kerja.
Persyaratan Kesehatan Air
Secara kuantitas, rumah sakit harus menyediakan air minum minimum
5 liter per tempat tidur per hari. Dengan mempertimbangkan
kebutuhan ibu yang sedang menyusui, penyediaan volume air bisa
sampai dengan 7,5 liter per tempat tidur perhari.
Dilakukan Kegiatan Pengawasan Kualitas Air
Paling Sedikit Melalui:
1. Surveilans dengan melaksanakan lnspeksi Kesehatan Lingkungan
terhadap sarana dan kualitas air minum minimal 2 (dua) kali setahun.
2. Melakukan analisis risiko terhadap hasil inspeksi kesehatan
lingkungan dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air.
4. Uji laboratorium dengan pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan
sampel air.
Kualitas Air Dilakukan Pemeriksaan Dengan
Ketentuan Sebagai Berikut:
 Pengambilan sampel air minum dilakukan pada air minum hasil
olahan unit/alat pengolahan air yang diperuntukkan untuk pasien dan
karyawan.
 Sampel air minum juga diambil pada unit independen/penyewa di
rumah sakit seperti restoran/kantin.

Anda mungkin juga menyukai